Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Praktikum Kimia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


“HIDROLISIS GARAM”

Guru pembimbing : Kastaria panjaitan S,pd


Disusun oleh :
1. Annisa Ajeng Cita Kirana
2. Hikmal Aulia Akbar
3. Keysha Azzahra Mustokoweni
4. Ramadhini Zulfa Alwafia
5. Reza Miftahul Ulum
6. Siti Haya Azzahra
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
kemudahan, dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Makalah Laporan
Praktikum Kimia “HIDROLISIS GARAM” sesuai yang di harapkan.

Dalam proses pengerjaan tugas ini, kami melakukan berbagai penelitian yang tak lupa
mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga kami mampu menyelesaikan tugas ini
dengan baik. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah laporan praktikum ini, dan
terutama rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Kastaria Panjaitan S.pd, guru
pembimbing mata pelajaran Kimia SMAN 1 BABELAN.

Kelompok kami berharap, makalah laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
menambah pengetahuan dan mempermudah percobaan yang hendak dilakukan.

Akhirnya kelompok kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah laporan praktikum ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat
kurangnya pengetahuan dan pengalaman kelompok kami. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah laporan praktikum ini untuk ke
depannya.

Jumat, 31 Januari 2020.


A. TUJUAN
1. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis
2. Menelusuri senyawa pembentukan garam

B. WAKTU PENELITIAN
Jumat, 31 Januari 2020

C. LANDASAN TEORI
Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi antara
ion – ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion ( + ) dan ion ( - ) dari garam bereaksi dengan
air membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam pada dasranya merupakan reaksi asam
basa Bronsted-Lowry.
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun
demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis
komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam
lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah.
Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya.
Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi
dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro
yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian).
Ada tiga macam hidrolisis :
1. Hidrolisis parsial / sebagian
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada
hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang
lainnya tidak)

2. Hidrolisis Total
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).
Catatan : garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis
dan bersifat netral.

3. Nonhidrolisis
Nonhidrolisis adalah garam yang dalam air tidak terhidrolisis.
Akibat adanya hidroisis garam terhadap air, garam mempunyai 3 sifat, yaitu :netral,
asam, dan basa. Pengukuran keasaman suatu garam dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas lakmus. Garam adalah hasil reaksi antara asam dengan basa.
Jika suatu garam dilarutkan kedalam air , maka akan teruarai menjadi ion-ionnya. Ion
yang berasal dari asam atau basa lemah akan mengalami hidrolisis menghasilkan H+
atau OH- sehingga larutan garam tersebut dapat bersifat asam atau basa. Adapun ion-
ion yang berasal dari basa atau asam kuat tidak mengalami hidrolisis.
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya. Di dalam air garam ini
mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal
dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini
sama dengan 7.
Contoh :
- Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan
anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan Cl- . Masing – masing ion tidak bereaksi dengan air,
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) → K+(aq) + Cl-(aq)
K+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah


Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian
(parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan
garam ini bersifat asam, pH < 7.
Contoh :
- Amonium klorida (NH4Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam
basa lemah NH3. HCl akan terionisasi sempurna menjadi H+ dan Cl-sedangkan NH3 dalam
larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH- . Anion Cl- berasal dari asam
kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH4+ berasal dari basa lemah dapat
terhidrolisis.
NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)
Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
NH4+(aq) + H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq)

Reaksi hidrolisis dari ammonium (NH4+) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini
menghasilkan ion oksonium (H3O+) yang bersifat asam (pH < 7). Secara umum reaksi ditulis :
BH+ + H2O → B- + H3O+
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam
air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat
basa (pH > 7).
Contoh :
- Natrium asetat (CH3COONa) terbentuk dari asam lemah CH3COOH dan basa kuat NaOH.
CH3COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH3COO- dan Na+. Anion CH3COO- berasal
dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedankan kation Na+ berasal dari basa kuat yang tidak
dapat terhidrolisis.
CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO-) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini mengahsilkan
ion OH- yang bersifat basa basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis :
A- + H2O → HA + OH-

4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah


Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna)
dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat
bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation
terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh :
- Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah NH3 akan terbentuk garam NH4CN.
HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H+ dan CN- sedangkan NH3 dalam air
terionisasi sebagian membentuk NH4+dan OH- . Anion basa CN- dan kation asam NH4+ dapat
terhidrolisis di dalam air.
NH4CN(aq) → NH4+(aq) + CN-(aq)
NH4+(aq) + H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq)
CN-(aq) + H2O(l) → HCN(aq) + OH-(aq)

