Analisis Kisi Kisi Bahasa Indonesia
Analisis Kisi Kisi Bahasa Indonesia
Analisis Kisi Kisi Bahasa Indonesia
3. Alamat surat
Tidak menggunakan kata “Kepada”
Alamat disarankan tidak lebih dari tiga baris
Jabatan tidak boleh menggunakan jenis
kelamin seperti bapak atau ibu
Tulisan “Jalan pada alamat tidak boleh
disingkat
Tidak menggunakan titik di masing – masing
akhir barisnya
Contoh :
Yth. Manager Sukses Mandiri
Jalan M. Yamin No. 02, Kalibata
Jakarta
4. Salam Pembuka
Setelah kata “Dengan Hormat”
menggunakan koma
Kata dengan hormat sebaiknya dijadikan
satu dengan kalimat selanjutnya, walaupun
diganti baris seperti biasa juga tetap dapat
digunakan
Contoh :
Dengan Hormat, berdasarkan ..... (yang
dianjurkan)
Dengan Hormat,
Berdasarkan ..... ( tetap dapat digunakan )
5. Alinea pembuka
Dalam alinea pembuka sebaiknya menggunakan
bahasa yang baik dan sopan serta membuat
instansi yang membacanya tidak tersinggung.
6. Isi
Dalam isi terdapat :
Identitas
Yaitu keterangan berupa nama, tempat
tanggal lahir, alamat, pendidikan terakhir
dan dapat dtambah lagi sesuai dengan
kebutuhan. Dalam menuliskan keterangan
diatas, awalan kata tidak menggunakan huruf
besar.
Contoh :
nama : Nitriana Safitri
tempat tanggal lahir : Jakarta, 7 Januari 1995
pendidikan terakhir : S1 Sastra Inggris
alamat : Dukuhturi, Bumiayu, Brebes, 52273
Menyatakan lampiran
Dalam lamaran pekerjaan terdapat beberapa
lampiran tentang syarat yang telah diminta
oleh instansi yang membutuhkan pekerja,
maka sang pelamar harus memenuhi
lampiran yang diminta tersebut.
Dalam lampiran ini setiap akhir kalimatnya
menggunakan tanda titik dua, dan di akhir
lampiran mengggunakan titik.
Contoh :
1. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir;
2. Fotokopi kartu tanda penduduk;
3. Foto ukuran 3x4 dua lembar.
7. Penutup
Dalam penutup kita harus menunjukan
keantusiasan kita dalam melamar pekerjaan pada
instansi yang kita tuju.
Contoh : Demikian surat lamaran pekerjaan yang
saya buat, besar harapan saya untuk dapat
menjadi bagian dari perusahaan . . . . . . . . .
Nitriana Safitri
2. Disajikan cuplikan
surat lamaran
pekerjaan peserta
didik dapat
menentukan jenis
sumber informasi
dari pembukaan
surat lamaran kerja
tersebut.
3. Disajikan cuplikan
surat lamaran
pekerjaan peserta
didik dapat
menentukan kalimat
bagian isi surat
lamaran kerja
cuplikan lowongan
pekerjaan tersebut.
4. Disajikan cuplikan
pernyataan tesis
peserta didik dapat
menentukan bagian
argumen untuk
melengkapi surat
lamaran pekerjaan
tersebut.
5. Disajikan dua
cuplikan surat
lamaran pekerjaan
peserta didik dapat
menentukan unsur
yang tidak terdapat
pada sistematika
kedua surat lamaran
pekerjaan tersebut.
6. Disajikan cuplikan Pada dasarnya, surat lamaran pekerjaan dibedakan
surat lamaran dari berbagai sumber yang diperoleh oleh palamar.
pekerjaan peserta Rohmadi dan Rustamaji (2010: 4) menjelaskan
didik dapat bahwa surat lamaran pekerjaan dapat diajukan
menentukan berdasarkan sumber-sumber berikut ini.
penulisan unsur 1. Iklan
surat lamaran Contoh
pekerjaan yang Setelah membaca iklan yang dimuat dalam
tepat. harian…tanggal…yang isinya menyatakan
bahwa….
Dalam harian…tanggal…saya membaca iklan
yang menyatakan bahwa PT…membutuhkan….
Berkenaan dengan hal tersebut, saya….
2. Informasi seseorang
Contoh
Menurut informasi dari Bapak…, perusahaan
Bapak/Ibu membutuhkan…. Sehubungan dengan
hal itu…
3. Pengumuman resmi dari instansi yang
membutuhkan tenaga
Contoh
Berdasarkan dengan pengumuman nomor:…
tanggal…tentang penerimaan karyawan PT…
maka yang bertanda tangan di bawah ini:….
4. Permohonan instansi pada sekolah
Contoh
Setelah mendapat informasi dari kepala sekolah
tentang permohonan kerja….
5. Inisiatif sendiri
Contoh
Yang bertanda tangan di bawah ini, …. dengan
ini mengajukan permohonan untuk diterima
sebagai karyawan pada….
