KASUS PROSKEP KMB Ners 21
KASUS PROSKEP KMB Ners 21
KASUS PROSKEP KMB Ners 21
Tn. Zach, usia 44 tahun, Jawa/ Indonesia, Islam sudah menikah, lulusan STM, bekerja
sebagai kuli bangunan, golongan darah A, bertempat di Gadang, Malang, dibawa keluarga ke
Puskesmas Kedungkandang pada tanggal 23 Januari 2020 jam 09.00 karena mengeluh sesak
nafas. Ketika di Puskesmas Kedungkandang pasien diberikan terapi O2 dengan nasal canul 4
liter/menit. Karena tidak kunjung membaik, kemudian dirujuk ke RSSA Malang. Ketika
sampai IGD RSSA pasien diberikan O2 nasal canul dan kedua kaki diberikan bantal karena
adanya edema (bengkak) sambil menunggu masuk ruang rawat inap. Dokter jaga di IGD
mendiagnosa dengan gagal ginjal kronik.
Pengkajian dilakukan pada 23 Januari 2020 jam 11.00 diketahui pasien masih mengeluh
sesak (dipsnea). Pemeriksaan tanda tanda vital diketahui, tekanan darah 142/100 mmHg
(hipertensi); takikardia dengan jumlah nadi 112 x/menit, irama cepat dan reguler; suhu 37,7 0C
dan takipnea dengan jumlah pernafasan 28 x/menit, cepat, irama ireguler/ abnormal. Istri
pasien mengatakan bahwa suaminya sudah tidak bekerja sejak 1 bulan ini, karena sering
mengeluh sesak dan tidak kuat bekerja. Saat dilakukan pemeriksaan terlihat pasien sesak
dan ngos-ngosan terutama jika berbaring, penggunaan posisi tiga titik, sesak berkurang
dengan posisi setengah duduk (semifowler), ortopnea. Pada pemerikaan thorak terlihat
adanya perubahan ekskursi dada dan penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi
intercostalis terlihat saat bernapas, terdengar suara nafas tambahan (wheezing) saat
auskultasi dada.
Pada pemeriksaan fisik diketahui adanya edema pada kedua ekstremitas (kaki kanan
dan kiri), terasa sakit pada kedua ekstremitas, pasien mengatakan jika bengkak sejak satu
minggu ini, biasanya hanya dikompres dengan air. Saat dipalpasi kedua kaki bengkak, seperti
terdapat air, ketika diberikan posisi kaki lebih tinggi dengan diganjal bantal edema
berkurang namun kembali edema jika tidak diberikan bantalan dan posisi kaki lebih rendah
dari tubuh (diturunkan/ menggantung pada tempat tidur), pitting edema (+3), terdapat
perubahan karakteristik kulit (kulit kering dan kasar, turgor kulit menurun, warna kulit pucat
saat elevasi, teraba hangat), terdapat bintik-bintik hitam dan gatal pada kulit, pengisian
kapiler > 3 detik, terdapat penurunan nadi perifer. Dengan adanya edema, berat badan
pasien menjadi bertambah (SMRS=58 kg; MRS=62 kg). Pasien mengeluh belum BAK, pada
pemeriksaan diketahui adanya oliguria (produksi urine <400 ml/hari), azotemia (peningkatan
hasil BUN dan kreatinin pada pemeriksaan lab), penurunan laju filtrasi glomerulus pada
pemeriksaan GFR. Pasien terlihat cemas (ansietas) dengan sering bertanya kepada perawat
tentang penyakitnya.
Hasil analisa gas darah arteri : PH : 7,21, HCO3 19 mEq/L, PCO2: 37 mmHg, PO2 : 80 mmHg
Hasil USG renal : kesan proses kronis pada kedua parenkim ginjal serta kedua ginjal tampak
mengecil.