Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kasus 7 - Septiana Dwi Rubyanti - 22030117120002 - Kasus Gout Arthritis PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS DIETETIK 2

Penatalaksanaan Gizi Pada


Kasus Muskoloskeletal “Gout Arthritis”

Dosen pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Fillah Fithra Dieny, S.Gz, M.Si
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD

Disusun oleh :

SEPTIANA DWI RUBYANTI 22030117120002

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2020
STUDI KASUS DIETETIKA 2 KASUS MUSKOLOSKELETAL

I. LATAR BELAKANG
Ny. P (56 tahun ) datang dengan keluhan rasa sakit di lutut dan sendi kaki.
Tidak hanya itu, pasien juga lemas, pusing, nyeri otot dan sulit jalan. Sebelumnya
Ny P memiliki riwayat hipertensi dan muntah dan sebelumnya telah dirawat di RS
sebelumnya. Setelah diperiksa dokter dan didiagnosa gout arthritis.
Ny P merasa turun nafsu makannya dan merasa turun BB walaupun tidak
tahu berapa kg. Saat ini Ny P memiliki BB 61 kg, TB 156 cm, LLA 33 cm.
Pemeriksaan Ny P didapat tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 92x/menit, suhu
tubuh 36,2oC, RR 20x/menit. Pemeriksaan laboratorium didapat Hb 11,3 mg/dl,
eritrosit 3,67 juta/µL, hematokrit 31,3%, kolesterol 220 mg/dl, trigliserid 328
mg/dl, asam urat 13,9 mg/dl. Pasien mendapat terapi medis Injeksi ranitidin,
injeksi ketolorac, injeksi mecobalamin, mel.oxicam, allupurinol, simvastatin.
Ny. P biasa makan 3 kali sehari dengan nasi sebanyak 1 centong sekali
makan. Lauk yang biasa dikonsumsi yaitu seekor sedang ikan mujahir atau ikan
pindang, lalu sepotong sedang tahu atau tempe. Sayur yang biasa dikonsumsi
yaitu sayur kangkung, sayur bayam dan sayuran bening sebanyak 3 sdm. Ny. P
jarang mengkonsumsi buah-buahan karena alasan keterbatasan ekonomi. Ny. P
biasa minum air putih hanya sekitar 3 gelas per hari.
Sehari sebelumnya, Ny. P menghabiskan sarapan, makan siang dan makan
sore menu diet yang diberikan baik nasi, lauk hewani, lauk nabati, maupun sayur.
Sarapan berupa bubur nasi, ayam bumbu soto, tahu bumbu rujak, dan teh manis.
Siang mengkonsumsi bubur nasi, ikan acar, perkedel, sayur bayam bening dan
oyong. Sore hari mengkonsumsi bubur nasi, gadon daging, sop. Susu rendah
lemak dan snack lemper yang diberikan juga diminum dan dimakan hingga habis.
Pasien tidak mengkonsumsi makanan dari luar.
Ny P belum tahu makanan yang harus dikonsumsi apa saja untuk
memperbaiki kondisinya. Ny P biasa ke sawah untuk bertani dan melakukan
kegiatan rumah tangga seperti memasak, mencuci baju dsb. Setelah di RS,
aktivitas Ny P sangat terbatas, hanya di tempat tidur karena sendi yang kaku dan
sakit. Walau demikian, Ny P dibantu ke kamar mandi oleh suaminya untuk BAB
dan BAK.
II. SKRINING (DATA UMUM)
A. Pemilihan Metode Skrining
Berdasarkan kasus Ny. P diektahui bahwa beliau berusia 56 tahun
termasuk dalam kelompok dewasa. Sehingga metode skrining yang tepat
digunakan dalam kasus ini adalah Simple Nutrition Screening Tool (SNST).1
SNST merupakan metode yang tepat digunakan untuk mengkaji malnutrisi atau
berisiko malnutrisi pada usia dewasa.2 SNST merupakan alat skrining
malnutrisi yang memiliki nilai reliabilitas dan validitas yang tinggi dengan gold
standart nya SGA jika dibandingkan dengan MST, NRS 2002, dan MUST.3
Jika dibandingkan dengan alat skrining lain, SNST lebih baik sensitifitas,
spesifisitas menunjukkan kelompok berisiko dan tidak berisiko malnutrisi. Alat
skrining SNST ini terdiri dari 6 pertanyaan “apakah pasien terlihat kurus ?”,
“apakah pakaian terasa lebih longgar ?”, “apakah terjadi penurunan BB secara
tidak sengaja 3-6 terakhir ?”, “apakah mengalami penurunan asupan makan 1
minggu terakhir?”, “apakah merasa lemah, loyo, dan tidak bertenaga ?” dan
“apakah ada penyakit yang mempengaruhi asupan makanan ?”. Total
penjumlahan semua skor akan menentukan seseorang tergolong berstatus tidak
berisiko malnutrisi dan berisiko malnutrisi.1
B. Pengisian Kuesioner
Formulir Simple Nutrition Screening Tool (SNST)

No. Pertanyaan Jawaban (skor)


1. Apakah pasien terlihat kurus ? a. Ya = 1
b. Tidak = 0 0
2. Apakah pakaian anda terasa lebih longgar ? a. Ya = 1
b. Tidak = 0 0
3. Apakah akhir – akhir ini anda kehilangan berat badan a. Ya = 1 1
secara tidak disengaja (6 bulan terakhir) ? b. Tidak = 0
4. Apakah anda mengalami penurunan asupan makan selama a. Ya = 1 1
1 minggu terakhir ? b. Tidak = 0
5. Apakah anda menderita suatu penyakit yang a. Ya = 1 0
mengakibatkan adanya perubahan jumlah atau jenis
b. Tidak = 0
makanan yang anda makan ?
6. Apakah anda merasakan lemah, loyo, dan tidak bertenaga ? a. Ya = 1 1
b. Tidak = 0
Total Skor 3
Kesimpulan :
 Skor 0 – 2 = tidak berisiko malnutrisi Berisiko malnutrisi
 Skor ≥3 = berisiko malnutrisi
C. Membuat Keputusan Kuesioner
Berdasarkan hasil skrining dengan menggunakan metode Simple Nutrition
Screening Tool (SNST) yaitu metode skrining yang digunakan untuk dewasa,
secara cepat, mudah, dan akurat memiliki validitas yang baik dan berpedoman
dengan gold standar SGA.1,3 Berdasarkan kuesioner SNST, pada pertanyaan 1
pasien tidak terlihat kurus (0), nomor 2 pakaian tidak terasa longgar (0), nomor
3 terdapat penurunan BB yang tidak diinginkan selama 6 bulan terakhir (1),
nomor 4 pasien mengalami penurunan nafsu makan seminggu terakhir (1),
nomor 5 menderita suatu penyakit sehingga makan berubah (0), dan nomor 6
pasien merasakan lemah, loyo, tidak bertenaga (1). Sehingga total Skor SNST
Ny. P diperoleh skor 3, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ny. P berisiko
malnutrisi sehingga perlu diberikan proses asuhan gizi terstandar.1

III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI


1. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)
Tabel 1. Data Riwayat Pasien (CH)

Domain Data Interpretasi


CH-1.1.1 Umur 56 tahun Dewasa
(middle age : 45-59 tahun) WHO
CH-1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan -
CH-1.1.7 Peran dalam keluarga Isteri, ibu rumah tangga -
CH-1.1.10 Mobilitas SMRS : Sebelum masuk rumah sakit
Masih dapat beraktivitas masih dapat beraktivitsa seperti
ke sawah untuk bertani, biasanya, namun setelah masuk
melakukan kegiatan rumah sakit aktivitas terbatas di
mrmasak, mencuci baju tempat tidur karena sendi kaku
MRS : dan sakit
Aktivitas terbatas, hanya
di tempat tidur, untuk
BAB dan BAK dibantu
suami
CH-2.1.1 Merasakan sakit pada Kemungkinan dikarenakan
Keluhan gizi utama pasien/klien bagian lutut, sendi kaki, pengaruh hipertenis, obesitas, dan
lemas, pusing, nyeri otot, gout artritis (asam urat)
dan sulit jalan
CH-2.1.2 Cardiovascular Hipertensi -
2
CH-2.1.3 Endokrin/metabolism Obesitas IMT 25,08 kg/m
CH-2.1.5 Gastrointestinal Muntah -
CH-2.1.10 Muskoloskeletal Gout artritis -
CH-3.1.1 Faktor sosioekonomi Ekonomi menengah Berdasarkan pengakuan pasien
kebawah (kurang)
CH-3.1.2 Living/housing Tinggal bersama suami -
situation
CH-3.1.4 Social and medical Dibantu dan dirawat oleh -
support suaminya
CH-3.1.6 Pekerjaan Petani, ibu rumah tangga -
CH-3.1.8 Sejarah dan krisis Riwayat hipertensi, pernah Didiagnosa gout artrtitis
dirawat di RS
Kesimpulan :
Ny. P berusia 56 tahun, merupakan seorang petani sekaligus ibu rumah tangga,
tinggal bersama suami. Ny. P datang ke RS dengan keluhan sakit pada bagian
lutut, sendi kaki, lemas, pusing, nyeri otot, dan sulit jalan dan didagnosis dokter
mengalami gout artritis. Sebelumnya memiliki riwayat penyakit hipertensi,
muntah, dan pernah dirawat di RS. Selain itu, Ny. P juga mengalami obesitas
berdasarkan IMTnya, saat ini ketika masuk RD dirawat oleh suaminya, Ny. P
mengaku mengalami keterbatasan ekonomi.

2. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)


Asupan SMRS
Tabel 2. FH SMRS Ny. P

Domain Data Interpretasi

FH-1.1.1.1 Asupan : 927,2 kkal Asupan kurang yaitu sebesar


Total Energy Intake Kebutuhan : 2100 kkal (44,2%) dari kebutuhan
FH-1.5.1.1 Asupan : 34,1 gr Asupan kurang yaitu sebesar
Total Lemak Intake Kebutuhan : 46,7 gr (73%) dari kebutuhan
FH-1.5.2.1 Asupan : 29,4 gr Asupan kurang yaitu sebesar
Total Protein Intake Kebutuhan : 78,75 gr (37,3%) dari kebutuhan
FH-1.5.3.1 Asupan : 125,3 gr Asupan kurang yaitu sebesar
Total Karbohidrat Intake Kebutuhan : 341,25 gr (36,7%) dari kebutuhan
FH-1.5.4.1 Asupan : 2,2 gr Asupan kurang yaitu sebesar
Total Kebutuhan Serat Kebutuhan : 25 gr (8,8%) dari kebutuhan
FH-1.6.1.1 Vit. A Asupan : 1644 RE Asupan lebih yaitu sebesar
Kebutuhan : 600 RE (274%) dari kebutuhan
FH-1.6.1.2 Vit. C Asupan : 5,9 mg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 75 mg (7,86%) dari kebutuhan
FH-1.6.1.3 Vit. D Asupan : 2 mcg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 15 mcg (13,3%) dari kebutuhan
FH-1.6.1.4 Vit. E Asupan : 0 mg Asupan kurang dari
Kebutuhan : 15 mcg kebutuhan
FH-1.6.1.5 Vit. K Asupan : 0 mcg Asupan kurang dari
Kebutuhan : 55 mcg kebutuhan
FH-1.6.2.1 Vit. B12 Asupan : 1,1 Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 4 mcg (27,5%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.1 Calcium Asupan : 90,6 mg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 1200 mg (7,55%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.3 Zat Besi Asupan : 3,1 mg Asupan cukup yaitu sebesar
Kebutuhan : 8 mg (38,75%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.4 Magnesium Asupan : 113,2 mg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 340 mg (33,3%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.5 Kalium Asupan : 427,9 mg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 4700 mg (9,10%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.5 Natrium Asupan : 695,4 mg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 1400 mg (49,7%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.8 Zinc Asupan : 2,6 mcg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 8 mcg (32,5%) dari kebutuhan
Asupan : - -
FH-1.2.1.1 Oral Fluid Kebutuhan : 2135 ml, 2350 ml
(AKG 2019)
FH-1.2.2.3 Meal/Snack 3x/hari makanan utama Asupan kurang
pattern (pagi, siang, dan sore)
Nasi : 3xsehari @1 centong Kurang bervariasi, masih
Lauk hewani : ikan mujahir, ikan kurang mengonsumsi buah
FH-1.2.2.5 pindang satu ekor karena keterbatasan ekonomi
Lauk nabati : tahu atau tempe satu
Food Variety
potong
Sayur : sayur kangkung, sayur
bayam, sayur bening 3 sdm
Buah : -
Selalu pergi ke sawah, melakukan Termasuk aktivitas fisik
FH-7.3.1 Physical activity
kegiatan rumah tangga, memasak, sedang
history
mencuci baju, dan sebagainya
Kesimpulan :
Berdasarkan data Ny. P dengan menggunakan SQ-FFQ, dapat disimpulkan bahwa
Ny. P memiliki pola makan 3x sehari dengan kecukupan asupan energy dan
makronutrien (lemak, protein dan karbohidrat) masih kurang dari kebutuhan.
Sedangkan pada asupan mikronutrien juga belum memenuhi asupan kecuali pada
Vitamin A berlebih. Asupan Ny. P sebelum masuk RS (SMRS) masih kurang
bervariasi terutama untuk konsumsi buah, karena keterbatasan ekonomi. Untuk
aktifitas fisik Ny. P SMRS selalu pergi ke sawah dan mengerjakan beberapa
pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, mencuci baju,
dan sebagainya dimana termasuk aktivitas fisik sedang.
Asupan MRS
Tabel 3. FH MRS Ny. P

Domain Data Interpretasi

FH-1.1.1.1 Asupan : 1058,2 kkal Asupan kurang yaitu sebesar


Total Energy Intake Kebutuhan : 1800 kkal (57,78%) dari kebutuhan
FH-1.5.1.1 Asupan : 37,8 gr Asupan cukup yaitu sebesar
Total Lemak Intake Kebutuhan : 40 gr (94,5%) dari kebutuhan
FH-1.5.2.1 Asupan : 64,7 gr Asupan cukup yaitu sebesar
Total Protein Intake Kebutuhan : 67,5 gr (95,8%) dari kebutuhan
FH-1.5.3.1 Asupan : 114,8 gr Asupan kurang yaitu sebesar
Total Karbohidrat Intake Kebutuhan : 292,5 gr (39,2%) dari kebutuhan
FH-1.5.4.1 Asupan : 6,4 gr Asupan kurang yaitu sebesar
Total Kebutuhan Serat Kebutuhan : 25 gr (25,6%) dari kebutuhan
FH-1.6.1.1 Vit. A Asupan : 647 RE Asupan lebih yaitu sebesar
Kebutuhan : 600 RE (107,83%) dari kebutuhan
FH-1.6.1.2 Vit. C Asupan : 11,3 mg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 75 mg (15,1%) dari kebutuhan
FH-1.6.1.3 Vit. D Asupan : 0,6 mcg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 15 mcg (4%) dari kebutuhan
FH-1.6.1.4 Vit. E Asupan : 0 mcg Asupan kurang dari kebutuhan
Kebutuhan : 15 mcg
FH-1.6.1.5 Vit. K Asupan : 0 mcg Asupan kurang dari kebutuhan
Kebutuhan : 55 mcg
FH-1.6.2.1 Vit. B12 Asupan : 2,9 mcg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 4 mcg (72,5%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.1 Calcium Asupan : 429,7 mg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 1200 mg (35,8%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.3 Zat Besi Asupan : 6,9 mg Asupan cukup yaitu sebesar
Kebutuhan : 8 mg (86,25%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.4 Magnesium Asupan : 199,2 mg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 340 mg (58,6%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.5 Kalium Asupan : 1442,6 mg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 4700 mg (30,7%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.5 Natrium Asupan : 302,1 mg Asupan kurang yaitu sebesar
Kebutuhan : 1400 mg (21,6%) dari kebutuhan
FH-1.6.2.8 Zinc Asupan : 7,2 mcg Asupan cukup yaitu sebesar
Kebutuhan : 8 mcg (90%) dari kebutuhan
Asupan : -
FH-1.2.1.1 Oral Fluid Kebutuhan : 2135 ml, 2350 ml -
(AKG 2019)
3x/hari makanan utama Asupan diketahui secara
FH-1.2.2.3 Meal/Snack
kualitatif berdasarkan makanan
pattern
dari RS
Nasi : 3xsehari @1 centong Kurang bervariasi, masih
FH-1.2.2.5 Lauk hewani : ikan mujahir, kurang mengonsumsi buah
Food Variety ikan pindang satu ekor karena keterbatasan ekonomi
Lauk nabati : tahu atau tempe
satu potong
Sayur : sayur kangkung, sayur
bayam, sayur bening 3 sdm
Buah : -
Ranitidin merupakan obat yang
digunakan untuk menangani
penyakit yang berkaitan dengan
produksi asam lambung
Injeksi ranitidine berlebih. Asam lambung
berlebih dapat memicu iritasi
dan peradangan dinding
lambung dan saluran
pencernaan.
Ketorolac merupakan obat yg
berfungsi mengatasi nyeri dan
antiinflamasi. Merupakan
golongan obat NSAID (non-
Injeksi ketorolac steroid) yg bekerja memblok
substansi alami yang
menyebabkan inflamasi.
Ketorolac dapat mengurangi
bengkak, nyeri, atau demam
Mecobalamin merupakan
bentuk lain dari vitamin B12
(kobalamin), bentuknya secara
fisiologis sama dengan vitamin
B12 sehingga dapat digunakan
untuk mengatsi defisiensi
FH-3.1.1 vitamin B12 (menyebabkan
Injeksi mecobalamin
anemia megaloblastik),
Prescription medication
mengobati nyeri akibat
use kerusakan saraf tepi atau
neuroperifer, mempertahankan
fungsi sel saraf, transmisi saraf,
meningkatkan produksi sel
darah merah
Meloxicam adalah obat yang
digunakan untuk meredakan
gejala penyakit radang
sendi/arthritis, pembengkakan
sendi, kekakuan sendi, sakit dan
Meloxicam nyeri sendi. Obat ini dapat
menghambat enzim yg
memproduksi prostaglandin
(hormon yg menyebabkan
peradangan) termasuk gologan
antiinflamasi non-steroid
Allupurinol merupakan obat
yang dapat menurunkan kadar
asam urat yang berlebih dalam
Allupurinol tubuh. Berperan dalam
mengatasi gout kronis, penderita
kanker atau gangguan ginjal
yang disebabkan oleh asam urat.
Simvastatin merupakan obat
Simvastatin
untuk menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. Bekerja
sebagao inhibitor kompetitif
HMG-CoA reduktase (enzim
untuk mempercepat sintesis
kolesterol). Obat ini dapat
menurunkan kolesterol totoal,
LDL, trigliserida, dan
meningkatkan kadar HDL darah.
- aktivitas terbatas di tmpt tidur Aktivitas terbatas (terikat
FH-7.3.1 Physical activity - kondisi lemas tempat tidur) karena sendi terasa
history - BAK dan BAB diantarkan kaku dan sakit
suaminya

Kesimpulan :
Berdasarkan data Ny. P dengan menggunakan Food Recall, dapat disimpulkan
bahwa Ny. P makan makanan RS pada hari kemarin dengan kecukupan asupan
energy dan karbohidrat masih kurang dari kebutuhan, sedagkan lemak dan protein
sudah mencukupi kebutuhan. Namun, pada asupan mikronutrien juga belum
memenuhi asupan kecuali pada Vitamin A berlebih, Fe (zat besi) dan Zinc (Zn)
sudah mencukupi. Asupan Ny. P saat masuk RS (MRS) semuanya senantiasa
dihabiskan, untuk konsumsi buah tidak disebutkan dalam kasus ini. Ny. P
mendapat terapi diantaranya Injeksi ranitidin, injeksi ketolorac, injeksi
mecobalamin, meloxicam, allupurinol, dan simvastatin. Pada aktifitas fisik Ny. P
saat MRS termasuk aktivitas fisik ringan, hanya terbatas di tempat tidur, kondisi
lemas, dan BAB serta BAK diantar oleh suaminya.

