Laporan Pendahuluan Stase Keperawatan Gawat Darurat: Cva Di Ruang Igd Rsud Kanjuruan Kepanjen Malang
Laporan Pendahuluan Stase Keperawatan Gawat Darurat: Cva Di Ruang Igd Rsud Kanjuruan Kepanjen Malang
Laporan Pendahuluan Stase Keperawatan Gawat Darurat: Cva Di Ruang Igd Rsud Kanjuruan Kepanjen Malang
Disusun Oleh :
NIM. 201910461011090
KELOMPOK 7
2020
BAB I
1.1 Definisi
Stroke atau Cerebrovascular Accident (CVA) adalah sindrom klinik
sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak
disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-
arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (arcus aorta)
(Adib, M. 2012).
1.2 Klasifikasi
stroke hemoragi:
a. Non-hemoragi/ iskemik/infark.
1) Serangan iskemi sepintas (Transient Ischemic Attack-TIA).
TIA merupakan tampilan peristiwa berupa episode-episode
serangan sesaat dari satu disfungsi serebral fokal akibat gangguan
vaskular, dengan lama serangan sekitar 2-15 menit sampai paling
lama 24 jam.
2) Defisit Neurologis Iskemik Spintas (Reversible Ischemik
Neurology Deficit-RIND).
Gejala dan tanda gangguan neurologis yang berlangsung lebih
lama dari 24 jam dan kemudian pulih kembali (dalam jangka
waktu kurang dari tiga minggu).
3) In Evolutional atau Progressing stroke.
Gejala gangguan neurologis yang progresif dalam waktu enam
jam atau lebih.
4) Stroke komplet (Completed stroke / permanent stroke).
Gejala gangguan neurologis dengan lesi-lesi yang stabil selama
priode waktu 18-24 jam, tanpa adanya progesivitas lanjut.
b. Stroke hemoragi.
Perdarahan intrakranial dibedakan berdasarkan tempat perdarahannya,
yakni di rongga subraknoid atau di dalam parenkim otak
(Intraserebral). Ada juga perdarahan yang terjadi bersamaan pada
kedua tempat di atas seperti: perdarahan subaraknoid yang bocor ke
dalam otak atau sebaliknya. Selanjutnya gangguan-gangguan arteri
yang menimbulkan perdarahan otak spontan dibedakan lagi
berdasarkan ukuran dan lokasi regional otak.
1.3 Etiologi
a. Trombosis serebri
yang sedang tidur atau bangun tidur. Terjadi karena penurunan Cedera
b. Emboli
otak oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal
2. Infark miokardium
1.4 Patofisiologi
1. Perdarahan intra cerebral
pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam ventrikel otak dan ruang
(Reksoprojo, 2015).
1.5 Pathway
Peningkatan Tekanan
Sistemik Trombus/ Emboli
di cerebal
Aneurisme
Suplai darah ke jaringan
cerebal tidak adekuat
Perdarahan
Arakhnoid/Ventrikel
Kerusakan fungsi
N.VII Deficit Resiko Hambatan
perawatan diri kerusakan mobilitas fisik
integritas kulit
Gangguan Resiko trauma
komunikasi
verbal
Resiko aspirasi
Resiko jatuh
1. Hipertensi
mendadak di daerah wajah, lengan atau tungkai, terutama di salah satu sisi
salah satu atau kedua mata, bingung mendadak, tersandung selagi berjalan,
2) Kesulitan bicara
4) Sakit kepala
6) Rasa pening
7) Kecemasan (ansietas)
terkena.
morik yang kebigungan dan sering terjadi pada tungkai dari pada
(Cruz,2013).
kehilangan fungsi motorik yang lebih sering terjadi pada wajah dan
lengan dari pada tungkai. Ganguan sensorik pada area yang sama
(Cruz, 2013).
