Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Proposal Ronde Keperawatan Kelompok 3 (Sia)

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA


PASIEN Ny. M DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
PENURUNAN CURAH JANTUNG PADA DIAGNOSA
MEDIS HIPERTENSI HEART DISEASE (HHD)
DI RUANG ASTER 5 RSUD dr. MOEWARDI

Di susun oleh :

Ade Kartini P. SN 182001 Listya Aryanti SN182058


Aris Dwiyanto SN 182014 Melynda Serasita .P SN182061
Chanda Jati .K SN182021 Mukh. Bahtiyar .R SN182064
Erina Wahyu. S SN182033 Suuwarti SN1020
Ernawati SN182036 Venny Wirani .S SN182087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019/2020
PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN
RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. M
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PENURUNAN PERFUSI JARINGAN
PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI HEART DISEASE
(HHD) DI RUANG ASTER 5 RSUD DR. MOEWARDI

Topik : Asuhan Keperawatan dengan masalah keperawatan pada Ny. M


Sasaran : Pasien dan Keluarga Ny. M
Waktu : 30 menit
Hari/ tanggal : Jumat, 29 November 2019

1. Tujuan
A. Tujuan umum :
Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi
B. Tujuan khusus:
1) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berasal dari masalah klien
2) Meningkatkan pola pikir sistematis
3) Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan ketua tim dan
keluarga klien
4) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
keperawatan

2. Materi :
A. Konsep dasar penyakit Hipertensi Heart Disease (HHD)
1) DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya
diatas 90 mmHg (Somantri, 2008).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara
95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105
dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg
atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Paula, 2009).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2008).
Hipertensi Heart Disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan
untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left
ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner,
dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan
darah, baik secara langsung maupun tidak langsung (Morton, 2012).

2) ETIOLOGI
Menurut Oman (2008), hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat
dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya. Meskipun hipertensi primer belum diketahui
dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah :
a) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat.
b) Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan).
c) Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah:
a) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr).
b) Kegemukan atau makan berlebihan.
c) Stress.
d) Merokok.
e) Minum alcohol.
f) Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh
penyakit lain.
1) Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor.
2) Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,
Emboli kolestrol, Vaskulitis.
3) Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme.
4) Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB.
5) Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.

Menurut Mansjoer (2008), penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut


usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi
karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

3) KLASIFIKASI
Menurut Oman (2008), secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan
sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National
Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “
sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg Diastolik(mm
) Hg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat >210 >120
berat)
4) MANIFESTASI KLINIS
Menurut Alsagaff (2008), manifestasi klinis pada hipertensi dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a.Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b.Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.

5) PATOFISIOLOGI
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi
ventrikel kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap
tahanan pembuluh darah perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang
menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan
diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi system renin-angiotensin-
aldosteron (RAA) belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi
pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab
hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis primer.
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus
(konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat
tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada
stadium selanjutnya, karena penyakir berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak
teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas
pada jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio
antara massa dan volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir.
Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa
(penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat
sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk fungsi
mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit
jantung koroner.
Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner
juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahan-
perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan erat
dengan derajat hipertrofi otot jantung. Ada 2 faktor utama penyebab
penurunan cadangan aliran darah koroner, yaitu :
a. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot
polos pembuluh darah resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels)
seluruh badan. Kemudian terjadi retensi garam dan air yang
mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini dan
mengakibatkan tahanan perifer;
b. Hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan
kepiler per unit otot jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan
jarak difusi antara kapiler dan serat otot yang hipertrofik menjadi factor
utama pada stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.
Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit,
meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan
aktifitas mekanik ventrikel kiri (Chang, 2009).
Pathway

