Inflasi Dan Deflasi
Inflasi Dan Deflasi
Inflasi Dan Deflasi
Oleh Kelompok:
1. Ni Luh Erayanti 21
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari inflasi dan deflasi?
2. Apa penyebab dari inflasi dan deflasi?
3 Bagaimana dampak inflasi dan deflasi?
4. Bagaimana cara mengatasi inflasi dan deflasi?
5. Apa pengaruh inflasi dan deflasi?
1. 3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari inflasi dan deflasi
2. Menjelaskan penyebab dari inflasi dan deflasi
3. Menjelaskan dampak inflasi dan deflasi
4. Menjelaskan cara mengatasi inflasi dan deflasi
5. Menjelaskan pengaruh inflasi dan deflasi
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 INFLASI
a. Pengertian Inflasi
Jika kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang tetap atau konstan
dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. hal tersebut diakibatkan oleh
ketidakseimbangan antara arus uang dan arus barang. dimana arus barang harus mengalir dari
hasil produksi perusahaan kepasar barang dan bertemu dengan arus yang berasal dari
pembelanjaan pemerintah dan rumah tangga atau konsumen.
Pada keadaan seperti ini, harga akan tercipta. Jika arus uang dan arus barang berada dalam
keseimbangan, maka harga akan stabil, jumlah penawaran sama dengan jumlah permintaan.
begitu pula jumlah uang yang tersedia di masyarakat. jika terjadi ketidak seimbangan antara
penawaran dan permintan barang, serta arus uang dan arus barang saat itulah yang dinamakan
inflasi. Untuk lebih tepatnya, pengertian inflasi adalah”suatu proses atau
peristiwa dalam perekonomian di akibatkan karena terganggunya keseimbangan antara arus
uang dan arus barang. ” Atau inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum
mengalami kenaikan secara terus menerus.
Bila kenaikan yang terjadi hanya sekali, walaupun persentasi yang cukup besar belum dapat
dikatakan sebagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lanjutan. sebagai contoh,
kenaikan harga-harga menjelang bulan Ramadan ataupun pada hari besar lainnya belum
dapat dikatakan debagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lebih lanjut. kejadian
seperti contoh diatas, di istilahkan sebagai kenaikan tingkat harga dan setiap peristiwa yang
cenderung mendorong naiknya tingkat harga disebut sebagai gejolak inflasi.
Sedangkan tingkat persentase kenaikan tingkat harga dan beberapa indeks harga dari suatu
periode ke periode lain disebut dengan laju inflasi.
d. Pengaruh Inflasi
Pengaruh inflasi secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu
negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca
pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Pengaruh
inflasi secara lebih terperinci antara lain adalah:
1. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya,
uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang
yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak
dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di
perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
2. Menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun.
Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang
tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit
berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang
diperoleh dari tabungan masyarakat.
3. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada
saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
4. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan temenyebabkan naiknya
biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk
meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu.
Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan
bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
2. 2 DEFLASI
a. Definisi Deflasi
Deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah
uang yang berada di masyarakat. Deflasi terjadi ketika jumlah uang yang yang beredar di
masyarakat (money supply) lebih sedikit dari jumlah supply barang yang ada. Sehingga
terjadi penurunan harga-harga. Contoh kenapa hal ini bisa terjadi dapat kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, harga barang-barang elektronik semakin hari semakin murah. Hal ini
terjadi karena perkembangan tekhnologi yang cepat sehingga supply barang tekhnologi
dipasaran semakin banyak. Sedangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat sedikit,
sehingga barang-barang tekhnologi tersebut jatuh harganya. Atau deflasi bisa terjadi ketika
permintaan barang dari masyarakat semakin menurun dan permintaan uang (money demand)
dari masyarakat meningkat.
Deflasi juga berkaitan dengan nilai tukar rupiah. Dengan deflasi, mata uang kita mengalami
apresiasi atau peningkatan. Dalam ilmu ekonomi, deflasi diartikan sebagai suatu periode
dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan
dari inflasi. Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menaikkan tingkat suku
bunga.
