Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Paramitha Octavia

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KERJA PRAKTIK

SISTEM KONTROL DIVERTER DAMPER PADA HRSG


BLOK 1 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKIT SEMARANG

Periode 23 Mei 2016 – 1 Juli 2016

Oleh :

PARAMITHA OCTAVIA

NIM : 1108130060

Dosen Pembimbing Akademik:

Ahmad Qurthobi, S.T., M.T

(NIK : 14851265-1)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

TELKOM UNIVERSITY

BANDUNG

2016
ii

ii
iii

ABSTRAK
Sistem kontrol dan otomasi memiliki peran yang sangat penting dalam
upaya memudahkan proses industri dan segala macam bidang lainnya tidak
terkecuali dalam sistem pembangkit listrik / turbine power plant.
Dengan sistem kontrol / otomasi dapat memudahkan kita sebagai operation
engineer pembangkit dalam mengelola dan menjalankan pembangkit tersebut.
Dengan sistem kontrol terpadu baik Speedtronik Mark V maupun DCS kita dapat
memonitorin sistem tersebut secara realtime, sistem proteksi pun akan lebih
mudah.
Diverter damper ini merupakan pengarah aliran gas panas exhaust dari
turbin gas. Ketika Open Cycle maka gas buang akan terbuang melalui by pass
stack sedangkan untuk sistem Combine Cycle gas panas akan di arahkan oleh
Diverter Damper masuk ke HRSG dengan menutup jalur ke arah by pass stack.
Di dalam diverter damper, untuk memonitor dan mengendalikan jalannya
suatu proses diperlukan beberapa informasi besaran fisik. Untuk mendapatkan
besaran fisik seperti flow, pressure,dan temperature diperlukan komponen
instrumentasiyang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :Transmitter,
Converter,Instrument Signal Transmition, Indicator, Controller, Recorder dan
Control Valve
Kata kunci : Diverter Damper, Sistem Kontrol, Field Instrument

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,
karunia serta hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat
melaksanakan kerja praktek ini dengan baik dan lancar serta dapat menyelesaikan
laporan ini dengan lancar tanpa hambatan. Laporan geladi ini merupakan
rangkuman kegiatan selama pelaksanaan geladi di PT. INDONESIA POWER
UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG.
Tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat mata kuliah kerja praktek pada program studi S-1 Teknik Fisika
Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.
Adapun selama pelaksanaan serta penyusunan laporan geladi ini, penulis
telah banyak mendapatkan bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kelancaran bagi penulis untuk bisa
menjalankan kegiatan geladi dan menyelesaikan penulisan laporan geladi dengan
baik.

2. Orang Tua dan seluruh keluarga atas bimbingan, dukungan semangat dan doa yang
telah diberikan kepada penulis.
3. Bapak Tarwaji Selaku General Manager PT. Indonesia Power UP Semarang

4. Ibu Dr. Ir. Rina Pudji Astuti, M.T. selaku dekan fakultas Teknik Elektro yang telah
memberikan arahan mengenai Kerja Praktek

5. Bapak M Ramdlan Kirom, S.Si., M.Si., selaku ketua Jurusan Teknik Fisika Universitas
Telkom.

6. Bapak wachid Sofwan dan rakan selaku pembimbing lapangan di PT. Indonesia
Power UP Semarang yang telah membimbing dan mengkordinir selama pelaksanaan
Kerja Praktek

7. Bapak Ahmad Qurthobi., S.T., M.T. Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam pelaksanaan Kerja praktek ini

8. Bapak Darmawan sebagai SPS Humas dan Keamanan yang telah memberikan arahan
selama Kerja Praktek
9. Pak Marsono yang selalu memberi arahan Praktek Kerja Lapangan

iv
10. Bapak aditya putra dan bapak Dadan Budiansyah serta para teknisi yang telah
memberikan banyak penjelasan selama pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Indonesia
Power UP Semarang

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maupun penerapan laporan ini


jauh dari kata kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman penulis. Untuk itu penulis mengharapkan masukan, baik saran maupun
kritikan dari semua pihak yang akan berguna sebagai bahan perbaikan di masa yang
akan datang.

