Solidaaaaaaaaaa
Solidaaaaaaaaaa
Solidaaaaaaaaaa
TUJUAN
- Untuk mengetahui dan memahami cara membuat formulasi sediaan
tablet dari suatu zat yaitu Eperisone HCl dengan cara granulasi basah
A. DASAR TEORI
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak
dalam bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata
atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.
Persyaratan yang harus dipenuhi tablet agar layak dikonsumsi adalah
sebagai berikut :
- Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif
merupakan bagian terbesar dari tablet dan cukup mewakili
keseragaman kandungan. Keseragaman bobot bukan merupakan
indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif
merupakan bagian terkecil dari tablet. (Syamsuni, 2007)
- Uji kekerasan
Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan dengan gaya
kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambahkan, maka
kekerasan tablet meningkat sedangkan ketebalan tablet
berkurang. Selain itu metode granulasi juga menentukan
kekerasan tablet. (Lachman, 1994)
- Uji keregasan
Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet adalah dengan
mengukur keregasannya. Gesekan dan goncagan merupakan
penyebab tablet menjadi hancur. (Ansel, 1989)
- Waktu hancur
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu
hancur yang ditetapkan pada masing – masing monografi. Pada
pengujian waktu hancur, tablet yang dinyatakan hancur jika tidak
ada bagia tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang
berasal dari zat penyalut. (Syamsuni, 2007)
- Disolusi
Disolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat dari
bentuk padat ke dalam larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan
untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terlarut dan
memberikan efek terapi didalam tubuh. (Syamsuni, 2007)
- Penetapan kadar zat aktif
Penetapan kadar zat aktif bertuuan untuk mengetahui apakah
kadar zat aktif yang terkandung didalam suatu sediaan sesuai
dengan yang tertera. (Syamsuni, 2007)
Pada umumnya tablet mengandung zat aktif dan bahan pengisi,
bahan pengkat, desintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung
bahan pewarna yang di izinkan, dan bahan penolong lainnya.
Tinjauan Fisikokimia
Nama Obat : Epirisone HCl
Pemerian : Serbuk putih kristalin.
Penggunaan : Relaksasi pada otot.
(Japanese Pharmacopoeia, 2011 hal 781)
Rumus Molekul : C17H25NO. HCl
Berat Molekul : 295,85
Kelarutan : mudah larut dalam air, methanol dan asam
asetat.
Larut dalam etanol
Kandungan : 98,5 % - 101,0 %.
Titik Leleh : 1670 C.
Kadar abu : Tidak lebih dari 0,2 % (1 gram)
Penyimpanan : Wadah yang tertutup rapat.
Penggunaan : Relaksan pada otot.
(Japanese Pharmacopoeia, 2011 hal 781)
- Eksipien
1) Avicel
Pemerian : Berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, bubuk kristal
terdiri dari partikel berpori
Titik leleh : 260- 270oC
Kelarutan : Sukar larut dalam 5% w/v larutan NaOH, praktis tidak
larut dalam air, larut dalam asam dan pelarut organik
Stabilitas : Stabil apabila disimpan dalam wadah tertutup rapat,
sejuk, dan kering.
Kegunaan : Pengikat
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th Ed, 2009, hal 129)
2) Strach
Pemerian : Serbuk putih hingga hampir putih, tidak berbau dan tidak
berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (96%) dingin dan dalam
air dingin, menjadi larut dalam air panas di atas
temperatur gelatinisasi, larut sebagian dalam
dimetilsulfoksida dan dimetilformamida.
Inkompatibilitas : Pati inkompatibel dengan zat-zat oksidator kuat.
Stabilitas : Pati kering stabil apabila dilindungi dari kelembaban yang
tinggi, dianggap inert secara kimia maupun mikrobiologi
dalam kondisi penyimpanan normal, larutan/pasta pati
tidak stabil secara fisika dan dapat dimetabolisme oleh
mikroorganisme sehingga harus disiapkan segar untuk
metode granulasi basah, harus disimpan di dalam wadah
kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.