3. Pengkajian Antropometri (AD)


Tabel 4. Antropometri (AD)

Domain Data Interpretasi

AD-1.1.1 TB 156 cm -
AD-1.1.2 BB 61 kg -
2
AD-1.1.5 IMT 25,06 kg/m Obesitas I
AD-1.1.7 Body LILA 33 cm gizi baik, karena ≥85%
compartements estimates Persentil LILA  108% (berlebihan)
BB Ideal 50,4 kg -
ADBW 53,05 kg -
Kesimpulan :
Berdasarkan data TB Ny. P sebesar 156 cm dan BB aktual sebesar 61 kg, LILA
33 cm, kemudian dihitung persentil LILA sebesar 108% tergolong gizi baik,
serta diperoleh IMT sebesar 25,06 kg/m2 yang termasuk kategori obesitas tingkat
I. BB idealnya adalah 50,4 kg, sehingga dapat ditentukan ADBW (Adjusted
Body Weight) sebesar 53,05 kg.
4. Pengkajian Data Biokimia (BD)
Tabel 5. Data Biokimia (BD) Ny. P

Nilai
Domain Data Satuan Interpretasi
Normal
BD-1.7.1 Kolesterol 220 <200 mg/dL Tinggi
BD-1.7.7 Trigliserida 328 40-190 mg/dL Tinggi
BD-1.10 Anemia Profile
3,67 4,2-5,4 juta/µL Rendah
(Eritrosit)
BD-1.10.1 Hemoglobin 11,3 12-16 g/dL Rendah
BD-1.10.2 Hematokrit 31,3 36-46 % Rendah
Asam urat 13,2 2,8-6,8 mg/dL Tinggi
Sumber : Penunutun Diet, 2005 dan Greenspan’s Basic and Clinical Endocriology 8th Edition, 2012.
Developed by Katy G. Wilkens, MS, RD, Northwest Kidney Centers, Seattle, Washington

Kesimpulan :
Berdasarkan data biokimia Ny. P diatas, setelah dilakukan uji laboratorium dapat
dikatakan bahwa kadar tinggi terdapat pada kolesterol (hiperkolesterolemia),
trigliserida (hipertigliserid), dan asam urat (hiperurisemia). Sedangkan kadar
rendah terdapat pada eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit yang memungkinkan
terjadinya anemia.

5. Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)


Tabel 6. Data Fisik Klinis (PD)

Nilai
Domain Data Satuan Interpretasi
Normal
PD-1.1.1 lemas, sulit jalan - - -
Overall Appearance
PD-1.1.4 Rasa sakit pada - - -
Ekstremitas, muscles, lutut dan sendi
and bones kaki, nyeri otot
dan sulit jalan
PD-1.1.5 muntah - - -
Digestive System
PD-1.1.6 Head and eyes pusing - - -
PD-1.1.9 140/90 120/80 mmHg Tinggi
Vital Sign : TD
PD-1.1.9 92 60-100 kali/menit Normal
Vital Sign : nadi
PD-1.1.9 20 20-30 kali/menit Normal rendah
Vital Sign : RR
PD-1.1.9 36,2 36-37 °C Normal
Vital Sign : Suhu
Kesimpulan :
Dari data klinis dan fisik Ny. P di atas dapat disimpulkan bahwa Ny. P mengalami
kesulitan untuk berjalan, kondisinya lemas, pada bagian ekstremitas, otot dan
tulangnya merasakan sakit lutut dan sendi kaki, nyeri otot dan sulit jalan.
Memiliki riwayat muntah dan pusing. Untuk tanda fisik tekanan darah tinggi,
sedangkan nadi, RR dan suhu masih dalam kondisi normal.
6. Comparative Standar (CS)
Perhitungan Kebutuhan Makronutrien  di Lampiran
Tabel 7. Comparative Standar (CS)

Domain SMRS MRS Interpretasi


Asupan energi SMRS = 927,2
CS-1.1.1 Total
kkal (44,2% kurang)
Perkiraan Kebutuhan 2100 kkal/hari 1800 kkal/hari
Asupan energi MRS = 1058,2
Energi
kkal (57,78% kurang)
CS-1.1.2 Metode
Seharusnya jika lebih akurat
Total Perkiraan Harris Benedict
menggunakan indirect calorimetry
Kebutuhan Energi
Asupan SMRS = 34,1 g
CS-2.1.1 Total
(73% kurang)
Perkiraan Kebutuhan 73,8 gram 67,5 gram
Asupan MRS = 37,8 gr
Lemak
(94,5% cukup)
Asupan SMRS = 29,4 g
CS-2.2.2 Total
(37,3% kurang)
Perkiraan Kebutuhan 78,75 gram 40 gram
Asupan MRS = 64,7 gr
Protein
(95,8% cukup)
Asupan SMRS = 125,3 g
CS-2.3.1 Total
(36,7% lebih)
Perkiraan Kebutuhan 341,25 gram 292,5 gram
Asupan MRS = 114,8 g
Karbohidrat
(39,2% kurang)
Asupan SMRS = 2,2 g
CS-2.4.1 (8,8% kurang)
25 g 25 g
Kebutuhan Serat Asupan MRS = 6,4 g
(25,6% kurang)
CS-3.1.1 Total Kebutuhan cairan pada MRS sama
Perkiraan Kebutuhan 2350 mL 2350 mL banyak SMRS menggunakan
Cairan AKG 2019
Estimates Vitamins Needs (4.1)
Asupan SMRS = 1644 RE
(274% lebih)
CS-4.1.1 Vit. A 600 RE 600 RE
Asupan MRS = 647 RE
(107,83% lebih)
Asupan SMRS = 5,9 mg
(7,86% kurang)
CS-4.1.2 Vit. C 75 mg 75 mg
Asupan MRS = 11,3 mg
(15,1% kurang)
Asupan SMRS = 2 mcg
(13,3% kurang)
CS-4.1.3 Vit. D 15 mcg 15 mcg
Asupan MRS = 0,6 mcg
(4% kurang)
Asupan SMRS (- kurang)
CS-4.1.4 Vit. E 15 mcg 15 mcg
Asupan MRS (- kurang)
Asupan SMRS (- kurang)
CS-4.1.5 Vit. K 55 mcg 55 mcg
Asupan MRS (- kurang)
Asupan SMRS = 1,1 mcg
(27,5% kurang)
CS-4.1.11 Vit. B12 4 mcg 4 mcg
Asupan MRS = 2,9 mcg
(72,5% kurang)
CS-4.1.14 Metode
AKG 2019 AKG 2019 -
Perkiraan Kebutuhan
Estimates Minerals Needs (4.2)
Asupan SMRS = 90,6 mg
(7,55% kurang)
CS-4.2.1 Calcium 1200 mg 1200 mg
Asupan MRS = 429,7 mg
(35,8% kurang)
Asupan SMRS = 3,1 mg
(38,75% kurang)
CS-4.2.3 Fe 8 mg 8 mg
Asupan MRS = 6,9 mg
(86,25% cukup)
Asupan SMRS = 113,2 mg
(33,3% kurang)
CS-4.2.4 Magnesium 340 mg 340 mg
Asupan MRS = 199,2 mg
(58,6% kurang)
Asupan SMRS = 427,9 mg
(9,10% kurang)
CS-4.2.5 Kalium 4700 mg 4700 mg
Asupan MRS = 1442,6 mg
(30,7% kurang)
Asupan SMRS = 695,4 mg
(49,7% kurang)
CS-4.2.7 Sodium 1400 mg 1400 mg
Asupan MRS = 302,1 mg
(21,6% kurang)
Asupan SMRS = 2,6 mcg
(32,5% kurang)
CS-4.2.8 Zinc 8 mcg 8 mcg
Asupan MRS = 7,2 mcg
(90% cukup)
CS-4.2.19 Metode
AKG 2019 AKG 2019 -
Perkiraan Kebutuhan
CS-5.1.1 BBI 50,4 kg 50,4 kg -
CS-5.1.2
<25 kg/m2 <25 kg/m2 IMT normal (18,5 – 24,5 kg/m2)
Rekomendasi IMT

Kesimpulan :
Berdasarkan data asupan Ny. P terdapat ketidakcukupan makronutrien serta
mikronutrien berdasarkan SMRS dan MRS yang disesuaikan dengan perhitungan
kebutuhannya. Sedangkan untuk asupan baik SMRS dan MRS tidak dijelaskan
secara detail namun hanya disapaikan secara tersirat. Ny. P saat SMRS asupannya
kurang karena keterbatasan ekonomi. Sedangkan untuk kebutuhan serat, cairan,
dan mikronutrien SMRS dan MRS mengalami kekurangan kecukupan kecuali
pada MRS vitamin A berlebihan, Fe dan Zn cukup. Perkiraan SMRS dan MRS
menggunakan estimasi kebutuhan berdasakran Harris Benedict dan AKG 2019.
IV. DIAGNOSIS GIZI
1. NI-1.2 Asupan Energi Oral Inadekuat (P) berkaitan dengan penurunan nafsu
makan dan terganggunya mobilitas pasien berupa nyeri otot, sulit jalan, sakit di
lutut dan sendi (E) ditandai asupan makanan yang kurang pada SMRS (energi
44,2%, lemak 73%, protein 37,3%, karbohidrat 36,7%) dan MRS (energi
57,78% dan karbohidrat 39,2%), disertai kondisi lemas, pusing, penurunan
asupan energi sejak SMRS (S).
2. NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait tentang gizi (P) berkaitan dengan
adanya gout arthritis, anemia, dan status obesitas tingkat I (E) ditandai dengan
hiperurisemia / tinggiya kadar asam urat (3,67 juta/µL), hiperkolesterolemia
(220mg/dL), hipertrigliseridemia (328 mg/dL), nilai Hb (11,3 g/dL) dan Ht
(31,3%) rendah (S).
3. NB-1.1 Kurangnya pengetahuan pasien terkait tentang gizi dan kesehatan (P)
berkaitan dengan kurangnya informasi dan belum tahu makanan yang harus
dikonsumsi untuk memperbaiki kondisinya (E) ditandai dengan rendahnya
asupan saat SMRS, pemilihan makanan yang kurang tepat, status gizi pasien
obesitas dengan IMT , hipertensi, dan keluhan rasa sakit di lutut, sendi kaki,
nyeri otot dan sulit jalan (S).

V. INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi Gizi
1. Tujuan Intervensi Gizi yang dapat dilakukan kepada Ny. P diantaranya
adalah :
a. Mencapai dan mengoptimalkan status gizi normal melalui penurunan
BB dengan secara bertahap (0,5 kg per minggunya).
b. Mengurangi progress penyakit gout arthritis dan mencegah penyakit
kormobiditas lainnya misalnya gangguan ginjal.
c. Memberikan asupan yang dapat memperbaiki kadar nilai lab, berupa
penurunan kadar asam urat, kolesterol, dan trigliserida. Serta
peningkatan eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit
d. Mengurangi rasa nyeri otot di lutut dan sendi kaki, lemas, pusing serta
muntah yang dirasakan pasien melalui terapi gizi serta koordinasi
dengan tenaga kehatan lainnya.
e. Memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus
mengupayakan perubahan perilaku pada pasien dan keluarga terkait
pedoman gizi seimbang dan diet yang dapat dilakukan.

B. Perencanaan (Planning)
1. ND-1 Meals and Snack (Pemberian Diet)
Rekomendasi energi sebesar 1500-1800 kkal dengan pemberian asupan
secara bertahap hingga mencapai kebutuhan pasien saat MRS.
1) Preskripsi Diet : Zat Gizi Makro
- Energi berdasarkan kebutuhan sebesar 1500-1800 kkal disesuaikan
kebutuhan pasien dengan gangguan gout arthritis disertai obesitas
(dikurangi 500-1000 kkal dari kebutuhan energi normal hingga
mencapai berat badan normal) untuk mempertahankan stamina dan
mencegah pemecahan protein berlebih.
- Protein yang tinggi diberikan yaitu 67,5 gram (15%) untuk
mengatasi anabolisme protein, dengan menghindari bahan makanan
sumber protein yang memiliki kandungan purin >150 mg/100 gram.
- Lemak diberikan yaitu 40 gram (20%) dari total energi dengan
memperhatikan keadaan obesitas, serta lemak yang berlebihan dapat
menghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui
urin.Diutamakan lemak tidak jenuh seperti kacang – kacangan, ikan,
alpukat, minyak nabati, dan sebagainya.
- Karbohidrat diberikan sebesar 292,5 gram (65%) dari energi total.
Karbohidrat untuk mengurangi risiko hipoglikemia, namun juga tidak
boleh berlebih karena pada pasien ini disertai dengan BB berlebih,
sehingga pemilihan bahan makanan berupa karbohidrat kompleks.
2) Memberikan serat larut air sebesar 25 gram dari buah dan sayuran.
3) Memberikan cairan sebanyak 2350 ml atau 2-2,5 L/hari untuk membatasi
asam urat mellaui urin dan mencegah pembentukan batu ginjal.
4) Menghindari makanan dengan sumber natrium seperti garam, kecap
makanan yang berpngawet, makanan kaleng, asinan, dan sebagainya.
5) Pemberian jenis diet berupa diet rendah purin (diakrenakan terdapat
gangguan gout arthritis) serta kombinasi dengan DASH diet (Dietary
Approach to Stop Hypertension), hal ini berkaitan dengan adanya
obesitas dan hipertensi.
6) Memberikan makanan dengan tekstur makanan biasa karena pasien tidak
mengalami kendala pada saluran cerna baik oral maupun pencernaan.
Pasien memang terdapat keluhan mengalami penurunan nafsu makan
dikarenakan keluhan pusing dan nyeri pada otot dan kakinya, sehingga
masih dapat diberikan makanan secara oral berupa makanan biasa karena
kesadarannya pun masih baik.
7) Frekuensi makanan diberikan dalam porsi kecil namun sering (5x makan,
termasuk 3x makan utama dan 2x selingan).
8) Makanan sumber purin yang perlu dihindari, dibatasi, dan dianjurkan :

Kelompok Contoh Bahan Makanan


1 Kandungan purin tinggi (100- Otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak
110 mg purin/100 g bahan daging/kaldu, bebek, ikan sarden, makerel,
makanan sebaiknya dihindari) remis, dan kerang
2 Kandungan purin sedang (9- Maskimalm50-75 g (1 – 1½ potong) daging,
100 mg purin/100 g bahan ikan, unggas atau 1 mangkok (100 g sayur/hari)
makanan sebaiknya dibatasi) Daging sapi, ikan, ayam, udang, kacang kering,
tahu, tempe, bayam, jamur, kembang kol, daun
singkong, kangkung, daun dan biji melinjo
3 Kandungan purin rendah Nasi, ubi, singkong, jagung, mie, roti, bihun,
(dapat diabaikan, dapat tepung beras, cake, kue kering, susu, keju, telur,
dimakan setiap hari) minyak, buah – buahan aneka macam, sayuran
(kecuali yang disebutkan pada kelompok 2)

9) Zat Gizi Mikro (vitamin antioksidan dan mineral diberikan cukup sesuai
dengan kebutuhan, untuk meningkatkan imunitas tubuh)  kebutuhan
dilihat di tabel lampiran perhitungan kebutuhan
2. Pemberian Edukasi dan Konseling Gizi
Tabel 8. Pemberian Edukasi dan Konseling Gizi

Pelaksanaan Konseling Gizi

Hari, tanggal Kamis, 4 Juni 2020


Jam / Waktu 09.00 - 09.30 WIB (30 menit)
Tempat Di kamar rawat inap pasien
Topik Diet rendah purin dan DASH diet
Tujuan 1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada Ny. P dan keluarga
mengenai gout arthritis dengan disertai obesitas dan hipertensi
2. Memberikan infromasi terkait gizi seimbang pada DASH diet serta diet
rendah purin berupa pengertian, manfaat, dan sumber makanan yang
dapat dikonsumsi pada penderita gout arthritis
3. Memberikan motivasi dan membangun kepercayaan kepada pasien dan
keluarga terkait perubahan pola hidup supaya lekas sembuh dari gout
arthritis, obesitas, serta hipertensi
Sasaran Ny. P dan keluarga
Materi 1. Menjelaskan pengetahuan seputar penyakit gout arthritis, obesitas, dan
hipertensi berupa pengertian, ciri – ciri, penyebab dan komplikasinya
2. Merekomendasikan makanan dengan diet rendah purin dan DASH diet
untuk mengatasi gout arthritis, hipertensi, dan obesitas
3. Memberikan pengetahuan mengenai bahan makanan yang dianjurkan,
dibatasi, dan dihindari untuk dikonsumsi
4. Memberikan pemahaman kebutuhan gizi dan contoh menu untuk pasien
gout arthritis dengan disesuaikan daya terima terhadap makanan
Metode Sharing discussion dan konsultasi
Media Leaflet terkait penyakit gout arthritis, obesitas, hipertensi dan Buku Daftar
Bahan Makanan Penukar serta tumpeng gizi seimbang
Evaluasi 1. Ny. P dan keluarga hadir di tempat konseling dan pelaksanaan
konseling dapat dilakukan
2. Ny. P dan keluarga antusias dan memahami pengetahuan seputar
penyakit gout arthritis, obesitas, dan hipertensi dipantau dengan cara
menanyakan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar.
3. Ny. P dan keluarga mengerti bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi
dan dihindari pada penderita gout arthritis dengan obesitas, hipertensi.
4. Keluarga Ny. P mendukung dan mengikuti diet yang dijalani oleh Ny. P
dalam penanggulangan pada penderita gout arthritis dengan obesitas
dan hipertensi, mengupayakan pencapaian kadar nilai lab normal.
3. Koordinasi dengan Profesi Kesehatan Lain
Tabel 9. Koordinasi dengan Profesi Kesehatan dan Keluarga

Perte Profesi
Hal yang didiskusikan Solusi Ket.
muan ke- kesehatan
Penyakit gout arthritis Pemberian Penanggung jawab
1 disertai obesitas dan edukasi konseling Dokter pelayanan kesehatan,
hipertensi kepada keluarga pembacaan nilai lab
Pengontrolan Skrining gizi,
Pencatatan rekam medis,
status biokimia pengukuran
2 perkembangan pasien, Perawat
dan fisik klinis antopometri, dan
kondisi fisik dan klinis
Ny. P monev BB
Perubahan terkait pola
Pemberian
hidup sehat dan
motivasi dan diet
pemilihan makanan Melakukan proses
3 yang tepat, Ahli Gizi
sesuai penyakit gout asuhan gizi
melakukan
arthritis disertai obesitas
konseling
dan hipertensi
Interaksi obat dan Melakukan
makanan pada pasien Menanyakan dan pengecekan
Apoteker
4. agar pengobatan dapat melihat resep pemberian obat –
dan Farmasi
dilakukan secara medis yang diberikan termasuk injeksi
dan non-medis melalui parenteral
Komitmen menjalankan Pemberian
Melakukan diet dan
diet untuk mengatasi dukungan dan
motivasi berupa
5. masalah gout arthritis perawatan baik di Keluarga
dukungan untuk
disertai obesitas dan RS maupun
kesembuhan
hipertensi pulang dari RS

C. IMPLEMENTASI
1. Jenis Diet : diet rendah purin dan DASH diet
2. Bentuk makanan : makanan biasa
3. Rute pemberian makanan : oral
4. Frekuensi : 3x makanan utama, 2x makanan selingan
Tabel 10. Perencanaan Menu Diit

%
Hari Macam dan Bentuk Diit Frekuensi Perhitungan Zat Gizi Pencapaian
1. Diet DASH, rendah purin 3x sehari Energi : 1500 kkal
(3x makan utama 2x Protein : 54 gram 80% dari
makan selingan) Lemak : 32 gram total Energi
KH : 234gram
2. Diet DASH, rendah purin 3x sehari Energi : 1650 kkal
(3x makan utama 2x Protein : 60,8 gram 90% dari
makan selingan) Lemak : 36 gram total Energi
KH : 253,3 gram
3. Diet DASH, rendah purin 3x sehari Energi : 1800 kkal
(3x makan utama 2x Protein : 67,5 gram 100% dari
makan selingan) Lemak : 40 gram total Energi
KH : 292,5 gram
Tabel 11. Perencanaan Menu Pertama Ny. P 1500 kkal