Bandung, 20 Juni 2016

Penulis

v
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTIK ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................... …………………………………ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR............................................................................................ iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix

BAB I .................................................................................................................... 10

PENDAHULUAN ................................................................................................ 10

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 10

1.2 Lingkup Penugasan KP ........................................................................... 11

1.3 Target Pemecahan Masalah KP .............................................................. 11

1.4 Metode Pelaksanaan Tugas ..................................................................... 11

1.5 Penjadwalan kerja ................................................................................... 11

1.6 Ringkasan Sistematika Laporan .............................................................. 12

BAB II................................................................................................................... 14

PROFIL INSTITUSI .......................................................................................... 14

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................................... 14

2.2 Visi dan Misi ........................................................................................... 15

2.3 Struktur Organisasi Instansi/Perusahaan ..................................................... 16

2.4 Lokasi/ Unit Pelaksanaan Kerja ................................................................ 16

BAB III.................................................................................................................. 18

KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN KRITIS ................................................ 18

3.1 Deskripsi Kegiatan .................................................................................. 18

3.1.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) ........................ 18

vi
3.1.7 Sistem Kontrol Pmbangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) 26

3.2 Analisis Kritis ......................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Rencana Kegiatan ........................................................................................ 3

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Indonesia Power UP Semarang ........... .6


Gambar 2.2 Peta Lokasi KP ................................................................... ……7
Gambar 2.3 Lokasi KP .................................................................................. .7
Gambar 3.1 Proses PLTGU ................................................................................. ……..8
Gambar 3.1 Proses Kontrol Diverter Damper .............................................. .9
Gambar 3.2 Diagram Block Start-up Diverter Damper....................................... 11
Gambar 3.3 Posisi Open dan Close Cycle pada Diverter Damper ................... 12

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Proses pengambilan sampel ini membantu identifikasi keadaan objek sampel
juga performa alat yang digunakan untuk mengolah objek sampel serta
menentukan standar batas aman kondisi objek. Diverter damper terdapat pada
sistem Heat Recovery Steam Generator (HRSG) yang digunakan untuk
mengalihkan gas buang turbin, apakah gas buang tersebut digunakan sebagai
pemanas atau tidak. Fungsi dari Diverter damper sangat berpengaruh dalam
proses Heat Recovery Steam Generator (HRSG) yaitu untuk mengaihkan
temperatur dari sisa pemanas pada Generator Turbine Gas (GTG) sebesar 500oC
yang digunakan untuk memanasi pipa-pipa Heat Recovery Steam Generator
(HRSG) yang didalamnya terdapat air. Dalam mengontrol sisem pada Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) menggunakan Speedtronik Mark V dan
DCS.
Pengontrolan Diverter Damper dilakukan di PT Indonesia Power UP
Semarang. PT Indonesia Power UP Semarang sebagai anak perusahaan PT PLN
yang bergerak di bidang produksi listrik Untuk Memenuhi kebutuhan Listrik di
indonesia, produksi listrik yang dihasilkan PT Indonesia Power UP Semarang
menyalurkan produksi listrik terlebih dahulu ke gardu PT PLN, setelah itu PT
PLN menyalurkan listrik ke seluruh gardu listrik di indonesia.
PemrogramanSpeedtronik Mark V digunakan untuk mengontrol proses
operasi Generator Turbine Gas (GTG), seperti kontrol kecepatan, Starting-up,
kontrol temperatur, sinkronisasi, kontrol akselerasi, kontrol bahan bakar, dan
sistem proteksi. Sedangkan DCS digunakan untuk Heat Recovery Steam
Generator (HRSG).Pengontrolan diverter damper dan pengontrolan instrumen-
instrumen yang ada pada HRSG 1.1 merupakan kegiatan yang dilakukan Penulis
pada program kerja praktek di PT Indonesia Power UP Semarang.Selain untuk
memenuhi persyaratan kelulusan tingkat tiga prodi Teknik Fisika Universitas

10
Telkom, kerja praktek ini juga diharapkan dapat menambah wawasan Penulis
terutama dalam bidang instrumentasi dan kontrol.

1.2 Lingkup Penugasan KP


Tugas penulis dalam kerja praktek selama 40 hari ditempatkan di bagian
instrumentasi dan kontrol untuk mengontrol Diverter Damper Heat Recovery Steam
Generator (HRSG) 1.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).

1.3 Target Pemecahan Masalah KP


Adapun target yang akan dicapai untuk dapat menyelesaikan penugasan adalah:
1. Menjelaskan fungsiPembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
2. Menjelaskan fungsiHeat Recovery Steam Generator (HRSG).
3. Menjelaskan fungsiDiverter Damper.
4. Menjelaskan cara mengontrol Diverter Damper.

