Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

COntoh Laporan Bulanan PNS Kemenag

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

1

LAPORAN

PELATIHAN CALON PENGHULU ANGKATAN II

OLEH

NAMA : M. NUR KASIM, SH


NIP : 19920915 201903 1 009

Peserta Pelatihan Calon Penghulu

Angkatan II

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN JAKARTA
TAHUN 2020
2

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Alloh SWT tuhan Yang Maha
Esa, karna atas rahmatnya rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan laporan ini dibuat sebagai tugas akhir Pelatihan Calon Penghulu
Angkatan II.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan laporan
ini, secara khusus ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Bapak Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan.


2. Bapak Nasrullah Sebagai Pembimbing sekaligus Penguji Laporan Pelatihan Calon
Penghulu ANgkatan II.
3. Bapak dan ibu widyaiswara yang telah memberikan pengetahuan selama pelatihan
calon penghulu ini berlangsung.
4. Bapak dan Ibu Panitia Pelaksana Pelatihan Calon Penghulu Angkatan II.
5. Kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam
penyusunan dan penyelesaian laporan ini.

Sehingga pada akhirnya, semoga Pelatihan Calon Penghulu ini yang bermanfaat untuk
meningkatkan profesionalisme PNS dan kemajuan lembaga tempat penulis bertugas

Sumba Timur, 03 Agustus 2020

Penulis
3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... Ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... Iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……… ....................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 2
C. Landaasan Teori ................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Angka Kredit Penghulu. ........................................................................ 5
B. Administrasi Pencatatan Nikah Rujuk................................................... 6
C. Penyelesaian Masalah Perkawinan di Pengadilan Agama..................... 8
D. Simulasi Pelaksanaan Akad Nikah / Rujuk............................................ 10
E. Penyusunan KTI Kepenghuluan…......................................................... 12

BAB III PENUTUP.............................................................................................................19


A. Simpulan..................................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA
1

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peran yang penting dalam mengelola segala
sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia seperti kekayaan alam yang melimpah,
potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar serta kondisi yang relatif
stabil. Selain itu, PNS juga memiliki tugas dan fungsi terkait dengan kesejahteraan
masyarakat. Menurut UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN),
fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat
kesatuan bangsa. Sedangkan, tugas ASN adalah: 1) memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas, 2) melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
pejabat negara dan 3) memperetat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Dalam kaitan ini yang dilakukan oleh aparat Kantor Urusan Agama (Kepala KUA
atau Penghulu) adalah melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas Penghulu,
melaksanakan pelayanan nikah dan rujuk serta melaksanakan pembinaan kehidupan
beragama Islam di desa. Penghulu merupakan aparat yang menentukan suksesnya
pelaksanaan UU No. 1 tahun 1974, karena di samping sebagai pelaksana langsung
yang memberikan pelayanan pencatatan dan bimbingan NTCR pada KUA kecamatan,
juga sebagai figure terdepan dalam menangani masalah keagamaan dalam masyarakat.
Fungsi ganda tersebut menjadikan Penghulu harus semakin mempersiapkan diri dan
meningkatkan kemampuan.
Dalam rangka menjalankan peran, tugas dan fungsi ASN, maka diperlukan suatu
pola pelatihan bagi para Calon Penghulu agar nantinya mampu menghasilkan sosok
Penghulu yang profesional, memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga
mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien yang mana alokasi
waktu yang diperlukan untuk agenda ini sebanyak 100 JP yang terdiri dari materi
Jabatan fungsional penghulu, Pembangunan bidang agama, Nilai-nilai dasar pegawai
2

Kementerian Agama, Sistem pelatihan dan pengembangan pegawai, Angka kredit


penghulu, Fikih munakahat, Undang-undang perkawinan dan peraturan
pelaksanaannya, Administrasi pencatatan nikah rujuk, Penasehatan dan konsultasi
perkawinan, Pembinaan keluarga sakinah, Penyelesaian masalah perkawinan di
Pengadilan Agama, Simulasi pelaksanaan akad nikah rujuk, Penyusunan KTI
kepenghuluan dan kordinasi lintas sektoral.

Pengamalan nilai-nilai pelatihan selanjutnya diwujudkan dalam bentuk Pelaporan


Diklat Calon Penghulu yang kemudian akan dipertanggungjawabkan dihadapan
penguji.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan
Tujuan dilakukannya Diklat calon penghulu adalah agar ASN mampu:
a. Mengidentifikasi Tugas Pokok dan fungsi Penghulu serta
mengaktualisasikannya dalam menjalankan tugas.
b. Menganalisis Tugas pokok dan fungsi dengan Kedudukan dan peran penghulu
dalam NKRI.

