Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan EBCR

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN

Evidance-Based Medicine (EBM) & Critical Appraisal

KELOMPOK 11

Disusun oleh:

1. Muhammad Luthfi 114170043

2. Pratiwi Kristianti 114170054

3. Sinta Denok 114170069

4. Wia Septiani 114170077

5. Youffa Hanna Elt Misykah 114170078

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GUNUNG JATI

CIREBON

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir rendah mempengaruhi tingginya angka
kesakitan dan kematian pada bayi serta berisiko mengalami hambatan dalam
tumbuh kembang. Data penyebab kematian pada bayi baru lahir di Indonesia
disebabkan oleh BBLR sebanyak 49,6%, sepsis 30,1%, kelainan kongenital
20,4%, asfiksia 9,7%, infeksi 9,3%, tetanus 0,3%, tidak diketahui penyebabnya
33,5%, dapat disimpulkan bahwa BBLR menduduki angka tertinggi penyebab
kematian pada bayi baru lahir (Pinontoan, 2015). Bayi berat lahir rendah
disebabkan karena kurangnya asupan gizi pada janin dan perlu penanganan serius
karena organ tubuh yang terbentuk belum sempurna (Depkes, 2015). Angka
kejadian bayi berat lahir rendah di Indonesia pada tahun 2015 didapatkan
persentase sebanyak 15,5% dan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012-2016
terjadi peningkatan angka kejadian BBLR dari 3,75% menjadi 4,4 % (Riskesdas,
2016).

Bayi berat lahir rendah disebabkan karena berbagai faktor risiko seperti
faktor ibu, faktor janin dan faktor lingkungan (Yulisa, 2018). Usia risiko tinggi
melahirkan bayi berat lahir rendah adalah kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun. Ibu hamil usia kurang dari 20 tahun keadaan organ reproduksi, fungsi
fisiologis, emosi dan fungsi psikologis belum optimal serta kejiwaannnya belum
dewasa untuk menanggapi kehamilan sehingga menyebabkan berbagai komplikasi
kehamilan. Ibu hamil usia lebih dari 35 tahun mempunyai risikomelahirkan BBLR
karena ibu berisiko mengalami komplikasi kehamilan seperti hipertensi pada
kehamilan, penyakit degeneratif, lemahnya kontraksi rahim dan kelainantulang
panggul (Khoiriah, 2017). Bayi berat lahir rendah (BBLR) umumnya disebabkan
karena kurangnya nutrisi dan kebutuhan gizi dari ibu kepada janin yang
dikandung sedangkan ibu hamil denganusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun mempunyai risiko tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang digunakan untuk
pertumbuhan janin sehingga bayi berisiko BBLR (Rokhmah, 2012).

Ibu hamil dengan usia dibawah 20 tahun merupakan risiko tinggi karena
sistem reproduksi belum optimal serta peredaran darah menuju serviks dan uterus
masih belum sempurna sehingga dapat mengganggu pemberian nutrisi dari ibu
kepada janin. Ibu hamil dengan usia diatas 35 tahun mempunyai risiko komplikasi
kehamilan seperti hipertensi, diabetes melitus, anemia. Penelitian Pinontoan
(2015) di Manado dengan uji statistik didapatkan p value=0,001 artinya terdapat
hubunganyang signifikan antara usia ibu dengan kejadian BBLR.
BAB II

EBCR DAN ULASAN MENGENAI ARTIKEL

2.1 PICO dan Pertanyaan


a. Skenario

Seorang perempuan berusia 16 tahun baru melahirkan di


PONED puskesmas dengan BB lahir bayi 2.000 gr dalam kondisi bayi
stabil. Ibu melahirkan cukup bulan namun jarang memeriksakan
kehamilan ke posyandu. Pasien merupakan ibu rumah tangga
yangbersuamikan seorang kuli bangunan yang juga menghidupi adik
adiknya. Pendidikan pasien yang tidak lulus SD menyulitkannya
untuk mencari pekerjaan. Kader puskesmas merasa kesulitan
mengedukasi pasien di wilayahnya untuk sering memeriksakan
kehamilannya dan makan makanan bergizi karena adanya mitos
terkait pantangan ibu hamil terkait makanan berprotein tinggi seperti
telor ataupun ikan dan budaya menikah di usia muda. Terdapat
beberapa bayi dengan BBLR di wilayah kerja puskesmas ini
mengharuskan puskesmas melakukan evaluasi menyeluruh dan
melibatkan sektor lain diluar kesehatan. Evaluasi yg dibutuhkan juga
termasuk apakah faktor sosiodemografi berpengaruh terhadap bayi
BBLR?

b. Struktur

P (Population ) I (Intervention) C (Comparion) O (Outcome)

Pregnancy Education Low Birth Weight


Pregnant Health Education Low Birthweight
Pregnant Woman Maternal Education Low Birth Weight
Prevention
Pregnant Women Maternity Education Low Birthweight
Prevention
Prevention of Low
Birthweight
Prevention of Low
birthweight baby
Prevention of Low
birthweight infant
Reduce Low
Birthweight infant
Low Birthweight
infant
Low Birthweight
Baby
Decrease Low
Birthweight Infant
Decrease Low
Birthweight Baby
Reduce Low
Birthweight Baby
c. Pertanyaan
1. Apa saja faktor resiko yang menyebabkan kejadian BBLR?

d. Diagram Literatur Search


1. PUBMED
PUBMED

OR
P (population) I (intervention) O (outcome)
n= 15955 n=24125 n=33978

AND
n=18

Fix
n=2

2. Google scholar

Goggle Schoolar

Risk factor of low birth


weight
n=117000

Fix
n=3

e. Article of Literature Search


A. Pubmed
1. Young adolescent girls are at high risk for adverse pregnancy
outcomes in sub-Saharan Africa: an observational
multicountry study.
2. Maternal Factors and Utilization of the Antenatal Care
Services during Pregnancy Associated with Low Birth
Weight in Rural Nepal: Analyses of the Antenatal Care and
Birth Weight Records of the MATRI-SUMAN Trial
B. Google Scholar
1. Maternal Risk Factors Associated with Low Birth Weight in
Indonesia
2. Prevalence and Risk Factors of Low Birth Weight in the
Southeast Iran
3. Effect of nutrition interventions during pregnancy on low
birth weight : an overview of systematic review
2.2 Ulasan Artikel
2.2.1 Latar Belakang dan Tujuan
a. Judul Journal
Young adolescent girls are at high risk for adverse
pregnancy outcomes in sub-Saharan Africa: an observational
multicountry study.
b. Latar Belakang
Meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Afrika
merupakan salah satu tantangan yang paling mendesak dalam
bidang kesehatan masyarakat. Meningkatnya angka morbiditas
dan mortalitas masalah kesehatan ibu dan bayi berasal dari
berbagai faktor penyebab di sub-Sahara Afrika termasuk
penyakit menular endemik, kekurangan gizi dan defisiensi
mikronutrien, ginekologi dan komplikasi obstetrik dengan
antenatal dan perinatal suboptimal serta perawatan postnatal
yang sering tidak memadai yang disebabkan oleh kurangnya
sumber daya keuangan dan logistik yang memadai. penyediaan
kelambu berinsektisida / long-lasting insecticide-treated nets
(LLITNs) yang tahan lama, pencegahan penularan HIV dari ibu
ke anak dan meningkatkan frekuensi serta kualitas layanan
kesehatan gyneko-obstetri merupakan suatu strategi untuk
mengurangi hasil kehamilan yang merugikan di Afrika.
Diketahui bahwa faktor resiko pada hasil kehamilan yang
merugikan memiliki distribusi sangat tidak merata dalam
populasi. Penurunan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan
bayi baru lahir itu dapat dicapai paling efisien dengan cara
mengidentifikasi individu-individu yang memiliki faktor resiko.
Dengan 44% populasinya merupakan wanita berusia di
bawah 15 tahun, Afrika sub-Sahara adalah wilayah termuda di
dunia. Namun, dilihat dari sudut pandang medis dan kesehatan
masyarakat, masa remaja di afrika subsahara merupakan masa
kehidupan yang sebagian besar seringkali terabaikan. Beberapa
penelitian epidemiologis di Afrika terfokus pada periode
kehidupan ini dan program kesehatan masyarakat yang
ditargetkan mengatasi tantangan yang paling penting yaitu
kurangnya kesehatan dan kesejahteraan bagi remaja.
Kesehatan seksual dan reproduksi merupakan salah satu
masalah kesehatan yang paling penting bagi remaja di Afrika
sub-Sahara. Meskipun beberapa daerah di Afrika sub-Sahara
menggambarkan proporsi yang tinggi dari wanita hamil dengan
usia yang sangat muda, saat ini belum jelas apakah wanita muda
mendapat manfaat yang sama dari program perawatan antenatal
rutin yang telah ditetapkan atau apakah program yang
ditargetkan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik
kelompok wanita hamil yang rentan ini.
Atas dasar penelitian retrospektif sebelumnya, penelitian ini
dirancang untuk mengevaluasi secara prospektif apakah ibu
hamil dengan usia muda merupakan prediktor / faktor penyebab
yang dapat di identifikasi untuk hasil kehamilan yang
merugikan di Afrika sub-Sahara. Hipotesis ini dinilai dalam
konteks uji klinis dengan akses ke unit perawatan antenatal rutin
berkualitas tinggi secara gratis, pengobatan pencegahan malaria
yang efektif pada kehamilan, dan penyediaan LLITNs.
c. Tujuan
Untuk mengetahui apakah remaja perempuan merupakan
kelompok yang berisiko lebih tinggi untuk hasil kelahiran yang
merugikan di antara wanita hamil di Afrika sub-Sahara.
2.2.2 Metodologi
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif,
penelitian ini dilakukan di empat negara Afrika antara September
2009 -Desember 2013, yang melibatkan wilayah dari Afrika sub-
Sahara Barat, Timur, Tengah dan Selatan. Wanita hamil yang
direkrut merupakan wanita hamil yang baru pertama kali
melakukan perawatan antenatal dengan hasil tes HIV-negatif, usia
kehamilan di bawah 28 minggu pada kunjungan perawatan
antenatal pertama mereka, serta bersedia untuk berpartisipasi
dalam penelitian dan melahirkan di fasilitas kesehatan guna
pembelajaran. Kriteria eksklusi adalah wanita hamil yang memiliki
riwayat alergi terhadap obat yang diteliti atau kondisi serius
lainnya yang sedang berlangsung. Semua wanita menerima
LLITNs dan secara acak dialokasikan untuk meminum
sulfadoksin-pirimetamin standar atau pengobatan flokuin preventif
untuk malaria. Wanita hamil yang berpatisipasi di follow up sampai
1 bulan setelah melahirkan dan bayi di follow up sampai berusia 1
tahun. Semua biaya untuk perawatan antenatal dan postnatal dan
transportasi ke masing-masing fasilitas kesehatan tidak dikenai
biaya bagi peserta.
Informasi dasar peserta dicatat pada saat perekrutan
termasuk usia ibu, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
(LLA), tanggal menstruasi terakhir dan usia kehamilan dengan
palpasi bimanual, riwayat obstetri, uji sifilis (rapid plasma reagin
(RPR)) , hemoglobin level, kemampuan membaca dan / atau
menulis. Indeks massa tubuh (IMT) dikategorikan untuk analisis
statistik lebih lanjut menggunakan tingkat ambang batas yang telah
ditentukan oleh WHO (berat badan kurang: IMT <18,5; berat
normal: IMT 18,5-24,9; kelebihan berat badan: IMT 25,0 29,9;
obesitas: IMT ≥30,0). Standar untuk LLA adalah 240 mm
menurut rekomendasi UNICEF.
Usia ibu dihitung dari tanggal lahir yang dicatat dalam
buku kesehatan resmi pada saat pendaftaran atau pada kasus
kurangnya dokumentasi berdasarkan tanggal lahir yang
dilaporkan. Remaja didefinisikan sesuai dengan definisi WHO,
merupakan 'individu muda antara usia 10 dan 19 tahun. Usia ibu
dibagi menjadi empat kategori termasuk remaja muda berusia ≤ 16
tahun, remaja 17-19 tahun, orang dewasa berusia 20–20 tahun. 30
tahun dan mereka yang berusia 31 tahun ke atas. Ukuran sampel
dari set data mendukung penggunaan stratifikasi tersebut di semua
analisis.
Penilaian yang diambil pada saat persalinan untuk
penelitian ini adalah jumlah kelahiran bayi berat lahir rendah dan
kelahiran prematur dan kedua jumlah ibu yang mengalami anemia
saat melahirkan. Berat lahir rendah didefinisikan sebagai <2500 g
dan diukur dalam 24 jam setelah lahir menggunakan timbangan
bayi digital. Timbangan dikalibrasi setiap minggu dan dikontrol
kualitasnya. Dalam hal pengiriman di rumah atau alasan lain untuk
keterlambatan pengukuran berat lahir, data dimasukkan
menggunakan model regresi yang diterbitkan sebelumnya.
Persalinan prematur didefinisikan sebagai persalinan sebelum usia
kehamilan 37 minggu. Usia kehamilan saat rekrutmen ditentukan
dari ukuran tinggi simfisis-fundus dengan palpasi bimanual pada
kunjungan antenatal pertama. Saat persalinan, usia kehamilan dapat
dinilai dengan menilai Ballard Score pada bayi. Anemia
didefinisikan sebagai kadar hemoglobin <11 g / dL.
2.2.3 Hasil Penelitian
Dari 4749 pasien 361 (7,6%) hilang sebelum melahirkan,
dengan 79 (22%) remaja, 237 (66%) wanita berusia antara 20 dan
30 tahun dan 45 (12%) wanita berusia 31 tahun atau lebih. Dari
4388 data pasien yang tercatat, 4183 adalah kelahiran hidup
termasuk 83 kehamilan ganda.
Di antara 4100 peserta hamil dengan kelahiran hidup
tunggal, 24% (975/4100) adalah remaja dengan 6% (248/4100)
berusia ≤16 tahun. Terdapat perbedaan yang signifikan pada
proporsi usia ibu remaja antar negara (tabel 1). Terdapat juga
perbedaan yang signifikan antara kelompok usia ibu diidentifikasi
berdasarkan periode kunjungan antenatal pertama saat remaja yang
dihadiri sebelumnya dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
Terdapat juga perbedaan yang jelas untuk paritas, status gizi,
melek huruf, anemia awal dan infeksi sifilis pada presentasi
pertama ke klinik perawatan antenatal (tabel 1). Karena sampel
diambil secara random, tidak ada perbedaan dalam alokasi untuk
masing-masing kelompok pengobatan pencegahan intermiten
(tabel 1).

