Paramitha Octavia
Paramitha Octavia
Paramitha Octavia
Oleh :
PARAMITHA OCTAVIA
NIM : 1108130060
(NIK : 14851265-1)
TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2016
ii
ii
iii
ABSTRAK
Sistem kontrol dan otomasi memiliki peran yang sangat penting dalam
upaya memudahkan proses industri dan segala macam bidang lainnya tidak
terkecuali dalam sistem pembangkit listrik / turbine power plant.
Dengan sistem kontrol / otomasi dapat memudahkan kita sebagai operation
engineer pembangkit dalam mengelola dan menjalankan pembangkit tersebut.
Dengan sistem kontrol terpadu baik Speedtronik Mark V maupun DCS kita dapat
memonitorin sistem tersebut secara realtime, sistem proteksi pun akan lebih
mudah.
Diverter damper ini merupakan pengarah aliran gas panas exhaust dari
turbin gas. Ketika Open Cycle maka gas buang akan terbuang melalui by pass
stack sedangkan untuk sistem Combine Cycle gas panas akan di arahkan oleh
Diverter Damper masuk ke HRSG dengan menutup jalur ke arah by pass stack.
Di dalam diverter damper, untuk memonitor dan mengendalikan jalannya
suatu proses diperlukan beberapa informasi besaran fisik. Untuk mendapatkan
besaran fisik seperti flow, pressure,dan temperature diperlukan komponen
instrumentasiyang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :Transmitter,
Converter,Instrument Signal Transmition, Indicator, Controller, Recorder dan
Control Valve
Kata kunci : Diverter Damper, Sistem Kontrol, Field Instrument
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,
karunia serta hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat
melaksanakan kerja praktek ini dengan baik dan lancar serta dapat menyelesaikan
laporan ini dengan lancar tanpa hambatan. Laporan geladi ini merupakan
rangkuman kegiatan selama pelaksanaan geladi di PT. INDONESIA POWER
UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG.
Tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat mata kuliah kerja praktek pada program studi S-1 Teknik Fisika
Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.
Adapun selama pelaksanaan serta penyusunan laporan geladi ini, penulis
telah banyak mendapatkan bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kelancaran bagi penulis untuk bisa
menjalankan kegiatan geladi dan menyelesaikan penulisan laporan geladi dengan
baik.
2. Orang Tua dan seluruh keluarga atas bimbingan, dukungan semangat dan doa yang
telah diberikan kepada penulis.
3. Bapak Tarwaji Selaku General Manager PT. Indonesia Power UP Semarang
4. Ibu Dr. Ir. Rina Pudji Astuti, M.T. selaku dekan fakultas Teknik Elektro yang telah
memberikan arahan mengenai Kerja Praktek
5. Bapak M Ramdlan Kirom, S.Si., M.Si., selaku ketua Jurusan Teknik Fisika Universitas
Telkom.
6. Bapak wachid Sofwan dan rakan selaku pembimbing lapangan di PT. Indonesia
Power UP Semarang yang telah membimbing dan mengkordinir selama pelaksanaan
Kerja Praktek
7. Bapak Ahmad Qurthobi., S.T., M.T. Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam pelaksanaan Kerja praktek ini
8. Bapak Darmawan sebagai SPS Humas dan Keamanan yang telah memberikan arahan
selama Kerja Praktek
9. Pak Marsono yang selalu memberi arahan Praktek Kerja Lapangan
iv
10. Bapak aditya putra dan bapak Dadan Budiansyah serta para teknisi yang telah
memberikan banyak penjelasan selama pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Indonesia
Power UP Semarang
Penulis
v
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTIK ............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ iv
BAB I .................................................................................................................... 10
PENDAHULUAN ................................................................................................ 10
BAB II................................................................................................................... 14
BAB III.................................................................................................................. 18
vi
3.1.7 Sistem Kontrol Pmbangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) 26
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Rencana Kegiatan ........................................................................................ 3
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
10
Telkom, kerja praktek ini juga diharapkan dapat menambah wawasan Penulis
terutama dalam bidang instrumentasi dan kontrol.