Sifat larutan bergantung pada kekuatan relative asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb).
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah daripada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak
dan larutan bersifat basa.
- Jika Ka > Kb (asam lebih kuat daripada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak
dan larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral

D. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Pelat tetes
2. Pipet tetes
3. Kertas lakmus merah
4. Kertas lakmus biru
Bahan :
1. Larutan CH3COONa
2. Larutan NH4CL
3. Larutan NaCL
4. Larutan Na2CO3
5. Larutan KI
6. Larutan Al2(SO4)3
7. Larutan Na3PO4
E. CARA KERJA
1. Siapkan semua larutan
2. Teteskan setiap larutan ke dalam pelat tetes sebanyak 2-3 tetes
3. Uji larutan dengan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru
4. Amati perubahan warna yang terjadi pada kedua lakmus
5. Ulangi pada masing-masing larutan
6. Catat hasilnya dalam tabel pengamatan
F. HASIL PENGAMATAN (TABEL)

No Larutan Lakmus Lakmus Asam Basa Sifat dan


Garam Merah Biru Pembentuk Pembentuk PH
1 CH3COONa Biru Biru CH3COOH NaOH Basa (PH>7)
2 NH4Cl Merah Merah HCl NH4OH Asam (PH<7)
3 NaCl Merah Biru HCl NaOH Netral (PH=7)
4 Na2CO3 Biru Biru H2CO3 NaOH Basa (PH>7)
5 KI Merah Biru HI KOH Netral (PH=7)
6 Al2(SO4)3 Merah Merah H2SO4 Al(OH)3 Asam (PH<7)
7 Na3PO4 Biru Biru H3PO4 NaOH Basa (PH>7)

G. TULISKAN GARAM PEMBENTUK/PENYUSUN (Asam kuat/Asam lemah dan Basa


kuat/Basa lemah)
1. CH3COONa = CH3COOH (Asam lemah) dan NaOH (Basa kuat)
2. NH4Cl = HCl (Asam kuat) dan NH4OH (Basa lemah)
3. NaCl = HCl (Asam kuat) dan NaOH (Basa kuat)
4. Na2CO3 = H2CO3 (Asam lemah) dan NaOH (Basa kuat)
5. KI = HI (Asam kuat) dan KOH (Basa kuat)
6. Al2(SO4)3 = H2SO4 (Asam kuat) dan Al(OH)3 (Basa lemah)
7. Na3PO4 = H3PO4 (Asam lemah) dan NaOH (Basa kuat)

H. PERTANYAAN DAN PEMBAHASAN

 Sebutkan gara,-garam yang bersifat Netral, Asam, dan Basa!


- Netral (NaCl dan KI)
- Asam (NH4Cl dan Al2(SO4)3)
- Basa (CH3COONa, Na2CO3, dan Na3PO4)

 Sebutkan senyawa asam-basa pembentuk garam-garam tersebut beserta jenisnya!


- CH3COONa = CH3COOH (Asam lemah) dan NaOH (Basa kuat)
- NH4Cl = HCl (Asam kuat) dan NH4OH (Basa lemah)
- NaCl = HCl (Asam kuat) dan NaOH (Basa kuat)
- Na2CO3 = H2CO3 (Asam lemah) dan NaOH (Basa kuat)
- KI = HI (Asam kuat) dan KOH (Basa kuat)
- Al2(SO4)3 = H2SO4 (Asam kuat) dan Al(OH)3 (Basa lemah)
- Na3PO4 = H3PO4 (Asam lemah) dan NaOH (Basa kuat)

 Garam apa saja yang mengalami hidrolisis? Sebutkan jenis hidrolisisnya!