Genetik Respon neurologi terhdp


stress
Kurang terpajang
Stress lingkungan informasi

Insulin
Kebiasaan hidup Obesitas meningkat Kurang
pengetahuan

Merokok, Hipertensi
alkohol, konsumsi primer
ANSIETAS
garam berlebihan

Hipertrofi ventrikel
Elastisitas dinding aorta
kiri
menurun, katub jantung
Usia lanjut menebal dan kaku, Terbatasnya aliran darah
kemampuan memompa koroner
darah menurun, hilangnya
elastisitas pembuluh
Iskemia
darah, meningkatnya
miokard
resistensi pembuluh darah
perifer. PENURUNAN CURAH
Hipertensi JANTUNG
sekunder
Saraf stroke,
ensephalitis, SGB Kurangnya suplai oksigen
Peningkatan
ke jaringan
vaskuler serebral
Ginjal:
glomurulonefritis,
piolenefritis, nekrosis
Kelemahan umum
Vaskular: arteroklerosis, NYERI
hiperplasia, trombosis,
aneurisma, emboli INTOLERANSI
kolesterol, vaskulitis Suplai darah ke AKTIVITAS
otak menurun
Kelainan, DM,
(Chang, 2009)
hipertiroidisme,
RESIKO
hipotiroidisme
KETIDAKEFEKTIFAN
PERFUSI JARINGAN
OTAK
6) PENATALAKSANAAN
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua
kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan
pengobatan penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang
dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik
dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit diatas. Berbagai macam
strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi menurut Oman (2008), yaitu :
a. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa
memperbaiki keadaan LVH. Beberapa diet yang dianjurkan, yaitu :
1) Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah
garam dapat menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.Dengan pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai
anti hipertensi.Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50–100 mmol
atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
2) Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi
mekanismenya belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric
oxide pada dinding vascular.
3) Diet kaya buah dan sayur.
4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung
koroner.
5) Tidak mengkomsumsi Alkohol.
b. Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan
jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel,
vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga
teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat
dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
c. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan
(1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan
menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena
umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung
simpatomimetik, sehingga dapat meningkatan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi
aritmia. Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan
MAO yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya
dengan obat antihipertensi.
d. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat
menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide,
beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel
blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator
seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau
lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.

7) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun pemeriksaan penunjang pada Leukemia secara umum :
a. Tes darah – laboratorium akan memeriksa jumlah sel – sel darah.
Leukimia menyebabkan jumlah sel–sel darah putih meningkat sangat
tinggi, dan jumlah trombosit dan hemoglobin dalam sel–sel darah
merah menurun. Pemeriksaan laboratorium juga akan meneliti darah
untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda kelainan pada hati atau ginjal.
b. Digunakan untuk mengetahui kadar Hb-Eritrosit, leukosit dan
trombosit.

- Hb rendah < 10 g/100 ml


(N: dewasa: Pria 13,5-18 g/dl, wanita 12-16 g/dl; anak: 6 bln-1 th
10-15 g/dl, 5-14 th 11-16 g/dl)
- Trombositopenia < 50.000/mm
- Leukosit meningkat dapat lebih dari 200.000/mm3, normal
atau menurun, kurang dari 1000/mm
 Apusan Darah Tepi
Digunakan untuk mengetahui morfologi sel darah berupa bentuk,
ukuran, maupun warna sel-sel darah, yang dapat menunjukkan kelainan
hematologi.

3. Metode :
A. Diskusi
4. Media :
A. Makalah
5. Kegiatan ronde keperawatan
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksan Kegiatan Tempat
a pasien
1 hari Pra Pra Ronde: Kepala Ruang
sebelum ronde 1. Menentukan kasus Ruangan : Kepala
ronde & topik Suwarti
2. Menentukan Tim
ronde
3. Informed Consent
4. Membuat Pra
planning
5. Diskusi
6. Mencari Sumber
Literatur
5 menit Ronde Pembukaan: Perawat - Nurse
1. Salam pembuka Primer Station
2. Memperkenalkan
(PP) :
tim ronde
Ade
3. Menyampaikan
Kartini P
identitas dan masalah
pasien
4. Menjelaskan tujuan
ronde
10 Menit 1. Penyajian masalah PP(Ade Nurse
2. Memberi salam dan
Kartini P) Station
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
ronde
3. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan klien
4. Menjelaskan
masalah klien dan
rencana tindakan yang
telah dilaksanakan dan
menetapkan prioritas yg
perlu didiskusikan
1. Validasi data Tim Mendengarka Kamar
2. Mencocokkan dan
15 Menit Ronde n Pasien
menjelaskan kembali
data yg telah
disampaikan
3. Diskusi antar
anggota tim (Karu, PP,
DPJP, Ahli Gizi dan
Perawat Asosiate)
tentang masalah
keperawatan
5 menit Pasca 1. Evaluasi dan Karu, Nurse
ronde rekomendasi intervensi supervisor Station
keperawatan , Tim
2. Penutup
Ronde

6. Pengorganisasian :
a. Supervisor :
1. Purwanti, S.Kep.,Ns
2. Anita Istiningtyas S. Kep., Ns., M. Kep
b. Kepala ruang : Suwarti
c. Perawat Primer : Ade Kartini P
d. PA :
1) Aris Dwiyanto
2) Chanda Jati K
3) Erina Wahyu S
4) Ernawati
5) Listya Aryanti
6) Melynda Serasita P
7) Mukhammad Bahtiyar Rifai
8) Venny Wirani S

Anda mungkin juga menyukai