11
Penjadwalan kerja yang dilaksanakansesuai dengan Tabel 1.
Tabel 1 Rencana Kegiatan
Minggu Kegiatan
Minggu 1 Penjelasan umum mengenaipembangkitan Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU) oleh supervisor teknisi, teknisi dan helper bidang
kontrol dan instrument.
Minggu 2 Pembahasan setelah melakukan pekerjaan Lapangan ke bagian
supervisor teknisi, teknisi, dan helper bidang kontrol dan instrument.
Konsultasi tentang judul yang ingin dijadikan bahan laporan kerja
praktek ke bagian teknisi bidang instrumentasi dan kontrol.
12
BAB III KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN KRITIS: berisi materi-materi
pembelajaran yang digunakan untuk menyelesaikan tugas kerja praktik
meliputi deskripsi pelaksanaan kerja praktik dan analisis data.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN: berisi kesimpulan dan saran yang didapatkan
setelah menyelesaikan program kerja praktik
13
BAB II
PROFIL INSTITUSI
Pada 3 oktober 2000, tepatnya pada ulang tahunnya yang ke-5, manajemen
perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB1 menjadi PT
INDONESIA POWER. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi
persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai
persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu
dekat.
14
Unit Pembangkit Semarang mengelola unit - unit Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU), Gas (PLTG), dan Gas Uap (PLTGU) dengan kapasitas
terpasang sebesar 1.408,93 MW yang tersebar di 3 lokasi yaitu PLTU dan PLTGU
Tambak Lorok (Semarang), PLTG Lomanis (Cilacap), dan PLTG Sunyaragi
(Cirebon). Unit pembangkitan Semarang memegang peranan yang penting dalam
menjaga keandalan dan mutu system kelistrikan Jawa Bali terutama Jawa Tengah.
Penjabaran Visi :
Misi
Misi PT Indonesia Power adalah menyelenggarakan bisnis pembangkitan
tenaga listrik dan jasa terkait yang bersahabat dengan lingkungan.
15
2.3 Struktur Organisasi Instansi/Perusahaan
16
Gambar 2.3 Lokasi KP
17
BAB III
KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN KRITIS
18
3.1.2 Diverter Damper
Diverter Damper adalah salah satu komponen utama dari Heat Recovery
Steam Generator (HRSG). Diverter Damper berfungsi untuk mengalihkan gas
buang turbin, apakah gas buang tersebut digunakan sebagai pemanas atau tidak.
Pengalihan ini dapat diatur secara otomatis atau manual. Pada diverter terdapat
Motor Operated Valve (MOV) yang berfungsi untuk menggerakkan katup
(damper) dan juga Termokopel Element (TE) untuk mendeteksi temperatur gas
buang turbin yang akan masuk kedalam diverter dan menggunakan PLC type
Siemens Siematic 5 untuk mengontrol Diverter Damper.
19
Proses open pada diverter damper
1. Pada saat tombol open ditekan(PB Open) maka terdapat saklar akan
bertegangan (RL open, , RLx3_O,dan RLx4_O)
3. Pada saat yang sama, saklar RLx4_O bertegangan akan menyalakan pompa
untuk memompa fluida ke jalur yang telah dibuka oleh solenoid open untuk
membuka gate.
4. Maka dari itu, fluida yang telah dipompa akan mengalir ke jalur yang telah
dibuka oleh solenoid untuk menggerakan gate agar terbuka.
