Laporan EBCR
Laporan EBCR
Laporan EBCR
KELOMPOK 11
Disusun oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
CIREBON
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir rendah mempengaruhi tingginya angka
kesakitan dan kematian pada bayi serta berisiko mengalami hambatan dalam
tumbuh kembang. Data penyebab kematian pada bayi baru lahir di Indonesia
disebabkan oleh BBLR sebanyak 49,6%, sepsis 30,1%, kelainan kongenital
20,4%, asfiksia 9,7%, infeksi 9,3%, tetanus 0,3%, tidak diketahui penyebabnya
33,5%, dapat disimpulkan bahwa BBLR menduduki angka tertinggi penyebab
kematian pada bayi baru lahir (Pinontoan, 2015). Bayi berat lahir rendah
disebabkan karena kurangnya asupan gizi pada janin dan perlu penanganan serius
karena organ tubuh yang terbentuk belum sempurna (Depkes, 2015). Angka
kejadian bayi berat lahir rendah di Indonesia pada tahun 2015 didapatkan
persentase sebanyak 15,5% dan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012-2016
terjadi peningkatan angka kejadian BBLR dari 3,75% menjadi 4,4 % (Riskesdas,
2016).
Bayi berat lahir rendah disebabkan karena berbagai faktor risiko seperti
faktor ibu, faktor janin dan faktor lingkungan (Yulisa, 2018). Usia risiko tinggi
melahirkan bayi berat lahir rendah adalah kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun. Ibu hamil usia kurang dari 20 tahun keadaan organ reproduksi, fungsi
fisiologis, emosi dan fungsi psikologis belum optimal serta kejiwaannnya belum
dewasa untuk menanggapi kehamilan sehingga menyebabkan berbagai komplikasi
kehamilan. Ibu hamil usia lebih dari 35 tahun mempunyai risikomelahirkan BBLR
karena ibu berisiko mengalami komplikasi kehamilan seperti hipertensi pada
kehamilan, penyakit degeneratif, lemahnya kontraksi rahim dan kelainantulang
panggul (Khoiriah, 2017). Bayi berat lahir rendah (BBLR) umumnya disebabkan
karena kurangnya nutrisi dan kebutuhan gizi dari ibu kepada janin yang
dikandung sedangkan ibu hamil denganusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun mempunyai risiko tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang digunakan untuk
pertumbuhan janin sehingga bayi berisiko BBLR (Rokhmah, 2012).
Ibu hamil dengan usia dibawah 20 tahun merupakan risiko tinggi karena
sistem reproduksi belum optimal serta peredaran darah menuju serviks dan uterus
masih belum sempurna sehingga dapat mengganggu pemberian nutrisi dari ibu
kepada janin. Ibu hamil dengan usia diatas 35 tahun mempunyai risiko komplikasi
kehamilan seperti hipertensi, diabetes melitus, anemia. Penelitian Pinontoan
(2015) di Manado dengan uji statistik didapatkan p value=0,001 artinya terdapat
hubunganyang signifikan antara usia ibu dengan kejadian BBLR.
BAB II
b. Struktur
OR
P (population) I (intervention) O (outcome)
n= 15955 n=24125 n=33978
AND
n=18
Fix
n=2
2. Google scholar
Goggle Schoolar
Fix
n=3
Nulliparous 1314 182 (13.8) 1.95 (1.58 to 2.40) 835 54 (6.5) 1.16 (0.83 to 1.62)
<0.0001 0.39
Multiparous 2742 209 1 1956 110 (5.6) 1
(7.6)
BMI
1 1
Normal
Underwei
ght 1.72 (1.29 to 2.29) <0.000 1.49 (1.09 to 2.03) 0.001
1
1 <0.000 1 0.05
>240
1
<240 1.84 (1.44 to 2.36) 1.32 (1.00 to 1.74)
*Adjusted for country, antenatal clinic; BMI: body mass index; MUAC: mid-upper arm circumference.
†Adjusted for country, first antenatal clinic visit, treatment group and infant gender.
ANC, antenatal clinic; BMI, body mass index; IPTp, intermittent preventive treatment of malaria in pregnancy; LRT, likelihood
ratio; MQ, mefloquine; MUAC, mid-upper arm circumference; SP, sulfadoxine-pyrimethamine.
Tabel 3. Analisis Multivariat antara faktor resiko dengan kelahiran bayi dengan BBLR dan kelahiran prematur
Variabel inklusi :
Wanita hamil
Trimester ke 2 kehamilan
Bayi lahir hidup
Berat badan bayi dapat diukur
Mengenai pemanfaatan layanan ANC, lebih dari setengah (59,7%) mengunjungi empat atau lebih ANC, 58,5%
mengkonsumsi tablet besi dan asam folat dosis yang direkomendasikan, 81,6% diimunisasi dengan benar tetanus dan
difteri, 81,3% mengkonsumsi obat cacing, 84,3% mendapat istirahat dan tidur yang cukup, dan sekitar satu dari empat
menerima makanan tambahan selama kehamilan. Pemanfaatan perawatan antenatal layanan selama kehamilan (seperti
yang ditunjukkan oleh jumlah kunjungan perawatan antenatal), konsumsi dosis yang direkomendasikan zat besi dan
asam folat (IFA), imunisasi untuk tetanus dan difteri, konsumsi tablet cacing, istirahat dan tidur yang cukup, dan
asupan makanan tambahan selama kehamilan, adalah secara signifikan terkait dengan BBLR (Tabel 2).