1.4 Metode Pelaksanaan Tugas


Metode yang digunakan untuk menyelesaikan tugas kerja praktik ini yaitu
mengikuti arahan dari pembimbing lapangan, teknisi dan helperserta menggunakan
bantuan manual buku yang ada di PT Indonesia Power Unit Pembangkit Semarang.

1.5 Penjadwalan kerja


Kegiatan yang dilaksanakan pada pelaksanaan Kerja Praktik yang berlangsung
selama enam minggu adalah sebagai berikut :
 Orientasi Lokasi Kerja Praktik

 Pengenalan diri dengan Pembimbing Lapangan, teknisi, dan helper bagian
kontrol dan instrumentPT Indonesia Power Unit Pembangkit Semarang

 Pengenalan tentang berbagai Pekerjaaan Lapangan yang dilakukan di Blok
1HRSG1.1 PLTGU Tambak Lorok Semarang di bagian instrumentasi dan kontrol.

 Melakukan Pekerjaan Lapangan yang setiap harinya selalu berubah kegiatan
sesuai dengan kendala yang terjadi di lapangan.

11
Penjadwalan kerja yang dilaksanakansesuai dengan Tabel 1.
Tabel 1 Rencana Kegiatan
Minggu Kegiatan
Minggu 1 Penjelasan umum mengenaipembangkitan Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU) oleh supervisor teknisi, teknisi dan helper bidang
kontrol dan instrument.
Minggu 2 Pembahasan setelah melakukan pekerjaan Lapangan ke bagian
supervisor teknisi, teknisi, dan helper bidang kontrol dan instrument.
Konsultasi tentang judul yang ingin dijadikan bahan laporan kerja
praktek ke bagian teknisi bidang instrumentasi dan kontrol.

Minggu 3 Pembahasan setelah melakukan pekerjaan Lapangan ke bagian


supervisor teknisi, teknisi, dan helper bidang kontrol dan instrument.
Konsultasi tentang apa saja yang harus terdapat didalam laporan
sesuai standar perusahaan ke bagian teknisi.
Minggu 4 Pembahasan setelah melakukan pekerjaan Lapangan ke bagian
supervisor teknisi, teknisi, dan helper bidang kontrol dan instrument.
Menulis dan mengajukan hasil Revisi laporan ke bagian teknisi
bidang instrumentasi dan kontrol.
Minggu 5 Pengujian wawasan mengenai Pembangkitan Listrik Tenaga Gas dan
Uap oleh teknisi bidang kontrol dan instrument.
Menulis dan mengajukan hasil Revisi laporan ke bagian supervisor
teknisi bidang kontrol dan instrument.
Minggu 6 mengajukan hasil akhir Revisi laporan ke bagian supervisor teknisi
bidang kontrol dan instrument.

1.6 Ringkasan Sistematika Laporan


Ringkasan masing-masing bab dari laporan ini adalah sebagai berikut:
 BAB I PENDAHULUAN: berisi latar belakang dan gambaran umum penugasan
kerja praktik penyusun di PT Indonesia Power UP Semarang.

 BAB II PROFIL INSTITUSI: berisi deskripsi PT Indonesia Power Unit Pembangkit
Semarang yang menjadi lokasi penugasan kerja praktik penyusun secara detil.

12
 BAB III KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN KRITIS: berisi materi-materi
pembelajaran yang digunakan untuk menyelesaikan tugas kerja praktik
meliputi deskripsi pelaksanaan kerja praktik dan analisis data.

 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN: berisi kesimpulan dan saran yang didapatkan
setelah menyelesaikan program kerja praktik

13
BAB II
PROFIL INSTITUSI

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


Pada awal 1990-an pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya
deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi tersebut
diawali dengan berdirinya Paiton Swasta 1, yang dipertegas dengan
dikeluarkannya Keputusan Presiden nomor. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan
sumber daya swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian
pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) menerbitkan kerangka
dasar kebajikan (Sasaran dan Kebijakan Pengembangan sub Sektor
Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturasi sektor
ketenagalistrikan.

Pada 3 oktober 2000, tepatnya pada ulang tahunnya yang ke-5, manajemen
perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB1 menjadi PT
INDONESIA POWER. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi
persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai
persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu
dekat.

Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru


didirikan pada pertengahan 1990-an, INDONESIA POWER mewarisi berbagai
sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya, dengan
menggunakan beragam energi primer seperti air, batu bara, panas bumi, dan
sebagainya.