Table 1 Distribution of baseline characteristics by maternal age group

Maternal age group


Overall 14–16 17–19 20–30 31+ p
N=4100 (n=24 (n=72 (n=240 (n=72 Value
8) 7) 0) 5) (χ2
test)
Country
Benin 1027 5 (0.5) 98 (9.5) 754 (73.4) 170 (16.6) <0.001
Gabon 953 79 221 462 (48.5) 191 (20.0)
(8.3) (23.2)
Mozambique 1098 157 277 489 (44.5) 175 (15.9)
(14.3) (25.2)
Tanzania 1022 7 (0.7) 131 695 (68.0) 189 (18.5)
(12.8)
First ANC visit
First trimester 298 22 66 (9.1) 161 (6.7) 49 (6.8) 0.005
(8.9)
Second trimester 2899 186 522 1667 (69.5) 524 (72.2)
(75.0) (71.9)
Third trimester 902 40 138 572 (23.8) 152 (21.0)
(16.1) (19.0)
Parity
Nulliparous 1328 239 548 522 (21.7) 19 (2.6) <0.001
(96.4) (75.4)
Multiparous 2772 9 (3.6) 179 1878 (78.2) 706 (97.4)
(24.6)
BMI
Underweight 493 30 101 306 (12.8) 56 (7.7) <0.001
(12.1) (13.9)
Normal 2689 184 548 1572 (65.5) 385 (53.1)
(74.2) (75.6)
Overweight/obes 915 34 76 (10.5) 521 (21.7) 284 (39.2)
e (13.7)
MUAC (mm)
≥240 3312 171 524 1964 (82.1) 653 (90.1) <0.001
(68.9) (72.4)
<240 776 77 200 427 (17.9) 72 (9.9)
(31.1) (27.6)
Literacy
Literate 2846 220 626 1527 (63.6) 473 (65.2) <0.001
(88.7) (86.1)
Illiterate 1254 28 101 873 (36.4) 252 (34.8)
(11.3) (13.9)
Baseline anaemia
No 1656 94 261 985 (41.2) 316 (43.8) 0.001
(37.9) (36.0)
Yes 2430 154 463 1408 (58.8) 405 (56.2)
(62.0) (64.0)
Syphilis test
Negative 3961 246 705 2319 (98.8) 691 (97.2) 0.001
(100) (98.7)
Positive 57 0 (0) 9 (1.3) 28 (1.2) 20 (2.8)
IPTp
MQ 2720 166 479 1599 (66.6) 476 (65.7) 0.95
(66.9) (65.9)
SP 1380 82 248 801 (33.4) 249 (34.3)
(33.1) (34.1)
ANC, antenatal clinic; BMI, body mass index; IPTp, intermittent preventive treatment of malaria in
pregnancy; MQ, mefloquine; MUAC, mid-upper arm circumference; SP, sulfadoxine-pyrimethamine.

Tabel 1 Distribusi karakteristik dasar berdasarkan kelompok usia

Di antara kelahiran hidup tunggal, jumlah keseluruhan bayi berat


lahir rendah dan kelahiran prematur adalah 10% (371/3851) dan 4%
(159/3862). Jumlah wanita dengan anemia ibu saat melahirkan adalah
41% (1586/3884).

Saat melahirkan, ibu dengan usia yang sangat muda (≤ 16 tahun)


merupakan variabel dengan risiko tertinggi untuk kelahiran bayi dengan
berat lahir rendah, 16% (39/248) dibandingkan dengan ibu dewasa yang
berusia 20-30 tahun, 9% (207 / 2376) (OR: 1,96; 95% CI 1,35-2,83)
(tabel 2). Faktor-faktor lain yang secara signifikan terkait dengan
peningkatan risiko kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah adalah
negara, trimester kunjungan antenatal pertama, paritas, IMT dan LLA
(tabel 2). Demikian pula, kelahiran prematur paling erat terkait dengan
usia ibu yang sangat muda ≤ 16 tahun (OR: 2,62; 95% CI 1,59-2,13).
Faktor-faktor lain yang secara signifikan terkait dengan kelahiran
prematur adalah negara,IMT dan melek huruf (tabel 2).

Analisis faktor risiko multivariabel dilakukan untuk menilai


perancu dan hubungan kausal potensial kovariabel. Setelah
mengendalikan negara, trimester kunjungan antenatal pertama, kelompok
perawatan dan jenis kelamin bayi, masih ada bukti kuat untuk
peningkatan peluang berat lahir rendah pada ibu remaja yang sangat
muda (≤ 16 tahun), OR 2,06 (1,37 hingga 3,12). Namun, hubungan ini
lebih lemah ketika mengendalikan IMT, paritas, literatur, infeksi
plasmodium dan MUAC (tabel 3). Sebaliknya, persalinan preterm tetap
berhubungan secara bermakna dengan usia ibu muda dalam analisis
multivariat, OR 2,16 (1,10 hingga 4,24) (tabel 3). Anemia ibu tidak
dikaitkan dengan masing-masing kelompok umur.

Subanalisis terbatas pada wanita primipara dilakukan untuk


mengontrol paritas, yang merupakan faktor risiko yang mapan untuk
hasil kehamilan yang merugikan dan yang dikaitkan dengan usia ibu.
Analisis terbatas ini menunjukkan bahwa usia ibu yang sangat muda
dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk hasil kehamilan yang
merugikan (kelahiran prematur: OR 4,28; 95% CI 2,05 hingga 8,93; berat
badan lahir rendah: OR: 1.29; 95% CI 0,82 hingga 2,01).
Table 2 Incidence of low birth weight and preterm birth and univariate analysis of the risk factors
Birth weight Preterm birth
Singleton Singleton p
live LBW, Unadjusted p live Unadjusted Value
n OR Value OR
Preterm,
Parameters births, N (%) (95% CI) (LRT) births, N n (%) (95% CI) (LRT)
Maternal age (years)
14–16 248 39 (15.7) 1.96 (1.35 to 214 20 (9.4) 1.82 (1.09 to
2.83) 3.03)
17–19 714 98 (13.7) 1.67 (1.29 to <0.001 543 35 (6.4) 1.22 (0.81 to 0.15
2.15) 1.83)
20–30 237 207 (8.7) 1 1548 83 (5.4) 1
6
≥31 718 47 (6.6) 0.73 (0.53 to 1.02) 486 26 (5.4) 1.00 (0.63 to 1.57)
Country
Benin 101 108 (10.6) 1.37 (1.01 to 923 50 (5.4) 1
9 1.84)
Gabon 929 119 (12.8) 1.70 (1.27 to 0.000 886 50 (5.6) 1.04 (0.70 to 1.56) 0.56
2.27) 2
Mozambiqu 109 87 (8.0) 1 982 64 (6.5) 1.21 (0.83 to 1.78)
e 2
Tanzania 101 77 (7.6) 0.95 (0.69 to 1.30) NA NA NA
6
First ANC visit
First 292 35 (12.0) 1.66 (1.08 to 224 16 (7.1) 1.51 (0.82 to
trimester 2.55) 2.79)
Second 286 288 (10.0) 1.36 (1.03 to 0.03 1865 114 (6.1) 1.28 (0.86 to 0.33
8 1.79) 1.89)
Trimester
Third trimester 895 68 (7.6) 1 701 34 (4.8) 1
Parity

Nulliparous 1314 182 (13.8) 1.95 (1.58 to 2.40) 835 54 (6.5) 1.16 (0.83 to 1.62)
<0.0001 0.39
Multiparous 2742 209 1 1956 110 (5.6) 1
(7.6)
BMI

Normal 2663 264 1 1620 117 (6.1) 1


(9.9)
Underweight 488 80 (16.4) 1.78 (1.35 to <0.000 372 24 (6.4) 1.06 (0.67 to 0.39
2.33) 1 1.67)
Overweight/ 902 47 (5.2) 0.50 (0.36 to 496 23 (4.6) 0.75 (0.47 to
0.69) 1.18)
MUAC (mm)
≥240 3277 272(8.3) 1 2199 128 (5.8) 1
<240 767 119 (15.5) 2.03 (1.61 to <0.0001 586 36 (6.1) 1.06 (0.72 to 1.55) 0.77
2.56)
Literacy
Literate 2811 262 (9.3) 1 1725 96 (5.6) 1
Illiterate 1245 129 (10.4) 1.12 (0.90 to 0.33 1066 68 (6.4) 1.16 (00.84 to 0.38
1.40) 1.59)
Plasmodial infection at delivery
No 3682 344 (9.3) 1 2580 1449 (5.8) 1
Yes 197 27 (13.7) 1.54(1.01 to 0.05 174 9 (5.2) 0.89 (0.44 to 1.78) 0.74
2.35)
IPTp
MQ 2686 260 (9.7) 1 1845 111 (6.0) 1
SP 1370 131 (9.6) 0.99 (0.79 to 0.9 946 53 (5.6) 0.93 (0.66 to 1.30) 0.66
1.23)
Baseline
anaemia 1646 149 (9.0) 1 1016 69 (6.8) 1
No 2398 242 (10.1) 1.13 (0.91 to 0.4 1764 95 (5.4) 0.78 (0.57 to 1.08) 0.13
Yes 1.40)
Syphilis test
Negative 3921 379 (9.7) 1 2723 156 (5.7) 1
Positif 55 5 (9.1) 0.93 (0.37 to 0.88 39 5 (12.8) 2.42 (0.93 to 6.27) 0.103
2.36)
ANC, antenatal clinic; BMI, body mass index; IPTp, intermittent preventive treatment of malaria
in pregnancy; LRT, likelihood ratio; MQ, mefloquine; MUAC, mid-upper arm circumference;
NA, not applicable; SP, sulfadoxine-pyrimethamine.
Tabel 2. insidesi angka kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah dan
kelahiran prematur berdasarkan analisis univariat faktor resiko
Table 3 Multivariate analysis of risk factors associated with low birth weight and preterm delivery
Birth weight Preterm birth
Adjusted Model p Adjusted final p Adjusted Model p Adjusted final p
1* OR Value Model Value 1† OR Value Model Valu
e
Parameters (95% CI) (LR OR (95% CI) (LRT) (95% CI) (LRT) OR (95% CI) (LR
T) T)
Maternal age (years)
14–16 2.06 (1.37 to 3.12) 1.29 (0.81 to 2.06) 1.73 (1.01 to 2.98) 2.16 (1.10 to 4.24)
17–19 1.74 (1.33 to 2.30) <0.000 1.28 (0.93 to 1.75) 0.48 1.18 (0.77 to 1.81) 0.19 1.41 (0.85 to 2.35) 0.18
1
20–30 1 1 1 1
≥31 0.73 (0.52 to 1.03) 0.85 (0.60 to 1.20) 0.92 (0.57 to 1.49) 0.88 (0.51 to 1.36)
BMI

1 1
Normal
Underwei
ght 1.72 (1.29 to 2.29) <0.000 1.49 (1.09 to 2.03) 0.001
1

Ove 0.52 (0.28 to 0.67) 0.65 (0.46 to 0.92)


rweight/
obese
Literacy
Literate 1 0.80 1 0.17 1 0.14 1 0.11
Illiterate 1.04 (0.78 to 1.38) 1.23 (0.91 to 1.66) 1.35 (0.91 to 2.01) 1.43 (0.94 to 2.16)
Baseline anaemia 0.18 1 0.14
No 1
Yes 0.80 (0.57 to 1.11) 0.79 (0.56 to 1.10)
Plasmodial infection at delivery
Negative 1 0.07 1 0.40 1 0.89 1 0.81
Positive 1.38 (0.89 to 2.12) 1.21 (0.78 to 1.88) 0.95 (0.47 to 1.92) 0.93 (0.46 to 1.88)
Parity
Nulliparou 2.03 (1.62 to 2.53) <0.000 1.64 (1.23 to 2.19) 0.001 1.10 (0.77 to 1.56) 0.6 0.83 (0.51 to 1.36) 0.47
s 1
Multiparou 1 1 1 1
s
MUAC (mm)