2. Manfaat:
a. Manfaat bagi peserta diklat
Melalui kegiatan ini dapat menjadikan diri peserta semakin memahami peran
dan kedudukannya dalam NKRI serta mengasah kemampuan peserta untuk
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang penghulu.
b. Manfaat bagi unit kerja peserta
Terbangunnya budaya kerja yang lebih baik dengan dukungan yang diberikan
oleh peserta.
c. Manfaat bagi organisasi kerja peserta
Terwujudnya pelayanan prima pada KUA dalam memberikan pelayanan kepada
umat atau pihak terkait.
3

C. Landasan Teori

1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)


Pengertian Pendidikan dan Pelatihan  adalah suatu program yang dirancang untuk
dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pemahaman pekerja (pegawai)
terhadap keseluruhan lingkungan kerjanya. Diklat mencakup 2 aspek yaitu
pendidikan dan pelatihan yang masing-masing memiliki makna berbeda namun
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan kompetensi seseorang dalam
melakukan pekerjaannya.

b. Tujuan pendidikan dan pelatihan (diklat)


i. Menurut Ranupandojo (2000:82) tujuan dari diadakannya pelatihan adalah: 
 Meningkatkan produktivitas
 Memperbaiki moral
 Mengurangi pengawasan
 Mengurangi kemungkinan terjadi kecelakaan
 Meningkatkan kestabilan dan keluwesan organisasi.

ii. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang


Pendidikan/Pelatihan (Diklat) Jabatan Pegawai pasal 2 dan 3, bahwa Diklat
(Pendidikan/Pelatihan (Diklat)) bertujuan agar:
 Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan secara operasional dengan dilandasi
kepribadian etika pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan instansi,
 Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa,
 Memantapkan sikap dan semangat kepribadian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman, pemberdayaan masyarakat,
4

 Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola berpikir dalam


melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan demi terwujudnya
pemerintahan yang baik.

2. Penghulu
a. Pengertian Penghulu
Pegawai negeri sipil sebagai pencatat nikah yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh Mentri Agama tau pejabat yang ditunjuk
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku  untu melakukan pengawasan
nikah / rujuk menurut Agama Islam dan kegiatan kepenghuluan.( PMA N0.30
Tahun 2005)

b. Tugas Pokok Penghulu


Melakukan perencanaan kegiatan kepenghuluan, pengawasan pencatatan nikah /
rujuk, pelaksanaan pelayanan nikah / rujuk, penasihatan dan konsultasi nikah /
rujuk, pemantauan pelanggaran ketentuan nikah / rujuk, pelayanan fatwa hukum
munakahat, dan bimbingan muamalah, pembinaan keluarga sakinah, serta
pemantauan dan evaluasi kegiatan kepenghuluan dan pengembangan
kepenghuluan. ( Peraturan MENPAN Nomor:PER/62/M.PAN/6/2005  )

c. Fungsi  Penghulu
 Pelaksanaan pencatatan nikah / rujuk bagi umat Islam,
 Pelaksanaan nikah wali hakim,*)
 Pengawasan kebenaran peristiwa nikah / rujuk,
 Pembinaan hukum munakahat dan Ahwal Syahshiyah,
 Pembinaan Calon Pengantin,
 Pembinaan Keluarga Sakinah.
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Angka Kredit Penghulu


1. Berapa lama naik pangkat jika - Jumlah Angka Kredit yang dimiliki sebesar 100
AK
o Angka Kumulatif ke Gol III/b sebesar 150 AK
o Perolehan Angka kredit dalam 1 (satu) tahun sebesar 17,67 Berapa lama
angka kredit terkumpul jika ingin naik pangkat ke III/b?

2. Rohadi S.Ag. memangku jabatan penghulu pertama: gol/IIIa selama 1 (satu) tahun
jumlah Angka kredit 110. dibebaskan sementara karena tugas belajar S2 selama 2
(dua) tahun, pada saat Rohadi diangkat kembali setelah tugas belajar, berapa
jumlah angka kredit yang bisa diusulkan?

3. Ahmad tamatan SMA pangkat terakhir Penata muda (gol III/a), terhitung 1
Oktober 2005 diangkat menjadi penghulu (Impassing) TMT 1 Oktober 2005
dengan jumlah AK 100. Pangkat terakhir sudah 2 (dua) tahun. Untuk dapat naik
ke gol III/b bagaimana prosedurnya?