Pembangkit-pembangkit yang dimiliki oleh Indonesia Power dikelola dan


dioperasikan oleh 8 (delapan) Unit Bisnis Pembangkit : Suralaya, Saguling, Priok,
Mrica, Semarang, Kamojang, Perak & Grati dan UBPOH, serta 1 Unit Jasa
Pemeliharaan. Secara keseluruhan, Indonesia Power memiliki daya mampu
sebesar 8.996MW dari daya yang tersedia di Indonesia. Daya tersebut merupakan
daya mampu terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pembangkitan di
Indonesia.

14
Unit Pembangkit Semarang mengelola unit - unit Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU), Gas (PLTG), dan Gas Uap (PLTGU) dengan kapasitas
terpasang sebesar 1.408,93 MW yang tersebar di 3 lokasi yaitu PLTU dan PLTGU
Tambak Lorok (Semarang), PLTG Lomanis (Cilacap), dan PLTG Sunyaragi
(Cirebon). Unit pembangkitan Semarang memegang peranan yang penting dalam
menjaga keandalan dan mutu system kelistrikan Jawa Bali terutama Jawa Tengah.

2.2 Visi dan Misi


Visi PT INDONESIA POWER adalah menjadi perusahaan energi
terpercaya yang tumbuh berkelanjutan.

Penjabaran Visi :

1. Maju, berarti perusahaan bertumbuh dan berkembang sehingga menjadi


perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan perusahaan sejenis di
dunia.

2. Tangguh, memiliki sumber daya yang mampu beradaptasi dengan


perubahan lingkungan dan sulit disaingi. Sumber daya PT Indonesia
Power berupa manusia, mesin keuangan maupun sistem kerja berada
dalam kondisi prima dan antisipatif terhadap sistem perubahan.

3. Andal, sebagai perusahaan yang memiliki kinerja memuaskan stake


holder.

4. Bersahabat dengan lingkungan, memiliki tanggung jawab sosial dalam


keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan.

Misi
Misi PT Indonesia Power adalah menyelenggarakan bisnis pembangkitan
tenaga listrik dan jasa terkait yang bersahabat dengan lingkungan.

15
2.3 Struktur Organisasi Instansi/Perusahaan

Gambar 2.1Struktur Organisasi PT Indonesia Power UP Semarang

2.4 Lokasi/ Unit Pelaksanaan Kerja

Gambar 2.2Peta Lokasi KP

16
Gambar 2.3 Lokasi KP

PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKIT SEMARANG


beralamat di Jl. Ronggowarsito, komplek Pelabuhan Tanjung Mas
Semarang, Jawa Tengah
telepon :(024)3518371
Fax :(024)3546835
Email :ip@indonesiapower.co.id

17
BAB III
KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN KRITIS

3.1 Deskripsi Kegiatan


Pada program kerja praktek, Penulis ditugaskan untuk mengontrol Diverter
Damper agar dapat menganalisis mencari solusi dari masalah yang terjadi pada
Diverter Damper Heat Recovery Steam Generator (HRSG) 1.1 pada Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Berikut hal yang dipelajari dan dilakukan
Penulis pada penugasan kerja praktek:

3.1.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)


Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah gabungan antara
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan Pembangkit Listrik Tenaga
Uap(PLTU), dimana panas dari gas buang Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG) digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai fluida kerja
di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dan bagian yang digunakan untuk
menghasilkan uap tersebut adalahHeat Recovery Steam Generator(HRSG).

Gambar 3.1 psoses PLTGU

18
3.1.2 Diverter Damper
Diverter Damper adalah salah satu komponen utama dari Heat Recovery
Steam Generator (HRSG). Diverter Damper berfungsi untuk mengalihkan gas
buang turbin, apakah gas buang tersebut digunakan sebagai pemanas atau tidak.
Pengalihan ini dapat diatur secara otomatis atau manual. Pada diverter terdapat
Motor Operated Valve (MOV) yang berfungsi untuk menggerakkan katup
(damper) dan juga Termokopel Element (TE) untuk mendeteksi temperatur gas
buang turbin yang akan masuk kedalam diverter dan menggunakan PLC type
Siemens Siematic 5 untuk mengontrol Diverter Damper.

3.1.3 Sistem Kerja Diverter Damper


Dalam prinsip kerja diverter damper terdapat dua cara yang harus
terpenuhi yaitu unit elektrik dan hidrolik. Setelah unit hirolik dalam
keadaan siap, dan tekanan telah bertambah, damper siap untuk
dioperasikan setelah mencabut pin pengunci. Damper dalam keadaan
menutup untuk boiler. Untuk memanaskan boiler,blade diverter perlu
dinaikan.

