Soal Cerpen&drama
Soal Cerpen&drama
Soal Cerpen&drama
Ibu : Bawa jus jambu saja agar bisa membantu menaikan trombosit.
Ani : Tolong santi, tugasmu membersihkan papan tulis. Aku akan menyapu lantai dulu.
Santi : Baiklah, Ani. Oh, ya. Andi belum datang ?Padahal dia anggota regu piket kita.
Ani : Belum. Mungkin sebentar lagi Andi datang. Kita tunggu saja.
Santi : Itu dia sudah datang. Cepat Andi, tolong bersihkan meja dan bangku dengan
kemoceng !
a. Di ruang kelas
b. Di halaman sekolah
c. Di halaman rumah
d. Di dalam rumah
e. Di ruang guru
Amir : Di, kita berangkat sekolah sekarang.(Amir berdiri di depan pintu, lalu Dodi
mendekat)
Rani : . . .
Ibu : Bagus kamu sudah jujur, sekarang silakan kamu belajar dulu setelah itu temui saya
untuk mengulang tes.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog yang rumpang di atas adalah…
a. Sudahlah.
b. Ya Bu, saya mengaku. Semua saya lakukan karena saya tidak belajar.
Dama : Aku tidak tahu kenapa pindah dan tidak ada masalah denganku.
Dama : Mungkin saat aku kuliah karena saat pulang kamarnya sudah kosong.
Dama : ….
Dama : Sedih dan kecewa, karena dia pindah tidak memberi tahu dan tidak pamit.
Padahaldia yang mengajakku untuk indekos di rumah ini.
B. ke asrama putri
C. ke rumah saudaranya
E. tidak tahu
6. Perhatikan kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 1-4
setibanya pak Usman di restoran kecilsepulang dari sekolah, larasati segera memulai
pembicaraan. “sebelum membicarakan soal diah, saya perlu menjelaskan menggapa saya
tidak mau membicarakan hal ini di sekolah karena saya ingin saya bicarakan adalah
masalah yang harus diselesaikan dengan kacamata kemanusiaan, bukan
kedinasan”“maksud ibu apa?‘ saya khwatir , keinginan bapak untuk menghabisi Diah itu
karena kebencian bapak terhadap saya. Selama ini orang kan tahu saya sangatperhatin
terhadap diah. Dia anak yang lemah pak, sudah mengalami berbagai cobaan hidup, sering
murungkarena menerima beban yang terlalu banyak dalam hidupnya.
E.penakut
7. Karakter tokoh pak Usman dalam kutipan cerpen di atas memiliki sifat…..
A. pendendam
9. Kedudukan tokoh Pak usman dan Larasati dalam kutipan cerpen di atas adalah……
Kelihatan seorang kakek berjalan bersama cucunya seorang gadis belia yang cantik.
Merekaduduk di bawah pohon yang rindang. Gadis itu meminta kakeknya menceritakan
riwayathidupnya, siapa sebenarnya kedua orang tuanya dan di mana mereka sekarang.
Sang kakekterdiam sebentar, kemudian mulailah ia bercerita. “Delapan belas tahun yang
lalu, seorangpemuda kota berjalan-jalan ke desa ini. Ia terpikat gadis cantik bunga desa ini,
dan merekapun menikah. Gadis cantik itu adalah putri kakek satu-satunya.
Latar tempat pada cerita di atas adalah...
B. di perkampungan.
C. di hutan rimba.
D. di jalan pedasaan.
E. di rumah singgah
Dengan tergesa Ersa menaiki bus yang nyaris meninggalkan suasana yang kurang
yamanbaginya. Dari kejauhan terdengan sayup suara “… penumpang bus Gemilang
Asauntuksegera memasuki kendaraan…”. Hati Ersa agak tenang karena dia sudah berada
didalamnya. “Mudah-mudahan sore nanti aku bisa berada di acara itu,” harapnya dalam
hati.
12. Perhatiakan kutipan cerpen berikut!“kita sebagai pendidik tidak boleh memandang
masalah secara hitam-putih pak, diah itu telah banyak menanggung beban hidup, sudah
selayaknya kita ikut mendampingi danmembantunya ,bukan malah menambah bebanya.