1 <0.000 1 0.05
>240
1
<240 1.84 (1.44 to 2.36) 1.32 (1.00 to 1.74)
*Adjusted for country, antenatal clinic; BMI: body mass index; MUAC: mid-upper arm circumference.
†Adjusted for country, first antenatal clinic visit, treatment group and infant gender.
ANC, antenatal clinic; BMI, body mass index; IPTp, intermittent preventive treatment of malaria in pregnancy; LRT, likelihood
ratio; MQ, mefloquine; MUAC, mid-upper arm circumference; SP, sulfadoxine-pyrimethamine.
Tabel 3. Analisis Multivariat antara faktor resiko dengan kelahiran bayi dengan BBLR dan kelahiran prematur

2.3.1 Latarbelakang dan Tujuan


a. Judul Journal
Maternal Factors and Utilization of the Antenatal Care Services during Pregnancy Associated with Low Birth
Weight in Rural Nepal: Analyses of the Antenatal Care and Birth Weight Records of the MATRI-SUMAN Trial.
b. Latar Belakang
Berat badan lahir rendah (BBLR) telah didefinisikan sebagai berat lahir <2500 gram. Pada 2013, diperkirakan
16 persen (22 juta) dari semua bayi yang lahir secara global, memiliki BBLR dan 96% dari bayi ini lahir di negara
berkembang. Di Nepal, sebuah studi baru-baru ini, menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Nepal 2011
menunjukkan bahwa prevalensi BBLR adalah 15,4%. Tercatat bahwa bayi BBLR berada pada risiko kematian yang
lebih besar pada tahun pertama kehidupan. BBLR dapat disebabkan oleh intrauterine growth restriction, kecil
untuk usia kehamilan (lahir sebelum 37 minggu kehamilan). Sebagian besar kasus BBLR di negara berkembang
adalah karena retardasi pertumbuhan intrauterin, sedangkan kelahiran prematur umum terjadi di negara maju. Selain
konsekuensi yang merugikan, seperti, peningkatan morbiditas dan mortalitas neonatal, hambatan pertumbuhan dan
perkembangan kognitif, dan peningkatan risiko perkembangan penyakit kronis, di kemudian hari, BBLR juga
memiliki beban biaya yang substansial pada sistem perawatan kesehatan dan masyarakat. Beberapa penelitian baru-
baru ini menyimpulkan bahwa BBLR meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti, diabetes dan kondisi
kardiovaskular, di kemudian hari. Selain itu, BBLR telah dilaporkan terkait dengan efek negatif pada
perkembangan kognitif dan motorik jangka panjang, dan pada pengambilan keputusan.
Banyak faktor langsung dan tidak langsung telah dikaitkan dengan BBLR. Beberapa karakteristik sosial-
demografis dan ekonomi, usia, ketahanan pangan rumah tangga, dan penggunaan layanan bersalin adalah beberapa
dari faktor penentu tidak langsung yang diidentifikasi, sedangkan ras, tinggi badan ibu dan berat pra-kehamilan,
kenaikan berat badan kehamilan, asupan kalori selama kehamilan, morbiditas perinatal, paritas, jenis kelamin bayi,
konsumsi alkohol dan rokok selama kehamilan, dan riwayat prematuritas sebelumnya, antara lain, telah dilaporkan
sebagai penentu langsung.
Beberapa penelitian berbasis masyarakat telah menilai faktor risiko BBLR di Nepal. Dalam sebuah penelitian
Nepal baru-baru ini pada sampel yang representatif secara nasional, dilaporkan bahwa 12% bayi memiliki BBLR,
dan bahwa ibu yang tidak dating ke unit perawatan antenatal, tidak menggunakan tablet zat besi selama kehamilan,
dan tinggal di wilayah paling barat negara itu berada pada risiko signifikan memiliki bayi BBLR. Mengingat
bahwa mayoritas (65%) kelahiran terjadi di rumah dan tidak ada perubahan signifikan yang terdeteksi antara
persentase bayi BBLR yang diamati pada tahun 2011 dan Survei Demografi dan Kesehatan 2016 (~ 12% dalam
kedua survei) [22 ], BBLR sekarang dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang penting. Oleh karena
itu, pemahaman lebih lanjut tentang faktor risiko BBLR diperlukan untuk mendukung identifikasi dini mereka
yang berisiko dan memfasilitasi implementasi intervensi spesifik bukti untuk mengurangi masalah BBLR yang
sudah berlangsung lama di Nepal. Untuk memenuhi kesenjangan bukti yang ada, kami bertujuan untuk menguji
hubungan antara berat lahir rendah dan faktor ibu dan pemanfaatan layanan perawatan antenatal, di pedesaan
Nepal.
2.3.2 Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan yaitu cohort prospektif penelitian dilakukan yang dilakukan dari 2015 – 2016.
Kami menggunakan data dari intervensi peningkatan kapasitas dan pesan teks yang dikembangkan untuk
meningkatkan pemanfaatan layanan kesehatan ibu dan anak di antara wanita hamil, di pedesaan Nepal ("MATRI-
SUMAN"), yang dilakukan menggunakan desain terkontrol acak terkelompok. Wanita hamil berusia 15-49 tahun,
pada trimester kedua (usia kehamilan 13-28 minggu), dari lima puluh dua kelompok (bangsal) dari enam komite
pengembangan desa (VDC), dari distrik Dhanusha, dipilih untuk percobaan MATRI-SUMAN, menggunakan metode
multistage cluster sampling.
Sebanyak empat ratus dua puluh enam wanita hamil berusia 15-49 tahun berpartisipasi dalam percobaan
MATRI-SUMAN. Dari empat ratus dua puluh enam peserta yang diwawancarai pada awal, empat ratus tiga belas dari
mereka melakukan pendekatan pada tindak lanjut pascakelahiran dan sisanya adalah tidak bersedia untuk tindak lanjut
(dari tiga belas kasus yang hilang, tujuh telah pindah ke rumah orang tua mereka dan enam mengalami keguguran).
Selain itu, kami tidak dapat mengukur berat lahir, dalam menetapkan waktu, untuk delapan kasus dan tiga ibu masih
melahirkan, memberi kami sampel empat ratus dan dua ibu dengan bayi lahir hidup. Di antara empat ratus dua kasus,
tujuh puluh delapan bayi baru lahir memiliki berat badan lahir rendah dan sisanya tiga ratus dua puluh empat bayi
berat lahir normal. Kami menyertakan empat ratus dua kasus kelahiran hidup untuk analisis statistic. Kriteria yang
digunakan untuk pemilihan data adalah sebagai berikut; singleton lahir hidup dengan kelahiran berat badan diukur
dalam satu jam setelah kelahiran, untuk pengiriman di institusi, dan dalam empat puluh delapan jam kelahiran
kelahiran di rumah. Pan balance digunakan untuk mengukur berat lahir di fasilitas Kesehatan (rumah sakit / pusat
persalinan) dan keseimbangan musim semi dengan kode warna digunakan oleh FCHV lokal, untuk kelahira dirumah .
Tiga set kuesioner yang divalidasi yang diadopsi dari Nepal Demografi dan Survei Kesehatan Populasi, 2011,
digunakan untuk mengumpulkan informasi. Kuesioner ditujukan; (i) karakteristik sosial-demografis dan rumah tangga
wanita hamil, (ii) riwayat kebidanan wanita hamil, dan iii) informasi bayi baru lahir. Data penelitian berisi informasi
tentang factor ibu, berat badan bayi baru lahir, dan pemanfaatan dari layanan perawatan antenatal.

Variabel inklusi :
 Wanita hamil
 Trimester ke 2 kehamilan
 Bayi lahir hidup
 Berat badan bayi dapat diukur

2.3.3 Hasil Penelitian


Berat lahir rata-rata untuk bayi BBLR adalah 2210,64 gram dengan standar deviasi 212,47 gram, sedangkan
berat lahir rata-rata untuk bayi dengan berat normal adalah 3054 gram standar deviasi 424 gram. Perbedaan rata-rata
berat lahir antara bayi BBLR dan bayi normal bayi ditemukan signifikan (843,24 gram; p <0,0001, 95% CI: 745,94-
940,55).
Tabel 1 merangkum karakteristik ibu. 402 pasangan ibu-anak dianalisis dan mayoritas ibu berusia 20-34 tahun
(69,2%), kasta atas (61,2%), dan memiliki primer atau lebih tinggi tingkat pendidikan (75,2%). Hampir setengah
(49,8%) bekerja di sektor jasa / bisnis / rumah tangga, mayoritas (65,6%) memiliki pendapatan keluarga kedua dan
ketiga, sebagian ibu mertua / suami adalah kepala keluarga (77,6%), sedikit lebih banyak daripada setengah (51,5%)
berasal dari wilayah intervensi MATRI-SUMAN, mayoritas berasal dari Terai sejak lahir (71,6%), non-vegetarian
(79,6%), multipara (60,9%), sedikit lebih dari setengah (52,5%) melahirkan bayi perempuan dan memiliki empat atau
lebih sedikit anggota keluarga (52,7%), lebih dari sepertiga (39,6%) memiliki hewan peliharaan, dan mayoritas
(66,4%) memiliki kitchen garden. Faktor ibu, seperti kasta / etnis, status pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga,
kepala keluarga, area tempat tinggal, paritas, jumlah anggota keluarga dalam sebuah rumah tangga, kecukupan ruang
keluarga, dan penggunaan kitchen garden ditemukan secara signifikan terkait dengan BBLR (Tabel 1).
Table 1. Association between maternal factors and low birth weight (LBW)

Mengenai pemanfaatan layanan ANC, lebih dari setengah (59,7%) mengunjungi empat atau lebih ANC, 58,5%
mengkonsumsi tablet besi dan asam folat dosis yang direkomendasikan, 81,6% diimunisasi dengan benar tetanus dan
difteri, 81,3% mengkonsumsi obat cacing, 84,3% mendapat istirahat dan tidur yang cukup, dan sekitar satu dari empat
menerima makanan tambahan selama kehamilan. Pemanfaatan perawatan antenatal layanan selama kehamilan (seperti
yang ditunjukkan oleh jumlah kunjungan perawatan antenatal), konsumsi dosis yang direkomendasikan zat besi dan
asam folat (IFA), imunisasi untuk tetanus dan difteri, konsumsi tablet cacing, istirahat dan tidur yang cukup, dan
asupan makanan tambahan selama kehamilan, adalah secara signifikan terkait dengan BBLR (Tabel 2).
Table 2. Association between the utilization of selected antenatal care services and low birth weight (LBW)
Tabel 3 menunjukkan hasil analisis multivariat pada penentu BBLR. Secara statistik faktor signifikan yang
mempengaruhi BBLR tercantum dalam Tabel 1 dan 2, dan ini termasuk dalam model regresi logistik berganda. Faktor
sosial-demografi ibu, seperti kasta / etnis, status pendidikan, pekerjaan, ukuran keluarga, dan faktor-faktor lain, seperti
jenis kelamin anak, memiliki akses ke kitchen garden, dan tinggal di area intervensi MATRI-SUMAN secara
signifikan terkait dengan BBLR. Demikian pula, pemanfaatan layanan perawatan antenatal seperti yang ditunjukkan
oleh jumlah kunjungan ANC, mengambil dosis yang direkomendasikan dari tablet IFA dan obat cacing, dan asupan
makanan tambahan selama kehamilan, secara signifikan terkait dengan BBLR.
Table 3. Relations between low birth weight (LBW) and maternal factors and the utilization of antenatal care services during
pregnancy, by logistic regression analysis.