Table 2. Association between the utilization of selected antenatal care services and low birth weight (LBW)
Tabel 3 menunjukkan hasil analisis multivariat pada penentu BBLR. Secara statistik faktor signifikan yang
mempengaruhi BBLR tercantum dalam Tabel 1 dan 2, dan ini termasuk dalam model regresi logistik berganda. Faktor
sosial-demografi ibu, seperti kasta / etnis, status pendidikan, pekerjaan, ukuran keluarga, dan faktor-faktor lain, seperti
jenis kelamin anak, memiliki akses ke kitchen garden, dan tinggal di area intervensi MATRI-SUMAN secara
signifikan terkait dengan BBLR. Demikian pula, pemanfaatan layanan perawatan antenatal seperti yang ditunjukkan
oleh jumlah kunjungan ANC, mengambil dosis yang direkomendasikan dari tablet IFA dan obat cacing, dan asupan
makanan tambahan selama kehamilan, secara signifikan terkait dengan BBLR.
Table 3. Relations between low birth weight (LBW) and maternal factors and the utilization of antenatal care services during
pregnancy, by logistic regression analysis.
Table 1: Comparison of delivery factors between low birth weight and normal birth weight newborns
Persalinan prematur, jenis kelamin wanita neonatus, usia kehamilan <18 dan> 35 tahun, persalinan dengan
operasi caesar, faktor risiko medis ibu pada kehamilan saat ini, tingkat pendidikan ibu lebih rendah, tinggal di daerah
pedesaan, hidup bersama, melahirkan oleh dokter kandungan, melahirkan di rumah sakit, kebangsaan ibu non-Iran,
dan tidak diasuransikan lebih sering pada BBLR daripada BBL. Di antara semua faktor ibu dan neonatal antara BBLR
dan BBN, kebangsaan ibu tidak signifikan (P = 0,07) [Tabel 2].
Table 2: Comparison of maternal and neonatal factors between low birth weight and normal birth weight
newborns
Table 3: Results of the logistic regression model comparing low birth weight versus normal birth weight
newborns
Variable B OR (95% CI) P
Parity number −0.1 0.85 (0.83- <0.00
6 0.88) 1
Preterm labor
Yes 1
No 3.10 22.06 (20.46- <0.00
23.80) 1
Neonate
sex 1
Male
Female 0.35 1.41 (1.32- <0.00
1.51) 1
Maternal age at
delivery
(years old)
18-35 1
<18 0.23 1.26 (1.05- 0.012
1.52)
>35 0.19 1.21 (1.08- 0.001
2.6.1 Latar Belakang dan Tujuan
1.36)
a. Judul Journal Delivery type
Effects of nutrition Vaginal 1 interventions during pregnancy on low
Cesarean section 0.16 1.17 (1.06- 0.002
birth weight: an overview of systematic reviews.
1.30)
b. Latar Belakang Delivery
Berat badan manager 1 lahir rendah (BBLR) adalah masalah
kesehatan Midwife masyarakat yang utama. Secara global,
sekitar 16% bayi Obstetrician 0.12 1.12 (1.01- 0.029 dilahirkan dengan berat kurang dari
1.25)
Other 0.54 1.71 (0.83- 0.143
3.53)
Pregnancy risk
factors
No 1
2500 g, yang mewakili lebih dari 22 juta bayi BBLR per tahun. Lebih dari 95% bayi ini dilahirkan di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Di Asia Selatan, sekitar seperempat (28%) dari semua bayi dilahirkan
dengan BBLR. Di sub-Sahara Afrika dan di Amerika Latin atau Karibia, tarif BBLR diperkirakan 13% dan 9%,
masing-masing. Ada kemungkinan besar bahwa kejadian BBLR diremehkan karena hampir 50% dari semua bayi
baru lahir tidak ditimbang saat lahir.
WHO mendefinisikan BBLR sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 g terlepas dari usia kehamilan bayi.
Berdasarkan pengamatan epidemiologis, angka kematian bayi dengan cepat meningkat untuk bayi baru lahir
dengan berat kurang dari 2500 g saat lahir. BBLR termasuk berat lahir sangat rendah (VLBW; kurang dari 1500 g)
dan berat lahir sangat rendah (ELBW; kurang dari 1000 g) bayi, yang memiliki risiko tertinggi terhadap hasil yang
merugikan.
BBLR adalah sindrom kompleks yang muncul melalui kelahiran prematur (PTB, kelahiran sebelum usia
kehamilan 37 minggu) atau bayi kecil-untuk-usia kehamilan (SGA) yang lahir saat aterm atau kombinasi keduanya
- bayi baru lahir preterm dan SGA. Berbagai faktor menentukan panjang kehamilan dan pertumbuhan janin dalam
rahim dan akibatnya berat lahir. Berbagai penyebab BBLR telah diidentifikasi, yang meliputi genetika, persalinan
dini, kehamilan multipel, berbagai penyakit ibu (yaitu hipertensi yang disebabkan kehamilan, diabetes mellitus dan
infeksi), penyalahgunaan obat (termasuk tembakau dan alkohol), usia ibu, tinggi badan, kelebihan berat badan dan
obesitas bersama dengan faktor sosial ekonomi yang kurang. Faktor lingkungan, status gizi dan pola makan ibu
juga memengaruhi perkembangan janin. Perubahan pasokan nutrisi ke janin mengakibatkan kekurangan nutrisi,
menyebabkan pertumbuhan terbatas.
BBLR adalah penyebab utama kematian bayi dan morbiditas anak. Selain itu, ada hubungan yang jelas antara
BBLR dan peningkatan risiko banyak penyakit di kemudian hari, seperti sindrom metabolik, diabetes mellitus tipe
2, penyakit kardiovaskular, hipertensi atau kanker. Oleh karena itu, intervensi awal yang dimulai sebelum atau
selama kehamilan memiliki potensi untuk mencegah BBLR dan mengurangi risiko hasil kesehatan yang
merugikan bayi BBLR.
