Kompre MG1 S4
Kompre MG1 S4
Kompre MG1 S4
Disusun oleh :
AGNESTYA NURUL FERGITA
P05140420001
Laporan Komprehensif
Oleh:
Agnestya Nurul Fergita
NIM. P05140420001
Menyetujui,
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif
ini. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik Persalinan dan Bayi Baru Lahir . Laporan ini terwujud atas
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
BAB IV PENUTUP.........................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................88
LAMPIRAN……………………………………………………………….. . .89
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dilakukan oleh Bidan sesuai wewenang dan ruang lingkup praktiknya
kebidanan untuk mengurangi angka kejadian kematian ibu dan bayi. Upaya
(Saifudin, 2014).
Di Indonesia AKI dan AKB merupakan salah satu indikator penting untuk
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
1
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat, 2010).
membesar dapat menyebabkan kompresi pada aorta dan vena cava dan
kurangnya aliran darah dapat membahayakan janin. Salah satu posisi yang
banyak terjadi pada saat persalinan. Salah satu penyebabnya adalah kala II
lama ( 37%) dan asfiksia pada bayi (35,9%). Penyebab kala II lama
diantaranya posisi saat melahirkan, pimpinan partus yang salah, kelainan his,
cara mengedan yang salah sehingga dapat menyebabkan asfiksia pada bayi,
kematian janin, inersia uteri, dan kelelahan pada ibu (Fakhriyah, 2017).
penelitian yang menyatakan bahwa sebagian besar lama kala I yaitu ≤ 6 jam
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara posisi miring kiri dengan
2
cepat. Analisis data menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa
ada perbedaan dalam kemajuan tahap 1 fase aktif tenaga kerja untuk ibu yang
pervaginam. Salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB tidak hanya
dengan tindakan operatif, namun dengan pengaturan tehnik yang benar pada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
3
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
kebidanan persalinan.
2. Manfaat Praktis
4
BAB II
1. Pengertian
dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan
dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Wida Sofa,
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Erawati, 2011).
turun ke jalan lahir dan berakhir dengan pengeluaran bayi disusul dengan
1) Lightening
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
5
dengan kepala kearah bawah. Masuknya kepala bayi ke pintu atas
2) His Permulaan
diistilahkan sebagai his palsu. Sifat his palsu yaitu: rasa nyeri
b. 18 Penapisan Persalinan
7) Ikterus
6
8) Anemia berat
berbau)
18) Syok
a. Perubahan Fisiologi
1) Perubahan Uterus
yaitu segmen atas rahim (SAR) yang dibentuk oleh korpus uteri
dan segmen bawah rahim yang terbentuk oleh istmus uteri. SAR
7
mendorong anak keluar sedangkan SBR dan serviks mengadakan
2) Perubahan Serviks
3) Pendataran
sampai 3 cm, menjadi satu lubang saja dengan tepi yang tipis.
4) Pembukaan
5) Perubahan Kardiovaskuler
8
6) Perubahan Tekanan Darah
7) Perubahan Nadi
8) Perubahan Suhu
normal bila peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5-1 yang
9
mencerminkan peningkatan metabolisme selama persalinan
9) Perubahan Pernafasan
2011).
10
terlentang karena posisi ini membuat aliran urin berkurang
lambung dalam tempo yang biasa. Rasa mual dan muntah biasa
2012).
b. Perubahan Psikologi
11
1) Fase Laten
akan terjadi. Secara umum ibu tidak terlalu merasa tidak nyaman
akan terjadi, fase laten persalinan akan menjadi waktu dimana ibu
persalinan.
2) Fase Aktif
Pada fase ini kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap dan
kuat, lebih lama, dan terjadi lebih sering, semakin jelas baginya
12
wanita ingin seseorang mendampinginya karena dia takut ditinggal
3) Fase Transisi
a. Perubahan Fisiologis
intrinsik, tidak disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik
13
(a) Rasa sakit dari fundus merata ke seluruh uterus sampai
(d) Ekspulsi janin Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai
14
5. Perubahan Fisiologi Kala III
uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau
implantasi plasenta. Uterus teraba keras, TFU setinggi pusat, proses 15-30
menit setelah bayi lahir, rahim akan berkontraksi (terasa sakit). Rasa sakit
15
Plasenta lepas mulai dari bagian pinggir (marginal) yang ditandai
16
bidan harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertam dan 30 menit
a. Uterus
simpisis, maka hal ini menandakan adanya darah di kafum uteri dan
normal harus terasa keras ketika disentuh atau diraba. Jika segmen atas
Segera setelah lahiran serviks bersifat patulous, terkulai dan tebal. Tepi
17
pada peningkatan edema dan memar pada area tersebut. Perineum
Segera setelah bayi lahir tangan bisa masuk, tetapi setelah 2 jam
introitus vagina hanya bisa dimasuki dua atau tiga jari (Marmi, 2012).
c. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah, nadi dan pernapasan harus kembali stabil pada level
darah dan nadi yang rutin selama interval ini merupakan satu sarana
tubuh ibu meningkat, tetapi biasanya dibawah 38ºC. Namun jika intake
cairan baik, suhu tubuh dapat kembali normal dalam 2 jam pasca
d. Sistem Gastrointestinal
Pertama ibu akan merasa haus dan lapar, hal ini disebabkan karena
e. Sistem Renal
karena trauma yang disebabkan oleh tekanan dan dorongan pada uretra
18
berubah posisi dan terjadi atonia. Uterus yang berkontraksi dengan
Power adalah kekuatan dari ibu untuk mendorong janin keluar dari
ialah : his, kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari
ligament, dengan kerja sama yang baik dan sempurna. Kesulitan dalam
jalannya persalinan (distosia) karna kelainan his adalah his yang tidak
persalinan.
vulva, kelainan pada vagina, kelainan pada serviks uteri, uterus dan
ligament.
19
Faktor bayi atau janin yang sangat berpengaruh pada proses persalinan.
Pada keadaan normal, bentuk bayi, berat badan bayi, posisi dan letak
d. Pisikis ibu
a. Faktor Ibu
1) Usia Ibu
20
untuk hamil dan melahikan ialah 20-35 tahun karena pada usia ini
komplikasi dalam persalinan akan lebih besar. Jika usia ibu lebih
dari 35 tahun juga akan beresiko, maka semakin tua umur ibu maka
beresiko.
2) His
frekuensi kurang dari 2x10 menit dengan durasi lebih dari 40 detik,
dan his di katakan kurang baik jika memiliki frekuensi kurang dari
3) Paritas
satu kali, multipara yaitu wanita yang telah melahirkan bayi hidup
21
lebih dari 5 kali. Paritas dikatakan beresiko bila paritas lebih dari 4
kali sedangkan paritas yang tidak beresiko jika melahirkan 2-3 kali.
b. Faktor Janin
1) Sikap Janin
Sikap janin adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan
yang lain dengan bagian yang lain. Janin mempunyai postur yang
khas (sikap) saat berada di dalam rahim. Hal ini merupakan suatu
dan tali pusat terletak di antara lengan dan tungkai sikap janin ini
saat presentasi kepala dengan kepala janin ekstensi atau fleksi yang
2) Letak Janin
22
panjang sumbu (punggung) tubuh ibu. Letak janin di bedakan
menjadi 3 yaitu :
utuk dikeluaran.
23
3) Malposisi
anterior.
4) Malpresentasi
maka hal ini bisa terjadi pada posisi dahi, bahu, muka dengan dagu
posterior atau kepala sulit lahir pada presentasi bokong. Jadi dapat
5) Bayi Besar
ukuran janin, faktor yang pertama yaitu besr dan beratnya ibu. Ibu
24
yang kedua ialah paritas. Secara umum bayi-bayi cenderung
besar. Batasan berat normal bayi yang umum untuk bayi aterem
B. Proses Persalinan
1. Kala I
timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersama darah
darah berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka
2015). Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:
25
a. Fase Laten
Fase laten yaitu fase pembukaan yang sangat lambat dari 0 sampai 3 cm
b. Fase Aktif
Fase aktif yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase deselarasi terjadi
c. Penggunaan Partograf
observasi atau riwayat dan pemeriksaan fisik pada ibu dalam persalinan
26
kala I. Partograf digunakan selama fase aktif persalinan. Kegunaan
kemungkinan persalinan lama. Kondisi ibu dan bayi juga harus dimulai
dan dicatat secara seksama, yaitu: denyut jantung jamin: setiap ½ jam,
frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam, nadi setiap ½ jam,
tekanan darah dan temperature tubuh setiap 4 jam dan produksi urin,
selama fase aktif persalinan antara lain: informasi tentang ibu, kondisi
janin (DJJ, warna dan adanya air ketuban, penyusupan (molase) kepala
tekanan darah dan temperature tubuh, volume urin, aseton urin atau
27
1) Pembukaan (Ø) Serviks
(JNPK-KR, 2008).
garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka
3) Kontraksi Uterus
laten dan tiap 30 menit selam fase aktif. Nilai frekuensi dan
hitungan detik dan gunakan lambang yang sesuai yaitu: kurang dari
28
4) Keadaan Janin
Keadaan Janin Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30
menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak
memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang
Tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau
kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika
(ketuban utuh atau belum pecah), J (ketuban sudah pecah dan air
bercampur darah) dan K (ketuban sudah pecah dan tidak ada air
5) Molase
dipalpasi
29
1: tulang-tulang kepala janin saling bersentuhan
dipisahkan
6) Keadaan Ibu
Hal yang perlu diobservasi yaitu tekanan darah, nadi, dan suhu,
2008).
2. Kala II
Kala II/ kala pengeluaran adalah kala atau fase yang dimulai dari
serviks membuka lengkap janin akan segera keluar. His 2-3 x/ menit
lamanya 60-90 detik. His sempurnah dan efektif bila koordinasi gelombang
jangka waktu 2-4 menit dan tonus uterus saat relaksasi kurang dari 12 mm
air raksa. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk kedalam
panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,
pada rektum dan hendak buang air besar. Perinium menonjol dan menjadi
30
lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his (Ilmiah W,
langkah APN antara lain : Mengenali Gejala Dan Tanda Kala Dua
1. Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan yaitu: ibu ingin
dan penatalaksanaan komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi, siapkan: tempat datar, rata,
bersih, kering dan hangat, tiga handuk/kain bersih dan kering (termasuk
ganjal bahu bayi), alat pengisap lender, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm dari tubuh bayi. Persiapan untuk ibu yaitu: menggelar kain
3. Memakai celemek plastic atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
31
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci dengan sabun
dibasahi dengan air DTT. Jika introitus vagiana, perineum atau anus
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi.
32
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai
11. Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, membantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
meneran (pada saat his kuat dan rasa ingin meneran membantu ibu
dalam posisi setengah duduk atau pisisi lainnya yang diinginkan dan
13. Melakukan pimpinan meneran apabila ibu ingin meneran atau timbul
kontraksi yang kuat: bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan
efektif, dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai, bantu ibu mengambil posisi yang
33
kontraksi, anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk
ibu, berikan cukup asupan cairan per oral (minum), menilai DJJ setiap
kontraksi uterus selesai, segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan
yang nyaman, jika ibu merasa belum ada dorongan untuk meneran
15. Meletakan handuk bersih di perut bawah ibu untuk mengeringkan bayi,
16. Meletakan kain yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set, memperhatikan kembali alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT/ steril pada ke dua tangan (PP IBI, 2016).
19. Saat kepala bayi tampak 5-6 cm membuka vulva, maka lindungi
perineum dengan 1 tangan yang dilapisi kain bersih dan kering. Tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk menahan defleksi dan membantu
20. Memeriksa lilitan tali pusat pada leher janin dan jika ada ambil
tindakan yang sesuai: jika tali pusat melilit leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi, jika tali pusat melilit leher
secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara kedua
klem tersebut.
34
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparetal.
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakan ke arah atas dan disatal untuk
23. Setelah kedua bahu lahir satu tangan menyangga kepala dan bahu
belakang, tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan dan siku
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
jari diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan
ibu jari pada satu sisi dan jari jari lainnya pada sisi yang lain agar
25. Lakukan Penilaian Selintas yaitu: apakah bayi cukup bulan? apakah
bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan? apakah bayi
bergerak dengan aktif? Bila salah satu jawaban adalah “tidak” lanjut ke
langkah resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat penuntun
26. Keringkan tubuh bayi, Mengeringkan tubuh bayi. Keringkat mulai dari
wajah, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
35
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan kering. Biarkan
27. Memeriksa kembali uterus dan pastikan tidak ada lagi bayi dalam
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 IU secara
oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
31. Memotong dan mengikat tali pusat. Dengan satu tangan, pegang tali
dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
telah disediakan.
32. Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibubayi.
lebih rendah dari putting susu atau daerah areola mamae ibu.
36
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
menyusui dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali
payudara. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
3. Kala III
Kala uri (kala pengeluaran plasenta dan selaput ketuban). Setelah bayi
lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa
dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
34. Letakan 1 tangan di atas kain pada perut ibu, tepi atas simpisis, untuk
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
setelah 30-40 menit. Hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
37
tidak segera berkontaksi, minta ibu, suami, atau anggota keluarga untuk
36. Bila pada penekanan pada bagian bawah dinding depan uterus ke arah
dorso ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal, maka
boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan tarik secara
kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan
lahir (ke arah bawah sejajar lantai atas). Jika tali pusat bertambah
dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera
kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
38
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
39. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta, pastikan plasenta dan
selaput lahir lengkap dan utuh, masukan ke dalam tempat yang telah
disediakan.
4. Kala IV
Kala atau fase setelah plasenta selaput ketuban dilahirkan sampai dengan 2
jam post partum. Kala IV persalinan dimulai sejak plasenta lahir sampai ±
2 jam setelah plasenta lahir (Hidayat dkk, 2010). Menurut Marmi (2012)
berlangsung ini merupakan masa kritis bagi ibu karena kebanyakan wanita
39
41. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
42. Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan kateterisasi (PP
IBI, 2016).
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh dan bilas di air
handuk.
kontraksi.
45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik
diresusitasi dan segera merujuk ke RS. Jika bayi bernapas terlalu cepat
atau sesak napas, segera rujuk ke RS rujukan. Jika kaki teraba dingin,
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
didekontaminasi.
40
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
ranjang atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
53. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
bayi
56. Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi baik,
kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu dalam 1
41
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam
59. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering (PP IBI,
2016).
1. Pengertian
Bayi Baru Lahir Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram dan harus menyelesaikan diri dari kehidupan intra uteri ke
42
h. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
i. Kuku telah agak panjang dan lemas.
j. Genetalia, labia minora sudah menutupi labia mayona (perempuan), testis
sudah turun( pada anak laki-laki)
k. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l. Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
m. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda diatas telapak
tangan , bayi akan mengenggam/ adanyanya gerakan reflek.
n. Eliminasi Bayi, urin dan Mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.
Mekonium berwarna hitam kecoklatan).
3. Perubahan- perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir
lahir yaitu :
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan gula darah
Ketika bayi lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dari
suhu yang berada didalam rahim ibu. Apabila bila bayi dibiarkan dalam
suhu kamar 25 oC, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi,
43
Selama dalam uterus, janin mendapatkan O2 dari pertukaran gas
melalui plasenta setelah Bayi Lahir pertukaran gas harus melalui paru-
gerakan pernapasan.
5) Pernapasan pertama pada bayi baru lahir terjadi normal dalam waktu
d. Perubahan Alat pencernaan, hati, ginjal, dan alat lainnya mulai berfungsi.
44
f. Identifikasi Bayi Pembersihan jalan nafs, perawatan tali pusat, perawatan
mata, dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam
b. Bayi apneu atau terengah-engah, warna kulit biru dan denyut jantung.
handuk atau tepuk-tepuk kaki dengan lembut. Buka dan bersihakn jalan
dengan lembut. Berikan oksigen fasial. Jika tidak ada respon pada usia
45
satu menit denyut jantung menurun atau tetap biru, maka ventilasi ambu
bag dan masker harus dimulai, jika tidak ada peningkatan dalam 2 menit
c. Bayi apnea atau biru pucat denyut jantung , 100/ menit, ventilasi ambu
bag dan masker harus segera dimulai. Jika tidak ada respon dalam 2
jantung paru penuh perlu dilakukan, lakukan intubasi segera dan mulai
klien melalui anamnesa yaitu tentang apa yang dikatakan klien, seperti
a. Identitas
1) Nama
lainnya.
46
2) Umur
3) Agama
4) Suku bangsa
merugikan.
5) Pendidikan
6) Pekerjaan
7) Alamat
b. Data Subjektif
1) Keluhan Utama
pemeriksaan.