2.4.1 Latar Belakang dan Tujuan


a. Judul Journal
Maternal Risk Factors Associated with Low Birth Weight in Indonesia
b. Latar Belakang
Setiap ibu berharap anak akan dilahirkan dengan selamat dan sehat. Namun, terkadang ada faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga bayi yang dilahirkan memiliki Berat Lahir Rendah (BBLR), kelahiran
prematur, dan lainnya. kelainan atau bahkan kelahiran mati. Bayi BBLR ini adalah bayi baru lahir yang memiliki
berat kurang dari 2.500 gram.
Bayi BBLR dapat dikategorikan menjadi persalinan prematur, pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR)
dan bayi baru lahir dengan pertumbuhan prematur. Bayi BBLR diperkirakan lebih rentan dan lebih mungkin
meninggal. Bayi BBLR yang dapat bertahan hidup secara umum akan mengalami masalah kesehatan dan gangguan
kognitif. Kasus morbiditas dan mortalitas meliputi penyakit menular, terhambat pada masa kanak-kanak dan berat
badan kurang lebih umum pada bayi BBLR.
Angka Kematian Neonatal (NMR) di Indonesia lebih tinggi dari tingkat yang direkomendasikan oleh
Kesehatan Dunia Organisasi (WHO). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, NMR
bertanggung jawab untuk 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, tanpa perbedaan yang signifikan dari
tahun 2002. Target nasional untuk Milenium Tujuan Pembangunan (MDGs) 2015 adalah 23 per 1.000 kelahiran
hidup. Survei SDKI juga menyebutkan bahwa 78,5% dari kematian neonatal terjadi antara 0 hingga 6 hari.
Diperkirakan 33.258 bayi di Indonesia meninggal karena penyakit ini komplikasi persalinan preterm. Variasi antar
provinsi adalah dari yang terendah di Sumatera Utara (7,2%) hingga tertinggi di Sulawesi Tengah (16,9%).
Kehadiran prevalensi BBLR dapat menggambarkan kesehatan ibu rendah, status gizi buruk pada wanita,
tidak tepat perawatan kehamilan (ANC), dan status sosial ekonomi ibu yang rendah. Kesehatan reproduksi ibu
yang buruk berpengalaman, seperti aborsi, lahir mati, kematian neonatal dini, komplikasi kehamilan dan sejumlah
besar anak, memainkan peran penting dalam meningkatkan terjadinya bayi BBLR. Demikian pula perilaku ibu
terkait dengan antenatal pemeriksaan, kehamilan yang diinginkan dan tidak diinginkan juga akan menyebabkan
kejadian bayi BBLR.
c. Tujuan
Penelitian ini menerapkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) untuk mengeksplorasi
faktor risiko ibu yang dikaitkan dengan prevalensi BBLR bayi baru lahir untuk perencanaan kesehatan agar menjadi
efektif dan intervensi yang efisien.
2.4.2 Metodologi
Studi cross-sectional ini dilakukan di Negara Indonesia, Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
dari IDHSsurveys penting yang mencakup perwakilan nasional Indonesia. SDKI mengumpulkan data tentang
karakteristik sosial demografi, status dan perilaku kesehatan, status gizi ibu dan anak, dan juga pengetahuan HIV /
AIDS. SDKI dilakukan dengan kolaborasi Dewan Statistik Nasional Indonesia, Kementerian Kesehatan, Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, program DHS Internasional. Dalam survei ini, ada tiga jenis
kuesioner terstruktur, yaitu kuesioner rumah tangga, kuesioner wanita dan kuesioner pria. Makalah ini
mengembangkan dan mengambil data dari kuesioner wanita. Kuesioner wanita memberikan informasi tentang data
demografi sosial dan keluarga wanita, riwayat reproduksi, pengalaman kehamilan, Perawatan Antenatal (ANC), serta
imunisasi dan nutrisi anak-anak.
Responden survei SDKI adalah wanita berusia 15-49 tahun yang dipilih secara multistage cluster random
sampling. Tahap pertama didasarkan pada Blok Sensus (CB), sedangkan tahap kedua adalah rumah tangga. Semua
metode SDKI dijelaskan dalam sumber lain di tempat lain. Responden terpilih yang terlibat dalam makalah ini adalah
mereka yang melahirkan bayi dalam waktu 2 tahun (2011 dan 2012) sebelum SDKI. Selain itu, data yang hilang
dikeluarkan. Dengan demikian, sekitar 15.126 responden yang dimasukkan dalam penelitian ini.
Izin etis penelitian ini diberikan oleh komisi etika penelitian kesehatan - Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro dengan sertifikat persetujuan nomor 016 / EC / FKM / 2018, tertanggal 4 April 2018. Analisis
statistik menerapkan frekuensi dan distribusi persentase dilakukan untuk mewakili karakteristik ibu. Perhitungan
dilakukan dengan menerapkan basis berat sampel pada SDKI 2012.
Studi saat ini berupaya untuk memprediksi faktor penentu berat lahir rendah bayi baru lahir di Indonesia.
Variabel dependen adalah berat lahir rendah bayi baru lahir. Konstruksi variabel ini didasarkan pada pertanyaan dalam
SDKI 2012. Berat lahir rendah bayi baru lahir dianggap mereka yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram
[15]. Jika bayi kurang dari 2500 gram maka dikodekan sebagai 1 untuk “berat lahir rendah” sementara yang lain
dikodekan sebagai 0.
Sedangkan variabel independennya adalah jenis kelamin, usia ibu saat melahirkan-bayi, pencapaian pendidikan
ibu, status bekerja (ibu dan pasangan), kekayaan, kehamilan yang diinginkan, kunjungan Antenatal Care (ANC),
komplikasi dan wilayah. Selain itu, usia ibu saat melahirkan terdiri dari kurang dari 20 tahun (berkode 0), 20-34 tahun
(berkode 1) dan lebih dari 34 (berkode 3). Pencapaian pendidikan diberi kode 0 untuk "tidak ada pendidikan"; 1 untuk
“level primer”; 2 untuk "tingkat sekunder"; dan 3 untuk "tingkat pendidikan tinggi". Pekerjaan ibu dan pasangan diberi
kode 0 untuk "tidak bekerja" dan 1 untuk "bekerja" (seperti pejabat pemerintah, teknik / teknis, pekerjaan administrasi,
pekerjaan perhotelan, klerikal, penjualan, sektor pertanian, sektor industri, lainnya).
Kekayaan keluarga mengacu pada indeks kekayaan rumah tangga yang dihitung dengan memiliki barang yang
berumur panjang di rumah tangga tersebut, seperti sepeda motor atau mobil, televisi dan radio, lemari es, tabungan
dan tanah. Analisis komponen utama digunakan untuk menghasilkan faktor-faktor umum untuk rumah tangga,
kemudian faktor-faktor ini dinilai. Skor ini kemudian digunakan untuk mengklasifikasikan rumah tangga dalam
kategori kesejahteraan. Cara perhitungan terperinci dapat dilihat dalam laporan SDKI 2012. Kekayaan keluarga ada
lima tingkat, yaitu yang termiskin (berkode 1), miskin (berkode 2), menengah (berkode 3), kaya (berkode 4) dan
terkaya (berkode 5) [14]. Kehamilan yang diinginkan dianggap sebagai kehamilan yang diinginkan pada waktu yang
berkode 1, ingin kemudian dikodekan sebagai 2, atau tidak diinginkan setiap saat sebagai 3. Kunjungan perawatan
antenatal mengacu pada jumlah kunjungan perawatan antenatal selama kehamilan. Komplikasi wanita mengacu pada
komplikasi selama kehamilan dan persalinan yang merujuk pada ada atau tidaknya komplikasi ibu selama kehamilan
atau saat persalinan. Itu kode 1 untuk mereka yang mengalami komplikasi dan 0 untuk sebaliknya [14]. Indonesia
dikelompokkan menjadi 7 wilayah, yaitu Sumatra (1), Jawa dan Bali (2), Nusa Tenggara (3) Kalimantan (4), Sulawesi
(5), Maluku (6), dan Papua.
Model regresi logistik multilevel diimplementasikan untuk memprediksi probabilitas terjadinya BBLR dengan
memperhitungkan efek tingkat kekayaan keluarga dan efek wilayah. Tingkat kekayaan keluarga dan afek wilayah
dianggap sebagai parameter bertingkat karena wilayah geografis yang berbeda di Indonesia, sedangkan tingkat
kekayaan keluarga mungkin terkait dengan daya beli ibu dan pola makan yang menghasilkan kehamilan dan berat
bayi. Hipotesis dianggap signifikan secara statistik jika nilai-p kurang dari 0,05. Model ini dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak Stata.

2.4.3 Hasil Penelitian


Sebanyak 15.126 ibu dari 47.533 responden dipilih. Pada Tabel 1, distribusi frekuensi variabel terpilih
disajikan. Ditemukan bahwa mayoritas responden (71,0%) berusia 20-34 tahun dan 53,5% dari mereka telah
menyelesaikan pendidikan menengah. Hasilnya mirip dengan pendidikan suami yang ditemukan 54,7%. Berdasarkan
pekerjaan ibu, hampir 50 persen responden menganggur (45,2%) sementara hampir semua suami memiliki pekerjaan
(98,2%). Selain itu, status ekonomi ibu dikategorikan sebagai yang termiskin (28,6%). Dalam hal kunjungan
perawatan antenatal, 94,5 persen ibu mengunjungi perawatan antenatal. Mayoritas (84,9%) menginginkan kehamilan
lagi. Mengenai komplikasi kebidanan, ditemukan 12,5% memiliki komplikasi selama kehamilan. Selain itu, responden
terutama berasal dari Sumatera (29,3%) dan Jawa-Bali (26,8%). Yang penting, ditemukan bahwa kejadian bayi BBLR
adalah 10,2 persen.
Table 1. Frequency distribution (n= 15,126)
Tabel 2 menunjukkan analisis logistik multilevel menghasilkan bahwa usia ibu saat melahirkan, pendidikan
ibu, perawatan antenatal dan komplikasi kehamilan secara signifikan mempengaruhi terjadinya berat lahir rendah pada
tingkat signifikan 0,01. Di sisi lain, pendidikan suami, pekerjaan ibu, pekerjaan suami dan kehamilan yang diinginkan
tidak mempengaruhi berat badan lahir rendah pada tingkat signifikan 0,01. Model logistik bertingkat dielaborasi
setelah mempertimbangkan efek acak kekayaan wilayah dan keluarga yang memiliki nilai probabilitas chi-square
0,000 yang lebih rendah dari tingkat signifikan 0,01; itu berarti bahwa model bertingkat berbeda secara signifikan
dengan model logistik normal. Dengan kata lain, usia persalinan-bayi, pendidikan ibu, perawatan antenatal dan
komplikasi kehamilan berpengaruh signifikan terhadap berat lahir rendah di seluruh wilayah di mana responden
tinggal dan tingkat kekayaan keluarga.
Table 2. The multilevel logistic analysis of low birth weight infants (n= 15,126).
Mengenai usia ibu saat melahirkan di Tabel 2, ibu yang melahirkan bayi mereka pada usia antara 20 hingga 34
tahun (rasio odds yang disesuaikan 0,723, 95% CI 0,562-0,929. P = 0,009) lebih kecil kemungkinannya 0,723
dibandingkan dengan mereka yang melahirkan disampaikan pada usia di bawah 20 tahun (rasio odds yang disesuaikan
0,699, 95% CI 0,534-0,915. p = 0,000). Selain itu, mereka yang memiliki pendidikan sekolah dasar lebih mungkin
2,154 kali (rasio odds yang disesuaikan 2,154, 95% CI 1,399-3,315. P = 0,004) lebih tinggi untuk memiliki
kesempatan untuk memberikan bayi berat lahir rendah, sementara tingkat pendidikan lainnya tidak memiliki
berpengaruh terhadap terjadinya BBLR. Kontrol ANC memiliki dampak positif yang signifikan terhadap berat badan
lahir rendah. Mereka yang melakukan kunjungan ANC kecil kemungkinannya 0,976 untuk melahirkan bayi berat lahir
rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan kunjungan ANC (rasio odds yang disesuaikan 0,976, 95%
CI 0,960-0,991. P = 0,008). Yang penting, ibu dengan komplikasi kehamilan memiliki kesempatan untuk memberikan
bayi berat lahir rendah sebesar 1.731 kemudian mereka yang tidak mengalami komplikasi (rasio odds yang disesuaikan
1.731, 95% CI 1,473-1.948. P = 0.000)
2.5.1 Latar Belakang dan Tujuan
a. Judul Journal
Prevalence and Risk Factors of Low Birth Weight in the Southeast of Iran
b. Latar Belakang
Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan suatu indikator kesehatan masyarakat yang signifikan juga
didefinisikan sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 g oleh Organisasi Kesehatan Dunia. BBLR adalah salah satu
penyebab utama kematian bayi sekitar 40% dari semua kematian di antara anak di bawah 5 tahun yang terjadi pada
neonatal atau bayi baru lahir. Angka kematian BBLR sekitar dua puluh kali lebih banyak daripada bayi yang lebih
berat. Secara total, sekitar 15,5% dari semua kelahiran adalah BBLR sementara 95,6% di antaranya terjadi di
negara berkembang. Selain itu, kejadian BBLR di masyarakat berpenghasilan rendah lebih dari dua kali lipat
dibandingkan dengan pendapatan menengah. Gangguan pertumbuhan, cacat perkembangan kognitif, dan penyakit
kronis di kemudian hari adalah efek samping lain dari BBLR. Risiko beberapa penyakit seperti penyakit jantung,
stroke, hipertensi, dan diabetes lebih tinggi pada orang dewasa dengan riwayat BBLR dibandingkan berat lahir
normal (BBL).
Ada banyak faktor risiko BBLR termasuk faktor demografi ibu, antropometrik, medis dan perilaku, faktor ayah
dan janin, faktor lingkungan dan gizi, dan kurangnya perawatan prenatal. Lebih lanjut, penentu sosial kesehatan
seperti pendapatan, pendidikan, perumahan, kecanduan, dan tempat tinggal (perkotaan / pedesaan) memiliki peran
penting dalam BBLR.
Sementara faktor terkait BBLR dipelajari dengan baik di negara-negara maju, tidak ada cukup bukti di negara-
negara berkembang.
c. Tujuan
Untuk menentukan prevalensi 1 tahun dan faktor-faktor terkait BBLR di Iran Tenggara.
2.5.2 Metodologi
Studi cross-sectional ini dilakukan di provinsi Kerman, yang dikenal sebagai provinsi terbesar di Iran. Provinsi
Kerman terletak di Tenggara Iran.
Semua kelahiran hidup dari Maret 2014 hingga Maret 2015 dianggap sebagai populasi sumber. Data
dikumpulkan dari Jaringan Maternal dan Neonatal Iran (IMaN Net) di rumah sakit umum dan swasta. IMaN Net
adalah salah satu sumber utama informasi untuk mengevaluasi status kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Iran yang
dirancang oleh Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran.
Sistem informasi ini mencakup data ibu dan bayi baru lahir dalam bentuk online. Kemudian, data dimasukkan
ke dalam file Excel. Kami mengekspor data dari file Excel ke perangkat lunak SPSS, Versi 21.0 (IBM SPSS Inc.
Chicago, IL, USA). Data ibu meliputi usia ibu (tahun), gravida (angka), paritas (angka), aborsi (angka), faktor risiko
kehamilan (ya, tidak), kebangsaan ibu (Iran, non-Iran), tingkat pendidikan ibu (buta huruf, sekolah dasar, sekolah
menengah, sekolah menengah, universitas), asuransi bersalin (ya, tidak), tempat tinggal (perkotaan, pedesaan), dan
kerabat (ya, tidak). Data neonatal dan persalinan yang dikumpulkan adalah jenis kelamin neonatus (wanita, pria) dan
berat badan (g), usia kehamilan (minggu), anomali kelahiran (ya, tidak), tempat lahir (rumah sakit, lainnya), dan
manajer persalinan (bidan, dokter kandungan, lain).
Kriteria eksklusi untuk menilai faktor risiko BBLR adalah sebagai berikut: berat lahir> 4000 g, anomali
kongenital, dan banyak kelahiran. Semua kelahiran hidup dibagi menjadi dua kelompok termasuk BBLR (<2500 g)
dan NBW (2500-4000 g).
2.5.3 Hasil Penelitian
Sebanyak 60.273 kelahiran hidup terjadi selama periode studi 1 tahun, di mana 5679 adalah BBLR. Oleh
karena itu, prevalensi BBLR diperkirakan 9,4%. Berat lahir dari 631 kasus hidup (1,05%) sangat BBLR (berat lahir
<1500 g), dan 276 bayi baru lahir (0,46%) memiliki BBL sangat sangat (berat lahir <1000 g). Prevalensi BBLR
tertinggi dan terendah menurut kota pengiriman adalah Kahnuj (10,8%) dan Manujan (4,4%), masing-masing [Gambar
1]. Berat rata-rata (± standar deviasi [SD]) kelahiran hidup adalah 3061,9 (± 509,9) g, dan rata-rata usia kehamilan (±
SD) adalah 38,4 (± 1,8) minggu. Dari total kelahiran hidup, 58.195 bayi baru lahir dilibatkan dalam penelitian ini
untuk menilai faktor risiko BBLR (52.977 NBW dan 5218 BBLR). Secara statistik, ada perbedaan yang signifikan
antara NBW dan BBLR dalam faktor pengiriman termasuk gravida, paritas, dan angka aborsi dengan uji-t (P <0,001).
Paritas dan angka gravid memiliki hubungan negatif dengan BBLR, tetapi angka aborsi adalah sebaliknya [Tabel 1].