Pada 2012, Majelis Kesehatan Dunia menyepakati enam target nutrisi global termasuk pengurangan 30% dari
tingkat BBLR pada tahun 2025. Kerangka konseptual untuk intervensi khusus gizi dan sensitif gizi telah
diusulkan. Intervensi spesifik gizi adalah intervensi yang menangani penentu langsung nutrisi seperti suplementasi
dengan vitamin dan mineral esensial, sedangkan intervensi nutrisi sensitif adalah intervensi yang mengatasi
penyebab kekurangan gizi, misalnya, pencegahan malaria pada wanita hamil. Dalam tinjauan tinjauan sistematis
ini, kami bertujuan untuk meringkas bukti intervensi gizi-spesifik dan gizi-sensitif untuk mencegah BBLR.
c. Tujuan
Untuk meringkas bukti intervensi gizi-spesifik dan gizi-sensitif untuk mencegah BBLR.
2.6.2 Metodologi
a. Strategi pencarian dan kriteria pemilihan.
Peneliti mencari basis data elektronik pada bulan September 2015 untuk mengidentifikasi sistematic review
yang menilai efek intervensi untuk mencegah BBLR: MEDLINE, EMBASE, CINAHL dan Cochrane Database
Ulasan Sistematis menggunakan istilah tesaurus terkait dan berbagai macam kata kunci. Jurnal tambahan dan proses
konferensi besar dilakukan dengan teliti. Daftar referensi artikel yang disertakan dan pedoman saat ini diperiksa
untuk artikel lebih lanjut yang tidak diidentifikasi di tempat lain. Tidak ada batasan yang diterapkan pada database
baik dalam hal tanggal publikasi atau bahasa.
Tinjauan sistematis uji coba terkontrol acak (RCT) yang berfokus pada intervensi untuk mengurangi risiko
BBLR atau SGA, baik secara langsung atau tidak langsung, memenuhi syarat untuk dimasukkan. Karena intervensi
antenatal untuk mengurangi PTB baru-baru ini ditinjau, kami tidak memasukkan ulasan yang hanya berfokus pada
PTB. Intervensi spesifik gizi dan sensitif gizi perikonsepsi dan atau selama kehamilan dipertimbangkan untuk
dimasukkan. Kami memasukkan ulasan di mana peserta adalah wanita dengan kehamilan tunggal meskipun ada
potensi risiko BBLR. Ulasan di mana populasi penelitian terdiri dari wanita dengan kehamilan tunggal dan ganda
hanya dimasukkan jika data disajikan secara terpisah. Kami mengecualikan ulasan yang hanya dipilih wanita dengan
kehamilan ganda. Kami menyertakan ulasan dengan RCT dan kuasi-RCT. Ulasan yang termasuk desain penelitian
lain tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan serta ulasan tidak melaporkan BBLR atau SGA. Dalam hal kami hanya
mengidentifikasi ulasan Cochrane, kami tidak mencari ulasan lebih lanjut tentang topik tertentu karena kualitas tinggi
ulasan Cochrane. Dengan tidak adanya ulasan Cochrane,
b. Ekstraksi dan manajemen data
Judul dan abstrak yang diidentifikasi oleh pencarian disaring secara independen untuk dimasukkan oleh dua
penulis ulasan menggunakan perangkat lunak tinjauan sistematis EPPI-Reviewer. Dua penulis secara independen
menilai teks lengkap untuk kelayakan terhadap kriteria inklusi yang ditentukan sebelumnya. Untuk mengidentifikasi
semua tinjauan sistematis yang relevan yang berfokus pada intervensi gizi yang bertujuan untuk mengurangi BBLR,
kami meninjau metode, mempelajari populasi dan hasil. Data dari ulasan diekstraksi secara independen oleh dua
penulis menggunakan formulir ekstraksi data yang dirancang sebelumnya. Kami menyelesaikan perbedaan melalui
diskusi dengan penulis ketiga.
c. Penilaian kualitas metodologis
Dua penulis secara independen menilai kualitas metodologis dari ulasan yang disertakan menggunakan Alat
Pengukuran untuk Menilai Ulasan ( AMSTAR). Perbedaan diselesaikan melalui diskusi. AMSTAR menggunakan 11
pertanyaan berbeda untuk mengevaluasi metode yang digunakan dalam tinjauan sistematis .Setiap pertanyaan dijawab
sebagai ya (jelas dilakukan), tidak (jelas tidak dilakukan), tidak dapat menjawab atau tidak berlaku. Setiap jawaban
'ya' berhubungan dengan satu titik dan jumlah total poin dijumlahkan per baris. Skor 8-11 poin dianggap sebagai
kualitas tinggi, 4-7 sebagai moderat kualitas dan kurang dari 3 sebagai ulasan kualitas metodologi rendah.
2.6.3 Hasil Penelitian
Peneliti menyertakan 23 sistematic review yang terdiri dari 34 perbandingan. 16 review berkualitas metodologis
tinggi, 6 sedang dan 1 review berkualitas rendah. Enam intervensi dikaitkan dengan penurunan risiko BBLR:
suplementasi oral dengan (1) vitamin A, (2) kalsium dosis rendah, (3) seng, (4) mikronutrien berganda (MMN),
edukasi nutrisi dan pemberian antimalaria preventif. Suplementasi MMN dan protein / energi seimbang memiliki efek
positif pada SGA, sementara suplementasi protein tinggi meningkatkan risiko SGA. Suplementasi kalsium, seng, atau
asam lemak n-3 rantai panjang dosis tinggi dan edukasi nutrisi menurunkan risiko PTB.
(b) Have they taken account of the confounding factors in the design and/or analysis?