47
2) Riwayat Obstetri
ini:
hidup (GPAH)
perdarahan
g) Rencana menyusui
3) Riwayat Kontrasepsi
4) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan
48
(1) Usia, ras, dan latar belakang etnik berhubungan dengan
jantung.
dan pinggang).
(7) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat,
b) Riwayat Penyakit
49
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Makan
b) Minum
c) Eliminasi
6) Personal Hygien
sehari-hari.
7) Pola Aktivitas
50
8) Pola Istirahat
siang + 1-2 jam/hari.
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
sebagai berikut :
a) Baik
b) Lemah
lain dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri.
51
2) Kesadaran
mmHg.
e) Berat badan.
f) Tinggi badan.
(kg/m2).
52
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
2) Muka
3) Mata
4) Hidung
5) Telinga
telinga.
6) Mulut
53
7) Leher
gagal jantung.
keguguran.
dikepala
8) Dada
54
No Tinggi fundus uteri (cm) Umur kehamilan(minggu)
1 24-25 cm diatas simfisis 22-28 minggu
2 26,7 cm diatas simfisis 28 minggu
3 29,5-30 cm diatas simfisis 30 minggu
4 29,5-30 cm diatas simfisis 32 minggu
5 31 cm diatas simfisis 34 minggu
6 32 cm diatas simfisis 36 minggu
7 33 cm diatas simfisis 38 minggu
8 37,7 cm diatas simfisis 40 minggu
(Sarwono, 2016)
10) Genetalia
Untuk mengetahui kondisi vulva/vagina adakah pengeluaran
aktif.
11) Anus
12) Ekstremitas
55
varises, kaki sama panjang/tidak karena dapat memepengaruhi
jalannya persalinan.
3. Assasment (Analisa)
dikumpulkan atau disimpulkan yang dibuat dari data subjektif dan objektif.
(kesimpulan) dari dat subjektif dan objektif. Analisis yang tepat dan akurat
4. Rencana Tindakan
yaitu rencan apa yang akan dialkukan berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan
mempertahankan kesejahteraanya.
klien melalui anamnesa yaitu tentang apa yang dikatakan klien, seperti
56
identitas pasien, kemudian keluhan yang diungkapakan pasien pada saat
a. Identitas Bayi
1) Nama
lainnya.
2) Umur
3) Jenis Kelamin
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
sebagai berikut :
57
a) Baik
dari 7.
b) Lemah
2) Kesadaran
58
4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
- Ubun-ubun
pencembungan
- Sutura
bertumpang tindih
b) Muka
c) Telinga
bentuk, ada tonjolan atau tidak, ada rabas pada aurikula dan
autium atau tidak, edema atau tidak, adalesi atau tidak, adanya
atau tidak.
d) Mata
59
e) Hidung
f) Mulut, dikaji
g) Leher
h) Dada
pernafasan (auskultasi).
j) Sistem syaraf
- Refleks Moro
60
- Refleks Rooting
- Refleks Grasping
menggenggam.
- Reflek Walking
bergerak-gerak.
- Reflek Sucking
k) Abdomen
- Laki-laki
anus(+/-)
- Perempuan
anus(+/-).
61
m)Tungkai dan kaki
n) Punggung
3. Assasment (Analisa)
dikumpulkan atau disimpulkan yang dibuat dari data subjektif dan objektif.
(kesimpulan) dari dat subjektif dan objektif. Analisis yang tepat dan akurat
tepat. (Rismalinda,2014).
4. Rencana Tindakan
yaitu rencan apa yang akan dialkukan berdasarkan hasil evaluai tersebut.
Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan
danmempertahankan kesejahteraanya.
62
F. Kajian Kasus
IDENTITAS PASIEN:
Kala I
Subjektif
Ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke perut bagian bawah sejak pukul 04.00 WIB,
63
Objektif
1. Pemeriksaan Umum:
b. Kesadaran : Composmentis
d. Nadi : 75x/mnt
e. Suhu : 36o C
f. RR : 20x/mnt
g. BB : 52 kg
h. TB : 160 cm
i. LILA : 25 cm
2. Pemeriksaan Fisik
gigi
64
limfe, dan vena jugularis.
melenting).
4) Leopold 4 : 5/5
TH.
k. Ekstremitas
65
Asessment
Ny. “ E” Usia 23 Tahun G1 P0 A0, UK 40 Minggu, Janin Tunggal, Hidup, Intrauterin,
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan ibu dan bayi keadaan
pemeriksaan.
Kala II
Subjektif
Ibu merasa mules dari pinggang menjalar ke perut yang semakin sering, bertambah kuat,
66
Objektif
1. Pemeriksaan Umum:
b. Kesadaran : Composmentis
d. Nadi : 75x/mnt
e. Suhu : 36o C
f. RR : 20 x/mnt
g. BB : 52 kg
h. TB : 160 cm
i. LILA : 25 cm
3. Pemeriksaan Fisik
Gigi
67
limfe, dan vena jugularis.
melenting).
4) Leopold 4: 5/5
5) DJJ : 145x/menit
11. Ekstremitas
Asessment
68
Ny. “E ” Usia 23 Tahun G1 P0 A0, UK 40 Minggu, Janin Tunggal, Hidup, Intrauterin,
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan ibu dan bayi keadaan
2. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarga, Ev: Ibu dan keluarga
suami dan kader untuk tetap mendampingi ibu selama proses persalinan, ibu
terlihat kesakitan tetapi tidak gelisah dan suami berada disamping ibu.
b. Menjaga privasi ibu selama proses persalinan dengan menutup pintu, jendela
dan tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin ibu, pintu,
kain jendela dan jendela serta pintu selalu ditutup saat dilakukan pemeriksaan
dan tindakan selama proses persalinan serta ibu hanya ingin didampingi
suami.
dengan melibatkan keluarga, ibu menyukai posisi miring kekiri saat tidak
69
e. Melakukan tindakan pencegahan infeksi dengan selalu mencuci tangan
keluarga agar selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan ibu
dan bayi baru lahir, bidan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
4. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar, menarik napas panjang
saat rahim berkontraksi, ibu mengerti dan mampu melakukannya dengan baik.
a. Staff 1 :
Partus set : klem tali pusat (2 buah), gunting tali pusat,gunting episiotomi, ½
ampul), salep mata oxytetracyclin 1 % d) Kom berisi air DTT dan kapas,
c. Saff III Cairan infus, infus set, dan abocath, pakaian ibu dan bayi, celemek,
70
1) Melihat dan mengenal tanda gejala kala II, ada tekanan yang semakin
meningkat pada rektum dan vagina, perinium menonjol, vulva dan sfingter
ani membuka.
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi. Ibu dan bayi baru lahir.
3) Menyiapkan tempat yang datar, rata, bersih, dan kering, alat penghisap
lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi untuk
resusitasi. Menggelar kain diatas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu
bayi, serta menyiapkan oxytocin dan alat suntik steril sekali pakai di dalam
4) Memakai celemek
dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan tisu.
71
11) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) saat relaksasi uterus dan mencatat
lengkap dan keadaan janin baik, dan membantu ibu untuk menentukan posisi
13) Menjelaskan pada suami ibu untuk membantu menyiapkan ibu pada posisi
yang sesuai keinginan ibu ketika ada dorongan untuk meneran saat ada
kontraksi yaitu posisi miring kiri saat relaksasi dan posisi ½ duduk saat ingin
meneran.
14) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran.
15) Membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif yaitu ibu
hanya boleh meneran saat ada dorongan yang kuat dan spontan untuk
16) Mendukung dan memberi semangat pada ibu saat meneran, serta
18) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai, DJJ 140 kali/menit.
19) Menganjurkan ibu untuk untuk tidur miring kiri di antara kontraksi
20) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, saat
21) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
22) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
72
24) Kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm membuka vulva,
melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
27) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
lembut, kepala bayi digerakan ke arah atas dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah arkus pubis, kemudian menggerakan kepala kearah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir, menggeser
tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan
siku bayi sebelah bawah. Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir,
Pegang kedua mata kaki (memasukan telunjuk di antara kaki dan pegang
28) Melakukan penilaian bayi Pukul 09.25 WIB: Bayi lahir spontan
29) Mengeringkan tubuh bayi, mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
perut ibu.