Table 1: Comparison of delivery factors between low birth weight and normal birth weight newborns

Variables Mean±SD 95% CI P


Low birth
Normal birth
weight weight
Gravida number 2.18±1.38 2.22±1.29 −0.076-−0.002 <0.001

Parity number 0.96±1.21 1.02±1.13 −0.099-−0.034 <0.001

Abortion number 0.23±0.56 0.2±0.52 0.013-0.043 <0.001

SD=Standard deviation, CI=Confidence interval

Persalinan prematur, jenis kelamin wanita neonatus, usia kehamilan <18 dan> 35 tahun, persalinan dengan
operasi caesar, faktor risiko medis ibu pada kehamilan saat ini, tingkat pendidikan ibu lebih rendah, tinggal di daerah
pedesaan, hidup bersama, melahirkan oleh dokter kandungan, melahirkan di rumah sakit, kebangsaan ibu non-Iran,
dan tidak diasuransikan lebih sering pada BBLR daripada BBL. Di antara semua faktor ibu dan neonatal antara BBLR
dan BBN, kebangsaan ibu tidak signifikan (P = 0,07) [Tabel 2].

Table 2: Comparison of maternal and neonatal factors between low birth weight and normal birth weight
newborns

Variable Frequency (%) P

Low birth Normal birth weight


weight
Neonate sex
Female 2844 25,382 <0.001
(54.5) (47.9)
Male 2370 27,591
(45.5) (52.1)
Preterm labor
Yes 2274 1818 (3.4) <0.001
(43.6)
No 2944 146 (96.6)
(56.4)
Maternal age at
delivery (years
old)
<18 194 (3.7) 1341 (2.5) <0.001
18-35 4383 46,243
(84) (87.3)
>35 641 5393
(12.3) (10.2)
Delivery type
Cesarean 2544 22,901 <0.001
section (48.8) (43.2)
Vaginal 2674 30,076
(51.2) (56.8)
Delivery
manager
Midwife 1924 22,490 <0.001
(37.2) (42.6)
Obstetrician 3244 30,266
(62.6) (57.3)
Other 11 (0.2) 79 (0.1)
Pregnancy risk
factors
Yes 934 4903 (9.3) <0.001
(18.1)
No 4275 48,074
(81.9) (90.7)
Place of birth
Hospital 5198 52,897 0.001
(99.6) (99.9)
Other 19 (0.4) 75 (0.1)
Maternal
nationality
Iranian 4962 50,667 0.07
(95.1) (95.6)
Non-Iranian 256 (4.9) 2310 (4.4)
Maternity
insurance
Uninsured 515 (9.9) 3884 (7.3) <0.001
Insured 4699 49,048
(90.1) (92.7)
Consanguinity
Yes 1598 15,062 <0.001
(30.6) (28.4)
No 3620 37,915
(69.4) (71.6)
Maternal
educational level
Illiterate 513 3925 (7.7) 0.001
(10.2)
Primary school 794 6401
(15.7) (12.5)
Secondary 928 8757
school (18.4) (17.2)
High school 1846 19,501
(36.5) (38.2)
University 973 12,451
(19.3) (24.4)
Place of
living 3104 33,620 <0.001
Urban (59.5) (63.5)
Rural 2114 19,357
(40.5) (36.5)
Hasil analisis regresi logistik mengungkapkan bahwa persalinan prematur, jenis kelamin neonatus, jumlah
paritas, usia ibu saat melahirkan, cara persalinan, faktor risiko kehamilan, tingkat pendidikan ibu, tempat tinggal,
kekerabatan, manajer persalinan secara signifikan terkait dengan BBLR saat itu. tidak terkait dengan nomor ibu hamil,
angka aborsi, tempat lahir, asuransi kehamilan, dan kebangsaan ibu. Menurut model ini, persalinan prematur adalah
faktor terkuat yang terkait dengan BBLR. Risiko BBLR adalah 22 kali lebih tinggi pada kelahiran prematur daripada
kelahiran (rasio odds [OR] = 22,1; interval kepercayaan 95% [CI] = 20,46-23-23). Buta huruf adalah faktor kedua
yang terkait dengan BBLR (OR = 1,91; 95% CI = 1,66-2,20). Consanguinity memiliki hubungan terendah dengan
BBLR (OR = 1,08; 95% CI = 1,01-1,17) [Tabel 3].

Table 3: Results of the logistic regression model comparing low birth weight versus normal birth weight
newborns
Variable B OR (95% CI) P
Parity number −0.1 0.85 (0.83- <0.00
6 0.88) 1
Preterm labor
Yes 1
No 3.10 22.06 (20.46- <0.00
23.80) 1
Neonate
sex 1
Male
Female 0.35 1.41 (1.32- <0.00
1.51) 1
Maternal age at
delivery
(years old)
18-35 1
<18 0.23 1.26 (1.05- 0.012
1.52)
>35 0.19 1.21 (1.08- 0.001
2.6.1 Latar Belakang dan Tujuan
1.36)
a. Judul Journal Delivery type
Effects of nutrition Vaginal 1 interventions during pregnancy on low
Cesarean section 0.16 1.17 (1.06- 0.002
birth weight: an overview of systematic reviews.
1.30)
b. Latar Belakang Delivery
Berat badan manager 1 lahir rendah (BBLR) adalah masalah
kesehatan Midwife masyarakat yang utama. Secara global,
sekitar 16% bayi Obstetrician 0.12 1.12 (1.01- 0.029 dilahirkan dengan berat kurang dari
1.25)
Other 0.54 1.71 (0.83- 0.143
3.53)
Pregnancy risk
factors
No 1
2500 g, yang mewakili lebih dari 22 juta bayi BBLR per tahun. Lebih dari 95% bayi ini dilahirkan di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Di Asia Selatan, sekitar seperempat (28%) dari semua bayi dilahirkan
dengan BBLR. Di sub-Sahara Afrika dan di Amerika Latin atau Karibia, tarif BBLR diperkirakan 13% dan 9%,
masing-masing. Ada kemungkinan besar bahwa kejadian BBLR diremehkan karena hampir 50% dari semua bayi
baru lahir tidak ditimbang saat lahir.
WHO mendefinisikan BBLR sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 g terlepas dari usia kehamilan bayi.
Berdasarkan pengamatan epidemiologis, angka kematian bayi dengan cepat meningkat untuk bayi baru lahir
dengan berat kurang dari 2500 g saat lahir. BBLR termasuk berat lahir sangat rendah (VLBW; kurang dari 1500 g)
dan berat lahir sangat rendah (ELBW; kurang dari 1000 g) bayi, yang memiliki risiko tertinggi terhadap hasil yang
merugikan.
BBLR adalah sindrom kompleks yang muncul melalui kelahiran prematur (PTB, kelahiran sebelum usia
kehamilan 37 minggu) atau bayi kecil-untuk-usia kehamilan (SGA) yang lahir saat aterm atau kombinasi keduanya
- bayi baru lahir preterm dan SGA. Berbagai faktor menentukan panjang kehamilan dan pertumbuhan janin dalam
rahim dan akibatnya berat lahir. Berbagai penyebab BBLR telah diidentifikasi, yang meliputi genetika, persalinan
dini, kehamilan multipel, berbagai penyakit ibu (yaitu hipertensi yang disebabkan kehamilan, diabetes mellitus dan
infeksi), penyalahgunaan obat (termasuk tembakau dan alkohol), usia ibu, tinggi badan, kelebihan berat badan dan
obesitas bersama dengan faktor sosial ekonomi yang kurang. Faktor lingkungan, status gizi dan pola makan ibu
juga memengaruhi perkembangan janin. Perubahan pasokan nutrisi ke janin mengakibatkan kekurangan nutrisi,
menyebabkan pertumbuhan terbatas.
BBLR adalah penyebab utama kematian bayi dan morbiditas anak. Selain itu, ada hubungan yang jelas antara
BBLR dan peningkatan risiko banyak penyakit di kemudian hari, seperti sindrom metabolik, diabetes mellitus tipe
2, penyakit kardiovaskular, hipertensi atau kanker. Oleh karena itu, intervensi awal yang dimulai sebelum atau
selama kehamilan memiliki potensi untuk mencegah BBLR dan mengurangi risiko hasil kesehatan yang
merugikan bayi BBLR.
Pada 2012, Majelis Kesehatan Dunia menyepakati enam target nutrisi global termasuk pengurangan 30% dari
tingkat BBLR pada tahun 2025. Kerangka konseptual untuk intervensi khusus gizi dan sensitif gizi telah
diusulkan. Intervensi spesifik gizi adalah intervensi yang menangani penentu langsung nutrisi seperti suplementasi
dengan vitamin dan mineral esensial, sedangkan intervensi nutrisi sensitif adalah intervensi yang mengatasi
penyebab kekurangan gizi, misalnya, pencegahan malaria pada wanita hamil. Dalam tinjauan tinjauan sistematis
ini, kami bertujuan untuk meringkas bukti intervensi gizi-spesifik dan gizi-sensitif untuk mencegah BBLR.
c. Tujuan
Untuk meringkas bukti intervensi gizi-spesifik dan gizi-sensitif untuk mencegah BBLR.
2.6.2 Metodologi
a. Strategi pencarian dan kriteria pemilihan.
Peneliti mencari basis data elektronik pada bulan September 2015 untuk mengidentifikasi sistematic review
yang menilai efek intervensi untuk mencegah BBLR: MEDLINE, EMBASE, CINAHL dan Cochrane Database
Ulasan Sistematis menggunakan istilah tesaurus terkait dan berbagai macam kata kunci. Jurnal tambahan dan proses
konferensi besar dilakukan dengan teliti. Daftar referensi artikel yang disertakan dan pedoman saat ini diperiksa
untuk artikel lebih lanjut yang tidak diidentifikasi di tempat lain. Tidak ada batasan yang diterapkan pada database
baik dalam hal tanggal publikasi atau bahasa.
Tinjauan sistematis uji coba terkontrol acak (RCT) yang berfokus pada intervensi untuk mengurangi risiko
BBLR atau SGA, baik secara langsung atau tidak langsung, memenuhi syarat untuk dimasukkan. Karena intervensi
antenatal untuk mengurangi PTB baru-baru ini ditinjau, kami tidak memasukkan ulasan yang hanya berfokus pada
PTB. Intervensi spesifik gizi dan sensitif gizi perikonsepsi dan atau selama kehamilan dipertimbangkan untuk
dimasukkan. Kami memasukkan ulasan di mana peserta adalah wanita dengan kehamilan tunggal meskipun ada
potensi risiko BBLR. Ulasan di mana populasi penelitian terdiri dari wanita dengan kehamilan tunggal dan ganda
hanya dimasukkan jika data disajikan secara terpisah. Kami mengecualikan ulasan yang hanya dipilih wanita dengan
kehamilan ganda. Kami menyertakan ulasan dengan RCT dan kuasi-RCT. Ulasan yang termasuk desain penelitian
lain tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan serta ulasan tidak melaporkan BBLR atau SGA. Dalam hal kami hanya
mengidentifikasi ulasan Cochrane, kami tidak mencari ulasan lebih lanjut tentang topik tertentu karena kualitas tinggi
ulasan Cochrane. Dengan tidak adanya ulasan Cochrane,
b. Ekstraksi dan manajemen data
Judul dan abstrak yang diidentifikasi oleh pencarian disaring secara independen untuk dimasukkan oleh dua
penulis ulasan menggunakan perangkat lunak tinjauan sistematis EPPI-Reviewer. Dua penulis secara independen
menilai teks lengkap untuk kelayakan terhadap kriteria inklusi yang ditentukan sebelumnya. Untuk mengidentifikasi
semua tinjauan sistematis yang relevan yang berfokus pada intervensi gizi yang bertujuan untuk mengurangi BBLR,
kami meninjau metode, mempelajari populasi dan hasil. Data dari ulasan diekstraksi secara independen oleh dua
penulis menggunakan formulir ekstraksi data yang dirancang sebelumnya. Kami menyelesaikan perbedaan melalui
diskusi dengan penulis ketiga.
c. Penilaian kualitas metodologis
Dua penulis secara independen menilai kualitas metodologis dari ulasan yang disertakan menggunakan Alat
Pengukuran untuk Menilai Ulasan ( AMSTAR). Perbedaan diselesaikan melalui diskusi. AMSTAR menggunakan 11
pertanyaan berbeda untuk mengevaluasi metode yang digunakan dalam tinjauan sistematis .Setiap pertanyaan dijawab
sebagai ya (jelas dilakukan), tidak (jelas tidak dilakukan), tidak dapat menjawab atau tidak berlaku. Setiap jawaban
'ya' berhubungan dengan satu titik dan jumlah total poin dijumlahkan per baris. Skor 8-11 poin dianggap sebagai
kualitas tinggi, 4-7 sebagai moderat kualitas dan kurang dari 3 sebagai ulasan kualitas metodologi rendah.
2.6.3 Hasil Penelitian
Peneliti menyertakan 23 sistematic review yang terdiri dari 34 perbandingan. 16 review berkualitas metodologis
tinggi, 6 sedang dan 1 review berkualitas rendah. Enam intervensi dikaitkan dengan penurunan risiko BBLR:
suplementasi oral dengan (1) vitamin A, (2) kalsium dosis rendah, (3) seng, (4) mikronutrien berganda (MMN),
edukasi nutrisi dan pemberian antimalaria preventif. Suplementasi MMN dan protein / energi seimbang memiliki efek
positif pada SGA, sementara suplementasi protein tinggi meningkatkan risiko SGA. Suplementasi kalsium, seng, atau
asam lemak n-3 rantai panjang dosis tinggi dan edukasi nutrisi menurunkan risiko PTB.

