Praktikum Kimia
Praktikum Kimia
Praktikum Kimia
Dalam proses pengerjaan tugas ini, kami melakukan berbagai penelitian yang tak lupa
mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga kami mampu menyelesaikan tugas ini
dengan baik. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah laporan praktikum ini, dan
terutama rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Kastaria Panjaitan S.pd, guru
pembimbing mata pelajaran Kimia SMAN 1 BABELAN.
Kelompok kami berharap, makalah laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
menambah pengetahuan dan mempermudah percobaan yang hendak dilakukan.
Akhirnya kelompok kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah laporan praktikum ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat
kurangnya pengetahuan dan pengalaman kelompok kami. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah laporan praktikum ini untuk ke
depannya.
B. WAKTU PENELITIAN
Jumat, 31 Januari 2020
C. LANDASAN TEORI
Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi antara
ion – ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion ( + ) dan ion ( - ) dari garam bereaksi dengan
air membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam pada dasranya merupakan reaksi asam
basa Bronsted-Lowry.
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun
demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis
komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam
lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah.
Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya.
Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi
dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro
yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian).
Ada tiga macam hidrolisis :
1. Hidrolisis parsial / sebagian
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada
hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang
lainnya tidak)
2. Hidrolisis Total
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).
Catatan : garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis
dan bersifat netral.
3. Nonhidrolisis
Nonhidrolisis adalah garam yang dalam air tidak terhidrolisis.
Akibat adanya hidroisis garam terhadap air, garam mempunyai 3 sifat, yaitu :netral,
asam, dan basa. Pengukuran keasaman suatu garam dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas lakmus. Garam adalah hasil reaksi antara asam dengan basa.
Jika suatu garam dilarutkan kedalam air , maka akan teruarai menjadi ion-ionnya. Ion
yang berasal dari asam atau basa lemah akan mengalami hidrolisis menghasilkan H+
atau OH- sehingga larutan garam tersebut dapat bersifat asam atau basa. Adapun ion-
ion yang berasal dari basa atau asam kuat tidak mengalami hidrolisis.
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya. Di dalam air garam ini
mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal
dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini
sama dengan 7.
Contoh :
- Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan
anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan Cl- . Masing – masing ion tidak bereaksi dengan air,
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) → K+(aq) + Cl-(aq)
K+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
Reaksi hidrolisis dari ammonium (NH4+) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini
menghasilkan ion oksonium (H3O+) yang bersifat asam (pH < 7). Secara umum reaksi ditulis :
BH+ + H2O → B- + H3O+
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam
air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat
basa (pH > 7).
Contoh :
- Natrium asetat (CH3COONa) terbentuk dari asam lemah CH3COOH dan basa kuat NaOH.
CH3COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH3COO- dan Na+. Anion CH3COO- berasal
dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedankan kation Na+ berasal dari basa kuat yang tidak
dapat terhidrolisis.
CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO-) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini mengahsilkan
ion OH- yang bersifat basa basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis :
A- + H2O → HA + OH-
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relative asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb).
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah daripada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak
dan larutan bersifat basa.
- Jika Ka > Kb (asam lebih kuat daripada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak
dan larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral
I. KESIMPULAN
1. Sifat larutan garam tergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya.
2. Hidrolisis garam adalah reaksi antara komponen garam yang berasal dari asam atau basa
lemah dengan air.
3. Hidrolisis parsial adalah hidrolisis yang terjadi pada garam yang terbentuk dari asam kuat-
basa lemah atau asam lemah-basa kuat.
4. Garam dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial, larutannya bersifat
asam.
5. Garam dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dan larutannya bersifat
basa.
6. Hidrolisis total adalah hidrolisis yang terjadi pada garam yang terbentuk dari asam lemah-
basa lemah.
7. Garam dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total, sifat larutannya
tergantung pada harga Ka asam dan Kb basa pembentuknya.
8. Garam dalam air akan terurai membentuk kation dan anion seperti dari asam basa
semulanya.
9. Garam bersifat basa karena dalam reaksi menghasilkan ion OH-.
10. Garam bersifat asam karena dalam reaksi menghasilkan ion H+.