Fungsi dan Konsentrasi yang dibutuhkan : Sebagai pengikat untuk
granulasi basah dalam bentuk pasta (3% - 20%) dan
sebagai disintegran tablet (3% - 25%).
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th Ed, 2009, hal 685)
3) Magnesium Stearat
Pemerian : Serbuk teraba dengan kerapatan rendah yang sangat
halus, berwarna putih terang, diendapkan atau digiling,
memiliki bau stearat yang samar dan rasa yang khusus.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan
air; sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol hangat
(95%).
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan asam kuat, basa kuat, dan
garam logam, hindari dari pencampuran dengan
pengoksidasi kuat, tidak bisa digunakan dalam produk
yang mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan
kebanyakan garam alkaloid.
Stabilitas : Magnesium stearat stabil dan harus disimpan dalam
wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering.
Fungsi dan Konsentrasi yang Dibutuhkan : Sebagai lubrikan dalam
pembuatan kapsul maupun tablet (0,25% - 5%)
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th Ed, 2009, hal 404)
4) Talkum
- Pemerian : Serbuk kristal yang sangat halus, putih hingga putih
keabu-abuan, tidak berbau, mudah menempel pada permukaan
kulit dan terasa lembut.
- Kelarutan : Praktis tidak larut dalam asam dan basa encer, pelarut
organik, dan air.
- Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan komponen atau senyawa
amonium kuartener.
- Stabilitas : Talkum adalah zat yang stabil dan bisa disterilkan pada
suhu 1600C dalam waktu tidak kurang dari 1 jam, disimpan dalam
wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering.
- Fungsi dan Konsentrasi yang Dibutuhkan : Sebagai glidan dan
lubrikan tablet (1% - 10%).
(Handbook of Pharmaceutical Exipients 6th Ed, 2009, hal 728)
5) PVP
- Pemerian : Serbuk sangat halus, berwarna putih serta krem tidak
atau hampir tidak berbau, higroskopis
- Kelarutan : Larut dalam asam, iodoform, etanol, keton, metanol,
dan air. Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak
- Stabilitas : stabil pada suhu 110 - 130°C. Mudah terurai dengan
adanya udara dari luar, dapat bercampur dengan air, stabil bila
disimpan di tempat kering
- Kegunaan : Pengikat
6) Etanol
- Rumus molekul : C2H5OH
- Titik Ddidih :78,4°C
- Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak, bau khas rasa panas, mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap
- Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
kloroform
D. Tinjauan Farmakologi
Golongan Obat Berdasarkan Farmakologi Terapi
Berdasarkan farmakoterapi, Epirisone HCl merupakan obat
antispasmodik golongan baru dimana obat ini termasuk kedalam
agen antikolinergik. Obat ini menunjukkan mampu memberikan
efek sebagai relaksan otot rangka dan vasodilator karena bekerja
pada sistem saraf pusat dan pada otot polos pembuluh darah
sehingga menunjukkan berbagai efek seperti pengurungan
myotina, perbaikan sirkulasi dan mengurangi rasa sakit
(Viveksarathi, et al, 2012).
Indikasi
1) Paralisis spastis yang di sebabkan penyakit seperti :
- Penyakit serebrovaskular, paralisis spastis spinal, spondilosis
serviks.
- Sekuele atau gejala sisa pasca operasi (termasuk tumor
serebrospinal).
- Sekuele atau gejala sisa trauma (trauma spinal, trauma kepala)..
- Sklerosis amiotropik lateral, infantile cerebral palsy, degenerasi
spino serebelar.
- Gangguan vaskularisasi spinal dan ensefalomielopati.
2) Mengobati gejala-gejala miotonik yang berhubungan dengan
penyakit sindroma servikal periartritis pada bahu dan sakit
pinggang.
(MIMS, 2015).
Formula :
R/ Eperisone HCl 50mg