Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Analisis Kisi Kisi Bahasa Indonesia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS KISI-KISI SOAL UAS BAHASA INDONESIA

KELAS XII TP 2019/2020


N Indikator Soal Materi Terkait Indikator Soal Terkait Indikator
o
1. Disajikan cuplikan Surat lamaran pekerjaan adalah surat yang dibuat
surat lamaran oleh seseorang untuk melamar pekerjaan di suatu
pekerjaan peserta perusahaan, kantor, atau instansi tertentu.
didik dapat
menentukan isi surat Isi surat meliputi bagian-bagian yang terdapat di
lamaran pekerjaan dalam surat lamaran pekerjaan dan hal-hal yang
tersebut. harus ada di dalam surat lamaran pekerjaan.

Sistematika adalah klasifikasi atau penggolongan


atas isi atau bagian-bagian yang terdapat di dalam
surat lamaran pekerjaan.

Sistematika surat lamaran pekerjaan :


1. Tempat dan tanggal lahir
Tempat dan tanggal lahir ditempatkan di pojok
kanan atas tanpa titik di akhir, karena bukan
merupakan kalamat. 
Contoh : Bumiayu, 28 Agustus 2013

2. Lampiran dan perihal


 Kata ‘Lampiran’ dan ‘perihal’ tidak
disingkat seperti lamp. atau hal.
 Angka dalam kolom lampiran ditulis
menggunakan huruf.
Contoh : Lampiran       : Empat lembar
                      Perihal           : Pemberitahuan

3. Alamat surat
 Tidak menggunakan kata “Kepada”
 Alamat disarankan tidak lebih dari tiga baris
 Jabatan tidak boleh menggunakan jenis
kelamin seperti bapak atau ibu
 Tulisan “Jalan pada alamat tidak boleh
disingkat
 Tidak menggunakan titik di masing – masing
akhir barisnya
Contoh :
Yth. Manager Sukses Mandiri
Jalan M. Yamin No. 02, Kalibata
Jakarta

4. Salam Pembuka
 Setelah kata “Dengan Hormat”
menggunakan koma
 Kata dengan hormat sebaiknya dijadikan
satu dengan kalimat selanjutnya, walaupun
diganti baris seperti biasa juga tetap dapat
digunakan
Contoh :
Dengan Hormat, berdasarkan ..... (yang
dianjurkan)
Dengan Hormat,
Berdasarkan ..... ( tetap dapat digunakan )

5. Alinea pembuka
Dalam alinea pembuka sebaiknya menggunakan
bahasa yang baik dan sopan serta membuat
instansi yang membacanya tidak tersinggung.

6. Isi
Dalam isi terdapat :
 Identitas
Yaitu keterangan berupa nama, tempat
tanggal lahir, alamat, pendidikan terakhir
dan dapat dtambah lagi sesuai dengan
kebutuhan. Dalam menuliskan keterangan
diatas, awalan kata tidak menggunakan huruf
besar.
Contoh :
nama : Nitriana Safitri
tempat tanggal lahir : Jakarta, 7 Januari 1995
pendidikan terakhir : S1 Sastra Inggris
alamat : Dukuhturi, Bumiayu, Brebes, 52273

 Maksud dan tujuan


Merupakan keterangan tentang alasan
pengirim atau pelamar pekerjaan menulis
surat itu.

 Menyatakan lampiran
Dalam lamaran pekerjaan terdapat beberapa
lampiran tentang syarat yang telah diminta
oleh instansi yang membutuhkan pekerja,
maka sang pelamar harus memenuhi
lampiran yang diminta tersebut.
Dalam lampiran ini setiap akhir kalimatnya
menggunakan tanda titik dua, dan di akhir
lampiran mengggunakan titik.
Contoh :
1. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir;
2. Fotokopi kartu tanda penduduk;
3. Foto ukuran 3x4 dua lembar.

7. Penutup
Dalam penutup kita harus menunjukan
keantusiasan kita dalam melamar pekerjaan pada
instansi yang kita tuju.
Contoh : Demikian surat lamaran pekerjaan yang
saya buat, besar harapan saya untuk dapat
menjadi bagian dari perusahaan . . . . . . . . .

8. Tanda tangan dan nama terang


Tanda tangan ini berada di pojok kanan bawah
surat, kemudian dibawahnya ditulis nama
lengkap.
Contoh :
Hormat saya,
              

