Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Budidaya Kelapa Hibrida

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BUDIDAYA KELAPA HIBRIDA

 I. Latar Belakang


Produktivitas kelapa rakyat 3200 butir/hektar/tahun adalah rendah sekali , bila
dibandingkan dengan kemampuannya untuk berproduksi normal sampai 18000
butir/ha/tahun. Rendahnya produksi ini, disamping belum menggunakan bibit
unggul dan kurangnya pemeliharaan juga disebabkan oleh umur tanaman yang
telah tua dan lingkungan tumbuh yang tidak sesuai. Kondisi yang demikian
mengakibatkan pendapatan petani kelapa sangat rendah. Apalagi kalau tanaman
kelapa ada di tanah tegalan yang sangat tergantung dari curah hujan. Dalam
kondisi normal musim hujan antara 2 sampai 5 bulan per tahun. Untuk
meningkatkan produktivitas kelapa dan meningkatkan pendapatan petani, kelapa
tua perlu diremajakan, kelapa yang relative muda direhabilitasi. Penanaman baru
atau perluasan harus mempertimbangkan kesesuaian lingkungan, dan
meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan tidak hanya kelapa
butiran, kopra atau minyak akan tetapi aneka ragam produk yang berasal dari
tanaman kelapa maupun dari tanaman sela yang ditanam diantara pohon kelapa.
II. Peremajaan Kriteria
• Umur tanaman kelapa lebih 50 tahun.
• Tinggi batang kelapa lebih 15 meter
• Buah kurang dan 3 butir per tahun atau 0,5 ton kopra per hektar per tahun

Benih/Bibit
• Benih kelapa hibrida unggul.
• Benih disiapkan secara bertahap  5 – 12 bulan sebelum tanam.
• Umur bibit 5 – 8 bulan.

Pembuatan Lubang
• Sepanjang pematang dipasang ajir untuk tempat pembuatan lobang tanam sesuai
dengan jarak yang dipilih : 5 x 6 m / 4 x 7 m.
• Sebulan sebelum bibit ditanam, dibuat lobang dengan ukuran 40 x 40 x 50 cm
atau disesuaikan dengan berat ringannya tanah diolah, ukuran lobang lebih besar
untuk tanah berat dan lebih kecil untuk tanah ringan. Penanaman
• 2-4 minggu sebelum bibit ditanam, lobang ditimbun dengan tanah yang telah
dicampur dengan 20 kg pupuk organik dan pupuk lainnya sesuai dengan
kebutuhan.
• Bibit ditanam dibagian tengah lobang dengan kedalaman sekitar 10 cm dari
permukaan tanah.

Penebangan kelapa tua


• Kelapa tua yang sudah tidak produktip semuanya ditebang dengan maksud kelak
tidak mengganggu tanaman baru. Akibatnya karena penebangan pohon dilakukan
sekaligus membuat lahan terbuka dan akibatnya pada waktu musim panas
tanaman yang baru ditanam banyak yang mati.

Seharusny sebagian ditebang  pada tahun ketiga setelah penanaman tanaman


pengganti dan sisanya pada tahun kelima atau setelah kelapa pengganti
berbunga/berbuah. Pada musim kemarau panjang banyak  tanaman yang mati.
Solusinya adalah dengan melakukan penghijauan dengan menanam tanaman tahan
panas dan bisa hidup dilahan kering. Tanaman dimaksud seperti; daun gamal, 
pisang daun kayu santen, daun dapdap yang ditanam diantara dua tanaman kelapa.
Sayangnya tanaman hijauan nini baru bisa hidup waktu musim penghujan. Oleh
karena itu berdasarkan pengalaman saya kalau ingin melakukan peremajaan
tanaman di atas lahan kering harus sudah memperhitungkan saat musim hujan
tiba.

Pemeliharaan 

• Pengendalian gulma dilakukan setiap dua bulan, pada tanaman muda 1,0 m di
sekitar tanaman dan tanaman dewasa selebar 2,0 m.
• Pemupukan dilakukan dua kali setahun, pada awal dan akhir musim penghujan
dengan takaran pupuk per pohon 0,5 – 0,7 kg ura, 0,1 – 0,4 kg TSP, dan 0,6 – 1,0
kg KCL setiap kali pemupukan.