Peneliti sudah memperhitungkan pengaruh faktor pembaur tersebut dalam analisis yang dilakukan. Sudah dijelaskan
dalam jurnal dalam analisa statistik ,model regresi logistik yang disesuaikan untuk pembaur potensial atau kovariabel lain
dibangun sesuai dengan pengaruhnya terhadap estimasi titik daripada memberikan nilai p.
6. (a) Was the follow up of subjects complete enough?
Telah dilakukan follow up terhadap 4749 subject penelitian, 361 wanita hamil hilang/tidak ada kabar sebelum
melahirkan sehingga terdapat 4388 data yang tercatat berupa 4138 kelahiran hidup (4100 lahir tunggal dan 83 lahir kembar)
dan 250 ( 141 stil birth, 61 aborsi dan 3 kehamilan ektopik). Wanita yang sudah melahirkan diobservasi sampai 1 bulan
setelah melahirkan dan bayi pun di observasi sampai ulang tahun pertama mereka. Semua biaya untuk perawatan antenatal
dan postnatal dan transportasi ke masing-masing fasilitas kesehatan tidak dikenai biaya bagi peserta.
(b) Was the follow up of subjects long enough?
Follow-up yang dilakukan sudah cukup lama, dimana penelitian ini berlangsung selama 4 tahun .
B. What are the results ?
7. What are the result of this study?
Dari 4749 pasien 361 (7,6%) hilang sebelum melahirkan, dengan 79 (22%) remaja, 237 (66%) wanita berusia antara
20 dan 30 tahun dan 45 (12%) wanita berusia 31 tahun atau lebih. Dari 4388 data pasien yang tercatat, 4183 adalah kelahiran
hidup termasuk 83 kehamilan ganda. Di antara 4100 peserta hamil dengan kelahiran hidup tunggal, 24% (975/4100) adalah
remaja dengan 6% (248/4100) berusia ≤16 tahun.
Prevalensi keseluruhan bayi berat lahir rendah dan kelahiran prematur adalah 10% (371/3851) dan 4% (159/3862),
masing-masing. Ibu berusia lanjut ≤16 tahun menunjukkan risiko lebih tinggi untuk kelahiran bayi dengan berat badan lahir
rendah (OR: 1,96; 95% CI 1,35-2,83). Demikian pula, kelahiran prematur dikaitkan dengan usia ibu muda (≤16 tahun;
ATAU: 2,62; 95% CI 1,59 hingga 4,30). Dalam subanalisis terbatas pada wanita primipara: kelahiran prematur, OR 4,28;
95% CI 2,05 hingga 8,93; berat lahir rendah, OR: 1.29; 95% CI 0,82 hingga 2,01.
8. How precise are the results?
Usia ibu muda meningkatkan risiko hasil kehamilan yang merugikan dan merupakan prediktor yang lebih kuat untuk
berat lahir rendah dan kelahiran prematur daripada faktor risiko lain yang ditetapkan di Afrika sub-Sahara
9. Do you believe the results?
Ya, karena melihat lama waktu penelitian dan jumlah sampel yang sudah diambil dengan mempertimbagkan kriteria-
kriteria penelitian untuk meminimalkan bias, dan juga variabel perancu yang juga ikut diperhitungkan dalam penelitian ini.
C. Will the results help locally?
10. Can the results of this study fit with other available evidence?
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai bahan edukasi kepada masyarakat khususnya pada ibu hamil yang
memiliki faktor resiko terutama pada usia muda (<16 tahun) agar rutin melakukan perawatan antenatal sesuai yang
ditargetkan, serta ibu hamil dengan usia muda perlu menjadi prioritas untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
11. Do the results of this study fit with other available evidence?
Ya , karena telah disebutkan di artikel penelitia tersebut bahwa penelitian ini atas dasar penelitian retrospektif
sebelumnya, penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi secara prospektif apakah ibu hamil dengan usia muda merupakan
prediktor / faktor penyebab yang dapat di identifikasi untuk hasil kehamilan yang merugikan di Afrika sub-Sahara. Akan
tetapi, pada penelitian ini tidak di cantumkannya hasil penelitian sebelumnya.
12. What are the implications of this study for practice?
Implikasi dari penelitian ini terutama pada bidang kesehetan adalah melakukan skrining terhadap ibu hamil yang
memiliki faktor resiko serta mengedukasi ibu hamil untuk melakukan perawatan antenatal secara rutin agar meningkatkan
angka kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi baru lahir.
Adapted from Crombie, The Pocket Guide to Critical Appraisal; the critical appraisal approach used
by the Oxford Centre for Evidence Medicine, checklists of the Dutch Cochrane Centre, BMJ editor’s
checklists and the checklists of the EPPI Centre.
Citeas:CenterforEvidenceBasedManagement(July,2014),CriticalAppraisalChecklistforCross-
SectionalStudy. Retrieved (month, day, year) fromhttps://www.cebma.org
B. Maternal Factors and Utilization of the Antenatal Care Services during Pregnancy Associated with Low Birth Weight in
Rural Nepal: Analyses of the Antenatal Care and Birth Weight Records of the MATRI-SUMAN Trial
1. Did the study address a clearly focused issue ?
Ya, Dalam jurnal ini sangat jelas peneliti berfokus ingin mengetahui apakah adanya hubungan antara BBLR dengan
factor maternal dan pemanfaatan pelayanan perawatan antenatal. BBLR terjadi 96% terjadi padda negara berkembang,
dan pada Nepal sendiri kejadi BBLR 15.4%
2. Was the cohort recruited in the acceptable way ?
Penelitian ini merupakan studi cohort prospektif, studi ini dilaksanakan di Nepal dilaksanakan pada tahun 2015-2016
dilaksanakan Wanita hamil berusia 15-49 tahun, pada trimester kedua (usia kehamilan 13-28 minggu), dari lima puluh
dua cluster (bangsal) dari enam komite pengembangan desa (VDC), dari distrik Dhanusha, dipilih untuk MATRI-
SUMAN , menggunakan metode multistage cluster sampling
3. Was the exposure accurately measured to minimize biased ?
Pengukuran dilakukan secara objektif sesuai berdasarkan data yang didapat dan dilakukan secara langsung, pada
penentuan sampel menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.