1. Pada saat tombol close ditekan (PB csld), maka terdapat saklar yang akan
bertegangan adalah RLx3_C
2. Setelah saklar RLx3_C aktif, maka relay RL Clsd akan aktif juga untuk
mengaktifkan solenoid Clsd membuka jalur untuk fluida ke piston hydraulic
untuk menutup gate
3. Pada saat yang sama, saklar RLx4_C akan diberi tegangan agar mengaliri arus
untuk menyalakan pompa untuk mempmpa fluida ke jalur yang telah dibuka
oleh solenoid close untuk menutup gate
4. Maka dari itu, fluida yang teah dipompa akan mengalir ke jalur yang telah
dibuka okeh solenoid close untuk menutup gate
1. Pada saat tombol stop ditekan (PB stp), maka saklar RLx1_C dan saklar RLx1_O
akan aktif dan mengaktifkan saklar RLx2_C dan RLx2_O agar tidak mengaliri
listrik ke relay, karena saklar RLx2_C dan RLx2_O merupakan saklar jenis NC (
Normally Close)
2. Setelah saklar tersebut tidak mengaliri listrik, maka relay RL Clsd dan relay RL
Opn akan non aktif.
20
3. Secara otomatis, maka solenoid Sol opn dan solenoid Sol Clsd akan non aktif
juga
4. Tombol PB stp pun langsung terhubung ke saklar RLx4_O dan RLx4_C untuk
memutuskan arus. Sehingga saklar kembali NO (Normally Open) tidak mengaliri
arus listrik
5. Setelah itu pompa pun akan berhenti memompa fluida ke piston hydraulic.
21
Setelah sistem hidrolik sudah berhasil start, dan tekanan fluida sudah
mencapai batas 155 Bar, damper sudah siap untuk dioperasikan. Dibawah ini
akandijelaskan mengenai sekuensial pembukaan diverter damper, mulai dari
posisi awal open cycle sampai ke posisi combine cycle.
a. Posisi open Cycle : Diverter Damper Closed To Heat Recovery Steam
Generator(HRSG)
Pada posisi awal (open cycle), blade dalam posisi open terhadap
by-pass stack.Blade dalam posisi closed terhadapHeat Recovery Steam
Generator(HRSG). Artinya, pada step ini semua exhaust gas dari Gas
turbin akan dibuang melalui stack.
b. Posisi close cycle: Diverter Damper Open 100% To HRSG
Pada saat posisi ini Diverter Damper sudah terbuka 100% terhadap
Heat Recovery Steam Generator(HRSG), Bladesudah pada posisi closed
terhadap stack damper. Sebaliknya, Blade dalam posisi open terhadap
Heat Recovery Steam Generator (HRSG).Artinya, pada kondisi ini semua
exhaust gas dari turbin gas sudah dialirkan secara sempurna menuju ke
tubing-tubing Heat Recovery Steam Generator(HRSG). Pada kondisi ini
sistem pembangkit sudah berubah dari mode open cycle menjadi mode
combine cycle.
22
3.1.5 Prosedur Operasi Diverter Damper
a. Urutan kerja
Setelah hydraulic unit dalam keadaan siap, dan tekanan telah
bertambah, damper siap untuk dioperasikan setelah mencabut pin
pengunci. Damper dalam keadaan menutup untuk boiler. Untuk
memanaskan boiler, blade diverter perlu dinaikan.
b. Seal air fan
Jika gas dari turbin sudah mulai jalan, seal air fan akan bekerja
selama proses pengetesan saja. Ini berarti boiler dan by-pass dalam kondisi
tertutup.
c. Seal air valve
Katup masukan boiler terbuka saat seal udara diuji coba. Katup
masukan boiler tertutup saat uji coba telah selesai dilakukan. Katup
Masukan by-pass terbuka saat blade berada di posisi by pass dan test seal
udara sedang dilakukan. Dan kemudian tertutup saat test seal udara telah
selesai dilakukan.