                         Nitriana Safitri
2. Disajikan cuplikan
surat lamaran
pekerjaan peserta
didik dapat
menentukan jenis
sumber informasi
dari pembukaan
surat lamaran kerja
tersebut.
3. Disajikan cuplikan
surat lamaran
pekerjaan peserta
didik dapat
menentukan kalimat
bagian isi surat
lamaran kerja
cuplikan lowongan
pekerjaan tersebut.
4. Disajikan cuplikan
pernyataan tesis
peserta didik dapat
menentukan bagian
argumen untuk
melengkapi surat
lamaran pekerjaan
tersebut.
5. Disajikan dua
cuplikan surat
lamaran pekerjaan
peserta didik dapat
menentukan unsur
yang tidak terdapat
pada sistematika
kedua surat lamaran
pekerjaan tersebut.
6. Disajikan cuplikan Pada dasarnya, surat lamaran pekerjaan dibedakan
surat lamaran dari berbagai sumber yang diperoleh oleh palamar.
pekerjaan peserta Rohmadi dan Rustamaji (2010: 4) menjelaskan
didik dapat bahwa surat lamaran pekerjaan dapat diajukan
menentukan berdasarkan sumber-sumber berikut ini. 
penulisan unsur 1. Iklan
surat lamaran Contoh
pekerjaan yang Setelah membaca iklan yang dimuat dalam
tepat. harian…tanggal…yang isinya menyatakan
bahwa….
Dalam harian…tanggal…saya membaca iklan
yang menyatakan bahwa PT…membutuhkan….
Berkenaan dengan hal tersebut, saya….
2. Informasi seseorang
Contoh
Menurut informasi dari Bapak…, perusahaan
Bapak/Ibu membutuhkan…. Sehubungan dengan
hal itu…
3. Pengumuman resmi dari instansi yang
membutuhkan tenaga
Contoh
Berdasarkan dengan pengumuman nomor:…
tanggal…tentang penerimaan karyawan PT…
maka yang bertanda tangan di bawah ini:….
4. Permohonan instansi pada sekolah
Contoh
Setelah mendapat informasi dari kepala sekolah
tentang permohonan kerja….
5. Inisiatif sendiri
Contoh
Yang bertanda tangan di bawah ini, …. dengan
ini mengajukan permohonan untuk diterima
sebagai karyawan pada….

Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam


surat lamaran pekerjaan terkait dengan bahasa yang
digunakan adalah sebagai Berikut.
a. Bahasa surat adalah bahasa yang baik dan benar.
b. Bahasa surat menggunakan kata-kata yang sopan.
c. Bahasa surat berisi kata pengantar yang jelas,
singkat, padat, informative, dan tepat sasaran.
d. Bahasa surat tampak dari tulisan yang bersih,
mudah dibaca, sesuai dengan kaidah ejaan.
e. Melengkapi bagian-bagian surat dengan norma
bahasa surat (seperti penulisan unsur hal,
tempat/tanggal, alamat, salam pembuka, isi surat,
salam penutup, tanda tangan, dan nama terang).
7. Disajikan cuplikan
surat lamaran
pekerjaan yang
kaidahnya salah
peserta didik dapat
menentukan
perbaikan penulisan
unsur kaidah bahasa
tersebut.
8. Disajikan cuplikan
surat lamaran
pekerjaan yang
penulisan huruf
kapital yang salah,
peserta didik dapat
menentukan analisis
yang tepat tentang
penulisan kata yang
salah tersebut.
9. Disajikan cuplikan
surat lamaran
pekerjaan bagian
alinea penutup yang
penulisan tanda baca
salah, peserta didik
dapat menentukan
perbaikan yang tepat
terhadap kesalahan
yang terdapat pada
bagian alinea
penutup tersebut.
10. Disajikan sebuah
informasi iklan
lowongan pekerjaan
peserta didik dapat
menentukan
informasi yang tepat
dimuat pada bagian
alinea isi surat
lamaran pekerjaan.
11. Disajikan kutipan Orientasi adalah awal atau pengenalan dari sebuah
teks cerita/novel cerita atau peristiwa sejarah. Biasanya berisi
sejarah, peserta perkenalan tentang tokoh-tokoh dalam cerita yang
didik dapat akan diceritakan.
menentukan fakta Contoh orientasi: Pada zaman dahulu hiduplah
sejarah dalam seekor rusa yang sedang berjalan di padang rumput
kutipan teks nan hijau dengan bahagia, karena ia baru saja
cerita/novel sejarah mendapatkan tempat baru dengan sumber makanan
tersebut. yang melimpah.

Komplikasi adalah saat terjadinya sebuah masalah


yang dihadapi oleh sang tokoh utama dalam cerita.
Contoh komplikasi: Sampai sang rusa sedang
bahagian, ternyata banyak rintangan yang akan
dilalui rusa yang sedang berbahagia ini. Di padang
rumput tersebut juga di huni oleh binatang lain
termasuk binatang buas.

Resolusi adalah cerita dimana sang tokoh utama


mendapatkan ide unutk memecahkan masalah yang
berada dalam komplikasi.
Contoh resolusi: Sang rusa tadi pun mendapatkan
ide untuk menyelesaikan masalahnya dengan
mencari teman dari kelompok rusa lain. Dan, ia pun
bahagia karena telah mendapatkan teman dari
bangsanya sendiri.