Inklusi : Wanita hamil berusia 15-49 tahun, trimester kedua (usia kehamilan 13-28 minggu), berat badan lahir dapat
diukur dalam satu jam kelahiran, untuk persalinan di institusi, dan dalam empat puluh delapan jam kelahiran di rumah
Untuk pengukuran dalam penelitian ini menggunakan pengukuran objektif berdasarkan data – data yang didapat.
Unutk meminimalkan bias peneliti menggunakan kriteri inklusi dan eksklusi. Tetapi pada penelitian ini informasi
tentang sosial ekonomi dan factor maternal dilaporkan sendiri, dan dengan demikian, mungkin menjadi bias.
5.
(a) Have the authors identified all important confounding factors?
Follow up Sudah dilakukan dengan baik variable sudah di klasifikasikan dengan lengkap. Terdiri dari umur, jumlah
ANC, etnis, edukasi, dll.
(b) Have they taken account of the confounding factors in the design and/or analysis?
Semua faktor, signifikan dengan analisis yang tidak disesuaikan, dimasukkan dalam analisis regresi logistik berganda
untuk mengontrol efek pengganggu. Peneliti menggunakan chi square test, dengan hasil <0.05 dianggap signifikan.
Menggunakan questioner tervalidasi
6.
Follow up sudah dilakukan secara baik dan kumplit. Mulai dari subjek hamil sampai dengan subjek melahirkan dan
subjek pun ditimbang
(b) Was the follow up of subjects long enough?
Follow up sudah dilakukan cukup lama
7. What are the results of this study ?
Dari 402 subjek terdapat 324 bayi dengn BB normal, dan 78 dengan BBLR. Ditemukan bahwa kasta / etnis Dalit, buta
huruf, pekerja kasar, bayi perempuan, dan memiliki lebih dari empat anggota keluarga secara signifikan berhubungan
positif dengan BBLR. Selain itu, ibu yang tidak mengunjungi unit perawatan antenatal (ANC), mengunjungi ANC <4
kali, tidak menggunakan zat besi dan asam folat (IFA), tablet cacing, dan ibu-ibu yang tidak mengkonsumsi makanan
tambahan, selama kehamilan, lebih mungkin untuk memiliki bayi BBLR, daripada rekan-rekan mereka. Hasil dari
penelitian menunjukan bahwa terdapatnya hubungan antara BBLR dan factor maternal dan perawatan antenatal
8. How precise are the results?
Hasil yang dilakukan peneliti menggunakan tes chi-square sudah akurat. Hasil yang didapatkan bahwa terdapatnya
hubungan antara BBLR dengan factor maternal dan pemanfaatan pelayanan perawatan antenatal
9. Do you believe the results?
Dengan data – data yang di paparkan oleh artikel tersebut saya percaya dengan hasilnya karena penelitian dilakukan
secara langsung, dengan sampel yang cukup banyak
10. Can the results be applied to the local population?
Ya, hasil tersebut dapat diaplikasikan terhadap populasi local dan juga dapat diaplikasikan di Indonesia. Indonesia
dapat juga mengikuti text massaging intervention seperti penelitian ini
11. Do the results of this study fit with other available evidence?
Hasil penelitian ini sejalan dari penelitian sebelumnya. Dalam penelitian sebelumnya menyatakan seperti kurangnya
ANC berhubungan dengan BBLR, bayi laki-laki lebih sedikit terjadi BBLR.
12. What are the implications of this study for practice?
Kesimpulan dari penelitian ini adalah program Kesehatan seperti MATRI-SUMAN, intervensi peningkatan kapasitas
dan pesan teks yang dirancang untuk meningkatkan hasil kesehatan ibu dan anak, dapat di promosikan.
C. Maternal Risk Factors Associated with Low Birth Weight in Indonesia
Critical Appraisal
CEBMa
center for
Evidence-Based Management
Can’t
Appraisal questions Yes No
tell
√
1. Did the study address a clearly focused question / issue?
√
2. Is the research method (study design) appropriate for
answering the research question?
√
3. Is the method of selection of the subjects (employees, teams,
divisions, organizations) clearly described?
√
4. Could the way the sample was obtained introduce
(selection)bias?
√
5. Was the sample of subjects representative with regard to the
population to which the findings will be referred?
√
6. Was the sample size based on pre-study considerations of
statistical power?
√
7. Was a satisfactory response rate achieved?
√
8. Are the measurements (questionnaires) likely to be valid and
reliable?
√
9. Was the statistical significance assessed?
√
10. Are confidence intervals given for the main results?
√
11. Could there be confounding factors that haven’t been
accounted for?
√
12. Can the results be applied to your organization?
Adapted from Crombie, The Pocket Guide to Critical Appraisal; the critical appraisal approach used by the Oxford
Centre for Evidence Medicine, checklists of the Dutch Cochrane Centre, BMJ editor’s checklists and the checklists of
the EPPI Centre.
Cite as: Center for Evidence Based Management (July, 2014), Critical Appraisal Checklist for Cross-Sectional Study.
Retrieved (month, day, year) from https://www.cebma.org
Judul Artikel “Maternal Risk Factors Associated with Low Birth Weight in Indonesia”
Comments :
Yes, masalah yang di bahas sudah fokus tentang faktor resiko terjadinya BBLR pada ibu hamil. Data yang di
dapatkan dari Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) selama 2 tahun, dari hasil juga sesuai dengan tujuan
penelitian
2. Is the research method (study design) appropriate for answering the research question?
Comments :
Yes, karena metode cross sectional ini merupakan studi epidemologi yang mempelajari distribusi, prevalensi
maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau autcome.