Menu
Waktu Makanan Bahan makanan URT Penukar Berat (g)
Nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Ikan kakap Bakso ayam 4 butir 1P 40
Makan pagi
(07.00) Bakwan jagung Jagung 3 sdm 1P 20
Telur ½P ½P 30
Minyak ½ sdm ½P 2,5
Tumis sawi + Sawi hijau 3 sdm 1P 20
wortel Wortel 3 sdm 1P 20
Minyak goreng ½ sdm ½P 2,5
Susu low fat Susu 1 gls 1P 250
Air putih Air putih 1 gls 1P 250
Selingan pagi Kacang hijau 3 sdm - 30
(10.00) Bubur kacang Santan 1 sdm ¼P 10
hijau ½P
Gula merah 1 sdm 10
Nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Fillet ayam Ayam tanpa lemak 1 ptg sdg 1P 40
Telur ½ butir ½P 30
Scrambled egg Minyak goreng 1 sdm ½P 5
Makan Siang Wortel 3 sdm 1P 20
(12.00) Capcay Kembang kol 3 sdm 1P 20
Terigu 3 sdm 1P 10
Minyak goreng 1 sdm ½P 5
Pisang ambon Pisang ambon 1 bh sdg 1P 50
Air putih Air 1 gls 1P 250
Jus jambu Jambu biji 1 buah 1P 80
Selingan sore Gula 2 sdm 1P 20
(17.00) Air 1 gls 1P 250
Nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Brokoli 3 sdm 1P 20
Sup brokoli Oyong 3 sdm 1P 20
Makan
malam Bihun 3 sdm 1P 20
(17.30) Telur 1 butir 1P 60
Telur balado
Melon Melon 1 bh sdg 1P 60
Energi : 1513,6 kkal Protein : 55,5 gram
Lemak : 41,2 gram KH : 231,3 gram
Serat : 13,2 gram
Tabel 12. Perencanaan Menu Kedua Ny. P 1650 kkal

Menu
Waktu Makanan Bahan makanan URT Penukar Berat (g)
Nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Telur bumbu Telur ayam 1 butir 1P 60
Makan pagi kuning
(07.00) Kemangi 1 sdm - 10
Tumis wortel Jagung 3 sdm 1P 30
jagung Wortel 3 sdm 1P 30
Minyak goreng ½ sdm ½P 3
Susu low fat Susu 1 gls 1P 250
Air putih Air putih 1 gls 1P 250
Selingan pagi -
Tepung terigu 2 sdm 20
(10.00) Putu ayu Telur ½ butir ½P 30
Kelapa parut ½ sdm ½P 5
Nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Perkedel tempe Tempe 1 ptg sdg ½P 40
Ikan kakap 1 ptg 1P 60
Rollade kakap Terigu 2 sdm 1P 20
Makan Siang Minyak goreng 1 sdm ½P 5
(12.00) Sayur asem Terong 3 sdm 1P 30
terong Wortel 3 sdm 1P 30
Semangka Semangka 1 bh sdg 1P 50
Air putih Air 1 gls 1P 250
Pudding buah Agar – agar 1 sdm - 2
Selingan sore
(17.00) Gula 2 sdm 1P 20
Strawberry 2 buah - 20
Nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Sup oyong, Wortel 3 sdm 1P 30
bihun, dan Oyong 3 sdm 1P 30
Makan wortel
malam Bihun 3 sdm 1P 30
(18.30) Fillet ayam Ayam tanpa lemak 1 ptg 1P 60

Minyak goreng 1 sdm ½P 5


Melon Melon 1 bh sdg 1P 50
Energi : 1649,3 kkal Protein : 72,1 gram
Lemak : 41,1 gram KH : 246 gram
Serat : 9,3 gram
Tabel 13. Perencanaan Menu Ketiga Ny. P 1800 kkal

Menu
Waktu Makanan Bahan makanan URT Penukar Berat (g)
Nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Sup putih telur Putih telur 1 butir 1P 60
Makan pagi
(07.00) Perkedel kentang Kentang 3 sdm 1P 30
Minyak goreng ½ sdm ½P 2,5
Orak – arik Sawi putih 4 sdm 1P 40
Wortel 4 sdm 1P 40
Minyak goreng ½ sdm ½P 2,5
Susu low fat Susu 1 gls 1P 250
Air putih Air putih 1 gls 1P 250
Selingan pagi Tepung terigu 3 sdm - 30
(10.00) Brownies pandan Santan 1 sdm ½P 10
Telur ayam ½ butir ½P 30
Nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Tempe balado Tempe 1 ptg sdg 1P 40
Jagung 3 sdm - 30
Dadar jagung Telur ½ btr ½P 30
Makan Siang Minyak goreng 1 sdm ½P 5
(12.00) Trancam Ketimun 3 sdm 1P 30
/ karedok Kemangi 3 sdm 1P 30
Kenikir 3 sdm 1P 30
Pisang ambon Pisang ambon 1 bh sdg 1P 60
Air putih Air 1 gls 1P 250
Jus melon Melon 1 buah - 100
Selingan sore
(17.00) Gula pasir 2 sdm ½P 20
Air 1 gls 1P 250
Nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Sambal telur Telur ayam 1 butir 1P 60
terong balado Terong 2 sdm 1P 20
Makan
malam Sawi hijau 4 sdm 1P 40
Tumis sawi,
(18.30)
wortel Wortel 4 sdm 1P 40
Minyak goreng ½ sdm ½P 2,5
Jeruk Jeruk 1 bh sdg 1P 50
Energi : 1806,7 kkal Protein : 73,8 gram
Lemak : 55,6 gram KH : 262,9 gram
Serat : 16,8 gram
Rekomendasi menu 1500 kkal Rekomendasi menu 1650 kkal Rekomendasi menu 1800 kkal
VI. PERENCANAAN MONITORING – EVALUASI GIZI
A. Antropometri (AD)
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Antropometri : Penurunkan BB Pengukuran dan Ny. P dapat menurunkan BB dan
TB, BB, IMT (0,5-1kg/minggu) penimbangan secara mencapai status gizi normal
mencapai status gizi rutin 1-2 hari sekali secara bertahap, serta kondisi
normal, BB Ideal stamina masih tetap terjaga

B. Biokimia (BD)
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Biokimia : Mencapai kadar Tes laboratorium Penurunan kadar nilai lab. hingga:
Nilai laboratorium normal nilai dilakukan secara Kolesterol <200 mg/dL
laboratorium rutin 1 minggu Trigliserida 40-190 mg/dL
sekali Eritrosit 4,2-5,4 jt/ µL
Hemoglobin 12-16 g/dL
Hematokrit 36-46%
Asam urat 2,8-6,8 mg/dL

C. Klinis / Fisik (PD)


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Klinis/Fisik : Mendata keluhan Memberikan asupan Gejala yang dialami pasien sudah
Kesadaran, pasien apakah untuk memberikan berkurang, lemas, muntah, sakit
muntah, lemas, masih merasa penyembuhan dan nyeri pada sendi dan otot kaki
nyeri/sakit pada lemas, mutah, dan supaya tidak lemas, karena asam urat/gout arthritis
sendi dan kaki, nyeri pada otot nyeri sendi dan otot perlu ditanggulangi dengan segera
tekanan darah dan sendi di kaki dapat disembuhkan sehingga tidak memperparah
terjadinya penyakit lebih lanjut