5) Arteri Vertebrobasilaris
artikulasi)
6) Lakunar Stroke
Stroke lakunar diakibatkan dari oklusi dari arteri kecil yang perforasi
pada area subcortikal yang dalam. Diameter infark biasanya 2-20 mm,
kesadaran (Cruz,2013).
1.8 Komplikasi
menimbulkan kematian.
stadium awal.
2) Infark miokard.
vasikular perifer.
a. Angiografi cerebral
b. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
pada intrakranial.
c. CT scan
e. EEG
1.10 Penatalaksanaan
otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa
3. Pengobatan
peristiwa trombolitik/emobolik.
Penatalaksanaan Pembedahan
dapat dipertahankan.
stabil.
4. Bedrest
5. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia
katerisasi
9. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik, jika
NGT.
BAB II
ANALISIS KASUS
Pasien kami adalah laki-laki berusia 24 tahun yang datang ke unit gawat
darurat dengan keluhan utama kelemahan sisi kanan tanpa kehilangan
kesadaran. Dia melaporkan timbulnya kelemahan mendadak dalam 24 jam
sebelumnya yang terjadi setelah latihan dan diikuti oleh kesulitan berbicara.
Tidak ada gejala spesifik lebih lanjut termasuk mual, muntah, vertigo,
nyeri dada, atau sakit kepala yang dicatat sebelum munculnya kelemahan
mendadak kecuali untuk keluhan dispnea saat aktivitas saat ini (DOE).
Dalam riwayat medisnya, kami mendeteksi periode kejang pasca trauma yang
telah dikontrol dengan carbamazepine; dia telah menghentikan pengobatan 3
bulan lalu. Juga, riwayat demam rematik yang mencurigakan di masa kanak-
kanak tanpa ada terapi atau diagnosis yang didokumentasikan.
Nama : Tn. H
Jenis kelamin :L
Usia : 24 th
Sumber informasi
TRIAGE P1 P2 P3 P4
BREATHING
RR : 16x / mnt
Keluhan lain :
CIRCULATION
regular irregular
lemah kuat
Tekanan darah 110/70mmHg MAP: mm/Hg PP: mmHg
Cyanosis : ya tidak
Keluhan lain :
DISABILITY
pain unresponsive
GCS
Keluhan lain :
EXPOSURE
Keluhan lain :
SECONDAR ANAMNESA
Y SURVEY
Tanda dan gejala :
Alergi :
Medikasi :
Riwayat penyakit :
sebelumnya
Makan dan minum :
terakhir
Peristiwa penyebab :
Inspeksi
Palpasi
Dada
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pelvis
Inspeksi
Palpasi
Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah
Bagian punggung
INTEGUMEN
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
EKG lain-lain……
Hasil CT-Scan bukti cedera iskemik yang tersisa di MCA kiri 2
bulan setelah operasi
Terapi :
Jam : 08:00
Tanda tangan
Nama terang
: DEVI AMALIA YASITA
ANALISA DATA
DATA (DS & DO) ETIOLO PROBLEM DIAGNOSA
GI KEPERAWATAN
Ds : Gangguan Gangguan Mobilitas Fisik Gangguan Mobilitas Fisik
Do : Muskuloskeletal (D.0054) berhubungan dengan
- Kekuatan otot menurun Gangguan
- Rentang gerak (ROM) Muskuloskeletal (D.0054)
menurun