Gambar 3.1 Proses Kontrol Diverter Damper

19
Proses open pada diverter damper

1. Pada saat tombol open ditekan(PB Open) maka terdapat saklar akan
bertegangan (RL open, , RLx3_O,dan RLx4_O)

2. Setelah saklar tersebut bertegangan, maka relay RL open akan bertegangan.


Setelah relay RL open, saklar RLx3_O bertegangan akan mengaktifkan solenoid
open untuk membuka jalur fluida ke piston hydraulic untuk membuka gate.

3. Pada saat yang sama, saklar RLx4_O bertegangan akan menyalakan pompa
untuk memompa fluida ke jalur yang telah dibuka oleh solenoid open untuk
membuka gate.

4. Maka dari itu, fluida yang telah dipompa akan mengalir ke jalur yang telah
dibuka oleh solenoid untuk menggerakan gate agar terbuka.

Proses close pada diverter damper

1. Pada saat tombol close ditekan (PB csld), maka terdapat saklar yang akan
bertegangan adalah RLx3_C

2. Setelah saklar RLx3_C aktif, maka relay RL Clsd akan aktif juga untuk
mengaktifkan solenoid Clsd membuka jalur untuk fluida ke piston hydraulic
untuk menutup gate

3. Pada saat yang sama, saklar RLx4_C akan diberi tegangan agar mengaliri arus
untuk menyalakan pompa untuk mempmpa fluida ke jalur yang telah dibuka
oleh solenoid close untuk menutup gate

4. Maka dari itu, fluida yang teah dipompa akan mengalir ke jalur yang telah
dibuka okeh solenoid close untuk menutup gate

Proses stop pada diverter damper

1. Pada saat tombol stop ditekan (PB stp), maka saklar RLx1_C dan saklar RLx1_O
akan aktif dan mengaktifkan saklar RLx2_C dan RLx2_O agar tidak mengaliri
listrik ke relay, karena saklar RLx2_C dan RLx2_O merupakan saklar jenis NC (
Normally Close)

2. Setelah saklar tersebut tidak mengaliri listrik, maka relay RL Clsd dan relay RL
Opn akan non aktif.

20
3. Secara otomatis, maka solenoid Sol opn dan solenoid Sol Clsd akan non aktif
juga

4. Tombol PB stp pun langsung terhubung ke saklar RLx4_O dan RLx4_C untuk
memutuskan arus. Sehingga saklar kembali NO (Normally Open) tidak mengaliri
arus listrik
5. Setelah itu pompa pun akan berhenti memompa fluida ke piston hydraulic.

3.1.4 Sistem Start-Up Diverter Damper

Gambar 4.1 Diagram Block Start-up Diverter Damper

merupakan skema diagram block saat start-up diverter damper. Setelah


syarat release on diverter damper terpenuhi, selanjutnya operator melalui sistem
HMI akan mengirimkan kode pembukaan flap damper yang akan diproses oleh
modul proses pada controller.
Sinyal output dari kontroller berupa tegangan DC 24 volt, akan masuk
menuju relay. Relay yang berfungsi sebagai saklar otomatis ini akan mengaktifkan
solenoid valve yang berada dalam sistem hidrolik serta mendapat tegangan suplai
sendiri sebesar 220 volt. Selanjutnya, Solenoid valve sebagai bagian dari sistem
hidrolik akan menggerakkan aktuator berupa silinder hidrolik. Silinder hidrolik
inilah yang berperan dalam sistem buka-tutup flap damper.

21
Setelah sistem hidrolik sudah berhasil start, dan tekanan fluida sudah
mencapai batas 155 Bar, damper sudah siap untuk dioperasikan. Dibawah ini
akandijelaskan mengenai sekuensial pembukaan diverter damper, mulai dari
posisi awal open cycle sampai ke posisi combine cycle.
a. Posisi open Cycle : Diverter Damper Closed To Heat Recovery Steam
Generator(HRSG)
Pada posisi awal (open cycle), blade dalam posisi open terhadap
by-pass stack.Blade dalam posisi closed terhadapHeat Recovery Steam
Generator(HRSG). Artinya, pada step ini semua exhaust gas dari Gas
turbin akan dibuang melalui stack.
b. Posisi close cycle: Diverter Damper Open 100% To HRSG
Pada saat posisi ini Diverter Damper sudah terbuka 100% terhadap
Heat Recovery Steam Generator(HRSG), Bladesudah pada posisi closed
terhadap stack damper. Sebaliknya, Blade dalam posisi open terhadap
Heat Recovery Steam Generator (HRSG).Artinya, pada kondisi ini semua
exhaust gas dari turbin gas sudah dialirkan secara sempurna menuju ke
tubing-tubing Heat Recovery Steam Generator(HRSG). Pada kondisi ini
sistem pembangkit sudah berubah dari mode open cycle menjadi mode
combine cycle.