D. Asupan Makanan (FH)


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Asupan Makanan: Melihat secara Setiap beberapa makanan yang disajikan oleh
Makanan via oral langsung waktu setelah RS dapat dihabiskan minimal
(dilihat visual makan sebanyak 80%-100%
comstock)
Kebutuhan zat gizi Recall 24 jam Tiap pemberian Energi, protein, lemak,
tercukupi makanan karbohidrat rendah, masing -
selanjutnya masing diasup minimal 80%
secara bertahap
VII. PEMBAHASAN KASUS
Ny. P merupakan seorang petani sekaligus ibu rumah tangga yang berusia 56
tahun, dengan BB 61 kg, TB 156 cm, dan LILA 33 cm. Datang ke rumah sakit dengan
keluhan rasa sakit di lutut dan sendi di kaki. Pasien merasakan lemas, pusing, nyeri
otot dan sulit jalan. Ny. P sebelumnya memiliki riwayat hipertensi dan keadaan saat
ini IMTnya termasuk dalam obesitas tingkat 1. Oleh dokter didiagnosa gout arthritis
atau asam urat. Ny. P merasakan penurunan nafsu makan dan BB juga menurun
namun tidak diketahui berapa kg banyaknya. Berdasarkan data riwayat makan saat
SMRS kurang menukupi kebutuhannya, dikarenakan alasan keterbatasan ekonomi.
Sedangkan saat MRS beberapa bagian seperti lemak dan protein sudah terpenuhi,
berdasarkan data MRS Ny. P menghabiskan semua makanan yang disajikan RS.
Untuk aktivitas SMRS, Ny. P masih dapat beraktivitas ke sawah dan mengerjakan
beberapa kegiatan rumah tangga. Saat MRS, aktivitas terbatas di tempat tidur karena
sendi terasa kaku dan sakit. Ny. P dibantu dan dirawat oleh suaminya.
Gout arthritis merupakan salah satu kelainan metabolisme purin yang abnormal,
kadar asam uratnya terlalu tinggi dan menumpuk di dalam darah (hiperurisemia).4
Pada pasien gout arthritis, disebut juga dengan penyakit asam urat mengalami adanya
gangguan lain seperti obesitas, hipertensi, resistensi insulin, dan hiperlipidemia.5
Penyebab gout adalah pengendapan kristal monoosoium urat (MSU) pada sendi dan
jaringan lunak.6 Asam urat merupakan produk akhis atau sisa dari metabolisme purin
oleh hati dengan adanya enzim xanthine-oksidase dimana enzim ini bergantung pada
molibdenum.7 Pengeluaran asam urat ini dibantu oleh ekskresi ginjal melalui urine.8
Pada penderita gout disarankan untuk diet redah purin, seperti mengurangi jerohan,
unggas seperti ayam, bebek, alkohol, tape, fermentasi ragi, kacang – kacangan,
bayam, kangkung, otak, dan seafood.9
Hiperkolesterolemia merupakan kondisi kadar koleterol tubuh yang tinggi dalam
darah. Jika hal ini dibiarkan begitu lama, maka dapat menyebabkan penumpukan
sehingga mempersempit pembuluh darah, stroke dan jantung koroner. Kolesterol
berasal dari makanan yang kaya akan lemak serta metabolisme hati. Tubuh
memerlukan kolesterol dalam jumlah cukup untuk memproduksi sejumlah hormon,
menghasilkan vitamin D. Pada penderita hiperkolesterolemia disebabkan karena
konsumsi makanan tinggi kolesterol, sehingga perlu menghindari dan mengurangi
makanan seperti daging merah, kue atau biskuit, gorengan, memperbanyak serat larut
air karena dapat mengikat kolesterol dan lemak serta makanan tinggi lemak. Tetap
menjaga kesehatan melalui akivitas fisik, serta pemilihan bahan makanan yang tepat.
Hipertrigliseridemia merupakan kondisi kadar trigliserida tinggi >190 mg/dL.
Jika kadarnya terlalu tinggi maka dapat berisiko menyebabkan jantung koroner,
pankreatitis, bahkan stroke karena penyumbatan pembuluh darah.10 Trigliserida
berfungsi mengubah energi menjadi simpanan lemak, kemudian simpanan tersebut
dapat digunakan di kebutuhan lain waktu. Gejala yang ditimbulkan seperti mual,
muntah, sesak napas. Sehingga, pada penderita baik hipertrigliseridemia dan
hiperkolesterolemia perlu menerapkan diet gizi seimbang dan pemilihan bahan
makanan yang tinggi serat serta mengurangi tinggi lemak dan kolesterol.11
Hipertensi, merupakan gangguan akibat tekanan darah tinggi dimana sistolik dan
diastolik melebihi 120/80 mmHg. Disebabkan karena adanya keturunan atau riwayat
genetik, tingginya konsumsi garam, stress, kurnag gerak, kegemukan, dan pengaruh
obat – obatan. Pada penderita hipertensi sebaiknya diberikan konsumsi rendah
natrium atau sodium atau garam, karena sangat retensi akan natrium.12 Sehingga dapat
diberikan diet DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) dengan prinsip
konsumsi tinggi serat, rendah lemak LDL, aktivitas fisik, minum air yang cukup,
kurangi konsumsi garam / natrium / makanan yang berpengawet.13
Diet yang diberikan untuk gout arthritis adalah tinggi susu rendah lemak dan
vitamin C sebagai antioksidan dapat membantu mengurangi risiko gout. Batasi
konsumsi fruktosa (minuman ringan, jus terlalu manis, permen, dan kue manis),
kontrol porsi makanan, serta kurangi karbohidrat non-kompleks untuk mencapai berta
badan normal dan meningkatkan sensitivitas insulin.6
Berdasarkan hasil screening Ny. P menggunakan Simple Nutrition Screening Tool
(SNST) yaitu metode skrining yang digunakan untuk dewasa, secara cepat, mudah,
dan akurat memiliki validitas yang baik dan berpedoman dengan gold standar SGA.1
Berdasarkan kuesioner SNST, pada pertanyaan 1 pasien tidak terlihat kurus (0),
nomor 2 pakaian tidak terasa longgar (0), nomor 3 terdapat penurunan BB yang tidak
diinginkan selama 6 bulan terakhir (1), nomor 4 pasien mengalami penurunan nafsu
makan seminggu terakhir (1), nomor 5 menderita suatu penyakit sehingga makan
berubah (0), dan nomor 6 pasien merasakan lemah, loyo, tidak bertenaga (1).
Sehingga total Skor SNST Ny. P diperoleh skor 3, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Ny. P berisiko malnutrisi, maka perlu diberikan proses asuhan gizi terstandar.3
Berdasarkan antropomentri dan status gizi Ny. P dihitung menggunakan IMT
2
ternyata sebesar 25,08 kg/m (obesitas 1). BB Idealnya adalah 50,4 kg, dan dihitung
ADBW 53,05 kg. Sehingga diperlukan penurunan berat badan Ny. Y minimal
sebanyak 0,5 – 1 kg selama minggu. Jika dihitung menggunakan persentil LILA,
sebesar 108% berupa gizi baik namun berlebihan.
Berdasarkan data biokimia uji lab bahwa kadar tinggi terdapat pada kolesterol
sebanyak 220 mg/dL (hiperkolesterolemia), trigliserida 328 mg/dL (hipertigliserid),
dan asam urat 13,2 mg/dL (hiperurisemia). Sedangkan kadar rendah terdapat pada
eritrosit 3,67 juta/µL, hemoglobin 11,3 g/dL, hematokrit 31,3 % yang memungkinkan
terjadinya anemia.
Berdasarkan dari data klinis dan fisik Ny. P dapat disimpulkan bahwa Ny. P
mengalami kesulitan untuk berjalan, kondisinya lemas, pada bagian ekstremitas, otot
dan tulangnya merasakan sakit lutut dan sendi kaki, nyeri otot dan sulit jalan.
Memiliki riwayat hipertensi, muntah dan pusing. Untuk tanda fisik tekanan darah
tinggi 140/90 mmHg, sedangkan nadi 92 kali/menit, RR 20 kali/menit dan suhu tubuh
36,2°C masih dalam kondisi normal. Pada kejadian gout arthritis biasanya terdapat
komorbiditas penyakit obesitas, hipertensi, dan gangguan kardiovaskular lainnya.9
Rendahnya hemoglobin, hematokrit, eritrosit pada pasien gout berkaitan dengan
kejadian anemia disebabkan pengangkutan oksigen di dalam darah karena terjadi
penurunan O2 dan peningkatan CO2 didalam tubuh. Hal ini jika dibiarkan terlalu
lama kadar Hb akan menurun karena pengankutan oksigen tidak maksimal, sedangkan
kadar hematokrit merupakan pengukuran sel darah merah, jika keduanya dalam
keadaan rendah dan menyebabkan anemia pada pasien gout dikarenakan gangguan
ekskresi pada ginjal serta asupan kurang. Sumber makanan yang kaya hem adalah
produk bahan makanan hewani, misalnya daging, ikan, ayam, telur, dan sebagainya.
Sumber bahan makanan yang kaya hemoglobin dapat mempercepat absorbsi.
Pada Ny. P memiliki kebiasaan makan makan 3 kali sehari dengan nasi sebanyak
1 centong sekali makan. Lauk yang biasa dikonsumsi yaitu seekor sedang ikan
mujahir atau ikan pindang, lalu sepotong sedang tahu atau tempe. Sayur yang biasa
dikonsumsi yaitu sayur kangkung, sayur bayam dan sayuran bening sebanyak 3 sdm.
Ny. P jarang mengkonsumsi buah-buahan karena alasan keterbatasan ekonomi. Ny. P
biasa minum air putih hanya sekitar 3 gelas per hari. (sebaiknya konsumsi ari putih
ditingkatkan supaya memperlancar pengeluaran asam urat dalam darah, terhidrasi).
Sehari sebelumnya, saat masuk rumah sakit Ny. P menghabiskan sarapan, makan
siang dan makan sore menu diet yang diberikan baik nasi, lauk hewani, lauk nabati,
maupun sayur. Sarapan berupa bubur nasi, ayam bumbu soto, tahu bumbu rujak, dan
teh manis. Siang mengkonsumsi bubur nasi, ikan acar, perkedel, sayur bayam bening
dan oyong. Sore hari mengkonsumsi bubur nasi, gadon daging, sop. Susu rendah
lemak dan snack lemper yang diberikan juga diminum dan dimakan hingga habis.
Pasien tidak mengkonsumsi makanan dari luar.
Ny. P diberikan pengobatan diantaranya adalah Injeksi ranitidin Ranitidin
merupakan obat yang digunakan untuk menangani penyakit yang berkaitan dengan
produksi asam lambung berlebih. Asam lambung berlebih dapat memicu iritasi dan
peradangan dinding lambung dan saluran pencernaan. Injeksi ketolorac merupakan
obat yg berfungsi mengatasi nyeri dan antiinflamasi. Merupakan golongan obat
NSAID (non-steroid) yg bekerja memblok substansi alami yang menyebabkan
inflamasi. Injeksi mecobalamin merupakan bentuk lain dari vitamin B12
(kobalamin), bentuknya secara fisiologis sama dengan vitamin B12 sehingga dapat
digunakan untuk mengatsi defisiensi vitamin B12 (menyebabkan anemia
megaloblastik), mengobati nyeri akibat kerusakan saraf tepi atau neuroperifer,
mempertahankan fungsi sel saraf, transmisi saraf, meningkatkan produksi sel darah
merah.14 Meloxicam adalah obat yang digunakan untuk meredakan gejala penyakit
radang sendi/arthritis, pembengkakan sendi, kekakuan sendi, sakit dan nyeri sendi.
Obat ini dapat menghambat enzim yg memproduksi prostaglandin (hormon yg
menyebabkan peradangan) termasuk gologan antiinflamasi non-steroid. Allupurinol
merupakan obat yang dapat menurunkan kadar asam urat yang berlebih dalam tubuh.
Berperan dalam mengatasi gout kronis. Simvastatin untuk menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. Bekerja sebagao inhibitor kompetitif HMG-CoA reduktase
(enzim untuk mempercepat sintesis kolesterol). Obat ini dapat menurunkan kolesterol
totoal, LDL, trigliserida, dan meningkatkan kadar HDL darah.
Berdasarkan dari hasil assessment Ny. P, diperoleh diagnosis gizi NI-1.2 Asupan
Energi Oral Inadekuat (P) berkaitan dengan penurunan nafsu makan dan
terganggunya mobilitas pasien berupa nyeri otot, sulit jalan, sakit di lutut dan sendi
(E) ditandai asupan makanan yang kurang pada SMRS (energi 44,2%, lemak 73%,
protein 37,3%, karbohidrat 36,7%) dan MRS (energi 57,78% dan karbohidrat 39,2%),
disertai kondisi lemas, pusing, penurunan asupan energi sejak SMRS (S). NC-2.2
Perubahan nilai laboratorium terkait tentang gizi (P) berkaitan dengan adanya gout
arthritis, anemia, dan status obesitas tingkat I (E) ditandai dengan hiperurisemia /
tinggiya kadar asam urat (3,67 juta/µL), hiperkolesterolemia (220mg/dL),
hipertrigliseridemia (328 mg/dL), nilai Hb (11,3 g/dL) dan Ht (31,3%) rendah (S).
NB-1.1 Kurangnya pengetahuan pasien terkait tentang gizi dan kesehatan (P)
berkaitan dengan kurangnya informasi dan belum tahu makanan yang harus
dikonsumsi untuk memperbaiki kondisinya (E) ditandai dengan rendahnya asupan
saat SMRS, pemilihan makanan yang kurang tepat, status gizi pasien obesitas dengan
IMT, hipertensi, dan keluhan rasa sakit di lutut, sendi kaki, nyeri otot, sulit jalan (S).
Sehingga berdasarkan diagnosis terebut, Ny. P perlu memperoleh asuhan gizi
terstandar dengan tujuan intervensi berupa : Mencapai dan mengoptimalkan status gizi
normal melalui penurunan BB dengan secara bertahap (0,5 kg per minggunya);15
Mengurangi progress penyakit gout arthritis dan mencegah penyakit kormobiditas
lainnya misalnya gangguan ginjal; Memberikan asupan yang dapat memperbaiki
kadar nilai lab, berupa penurunan kadar asam urat, kolesterol, dan trigliserida. Serta
peningkatan eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit; Mengurangi rasa nyeri otot di lutut
dan sendi kaki, lemas, pusing serta muntah yang dirasakan pasien melalui terapi gizi
serta koordinasi dengan tenaga kehatan lainnya; Memberikan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan sekaligus mengupayakan perubahan perilaku pada pasien
dan keluarga terkait pedoman gizi seimbang dan diet yang dapat dilakukan.
Selanjutnya, Ny. P karena kondisi saluran cerna mulai dari mulut hingga
pencernaan masih dalam keadaan baik dan tidak ada keluahan yang parah, maka
makanan diberikan jenis makanan biasa untuk memudahkan menelan dan mencerna.
Diberikan makanan 3x makanan utama dan 2x selingan untuk meningkatkan energi.
Pengolahan diusahakan direbus, kukus, tumis dan mengurangi gorengan karena dapat
memicu kolesterol dan trigliserida tinggi, serta menghindari makanan yang
mengandung purin tinggi karena dapat meningkatkan hasil produksi sampingan
berupa asam urat. Diberikan karbohidrat kompleks untuk mengurangi risiko obesitas.
Untuk bahan makanan yang perlu dihindari, dikurangi, dan dianjurkan dapat dilihat
pada bagian leaflet dan intervensi.
Selanjutnya, untuk penatalaksanaan diet berupa diet DASH (Dietary Approaches
to Stop Hypertension) dengan rendah purin dengan energi 1500-1800 kkal
(disesuaikan kebutuhan), pemberian protein sebesar 15% atau 67,5 gram untuk
mengatasi pemecahan protein yang digunakan untuk regenerasi sel, memperbaiki daya
tahan tubuh, antibodi, dengan rendah purin untuk mengatasi gout. Lemak sebesar 20%
atau 40 gram dengan jenis omega 3 dan 6 (ikan, kacang-kacangan, brokoli, alpukat,
telur). Asam lemak berupa ALA, DHA, AA, EPA dapat membantu mengurangi
trigliserida dan kolesterol yang tinggi dalam darah. Karbohidrat diberikan sebesar
65% atau 292,5 gram berupa karbohidrat kompleks berupa nasi, singkong, jagung,
gandum, ketang, ubi, beberapa sayur dan buah, dalam hal ini untuk mengurangi risiko
obesitas.16 Selain itu, tetap diberikan mikronutrien vitamin A, B, C, D, E, K, Vit B12
dan mineral Zinc, Na, K, Mg, Ca untuk relaksasi otot dan menjaga kesehatan
pernafasan karena meningkatkan imunitas.
Berkaitan dengan adanya gout dengan disertai obesitas dan hipertensi11, maka
diperlukan penurunan berat badan dan pembatasan natrium atau garam. Konseling
dilakukan untuk mengubah perilaku pasien agar memahami dan mengubah
perilakunya, serta memberikan memotivasi dan mendukung kesembuhan pada Ny. P
serta koordinasi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, farmasi, terapis dan
perawat. Selanjutnya memonitoring dan mengevalusi perkembangan kondisi Ny. P
dilakukan untuk menilai keberhasilan program dan intervensi yang diberikan. Monev
dilihat dari tercukupinya asupan sesuai kebutuhan, mencapai nilai lab yang normal,
peningkatan pengetahuan dan mengubah kebiasaan sikap menjadi lebih taat dalam
menjalankan diet.