Jawaban :
1. Syarat untuk naik pangkat dari golongan III/a ke IIIb adalah 150 AK maka AK
yang dibutuhkan adalah 50 AK, jika perolehan angka Kredit dalam Setahun
17,67
maka :
17,67 AK x 3 Tahun = 53,01
Jadi Jika Ingin Naik Pangkat Waktu Yang Dibutuhkan Adalah 3 Tahun

2. Jumlah AK Rohadi, S.Pd selama 1 Tahun adalah 110.


Setelah Rohadi, S.Pd menyelesaikan Tugas Belajar jumlah angka Kredit yang
bisa diusulkan :
AK untuk S2 = 150 – 100 AK S1 = 50 AK
Jadi angka Kredit yang bisa diusulkan adalah 150 dengan ketentuan : 110 AK +
50 = 160 AK kelebihan 10 AK akan digunakan untuk kenaikan pangkat
dijenjang selanjutnya.

3. Kalau kita mengacu pada regulasi yang berlaku maka dia harus Kuliah Dulu
karena syarat Menjadi Penghulu minimal S1.
S1 bernilai = 100 AK, karena dia sudah memperoleh 100 AK berarti yang dia
miliki 200 AK, dan Syarat Angka Kredit untuk untuk naik ke III/b adalah 150
maka dia sudah bisa mengusul kenaikan pangkat.
6

B. Administrasi Nikah Rujuk


Administrasi Nikah
Dalam Latihan ini, peserta agar menjawab pertanyaan dengan jelas dan lengkap.
1. Setelah memahami tentang pengertian adminsitrasi nikah, coba anda jelaskan
dengan kata-kata sendiri apa maksud administrasi nikah dikaitkan dengan
pendaftaran nikah?
2. Menurut anda apakah dalam pendaftaran nikah ada perbedaan antara teori dan
kenyataan di tempat tugas anda?
Jawaban :
1. Administrasi Nikah adalah serangkaian kegiatan pelayanan yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih yang berdasarkan pada undang-undang dan regulasi
yang berlaku untuk melakukan pencatatan pernikahan.
2. Berdasarkan pengalaman saya dalam proses pendaftaran nikah tidak terdapat
perbedaan anaara teori dan kenyataan. Yang terjadi adalah masalah-masalah
teknis seperti kelengkapan dokumen pendafatran, permintaan mempercepat
waktu pelaksanaan akad, kurangnya umur calon pengantin, dll yang semuanya
sudah ada aturan untuk menyelesaikannya dalam Undang-undang.

Pemeriksaan Nikah
Dalam Latihan ini, peserta agar menjawab pertanyaan dengan jelas dan lengkap.
1. Setelah peserta mengikuti pelatihan, coba ungkapkan dengan redaksi sendiri
urgensi pemeriksaan nikah!
2. Menurut anda, seberapa penting pemeriksaan nikah dan bagaimana dengan
aplikansinnya di tempat tugas anda?
Jawab :
1. Pemeriksaan Nikah sangat penting karena dari kegiatan ini Penghulu atau
Pegawai Pencatat Nikah mendapatkan informasi secara langsung dari pihak2
yang akan melakasanakan akad nikah sekaligus mendapatkan keyakinan
bahwa kegiatan akad nikah sudah bisa dilaksanakan karena sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan Syariat islam.
2. Proses pemeriksaan nikah sangat penting dan aplikasinya ditempat tugas saya,
kami memeriksa mulai calon mempelai pria, wanita hingga kedua orangtua
7

calon pengantin. Yang menjadi kendala adalah memeriksa keaslian dokumen


yang dibawa karena masalah tehnis di Daerah Pedesaan sehingga kami
7
menambahkan surat Pernyataan keaslian dokumen dan siap bertanggung
jawab secara hukum dan kami dokumen pendukung keaslian dokumen.

Pengumuman Nikah
Setelah pembelajaran, peserta diharapkan untuk menjawab pertanyaan sebagai
berikut:
1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang urgensi Pengumuman Nikah?
2. Jelaskan kapan pengumuman nikah itu dapat dilakukan?
Jawaban :
1. Urgensi diumumkannya kehendak nikah, apabila dalam tenggang waktu
sepuluh hari kerja, ada pihak-pihak yang berkepentingan melakukan
pencegahan pernikahan dengan alasan halangan syar’i dan aturan perundang-
undangan serta peraturan yang berlaku.
2. Pengumuman pernikahan dilakukan setelah selesai Pemeriksaan dokumen
persyaratan pernikahan.