2.3 Critical Appraisal


A. Young adolescent girls are at high risk for adverse pregnancy outcomes in sub-Saharan Africa: an observational
multicountry study.

CASP Checklist: 12 questions to help


you make sense of a Cohort Study
Can’t
No Questions Yes No
tell
A. Are the result of the study valid ?
1. Did the study address a clearly focused issue? V
2. Was the cohort recruited in an acceptable way? V
3. Was the exposure accurately measured to minimise V
bias?
4. Was the outcome accurately meassured to minimise V
bias?
(a) Have the authors identified all important
5. V
confounding factors?
(b) Have they taken account of the confounding V
factors in the design and/or analysis?
6. (a) Was the follow up of subjects complete enough? V
(b) Was the follow up of subjects long enough? V
B. What are the results?
7. What are the result of this study? V
8. How precise are the results? V
9. Do you believe the results? V
C. Will the results help locally?
10. Can the results of this study fit with other available V
evidence?
11. Do the results of this study fit with other available V
evidence?
12. What are the implications of this study for practice? V
Comment/Alasan:

A. Are the results of the study valid?

1. Did the study address a clearly focused question issue?


Studi ini tampak jelas menggambarkan inti atau permasalahan dari penelitiannya yang terlihat dari:
Tujuan penelitian, yakni untuk mengetahui apakah remaja perempuan merupakan kelompok yang berisiko lebih tinggi untuk
hasil kelahiran yang merugikan di antara wanita hamil di Afrika sub-Sahara. Hal ini didasari Angka morbiditas dan mortalitas
mengenai masalah kesehatan ibu dan bayi cukup tinggi di Afrika Sub-sahara dan 44% populasi wanita di afrika sub-sahara
berusia di bawah 15 tahun,dimana kesehatan dan kesejahteraan remaja di afrika Sub-sahara masih kurang. Populasi penelitian
adalah wanita hamil yang baru pertama kali melakukan antenatal care dengan hasil HIV negatif dan wanita hamil dengan usia
kehamilan dibawah 28 minggu. Faktor resiko yang dinilai mulai dari usia ibu, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
,tanggal menstruasi terakhir dan usia kehamilan dengan palpasi bimanual, riwayat obstetri, uji sifilis (rapid plasma reagin
(RPR)) , hemoglobin level, kemampuan membaca dan / atau menulis serta Indeks massa tubuh (BMI). Ukuran Hasil primer
dari analisis yang telah ditentukan ini adalah kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Studi ini secara jelas mencoba
ingin membuktikan apakah wanita hamil dengan usia remaja merupakan prediktor yang lebih kuat untuk angka kelahiran
dengan berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur.
2. Was the cohort recruited in an acceptable way?
Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif, Studi ini dilakukan di empat negara Afrika antara September 2009
-Desember 2013, yang melibatkan wilayah dari Afrika sub-Sahara Barat, Timur, Tengah dan Selatan. Pada awalnya terdapat
14.179 wanita hamil yang berpartipasi dalam penelitian ini, namun berdasarkan kriteria ekslusi/inklusi dan metode
randomisasi, maka didapatkan 4749 partisipan wanita hamil.
3. Was the exposure accurately measured to minimise bias?
Untuk meminimalisir bias pada penelitian ini,pada penentuan sampel mengggunakan kriteria inklusi dan eksklusi
pada penelitian ini, yaitu:
Kritera Inklusi: wanita hamil dengan kunjungan pertama pemeriksaan antenatal dengan hasil test HIV negatif, usia kehamilan
dibawah 28 minggu.
Kriteria Eksklusi: wanita hamil yang memiliki riwayat alergi obat atau kondisi serius lainnya dan kehamilan kembar.
4. Was the outcome accurately meassured to minimise bias?
Penelitian ini sudah menggunakan kriteria inklusi/ekslusi guna meminimalisir bias. Pada penelitian ini analisis statistik
dibatasi hanya untuk kelahiran tunggal dan dilakukan menggunakan Stata IC / V.13.1 untuk Windows (StataCorpLp, College
station, Texas, USA). Distribusi karakteristik dasar dijelaskan dan dibandingkan menurut kelompok usia ibu. Analisis
univariat dilakukan untuk menilai hubungan kasar antara usia ibu dan berat lahir rendah atau kelahiran prematur. Selain itu,
variabel lain yang terkait dengan peluang lebih tinggi untuk berat lahir rendah, prematuritas dan anemia maternal
diidentifikasi. Variabel yang terkait dengan hasil kelahiran yang merugikan dan usia ibu dianggap sebagai pembaur potensial.
Pada langkah selanjutnya, model regresi logistik yang disesuaikan untuk pembaur potensial atau kovariabel lain dibangun
sesuai dengan pengaruhnya terhadap estimasi titik daripada memberikan nilai p.
5. (a) Have the authors identified all important confounding factors?
Peneliti sudah mengidentifikasi faktor pembaur yang sekiranya dapat memberikan pengaruh dalam desain dan analisis
penelitian. Variabel yang terkait dengan hasil kelahiran yang merugikan dan usia ibu dianggap sebagai faktor pembaur.

(b) Have they taken account of the confounding factors in the design and/or analysis?

Peneliti sudah memperhitungkan pengaruh faktor pembaur tersebut dalam analisis yang dilakukan. Sudah dijelaskan
dalam jurnal dalam analisa statistik ,model regresi logistik yang disesuaikan untuk pembaur potensial atau kovariabel lain
dibangun sesuai dengan pengaruhnya terhadap estimasi titik daripada memberikan nilai p.
6. (a) Was the follow up of subjects complete enough?
Telah dilakukan follow up terhadap 4749 subject penelitian, 361 wanita hamil hilang/tidak ada kabar sebelum
melahirkan sehingga terdapat 4388 data yang tercatat berupa 4138 kelahiran hidup (4100 lahir tunggal dan 83 lahir kembar)
dan 250 ( 141 stil birth, 61 aborsi dan 3 kehamilan ektopik). Wanita yang sudah melahirkan diobservasi sampai 1 bulan
setelah melahirkan dan bayi pun di observasi sampai ulang tahun pertama mereka. Semua biaya untuk perawatan antenatal
dan postnatal dan transportasi ke masing-masing fasilitas kesehatan tidak dikenai biaya bagi peserta.
(b) Was the follow up of subjects long enough?
Follow-up yang dilakukan sudah cukup lama, dimana penelitian ini berlangsung selama 4 tahun .
B. What are the results ?
7. What are the result of this study?
Dari 4749 pasien 361 (7,6%) hilang sebelum melahirkan, dengan 79 (22%) remaja, 237 (66%) wanita berusia antara
20 dan 30 tahun dan 45 (12%) wanita berusia 31 tahun atau lebih. Dari 4388 data pasien yang tercatat, 4183 adalah kelahiran
hidup termasuk 83 kehamilan ganda. Di antara 4100 peserta hamil dengan kelahiran hidup tunggal, 24% (975/4100) adalah
remaja dengan 6% (248/4100) berusia ≤16 tahun.
Prevalensi keseluruhan bayi berat lahir rendah dan kelahiran prematur adalah 10% (371/3851) dan 4% (159/3862),
masing-masing. Ibu berusia lanjut ≤16 tahun menunjukkan risiko lebih tinggi untuk kelahiran bayi dengan berat badan lahir
rendah (OR: 1,96; 95% CI 1,35-2,83). Demikian pula, kelahiran prematur dikaitkan dengan usia ibu muda (≤16 tahun;
ATAU: 2,62; 95% CI 1,59 hingga 4,30). Dalam subanalisis terbatas pada wanita primipara: kelahiran prematur, OR 4,28;
95% CI 2,05 hingga 8,93; berat lahir rendah, OR: 1.29; 95% CI 0,82 hingga 2,01.
8. How precise are the results?
Usia ibu muda meningkatkan risiko hasil kehamilan yang merugikan dan merupakan prediktor yang lebih kuat untuk
berat lahir rendah dan kelahiran prematur daripada faktor risiko lain yang ditetapkan di Afrika sub-Sahara
9. Do you believe the results?
Ya, karena melihat lama waktu penelitian dan jumlah sampel yang sudah diambil dengan mempertimbagkan kriteria-
kriteria penelitian untuk meminimalkan bias, dan juga variabel perancu yang juga ikut diperhitungkan dalam penelitian ini.
C. Will the results help locally?
10. Can the results of this study fit with other available evidence?
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai bahan edukasi kepada masyarakat khususnya pada ibu hamil yang
memiliki faktor resiko terutama pada usia muda (<16 tahun) agar rutin melakukan perawatan antenatal sesuai yang
ditargetkan, serta ibu hamil dengan usia muda perlu menjadi prioritas untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
11. Do the results of this study fit with other available evidence?
Ya , karena telah disebutkan di artikel penelitia tersebut bahwa penelitian ini atas dasar penelitian retrospektif
sebelumnya, penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi secara prospektif apakah ibu hamil dengan usia muda merupakan
prediktor / faktor penyebab yang dapat di identifikasi untuk hasil kehamilan yang merugikan di Afrika sub-Sahara. Akan
tetapi, pada penelitian ini tidak di cantumkannya hasil penelitian sebelumnya.
12. What are the implications of this study for practice?
Implikasi dari penelitian ini terutama pada bidang kesehetan adalah melakukan skrining terhadap ibu hamil yang
memiliki faktor resiko serta mengedukasi ibu hamil untuk melakukan perawatan antenatal secara rutin agar meningkatkan
angka kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi baru lahir.

Adapted from Crombie, The Pocket Guide to Critical Appraisal; the critical appraisal approach used
by the Oxford Centre for Evidence Medicine, checklists of the Dutch Cochrane Centre, BMJ editor’s
checklists and the checklists of the EPPI Centre.

Citeas:CenterforEvidenceBasedManagement(July,2014),CriticalAppraisalChecklistforCross-
SectionalStudy. Retrieved (month, day, year) fromhttps://www.cebma.org
B. Maternal Factors and Utilization of the Antenatal Care Services during Pregnancy Associated with Low Birth Weight in
Rural Nepal: Analyses of the Antenatal Care and Birth Weight Records of the MATRI-SUMAN Trial
1. Did the study address a clearly focused issue ?
Ya, Dalam jurnal ini sangat jelas peneliti berfokus ingin mengetahui apakah adanya hubungan antara BBLR dengan
factor maternal dan pemanfaatan pelayanan perawatan antenatal. BBLR terjadi 96% terjadi padda negara berkembang,
dan pada Nepal sendiri kejadi BBLR 15.4%
2. Was the cohort recruited in the acceptable way ?
Penelitian ini merupakan studi cohort prospektif, studi ini dilaksanakan di Nepal dilaksanakan pada tahun 2015-2016
dilaksanakan Wanita hamil berusia 15-49 tahun, pada trimester kedua (usia kehamilan 13-28 minggu), dari lima puluh
dua cluster (bangsal) dari enam komite pengembangan desa (VDC), dari distrik Dhanusha, dipilih untuk MATRI-
SUMAN , menggunakan metode multistage cluster sampling
3. Was the exposure accurately measured to minimize biased ?