Meski termasuk anak yang pandai danmasuk kelas akselerasi, Romero tetap memilik
banyakteman dan sahabat. Baginya teman adalah lingkungan yang dapat memberikan
banyakinspirasi dan pengalaman yang tidak diperoleh di bangku sekolah. Di rumah ia juga
bersikapbaik pada tetangga. Ia ingat ketika orang tuannya berpesan, “Carilah teman dan
sahabatsebanyak-banyaknya karena kita tidak bisa hidup sendiri. Suatu saat pasti kita
membutuhkanorang lain.”
A. budaya
B. Ekonomi
C. pendidikan
D. estetika
E. social
Kita lihat, dari pintu masuk sebuah ruangan di hotel berbintang empat itu, dia membelok
ke arah kiri, dia memilih kursi paling samping dari deretan kursi paling belakang. Begitu
dia duduk, sejumlah lelaki dekat kursi itu serempak kaasak-kusuk dalam gelap.
Latar tempat penggalan cerpen tersebut adalah...
A. Pintu masuk
C. Arah kiri
Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga
orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak
Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda,
sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya
sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah ...
C. sombong
D. rajin berusaha
E. mudah dipengaruhi
...
"Oo, kau marah, Pak Tua? Ah, sudah tua suka marah-marah!"
"Oo, iya! Tentunya aku harus memanggilmu mbah, ya! Aku lupa, sungguh. Tapi sehetulnya
awal tadi telah aku ingatkan jika aku bersalah. Siapa bersalah wajib diingatkan. Jika tidak
demikian? Coba gambarkan, betapa banyak kesalahan yang akan kuperbuat selanjutnya."
Kakek itu tertunduk. Wajahnya berubah terang. lalu bicara dengan suara yang tak berdaya.
"Betulkah bicaramu? Aku sudah tampak sangat tua?"
"Mengapa?"
"Pantas kau panggil mbah?"
"Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau sekarangkentara sekali merasa sedih! Mengapa" Apakah
karena umurmu yang lanjut, apa karena tidak tahu bahwa kau sudah tua?"
A. panggilan yang disampaikan kepada kakek dengan kata mbah dan mas
D. tokoh Kenes menentukan usia seseorang, sudah tua ataukah masih muda
A. pemarah
B. pendendam
C. pemalu
D. penyabar
E. perasa
Tidak, mudah-mudahan tidak. Hasudin penurut. Tidak seperti abang-abangnya sungguh dia
anak penurut. Aku masih ingat almarhum Kamarudin, tidak mau dia mengindahkan kata-
kataku. Jangan melompat-lompat dan banyak berlari-larian sehari sebelum disunat. Tapi ia
tidak mengindahkannya. Terus saja berlarian bersama ternan-temannya. Dia seperti lupa
akan disunat. Akibatnya, darahnya turun. Dan dukun pun tak mampu mengatasi.
Kapan-kapan itu adalah suatu sore, ketika aku sedang sibuk mengetik tugas. Kamarku
diketuk orang walau seingat aku, sore itu aku tidak berjanji dengan siapasiapa.
Tentu saja sedang sibuk. Kalau tidak sibuk, tentu tidak bakalan berserakan kertas-kertas di
mejaku. Kalau sudah tahu sibuk, kenapa kau masih datang bertamu? Tetapi, cobalah
bayangkan: bagaimana pula kau harus mengusir orang yang sudah berdiri di hadapanmu?
Dengan membedaki mukaku setebal mungkin dengan rasa ketimuran, yang terlontar dari
mulutku adalah:
"Ya, begitulah."
Nilai moral yang terkandung dalam cuplikan cerpen di atas adalah ....
Aku pikir aku telah tertidur beberapa jam karena pengaruh sampanye dan letusan-letusan
bisu dalam film itu. Lalu ketika aku terbangun, kepalaku merasa terguncang-guncang. Aku
pergi ke kamar mandi. Dua dari tempat duduk di belakangku diduduki wanita tua dengan
sebelas kopor berbaring dengan posisi yang tidak sangat karuan. Seperti mayat yang
terlupakan di medan perang. Kaca mata bacanya dengan rantai manik-manik beradu di
atas lantai dan sesaat aku menikmati kedengkianku untuk tidak mengambilnya.
Nilai budaya yang ada dalam penggalan cerpen tersebut adalah ...
A. mabuk-mabukkan
B. menonton film
C. minum sampanye