Pencatatan Nikah
Setelah pembelajaran, peserta diharapkan untuk menjawab pertanyaan sebagai
berikut:
1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang pengertian pencatatan nikah?
2. Apakah yang anda ketahui tentang dasar hukum pencatatan nikah?
3. Bagaimana tata cara mempraktikkan pelaksanaan dan pencatatan nikah?
Jawab
1. Pencatatan nikah adalah kegiatan mencatat yang dilakukan oleh seseorang
Petugas yang diberi amanat oleh Undang-undang terhadap peristiwa hukum
yang memberikan legimitasi seorang pria dan wanita untuk bisa hidup dan
berkumpul bersama dalam sebuah keluarga. Ketenangan atau ketenteraman
sebuah keluarga salah satunya ditentukan bahwa pernikahan itu harus sesuai
dengan tuntutan syariat Islam (bagi orang Islam). Selain itu, ada aturan lain
yang mengatur bahwa pernikahan itu harus tercatat di Kantor Urusan Agama.
2. Dasar Hukum dan Regulasi Terkait Pencatatan Nikah
8

 UU no 1 Tahun 1974 Pasal 2 ayat 2


 UU no 32 Tahun 1954
 PP no 9 tahun 1975
3. Tata cara mempraktikkan pelaksanaan pencataan nikah :
a. Persiapan Pencatatan nikah (mencakup rukun dan syarat nikah)
b. Pencatatan nikah
 Catin Mendaftarkan diri Ke KUA dengan membawa berkas dan
dipersyaratkan
 Pemeriksaan pernikahan (berkas, kedua Catin dan orang tua)
 Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan akad (DI KUA dan
pada jam kerja gratis, Diluar KUA dan atau Diluar jam kerja
membayarkan PNBP ke Bank sebesar Rp. 600.000 ).
 Menempelkan surat pengumuman Kehendak melaksanakan
pernikahan sesuai format N9 pada tempat yang bisa diakses oleh
masyarakat.
 Petugas KUA memberikan Bimbingan pranikah.
 Pelaksanaan Akad

C. Penyelesaian Masalah Perkawinan


Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 16 tahun 2019, Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974, terjadi pergeseran norma hukum terkait batas usia
minimal bagi calon suami atau calon istri. Landasan filosofis dari perubahan tersebut
diantaranya adalah untuk menekan jumlah pernikahan anak yang terjadi di Indonesia,
sehingga diharapkan usia nikah warga negara Indonesia cenderung pada usia
sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 2019 tersebut.

Tugas:
1. Telitilah jumlah perkara dispensasi kawin yang terjadi di pengadilan yang
mewilayahi tempat bertugas saudara saat ini semenjak diundangkannya Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2019!
2. Pilih dan bacalah salah satu dari Putusan isbat nikah yang telah disiapkan, lalu
berikan anotasi atau pendapat saudara atas perkara tersebut. Pendapat dimaksud
diuraikan dalam 3 paragraf, yang mencakup duduk perkara, pertimbangan dan
amar secara ringkas.
9

Putusan yang telah disiapkan:


a. 857/Pdt.G/2015/PA.Bi
b. 9/Pdt.G/2017/PTA.JK
c. 384/Pdt.G/2017/PA.Mrs

Jawab :

1. Jumlah perkara Dispensasi nikah sejak berlakunya UU No 16 tahun 2019 :


Data Pada Tahun 2020 di Pengadilan Agama Kabupaten Sumba Timur :

Bulan Januari Perkara Masuk :2


Putus :1
Sisa :1
Bulan Februari Sisa Bulan Lalu :1
Perkara Masuk :-
Putus :1
Sisa :-
Bulan Maret Perkara Masuk :-
Putus :-
Sisa :-
Bulan April Perkara Masuk :1
Putus :-
Sisa :1
Bulan Mei Sisa Bulan Lalu :1
Perkara Masuk :-
Putus :1
Sisa :-
Bulan Juni Perkara Masuk :3
Putus :-
Sisa :3
Bulan Juli Sisa Bulan Lalu :3
Perkara Masuk :1
Putus :3
Sisa :1

2. Pendapat dimaksud diuraikan dalam 3 paragraf, yang mencakup duduk perkara,


pertimbangan dan amar secara ringkas.