Koda adalah bagian akhir dari cerita yang


mengandung makna dari cerita atau amanat yang
dapat diambil dari cerita tersebut.
Contoh koda: Kita harus bahagia memiliki teman,
karena selain merasa aman. Memiliki teman juga
membuat kita tidak merasa kesepian meskipun kita
ditempat yang indah dan memiliki segalanya, tanpa
teman kita akan sendiri dan tidak merasa bahagia.
12. Disajikan kutipan
teks cerita/novel
sejarah peserta didik
dapat menentukan
bagian struktur teks
cerita/novel sejarah
tersebut.
13. Disajikan kutipan
teks cerita/novel
sejarah peserta didik
dapat menentukan
konflik antartokoh
pada kutipan
tersebut.
14. Disajikan kutipan
teks cerita/novel
sejarah peserta
didik dapat
menentukan bagian
struktur cerita teks
cerita/novel sejarah
tersebut.
15. Disajikan kutipan Ciri kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam teks
teks cerita/novel cerita sejarah:
sejarah peserta didik
dapat menentukan  Pronomina (kata ganti): kata yang dipakai
kalimat bermakna untuk menggantikan benda dan menamai
lampau pada teks seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
cerita/novel sejarah  Frasa Adverbial: kata yang menunjukan
tersebut. kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
 Verba Material: kata yang berfungsi
menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh
partisipan. Menunjukan perbuatan fisik atau
peristiwa, contohnya menulis, mengepel,
menyapu. (Pahami: Pengertian Verba Pewarta
dan Contohnya)
 Konjungsi Temporal (kata sambung
waktu): berfungsi menata urutan peristiwa yang
diceritakan. Umumnya banyak menggunakan
kata penghubung temporal.

 Menggunakan kata/kelompok kata nomina


untuk menggambarkan peristiwa sejarah secara
rinci. Kelompok kata dalam teks cerita sejarah
adalah kelompok kata nomina dan kelompok kata
verba. Terdapat tiga jenis kelompok nomina:
1) kelompok nomina modifikatif, misalnya
rumah besar, dua botol, ruang makan, dan
lain-lain;
2) kelompok kata koordinatif (tidak saling
menerangkan), misalnya: lahir batin,
sandang pangan, sarana prasarana, hak dan
kewajiban, adil dan makmur, dan lain-lain;
3) kelompok nomina apositif, sebagai
keterangan yang ditambahkan atau
diselipkan, misalnya: Sinta, teman sekelasku,
pergi berlibur ke Bali.

 Menggunakan kalimat simpleks dan kalimat


kompleks. Kalimat simpleks adalah kalimat yang
memiliki konjungsi koordinatif atau kata
penghubung koordinatif. Konjungsi koordinatif
adalah konjungsi yang menghubungkan dua
unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya
setara atau sederajat. Misalnya penanda
hubungan penambahan (dan), penanda hubungan
pendampingan (serta), penanda hubungan
pemilihan (atau), penanda hubungan
pertentangan (padahal, sedangkan, bahkan,
namun). Sedangkan kalimat kompleks adalah
kalimat yang terdiri dari lebih satu aksi,
peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai
lebih dari satu verba utama dalam satu struktur.
Kalimat kompleks ini lebih dikenal dengan
kalimat majemuk.

 Menggunakan kata rujukan. Kata rujukan ialah


kata yang merujuk pada kata lain yang telah
diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan
dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Rujukan benda atau hal, yaitu kata yang
menyatakan nama dari seseorang, tempat
atau semua benda dan segala yang
dibendakan, misalnya: ini, itu, tersebut.
b. Rujukan tempat, yaitu kata yang menyatakan
atau merujuk pada kata tempat dimana
kejadian itu berlangsung, misalnya: di sini,
di situ, di sana.
c. Rujukan personel atau orang atau yang
diperlakukan seperti orang, yaitu kata yang
merujuk pada tokoh dalam sebuah cerita
yang mengalami kejadian atau peristiwa
tertentu. Misalnya: aku, dia, mereka, beliau,
dlsb.

16. Disajikan kutipan


cerita / novel sejarah
peserta didik dapat
menentukan kata
kerja
material/mental
pada kutipan teks
cerita / novel sejarah
.
17. Disajikan kutipan
cerita / novel sejarah
peserta didik dapat
menentukan jenis
frasa yang terdapat
pada kutipan teks
cerita sejarah .
18. Disajikan kutipan
cerita / novel sejarah
peserta didik dapat
menentukan kata
yang digarisbawahi
yang kata kerja
mental dalam
kutipan novel kata
kerja yang terdapat
pada kutipan teks
cerita/novel sejarah.
19. Disajikan kutipan
cerita / novel sejarah
peserta didik dapat
menentukan makna
ungkapan yang
terdapat pada
kutipan teks
cerita/novel sejarah
tersebut.
20. Disajikan kutipan
cerita / novel sejarah
peserta didik dapat
menentukan makna
peribahasa kutipan
teks cerita/novel
sejarah.
21. Disajikan kutipan Teks editorial adalah teks yang berisi pendapat
teks editorial peserta pribadi seseorang terhadap suatu isu/masalah aktual.
didik dapat Isu tersebut meliputi masalah politik, sosial, atau pun
menentukan bentuk masalah ekonomi yang memiliki hubungan secara
opini dalam teks signifikan dengan politik.
editorial tersebut.
Tujuan Teks Tajuk Rencana / Editorial / Opini:

 Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam


masalah (isu/topik) yang sedang hangat
terjadi di kehidupan sekitar.
 Memberikan pandangan kepada pembaca
terhadap isu yang sedang berkembang.

