Asuhan Keperawatan Obesitas
Asuhan Keperawatan Obesitas
Asuhan Keperawatan Obesitas
(Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
TULUNGAGUNG
1. Pengkajian
Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu
Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan
beribadah , kepercayaan.
3. Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler :Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi
vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi
jantung.
Sistem respirasi :Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
Sistem hematologi :Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan
sakit pinggang.
Sistem musculoskeletal :Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat
fraktur atau tidak.
Sistem kekebalan tubuh :Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah
bening.
4. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme,
hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin).
Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahat :Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang
keinginan untuk beraktifitas.
b) Sirkulasi :Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan
dapat menghilangkan perasaan tidak senang.
c) Makanan / cairan :Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan : Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri
dalam menopang berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan : Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas : Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi
dan amenouria.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan denganintake makanan yang
lebih.
2. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan biofisika atau psikosial pandangan px
tehadap diri.
3. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman
dalam situasi sosial.
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri, ansietas,
kelemahan dan obstruksi trakeobronkial.
PERENCANAAN
Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan yang
mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan dan rencana
tindakkan keperawatan.
Diagnosa 1
Perubahan nutrisi :
Lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang lebih.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal.
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan penurunan berat badan.
Intervensi :
1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
2. Timbang berat badan secara periodik
3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi penurunan berat badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)
Rasional :
1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
2. Memberikan informasi tentang keefektifan program
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dengan rencana
4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan berat badan
Diagnosa 2
Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil :
Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
Intervensi :
1. Beri privasi kepada px selama perawatan
2. Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px trsebut
3. Waspadai mitos px / orang terdekat
4. Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik
5. Waspadai makan berlebih
6. Kolaborasi dengan kelompok terapi
Rasional :
1. Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri
2. Pasien mengungkapkan beban psikologisnya
3. Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya
penurunan berat badan
4. Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya :
a. Pola makan terjaga
b. Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi
Diagnosa 3
Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk
Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan interpersonal
Intervensi :
1. Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial
2. Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
3. Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikasi
Rasional :
1. Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien
2. Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaankesepian isolasi
3. Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan
Diagnosa 4
Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas ,
kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
Mengembalikan pola napas normal
Kriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain
Intervensi :
1. Awasi , auskultasi bunyi napas
2. Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
3. Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
4. Ubah posisi secara periodik
5. Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
1. Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial atelektasis,
hipoksia.
2. Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih
nyaman.
3. Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimal.
4. Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, R., & Sartika, D. (2011). FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK 5-15 TAHUN DI
INDONESIA, 15(1), 37–43.
Hariyanto, D., Madiyono, B., Sjarif, D. R., & Sastroasmoro, S. (2009). Hubungan Ketebalan
Tunika Intima Media Arteri Carotis dengan Obesitas pada Remaja,11(3).