Dalam ekonomi, deflasi (deflation) adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum
jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi
akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena
kurangnya jumlah uang yang beredar, dimana cara menanggulanginya adalah dengan cara
menurunkan tingkat suku bunga atau yang lebih sederhana (meski kadang tidak berhasil)
adalah dengan mencetak lebih banyak uang.
b. Penyebab Deflasi
1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat;
2. Meningkatnya persediaan barang;
3. Menurunnya permintaan akan barang;
4. Naiknya permintaan akan uang.
c. Dampak Deflasi
1. Pengusaha-pengusaha kurang bernafsu untuk memproduksi barang karena harga terus
menurun.
2. Kesempatan kerja berkurang karena terjadi pemecatan buruh akibat turunnya produksi
barang.
3. Pajak-pajak tidak dapat ditarik oleh Negara sehingga pendapatan Negara berkurang.
4. Kegiatan perekonomian mundur.
5. Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan
menyebabkan depresi besar dan juga akan membuat pasar Investasi (Saham) akan mengalami
kekacauan, dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki
kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang
akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan
pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).
6. Banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup
membayar gaji karyawannya. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat
menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
7. Deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa.
Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas
bisnis yang berjalan.
8. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu
diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank.
9. Deflasi yang terjadi akan menurunkan produksi suatu perusahaan karena kurang permintaan
dan lemahnya daya beli, sehingga berdampak pada pengurangan produksi dan juga
pengurangan jumlah tenaga kerja.
d. Cara Mengatasi Deflasi
Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila
seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka ini
akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam
jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot
sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak
mungkin akan mengalami kelumpuhan selamanya.
Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan
likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar.
Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk
menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan
peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan
menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku
bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang
sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi
dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.
e. Pengaruh Deflasi
1. Penurunan persediaan uang, deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di
masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan
juga akan membuat pasar Investasi akan mengalami kekacauan.
2. Memperlambat aktivitas ekonomi, dikarenakan harga barang mengalami penurunan,
konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan
harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan
memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).
3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya
mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya. Dengan
demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang
beredar di masyarakat semakin berkurang.
4. Investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai
bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi
aktivitas bisnis yang berjalan.
5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu
diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah
paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat
peredaran uang semakin kecil.
6. Deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang benar-benar dihargai dan
jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung dan ketersediaan
barang terjamin. Akibatnya nilai mata uang akan menguat.
7. Deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka mendepositokan uangnya di
bank atau pasar modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga terus turun maka
produsen cenderung kurang berminat memproduksi barang. Kesempatan kerja berkurang
karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah sehinga pendapata negara
berkurang. Kegiatan perekonomian secara keseluruhan mengalami kemunduran.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Jika kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang tetap atau konstan
dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. hal tersebut diakibatkan oleh
ketidakseimbangan antara arus uang dan arus barang. dimana arus barang harus mengalir dari
hasil produksi perusahaan kepasar barang dan bertemu dengan arus yang berasal dari
pembelanjaan pemerintah dan rumah tangga atau konsumen.
Untuk lebih tepatnya, pengertian inflasi adalah”suatu proses atau
peristiwa dalam perekonomian di akibatkan karena terganggunya keseimbangan antara arus
uang dan arus barang. ”
Deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah
uang yang berada di masyarakat. Deflasi terjadi ketika jumlah uang yang yang beredar di
masyarakat (money supply) lebih sedikit dari jumlah supply barang yang ada. Sehingga
terjadi penurunan harga-harga. Contoh kenapa hal ini bisa terjadi dapat kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, harga barang-barang elektronik semakin hari semakin murah. Hal ini
terjadi karena perkembangan tekhnologi yang cepat sehingga supply barang tekhnologi
dipasaran semakin banyak. Sedangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat sedikit,
sehingga barang-barang tekhnologi tersebut jatuh harganya. Atau deflasi bisa terjadi ketika
permintaan barang dari masyarakat semakin menurun dan permintaan uang (money demand)
dari masyarakat meningkat.