Gambar 4.1 posisi open danclose cyclepada Diverter Damper

22
3.1.5 Prosedur Operasi Diverter Damper
a. Urutan kerja
Setelah hydraulic unit dalam keadaan siap, dan tekanan telah
bertambah, damper siap untuk dioperasikan setelah mencabut pin
pengunci. Damper dalam keadaan menutup untuk boiler. Untuk
memanaskan boiler, blade diverter perlu dinaikan.
b. Seal air fan
Jika gas dari turbin sudah mulai jalan, seal air fan akan bekerja
selama proses pengetesan saja. Ini berarti boiler dan by-pass dalam kondisi
tertutup.
c. Seal air valve
Katup masukan boiler terbuka saat seal udara diuji coba. Katup
masukan boiler tertutup saat uji coba telah selesai dilakukan. Katup
Masukan by-pass terbuka saat blade berada di posisi by pass dan test seal
udara sedang dilakukan. Dan kemudian tertutup saat test seal udara telah
selesai dilakukan.
d. Diagram hidrolik
Unit hidrolik konsisten pada dua bagian utama Reservoir dengan :
 2 pompa dan 2 sistem kontrol tekanan

 2 return filter with switch over hand valve

 3 akumulator dengan blok keamanan

 2 selenoid minyak bertekanan aliran rendah

3.1.6 Deskripsi singkat dari masing-masing fungsi


a. Urutan damper
Setelah hydraulic unit dalam keadaan siap, dan tekanan telah
bertambah, damper siap untuk dioperasikan setelah mencabut pin
pengunci. Damper dalam keadaan menutup untuk boiler. Untuk
memanaskan boiler,blade diverter perlu dipindahkan ke posisi ditengah,
namun sudut harus lebih dari 5 derajat. Posisi ditengah ini dapat dijalankan
di mode local, serta dapat juga di mode remot control.
b. Seal air fan

23
Jika gas turbin mulai beroperasi, seal air fan danseal air system akan siap
sebagai berikut:
1. Start fan time dengan delay 60 detik
2. Buka seal air valve, pada saat seal air valve posisi terbuka, lalu
3. Pressure switch perlu waktu untuk switch dalam 60 detik
4. Tekanan O.D. lalu
5. Tutup seal air valve, seal air valve dalam posisi tertutup, lalu
6. Stop fan setelah 60 detik

Tahap ini sudah selesai dari tiap pergerakan blade, pada saat limit
switch diaktifkan.Jika seal air test tidak memberi konfirmasi dengan tanda
OK dalam waktu 5 menit, test akan diberhentikan.Ini berarti seal air valve
akan ditutup, dan fan akan diberhentikan, kita tidak mengerjakan untuk
mendapatkan sinyal O.D.Pada kasus ini juga, seal air valve tidak dapat
tertutup, lalu fan tetap berputar. Maka dari itu, diverter akan mendapatkan
approve untuk mengeluarkan fungsi sendiri.
c. Seal air valve
Seal katup udara dikontrol sebagian besar oleh software. Ini
mengartikan tiap waktu gate berada pada posisi terakhir, dan seal katup
udara membuka dan menutup dengan otomatis.
Pengecekan
 Pressure switch pada di set dengan benar

 Speed controls diatur dengan benar

 Ketinggian oli dan switch temperature di set dengan benar

CATATAN:
Katup pipa hanya dapat digunakan satu kali
Setelah proses perbaikan, wajib diganti dengan yang baru
Sparepart lama digunakan untuk cadangan saja

d. Diagram Hydraulic
Unit hidrolik konsisten pada dua bagian utama
Reservoir dengan :

24
 2 pompa dan 2 sistem kontrol tekanan

 2 filter tekanan, dan satu return filter

 3 akumulator dengan blok keamanan

 Pressure switches

Mode summary (mode cepat)


mode selanjutnya yang mungkin

1.) mode service= dalam situasi ini dapat mengontrol dengan cara menekan
tombol item selanjutnya, untuk memeriksa setiap gerakan
Seal air valve OPM terbuka
Seal air valve OPM tertutup
Seal air valve CCM terbuka
Seal air valve CCM tertutup
Start fan
Stop fan

2.) mode local = di situasi ini dapat mengotrol dengan cara menekan tombol
pergerakan diverter.
Urutan kejadiannya sebagai berikut:
Buka blade diverter ( pindahkan blade dari posisi OPM ke posisi CCM)
Stop diverter blade pada posisi apapun antara 5o < X < 85o (X < 5o dan X
> 85oblade tidak menahan posisi).