Pada penelitian ini studi epidemologinya di indonesia dengan faktor yang mempengaruhi BBLR
3. Is the method of selection of the subjects (employees, teams, divisions, organizations) clearly described?
Comments :
Yah dijelaskan dalam penelitian ini dimanadata skunder yang didapatkan dari Indonesia Demographic and Health
Survey (IDHS) dilakukan dengan kolaborasi Dewan Statistik Nasional Indonesia, Kementerian Kesehatan, Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, program DHS Internasional. Dalam survei ini, ada tiga jenis
kuesioner terstruktur, yaitu kuesioner rumah tangga, kuesioner wanita dan kuesioner pria. Makalah ini mengembangkan
dan mengambil data dari kuesioner wanita. Kuesioner wanita memberikan informasi tentang data demografi sosial dan
keluarga wanita, riwayat reproduksi, pengalaman kehamilan, Perawatan Antenatal (ANC), serta imunisasi dan nutrisi
anak-anak.
Comments :
Yah bisa saja terjadi bias, karena Data dari IDHS 2012 melaporkan bahwa 63% dari persalinan berada di fasilitas
kesehatan (seperti rumah sakit, pusat kesehatan, klinik dan dokter swasta / bidan). Selain itu, menurut peneliti bisa
juga kalau ada bayi yang lahir tidak di timbang dan di catat di fasilitas kesehatan, yang dapat mengakibatkan
prevalensi BBLR yang lebih rendah dalam penelitian ini
5. Was the sample of subjects representative with regard to the population to which the findings will be referred?
Comments :
Yah sample sudah sesuai dengan kriteria yang akan di lakukan penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
- inklusi : wanita yang berusia antara 15-49 tahun, mereka yang melahirkan bayi dalam waktu 2 tahun (2011 dan 2012).
Dengan demikian, hanya sekitar 15.126 responden yang dimasukkan dalam penelitian ini.
Comments :
Yes, dimana walaupun hanya 63% yang terdaftar di seluru indonesia data ini sudah lebih dari setengah populasi ibu
yang melahirkan di indonesia jadi masih bisa mewakili dalam statistik
7. Was a satisfactory response rate achieved?
Comments :
Can’t tell, data yang di dapat keseluruhan hanya 63% (47.533 wanita yang melahirkan selama 2 tahun ) yang ada di
IDHS sisanya tidak terdaftar dan hanya 10,2 % yang BBLR
Comments :
Yes, karena data berasaldari kwesioner yang di gunakan oleh IDHS survey yang mencakup perwakilan nasional
Indonesia. IDHS mengumpulkan data tentang karakteristik sosial demografi, status dan perilaku kesehatan, status gizi
ibu dan anak, dan juga pengetahuan HIV / AIDS.
Comments :
Yes, menggunakan analisis logistik multilevel menghasilkan bahwa usia ibu saat melahirkan, pendidikan ibu,
perawatan antenatal dan komplikasi kehamilan secara signifikan mempengaruhi terjadinya berat lahir rendah pada
tingkat signifikan 0,01. Di sisi lain, pendidikan suami, pekerjaan ibu, pekerjaan suami dan kehamilan yang diinginkan
tidak mempengaruhi berat badan lahir rendah pada tingkat signifikan 0,01. Model logistik multilevel dielaborasi setelah
mempertimbangkan efek acak wilayah dan kekayaan keluarga yang memiliki nilai probabilitas chi-square 0,000 yang
lebih rendah dari tingkat signifikan 0,01; itu berarti bahwa model bertingkat berbeda secara signifikan dengan model
logistik normal. Dengan kata lain, usia persalinan-bayi, pendidikan ibu, perawatan antenatal dan komplikasi kehamilan
berpengaruh signifikan terhadap berat lahir rendah di seluruh wilayah di mana responden tinggal dan tingkat kekayaan
keluarga.
Comments :
Can’t tell, penulis karena data yang di dapatkan hanya 15.126 ibu hamil yang bisa di pakai dan hanya 10.2% yang
mengalami BBLR. Data tersebut hanya data yang tercatat di fasilitas kesehatan 63% dari seluruh indonesia, sisanya
37% ibu yang tidak melahirkan di pusat kesehatan atau tidak di catat timbangan bayinya atau terlewatkan.
11. Could there be confounding factors that haven’t been accounted for?
Comments :
No, faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR sudah di paparkan dalam penelitian ini, dan yang masih kurang dari
penelitian sudah di cantumkan
Comments :
Yes, menurut saya artikel ini dapat di terapkan karena penelitiannya di indonesia sendiri, populasi yang di gunakan
juga menyeluruh secara acak di seluruh pulau di indonesia
D. Prevalence and Risk Factors of Low Birth Weight in the Southeast of Iran
CEBMa
center for
Evidence-Based Management
Adapted from Crombie, The Pocket Guide to Critical Appraisal; the critical appraisal approach used by the Oxford
Centre for Evidence Medicine, checklists of the Dutch Cochrane Centre, BMJ editor’s checklists and the checklists of
the EPPI Centre.
Cite as: Center for Evidence Based Management (July, 2014), Critical Appraisal Checklist for Cross-Sectional Study.