Pengukuran dilakukan secara objektif sesuai berdasarkan data yang didapat dan dilakukan secara langsung, pada
penentuan sampel menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

Inklusi : Wanita hamil berusia 15-49 tahun, trimester kedua (usia kehamilan 13-28 minggu), berat badan lahir dapat
diukur dalam satu jam kelahiran, untuk persalinan di institusi, dan dalam empat puluh delapan jam kelahiran di rumah

Eksklusi : Bayi meninggal, keguguran, berat badan tidak dapat diukur.

4. Was the outcome accurately measured to minimise bias?

Untuk pengukuran dalam penelitian ini menggunakan pengukuran objektif berdasarkan data – data yang didapat.
Unutk meminimalkan bias peneliti menggunakan kriteri inklusi dan eksklusi. Tetapi pada penelitian ini informasi
tentang sosial ekonomi dan factor maternal dilaporkan sendiri, dan dengan demikian, mungkin menjadi bias.

5.
(a) Have the authors identified all important confounding factors?
Follow up Sudah dilakukan dengan baik variable sudah di klasifikasikan dengan lengkap. Terdiri dari umur, jumlah
ANC, etnis, edukasi, dll.

(b) Have they taken account of the confounding factors in the design and/or analysis?

Semua faktor, signifikan dengan analisis yang tidak disesuaikan, dimasukkan dalam analisis regresi logistik berganda
untuk mengontrol efek pengganggu. Peneliti menggunakan chi square test, dengan hasil <0.05 dianggap signifikan.
Menggunakan questioner tervalidasi

6.

(a) Was the follow up of subjects complete enough?

Follow up sudah dilakukan secara baik dan kumplit. Mulai dari subjek hamil sampai dengan subjek melahirkan dan
subjek pun ditimbang
(b) Was the follow up of subjects long enough?
Follow up sudah dilakukan cukup lama
7. What are the results of this study ?
Dari 402 subjek terdapat 324 bayi dengn BB normal, dan 78 dengan BBLR. Ditemukan bahwa kasta / etnis Dalit, buta
huruf, pekerja kasar, bayi perempuan, dan memiliki lebih dari empat anggota keluarga secara signifikan berhubungan
positif dengan BBLR. Selain itu, ibu yang tidak mengunjungi unit perawatan antenatal (ANC), mengunjungi ANC <4
kali, tidak menggunakan zat besi dan asam folat (IFA), tablet cacing, dan ibu-ibu yang tidak mengkonsumsi makanan
tambahan, selama kehamilan, lebih mungkin untuk memiliki bayi BBLR, daripada rekan-rekan mereka. Hasil dari
penelitian menunjukan bahwa terdapatnya hubungan antara BBLR dan factor maternal dan perawatan antenatal
8. How precise are the results?
Hasil yang dilakukan peneliti menggunakan tes chi-square sudah akurat. Hasil yang didapatkan bahwa terdapatnya
hubungan antara BBLR dengan factor maternal dan pemanfaatan pelayanan perawatan antenatal
9. Do you believe the results?
Dengan data – data yang di paparkan oleh artikel tersebut saya percaya dengan hasilnya karena penelitian dilakukan
secara langsung, dengan sampel yang cukup banyak
10. Can the results be applied to the local population?
Ya, hasil tersebut dapat diaplikasikan terhadap populasi local dan juga dapat diaplikasikan di Indonesia. Indonesia
dapat juga mengikuti text massaging intervention seperti penelitian ini
11. Do the results of this study fit with other available evidence?
Hasil penelitian ini sejalan dari penelitian sebelumnya. Dalam penelitian sebelumnya menyatakan seperti kurangnya
ANC berhubungan dengan BBLR, bayi laki-laki lebih sedikit terjadi BBLR.
12. What are the implications of this study for practice?
Kesimpulan dari penelitian ini adalah program Kesehatan seperti MATRI-SUMAN, intervensi peningkatan kapasitas
dan pesan teks yang dirancang untuk meningkatkan hasil kesehatan ibu dan anak, dapat di promosikan.
C. Maternal Risk Factors Associated with Low Birth Weight in Indonesia
Critical Appraisal

CEBMa
center for

Evidence-Based Management

Critical Appraisal of a Cross-Sectional Study (Survey)

Maternal Risk Factors Associated with Low Birth Weight in Indonesia

Can’t
Appraisal questions Yes No
tell


1. Did the study address a clearly focused question / issue?


2. Is the research method (study design) appropriate for
answering the research question?


3. Is the method of selection of the subjects (employees, teams,
divisions, organizations) clearly described?


4. Could the way the sample was obtained introduce
(selection)bias?


5. Was the sample of subjects representative with regard to the
population to which the findings will be referred?


6. Was the sample size based on pre-study considerations of
statistical power?

7. Was a satisfactory response rate achieved?


8. Are the measurements (questionnaires) likely to be valid and
reliable?


9. Was the statistical significance assessed?


10. Are confidence intervals given for the main results?


11. Could there be confounding factors that haven’t been
accounted for?


12. Can the results be applied to your organization?

Adapted from Crombie, The Pocket Guide to Critical Appraisal; the critical appraisal approach used by the Oxford
Centre for Evidence Medicine, checklists of the Dutch Cochrane Centre, BMJ editor’s checklists and the checklists of
the EPPI Centre.

Cite as: Center for Evidence Based Management (July, 2014), Critical Appraisal Checklist for Cross-Sectional Study.
Retrieved (month, day, year) from https://www.cebma.org
Judul Artikel “Maternal Risk Factors Associated with Low Birth Weight in Indonesia”

1. Did the study address a clearly focused question / issue?

Comments :

Yes, masalah yang di bahas sudah fokus tentang faktor resiko terjadinya BBLR pada ibu hamil. Data yang di
dapatkan dari Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) selama 2 tahun, dari hasil juga sesuai dengan tujuan
penelitian

2. Is the research method (study design) appropriate for answering the research question?

Comments :
Yes, karena metode cross sectional ini merupakan studi epidemologi yang mempelajari distribusi, prevalensi
maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau autcome.

Pada penelitian ini studi epidemologinya di indonesia dengan faktor yang mempengaruhi BBLR

3. Is the method of selection of the subjects (employees, teams, divisions, organizations) clearly described?

Comments :

Yah dijelaskan dalam penelitian ini dimanadata skunder yang didapatkan dari Indonesia Demographic and Health
Survey (IDHS) dilakukan dengan kolaborasi Dewan Statistik Nasional Indonesia, Kementerian Kesehatan, Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, program DHS Internasional. Dalam survei ini, ada tiga jenis
kuesioner terstruktur, yaitu kuesioner rumah tangga, kuesioner wanita dan kuesioner pria. Makalah ini mengembangkan
dan mengambil data dari kuesioner wanita. Kuesioner wanita memberikan informasi tentang data demografi sosial dan
keluarga wanita, riwayat reproduksi, pengalaman kehamilan, Perawatan Antenatal (ANC), serta imunisasi dan nutrisi
anak-anak.

4. Could the way the sample was obtained introduce (selection)bias?

Comments :

Yah bisa saja terjadi bias, karena Data dari IDHS 2012 melaporkan bahwa 63% dari persalinan berada di fasilitas
kesehatan (seperti rumah sakit, pusat kesehatan, klinik dan dokter swasta / bidan). Selain itu, menurut peneliti bisa
juga kalau ada bayi yang lahir tidak di timbang dan di catat di fasilitas kesehatan, yang dapat mengakibatkan
prevalensi BBLR yang lebih rendah dalam penelitian ini

5. Was the sample of subjects representative with regard to the population to which the findings will be referred?

Comments :

Yah sample sudah sesuai dengan kriteria yang akan di lakukan penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

- inklusi : wanita yang berusia antara 15-49 tahun, mereka yang melahirkan bayi dalam waktu 2 tahun (2011 dan 2012).

- eksklusi : data yang hilang/ tidak lengkap tidak di pakai.

Dengan demikian, hanya sekitar 15.126 responden yang dimasukkan dalam penelitian ini.

6. Was the sample size based on pre-study considerations of statistical power?

Comments :

Yes, dimana walaupun hanya 63% yang terdaftar di seluru indonesia data ini sudah lebih dari setengah populasi ibu
yang melahirkan di indonesia jadi masih bisa mewakili dalam statistik
7. Was a satisfactory response rate achieved?

Comments :

Can’t tell, data yang di dapat keseluruhan hanya 63% (47.533 wanita yang melahirkan selama 2 tahun ) yang ada di
IDHS sisanya tidak terdaftar dan hanya 10,2 % yang BBLR

8. Are the measurements (questionnaires) likely to be valid and reliable?

Comments :

Yes, karena data berasaldari kwesioner yang di gunakan oleh IDHS survey yang mencakup perwakilan nasional
Indonesia. IDHS mengumpulkan data tentang karakteristik sosial demografi, status dan perilaku kesehatan, status gizi
ibu dan anak, dan juga pengetahuan HIV / AIDS.

9. Was the statistical significance assessed?

Comments :

Yes, menggunakan analisis logistik multilevel menghasilkan bahwa usia ibu saat melahirkan, pendidikan ibu,
perawatan antenatal dan komplikasi kehamilan secara signifikan mempengaruhi terjadinya berat lahir rendah pada
tingkat signifikan 0,01. Di sisi lain, pendidikan suami, pekerjaan ibu, pekerjaan suami dan kehamilan yang diinginkan
tidak mempengaruhi berat badan lahir rendah pada tingkat signifikan 0,01. Model logistik multilevel dielaborasi setelah
mempertimbangkan efek acak wilayah dan kekayaan keluarga yang memiliki nilai probabilitas chi-square 0,000 yang
lebih rendah dari tingkat signifikan 0,01; itu berarti bahwa model bertingkat berbeda secara signifikan dengan model
logistik normal. Dengan kata lain, usia persalinan-bayi, pendidikan ibu, perawatan antenatal dan komplikasi kehamilan
berpengaruh signifikan terhadap berat lahir rendah di seluruh wilayah di mana responden tinggal dan tingkat kekayaan
keluarga.

10. Are confidence intervals given for the main results?

Comments :

Can’t tell, penulis karena data yang di dapatkan hanya 15.126 ibu hamil yang bisa di pakai dan hanya 10.2% yang
mengalami BBLR. Data tersebut hanya data yang tercatat di fasilitas kesehatan 63% dari seluruh indonesia, sisanya
37% ibu yang tidak melahirkan di pusat kesehatan atau tidak di catat timbangan bayinya atau terlewatkan.

11. Could there be confounding factors that haven’t been accounted for?

Comments :

No, faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR sudah di paparkan dalam penelitian ini, dan yang masih kurang dari
penelitian sudah di cantumkan

12. Can the results be applied to your organization?

Comments :

Yes, menurut saya artikel ini dapat di terapkan karena penelitiannya di indonesia sendiri, populasi yang di gunakan
juga menyeluruh secara acak di seluruh pulau di indonesia
D. Prevalence and Risk Factors of Low Birth Weight in the Southeast of Iran

CEBMa

center for

Evidence-Based Management

Critical Appraisal of a Cross-Sectional Study (Survey)

Appraisal questions Can


Yes N
’t
o
tell

1. Did the study address a clearly focused question /
issue?

2. Is the research method (study design) appropriate for
answering the research question?

3. Is the method of selection of the subjects (employees,
teams, divisions, organizations) clearly described?

4. Could the way the sample was obtained introduce
(selection)bias?

5. Was the sample of subjects representative with regard
to the population to which the findings will be
referred?

6. Was the sample size based on pre-study considerations
of statistical power?

7. Was a satisfactory response rate achieved?

8. Are the measurements (questionnaires) likely to be
valid and reliable?

9. Was the statistical significance assessed?

10. Are confidence intervals given for the main results?
11. Could there be confounding factors that haven’t been √
accounted for?

12. Can the results be applied to your organization?

Adapted from Crombie, The Pocket Guide to Critical Appraisal; the critical appraisal approach used by the Oxford
Centre for Evidence Medicine, checklists of the Dutch Cochrane Centre, BMJ editor’s checklists and the checklists of
the EPPI Centre.

Cite as: Center for Evidence Based Management (July, 2014), Critical Appraisal Checklist for Cross-Sectional Study.
Retrieved (month, day, year) from https://www.cebma.org
Comment/Alasan:

1. Did the study address a clearly focused question / issue?


Ya, penelitian ini berfokus pada tujuan untuk mengetahui fakor apa saja yang berhubungan dengan kejadian BBLR.