1.Larutan garam CH3COONa → Na+ + CH3COO-


Reaksi Hidrolisis :
CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
(Hidrolisis parsial/sebagian)
Dari dua ion yang dihasilakan oleh garam tersebut, hanya ion CH3COO- yang mengalami
hidrolisis, sedangkan ion Na+ tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap NaOH yang terbentuk
akan segera terionisasi menghasilkan ion Na+ kembali. Hidrolisis ini jug adisebut hidrolisis
sebagian. Jadi, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian
dan bersifat basa.
2.Larutan garam NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl- (aq)
Reaksi hidrolisis:
NH4+ (aq) + H2O(l) → NH4OH(aq) + H+ (aq)
Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
( hidrolisis parsial)
Dari kedua ionyang dihasilkan oleh garam tersebut hanya ion NH4+ yang mengalami hidrolisis,
sedangkan Cl- tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap beraksi dengan air, maka ion Cl- akan
menghasilkan HCl yang akan terionisasi kembali menjadi ion Cl-. Hidrolisis ini disebut hidrolisis
sebagian atau hidrolisis parsal sebab hanya sebagian ion yang mengalami reaksi hidrolisis.
Jadi garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian dan
bersifat asam.
3. Larutan garam NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi Hidrolisis :
Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
(Tidak terhidrolisis)
Ion Na+ dan ion Cl- didalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air karena jika
dianggap beraksi dengan air, maka ion Na+ akan menghasilkan NaOH yang akan terionisasi
kembali menjadi ion Na+. Hal ini disebabkan karena Na+ yang merupakan basa kuat yang
terionisasi sempurna dan ion Cl- akan menghasilkan HCl yang akan terionisasi kembali menjadi
ion Cl-. Hal ini disebabkan karena Cl- yang merupakan asam kuat yang terionisasi sempurna.
Kesimpulannya, garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Oleh
karena itu, konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air tidak terganggu, sehingga besifat netral.

4.Larutan garam Na2CO3(aq) → 2Na+(aq) + CO32-(aq)


Reaksi Hidrolisis :
CO32-(aq) + 2H2O(l) → H2CO3(aq) + 2OH-(aq)
2Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
(Hidrolisis parsial/sebagian)
Dari dua ion yang dihasilakan oleh garam tersebut, hanya ion CO32- yang mengalami hidrolisis,
sedangkan ion 2Na+ tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap NaOH yang terbentuk akan segera
terionisasi menghasilkan ion 2Na+ kembali. Hidrolisis ini juga adisebut hidrolisis sebagian. Jadi,
garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian dan bersifat
basa.
5.Larutan garam KI(aq) → K+(aq) + I-(aq)
Reaksi Hidrolisis :
K+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
I-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
(Tidak terhidrolisis)
Kesimpulannya, garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Oleh
karena itu, konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air tidak terganggu, sehingga besifat netral.
6.Larutan garam Al2(SO4)3 → 2Al 3+ + 3SO4 2-
Reaksi Hidrolisis :
2Al 3+ (aq) + H2O(l) → Al(OH)3(aq) + H+(aq)
SO4 2-aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
(Hidrolisis parsial/sebagian)
Dari kedua ionyang dihasilkan oleh garam tersebut hanya ion 2Al 3+ yang
mengalami hidrolisis, sedangkan SO4 2- tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap beraksi
dengan air, maka ion SO4 2- akan menghasilkan H2SO4 2- yang akan terionisasi kembali
menjadi ion SO4 2-. Hidrolisis ini disebut hidrolisis sebagian atau hidrolisis parsal sebab hanya
sebagian ion yang mengalami reaksi hidrolisis. Jadi garam yang berasal dari asam kuat dan basa
lemah akan terhidrolisis sebagian dan bersifat asam.
7.Larutan garam Na3PO4 (aq) → 3Na+(aq) + PO43-(aq)
Reaksi Hidrolisis :
Na+(aq) → Tidak terjadi reaksi
PO43-(aq) + 3H2O(l) → H3PO4 + 3OH-
(Hidrolisis parsial/sebagian)
Hidrolisis ini juga adisebut hidrolisis sebagian. Jadi, garam yang berasal dari asam lemah dan
basa kuat akan terhidrolisis sebagian dan bersifat basa.

I. KESIMPULAN
1. Sifat larutan garam tergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya.
2. Hidrolisis garam adalah reaksi antara komponen garam yang berasal dari asam atau basa
lemah dengan air.
3. Hidrolisis parsial adalah hidrolisis yang terjadi pada garam yang terbentuk dari asam kuat-
basa lemah atau asam lemah-basa kuat.
4. Garam dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial, larutannya bersifat
asam.
5. Garam dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dan larutannya bersifat
basa.
6. Hidrolisis total adalah hidrolisis yang terjadi pada garam yang terbentuk dari asam lemah-
basa lemah.
7. Garam dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total, sifat larutannya
tergantung pada harga Ka asam dan Kb basa pembentuknya.
8. Garam dalam air akan terurai membentuk kation dan anion seperti dari asam basa
semulanya.
9. Garam bersifat basa karena dalam reaksi menghasilkan ion OH-.
10. Garam bersifat asam karena dalam reaksi menghasilkan ion H+.

Anda mungkin juga menyukai