d. Diagram hidrolik
Unit hidrolik konsisten pada dua bagian utama Reservoir dengan :
2 pompa dan 2 sistem kontrol tekanan
2 return filter with switch over hand valve
3 akumulator dengan blok keamanan
2 selenoid minyak bertekanan aliran rendah
23
Jika gas turbin mulai beroperasi, seal air fan danseal air system akan siap
sebagai berikut:
1. Start fan time dengan delay 60 detik
2. Buka seal air valve, pada saat seal air valve posisi terbuka, lalu
3. Pressure switch perlu waktu untuk switch dalam 60 detik
4. Tekanan O.D. lalu
5. Tutup seal air valve, seal air valve dalam posisi tertutup, lalu
6. Stop fan setelah 60 detik
Tahap ini sudah selesai dari tiap pergerakan blade, pada saat limit
switch diaktifkan.Jika seal air test tidak memberi konfirmasi dengan tanda
OK dalam waktu 5 menit, test akan diberhentikan.Ini berarti seal air valve
akan ditutup, dan fan akan diberhentikan, kita tidak mengerjakan untuk
mendapatkan sinyal O.D.Pada kasus ini juga, seal air valve tidak dapat
tertutup, lalu fan tetap berputar. Maka dari itu, diverter akan mendapatkan
approve untuk mengeluarkan fungsi sendiri.
c. Seal air valve
Seal katup udara dikontrol sebagian besar oleh software. Ini
mengartikan tiap waktu gate berada pada posisi terakhir, dan seal katup
udara membuka dan menutup dengan otomatis.
Pengecekan
Pressure switch pada di set dengan benar
Speed controls diatur dengan benar
Ketinggian oli dan switch temperature di set dengan benar
CATATAN:
Katup pipa hanya dapat digunakan satu kali
Setelah proses perbaikan, wajib diganti dengan yang baru
Sparepart lama digunakan untuk cadangan saja
d. Diagram Hydraulic
Unit hidrolik konsisten pada dua bagian utama
Reservoir dengan :
24
2 pompa dan 2 sistem kontrol tekanan
2 filter tekanan, dan satu return filter
3 akumulator dengan blok keamanan
Pressure switches
1.) mode service= dalam situasi ini dapat mengontrol dengan cara menekan
tombol item selanjutnya, untuk memeriksa setiap gerakan
Seal air valve OPM terbuka
Seal air valve OPM tertutup
Seal air valve CCM terbuka
Seal air valve CCM tertutup
Start fan
Stop fan
2.) mode local = di situasi ini dapat mengotrol dengan cara menekan tombol
pergerakan diverter.
Urutan kejadiannya sebagai berikut:
Buka blade diverter ( pindahkan blade dari posisi OPM ke posisi CCM)
Stop diverter blade pada posisi apapun antara 5o < X < 85o (X < 5o dan X
> 85oblade tidak menahan posisi).
3). mode remote control = dalam situasi ini, diverter damper dikontrol dari
ruang control, menggunakan sinyal 4-20mA.
Buka blade diverter ( pindahkan blade dari posisi OPM ke posisi CCM)
Stop diverter blade pada posisi apapun antara 5o < X < 85o (X < 5o dan X
>85oblade tidak dapat menahan posisi).
Pressure switches dipasang untuk fungsi-fungsi berikut:
- Tekanan oli maksimum PS-1020 (180 bar)
- Tekanan oli minimum PS-1021 (155 bar)
- Tekanan oli rata rata PS-1017 (135 bar)
25
Gate diverter damper terdiri dari 2 mode yaitu:
Pembukaan dalam 60 detik
Penutupan dalam 60 detik
Kasus darurat dalam 20 detik
3.1.7 Sistem Kontrol Pmbangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU)
Sistem kontrol pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) di PT Indonesia Power UP Semarang menggunakan PLC tipe
Siemens S5 dan DCS. Speedtronik Mark V atau PLC Siemens S5
digunakan utuk mengontrol proses operasi pada Generator Turbin Gas
(GTG), seperti kontrol kecepatan, starting up, kontrol temperatur,
sinkronisasi, kontrol akselerasi, kontrol bahan bakar, dan sistem proteksi.
Sedangkan DCS digunakan untuk Heat Recovery Steam Generator
(HRSG) dan Steam Turbin Gas (STG) dalam mengontrol operasi kerja.
