Hubungan Peran Kader TB Dalam Investigasi Kontak
Hubungan Peran Kader TB Dalam Investigasi Kontak
Hubungan Peran Kader TB Dalam Investigasi Kontak
Skripsi
Oleh:
YUYUS FEBSYNA FERONIKA
NIM. 1911012015
Latar Belakang
Penyakit tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
TB paru, namun dapat juga menyerang organ lain seperti meningens, ginjal, tulang, usus,
pleura, alat kemih dan saluran kencing serta nodus limfe yang disebut dengan TB ekstra
Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC (CI 8,8 juta – 12,
juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan insiden
kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan. Sebagian besar
estimasi insiden TBC pada tahun 2016 terjadi di Kawasan Asia Tenggara (45%) dimana
Indonesia merupakan salah satu di dalamnya dan 25% nya terjadi di kawasan Afrika.
Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017.
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 menempati ururan kedua di Indonesia dalam
jumlah penemuan penderita tuberkulosis. Jumlah penemuan kasus baru BTA + sebanyak
26.152 kasus (CNR = 67/100.000 penduduk) dan jumlah penemuan semua kasus TB
sebanyak 54.811 kasus ( CNR = 139/100.000 penduduk atau CDR = 46%), target CNR
semua kasus yang ditetapkan oleh Kemenkes RI tahun 2017 sebesar 185/100.000
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB. Upaya penemuan kasus TB
perlu melibatkan banyak sektor kesehatan seperti puskesmas, maupun sektor lain seperti
Peran kader secara umum adalah bermitra atau partner kerja untuk mendukung petugas
Bersih dan Sehat (PHBS) dalam upaya penanggulangan TBC, melalui pemberian
melakukan pendampingan.
untuk mendeteksi secara dini kemungkinan adanya kasus lain yang menulari kasus index
atau kasus lain yang tertular oleh kasus index, pada kontak serumah atau kontak erat.
Investigasi kontak juga dilaksanakan pada semua pasien TBC anak, dengan tujuan
Bersama petugas kesehatan melakukan mapping (pemetaan) kasus indeks yang perlu
diinvestigasi, mendata kontak serumah dan kontak erat kasus index, yaitu pasien TBC
sekitar kasus indeks dan menemukan terduga TBC serta merujuk terduga TBC dan
semua kontak anak <5 tahun ke fasyankes , memberikan edukasi tentang TBC secara