Retrieved (month, day, year) from https://www.cebma.org
Comment/Alasan:
2. Is the research method (study design) appropriate for answering the research question?
Ya. Karena pada metode penelitian cross sectional sendiri merupakan metode penelitian transversal yang
mengobservasi variable bebas dengan variable terikat dalam waktu yang sama. Pada jurnal ini diakukan penelitan
dengan menggunakan jaringan Maternal dan Neonatal Iran (ImaN Net) di Rumah Sakit umum dan Swasta. Hal ini
sudah sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Pada bagian studi keterbatasan, disebutkan bahwa penelitian dilakukan secara cross sectional, dimana pada penelitian
ini bertujuan untuk mencari tau mengenai hubungan antara faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR
dengan cara mengumpulkan data sekunder yaitu dari mulai
1. Data Ibu :
Usia (tahun)
Gravida (angka)
Paritas (angka)
Aborsi (angka)
Faktor resiko kehamilan (ya, tidak)
Kebangsaan Ibu (iran, Non Iran)
Tingkat pendidikan ibu (buta huruf, SD, SMP, SMA, uiveristas)
Asurnsi bersalin (ya, tidak)
Tempat tinggal (perkotaan, Pedesaan)
3. Is the method of selection of the subjects (employees, teams, divisions, organizations) clearly described?
Ya, pada bagian metode desain evaluasi, dijelaskan bahwa Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari Maret
2014sampai Maret 2015 di provinsi Kerman yang merupakan provinsi terbesar di Iran terletak di bagian Iran. Dalam
penelitian ini, data sekunder dikumpulkan melalui jaringan Maternal dan Neonatal Iran (ImaN Net) di Rs Umum dan swasta.
Iman Net merupakan salah satu sumber utama informasi untuk mengevaluasi status kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Iran
yang dirancang oleh Kementrian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran.
11. Could there be confounding factors that haven’t been accounted for?
Ya, pada penelitian ini dengan jumlah populasi yang banyak faktor pembaur seharusnya sudah diperhitungkan.
E. Effects of nutrition interventions during pregnancy on low birth weight: an overview of systematic reviews.
1. Did the study address a clearly focused question?yes
Comment : Karena dapat menjelaskan secara sistematis mulai dari pengambilan referensi,metode, intervensi hingga
hasilyang dapat menjelaskan tujuan penelitian tersebut yaitu merangkum intervensi gizi spesifik yang tersedia selama
kehamilan untuk BBLR.
2. Did the authors look for the right of pepers?yes
Comment : peneliti mencari basis data elektronik pada bulan september 2015,untuk mengidentifikasi yang menilai
efek inervensi mencegah BBLR yaitu menggunakan: MEDLINE, EMBASE, CINHAL, dan Cochrane.setelah itu
mengevaluasi dengan uji coba terkontrol acak (RCT) yang berfokus pada intervensi untuk mengurangi resiko BBLR
atau SGA,baik secara langsung maupun tidak langsung, dan memenuhi syarat untuk dimasukan.
3. Do you think all the important, relevant studies ware included?yes
Comment : pada jurnal sudah di jelaskan bahwa peneliti sudah mencari secara sistematik berbagai macam kata kunci.
Jurnal tambahan dan proses konferen besardilakaukan dengan teliti. Daftar refrensi artikel yang disetarakan dan
pedoman saat ini diperiksa untuk artikel lebih lanjut yang tidak diidentifikasi di tempat lain.
4. Did the review’s do enough to assess qualitiy of the included studies?yes
Comment : Karena jurnal ini dapat mengumpulkan informasi dan hasil dari tinjauan sistematis individu dengan cara
naratif. termasuk tanggal pencarian, jumlah penelitian dan peserta, tujuan, desain penelitian, jenis peserta, intervensi
dan perbandingan, hasil dan ringkasan kualitas penelitian. Dan juga populasi berisiko rendah atau berisiko tinggi,
dosis, frekuensi dan dimulainya intervensi yang mengkategorikan intervensi serupa menjadi sembilan kelompok:
suplemen dengan vitamin, mineral, MMNs, protein, minyak laut dan asam lemak, gizi, pengurangan asupan garam,
cacing dan obat antimalaria preventif. Hasil disajikan sesuai dengan jenis
5. If the results of the review have been combined, was it reasonableto do so?yes
Comment : karena dijelaskan bahwa tinjauan sistematis ini merangkum intervensi gizi spesifik dan nutrisi sensitif
yang tersedia selama kehamilan untuk menurunkan faktor resiko BBLR.
6. Waht are the overall results of the review?
Comment : Meningkatkan status gizi wanita secara positif mempengaruhi BBLR, SGA dan PTB.
7. How preciase are the results?
Comment : Menyertakan 23 sistematic review yang terdiri dari 34 perbandingan. 16 review berkualitas metodologis
tinggi, 6 sedang dan 1 review berkualitas rendah. Enam intervensi dikaitkan dengan penurunan risiko BBLR:
suplementasi oral dengan (1) vitamin A, (2) kalsium dosis rendah, (3) seng, (4) mikronutrien berganda (MMN),
edukasi nutrisi dan pemberian antimalaria preventif. Suplementasi MMN dan protein / energi seimbang memiliki
efek positif pada SGA, sementara suplementasi protein tinggi meningkatkan risiko SGA. Suplementasi kalsium,
seng, atau asam lemak n-3 rantai panjang dosis tinggi dan edukasi nutrisi menurunkan risiko PTB.
8. Can the resluts be applied do the local population?yes
Comment : namun tidak semua dapat diterapkan. Karena intervensi gizi tergantung pada status gizi wanita. Karenan
itu dapat dilakukan lebih lanjut penelitian uuntuk membahas intervensi gizi diberbagai populasi seperti kurang gizi vs
cukup gizi vs kelebihan berar badan atau obesitas
9. Ware all important outcomes considered?yes
Comment : Karena sebagian besar intervensi bukti berasal dari sejumlah kecil percobaan dan atau peserta. Dan harus
ada kebutuhan untuk mengeksplorasi intervensi spesifik gizi dan sensitif nutrisi lebih lanjut agar dapat mencapai
tujuan WHO yaitu dapat mengurangi 30% dalam tingkat global BBLR pada tahun 2025.