• Pupuk diberikan melingkar pohon kelapa dengan


jarak 1,0 m dari pohon untuk tanaman kelapa muda dan 2,0 m untuk tanaman
dewasa ke dalam tanah sekitar 15 cm.
• Kumbang penggerek pucuk Oryctes rhinoceros dan cendawan Phytophthora
palmivora penyebab penyakit busuk pada tanaman kelapa merupakan hama dan
penyakit utama. Hama oryctes dikendalikan secara hayati dengan cendawan
Metharizium dan Baculvirus, sedang penyakit busuk pucuk dengan fungisida
Alliete melalui infis akar III.

Rehabilitasi
Kriteria
• Tanaman kelapa relatip muda, umur kurang 40 tahun.
• Pertumbuhan kelapa tidak normal, batang mulai mengecil akibat saluran
drainase tidak berfungsi (pasang surut).
• Pertanaman kelapa rusak akibat serangan hama, penyakit, gulma atau tidak
pernah dipupuk.
• Penanaman kelapa rusak sebagian akibat kemarau apanjang atau terbakar.
• Bila tanaman kelapa tergenang air dibuatkan parit pembuangan (drainase)
• Tanaman kelapa yang rusak berat atau mati disulam.
• Pengendalian gulma, hama dan penyakit seperti pada kegiatan peremajaan serta
pemupukan berimbang berdasarkan analisis status hara daun dan tanah.

IV. Perluasan
Kesesuaian lahan dan iklim adalah syarat utama dalam melaksanakan kegiatan
perluasan tanaman kelapa agar produktivitas potensial dapat dicapai, di samping
pengguinaan bibit unggul
Cara yang dilakukan di masa lalau tanpa
mempertimbangkan kesesuaian lahan dan iklim mengakibatkan timbulnya
berbagai masalah seperti tanaman kelapa rusak atau mati akibat serangan penyakit
busuk pucuk atau kekeringan. Lahan bermasalah seperti daerah pasang surut
merupakan sumber daya lahan yang akan dipakai dalam pelaksanaan perluasan di
masa datang. Penggunaan teknologi tepat guna seperti trio tata air, bibit unggul,
pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit akan merubah status
bermasalah menjadi potensial.

Usaha Tani
• Kebutuhan benih/bibit kelapa untuk kegiatan perluasan sama dengan pada
peremajaan, demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di lapang seperti
pengajiran, pembuatan lobang dan pemeliharaan.
• Usahatani tidak lagi monokultur akan tetapi polikultur (kelapa + tanaman sela)
dan diversifikasi produk (lihat diversifikasi usaha tani) dalam bentuk suatu system
usaha yang komersial.
• Petani berkelompok sehingga tercapai skala komersial, minimal 300-500 ha
untuk pengolahan secara terpadu.

V. Diversifikasi Usahatani
Usaha tani kelapa monokultur dengan pemilikan lahan 0,5
– 1,0 ha tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk hidup
layak. Reformasi ke polikultur penanamn tanaman sela semusim atau tahunan
sangatlah berpeluang untuk dilakukan. Demikian pula dengan produk kelapa
jangan lagi hanya menjual dalam bentuk kelapa butiran atau kopra/minyak akan
tetapi harus dikembangkan dalam bentuk produksi bernilai ekonomi tinggi dan
diolah secara terpadu (diversifikasi hasilI). Era mendatang selera konsumen
beralih dari produk sintetis ke produk berbahan baku alami yang beresiko rendah
terhadap kesehatan. Dari tanaman kelapa berbagai produk yang demikian sangat
berpeluang untuk dihasilkan.
Sayan melakukan dieversifikasi tanaman dengan tanaman pisang,pepaya, dan
tanaman kayu-kayuan seperti gamelina, albesia dan cempaka, dengan harapan
dapat tambahan penghasilan sebelum kelapa berproduksi. Untuk tanaman kelapa
hibrida kalau kondisi normal setelah berumur 4-5 tahun sudah mulai berbunga.
Produksi optimal setelah berumur 7 sampai 15 tahun. Demikian pengalaman saya
dalam membudidayakan kelapa hibrida yang dalam satu hektar berisi 300 pohon.

Anda mungkin juga menyukai