73
30) Memeriksa kembali uterus, TFU 2 jari bawah, bayi tunggal.
pada 1/3 paha atas bagian distal lateral pada pukul 09.26 WIB Setelah
1 menit bayi lahir, Puku 09.25, menjepit tali pusat dengan klem tali
tali pusat ke arah distal (ibu) dan menjepit kembali tali pusat pada 2
32) Menempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu dan bayi, dengan
kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari putting payudara ibu dan menyelimuti ibu dan bayi dengan kain
Kala III
Subjektif
74
Objektif
darah secara tiba-tiba dan singkat dari jalan lahir dan tali pusat bertambah
panjang.
Asessment
Ny. “E ” Usia 23 Tahun P1 A0, Inpartu Kala III
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan ibu dan bayi dalam batas
33) Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34) Meletakkan satu tangan diatas perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
dorsokranial.
75
36) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, meminta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir,
dan melakukan masase, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat.
39) Memeriksa kedua sisi plasenta, bagian fetal selaput utuh, insersi tali
Perdarahan ±100cc.
Kala IV
Subjektif
Ibu merasa senang dengan kelahiran putri pertamanya, ibu juga mengatakan lelah dan
76
Objektif
Darah : 120/80 mmHg, Suhu : 36, 5 oC, Nadi :76 kali/menit, Pernapasan : 20
normal ( ±100cc)
Asessment
Ny. “E ” Usia 23 Tahun P1 A0, Inpartu Kala IV
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan ibu dan bayi dalam batas
perdarahan abnormal.
77
44) Mengajarkan ibu/keluarga cara menilai kontraksi dan melakukan
masase uterus yaitu apabila perut teraba bundar dan keras artinya
perdarahan dan untuk mengatasi uterus yang teraba lembek ibu atau
jarum jam hingga perut teraba keras, Ev: Ibu dan keluarga bersedia
melakukannya.
46) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit jam kedua
48) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
setelah didekontaminasi.
78
50) Membersihkan badan ibu dengan menggunakan air DTT, serta
membantu apabila ibu ingin minum. Ibu sudah nyaman dan sudah
balikan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 %
selama 10 menit.
54) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan
dengan tissue.
55) Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi
badan 3300 gram, panjang badan 52 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar
dada 34 cm.
a) Pemeriksaan fisik
79
Hidung : Tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung.
dan teratur.
Abdomen :Tidak ada perdarahan tali pusat, bising usus normal, dan
tidak kembung.
b) Refleks
Refleks Moro : Baik, saat diberi rangsangan kedua tangan dan kaki
seakan merangkul.
Refleks Rooting : Baik, saat diberi rangsangan pada pipi bayi, bayi
Hisapan.
seperti menggenggam.
56) Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi baik,
80
57) Setelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan imunisasi
kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu dalam 1
58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam
59) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering (PP IBI,
2016).
60) Dokumentasi.
81
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
diberikan kepada Ny.E dan dikaji dengan teori. Pada kasus ini pengkajian
dimulai pada tanggal 28 September 2020 diperoleh data subjektif yaitu Ny.E
bawah sejak pukul 04.00 WIB, sudah keluar lendir bercampur darah . Data objektif
pernafasan 20 kali/menit, suhu 36°C, berat badan 52 kg dan tinggi badan 160
normal dengan prinsip asuhan saying ibu. Berdasarkan hasil evaluasi pasien
datang pada pukul 06.00 WIB dengan keluhan ingin melahirkan, sudah keluar
Pukul 09.00 WIB ibu merasa mules dari pinggang menjalar ke perut yang
semakin sering, bertambah kuat, serta keluar air-air cukup banyak dan ingin BAB
82
diajarkan cara meneran yang baik ketika timbul kontraksi kemudian lianjutkan
Pukul 09.25 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot
aktif dengan Apgar Skor 7/10 dengan jenis kelamin perempuan dan dilanjutkan
Pada kasus Ny.E lama persalinan kala II dengan posisi persalinan setengah duduk
dari pembukaan lengkap pukul 09.00 WIB hingga bayi lahir spontan pukul 09.25
WIB selama 25 menit, hal ini sejalan dengan teori bahwa lama Kala II dalam
persalinan yaitu jangka waktu mulai dari serviks berdilatasi penuh sampai
dengan kelahiran bayi tidak boleh melebihi 2 jam pada primigravidan dan 1
“Analisis Perbedaan Posisi Meneran Miring Kiri dan Setengah Duduk Pada
II, ibu harus dianjurkan untuk memilih posisi. Selain untuk memberikan rasa
lama. Posisi setengah duduk akan membantu dalam penurunan janin dengan
bantuan gravitasi bumi untuk menurunkan janin kedalam panggul dan terus
turun kedasar panggul. Dengan posisi ini penolong persalinan lebih leluasa
dalam membantu kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat
83
Hal ini sejalan dengan penelitian (Muliawati dalam Dona 2017) yang
mudah dilakukan oleh ibu dan lebih mudah dalam membantu proses
perenium. Secara anatomi posisi ini merupakan posisi yang paling sesuai
untuk melahirkan, karena sumbu panggul dan posisi janin berada pada arah
atonia uteri dan ruptur uteri) dan mencegah bayi lahir asfiksia.