10. Are the benefits worth the harms and costs?yes
Comment : Karena peneliti menemukan penelitan baru diantara dapat merangkum intervensi gizi spesifik dan nutrisi
sensitif yang tersedia selama kehamilan untuk hasil BBLR.
Suplementasi oral dengan vitamin A, dosis rendah kalsium, seng, suplemen multiple mikronutrien (MMN),
edukasi nutrisi dan antimalaria preventif dapat menurunkan risiko BBLR.
BAB III
LITERATUR REVIEW
Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan suatu indikator kesehatan masyarakat yang signifikan juga didefinisikan
sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 g oleh Organisasi Kesehatan Dunia. BBLR adalah salah satu penyebab utama kematian bayi
sekitar 40% dari semua kematian di antara anak di bawah 5 tahun yang terjadi pada neonatal atau bayi baru lahir. Angka kematian
BBLR sekitar dua puluh kali lebih banyak daripada bayi yang lebih berat.
Hasil penelitian ini memberikan informasi berharga tentang faktor risiko utama yang terkait dengan BBLR dari survei
nasional terbaru di Indonesia. Persalinan prematur, jenis kelamin wanita neonatus, paritas rendah, usia kehamilan <18 dan > 35
tahun, persalinan dengan operasi caesar, faktor risiko medis ibu dalam kehamilan saat ini, tingkat pendidikan ibu yang lebih rendah,
tinggal di daerah pedesaan, diidentifikasi sebagai faktor signifikan yang terkait dengan BBLR dalam penelitian ini.
Pada penelitian uji klinis prospektif yang besar ini memberikan bukti konklusif bahwa gadis remaja memiliki risiko yang jauh
lebih tinggi untuk kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur di Afrika sub-Sahara. Oleh karena itu, ibu
hamil dengan usia muda harus menjadi prioritas utama di fasilitas kesehatan guna meningkatkan perawatan antenatal sehingga dapat
pula meningkatkan angka kesehatan remaja di afrika sub-sahara.
Pada jurnal “Maternal Factors and Utilization of the Antenatal Care Services during Pregnancy Associated with Low Birth
Weight in Rural Nepal: Analyses of the Antenatal Care and Birth Weight Records of the MATRI-SUMAN Trial” dapat disimpulkan
bahwa BBLR berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan perawatan antenatal dan factor maternal. Hasil dari jurnal menunjukan
untuk ibu yang tidak mengunjungi unit perawatan antenatal (ANC), mengunjungi ANC <4 kali, tidak meminum zat besi dan asam
folat (IFA), obat cacing, dan ibu yang tidak mengkonsumsi makanan tambahan, selama kehamilan, lebih mungkin untuk memiliki
bayi BBLR, daripada rekan – rekanya. Selain itu ditemukan juga kasta / etnis Dalit, buta huruf, pekerja kasar, bayi perempuan, dan
memiliki lebih dari empat anggota keluarga secara signifikan terkait positif dengan BBLR. Meningkatkan status gizi wanita secara
positif mempengaruhi BBLR,SGA, dan PTB. Berdasarkan bukti saat ini, terutama suplemen MMN dan obat antimalaria preventif
selama kehamilan dapat dipertimbangkan untuk kebijakan praktik.
Oleh karena itu, intervensi untuk meningkatkan tingkat pendidikan ibu dan remaja putri sangat penting untuk mengurangi
terjadinya BBLR. Pendidikan kesehatan untuk wanita hamil harus diperkuat untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi wanita
hamil yang mencari perawatan dan untuk mempromosikan permintaan perawatan terampil di setiap tahap persalinan. Selain itu
peneliti menambahkan bahwa program kesehatam ibu dan anak seperti MATRI – SUMAN, intervensi peningkatan kapasitas dan
pesan teks yang dirancang untuk meningkatkan hasil kesehatan ibu dan anak, dapat dipromosikan. Temuan penelitian ini memberikan
wawasan kepada para profesional kesehatan dan pembuat kebijakan tentang strategi dan intervensi untuk mengurangi prevalensi
BBLR di masa depan.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah kami dapatkan dan pelajari bahwa kejadian BBLR masih menjadi prioritas utama dalam
kematian bayi baru lahir yang disebabkan banyaknya faktor resiko yang terjadi diantaranya:
1. Persalinan prematur
2. Jenis kelamin wanita neonatus
3. Paritas rendah
4. Usia kehamilan <18 dan > 35 tahun
5. Persalinan dengan operasi caesar
6. Faktor risiko medis ibu dalam kehamilan saat ini
7. Tingkat pendidikan ibu yang lebih rendah
8. Tinggal di daerah pedesaan
9. Pelayanan perawatan ANC
10. Status gizi dan nutrisi
11. Konsumsi asam folat
12. Konsumsi obat cacing
13. Makanan tambahan
Oleh karena itu, perlunya intervensi untuk meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan bagi ibu dan remaja wanita sangat
penting untuk mengurangi terjadinya BBLR. Pendidikan kesehatan untuk wanita hamil harus diperkuat untuk memberikan
pendidikan kesehatan bagi wanita hamil yang mencari perawatan dan untuk mempromosikan permintaan perawatan terampil di setiap
tahap persalinan.
Penelitian ini menurut kami layak untuk digunakan di Indonesia mengingat masih kurangnya pendidikan mengenai kesehatan ibu
hamil dan banyaknya angka kejadian BBLR menjadi prioritas utama untuk menurunkan angka kejain BBLR dan menurunkan angka
kematian bayi baru lahir dengan BBLR.
LAMPIRAN