- Fisik Lemah
- Gerakan terbatas
Diagnosa H
N SLKI SIKI a Implementasi Evaluasi
Keperawata
o r
n
i/
T
gl
1. Gangguan
Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi Dukungan Mobilisasi S:
Mobilitas Fisik keperawatan selama 1 x 24 jam (1.05173)
1. Mengidentifikasi adanya
berhubungan diharapkan “Mobilitas Fisik nyeri atau keluhan fisik O :
Observasi
meningkat (L.05042) dengan lainnya
dengan Pergerakan ekstremitas
1. Identifikasi adanya nyeri
kriteria hasil : 2. Mengidentifikasi
Gangguan atau keluhan fisik lainnya Meningkat (4)
toleransi fisik melakukan
Pergerakan ekstremitas
Muskuloskeletal 2. Identifikasi toleransi fisik pergerakan Rentang gerak (ROM)
Meningkat (3) melakukan pergerakan
(D.0054) 3. Memonitor frekuensi Meningkat (4)
Kekuatan Otot Meningkat 3. Monitor frekuensi jantung jantung dan tekanan
dan tekanan darah sebelum darah sebelum memulai Nyeri Menurun
(4)
memulai mobilisasi mobilisasi (4)
Rentang Gerak (ROM) 4. Monitor kondisi umum 4. Memonitor kondisi Kelemahan fisik
Meningkat (3) selama melakukan umum selama melakukan
mobilisasi mobilisasi Menurun (4)
Nyeri Menurun (4)
Terapeutik 5. Memfasilitasi aktivitas Gerakan terbatas
Gerakan terbatas Menurun mobilisasi dengan alat Menurun (4)
1. Fasilitas aktivitas mobilisasi
(4) dengan alat bantu (mis. Pagar bantu (mis. Pagar tempat
tidur) A: Masalah teratasi
tempat tidur)
2. Fasilitas melakukan 6. Melibatkan keluarga untuk sebagian
pergerakan, jika perlu membantu pasien dalam
P: Lanjutkan Intervensi
meningkatkan pergerakan
3. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam 7. Menjelaskan tujuan dan
meningkatkan pergerakan prosedur mobilisasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di
(empat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
Diagnosa H
N SLKI SIKI a Implementasi Evaluasi
Keperawata
o r
n
i/
T
gl
2. Gangguan
Setelah dilakukan tindakan Promosi Komunikasi : Dukungan Mobilisasi S:
komunikasi keperawatan selama 1 x 24 jam Defisit Bicara (1.13492) O:
verbal 1. Memonitor kecepatan,
berhubungan diharapkan “Komunikasi tekanan, kuantitas, Kemampuan berbicara
Observasi
dengan Verbal” meningkat (L.13118) volume, dan diksi bicara
Meningkat (4)
Penurunan 1. Monitor kecepatan, Identifikasi toleransi
dengan kriteria hasil :
sirkulasi serebral tekanan, kuantitas, volume, fisik melakukan Kemampuan mendengar
(D.0119) Kemampuan berbicara dan diksi bicara Identifikasi pergerakan
Meningkat (4)
Meningkat (3) toleransi fisik melakukan
2. Memonitor proses
pergerakan
kognitif, anatomis, dan Kesesualan ekspresi
Kemampuan mendengar
2. Monitor proses kognitif, fisiologis yang berkaitan wajah/tubuh Meningkat
Meningkat (4) anatomis, dan fisiologis dengan bicara (mis.