VIII. PENUTUP/ KESIMPULAN


Berdasarkan hasil proses asuhan gizi terstandar yang dilakukan, diperoleh hasil
dari skrining SNST bahwa Ny. P berisiko mengalami malnutrisi sehingga diperlukan
adanya proses asuhan gizi terstandar. Ny. P mengalami gout arthritis dengan disertai
obesitas dan hipertensi. Intervensi yang tepat dilakukan adalah diet DASH dengan
rendah purin (dalam bentuk lunak untuk memudahkan mengunyah dengan energi
1500-1800 kkal, protein 15% rendah purin, lemak 20% kaya omega 3 dan omega 6,
karbohidrat 65% kompleks untuk mengurangi risiko obesitas. Selanjutnya rutin
melakukan pemeriksaan fisik-klinis dan laboratorium yang berkaitan dengan
hiperuresemia, hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia, dan rendahnya erirosit,
hemoglobin, dan hematokrit. Selain intervensi dari asupan, perlu dilakukan konseling
untuk mengedukasi pasien dan memotivasi pasien dan keluarganya supaya menaati
diet. Kemudian dilakukan monitoring dan evaluasi untuk menilai perkembangan atas
intervensi yang diberikan.
IX. LAMPIRAN LEAFLET
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
Perhitungan Status Gizi Ny. P Persentil LILA
LILA Aktual
Usia : 56 tahun Persentil = LILA Persentil x 100%
33
BB aktual : 61 kg = 30,3 x 100%

TB : 156 cm = 108,9% (gizi baik, karena ≥85%)


LILA : 33 cm
BB Ideal = (TB – 100) ± 10% (TB – 100)
𝑩𝑩
IMT = = (156–100) ± 10% (156 – 100)
(𝑻𝑩)𝟐
61 = 56 + 10% 56
= (1,56)2
= 56 + 5,6
= 25,06 kg/m2 (obesitas I)
= 50,4 kg

Adjusted Body Weight (ADBW)


ADBW = [(BBA – BBI) x 0,25 + BBI]
= [(61–50,4) x 0,25 + 50,4]
= 10,6 x 0,25 + 50,4
= 53,05 kg

Perhitungan Kebutuhan Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS)


a.) Energi (Menggunakan BMR rumus Harris Benedict  BEE)
BEE wanita = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 61) + (1,8 x 156) – (4,7 x 56)
= 655 + 585,6 + 280,8 – 263,2
= 1258,2 kkal
Keb. Energi = BEE x AF
= 1258,2 x 1,7 (sedang)
= 2138,94 kkal
= 2100 kkal
b.) Protein
Rekomendasi kebutuhan protein pada pasien gout artritis 10-15%
15
Protein = 100 x 2100 kkal : 4

= 78,75 gram
c.) Lemak
Rekomendasi lemak yang diperlukan adalah sedang sebesar 10-20%
20
Protein = 100 x 2100 kkal : 9

= 46,7 gram
d.) Karbohidrat
Rekomendasi kebutuhan karbohidrat lebih banyak sebesar 65-75%
65
Karbohidrat = 100 x 2100 kkal : 4

= 341,25 gram
e.) Cairan
Kebutuhan Cairan
*) Berdasarkan Usia dewasa : 35 ml/ kg BB
= 35 ml x 61
= 2135 ml
*) Berdasarkan AKG 2019 = 2350 mL

f.) Kebutuhan Mikronutrien


Vitamin Mineral
Vit. A 600 RE Calcium 1200 mg
Vit. C 75 mg Zat Besi 8 mg
Vit. D 15 mcg Magnesium 340 mg
Vit. E 15 mcg Kalium 4700 mg
Vit. K 55 mcg Natrium 1400 mg
Vit. B12 4 mcg Zinc 8 mcg
Perhitungan Kebutuhan Masuk Rumah Sakit (MRS)
a.) Energi (Menggunakan BMR rumus Harris Benedict  REE)
BEE wanita = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 53,05) + (1,8 x 156) – (4,7 x 56)
= 655 + 509,28 + 280,8 – 263,2
= 1181,88 kkal
Keb. Energi = BEE x AF X FS
= 1181,88 x 1,2 x 1,3
= 1843,7 kkal
= 1800 kkal
b.) Protein
Rekomendasi kebutuhan protein pada pasien gout artritis 10-15%
15
Protein = 100 x 1800 kkal : 4

= 67,5 gram
c.) Lemak
Rekomendasi lemak yang diperlukan adalah sedang sebesar 10-20%
20
Protein = 100 x 1800 kkal : 9

= 40 gram
d.) Karbohidrat
Rekomendasi kebutuhan karbohidrat lebih banyak sebesar 65-75%
65
Karbohidrat = 100 x 1800 kkal : 4

= 292,5 gram
e.) Cairan
Kebutuhan Cairan
*) Berdasarkan Usia dewasa : 35 ml/ kg BB
= 35 ml x 53
= 1855 ml
*) Berdasarkan AKG 2019 = 2350 mL
f.) Kebutuhan Mikronutrien
Vitamin Mineral
Vit. A 600 RE Calcium 1200 mg
Vit. C 75 mg Zat Besi 8 mg
Vit. D 15 mcg Magnesium 340 mg
Vit. E 15 mcg Kalium 4700 mg
Vit. K 55 mcg Natrium 1400 mg
Vit. B12 4 mcg Zinc 8 mcg

Lampiran DASH diet (Dietary to Approach Stop Hypertension)


W. HASIL FFQ berdasarkan SMRS
KUESIONER FREKUENSI KONSUMSI ASUPAN GIZI FFQ SMRS
Nama : Ny. P
Usia : 56 tahun
Tanggal pengukuran : 26 Mei 2020

Teknik Frekuensi Konsumsi Porsi per kali makan


Rata- Rata-rata
pengolahan Berat
Nama Bahan rata asupan
(kebiasaan) mentah
Makanan Minggu Bulan Berat matang (g) frek/hr gr/hari
Hari URT (n)
(f) (n x f)
grg tms rbs x/mgg x/hr x/bln x/hr grg tms rbs
Beras (nasi) v 3x 1 ctg 100 g 50 g 3 150 g
PROTEIN HEWANI
Ikan mujahir v 3x 1P 60 g 60 g 0,43 25,8 g
Ikan pindang v 4x 1P 60 g 60 g 0,57 34,2 g
PROTEIN NABATI

