LKS Jamur 19-2
LKS Jamur 19-2
LKS Jamur 19-2
PENGAMATAN JAMUR
Bahan : tempe kedelai yang diliputi oleh miselium putih, tempe kedelai yang diliputi oleh miselium hitam,
roti yang berjamur, jamur tiram, air, tissu.
Cara Kerja:
Pengamatan jamur tempe dan jamur pada roti
1. Sediakan seiris tempe yang diliputi oleh miselium jamur seperti serabut kapas , tempe yang diliputi
miselium jamur berwarna hitam dan sepotong roti yang sudah berjamur!
2. Ambil hifa jamur yang putih pada tempe dengan ujung tusuk gigi, kemudian letakkan di atas kaca
benda. Beri setetes air dan tutuplah dengan kaca penutup.
3. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100X terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
perbesaran 400X.
4. Gambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan yang telah disiapkan dan sebutkan bagian-
bagiannya!
5. Lakukan hal yang sama (langkah 1-5) untuk mengamati hifa jamur tempe yang hitam dan jamur pada
roti! Bandingkan struktur jamur pada hifa tempe putih dan hifa tempe hitam.
6. Diskusikan hasil pengamatan dengan anggota kelompok!
7. Presentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas !
8. Buatlah kesimpulan setelah presentasi!
Hasill pengamatan
Spesies: Spesies:
Bahan Diskusi
1. Berdasarkan hasil pengamatan, apakah hifa pada jamur tempe bersekat? Sebutkan 3 macam bentuk hifa!
Hifa pada jamur tempe tidak bersekat. 3 macam bentuk hifa:
A. Hifa aseptat atau hifa tidak bersepta
Yaitu hifa yang tidak mempunyai sekat atau septum dari dinding sel. Istilah lain dari hifa tipe ini
adalah senosit. Hifa ini dapat dijumpai misalnya padaRhizopus oryzae dan Mucor mucedo.
2. Klorofil
Klorofil adalah zat hijau yang membantu berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan. Jamur tidak
memiliki klorofil sehingga tidak sanggup berfotosintesis. Itu sebabnya, jamur termasuk organisme
heterotoph. Sementara itu, tumbuhan dapat melakukan fotosintesis sehingga tergolong sebagai organisme
autotroph.
3. Reproduksi
Suatu benda yang bisa melakukan reproduksi dapat dinamakan makhluk hidup. Ada dua metode
reproduksi yaitu secara generatif (alami) dan vegetatif (buatan). Metode reproduksi secara alami pada
tumbuhan biasanya melalui serbuk sari dan biji. Sebaliknya, karena jamur tidak mampu menghasilkan
serbuk sari dan biji, jamur biasanya bereproduksi dengan spora. Perbedaan lainnya yaitu tumbuhan
menghasilkan gamet, tetapi jamur tidak memproduks gamet untuk reproduks generatifnya.
4. Struktur
Susunan struktur yang tidak sama menyebabkan cara tumbuhan dan jamur untuk dapat melekat ke
suatu benda pun berbeda pula. Tumbuhan mempunyai akar yang memungkinkannya dapat menempelkan
diri ke dalam tanah serta mencari air dan zat hara. Sedangkan jamur akan menyebarkan filamen sebagai
tempatnya untuk melekatkan diri. Jamur juga tidak dilengkapi dengan struktur batang, daun, dan akar yang
kompleks. Selain itu, dinding sel tumbuhan diselubungi selulosa, namun dinding sel jamur terbuat dari kitin.
5. Ekologi
Pada lingkaran ekologi, tumbuhan dan jamur memegang peranan yang saling bertolak belakang.
Karena mampu menghasilkan makanan, tumbuhan dianggap sebagai produsen. Tumbuhan menghasilkan
biomassa dari proses fotosintesis. Di sisi lain, jamur bertindak sebagai pengurai yang memecahkan
biomassa tadi.
2. Kelembaban udara. Kelembaban udara selama masa pertumbuhan miselium jamur akan lebih baik jika
dipertahankan antara kisaran 60 - 70%. Sedangkan kelembaban udara pada pertumbuhan tubuh buah jamur
akan lebih baik jika dipertahankan antara kisaran 80 - 90% .
3. Suhu yang lembab. Suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan jamur. Kisaran
suhu untuk pertumbuhan miselium jamur pada umumnya lebih luas dibandingkan untuk pembentukan tubuh
buah jamur. Suhu maksimal yang diperlukan untuk pembentukan tubuh buah lebih rendah daripada untuk
pertumbuhan miselium. Kisaran suhu untuk pertumbuhan miselium jamur tiram putih adalah 7 – 37 oC dan
suhu optimum adalah 26 oC – 28 oC.
