Makalah - Uts - Simplisia - Ayu Ardhyani
Makalah - Uts - Simplisia - Ayu Ardhyani
Makalah - Uts - Simplisia - Ayu Ardhyani
Disusun Oleh :
NIM : 0171911037
UNVIRSITAS BINAWAN
JAKARTA TIMUR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat
pada waktunya.
Dan terimakasih untuk Dosen mata kuliah farmakognosi yang telah membimbing jalan alurnya
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.Namun terlepas dari itu,
kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia sudah lama mengenal tumbuhan obat terutama pada daun papaya. Tumbuhan obat
umumnya merupakan tumbuhan hutan yang sejak jaman nenek moyang telah menjadi tumbuhan pekarangan
dan secara turun-temurun digunakan sebagai tumbuhan obat. Mereka menggunakan tumbuhan obat tersebut
tanpa mengetahui senyawa kimia aktif di dalamnya tetapi mereka mengetahui khasiatnya, oleh sebab itu perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui senyawa kimia pada daun papaya supaya dapat mengetahui senyawa
aktif yang berperan dalam penyembuhan suatu penyakit. Daun pepaya dapat dipergunakan untuk mengobati
penyakit malaria, penambah nafsu makan, jerawat, menambah air susu, dan untuk mengobati sakit gigi.
Buah pepaya merupakan komoditi hasil pertanian dengan produksi buah tahun 2015 sejumlah 840.118
ton/tahun atau sekitar 4,24% dari total produksi buah nasional (Taufik, 2015). Pepaya termasuk buah yang kaya
gizi, mengandung kalori, karbohidrat, protein, lemak, serat, antioksidan, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2,
vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, asam folat, vitamin C, vitamn E dan vitamin K (Almatsier dan Sunita, 2010).
Daun pepaya juga banyak mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid,
saponin dan berbagai macam lainnya seperti enzim papain (digunakan untuk melunakkan daging).Senyawa
alkaloid atau saponin ini yang dominan menyumbang rasa pahit pada daun pepaya.Senyawa-senyawa tersebut
berperan sebagai antioksidan, antibakteri, antikanker, dan antiperadangan.Fungsi senyawa-senyawa ini yang
kemungkinan besar berperan membantu daya tahan terhadap kondisi lingkungannya (Arif, 2009).
Supaya para pembaca dapat menambah Ilmu pengetahuan tentang klasifikasi tanamana ,penjelasan
simplisa,kandungan kimia dan kegunaan dari tanaman Caricaa papaya (L)
BAB II
PEMBAHASAN
Divisio: Spermathopyta
Subdivision : Angiospermae
SubClass : Sympetalae
Ordo : Cystales/Parietales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Papaya dibudidayakan untuk buahnya yang matang, dan disukai oleh masyarakat tropis, sebagai buah
sarapan,dan sebagai bahan jeli, diawetkan,atau dimasak dengan berbagai cara seperti membuat jus, daun
muda,pucuk dan buah buahan dimasak sebagai sayur. Daun nya bisa digunakan sebagai pengganti sabun
karna berfungsi untuk menghilangkan noda. Papain, enzim proteolitik, memiliki banyak kegunaan di
industry,ia memiliki sifat penggumpalan susu (rennet) dan mencerna protein. Papaya bertumbuh cepat
dan tegak, biasanya pohon atau semak tidak bercabang, tinggi nya mencapai 7-8m dengan getah yang
berlebih, batang nya berdiameter sekitar 20 cm, lunak. Daun nya bergerombol dekat pucuk tanaman,
berseling bertangkai panjang, bilah suborbikuler hingga 80 cm, panjang lobud 7-11 dengan telapak
tangan: lobuds gundul,bergigi,datar. Tanaman dioecious di alam, beberapa kultivar monoectus: bunga
aromatic,jantan dalam malai yang terkulai hingga panjang 80 cm dengan kelopak hijau bergigi 5 dan
mahkota bergigi 5. Buah nya besar berwarna kuning hingga jingga kehijauan, lonjong hingga hamper
bulat atau berbentuk pirus, panjang sekitar 7,5cm dan pahit pada jenis liar, panjang hingga 45 cm
dengan tebal daging 2,5-5 cm, manis dan berair serta berwarna oranya pada kultivar.
Daun pepaya (Carica papaya L.) mengandung alkaloid karpainin, karpain, pseudokarpain, vitamin C dan E, kolin,
dan karposid. Daun pepaya mengandung suatu glukosinolat yang disebut benzil isotiosianat. Daun pepaya juga
mengandung mineral seperti kalium, kalsium, magnesium, tembaga, zat besi, zink, dan mangan. Selain itu, daun
pepaya mengandung senyawa alkaloid karpain, karikaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan tannin
(Milind dan Gurdita, 2011).