Analisis Perkara 384/Pdt.G/2017/PA.Mrs


Perkara pengesahan perkawinan atau isbat nikah, Pemohon berusia 90 tahun
dan termohon adalah 6 orang, termohon satu berumur 61 tahun, termohon 2 berusia
54 tahun, termohon 3 berusia 48 tahun, termohon 4 berusia 47 tahun, termohon 5
berusia 44 tahun, termohon ke 6 berusia 42 tahun. Beliau Mengajukan permohonan
isbat nikah ke Pengadilan Agama Kabupaten Boyolali untuk mengesahkan
perkawinannya.
10

Dengan duduk perkaranya Pemohon telah menikah secara islam dengan


seorang laki-laki pada tahun 1952 dengan mas kawin Rp. 500,00, dengan 2 orang
saksi yang telah meninggal bernama somo yadi dan somo waliman. Serta dihadiri
PPN KUA Kecmatan Teras kabupaten boyolali. Dan dalam pernikahan pemohon
bersama suami dikaruniai 10 orang anak.
Pemohon telah mencari Kitipan Akta Nikah suami dengan pemohon di KUA
Kecamatan Teras akan tetapi dalam register nikah tidak tercatat pernikahan antara
pemohon dan suami. Pemohon membutuhkan akta pernikahan untuk mengurus akta
kelahiran anak, oleh karena itu Pemohon meminta agar Pengadilan Agama Kabupaten
Boyolali menetapkan Pernikahan Pemohon dengan suami.
Dengan menimbang bahwa dalil-dali yang diajukan pemohon adalah benar,
pemohon adalah istri dari Suaminya xxx dan merupakan orang tua kandung dari
termohon, pemohon belum pernah keluar dari agama islam dan belum pernah bercerai
sejak pernikahannya.
Akhirnya Pengadilan Agama Kabupaten Boyolali memutuskan untuk :
1. Mengabulkan permohonan pemohon.

2. Menetapkan sahnya pernokahan pemohon ddengan suaminya

3. Membebankan kepada pemohon biaya perkara Rp. 211.000,00

Ini yang bisa saya rangkum dari Perkara dengan no : 384/Pdt.G/2017/PA.Mrs.

D. Simulasi Perkawinan
Pada pertemuan kali ini diharapkan peserta membuat video Simulasi Memandu
Pelaksanaan Akad Nikah sesuai dengan rundown atau urutan sebagai berikut :

1. Dalam melakukan Simulasi Pelaksanaan Akad Nikah Rujuk peserta diharapkan


melakukan tugas secara berkelompok dengan berbagi peran sosok dan person
yang wajib ada dalam suatu upacara pelaksanaan akad nikah rujuk; yang terdiri
dari calon pengantin pria, calon pengantin wanita, wali, dan dua orang saksi.
2. Selanjutnya masing-masing sosok mengambil posisi dan tempat dengan benar,
yakni  posisi duduk calon pengantin pria berhadapan dengan wali nikah, posisi
duduk bersebelahan dengan wali nikah, dan dua orang saksi sebagai representasi
atau perwakilan dua keluarga menempati posisi sebelah kiri dan kanan.
11

3. Penghulu memulai peran sebagai pemandu langkah demi langkah dalam


rangkaian pelaksanaan akad nikah rujuk. Di awali dengan pembukaan yang
meliputi salam, hamdalah, solawat dan kalimat pengantar dengan tak lupa
menyapa dan memberikan salam hormat kepada pemangku hajat dan tokoh
agama atau tokoh masyarakat yang hadir, disampaikan juga prolog singkat perihal
urgensi pencatatan nikah dan hikmah syar’iyyah akad nikah. Berlanjut penghulu
memimpin pembacaan khutbah nikah, atau memohon kesediaan ulama yang hadir
untuk memimpin khutbah nikah (berbahasa arab), jika ada. Dirangkai kemudian
dengan mengajak catin dan hadirin melafalkan kalimat-kalimat
suci istighfar dan syahadatain.
4. Penghulu mempersilakan wali nikah berjabat tangan dengan calon pengantin pria
untuk proses pengucapan ijab kabul, atau dalam kondisi tertentu penghulu dapat
mewakili wali nikah dalam mengucap kalimat ijab setelah dilakukan ikrar taukil
wali bil lisan. Penghulu memastikan wali nikah maupun catin pria mengucapkan
kalimat ijab dan kabul dengan benar hingga usai dalam posisi masih berjabat
tangan.
5. Penghulu meminta konfirmasi kepada dua saksi perihal keabsahan kalimat ijab
kabul yang baru saja terucap. Jika saksi meminta dilakukan pengucapan ulang
dengan alasan yang shahih, maka penghulu meminta wali dan catin pria
mengulang kembali proses pengucapan ijab kabul dimaksud.
6. Jika dua saksi telah memberikan konfirmasi sah nya ijab Kabul, penghulu
melanjutkan dengan memimpin pembaaan doa khusus bagi catin :
“Barokallohu laka wa baaroka ‘alaika wa jama’a bainakumaa fi khoirin wa
‘afiyah” dilanjutkan dengan doa berikutnya… (atau jika ada, mempersilakan
salah seorang ulama yang hadir untuk mengambil peran memimpin pembacaan
doa).
7. Penghulu menawarkan kepada penngantin wanita apakah meminta dibacakan
sighat taklik sebagai ikrar janji setia suami terhadap istri, jika meminta
maka penghulu mempersilahkan pengantin pria untuk membacakannya, jika tidak
meminta maka dilanjutkan ke langkah berikutnya.
8. Penghulu mempersilakan para pihak membubuhkan tanda tangan pada dokumen
pernikahan berupa register/akta  nikah dan dokumen-dokumen pelengkap lainnya.
9. Penghulu menyerahkan Kutipan Akta Nikah atau buku nikah kepada pasangan
pengantin .
12