4. Intesitas cahaya. Cahaya bisa didapatkan dari sinar matahari atau cahaya buatan. Kebutuhan intensitas
cahaya ini terbagi atas dua bagian. Pertumbuhan miselium jamur akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan
gelap atau tanpa sinar, namun sebaliknya selama masa pertumbuhan badan buah jamur akan memerlukan
adanya rangsangan sinar.
5. Faktor pH tanah. Faktor pH tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur. Selain pH tanah
(derajat keasaman tanah), pertumbuhan jamur juga dipengaruhi oleh faktor ketersediaan ion logam tertentu,
produksi CO2, NH3, asam organik, permeabilitas, dan membran sel yang berhubungan dengan pertukaran
ion. Sebagai contoh isaran pH tanah yang baik untuk pertumbuhan miselium jamur tiram putih adalah 5,4 –
6,0.
6. Aerasi. Aerasi merupakan dua komponen penting dalam udara yang berpengaruh pada pertumbuhan
jamur, yaitu CO2 (karbon dioksida) dan O2 (oksigen) . Karbon dioksida akan berakumulasi sebagai hasil
dari respirasi oleh jamur sendiri atau respirasi oleh organisme lain. Sedangkan oksigen merupakan unsur
penting dalam respirasi sel. sumber energi di dalam sel dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air
sehingga energi dapat tersedia.
7. Nitrogen diperlukan dalam sintesis protein, purin, dan pirimidin. Kitin yang merupakan polisakarida
yang umum dijumpai pada dinding sel jamur juga mengandung nitrogen. Sumber nitrogen yang umum
digunakan untuk pertumbuhan jamur yaitu nitrat.
8. Mineral. Unsur mineral juga diperlukan dalam pertumbuhan jamur walaupun hanya dalam persentase
yang lebih rendah daripada karbon dan nitrogen. Contoh mineral yang diperlukan bagi pertumbuhan jamur
diantaranya sulfur, fosfor, magnesium, potasium, besi, zink, mangan, tembaga dan molibdenum.
9. Vitamin. Vitamin merupakan molekul organik yang diperlukan dalam pertumbuhan jamur dalam
jumlah kecil dan tidak digunakan sebagai sumber energi atau bahan dasar sel. Vitamin yang umum
diperlukan oleh jamur yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B7(biotin), vitamin B5 (asam pantotenat) dan
vitamin B3.
10. Karbon. Karbon merupakan unsur dasar pembangun sel dan sumber energi yang diperlukan oleh sel
jamur. Semua senyawa karbon dapat digunakan oleh jamur untuk mendapatkan nutrisi bagi pertumbuhan
jamur seperti senyawa monosakarida dan polisakarida.
2. Parasit
Mereka memperoleh makanan dari tubuh inangnya.Pada jamur parasit, terutama yang menyerang tumbuhan
terdapat bentuk hifa khusus yang disebut haustoria. Bentuk hifa tersebut memiliki kemampuan untuk
menembus sel inang sehingga dapat menyerap zat makanan yang dihasilkan inang.
3. Simbiotis
Beberapa jamur lainnya dapat membentuk hubungan simbiotis dengan akar tumbuhan tingkat tinggi. Jamur
menyediakan materi anorganik bagi tumbuhan dan sebaliknya jamur memperoleh materi organic dari
tumbuhan. Selain dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur juga dapat bersimbiotis dengan ganggang hijau
atau ganggang biru – hijau membentuk liken.
Reproduksi seksual pada jamur zygomycotina terjadi dengan cara konjugasi. Proses ini dapat terjadi ketika
ada 2 hifa yang saling berdekatan namun berbeda jenis yaitu hifa (+) serta hifa (-). Pada sisi-sisi tertentu dari
hifa akan mengalami perpanjangan serta pembengkakan yang disebut dengan gametangium. Tahap
selanjutnya adalah gametangium bertemu dan melebur membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi
zigospora lalu terjadi penebalan dinding dengan warna hitam. Pada lingkungan yang tepat, zigospora akan
membentuk sporangium. Spongarium yang telah matang, akan pecah dan membentuk spora yang baru.
Spesies:
Bahan Diskusi :
1. Berdasarkan hasil pengamatan, apakah hifa pada jamur tiram ,jamur kuping , dan jamur merang
bersekat?
2. Sebutkan bagian-bagian tubuh jamur tiram.
3. Jelaskan cara reproduksi Basidiomycotina!
4. Apakah peranan Basidiomycotina?
5. Jelaskan ciri-ciri Deuteromycotina!
6. Sebutkan contoh Deuteromycotina!
7. Apakah peranan Deuteromycotina!