2. Is the research method (study design) appropriate for answering the research question?
 Ya. Karena pada metode penelitian cross sectional sendiri merupakan metode penelitian transversal yang
mengobservasi variable bebas dengan variable terikat dalam waktu yang sama. Pada jurnal ini diakukan penelitan
dengan menggunakan jaringan Maternal dan Neonatal Iran (ImaN Net) di Rumah Sakit umum dan Swasta. Hal ini
sudah sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
 Pada bagian studi keterbatasan, disebutkan bahwa penelitian dilakukan secara cross sectional, dimana pada penelitian
ini bertujuan untuk mencari tau mengenai hubungan antara faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR
dengan cara mengumpulkan data sekunder yaitu dari mulai
1. Data Ibu :
Usia (tahun)
Gravida (angka)
Paritas (angka)
Aborsi (angka)
Faktor resiko kehamilan (ya, tidak)
Kebangsaan Ibu (iran, Non Iran)
Tingkat pendidikan ibu (buta huruf, SD, SMP, SMA, uiveristas)
Asurnsi bersalin (ya, tidak)
Tempat tinggal (perkotaan, Pedesaan)

2. Data neonatal dan persalinan


Jenis kelamin neonatus (wanita, pria)
Berat badan (gram)
Usia kehamilan (minggu)
Anomali kelahiran (ya, tidak)
Tempat lahir (rumah sakit, lainnya)
Manajer persalinan (bidan, dokter kandungan)

3. Is the method of selection of the subjects (employees, teams, divisions, organizations) clearly described?
Ya, pada bagian metode desain evaluasi, dijelaskan bahwa Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari Maret
2014sampai Maret 2015 di provinsi Kerman yang merupakan provinsi terbesar di Iran terletak di bagian Iran. Dalam
penelitian ini, data sekunder dikumpulkan melalui jaringan Maternal dan Neonatal Iran (ImaN Net) di Rs Umum dan swasta.
Iman Net merupakan salah satu sumber utama informasi untuk mengevaluasi status kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Iran
yang dirancang oleh Kementrian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran.

4. Could the way the sample was obtained introduce (selection)bias?


Ya, untuk kemungkinan bias akan terjadi, karena pada penelitian ini meneliti banyak populasi dengan jumlah populasi 60.273
dari semua kelahiran hidup selama 1 tahun.
5. Was the sample of subjects representative with regard to the population to which the findings will be referred?
Ya, pada penelitian ini sampel sudah cukup mewakili dari populasi kelahiran bayi hidup pada data sekunder yang diambil
selama 1 tahun mulai dari Maret 2015 – Maret 2016.

6. Was the sample size based on pre-study considerations of statistical power?


Tidak, karena pada penelitian ini tidak dijelaskan penentuan sample dan untuk kekuatannya tidak diujikan.

7. Was a satisfactory response rate achieved?


Ya, karena data yang diambil pada penelitian ini merupakan data sekunder melalui jaringan Maternal dan Neonatal Iran
(ImaN Net) jadi untuk respon pada penelitian memuaskan.

8. Are the measurements (questionnaires) likely to be valid and reliable?


Tidak, karena pada penelitian ini tidak mengguakan kuesioner. Jadi tidak dilakukan uji validitas dan realibilitas.

9. Was the statistical significance assessed?


Ya. Disini untuk menentukan nilai signifikasi dengan menggunakan uji chi-square yang dianalisis dari data kualitatif dan
kuantitatif. Signifikansi tertinggi merupakan faktor prematuritas dengan OR: 22,06, sedangkan signifikansi terendah
merupakan faktor konsekuen OR: 1,08

10. Are confidence intervals given for the main results?


Ya. Pada jurnal disebutkan confidence interval dari setiap tingkatan peserta dengan jenis pertanyaan pada kuesioner, dan
didapatkan 95% CI pada setiap kriteria.

11. Could there be confounding factors that haven’t been accounted for?
Ya, pada penelitian ini dengan jumlah populasi yang banyak faktor pembaur seharusnya sudah diperhitungkan.

12. Can the results be applied to your organization?


Ya, hasil penelitian ini dapat diterapkan di Indonesia termasuk kasus kami, dimana untuk mengontrol faktor-faktor resiko ini
dan meningkatkan akses ke layanan perawatan kesehatan berkualitas tinggi di daerah pedesaan dan miskin adalah strategi
yang efektif untuk pencegahan angka BBLR.

E. Effects of nutrition interventions during pregnancy on low birth weight: an overview of systematic reviews.
1. Did the study address a clearly focused question?yes
Comment : Karena dapat menjelaskan secara sistematis mulai dari pengambilan referensi,metode, intervensi hingga
hasilyang dapat menjelaskan tujuan penelitian tersebut yaitu merangkum intervensi gizi spesifik yang tersedia selama
kehamilan untuk BBLR.
2. Did the authors look for the right of pepers?yes
Comment : peneliti mencari basis data elektronik pada bulan september 2015,untuk mengidentifikasi yang menilai
efek inervensi mencegah BBLR yaitu menggunakan: MEDLINE, EMBASE, CINHAL, dan Cochrane.setelah itu
mengevaluasi dengan uji coba terkontrol acak (RCT) yang berfokus pada intervensi untuk mengurangi resiko BBLR
atau SGA,baik secara langsung maupun tidak langsung, dan memenuhi syarat untuk dimasukan.
3. Do you think all the important, relevant studies ware included?yes
Comment : pada jurnal sudah di jelaskan bahwa peneliti sudah mencari secara sistematik berbagai macam kata kunci.
Jurnal tambahan dan proses konferen besardilakaukan dengan teliti. Daftar refrensi artikel yang disetarakan dan
pedoman saat ini diperiksa untuk artikel lebih lanjut yang tidak diidentifikasi di tempat lain.
4. Did the review’s do enough to assess qualitiy of the included studies?yes
Comment : Karena jurnal ini dapat mengumpulkan informasi dan hasil dari tinjauan sistematis individu dengan cara
naratif. termasuk tanggal pencarian, jumlah penelitian dan peserta, tujuan, desain penelitian, jenis peserta, intervensi
dan perbandingan, hasil dan ringkasan kualitas penelitian. Dan juga populasi berisiko rendah atau berisiko tinggi,
dosis, frekuensi dan dimulainya intervensi yang mengkategorikan intervensi serupa menjadi sembilan kelompok:
suplemen dengan vitamin, mineral, MMNs, protein, minyak laut dan asam lemak, gizi, pengurangan asupan garam,
cacing dan obat antimalaria preventif. Hasil disajikan sesuai dengan jenis

5. If the results of the review have been combined, was it reasonableto do so?yes
Comment : karena dijelaskan bahwa tinjauan sistematis ini merangkum intervensi gizi spesifik dan nutrisi sensitif
yang tersedia selama kehamilan untuk menurunkan faktor resiko BBLR.
6. Waht are the overall results of the review?
Comment : Meningkatkan status gizi wanita secara positif mempengaruhi BBLR, SGA dan PTB.
7. How preciase are the results?
Comment : Menyertakan 23 sistematic review yang terdiri dari 34 perbandingan. 16 review berkualitas metodologis
tinggi, 6 sedang dan 1 review berkualitas rendah. Enam intervensi dikaitkan dengan penurunan risiko BBLR:
suplementasi oral dengan (1) vitamin A, (2) kalsium dosis rendah, (3) seng, (4) mikronutrien berganda (MMN),
edukasi nutrisi dan pemberian antimalaria preventif. Suplementasi MMN dan protein / energi seimbang memiliki
efek positif pada SGA, sementara suplementasi protein tinggi meningkatkan risiko SGA. Suplementasi kalsium,
seng, atau asam lemak n-3 rantai panjang dosis tinggi dan edukasi nutrisi menurunkan risiko PTB.
8. Can the resluts be applied do the local population?yes
Comment : namun tidak semua dapat diterapkan. Karena intervensi gizi tergantung pada status gizi wanita. Karenan
itu dapat dilakukan lebih lanjut penelitian uuntuk membahas intervensi gizi diberbagai populasi seperti kurang gizi vs
cukup gizi vs kelebihan berar badan atau obesitas
9. Ware all important outcomes considered?yes
Comment : Karena sebagian besar intervensi bukti berasal dari sejumlah kecil percobaan dan atau peserta. Dan harus
ada kebutuhan untuk mengeksplorasi intervensi spesifik gizi dan sensitif nutrisi lebih lanjut agar dapat mencapai
tujuan WHO yaitu dapat mengurangi 30% dalam tingkat global BBLR pada tahun 2025.
10. Are the benefits worth the harms and costs?yes

Comment : Karena peneliti menemukan penelitan baru diantara dapat merangkum intervensi gizi spesifik dan nutrisi
sensitif yang tersedia selama kehamilan untuk hasil BBLR.
Suplementasi oral dengan vitamin A, dosis rendah kalsium, seng, suplemen multiple mikronutrien (MMN),
edukasi nutrisi dan antimalaria preventif dapat menurunkan risiko BBLR.
BAB III

LITERATUR REVIEW
Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan suatu indikator kesehatan masyarakat yang signifikan juga didefinisikan
sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 g oleh Organisasi Kesehatan Dunia. BBLR adalah salah satu penyebab utama kematian bayi
sekitar 40% dari semua kematian di antara anak di bawah 5 tahun yang terjadi pada neonatal atau bayi baru lahir. Angka kematian
BBLR sekitar dua puluh kali lebih banyak daripada bayi yang lebih berat.

Hasil penelitian ini memberikan informasi berharga tentang faktor risiko utama yang terkait dengan BBLR dari survei
nasional terbaru di Indonesia. Persalinan prematur, jenis kelamin wanita neonatus, paritas rendah, usia kehamilan <18 dan > 35
tahun, persalinan dengan operasi caesar, faktor risiko medis ibu dalam kehamilan saat ini, tingkat pendidikan ibu yang lebih rendah,
tinggal di daerah pedesaan, diidentifikasi sebagai faktor signifikan yang terkait dengan BBLR dalam penelitian ini.

Pada penelitian uji klinis prospektif yang besar ini memberikan bukti konklusif bahwa gadis remaja memiliki risiko yang jauh
lebih tinggi untuk kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur di Afrika sub-Sahara. Oleh karena itu, ibu
hamil dengan usia muda harus menjadi prioritas utama di fasilitas kesehatan guna meningkatkan perawatan antenatal sehingga dapat
pula meningkatkan angka kesehatan remaja di afrika sub-sahara.

Pada jurnal “Maternal Factors and Utilization of the Antenatal Care Services during Pregnancy Associated with Low Birth
Weight in Rural Nepal: Analyses of the Antenatal Care and Birth Weight Records of the MATRI-SUMAN Trial” dapat disimpulkan
bahwa BBLR berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan perawatan antenatal dan factor maternal. Hasil dari jurnal menunjukan
untuk ibu yang tidak mengunjungi unit perawatan antenatal (ANC), mengunjungi ANC <4 kali, tidak meminum zat besi dan asam
folat (IFA), obat cacing, dan ibu yang tidak mengkonsumsi makanan tambahan, selama kehamilan, lebih mungkin untuk memiliki
bayi BBLR, daripada rekan – rekanya. Selain itu ditemukan juga kasta / etnis Dalit, buta huruf, pekerja kasar, bayi perempuan, dan
memiliki lebih dari empat anggota keluarga secara signifikan terkait positif dengan BBLR. Meningkatkan status gizi wanita secara
positif mempengaruhi BBLR,SGA, dan PTB. Berdasarkan bukti saat ini, terutama suplemen MMN dan obat antimalaria preventif
selama kehamilan dapat dipertimbangkan untuk kebijakan praktik.

Oleh karena itu, intervensi untuk meningkatkan tingkat pendidikan ibu dan remaja putri sangat penting untuk mengurangi
terjadinya BBLR. Pendidikan kesehatan untuk wanita hamil harus diperkuat untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi wanita
hamil yang mencari perawatan dan untuk mempromosikan permintaan perawatan terampil di setiap tahap persalinan. Selain itu
peneliti menambahkan bahwa program kesehatam ibu dan anak seperti MATRI – SUMAN, intervensi peningkatan kapasitas dan
pesan teks yang dirancang untuk meningkatkan hasil kesehatan ibu dan anak, dapat dipromosikan. Temuan penelitian ini memberikan
wawasan kepada para profesional kesehatan dan pembuat kebijakan tentang strategi dan intervensi untuk mengurangi prevalensi
BBLR di masa depan.
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah kami dapatkan dan pelajari bahwa kejadian BBLR masih menjadi prioritas utama dalam
kematian bayi baru lahir yang disebabkan banyaknya faktor resiko yang terjadi diantaranya:

1. Persalinan prematur
2. Jenis kelamin wanita neonatus
3. Paritas rendah
4. Usia kehamilan <18 dan > 35 tahun
5. Persalinan dengan operasi caesar
6. Faktor risiko medis ibu dalam kehamilan saat ini
7. Tingkat pendidikan ibu yang lebih rendah
8. Tinggal di daerah pedesaan
9. Pelayanan perawatan ANC
10. Status gizi dan nutrisi
11. Konsumsi asam folat
12. Konsumsi obat cacing
13. Makanan tambahan

Oleh karena itu, perlunya intervensi untuk meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan bagi ibu dan remaja wanita sangat
penting untuk mengurangi terjadinya BBLR. Pendidikan kesehatan untuk wanita hamil harus diperkuat untuk memberikan
pendidikan kesehatan bagi wanita hamil yang mencari perawatan dan untuk mempromosikan permintaan perawatan terampil di setiap
tahap persalinan.

Penelitian ini menurut kami layak untuk digunakan di Indonesia mengingat masih kurangnya pendidikan mengenai kesehatan ibu
hamil dan banyaknya angka kejadian BBLR menjadi prioritas utama untuk menurunkan angka kejain BBLR dan menurunkan angka
kematian bayi baru lahir dengan BBLR.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai