Ilmu Ukur Kayu Wildan
Ilmu Ukur Kayu Wildan
Ilmu Ukur Kayu Wildan
Oleh :
Wildani Syahri Ramadhan
1610611310050
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
ILMU UKUR KAYU
Ilmu ukur kayu dikenal secara umum sebagai ilmu ukur hutan. Henri S.
Groves (1960) dalam Anonimus (2011) mengartikan ilmu ukur hutan
sebagai suatu ilmu yang mempelajari volume kayu (log), pohon dan
tegakan serta mempelajari hasil dan pertumbuhan hutan. Setelah perang
dunia ke II berkembang penerapan teori statistik menggunakan
komputer, sehingga ilmu ukur kayu mengikuti perkembangan tersebut
dan para ilmuwan ukur kayu pun mengikutinya dengan mempelajari
dasar-dasar matematika seperti kalkulus, analisis system, dan operasi
riset untuk mendukung aplikasi dalam ilmu ukur kayu.
Mata kuliah ilmu ukur kayu merupakan mata pelajaran yang masuk ke
dalam kelompok C2 yang menjadi dasar keempat program keahlian.
Oleh sebab itu, tidak ada prasyarat untuk mempelajari mata pelajaran
ilmu ukur kayu. 1. Pengukuran Pengukuran adalah pengamatan yang
dilakukan dengan pengukuran secara langsung menggunakan alat ukur
tertentu dan dilakukan terhadap seluruh obyek yang diamati.
pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur tertentu
tetapi hanya dilakukan terhadap sebagian obyek yang diamati. Obyek
yang diamati disebut populasi sedang bagian dari obyek yang diamati
disebut sampel (contoh). Jika populasinya adalah pohon- pohon dalam
hutan, maka sampelnya berupa kumpulan pohon yang terdapat di dalam
petak ukur (PU). Petak ukur dapat berbentu klingkaran, bujur sangkar,
segi empat ataupun jalur. Penafsiran dilakukan dengan beberapa cara.
a. Sampling Error
Alat.
materi yang dibahas dalam buku teks bahan ajar ini adalah pengukuran
a. Pengukuran Kayu
Ilmu ukur kayu dikenal secara umum sebagai ilmu ukur hutan. Henri S.
b. Pengukuran Dimensi
Volume batang (biasa dinyatakan dalam m3) pada dasarnya adalah hasil
perkalian dimensi pohon yang diukur (diameter atau keliling, dan tinggi
atau panjang). Dengan demikian, volume batang bukanlah salah satu
dimensi dari dimensi pohon yang diukur walaupun volume batang pohon
dapat diukur secara langsung dengan menggunakan alat ukur Xylometer.
Terdapat dua cara mengukur dimensi pohon, baik pohon berdiri maupun
pohon rebah, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
(1) P e n g u k u r a n l a n g s u n g ( d i r e c t m e a s u r e m e n t) .
(2) P e n g u k u r a n t i d a k l a n g s u n g ( e s t i m a t e / p e n a k s i r
an).
d. Satuan Ukuran
(1) Sistem Satuan Ukuran Asy’ari dkk. (2012) membagi sistem satuan
ukuran yang digunakan secara umum di dunia ke dalam dua kelompok
sistem satuan ukuran,
yaitu :
c. Pengukuran Diameter
(b) Pada kebanyakan jenis pohon ketinggian setinggi dada bebas dari
pengaruh banir.
(2) Luas bidang dasar (Lbds) Asy’ari dkk. (2012) di dalam bukunya
telah menerangkan rumus maupun perhitungan luas bidang dasar (luas
penampang lintang) batang pohon. Perumus maupun perhitungan luas
bidang dasar pada prinsipnya mengacu ukuran diameter, tetapi
kenyataannya di lapangan umumnya perhitungan luas bidang dasar
menggunakan ukuran keliling.Oleh karena itu, penjelasan tentang
diameter tak dapat dipisahkan dengan keliling. Mengapa?
Istilah luas bidang dasar (Lbds) dalam pengukuran kayu digunakan pada
saat melakukan pengukuran pohon berdiri, sedangkan istilah luas
penampang melintang (Lspl) digunakan jika batang tersebut sudah
direbahkan (ditebang) atau istilah ini dikenal dengan luas bontos (LB).
Terkait dengan perhitungan volume batang, maka kedua rumus tersebut
diubah atau disesuaikan dengan menyamakan satuan ukuran, yaitu dari
cm menjadi meter. Sehingga rumus dasar Lbds di atas diubah menjadi
rumus terapan yang siap pakai.