Makalah Penyakit Kopi
Makalah Penyakit Kopi
Makalah Penyakit Kopi
A. Latar Belakang
Penyakit tanaman kopi dibagi atas penyakit yang disebabkan oleh jamur, yaitu
karat daun, bercak daun, jamur upas, jamur akar, kanker belah, penyakit rebah
batang, dan penyakit yang disebabkan oleh nematoda. Pengendalian terhadap
hama dan penyakit tanaman kopi dilakukan bertujuan menekan perkembangan
populasi hama dan patogen agar tidak merugikan secara ekonomis dan
meningkatkan ketahanan tanaman. Komponen pengendalian antara lain
penggunaan varietas tahan, kultur teknis, biologi/hayati, pestisida 2 sintetik, dan
nabati. Upaya pengendalian dapat dilakukan secara tunggal maupun terpadu
antara beberapa komponen yang kompatibel dan sesuai dengan lingkungan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
mempelajari penyakit pada tanaman kopi.
PEMBAHASAN
A. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur
1. Karat Daun (Hemileia vastatrix)
a. Bioekologi dan Gejala Penyakit
Penyakit karat daun disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix B et Br,
merupakan penyakit penting pada tanaman kopi di dunia yang menyerang
Arabika maupun Robusta. Penyakit ini sudah ditemukan di Indonesia sejak
tahun 1876, yang merusak sebagian besar perkebunan kopi Arabika. Upaya
pengendalian dilakukan dengan merehabilitasi kopi Arabika dengan Robusta,
namun penyakit ini masih menjadi masalah di seluruh wilayah penghasil kopi
di Indonesia dan dapat menurunkan produksi 20–70%. Penyakit ini
menyerang tanaman kopi di pembibitan maupun tanaman dewasa.
Gejala penyakit karat daun dapat dilihat pada permukaan atas dan bawah
daun, ditandai dengan bercak kuning-jingga seperti serbuk (powder). Daun
yang terinfeksi timbul bercak kuning, kemudian berubah menjadi cokelat.
Jika diamati pada bagian bawah daun tampak bercak yang awalnya berwarna
kuning muda, selanjutnya berubah menjadi kuning tua, pada bagian tersebut
akan terlihat jelas tepung yang berwarna oranye atau jingga. Tepung 24
tersebut adalah uredospora jamur H. vastatrix. Gejala lanjut pada daun tampak
bercak cokelat saling bergabung, menjadi lebih besar, kemudian mengering,
dan gugur. Pada serangan berat mengakibatkan hampir seluruh daun gugur
sehingga tanaman akan kelihatan gundul.
(A) (B)
(C) (D)
Gejala penyakit karat daun: (A) tanaman kopi terserang karat daun, (B)
gugur daun, (C) dan (D) morfologi uredospora H. vastatrix (Sumber: Rita
Harni dan Widi Amaria)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit adalah
lingkungan, yaitu suhu, kelembapan udara, curah hujan, dan A B C D 25 sinar
matahari. Suhu optimum untuk perkembangan penyakit adalah 21–25°C, suhu
di atas 15°C sekitar tanaman kopi dapat menghambat perkembangan
penyakit. Hujan berperan dalam meningkatkan kelembapan sehingga sesuai
untuk perkecambahan uredospora dan penyebaran jamur H. vastatrix. Sinar
matahari langsung menyentuh permukaan daun, menghambat proses
perkecambahan uredospora dan memperpanjang periode inkubasi penyakit
karat daun. Penyebaran uredospora dapat melalui hujan, dan angin, serangga
seperti jenis thrips, burung, dan manusia.
b. Pengendalian
• Penggunaan varietas tahan. Beberapa klon kopi yang tahan terhadap
penyakit karat daun sudah ditemukan di antaranya S795 dan USDA762.
• Kultur teknis meliputi: penyiangan, pemupukan, pemangkasan, dan
pengelolaan naungan. Pengendalian dengan kultur teknis jika dilakukan
dengan benar dapat menurunkan intensitas serangan karat daun.
• Fungisida nabati yang sudah dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit
karat daun adalah ekstrak biji mahoni dengan konsentrasi 0,1–0,2% efektif
menekan penyakit karat daun.
• Fungisida kimia yang digunakan untuk pengendalian karat daun biasanya
berbahan aktif tembaga, seperti tembaga oksida, tembaga khlorida, tembaga
hidroksida, atau tembaga sulfat yang 26 dibuat bubur bordo. Tembaga efektif
dalam mengendalikan karat daun kopi, namun aplikasinya lebih baik sebelum
terjadinya infeksi pada daun atau disebut dengan tindakan preventif. Dampak
penggunaan fungisida ini jika berlebihan maka akan terakumulasi di dalam
tanah, dapat meracuni tanaman dan organisme lain pada lingkungan tersebut.
Fungisida berbahan aktif tembaga (kontak), misalnya Nordox, Kocide,
Cupravit, Dhitane diaplikasikan dengan konsentrasi 0,3%, interval 2 minggu,
sedangkan fungisida berbahan aktif triadimefon (sistemik), yaitu Bayleton,
Anvil, Tilt dapat diaplikasikan dengan konsentrasi 0,1%, satu/dua kali
aplikasi.
(A) (B)
Gejala serangan penyakit: (A) jamur akar cokelat dan (B) jamur akar
putih. (Sumber: Sukamto dan Rita Harni)
c. Pengendalian
• Sanitasi dengan membongkar tanaman yang sakit bersama akar-akarnya
sampai bersih, kemudian dibakar.
• Fungisida dioleskan pada pangkal batang/akar tanaman sakit atau sebagai
tindakan preventif dapat menggunakan agens hayati Trichoderma sp.
• Membuat parit isolasi sedalam 60–90 cm, untuk mencegah penyebaran pada
tanaman disekitarnya.
• Pengendalian juga dapat menggunakan belerang atau kapur 300 g/ pohon.
6. Penyakit Rebah Batang (Rhizoctonia solani)
a. Bioekologi dan Gejala Penyakit Penyakit rebah batang/rebah kecambah
/damping off pada tanaman kopi disebabkan oleh Rhizoctonia solani. Jamur
ini dapat memproduksi struktur bertahan berupa sklerotia dan juga mampu 39
bertahan hidup sebagai miselium dengan cara saprofit, yakni mengkolonisasi
bahan-bahan organik tanah. Tingginya kelembapan tanah dan kelebihan air
saat pembibitan dapat memicu perkembangan penyakit ini.
Gejala pada pangkal batang yang sakit mula-mula terjadi memar,
kemudian busuk dan akhirnya mengering sehingga batang tampak berlekuk.
Penyakit ini dapat terjadi pada bibit yang masih dalam stadium serdadu,
stadium kepel, atau yang sudah berdaun beberapa pasang tetapi batangnya
masih lunak. Serangan dalam stadium serdadu dan stadium kepel dapat
mematikan bibit, sedangkan pada bibit yang batangnya sudah mengeras
hanya dapat menghambat pertumbuhan.
Agrios, G.N. (2005). Plant pathology (p. 922). Fifth Edition. USA: Elsevier
Academic Press
Amaria, W., & Harni, R. (2012). Penyakit karat daun dan pengendaliannya.
In Bunga Rampai: Inovasi teknologi tanaman kopi untuk perkebunan
rakyat. Sukabumi: Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri..
Oleh :
1710253021
KELAS PROT A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019