3. Pengarang Buku
4. Keunggulan Buku
5. Kelemahan Buku
b. Plot
Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang
bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan
peristiwa secara kronologis (Nurgiyantoro, 2009:
112). Stanton (via Nurgiyantoro, 2009: 113) juga
berpendapat bahwa plot adalah cerita yang berisi
urutan kejadian yang di dalamnya terdapat
hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa
disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa yang lain. Plot juga dapat berupa
cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh
dalam bertindak, berpikir, berasa, dan mengambil
sikap terhadap masalah yang dihadapi.
c. Penokohan
Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama
pentingnya dengan unsur-unsur yang lain.
Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang
menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga
dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh
(Siswandarti, 2009: 44). Unsur penokohan
mencakup pada tokoh, perwatakan, dan
bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam
cerita (Nurgiyantoro, 2009: 166). Berikut ulasan
tentang unsur-unsur penokohan.
d. Tokoh
Tokoh rekaan dalam sebuah karya fiksi dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan
tersebut didasarkan pada sudut pandang dan
tinjauan seperti, tokoh utama, tokoh protagonis,
tokoh berkembang, dan tokoh tipikal.
e. Latar
Latar menurut Abrams (1981:
175 via Nurgiantoro, 2009: 216) adalah landasan
atau tumpuan yang memiliki pengertian tempat,
hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Siswandarti (2009: 44) juga menegaskan bahwa
latar adalah pelukisan tempat, waktu, dan situasi
atau suasana terjadinya suatu peristiwa.
Berdasarkan pengertian tersebut latar dapat
disimpulkan sebagai pelukisan tempat, waktu,
dan suasana pada suatu peristiwa yang ada di
cerita fiksi.
f. Sudut Pandang
Unsur intrinsik karya fiksi berikutnya adalah
sudut pandang. Nurgiyantoro (2009: 246)
berpendapat bahwa sudut pandang adalah cara
penyajian cerita, peristiwa-peristiwa, dan
tindakan-tindakan pada karya fiksi berdasarkan
posisi pengarang di dalam cerita. Siswandarti
(2009: 44) juga sependapat bahwa sudut pandang
adalah posisi pengarang dalam cerita fiksi.
Sudut pandang menurut Nurgiyantoro (2009:
256) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut
pandang persona ketiga: dia dan sudut pandang
persona pertama: aku. Berikut penjabaran tentang
sudut pandang tersebut.
g. Amanat
Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi
dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai,
sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan
yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh
di dalamnya (Kenny, 1966: 89 via Nurgiyantoro,
2009: 321).
43. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
konflik yang
tergambar dalam
kutipan novel
tersebut.
44. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
watak yang
tergambar dalam
kutipan novel
tersebut.
46. Disajikan kutipan Kebahasaan Novel
novel peserta didik Kebahasaan dalam novel meliputi Majas, berikut
dapat menentukan pengertian dan macam-macam majas!
kalimat bermajas Pengertian Majas adalah Gaya Bahasa dalam bentuk
yang tergambar tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu
dalam kutipan novel karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan
tersebut. dan pikiran si pengarang. Yap, seperti itulah garis
besar pengertian dari Majas. Adapun Majas-majas ini
terdiri dari Majas Perbandingan, Majas
Pertentangan,Majas Sindiran, dan Majas Penegasan.
A. Majas Perbandingan
Majas Metafora adalah majas yang
membandingkan dua hal secara langsung,
tetapi dalam bentuk yang singkat atau
merupakan Gabungan dua hal yang berbeda
yang dapat membentuk suatu pengertian baru
Contoh :
a) Dia dianggap anak emas majikannya.
b) Perahu itu menggergaji ombak.
c) Perpustakaan adalah gudang ilmu.
B. Majas Pertentangan
Majas Antitesis adalah Gaya bahasa yang
membandingkan dua hal yang berlawanan.
Contoh : Air susu dibalas air tuba
Majas Litotes adalah Majas yang digunakan
untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan
untuk merendahkan hati. Contoh :Mampirlah
ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan
mewah )
Majas Oksimoron adalah Majas yang
antarbagiannya menyatakan sesuatu yang
bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya
bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi
perulangan dan sekaligus mengandung
inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa
miskin, dan yang miskin merasa kaya
Majas Antanaklasis adalah Majas yang
mengandung ulangan kata yang sama dengan
makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa
buah tangan, yaitu buah apel merah
Paradoks adalah majas yang mengandung
pertentangan antara pernyataan dan fakta
yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota
Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar
pesta yang sedang berlangsung ini.
C. Majas Sindiran
Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang
bersifat menyindir dengan halus.
Contoh :
a) Bagus sekali tulisanmu, sampai –
sampai tidak bisa dibaca
b) Kamu datang sangat tepat waktu, sudah
5 mobil tujuan kita melintas
c) Kamu pintar sekali, nilai raport mu
merah semua
D. Majas Penegasan
Majas Tautologi adalah Majas yang
melukiskan sesuatu dengan mempergunakan
kata – kata yang sama artinya ( bersinonim )
untuk mempertegas arti. Contoh :
a) Saya khawatir dan was – was dengannya
b) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku
hanya ingin bertukar pikiran saja.