3). mode remote control = dalam situasi ini, diverter damper dikontrol dari
ruang control, menggunakan sinyal 4-20mA.
Buka blade diverter ( pindahkan blade dari posisi OPM ke posisi CCM)
Stop diverter blade pada posisi apapun antara 5o < X < 85o (X < 5o dan X
>85oblade tidak dapat menahan posisi).
Pressure switches dipasang untuk fungsi-fungsi berikut:
- Tekanan oli maksimum PS-1020 (180 bar)
- Tekanan oli minimum PS-1021 (155 bar)
- Tekanan oli rata rata PS-1017 (135 bar)

25
Gate diverter damper terdiri dari 2 mode yaitu:
 Pembukaan dalam 60 detik

 Penutupan dalam 60 detik

 Kasus darurat dalam 20 detik

3.1.7 Sistem Kontrol Pmbangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU)
Sistem kontrol pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) di PT Indonesia Power UP Semarang menggunakan PLC tipe
Siemens S5 dan DCS. Speedtronik Mark V atau PLC Siemens S5
digunakan utuk mengontrol proses operasi pada Generator Turbin Gas
(GTG), seperti kontrol kecepatan, starting up, kontrol temperatur,
sinkronisasi, kontrol akselerasi, kontrol bahan bakar, dan sistem proteksi.
Sedangkan DCS digunakan untuk Heat Recovery Steam Generator
(HRSG) dan Steam Turbin Gas (STG) dalam mengontrol operasi kerja.

3.2 Analisis Kritis

3.2.1 Masalah Serta Solusi pada Diverter Damper


1. Problem : Tidak ada tekanan atau tekanan terlalu rendah pada system

 Penyebab: Pompa tidak bekerja dengan baik


Penganganan: Periksa motor pada pompa

 Penyebab : Katup bypass posisi terbuka pada tekanan masih sangat rendah,
dan pegas yang lemah juga bias menjadi salah satu penyebabnya

Penanganan: Atur settingan katup, (sangat memungkinkan untuk mengecek
 penunjukan pada waktu yang sama atau ganti pegas dari katup) bypass.
 Penyebab : Kerusakan piston yang dikarenakan seal internal pada piston

Penanganan: Cek koneksi pada pembukaan dari sisi belakang piston. Ganti
packing nya

 Penyebab: motor pompa tidak dapat memberikan input tekanan kapasitas
makasimal pada saat viskositas dari oli rendah pada saat temperature tinggi
Penanganan: Perbaiki atau ganti pompa dengan yang baru
 Penyebab: Elektrik motor tidak memberikan torsi penuh

Penanganan: cek power supply motor elektrik dan pastikan koneksi kabelnya

26
 Penyebab: jet pada katup operasi tekanan choked
Penanganan: lepas dan bersihkan jika kotor

2. Problem: Fluktuasi tekanan atau turbulensi aliran

 Penyebab: Speed control valve atau throttle rusak oleh pasir debu
Penanganan: Bersihkan dan atur kembali katup nya

 Penyebab: ada udara pada pipa piston dikarenakan piston yang berlebihan
pada saat operasi

 Penanganan: Hilangkan dari sistem
3. Problem: Pompa pengirim tekanan tidak ada cairan
 Penyebab: Ketinggian cairaan fluida terlalu rendah

Penanganan: Tambahkan lagi oli setelah mengetes yang dikarenakan oli
yang loss

 Penyebab: Pompa tidak bekerja sampai dengan perakitan dari kopling
Penanganan: Atur kopling dan rakit kopling, bolts, dan carriers

 Penyebab : Pompa bekerja pada putaran terbalik atau kesalahan kecepatan
Penanganan: Cek arah putaran dan cek kecepatan

4. Problem: Kerusakan dari katup solenoid yang tidak berfungsi dengan baik
 Penyebab: solenoid terbakar

Penanganan: Ganti koil dengan yang baru. Cek kembali tegangan yang
 diperlukan,
 Penyebab: Piston tidak baik

Penanganan: Bersihkan katup. Cek solenoid jika tidak dipasang tepat pada
 tempatnya
 Penyebab: Kerusakan elektrikal

Penanganan: Test dengan operasi manual sampai dengan lubang pada
 ujungnya tertutup
 Penyebab: Katup tidak mau beroperasi secara manual ataupun elektrik

Penanganan: Cek circuit untuk pipa yang diinginkan. Cek jika pipa mengalami
kerusakan oleh tekanan balik yang sangat tinggi.