Dilihat dari segi usia Ny.E yang berusia 23 tahun termasuk dalam usia
reproduksi sehat. Pada ibu dengan usia reproduksi sehat organ reproduksi
masih elastis, berfungsi dengan baik dan dari segi fisik dan mental lebih siap
normal.
Pada kasus Ny. E usia 23 tahun P1A0 setelah diberikan asuhan persalinan
normal dengan pemilihan posisi persalinan setengah duduk dalam hal ini
B. Analisis
Ny. Ny.E umur 23 tahun P1A0 lama persalinan kala II dengan posisi
persalinan setengah duduk dari pembukaan lengkap pukul 09.00 WIB hingga
bayi lahir spontan pukul 09.25 WIB selama 25 menit, hal ini sejalan dengan
84
teori bahwa lama Kala II dalam persalinan yaitu jangka waktu mulai dari
serviks berdilatasi penuh sampai dengan kelahiran bayi tidak boleh melebihi
C. Penatalaksaan
85
BAB IV
A. Kesimpulan
Normal:
pembukaan lengkap pukul 09.00 WIB hingga bayi lahir spontan pukul
09.25 WIB selama 25 menit, hal ini sejalan dengan teori bahwa lama Kala
penuh sampai dengan kelahiran bayi tidak boleh melebihi 2 jam pada
Tidak ada kesenjangan antra teori dan praktek dalam asuhan persalinan
B. Saran
86
2. Bagi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
asuhan kebidanan pada pasien persalinan normal sesuai teori yang ada,
karena teori mendasari setiap praktek sehingga antar teori dan praktek
persalinan.
87
DAFTAR PUSTAKA
Dini Fitri,dkk. 2018. Lama Persalinan Kala II Pada Ibu Bersalin Primipara
Berdasarkan Posisi. Maternal And Neonatal Health Journal.
Kemenkes, RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Dan Bayi Baru
Lahir. Pertama. edited by A. Suryana. Jakarta: Kemenkes RI.
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Citra Medika.
Sinambela dan Hateriah. 2018. Analisis Perbedaan Posisi Meneran Miring Kiri
dan Setengah Duduk Pada Ibu Bersalin Dengan Lama Kala II Di RSUD
Dr.H.Moch Anshari Saleh Banjarmasin. Jurnal Akademi Kebidanan Sari
Mulia Banjarmasin
Widia Shofa . 2015. Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha
Medika.
88
LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN
89
P :
1. Memberitahukan pasien hasil
pemeriksaan dalam batas normal.
Ev : Pasien mengetahui hasil
pemeriksaan
2. Menganjurkan pasien untuk
mobilisasi dini dengan miring ke
kiri dan merasakan kontraksi uterus
Ev : Pasien bersedia melakukannya
3. Melakukan dokumentasi, Ev:
Dokumentasi dalam bentuk SOAP.
Kemih
10.05 110/80 80x/m 36,5 °C 2 jari Baik 30 cc Kosong
dibawah
pusat
10. 20 110/80 80x/m 2 jari Baik 30 cc Kosong
dibawah
pusat
10. 35 110/80 80x/m 2 jari Baik 20 cc Kosong
dibawah
pusat
10.50 110/80 80x/m 2 jari Baik 20 cc Kosong
dibawah
pusat
11.20 120/80 74x/m 36°C 2 jari Baik 10 cc Kosong
dibawah
pusat
11.50 110/80 74x/m 2 jari Baik 10 cc Kosong
dibawah
pusat
90