yang berkaitan dengan Memori, pendengaran, (4)
Kesesualan ekspresi
bicara (mis. Memori, dan Bahasa) Afasia Menurun (3)
wajah/tubuh Meningkat (3) pendengaran, dan Bahasa)
3. Memonitor frustasi, Respons perilaku
Afasia Menurun (3) 3. Monitor frustasi, marah, marah, depresi, atau hal
depresi, atau hal lain yang lain yang mengganggu Membaik (4)
Respons perilaku Membaik mengganggu bicara bicara A: Masalah teratasi
(3) 4. Identifikasi perilaku 4. Mengidentifikasi sebagian
emosional dan fisik sebagai perilaku emosional dan P: Lanjutkan Intervensi
bentuk komunikasi fisik sebagai bentuk
Terapeutik komunikasi
Diagnosa H
N SLKI SIKI a Implementasi Evaluasi
Keperawata
o
n r
i/
T
gl
3. Defisit
Setelah dilakukan tindakan Dukungan Perawatan Diri Pencegahan Perdarahan S:
. Perawatan Diri keperawatan selama 1 x 24 jam (1.11348)
1. Mengidentifikasi
berhubungan diharapkan “Perawatan Diri” kebiasaan aktivitas O :
Observasi
meingkat (L.1103) dengan perawatan diri sesuai
dengan Kemampuan mandi
1. Identifikasi kebiasaan usia
kriteria hasil :
Gangguan aktivitas perawatan diri Meningkat (3)
2. Memonitor tingkat
Kemampuan mandi sesuai usia
Muskuloskeletal kemandirian Kemampuan mengenakan
Meningkat (3) 2. Monitor tingkat kemandirian
(D.0109) 3. Mengidentifikasi pakaian Meningkat (4)
Kemampuan mengenakan 3. Identifikasi kebutuhan alat kebutuhan alat bantu
bantu kebersihan diri, kebersihan diri, Kemampuan makan
pakaian Meningkat (3) berpakain, berhias, dan berpakain, berhias, dan Meningkat (4)
makan makan
Kemampuan makan
Terapeutik Kemampuan ke toilet
4. Menyediakan lingkungan
Meningkat (3)
1. Sediakan lingkungan yang yang terapeutik (mis. (BAB/BAK) (3)
Kemampuan ke toilet terapeutik (mis. Suasana Suasana hangat, rileks,
privasi) Verbalisasi keinginan
(BAB/BAK) (3) hangat, rileks, privasi)
5. Memfasilitasi untuk melakukan perawatan diri
Verbalisasi keinginan 2. Siapkan keperluan pribadi menerima keadaan Meningkat (4)
(mis. Parfum, sikat gigi, dan
melakukan perawatan diri sabun mandi) ketergantungan
Minat melakukan
Meningkat (3) 3. Dampingi dalam melakukan 6. Memfasilitasi
perawatan diri sampai kemandirian, bantu jika perawatan diri Meningkat
Minat melakukan perawatan mandiri tidak mampu melakukan
(4)
perawatan mandiri
diri Meningkat (4) 4. Fasilitasi untuk menerima A: Masalah teratasi
keadaan ketergantungan
sebagian
5. Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu P: Lanjutkan Intervensi
melakukan perawatan
mandiri
Edukasi
1. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
BAB III
DOPS
Ghoffar Dwi Agus Haryanto ) Dody Setyawan ), Muslim Argo Bayu Kusuma
kemampuan bicara pasien stroke yang mengalami afasia motorik. Desain penelitian yang
digunakan adalah pra eksperimen dengan pendekatan one group pre-post test design.
Tehnik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling,
dimana teknik Sampling ini didasarkan pada kriteria inklusi yang telah ditetapkan untuk
menjadi responden. Besar sampel penelitian yang dilakukan selama satu bulan yaitu
sebanyak 21 responden. Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan Paired T Test
didapatkan p value 0,000 (p <0,05) yang berarti ada pengaruh terapi AIUEO terhadap
kemampuan bicara pasien stroke yang mengalami afasia motorik. Rekomendasi hasil
penelitian ini adalah agar terapi AIUEO dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan
for Turkey
dan malnutrisi pada pasien stroke. Sehingga pada pasein stroke dengan gangguan
Pada penelitian ini peneliti mengambil opulasi sebanyak 34 orang yang diambil dari total
sebanyak 17 orang dan kelompok kontrol 17 orang di Rumah sakit umum pati. Pada
sesuai setandart rumah sakit dan hasilnya kelompok intervensi terdapat perbedaan yang
kekuatan otot yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol yang tidak menerima
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=8Di5RM-lX7s
2. Manajemen ROM
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=MyGpzZktFwI
3. Manajemen neuorologis
Sumber https://www.youtube.com/watch?v=IfN1AuLmVjc
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. (2012). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.
Brunner & Suddart. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 3 Jakarta : EGC
Philadelphia: Lippincott-Raven.
https://www.researchgate.net/publication/260272640_Juvenile_Ischemic_Stroke_Secondary_
to_Cardiogenic_Embolism_A_Rare_Case_Report