5. Problem: Kerusakan pada katup operasi pilot yang tidak berfungsi dengan benar
 Penyebab: kemacetan pada piston

Penanganan: Cek dan bersihkan katup. Pastikan piston dalam keadaan bebas
sebelum dirakit kembali

 Penyebab: Katup tidak bekerja secara manual ataupun dengan sinyal dari
pusat

27
Penanganan: Cek circuit pada pipa yang benar. Cek sambungan pipa jika
terlepas yang dikarenakan tekanan balik yang terlalu tinggi.

3.2.2 Syarat Operasi Diverter Damper


Dalam menjalankan operasi kerja Diverter Damperharus memenuhi syarat
yaitu permisiv.Syarat permisiv yaitu tekananhidrolik harus sesuai standar, Low
Pressure (LP) dan High Pressure (HP), dan Pressure Discharge.
Tekananhidrolikagar Diverter Damper dapat dioperasikan yaitu sebesar 155 Bar
atau sesuai standar, dan dibutuhkan dua pompa. Pompa digunakan untuk
memompa tekanan agar mencapai tekanan hidrolik sesuai standar, kalau belum
mencapai tekanan sesuai standar maka pompa yang satunya lagi digunakan untuk
memompa lagi hingga mencapai tekanan hidrolik sesuai standar.

28
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah gabungan
antara Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap(PLTU), dimana panas dari gas buang Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG) digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan
sebagai fluida kerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

 Heat Recovery Steam Generator (HRSG) berfungsi untuk menghasikan
uap, dengan memanfaatkan kembali energi panas gas buang dari
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang bertemperatur Tinggi yaitu
sebesar 500oC yang digunakan untuk memanasi pipa-pipa Heat Recovery
Steam Generator (HRSG) yang didalamnya terdapat air.

 Diverter Damper berfungsi untuk mengalihkan gas buang turbin, apakah
gas buang tersebut digunakan sebagai pemanas atau tidak.

 Dalam mengontrol Diverter Damper permisiv harus terpenuhi. Syarat
permisiv yaitu tekanan hidrolik harus sesuai standar (155 Bar), Low
Pressure (LP) dan High Pressure (HP), dan Pressure Discharge. Hardware
yang digunakan untuk mengontrol Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU) yaitu PLC tipe Siemens S5 dan DCS.

4.2 Saran

Mahasiswa yang berminat melaksanakan kerja praktek di Indonesia


Power UP Semarang harus membekali diri dengan ilmu dasar instrumentasi dan
kontrol seperti pengukuran dan kalibrasi. Sebelum melaksanakan kerja praktek
di Indonesia Power UP Semarang, ada baiknya memilih lokasi kelompok
penelitian sesuai minat dan keahlian mahasiswa. Sebagai contoh, apabila
memilih kelompok penelitian Sistem Kontrol Diverter Damper, akan membantu
jika mahasiswa sudah memiliki pengetahuan dasar PLC.

29
DAFTAR PUSTAKA
Sumitomo. (1997). HRSG Bypass Dampers Design and Operational Manual.
Jepang. Sumitomo Corporation.

30
LAMPIRAN
i. Surat Lamaran Ke Perusahaan/Instansi yang Bersangkutan
ii. Balasan Surat Lamaran Dari Perusahaan/Instansi
iii. Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan Dari Perusahaan/Instansi
iv. Lembar Berita Acara Presentasi dan dan Penilaian Pembimbing Akademik
v. Logbook

31
LAMPIRAN
Lampiran I Surat Lamaran Ke Perusahaan/Instansi yang Bersangkutan

32
33
Lampiran II Balasan Surat Lamaran Dari Perusahaan/Instansi

34
Lampiran III Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan Dari Perusahaan/Instansi

35
Lampiran IV Lembar Berita Acara Presentasi dan dan Penilaian Pembimbing
Akademik

36
37
38

Anda mungkin juga menyukai