26
Penyebab: jet pada katup operasi tekanan choked
Penanganan: lepas dan bersihkan jika kotor
2. Problem: Fluktuasi tekanan atau turbulensi aliran
Penyebab: Speed control valve atau throttle rusak oleh pasir debu
Penanganan: Bersihkan dan atur kembali katup nya
Penyebab: ada udara pada pipa piston dikarenakan piston yang berlebihan
pada saat operasi
Penanganan: Hilangkan dari sistem
3. Problem: Pompa pengirim tekanan tidak ada cairan
Penyebab: Ketinggian cairaan fluida terlalu rendah
Penanganan: Tambahkan lagi oli setelah mengetes yang dikarenakan oli
yang loss
Penyebab: Pompa tidak bekerja sampai dengan perakitan dari kopling
Penanganan: Atur kopling dan rakit kopling, bolts, dan carriers
Penyebab : Pompa bekerja pada putaran terbalik atau kesalahan kecepatan
Penanganan: Cek arah putaran dan cek kecepatan
4. Problem: Kerusakan dari katup solenoid yang tidak berfungsi dengan baik
Penyebab: solenoid terbakar
Penanganan: Ganti koil dengan yang baru. Cek kembali tegangan yang
diperlukan,
Penyebab: Piston tidak baik
Penanganan: Bersihkan katup. Cek solenoid jika tidak dipasang tepat pada
tempatnya
Penyebab: Kerusakan elektrikal
Penanganan: Test dengan operasi manual sampai dengan lubang pada
ujungnya tertutup
Penyebab: Katup tidak mau beroperasi secara manual ataupun elektrik
Penanganan: Cek circuit untuk pipa yang diinginkan. Cek jika pipa mengalami
kerusakan oleh tekanan balik yang sangat tinggi.
5. Problem: Kerusakan pada katup operasi pilot yang tidak berfungsi dengan benar
Penyebab: kemacetan pada piston
Penanganan: Cek dan bersihkan katup. Pastikan piston dalam keadaan bebas
sebelum dirakit kembali
Penyebab: Katup tidak bekerja secara manual ataupun dengan sinyal dari
pusat
27
Penanganan: Cek circuit pada pipa yang benar. Cek sambungan pipa jika
terlepas yang dikarenakan tekanan balik yang terlalu tinggi.
28
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah gabungan
antara Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap(PLTU), dimana panas dari gas buang Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG) digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan
sebagai fluida kerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Heat Recovery Steam Generator (HRSG) berfungsi untuk menghasikan
uap, dengan memanfaatkan kembali energi panas gas buang dari
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang bertemperatur Tinggi yaitu
sebesar 500oC yang digunakan untuk memanasi pipa-pipa Heat Recovery
Steam Generator (HRSG) yang didalamnya terdapat air.
Diverter Damper berfungsi untuk mengalihkan gas buang turbin, apakah
gas buang tersebut digunakan sebagai pemanas atau tidak.
Dalam mengontrol Diverter Damper permisiv harus terpenuhi. Syarat
permisiv yaitu tekanan hidrolik harus sesuai standar (155 Bar), Low
Pressure (LP) dan High Pressure (HP), dan Pressure Discharge. Hardware
yang digunakan untuk mengontrol Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU) yaitu PLC tipe Siemens S5 dan DCS.
4.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Sumitomo. (1997). HRSG Bypass Dampers Design and Operational Manual.
Jepang. Sumitomo Corporation.
30
LAMPIRAN
i. Surat Lamaran Ke Perusahaan/Instansi yang Bersangkutan
ii. Balasan Surat Lamaran Dari Perusahaan/Instansi
iii. Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan Dari Perusahaan/Instansi
iv. Lembar Berita Acara Presentasi dan dan Penilaian Pembimbing Akademik
v. Logbook
31
LAMPIRAN
Lampiran I Surat Lamaran Ke Perusahaan/Instansi yang Bersangkutan
32
33
Lampiran II Balasan Surat Lamaran Dari Perusahaan/Instansi
34
Lampiran III Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan Dari Perusahaan/Instansi
35
Lampiran IV Lembar Berita Acara Presentasi dan dan Penilaian Pembimbing
Akademik
36
37
38