Adapun beberapa senyawa aktif antioksidan seperti flavonoid, tanin, antrakuinon, sinamat, vitaminC,
vitaminE, dan betakaroten telah dilaporkan memiliki kemampuan sebagai pelindung terhadap sinar
ultraviolet . Aktivitas antioksidan dan nilai SPF sangat bergantung pada jumlah zat aktif yang
terkandung didalam ekstrak, dimana jumlah zat aktif tersebut dipengaruhi oleh bahan awal ekstrak yang
akan diekstraksi pada penelitian ini. Dimana metode penyarian yang akan dipakai yaitu ekstraksi dari
simplisia buah pepaya dan ekstraksi dari buah pepaya segar. Aktivitas antosidan buah pepaya
dipengaruhi oleh bahan baku yang diproses dengan pemanasan pada suhu berbeda. Dimana semakin
rendah suhu pemanasan, akan semakin optimal aktivitas antioksidannya.
Tanaman papaya mempunyai kandungan kimia yang berbeda-beda pada buah, daun, akar maupun biji.
Pada buah terkandunga asam butanorat, metal butanoat, benzilglukosinolat, linalool, papain, asam alfa
linoleat, alfa filandren, alfa terpinen, gamma terpinen, 4-terpineol, dan terpinolen. Pada daun terkandung
alkaloid, dehidrokarpain, pesedokarpain, flavonol, benzilglukosinolat, papain dan tannin.
Seratus gram daun dilaporkan mengandung 74 kalori, 77.5 g H2O, 7 g protein, 2 g lemak, 11.3 g
karbohidrat total, 1.8 g serat, 2.2 g abu, 344 mg kalsium, 142 mg fosfor, 0.8 mg besi, 18 g natrium, 652
mg kalium, 11.565 µg beta karoten, 0.09 mg thiamin, 0.48 mg riboflavin, 2.1 mg niasin, 140 mg asam
askorbat dan 136 mg vitamin E (Duke, 1983).
Tanaman papaya ini mempunyai banyak sekali manfaat dan kegunaan dan telah digunakan secara
tradisional untuk: arthiris dan reumatik di Indonesia dan Haiti; asma dan infeksi pernapasan di
Mauritius, Meksiko dan Filipina; kanker di Australia dan Meksiko; konstipasi dan laksatif di Honduras,
Panama dan Trinidad; meningkatkan produksi susu di Indonesia dan Malaysia; tumor (Uterus) di Ghana,
Indochina, dan Nigeria; dan sifilis di Afrika.
Papain adalah enzim yang terkandung dalam papaya dan telah banyak diteliti manfaatnya. Dalam
industri, papain mempunyai banyak kegunaan antara lain dalam proses penggumpalan susu (rennet),
proses penguraian protein, pembuatan bir, mengempukkan daging, proses ekstraksi minyak hati ikan
tuna, dan membersihkan sutra dan wool sebelum pewarnaan (Duke, 1983).
Spermaceti adalah istilah yang diberikan untuk lilin cair yang ada di kepala paus sperma. Spermaceti hadir dalam
jumlah terbesar di organ spermaceti, atau "kasus" dan "sampah". Cangkang adalah organ berbentuk tong
memanjang, yang merupakan sebagian besar dari kepala besar paus sperma. Terdiri dari jaringan lunak, putih,
seperti spons yang dipenuhi dengan spermaceti. Pada suhu tubuh, spermaceti akan mengalir dengan bebas
sebagai cairan bening, hampir berair, dari wadah dan sampah saat sampah disayat dengan pisau. Namun, segera
setelah mendingin hingga mencapai suhu kamar, ia mengeras menjadi lilin keputihan. Minyak paus sperma dan
paus bergigi lainnya berbeda komposisinya dari minyak paus balin. Paus balin hanya terdiri dari trigliserida.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daun pepaya juga banyak mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid,
terpenoid, saponin dan berbagai macam lainnya seperti enzim papain (digunakan untuk melunakkan
daging).Senyawa alkaloid atau saponin ini yang dominan menyumbang rasa pahit pada daun
pepaya.Senyawa-senyawa tersebut berperan sebagai antioksidan, antibakteri, antikanker, dan
antiperadangan. Adapun beberapa senyawa aktif antioksidan seperti flavonoid, tanin, antrakuinon,
sinamat, vitaminC, vitaminE, dan betakaroten telah dilaporkan memiliki kemampuan sebagai pelindung
terhadap sinar ultraviolet aktivitas antosidan buah pepaya dipengaruhi oleh bahan baku yang diproses
dengan pemanasan pada suhu berbeda. Dimana semakin rendah suhu pemanasan, akan semakin optimal
aktivitas antioksidannya.
Manfaat dan kegunaan dan telah digunakan secara tradisional untuk: arthiris dan reumatik di Indonesia
dan Haiti; asma dan infeksi pernapasan di Mauritius, Meksiko dan Filipina; kanker di Australia dan
Meksiko; konstipasi dan laksatif di Honduras, Panama dan Trinidad; meningkatkan produksi susu di
Indonesia dan Malaysia; tumor (Uterus) di Ghana, Indochina, dan Nigeria; dan sifilis di Afrika.
3.2 Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan masih sangat
jauh dari kesempurnaan.Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karna itu penulis mengharapkan saran dan
kritikan pada makalah yang saya buat agar menjadi motivasi saya menulis makalah dengan baik kedepan
nya .
DASTAR PUSTAKA
https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=477
Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 4 Oktober 2013 TEMPE DAUN PEPAYA SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI UNTUK
PENDERITA KANKER