Manfaat Teks Editorial / Opini:

 Teks editorial memberi informasi kepada


pembaca, untuk merangsang pemikiran, dan
terkadang mampu menggerakkan pembaca
untuk bertindak.

Fungsi Teks Tajuk Rencana/Editorial/Opini:

 Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan


berita dan akibatnya pada masyarakat.
 Mengisi latar belakang dari kaitan berita
tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor
yang mempengaruhi dengan lebih
menyeluruh.
 Terkadang ada analisis kondisi yang
berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat
akan kemungkinan yang bisa terjadi
 Meneruskan penilaian moral mengenai berita
tersebut.

Ciri-Ciri Teks Editorial / Opini:

 Tema tulisannya selalu hangat (sedang


berkembang dibicarakan secara luas oleh
masyarakat), aktual dan faktual
 Bersifat sistematis dan logis
 Tajuk rencana merupakan Opini / pendapat
yang bersifat argumentative
 Menarik untuk dibaca karna penggunaan
kalimatnya yang singkat, padat dan jelas

22. Disajikan sebuah


paragraf teks
editorial peserta
didik dapat
menentukan kalimat
fakta dalam kutipan
teks tersebut.
23. Disajikan sebuah
kutipan teks
editorial peserta
didik dapat
menentukan opini
berbentuk prediksi
pada kutipan
tersebut.
24. Disajikan kutipan Struktur Teks Editorial
teks editorial peserta
didik dapat
menentukan bukti Struktur yang menyusun teks editorial/opini sama
kalimat penegasan dengan struktur yang telah membangun teks
kutipan teks editorial eksposisi. 3 struktur teks editorial/opini:
tersebut.
1. Pernyataan pendapat (tesis): bagian berisi
sudut pandang penulis mengenai masalah yang
dibahas. Biasanya sebuah teori yang akan
diperkuat oleh argumen.
2. Argumentasi: alasan atau bukti yang
digunakan guna memperkuat pernyataan dalam
tesis, walau secara umum argumentasi diartikan
untuk menolak suatu pendapat. Argumen bisa
berbentuk pertanyaan umum/data hasil
penelitian, pernyataan para ahli, maupun fakta-
fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.
3. Penyataan/Penegasan ulang pendapat
(Reiteration): bagian berisi penegasan ulang
pendapat yang didorong oleh fakta di bagian
argumentasi guna memperkuat/menegaskan.
Ada di bagian akhir teks.

Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Tidak jauh berbeda dengan kaidah kebahasaan yang


dipakai di Teks Prosedur Kompleks. Di ciri
kebahasaan teks editorial juga menggunakan verba
material. Berikut kaidah kebahasaan teks editorial:

 Adverbia: ditujukan agar pembaca meyakini


teks yang dibahas, dengan menegaskan
menggunakan kata keterangan (adverbia
frekuentatif). Kata yang biasa digunakan yaitu:
selalu, biasanya, sering, kadang-
kadang,  sebagian besar waktu, jarang, dan
lainnya.

 Konjungsi: kata penghubung pada teks, contoh


nya: bahkan.

 Verba Material: verba yang menunjukkan


perbuatan fisik/peristiwa.

 Verba Relasional:  verba yang menunjukkan


hubungan intensitas (pengertian A adalah B),
dan milik (mengandung pengertian A
mempunyai B).

 Verba Mental: verba yang menerangkan


persepsi (misalnya melihat, merasa), afeksi
(misalnya suka, khawatir), dan kognisi
(misalnya berpikir, mengerti). Pada verba
mental terdapat partisipan pengindra (senser)
dan fenomena.
25. Disajikan kutipan
teks editorial peserta
didik dapat
menentukan kalimat
berkonjungsi
kausalitas pada teks
tersebut.
26. Disajikan kutipan
teks editorial peserta
didik dapat
menentukan kalimat
tanggapan redaksi
sesuai kutipan
tersebut.
27. Disajikan kutipan
teks editorial peserta
didik dapat
menentukan kalimat
yang menggunakan
kata ganti penunjuk
pada teks tersebut.
28. Disajikan kutipan
teks editorial peserta
didik dapat
menentukan kalimat
retoris pada kutipan
tersebut.
29. Disajikan 2 kutipan
teks editorial peserta
didik dapat
menentukan kalimat
fakta pada kedua
teks tersebut.
30. Disajikan kutipan
teks editorial peserta
didik dapat
menentukan
perbedaan jenis
opini pada kedua
kutipan tersebut.
31. Disajikan kutipan Unsur-unsur penting yang harus ada pada sebuah
resensi buku resensi buku antara lain:
antologi cerpennovel
peserta didik dapat 1. Identitas Buku
menentukan bagian
dari unsur yang Dalam membuat resensi haruslah mengetahui
diresensi. identitas buku tersebut, seperti pepatah tak kenal
maka tak sayang. Ketahui terlebih dahulu identitas
buku yang akan di resensi agar bisa mengenal
dengan baik buku tersebut. Identitas buku yang harus
diketahui adalah informasi dasar yang perlu
disampaikan kepada pembaca resensi. Identitas buku
yang harus ada seperti:

 Judul Buku. Adalah judul yang tertera pada


sampul depan buku yang akan di resensi.
 Nama Pengarang. Adalah penulis atau
pengarang yang membuat buku tersebut.
 Nama Penerbit. Adalah percetakan yang
menerbitkan buku tersebut untuk dipublikasikan.
 Jumlah Halaman. Adalah jumlah seluruh
halaman buku tersebut selain sampul.
 Tahun penerbitan. Adalah tahun dimana buku
tersebut selesai dicetak dan diterbitkan.
 Nomor Edisi Terbit. Adalah nomor edisi ke
berapa buku itu diterbitkan.

Identitas buku bertujuan memberikan informasi


utama kepada pembaca resensi. Sehingga jika
pembaca ingin memiliki dan mengetahui isi buku
dengan lengkap bisa dengan mudah mencarinya.
2. Ikhtisar Buku

Ikhtisar disusun berdasarkan kebutuhan buku itu


sendiri, setiap buku memiliki isi dan alur yang
berbeda. Oleh karena itu setiap buku memiliki
bagian-bagian tertentu yang harus dimasukkan ke
dalam ikhtisar. Seperti misalnya novel, tidak semua
bagian yang perlu dimasukkan dalam ikhtisar namun
hanya pada kejadian-kejadian pentingnya saja.

Beda ceritanya juga bila membuat ikhtisar buku non


fiksi, ilmiah atau lainnya. Untuk buku ilmiah
pembuat resensi bisa merangkum dan langsung
membuat sinopsisnya, karena tidak memiliki alur
atau kejadian penting di dalamnya.

3. Pengarang Buku

Dalam sebuah resensi pembuat resensi dituntut


menampilkan nama pengarang buku tersebut yang
biasanya ada di depan sampul buku. Tidak hanya
menyebutkan namanya, bila dapat mengulik asal-
usulnya akan semakin baik, karena memberikan nilai
lebih pada resensi. Pembaca jadi dengan mudah
memahami sudut padang pengarang buku dalam
menghasilkan karyanya.

Mengetahui dan mengulas pengarang sebuah buku


akan sangat bermanfaat untuk menentukan latar
belakang penulisan buku. Dengan mengetahui latar
belakang pengarang sebuah buku maka akan dengan
mudah mengerti bahasa dan alur cerita dari karyanya.

4. Keunggulan Buku

Selain ikhtisar atau sinopsis sebuah buku, membuat


resensi dituntut mampu menemukan kelebihan dari
buku tersebut. Hal ini akan membantu pembaca
mempertimbangkan membeli atau tidak buku
tersebut setelah mengetahui kelebihan dari buku
melalui resensi. Selain itu menyebutkan kelebihan
akan membuat pembuat resensi semakin kritis dan
imajinatif dalam menghadapi sebuah karya.

Kelebihan sebuah buku akan menjadi daya tarik bagi


calon pembaca. Setelah mengetahui kelebihan
sebuah buku kebanyakan calon pembaca akan
menginginkan untuk membeli tersebut.

5. Kelemahan Buku

Selain bisa menyebutkan kelebihan, pembuat resensi


juga dituntut bisa menemukan kelemahan buku
tersebut. Hal ini berguna sebagai masukan bagi
penulis tentang karyanya agar tidak melakukan
kesalahan yang sama pada karya buku selanjutnya.
Juga berguna bagi pembuat resensi, karena
menjadikan semakin kritis dengan karya seseorang
yang dibacanya.

Mengetahui kelemahan juga akan menjadi


pertimbangan dalam membeli sebuah karya atau
buku. Kebanyakan calon pembaca akan menghindari
buku yang memiliki banyak kelemahan dan memilih
yang paling mendekati sempurna.