10. Jika memungkinkan penghulu mempersilakan pengantin untuk melakukan serah


terima mahar yang mereka sepakati dan telah disebutkan dalam ijab Kabul.
11. Penghulu menyampaikan kalimat penutup sekaligus mendoakan dan memberikan
ucapan selamat kepada pasangan pengantin dan keluarga, dan diakhiri
dengansalam.
Jawab :
Vidionya juga kami buat dan bisa dihilihat pada link berikut :
https://youtu.be/PdOsJWPEJVk

E. Penyusunan KTI
1. Buat Rancangan Karya Ilmiah Berbentuk Artikel Untuk Jurnal / Majalah/ Koran

Topik Artikel Pernikahan Dibawah Umur


Artikel anda tentang
apa
Judul Artikel Peran Penghulu dalam Meminimalisir Pernikahan dibawah Umur

Originality / Novelty Perkawinan di bawah umur adalah perkawinan yang


dilangsungkan dimana calon mempelai baik pria maupun prempuan
(Maximal 2 Paragraf
) belum mencapai umur yang telah di tentukan oleh Undang-undang
No 16 Tahun 2019 Perubahan atas Undang-undang No 1 tahun
1974 tentang perkawinan yakni 19 tahun untuk calon suami dan 19
tahun untuk calon istri. Agar cita-cita dan tujuan hidup berumah
tangga dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya maka suami istri
perlu mengetahui bagaimana membina keluarga sesuai dengan
ketentuan agama dan ketentuan hidup bermasyarakat. sementara
itu, sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia itu sendiri,
muncul permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, yaitu sering
terjadinya pernikahan yang dilakukan oleh seseorang yang belum
cukup umur untuk melakukan pernikahan.
Dalam kaitan ini yang dilakukan oleh aparat Kantor Urusan
Agama (Kepala KUA atau Penghulu) adalah melakukan
pengawasan atas pelaksanaan tugas Penghulu, melaksanakan
pelayanan nikah dan rujuk serta melaksanakan pembinaan
kehidupan beragama Islam di desa. Penghulu merupakan aparat
yang menentukan suksesnya pelaksanaan UU No. 16 tahun 2019
13

perubahan atas UU No. 1 tahun 1974, karena di samping sebagai


pelaksana langsung yang memberikan pelayanan pencatatan dan
bimbingan NTCR pada KUA kecamatan, juga sebagai figure
terdepan dalam menangani masalah keagamaan dalam masyarakat.
Fungsi ganda tersebut menjadikan Penghulu harus semakin
mempersiapkan diri dan meningkatkan kemampuan. Peran
Penghulu dalam meminimalisir dan mencegah terjadinya
pernikahan di bawah umur yaitu melalui cara memeriksa semua
persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pengantin untuk
melangsungkan perkawinan dan mensosialisasikan UU No. 16
tahun 2019 perubahan atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan dengan cara memberikan pembinaan ceramah-ceramah
tentang perkawinan untuk menumbuhkan pemahaman dan
kesadaran kepada masyarakat terkait Undang-undang perkawinan.

2. Buat Struktur Sistematika Rancangan Karya Tulis ilmiah

Peran Penghulu Dalam Meminimalisir Terjadinya Pernikahan Dini

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan merupakan sebuah penghormatan dan penghargaan yang tinggi


terhadap harga diri yang diberikan oleh Islam khusus untuk manusia. Dalam hukum
Islam, perkawinan harus dilaksanakan dengan memenuhi syarat dan rukun
perkawinan.