Tahu v 3x 1P 40 g 40 g 0,43 17,2


Tempe v 4x 1P 40 g 40 g 0,57 22,8
SAYURAN
Kangkung v 2x 3 sdm 30 g 30 g 0,29 8,7 g
Bayam v 2x 3 sdm 30 g 30 g 0,29 8,7 g
Sayur bening v 3x 3 sdm 30 g 30 g 0,43 12,9 g
BUAH-BUAHAN

SERBA SERBI
Minyak kelapa sawit 1x 3 sdm 30 sdm 1 30 g
SUPLEMEN

CAIRAN
Air putih 1x 3 gls 250 ml 3 750 ml
Hasil Food Recall Berdasarkan MRS
Nama : Ny. P
Usia : 56 Tahun
Tanggal pengukuran : 26 Mei 2020 (MRS)

Waktu Menu Makanan Bahan makanan URT Penukar Berat (g)

Bubur nasi Beras 1 centong 1P 100


Ayam bumbu soto Ayam 1 potong 1P 60
Sarapan Tahu bumbu rujak Tahu 1 potong 1P 40
Teh manis Gula pasir 2 sdm 2P 20
Air putih 1 gls 1P 250
Selingan pagi Snack lemper Ketan 1 buah 1P 40
Bubur nasi Beras 1 centong 1P 100
Ikan acar Ikan bawal 1 potong 1P 60
Acar timun 2 sdm - 20
Makan siang Perkedel Kentang 1 potong 1P 50
Sayur bayam -
Bayam 3 sdm 30
bening dan oyong
Oyong 2 sdm - 20
Bubur nasi Beras 1 centong 1P 100
Gadon daging Daging sapi 1 potong 1P 60
Makan malam
Wortel, kobis, 1P
Sop 1 mangkok 100
kentang, kol
Susu bubuk 1P
Selingan malam Susu rendah lemak 1 gls 250
rendah lemak
Energi : 501,3 kkal Protein : 26,4 gram
Lemak : 28,8 gram KH : 34,5 gram
===============================================================================
ASUPAN Ny. P SMRS
===============================================================================
Food Amount energy carbohydr.
_________________________________________________________________________________________

beras putih giling 150 g 541,3 kcal 119,3 g


ikan mujair segar 26 g 21,8 kcal 0,0 g
ikan tongkol pindang 34 g 37,7 kcal 0,0 g
tahu 17 g 12,9 kcal 0,3 g
tempe kedele murni 23 g 45,8 kcal 3,9 g
kangkung 9g 1,4 kcal 0,2 g
bayam segar 9g 3,3 kcal 0,7 g
sayur bening campur 13 g 4,3 kcal 1,0 g
water 750 g 0,0 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 30 g 258,6 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 927,2 kcal (100 %), carbohydrate 125,3 g (100 %)

===============================================================================
Result
===============================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
_________________________________________________________________________________________
energy 927,2 kcal 2198,9 kcal 42 %
PUFA 2,6 g - -
cholesterol 27,1 mg - -
protein 29,4 g(13%) 46,0 g(12 %) 64 %
fat 34,1 g - -
carbohydr. 125,3 g - -
dietary fiber 2,2 g - -
retinol 8,3 µg - -
phytic acid 687,8 mg - -
calcium 90,6 mg 1200,0 mg 8%
sodium 695,4 mg - -
potassium 427,9 mg - -
phosphorus 330,0 mg 1200,0 mg 28 %
magnesium 113,2 mg 280,0 mg 40 %
niacineequiv. 0,0 mg 15,0 mg 0%
zinc 2,6 mg 12,0 mg 22 %
iron 3,1 mg 15,0 mg 21 %
Vit. B1 0,3 mg 1,1 mg 28 %
Vit. B2 0,2 mg 1,3 mg 15 %
niacine 6,7 mg - -
manganese 2,1 mg - -
Vit. B6 0,5 mg 1,6 mg 32 %
pantoth. acid 2,0 mg - -
tot. fol.acid 46,6 µg - -
Vit. B12 1,1 µg 2,0 µg 56 %
Vit. C 5,9 mg 60,0 mg 10 %
Vit. A 1644,0 µg 800,0 µg 206 %
Vit. D 2,0 µg 10,0 µg 20 %
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. K 0,0 µg 60,0 µg 0%
===============================================================================
ASUPAN Ny. P MRS
===============================================================================
Food Amount energy carbohydr.
_________________________________________________________________________________________

BREAKFAST
bubur nasi 100 g 72,9 kcal 16,0 g
daging ayam 60 g 170,9 kcal 0,0 g
tahu 40 g 30,4 kcal 0,8 g
teh 2g 1,0 kcal 0,2 g
gula pasir 20 g 77,4 kcal 20,0 g
water 250 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 352,6 kcal (33 %), carbohydrate 36,9 g (32 %)

1. BREAK
lemper 40 g 75,2 kcal 14,2 g

Meal analysis: energy 75,2 kcal (7 %), carbohydrate 14,2 g (12 %)

LUNCH
bubur nasi 100 g 72,9 kcal 16,0 g
ikan bawal 60 g 50,3 kcal 0,0 g
ketimun mentah 20 g 2,6 kcal 0,6 g
perkedel jagung 50 g 71,5 kcal 6,9 g
sayur bayam 30 g 3,6 kcal 0,6 g
gambas / oyong mentah 20 g 4,0 kcal 0,9 g

Meal analysis: energy 204,9 kcal (19 %), carbohydrate 24,9 g (22 %)

DINNER
bubur nasi 100 g 72,9 kcal 16,0 g
daging sapi 60 g 161,3 kcal 0,0 g
sayur sop 100 g 104,0 kcal 10,5 g

Meal analysis: energy 338,2 kcal (32 %), carbohydrate 26,5 g (23 %)

IN BETWEEN
susu skim / tak berlemak cair 250 g 87,2 kcal 12,3 g

Meal analysis: energy 87,2 kcal (8 %), carbohydrate 12,3 g (11 %)

===============================================================================
Result
===============================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
_________________________________________________________________________________________
energy 1058,2 kcal 2198,9 kcal 48 %
PUFA 5,0 g - -
cholesterol 143,3 mg - -
protein 64,7 g(25%) 46,0 g(12 %) 141 %
fat 37,8 g - -
carbohydr. 114,8 g - -
dietary fiber 6,4 g - -
retinol 37,5 µg - -
phytic acid 498,1 mg - -
calcium 429,7 mg 1200,0 mg 36 %
sodium 302,1 mg - -
potassium 1442,6 mg - -
phosphorus 789,6 mg 1200,0 mg 66 %
magnesium 199,2 mg 280,0 mg 71 %
niacineequiv. 0,0 mg 15,0 mg 0%
zinc 7,2 mg 12,0 mg 60 %
iron 6,9 mg 15,0 mg 46 %
Vit. B1 0,5 mg 1,1 mg 44 %
Vit. B2 0,8 mg 1,3 mg 63 %
niacine 9,3 mg - -
manganese 2,1 mg - -
Vit. B6 0,9 mg 1,6 mg 57 %
pantoth. acid 3,2 mg - -
tot. fol.acid 111,1 µg - -
Vit. B12 2,9 µg 2,0 µg 147 %
Vit. C 11,3 mg 60,0 mg 19 %
Vit. A 647,0 µg 800,0 µg 81 %
Vit. D 0,6 µg 10,0 µg 6%
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. K 0,0 µg 60,0 µg 0%
DAFTAR PUSTAKA

1. Andini R, Susetyowati S, Sulistyoningrum D. Studi komparasi beberapa metode


skrining penilaian status gizi pada pasien dewasa rawat inap rumah sakit. J Gizi Klin
Indones. 2017;14(64). doi:14. 64. 10.22146/ijcn.22066.
2. Wahyuningsih R. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien. Yogyakarta: Graha Ilmu.; 2013.
3. Susetyowati. Validation of Simple Nutrition Screening Tool (SNST) as a Screening
Tool for Hospital Malnutrition Ini Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada;
2015.
4. Suresh E, Das P. Recent advances in management of gout. QJ Med. 2012;105(407).
5. Lawrence R. Estimates of the prevalence of arthritis and other rheumatic conditions in
the United States: Part II. Arthritis Rheum. 2008;26(58).
6. Shekelle P, FitzGerald J, Newberry S. Management of Gout. Agency for Healthcare
Research and Quality (US). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK356136/.
Published 2016.
7. Mahan LK, Raymond JL. KRAUSE’S Food & The Nutrition Care Process. 14th ed.
Canada: Elsevier Inc.; 2017.
8. Bobulescu I, Moe O. Renal transport of uric acid: evolving concepts and uncertainties.
Adv Chronic Kidney Dis. 2012;19(358).
9. Vedder D, Walrabenstein W, Heslinga M, et al. Dietary Interventions for Gout and
Effect on Cardiovascular Risk Factors: A Systematic Review. Nutrients. 2019;11(12).
https://doi.org/10.3390/nu11122955.
10. Putri NNH, Mayasari D. Penatalaksanaan Holistik pada Lansia dengan Stroke Disertai
Ulkus Dekubitus dan Hiperkolesterolemia Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga. J
MEDULA. 2020;9(4).
11. Wu J, Zhang Y, LG QYJ, Deng J, Yu Q. Efficacy of uric acid-lowering therapy on
hypercholesterolemia and hypertriglyceridemia in gouty patients. Int J Rheum Dis.
2019;22(8). doi:doi:10.1111/1756-185X.13652
12. Mahamudu YS, Citraningtyas G, Rotinsulu H. PASIEN HIPERTENSI PRIMER DI
INSTALASI RAWAT JALAN RSUD LUWUK PERIODE JANUARI – MARET
2016. 2017;6(3):1-9.
13. Newcomer L. Nutrition Is ...; 2013.
14. Sal E, Yenicesu I, Celik N, Pasaoglu H, Celik B, Pasaoglu O. Relationship between
obesity and iron deficiency anemia: is there a role of hepcidin?. Hematology. 2018.
doi:10.1080/10245332.2018.1423671
15. Dieny FF, Widyastuti N, Fitranti1 DY, Nissa C, Tsani AFA, Jauharany FF.
DEFISIENSI BESI PADA WANITA USIA SUBUR PRANIKAH OBESITAS.
MGMI. 2019;10(2):101-110. https://doi.org/10.22435/mgmi.v10i2.599.
16. Meldrum DR. Introduction: Obesity and reproduction. Fertil Steril. 2017;107(4):831-
832. doi:10.1016/j.fertnstert.2017.02.110

Anda mungkin juga menyukai