32. Disajikan kutipan


resensi buku
antologi cerpen
peserta didik dapat
menentukan
pernyataan yang
merupakan
kelebihan buku yang
diresensi.
33. Disajikan kutipan
cerpen peserta didik
dapat menentukan
pernyataan yang
merupakan
kelemahan dari
cerpen yang
diresensi.
34. Disajikan kutipan
resensi buku
antologi cerpen
peserta didik dapat
menentukan bagian
yang merupakan
unsur buku yang
diresensi.
35. Disajikan kutipan
cerpen peserta didik
dapat menentukan
kalimat yang berisi
penilaian dari cerpen
yang diresensi.
36. Disajikan kutipan
identitas buku
nonfiksi peserta
didik dapat
menentukan prediksi
yang merupakan
kelemahan dari buku
yang diresensi.
37. Disajikan kutipan
identitas buku
nonfiksi peserta
didik dapat
menentukan jenis
buku yang diresensi.
38. Disajikan kutipan A. Menafsir Pandangan Pengarang dalam Novel
novel peserta didik Menafsir pandangan pengarang dalam novel
dapat menentukan adalah menafsir apa saja yang terkandung dalam
pandangan novel, dalam hal ini termasuk di dalamnya
pengarang sesuai menafsir tentang pesan pengarang, kalimat
kutipan novel konotasi, kaitan fakta dengan kehidupan yang ada
tersebut. dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang
disampaikan oleh penulis.

Langkah-langkah menafsir pandangan


pengarang:
1. membaca novel dengan seksama
2. menentukan nilai-nilai kehidupan
3. menafsirkan pandangan pengarang terhadap
nilai-nilai itu

B. Interpretasi Terhadap Pandangan Pengarang


Interpretasi terhadap pandangan pengarang
adalah memberi kesan kepada pandangan
pengarang baik berupa apresiasi maupun berupa
kritik.

Nilai-nilai dalam novel:


1. Nilai sosial adalah nilai yang dilihat dari
sudut pandang hubungan dengan manusia
atau masyarakat.
2. Nilai agama adalah nilai yang dilihat dari
sudut pandang sesorang berdasarkan
hubungannya dengan Tuhan.
3. Nilai moral adalah nilai yang dilihat dari
sudut pandang kepribadian atau sikap
sesorang dalam menyikapi suatu masalah.
4. Nilai budaya adalah nilai yang dilihat dari
sudut pandang kebiasaan, adat-istiadat,
keperyaan, oleh masayarakat setempat.
39. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
amanat dari cupilkan
novel tersebut.
40. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
penyebab konflik
yang terdapat dalam
cuplikan novel
tersebut.
42. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
pandangan
pengarang sesuai
masalah dalam
kutipan novel
tersebut.
45. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
cara pengarang
menyampaikan
pandangan sesuai
masalah dalam
kutipan novel
tersebut.
47. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
pandangan
pengarang sesuai
nilai dalam kutipan
novel tersebut.
41. Disajikan kutipan Unsur Intrinsik merupakan unsur pembangun karya
novel peserta didik sastra yang berasal dari dalam karya itu sendiri. Pada
dapat menentukan novel  unsur intrinsik itu berupa, tema, plot,
kalimat yang penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan
merupakan amanat. Berikut ulasan unsur-unsurintrinsik novel.
ungkapan dalam a. Tema
kutipan novel Tema merupakan dasar cerita atau gagasan
tersebut. umum dari sebuah novel (Nurgiyantoro, 2009:
70). Stanton (via Nurgiyantoro, 2009: 70)
menjelaskan bahwa tema dapat juga disebut ide
utama atau tujuan utama. Berdasarkan dasar
cerita atau ide utama, pengarang akan
mengembangkan cerita. Oleh karena itu, dalam
suatu novel akan terdapat satu tema pokok dan
sub-subtema. Pembaca harus mampu menentukan
tema pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah
tema yang dapat memenuhi  atau mencakup isi
dari keseluruhan cerita. 

b. Plot
Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang
bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan
peristiwa secara kronologis (Nurgiyantoro, 2009:
112). Stanton (via Nurgiyantoro, 2009: 113) juga
berpendapat bahwa plot adalah cerita yang berisi
urutan kejadian yang di dalamnya terdapat
hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa
disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa yang lain. Plot juga dapat berupa
cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh
dalam bertindak, berpikir, berasa, dan mengambil
sikap terhadap masalah yang dihadapi.

c. Penokohan
Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama
pentingnya dengan unsur-unsur yang lain.
Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang
menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga
dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh
(Siswandarti, 2009: 44). Unsur penokohan
mencakup pada tokoh, perwatakan, dan
bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam
cerita (Nurgiyantoro, 2009: 166). Berikut ulasan
tentang unsur-unsur penokohan.

d. Tokoh
Tokoh rekaan dalam sebuah karya fiksi dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan
tersebut didasarkan pada sudut pandang dan
tinjauan seperti, tokoh utama, tokoh protagonis,
tokoh berkembang, dan tokoh tipikal.

e. Latar
Latar menurut Abrams (1981:
175 via Nurgiantoro, 2009: 216) adalah landasan
atau tumpuan yang memiliki pengertian tempat,
hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Siswandarti (2009: 44) juga menegaskan bahwa
latar adalah pelukisan tempat, waktu, dan situasi
atau suasana terjadinya suatu peristiwa.
Berdasarkan pengertian tersebut latar dapat
disimpulkan sebagai pelukisan tempat, waktu,
dan suasana pada suatu peristiwa yang ada di
cerita fiksi.