Adapun pernikahan menurut UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan adalah


ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan untuk hidup
berumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.1
Oleh karena itu, pernikahan harus dapat dipertahankan oleh kedua belah pihak agar
dapat mencapai tujuan dari pernikahan tersebut, sehingga dengan demikian perlu
adanya kesiapan-kesiapan dari kedua belah pihak baik mental maupun material.

1
14

Artinya secara fisik laki-laki dan perempuan sudah sampai pada batas umur yang bisa
dikategorikan menurut hukum positif dan baligh menurut hukum Islam. Akan tetapi
faktor lain yang sangat penting yaitu kematangan dalam berfikir dan kemandirian
dalam hidup (sudah bisa memberikan nafkah kepada isteri dan anaknya). Hal ini yang
sering dilupakan oleh masyarakat.

A Rumusan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang telah dipaparkan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa peran Penghulu dalam meminimalisir pernikahan di bawah umur ?
1. Tujuan dan Manfaat Penulisan
i. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian skripsi ini
adalah sebagai berikut:
 Untuk mengetahui peran Penghulu dalam meminimalisir pernikahan di bawah
umur.

ii. Manfaat Penelitian


Manfaat Teoritis
Untuk mencari dan mengumpulkan data-data yang dianalisa dan di olah,
ditelaah untuk kemudian disusun dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah.
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis di bidang pernikahan dan
memberikan sumbangan pemikiran untuk memantapkan teori tentang
penyelesaian pernikahan di bawah umur.
Manfaat Praktis
Bagi Kantor Urusan Agama khususnya di Kabupaten Sumba Timur,
diharapkan sebagai bahan masukan dalam penyelesaian pernikahan di
bawah umur.
Sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian sejenis secara
mendalam
15

2. Sistematika Penulisan
Dalam sistem penulisan ini, penulis membagi pembahasan Karya Tulis
Ilmiah menjadi beberapa bab, tiap-tiap bab terdiri atas sub bab dengan maksud
untuk mempermudah dalam mengetahui hal-hal yang dibahas dalam Karya
Tulis Ilmiah ini dan tersusun secara rapi dan terarah.

BAB I berisi pendahuluan, dalam bab pertama akan dibahas mengenai latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, Manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II dalam bab ini diuraikan kajian teoritis tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah perkawinan meliputi pengertian nikah, dasar
hukum nikah, syarat dan rukun nikah, tujuan dan hikmah pernikahan, pernikahan
di bawah umur menurut UU No. 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam,
kerangka berpikir dan metodologi penelitian.
BAB III berisi deskripsi permasalahan pernikahan di bawah umur dan analisis
masalah.
BAB IV berisi kesimpulan dan saran.

BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

UU Kajian Teoritis
Pernikahan
a. Pengertian Nikah
Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada
semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-
tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT, sebagai
jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak, dan melestarikan
hidupnya.

3. Hukum Nikah
Pernikahan adalah suatu akad atau perikatan untuk menghalalkan
hubungan kelamin antara laki-laki dengan perempuan dalam rangka
mewujudkan kebahagian hidup berkeluarga yang diliputi rasa ketentraman
serta kasih sayang dengan cara yang diridhai oleh Allah SWT.
16

2. Rukun dan Syarat Nikah


Dalam hukum Islam ulama bersepakat bahwa perkawinan dinyatakan
sah jika memenuhi rukun dan syarat. “Rukun adalah sesuatu yang harus ada
untuk sahnya suatu perbuatan dan menjadi bagian dari perbuatan tersebut”.
3. Pembatasan Pernikahan di Bawah Umur menurut UU No. 1
Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam
Menurut Undang-undang perkawinan No. 16 tahun 2019 perubahan
atas UU No. 1 tahun 1974 sebagai hukum positif yang berlaku di Indonesia,
menetapkan batas umur perkawinan hanya diijinkan jika sudah mencapai
umur 19 tahun bagi laki-laki dan 19 tahun bagi perempuan, (pasal 7 ayat 1).