f. Sudut Pandang
Unsur intrinsik karya fiksi berikutnya adalah
sudut pandang. Nurgiyantoro (2009: 246)
berpendapat bahwa sudut pandang adalah cara
penyajian cerita, peristiwa-peristiwa, dan
tindakan-tindakan pada karya fiksi berdasarkan
posisi pengarang di dalam cerita. Siswandarti
(2009: 44) juga sependapat bahwa sudut pandang
adalah posisi pengarang dalam cerita fiksi.
Sudut pandang menurut Nurgiyantoro (2009:
256) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut
pandang persona ketiga: dia dan sudut pandang
persona pertama: aku. Berikut penjabaran tentang
sudut pandang tersebut.

g. Amanat
Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi
dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai,
sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan
yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh
di dalamnya (Kenny, 1966: 89 via Nurgiyantoro,
2009: 321).
43. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
konflik yang
tergambar dalam
kutipan novel
tersebut.
44. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
watak yang
tergambar dalam
kutipan novel
tersebut.
46. Disajikan kutipan Kebahasaan Novel
novel peserta didik Kebahasaan dalam novel meliputi Majas, berikut
dapat menentukan pengertian dan macam-macam majas!
kalimat bermajas Pengertian Majas adalah Gaya Bahasa dalam bentuk
yang tergambar tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu
dalam kutipan novel karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan
tersebut. dan pikiran si pengarang. Yap, seperti itulah garis
besar pengertian dari Majas. Adapun Majas-majas ini
terdiri dari Majas Perbandingan, Majas
Pertentangan,Majas Sindiran, dan Majas Penegasan.

A. Majas Perbandingan
 Majas Metafora adalah majas yang
membandingkan dua hal secara langsung,
tetapi dalam bentuk yang singkat atau
merupakan Gabungan dua hal yang berbeda
yang dapat membentuk suatu pengertian baru
Contoh :
a) Dia dianggap anak emas majikannya.
b) Perahu itu menggergaji ombak.
c) Perpustakaan adalah gudang ilmu.

 Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi )


adalah Suatu perbandingan dua hal yang
berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh :
a) Bagaikan harimau pulang kelaparan
b) Semangatnya keras bagaikan baja.
c) Seperti menyulam di kain yang lapuk

 Majas Alegori adalah Majas perbandingan


yang memperlihatkan suatu perbandingan
yang utuh.
Contoh :
a) Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai
juru mudi
b) Cerita Kancil dengan Buaya
c) Kancil dengan Burung Gagak.

 Majas Metonimia adalah Majas yang


memakai merek suatu barang.
Contoh :
a) Kami ke rumah nenek naik kijang
(Mobil)
b) Di kantongnya selalu terselib gudang
garam (Rokok)
c) Setiap pagi Ayah selalu menghirup
kapal api (Kopi)

 Majas Hiperbola adalah Suatu gaya bahasa


yang bersifat melebih-lebihkan.
Contoh :
a) Ibu terkejut setengah mati, ketika
mendengar anaknya kecelakaan
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
c) Suaranya menggelegar membelah
angkasa.

 Majas Personifikasi adalah Majas yang


melukiskan suatu benda dengan memberikan
sifat-sifat manusia kepada benda, sehingga
benda mati seolah-olah hidup.
Contoh :
a) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai
b) Awan menari-nari di angkasa, baru saja
berjalan 8 km mobilnya sudah batuk –
batuk
c) Badai mengamuk dan merobohkan
rumah penduduk.

 Majas Antonomasia adalah Majas yang


menyebutkan nama lain terhadap seseorang
yang berdasarkan ciri / sifat menonjol yang
dimilikinya.
Contoh :
a) Si pincang
b) Si jangkung
c) Si kribo

 Majas Simile atau Persamaan, Majas ini


mengandung perbandingan yang bersifat
eksplisit. Yang dimaksud dengan
perbandingan yang bersifat eksplisit adalah
langsung menyatakan sesuatu sama dengan
hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan
upaya yang secara eksplisit menunjukkan
kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama,
sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya.
Contoh Majas Persamaan atau simile :
a) Mukanya merah laksana kepiting rebus
b) irinya seperti kepiting batu

 Majas Alusio adalah Majas yang


mepergunakan peribahasa / kata – kata yang
artinya diketahui umum.
Contoh :
Upacara ini mengingatkan aku pada
proklamasi kemerdekaan tahun 1945

 Majas Simbolik adalah Majas perbandingan


yang melukiskan sesuatu dengan
membandingkan dengan benda – benda lain.
Contoh :
a) Dia menjadi lintah darat
b) Teratai, lambang pengabdian
c) Bunglon, lambang orang yang tak
berpendirian

 Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan


bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Majas
sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut:
1. Pars pro toto, yaitu menyebutkan
sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
a) Hingga detik ini ia belum kelihatan
batang hidungnya.
b) Per kepala mendapat Rp 300.000,00
2. Totem pro parte, yaitu menyebutkan
keseluruhan untuksebagian.
Contoh:
a) Dalam pertandingan final bulu
tangkis RT 03 melawan RT 07.
b) Indonesia akan memilih idolanya
malam nanti.