B. Kerangka Berpikir
Kementerian Agama – Bimas Islam – Renstra - Program Layanan
Pencatatan Nikah – KUA – Penghulu

C. Metodologi Penulisan
Tulisan ini bersifat deskriptif analitis, yaitu berusaha memberikan gambaran
yang jelas tentang pokok persoalan dan menganalisisnya secara metodologis.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Masalah
Beberapa Kasus Pernikahan dibawah umur, yaitu:

1. Kasus Pertama
Pencatatan Nikah antara ACS (22 tahun) dan ZN (15 tahun) (nama disamarkan
dengan inisial). ACS dan ZN adalah calon mempelai yang mendaftarkan
pernikahannya di KUA Kecamatan Kota Waingapu. Kedua pasangan tersebut
bersetatus perjaka dan gadis.
2. Kasus Kedua
Pencatatan Nikah antara (AS) 17 tahun dengan 16 tahun (WA), keduanya warga
Kelurahan Kamalaputi, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.
17

B. Analisis Masalah
Pernikahan di bawah umur adalah pernikahan yang dilakukan dengan keadaan
calon mempelai (baik salah satu maupun kedua calon mempelai) kurang atau tidak
memenuhi syarat batas minimal usia perkawinan.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah penulis memaparkan dan menganalisis mengenai Peran Penghulu
dalam meminimalisir pernikahan di bawah umur, dapatlah penulis ambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penghulu dalam meminimalisir pernikahan di bawah umur di KUA sangatlah
berperan, khususnya dalam menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat dan
calon pengantin mengenai batasan usia perkawinan yang sesuai dengan
Undang-undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, dengan melakukan
sosialisasi, penyuluhan, dan pembinaan terkait pemahaman calon pengantin
mengenai UU Perkawinan dan keagamaan dalam rangka mewujudkan keluarga
yang sakinah, mawadah dan rahmah.

B. SARAN
Pada kesempatan ini penulis bermaksud memberikan saran-saran yang
sekiranya bermanfaat diantaranya:
1. Hendaknya petugas di Kantor Urusan Agama lebih meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat terutama dalam mensosialisasikan bidang perkawinan
dengan cara mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang Undang-
undang Nomor 16 tahun 2019 perubahan atas Undang-undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang perkawinan dan hukum munakahat, sehingga dapat mengurangi
kesalahfahaman masyarakat terhadap keabsahan nikah dan arti pentingnya
pencatatan nikah.
2. Agar tidak menimbulkan citra buruk dari Kantor Kementerian Agama,
khususnya di lingkungan Kantor Urusan Agama dalam pemberian pelayanan
nikah, maka perlu adanya pembinaan yang rutin terhadap para pegawai
18

khususnya kepada para penghulu agar dapat meningkatkan kinerjanya dengan


baik.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Pernikahan dan Kompilasi Hukum


Islam.
Cet. 1, Surabaya : Sinar Sindo Utama, 2015.
Abdul Wahab Kholaf, Ilmu Usulul Fiqih, Cet. IV, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000.
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran Kementerian Agama RI, Al-Quran dan
Terjemahannya, Jakarta: Fokus Media, 2010.
Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, Cet. Ke-2, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010.
Burhanudin, Nikah Siri Menjawab Semua Pertanyaan tentang Nikah Siri,
Yogyakarta: Yustisia, 2010.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
19

Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Calon Penghulu Kementerian


Agama bertujuan untuk membentuk pribadi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
kompeten dan unggul dan mampu mengedepankan pelayan PRIMA dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai seorang penghulu.

B. Saran
Setelah mengikuti Pendidikan dan pelatihan calon penghulu yang
dilaksanakan oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan ada
beberapa saran yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan di Kantor Urusan Agama, diantaranya ialah:
1. Senantiasa menjaga kekompakan diantara pegawai. Hal ini perlu dilakukan
agar pelayanan yang diterima masyarakat terkait layanan KUA dapat maksimal
karena adanya kerja sama antara pegawai.
2. Para pegawai Kantor urusan agama harus selalu mengupgrade kemampuan diri
terutama dalam penguasaan teknologi agar pelayanan dikantor urusan agama
lebih efektif dan efisien.
20

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Pernikahan dan Kompilasi Hukum


Islam. Cet. 1, Surabaya : Sinar Sindo Utama, 2015.
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama,
Ilmu Fiqih, Jilid 2, Jakarta: 1984/1985.
Departemen Agama RI Proyek Peningkatan Tenaga Keagamaan Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,
Pedoman Pegawai Pencatat Nikah (PPN), Jakarta: 2003.
Kanal Info. (2012, 17 Juni). Pengertian Pendidikan dan Pelatihan . Diperoleh 30
Juni 2020, dari https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-pendidikan-dan-
pelatihan-diklat/.
21

KUA Wonomerto. (2012, 17 Juni). Tugas Pokok dan Fungsi Penghulu. Diperoleh 30 Juni


2020, dari https://kuawonomerto.wordpress.com/2013/01/03/ program-kerja-kua-kecamatan-
wonomerto/.

Anda mungkin juga menyukai