B. Majas Pertentangan
 Majas Antitesis adalah Gaya bahasa yang
membandingkan dua hal yang berlawanan.
Contoh : Air susu dibalas air tuba
 Majas Litotes adalah Majas yang digunakan
untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan
untuk merendahkan hati. Contoh :Mampirlah
ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan
mewah )
 Majas Oksimoron adalah Majas yang
antarbagiannya menyatakan sesuatu yang
bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya
bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
 Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi
perulangan dan sekaligus mengandung
inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa
miskin, dan yang miskin merasa kaya
 Majas Antanaklasis adalah Majas yang
mengandung ulangan kata yang sama dengan
makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa
buah tangan, yaitu buah apel merah
 Paradoks adalah majas yang mengandung
pertentangan antara pernyataan dan fakta
yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota
Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar
pesta yang sedang berlangsung ini.

C. Majas Sindiran
 Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang
bersifat menyindir dengan halus.
Contoh :
a) Bagus sekali tulisanmu, sampai –
sampai tidak bisa dibaca
b) Kamu datang sangat tepat waktu, sudah
5 mobil tujuan kita melintas
c) Kamu pintar sekali, nilai raport mu
merah semua

 Majas Sinisme adalah Majas yang


menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh : Perilakumu membuatku kesal

 Sarkasme adalah majas sindiran yang paling


kasar. Majas inibiasanya diucapkan oleh
orang yang sedang marah. Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu,
pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja
tidak becus!

D. Majas Penegasan
 Majas Tautologi adalah Majas yang
melukiskan sesuatu dengan mempergunakan
kata – kata yang sama artinya ( bersinonim )
untuk mempertegas arti. Contoh :
a) Saya khawatir dan was – was dengannya
b) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku
hanya ingin bertukar pikiran saja.

 Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata


– kata sebagai penegasan. Contoh :
a) Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal
kekasihku
b) Marilah kita sambut pahlawan kita,
marilah kita sambut idola kita, marilah
kita sambut putra bangsa.

 Majas Retoris adalah Majas yang berupa


kalimat tanya yang jawabanya sudah
diketahui. Contoh :
a) Siapakah yang tidak ingin hidup ?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu
bangga-banggakan ?

 Majas Antiklimaks adalah Majas yang


menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang
makin lama makin menurun. Contoh :
a) Para bupati, para camat, dan para kepala
desa
b) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga
hadir dalam acara syukuran itu.

 Majas Klimaks adalah Majas yang


menyatakan beberapa hal berturut – turut
yang makin lama makin mendebat. Contoh :
a) Semua anak-anak, remaja, dewasa,
orang tua dan kakek
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur,
bahkan presiden sekalipun tak berhak
mencampuri urusan pribadi seseorang.

 Majas Paralelisme adalah Majas perulangan


sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam
baris yang berbeda, biasanya ada dalam
puisi. Contoh :
a) Hati ini biru
Hati ini lagu
Hati ini debu
b) Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

 Majas Pleonasme adalah Majas yang


menggunakan kata – kata secara berlebihan
dengan maksud untuk menegaskan arti suatu
kata. Contoh :
a) Mari naik ke atas agar dapat meliahat
pemandangan
b) Semua siswa yang di atas agar segera
turun ke bawah.
c) Mereka mendongak ke atas
menyaksikan pertunjukan pesawat
tempur.

 Majas Aliterasi adalah Majas yang


memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya
sama. Contoh :
a) Inikah Indahnya Impian ?
b) Apakah Akan Akrab ?

 Majas Eufimisme adalah Majas yang


menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang
lebih halus. Contoh Majas Eufimisme :
a) Untuk mengatasi masalah keuangan,
perusahaan itu merumahkan sebagian
karyawannya. (mem-PHK).
b) Untuk menjaga kesetabilan ekonomi,
pemerintah menetapkan kebijakan
penyesuaian harga BBM. (kenaikan
harga).

 Majas Elipsis adalah Majas yang


manghilangkan suatu unsur kalimat.
Contoh :
a) Kami ke rumah nenek ( penghilangan
predikat pergi )
b) Aku kerja

 Retorik adalah majas yang berupa kalimat


tanya namun takmemerlukan jawaban.
Tujuannya memberikan penegasan,
sindiran,atau menggugah. Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup
dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu
bangga-banggakan ?
48. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
latar yang
tergambar dalam
kutipan novel
tersebut.
49. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
permasalahan yang
ingin disampaikan
oleh pengarang
yang tergambar
dalam kutipan novel
tersebut.
50. Disajikan kutipan
novel peserta didik
dapat menentukan
cara penggambaran
watak tokoh dalam
kutipan novel
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai