Sang Pencerah
Sang Pencerah
Sang Pencerah
com/indonesiapustaka
Pujian untuk Sang Pencerah
––––––––––––––––––––––––––––––
Buku ini diterbitkan atas kerjasama dengan MVP Pictures.
––––––––––––––––––––––––––––––
E-mail: hikmahpublisher@gmail.com
ISBN: 978-797-433-596-3
Phone: +62-21-78842005
Fax.: +62-21-78842009
website: www.mizan.com
email: mizandigitalpublishing@mizan.com
gtalk: mizandigitalpublishing
y!m: mizandigitalpublishing
twitter: @mizandigital
facebook: mizan digital publishing
Untuk para pemimpin Indonesia masa depan
ȱęǰȱȱǰȱ¢ȱ¢
dan kawan-kawan mereka satu generasi.
www.facebook.com/indonesiapustaka
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȱǰȱȱȱ
ȱ¢ȱȱȱ Ȭ
¢ȱȱȱǰ
¢ȱȱȱȱ ǯ
ȱȱȱ ¢ȱȱǰ
ȱȱȱȱȱȱ¢ǯ
ȱǰȱȱȱ¢ȱȬ
ȱȱȱȱȱǰ
ȱȱȱǰ
ǰȱǰȱǰȱȱǯ
ȱȱȱ¢ȱȱȱǰ
ȱ¢ȱȱǰ
ȱȱ¢ǯȱ
Multivision Plus.
Bagi saya nama Kiai Dahlan dan Muhammadiyah
mempunyai pengaruh tersendiri dalam kehidupan,
karena saya menamatkan pendidikan dasar di SD
Muhammadiyah VI Tebet Timur, Jakarta Selatan. Karena
ȹ¡
Akmal Nasery Basral
ȹ¡
Galeri Apresiasi
ȹ¡
Akmal Nasery Basral
ȹ¡
Isi Buku
Ȳ Ȳ¡
ȱȲ Ȳ¡
DZȱȱȱȲ Ȳŗ
ŗǯȱ ȱȱȱȲ Ȳś
Řǯȱ
ȱ ȱ¢ȱȲ Ȳřş
řǯȱ
ȱȲ ȲŜř
Śǯȱ
ȱȲ Ȳşř
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹ¡
Akmal Nasery Basral
Ȳ ȲŚśŝ
ȱȱȲ ȲŚśŝ
ȱȲ ȲŚśş
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹ¡
www.facebook.com/indonesiapustaka
www.facebook.com/indonesiapustaka
Prolog
ȹŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘ
Prolog: Titah Sri Sultan
ȹř
Akmal Nasery Basral
ȹŚ
1.
Akibat Yasinan
Pak Poniman
Kauman, 1878
ȹś
Akmal Nasery Basral
ȹŜ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŞ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹş
Akmal Nasery Basral
setiap saat.”
ȹŗŖ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹŗŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŘ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹŗř
Akmal Nasery Basral
ȹŗŚ
Akibat Yasinan Pak Poniman
1
ȱ ȱ ȱ ȱ ȱ ȱ ȱ ĝǰȱ ȱ
ȱȱȱŗŞŗŗȬŗŞŗŜǰȱȱ¢ȱ¢ȱȱThe
¢ȱȱȱǻŗŞŗŝǼǯȱȱȱ¢ȱȱȱȱȱ
Abidin, cicit Rasulullah Muhammad Saw. dari jalur Hussain bin Ali
bin Abi Thalib.
ȹŗś
Akmal Nasery Basral
ȹŗŜ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹŗŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŞ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹŗş
Akmal Nasery Basral
“Ya, Bapak.”
“Wayang itu asalnya bukan dari tradisi Islam, tapi
dari pengaruh Hindu dan Buddha. Tapi oleh Wali Songo,
termasuk Sunan Gresik leluhur kita, wayang justru
digunakan sebagai alat penyebaran ajaran-ajaran Islam.”
“Jadi, maksura itu bisa digunakan oleh semua
jamaah?”
“Kalau soal bisa digunakan, tentu saja bisa Darwis.
Tapi masalahnya apakah yang mau menggunakan itu
merasa pantas atau tidak untuk menggunakannya, karena
itu sudah dikhususkan buat Kanjeng Sultan? Misalkan
begini, di Keraton itu ada kamar tidur Sultan. Kalau satu
waktu nanti kamu sedang berada di Keraton dan melintas
di depan kamar tidur Kanjeng Sultan, apakah kamu akan
masuk ke dalam kamar tidur itu?”
“Tentu tidak, Bapak.”
“Mengapa, Darwis? Bukankah kamar itu sama saja
dengan kamar tidur di rumah kita? Maksud Bapak,
tentu kamar tidur Kanjeng Sultan jauh lebih besar, lebih
lengkap perabotannya, tetapi tetap saja kamar tidur
manusia. Mengapa kamu tidak mau masuk.”
“Rasanya tidak pantas saja, Bapak.”
“Begitu juga dengan maksura itu, anakku.”
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŘŖ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹŘŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŘ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹŘř
Akmal Nasery Basral
ȹŘŚ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹŘś
Akmal Nasery Basral
ȹŘŜ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹŘŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŞ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹŘş
Akmal Nasery Basral
seseorang.
Tiba-tiba aku merasakan ingin buang air kecil dan
mencoba memberitahukan Bapak lewat bahasa isyarat.
Alhamdulillah, Bapak rupanya mengerti dan langsung
menganggukkan kepalanya dengan samar sebagai tanda
ȹřŖ
Akibat Yasinan Pak Poniman
nya.” Kali ini kudengar suara ibu Pono agak berat, seperti
berusaha menahan tangis agar tidak pecah.
“Nak, kamu mau pakai kamar mandi?” Salah seorang
jamaah membuyarkan konsentrasiku yang sedang
mendengarkan percakapan ibu Pono. “Eh iya Pak, terima
ȹřŗ
Akmal Nasery Basral
ȹřŘ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹřř
Akmal Nasery Basral
ȹřŚ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹřś
Akmal Nasery Basral
ȱȱȱȱȱȱȱȱǰȱ
ǵȱ ȱ ȱ Ȭȱ ȱ ȱ ȱ ¢ȱ
setengah mati.
Tengkukku terasa dingin. Aku segera membaca ayat
Kursi dalam hati, berkali-kali. Perlahan-lahan kurasakan
tubuhku terasa ringan, dan semuanya mendadak berubah.
Aku berada di sebuah tempat yang tak aku kenali. Tempat
ini harum sekali. Cuaca cerah, angin berembus sejuk
menyegarkan. Wangi bunga yang bermekaran meruap
di mana-mana. Aku hirup seluruh kesegaran ini sambil
menutup mata. Tiba-tiba pundakku seperti disentuh
seseorang. Aku buka mata dan menolehkan wajah ke
arah sang empunya tangan, seorang laki-laki yang sangat
gagah dan tampan. Cahaya seperti keluar dari wajahnya,
menyejukkan di mata. Kepalanya berbalut serban putih
yang terasa sangat cocok dengan postur tubuhnya yang
kukuh. “ȱȁ Darwis, apa kabar?”
“ȁȱ , Ustad,” jawabku sambil terus
mencoba mengingat siapakah nama lelaki berwibawa di
depanku ini. Siapakah namanya? Mengapa aku merasa
tak pernah melihatnya di antara para kiai Masjid Gedhe
Kauman? Tapi mengapa pula aku merasa tak begitu asing
dengannya, seakan-akan pernah mengenalnya dengan
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹřŜ
Akibat Yasinan Pak Poniman
ȹřŝ
www.facebook.com/indonesiapustaka
Řǯ
Kauman Lawan
Ngadisuryan
ȹřş
Akmal Nasery Basral
ȹŚŖ
Kauman Lawan Ngadisuryan
ȹŚŗ
Akmal Nasery Basral
2
STOVIA (ȱ ȱ ȱ ȱ ȱ ), sekolah
kedokteran.
ȹŚŘ
Kauman Lawan Ngadisuryan
ȹŚř
Akmal Nasery Basral
“Hmm ...”
“Ayolah. Kamu terlalu banyak belajar, kurang main.”
“Nanti aku tanya Bapak dulu.”
“Kalau begitu sudah pasti ndak diizinkan.”
“Kok, kamu yakin?”
“ ... Bapakku yang bukan kiai saja waktu dia masih
hidup selalu melarang aku ke Malioboro.”
“Berarti kamu senang bapakmu mati?”
“Ya, ndak.”
“Tapi kamu tetap minta izin ibumu kalau mau pergi,
kan?”
“Ndak selalu.”
“Kamu ndak boleh begitu, Pono. Surga itu di bawah
telapak kaki ibu.”
“Tapi kaki ibuku sering kotor, Wis. Jadi, surga itu
kotor juga?”
Aku tertawa mendengar kata-kata Pono. “Kata
Bapakku itu ungkapan, No. Artinya kita harus selalu
menghormati ibu. Kanjeng Nabi juga bilang kita harus
lebih dulu menghormati ibu, tiga kali lebih banyak
dibanding menghormati Bapak.”
“ȱ , nanti aku minta izin Ibu. O ya, sekolah tadi
apa namanya?”
www.facebook.com/indonesiapustaka
“STOVIA?”
“Ya sekolah Setopia itu, kamu nanti sekolah di sana
juga Wis?”
“Ndak.”
“Kenapa ndak? Kamu, kan, keluarga priyayi?”
ȹŚŚ
Kauman Lawan Ngadisuryan
ȹŚś
Akmal Nasery Basral
ȹŚŜ
Kauman Lawan Ngadisuryan
ȹŚŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŚŞ
Kauman Lawan Ngadisuryan
ȹŚş
Akmal Nasery Basral
ȹśŖ
Kauman Lawan Ngadisuryan
Kalau takut sakit main bola, ya, main dakon seperti
anak perempuan.”
“Kami nggak takut, tapi main yang benar, dong.”
Pono angkat suara. “Main yang benar gimana? Kalau
ȹśŗ
Akmal Nasery Basral
ȹśŘ
Kauman Lawan Ngadisuryan
ȹśř
Akmal Nasery Basral
ȹśŚ
Kauman Lawan Ngadisuryan
ȹśś
Akmal Nasery Basral
ȹśŜ
Kauman Lawan Ngadisuryan
ȹśŝ
Akmal Nasery Basral
ȹśŞ
Kauman Lawan Ngadisuryan
ȹśş
Akmal Nasery Basral
ȹŜŖ
Kauman Lawan Ngadisuryan
ȹŜŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŜŘ
3.
Kala Bendu
ȹŜř
Akmal Nasery Basral
ȹŜŚ
Kala Bendu
“Iya, Kiai.”
Anak itu berjalan cepat, berkelok-kelok, menghindari
anak-anak lain yang menghalangi jalannya, sebelum
sampai di dekatku dan Kiai. Wajah Jamilah lucu, dengan
kedua pipi gendut seperti warna sawo matang yang
ȹŜś
Akmal Nasery Basral
ȹŜŜ
Kala Bendu
ȹŜŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŜŞ
Kala Bendu
ȹŜş
Akmal Nasery Basral
ȹŝŖ
Kala Bendu
ȹŝŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŝŘ
Kala Bendu
ȹŝř
Akmal Nasery Basral
ȹŝŚ
Kala Bendu
ȹŝś
Akmal Nasery Basral
ȹŝŜ
Kala Bendu
ȹŝŝ
Akmal Nasery Basral
“Hei yang lain, coba lihat anak ini,” ujar Kiai Penghulu.
“Ayo lihat.”
Para marbut, termasuk Trisno di sampingku, kini
semua menatapku. “Lihat dia baik-baik, lebih muda
dari kalian, paling kurang urusannya buat pengelolaan
masjid, tapi dialah yang paling berani menjawab.”
Aku agak jengah dengan kata-kata Kiai
Kamaludiningrat yang terdengar seperti pujian itu. Tapi
aku juga tak bisa menghentikan kata-kata Kiai sekarang
ini. “Apa susahnya menjawab pertanyaan siapa modin
yang bertugas hari ini? Apa memang tidak ada yang tahu
selain Darwis?”
“Tahu, Kiai,” jawab mereka dalam nada pelan, dan
kembali menundukkan wajah.
“Lantas, kenapa tidak ada jawaban sebelumnya?”
Kiai Kamaludiningrat tampak masih bersemangat untuk
menekan perasaan para marbut. Tidak ada jawaban.
Wajah Kiai tampak agak kesal melihat situasi ini. “Ya
sudah, kalau begitu saya pergi dulu. ȱȁ.”
“ȁȱ ȱ .” Kami
menjawab berbarengan. Kiai Penghulu menganggukkan
kepalanya, lalu pergi.
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŝŞ
Kala Bendu
ȹŝş
Akmal Nasery Basral
ȹŞŖ
Kala Bendu
yang berbeda.”
ȹŞŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŞŘ
Kala Bendu
ȹŞř
Akmal Nasery Basral
ȹŞŚ
Kala Bendu
ȹŞś
Akmal Nasery Basral
“Iya, Pak.”
“Ya sudah, lain kali pikirkan dulu apa pun yang ingin
kamu tanyakan di tempat umum. Bukannya tidak boleh,
tapi bukan cuma pertanyaanmu saja yang didengar.
Orang-orang juga akan melihat bahwa kamu adalah anak
ȹŞŜ
Kala Bendu
ȹŞŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŞŞ
Kala Bendu
“Wis?”
Aku melihat ke arah suara perempuan yang memang-
gilku. Ternyata budeku, Nyai Fadlil, dan sepupuku Siti
Walidah.
“Eh, Bude.”
“Nanti puasa hari pertama jangan lupa buka di rumah
Bude, ya? Bapak-ibumu, ya?”
“Iya, Bude, nanti Darwis kasih tahu.”
“Atau mau ikut Bude sekarang?”
Kulihat Walidah tersenyum malu. Dia langsung
menundukkan wajahnya ketika aku menatapnya.
“Jangan sekarang, ya, Bude? Aku mau bantu Ibu di
rumah.”
“Ya, sudahlah. Salam Bude buat ibumu.”
“Iya, Bude. Salam juga buat Pakde.”
Nyai Fadlil menggamit tangan Walidah mengajaknya
kembali berjalan. Kulihat Walidah mencuri-curi pandang
ke arahku. Kubalas dengan senyum yang membuat wajah
manisnya makin tersipu-sipu. Setelah itu buru-buru aku
mendekati Trisno. “Pinjam handukmu, ya, No?” kataku
sambil melepas baju.
Trisno kebingungan melihat sikapku. “Lho, katanya
tadi ndak mau padusan?”
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŞş
Akmal Nasery Basral
ȹşŖ
Kala Bendu
ȹşŗ
www.facebook.com/indonesiapustaka
4.
Kisah Walidah
ȹşř
Akmal Nasery Basral
ȹşŚ
Kisah Walidah
ȹşś
Akmal Nasery Basral
ȹşŜ
Kisah Walidah
ȹşŝ
Akmal Nasery Basral
ȹşŞ
Kisah Walidah
ȹşş
Akmal Nasery Basral
ȹŗŖŖ
Kisah Walidah
ȹŗŖŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŖŘ
Kisah Walidah
ȹŗŖř
Akmal Nasery Basral
ȹŗŖŚ
Kisah Walidah
ȹŗŖś
Akmal Nasery Basral
ȹŗŖŜ
Kisah Walidah
ȹŗŖŝ
Akmal Nasery Basral
ketahui sejak lama, tapi baru hari ini aku ketahui dengan
jelas. Seterang-terangnya.
“Bapak sudah lama mau membicarakan ini dengan-
mu, Idah.”
ȹŗŖŞ
Kisah Walidah
ȹŗŖş
Akmal Nasery Basral
kan, Idah?”
Aku menggelengkan kepala, tak bisa mengeluarkan
kata-kata. Separuhnya karena perasaanku sudah terlarut
dalam kebahagiaan yang sulit kuungkapkan, separuhnya
lagi karena malu untuk menyatakan itu di depan
ȹŗŗŖ
Kisah Walidah
ȹŗŗŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŗŘ
Kisah Walidah
ȹŗŗř
www.facebook.com/indonesiapustaka
5.
Perjalanan Besar
1883-1888
ȹŗŗś
Akmal Nasery Basral
“Iya, Mas.”
“Dan imam besar Masjidil Haram itu juga orang kita,
Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Kamu harus
benar-benar menimba ilmu dari beliau. Sangat sedikit
orang Melayu yang bisa menjadi imam besar di sana,”
tambah Mas Muhsin. “Ilmunya sangat luas. Ada yang
bilang beliau radikal, tapi menurut Mas itu karena beliau
sangat tegas terhadap prinsip.”
“Insya Allah, Mas.”
“Kiai Noor ada nasihat buat Darwis?” tanya Bapak
kepada Mas Noor yang dari tadi hanya mendengarkan
pembicaraan kami. Ini memang salah satu kebiasaan
Bapak dalam memanggil para menantunya. Meskipun
bisa saja memanggil nama mereka langsung, Bapak lebih
sering memanggil mereka dengan sebutan kiai sebagai
penghormatan untuk mereka.
“Nasihat saya buat Darwis cuma satu saja, Kiai,”
jawab Mas Noor. Dia lalu menatapku. “Karena jiwa
mudanya yang masih berkobar, Darwis harus agak
menahan diri dalam menanyakan sesuatu, apalagi jika
di depan publik. Apalagi di Makkah yang saya dengar
belakangan ini cukup banyak anak muda agresif yang
sangat bersemangat untuk menghancurkan tradisi umat
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŗŗŜ
Perjalanan Besar
ȹŗŗŝ
Akmal Nasery Basral
ȱ¢ȱȱȱȱęȱȱǰȄȱ
tambah Mas Noor. “Itu saja maksud Kangmas.”
“Baik, Mas. Terima kasih atas nasihatnya.”
“Bahasa Arabmu bagaimana?” tanya Bapak. Mas
Saleh yang menjawab dalam bahasa Arab sambil
menatapku, yang artinya ‘Tunjukkan ke Bapak.’
Aku mengangguk dan menjawab dalam bahasa
Arab yang maknanya, ‘Saya tidak akan mengecewakan
Bapak dan Ibu. Terima kasih buat semuanya. Mudah-
mudahan Allah memudahkan langkah saya dan hanya
mendekatkan saya kepada ilmu-ilmu yang bermanfaat.
Dan ... ’
“Cukup, Wis, alhamdulillah.” Bapak terlihat gem-
bira. Begitu juga Ibu dan kakak-kakak iparku yang lain,
mereka menghela napas lega. “Bapak sudah kontak
kawan-kawan di Makkah dan Jeddah. Insya Allah mereka
bersedia membantu,” katanya sambil mengeluarkan surat
kawan-kawannya itu.
“Terima kasih, Pak.”
“Meski begitu, selalu ingat bahwa haji adalah
ȱ ȱ ¢ȱ ȱ ħȱ ȱ ȱ ȱ
sabar,” lanjut Bapak. “Di Singapura sana kamu akan
disambut oleh Kiai Fahal dari Kampung Jawa. Kamu
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŗŗŞ
Perjalanan Besar
ȹŗŗş
Akmal Nasery Basral
ȹŗŘŖ
Perjalanan Besar
ȹŗŘŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŘŘ
Perjalanan Besar
ȹŗŘř
Akmal Nasery Basral
ȹŗŘŚ
Perjalanan Besar
ȹŗŘś
Akmal Nasery Basral
ȹŗŘŜ
Perjalanan Besar
ȹŗŘŝ
Akmal Nasery Basral
3
ǯ
ǯȱ
¢ȱ ¢ȁȱ ǻŗŞŝśȬŗşŚŝǼȱ ȱ ȱ ȱ
ȱ ȱ ȱ ŗŞşşǯȱ ȱ ŗşŘŜǰȱ ȱ ȱ ȱ
Nahdlatul ‘Ulama.
ȹŗŘŞ
Perjalanan Besar
Darwis?” tanyanya.
“Alhamdulillah baik, Kiai. Beliau kirim salam untuk
Kiai,” jawabku masih tetap semangat. Mata Kiai Sholeh
Darat tampak bercahaya. Aku menjadi semakin mantap
ȹŗŘş
Akmal Nasery Basral
4
Salah seorang murid Kiai Sholeh Darat yang bukan berasal dari
ȱȱȱȱȱ
ȱǻŗŞŝşȬŗşŖŚǼǯȱȱǰȱ
Kartini yang sedang berkunjung ke rumah pamannya, mengikuti
pengajian Kiai Sholeh Darat yang sedang mengupas makna Surah
Al-Fatihah. Kartini yang tertarik pada cara pengajian kiai meminta
agar Al-qur’an diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa karena menurut
Kartini “tidak ada gunanya membaca kitab suci yang tidak diketahui
artinya”.
Ide itu disambut gembira Kiai Sholeh Darat, meskipun dia tahu
bahwa hal itu bisa menyebabkannya dipenjara karena pemerintah
Hindia-Belanda melarang segala bentuk penerjemahan Al-qur’an.
Kiai Sholeh menerjemahkannya dengan menggunakan huruf pegon
atau Arab gundul sehingga tak dicurigai penjajah.
Kitab tafsir dan terjemahan itu diberi nama kitab Faid Ar-
Rahman, tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan
ȱ ǯȱ ȱ
ȱ ȱ ȱ ȱ ȱ ħȱ ȱ
hadiah untuk perkawinan R.A. Kartini dengan Bupati Rembang,
R.M. Joyodiningrat. Saat menerima kitab itu Kartini berucap, “Selama
ini Surah Al-Fatihah gelap artinya bagi saya. Saya tak mengerti
sedikit pun maknanya. Tetapi sejak hari ini, dia menjadi terang-
benderang sampai kepada makna tersiratnya, sebab Romo Kiai telah
menerangkan dalam bahasa Jawa yang saya pahami.”
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŗřŖ
Perjalanan Besar
ȹŗřŗ
Akmal Nasery Basral
¢ȱȱȱȱħȱȱȱǯȱ
Namun dari penjelasan lain yang kudengar dari Mas
Noor, pengaruh Perang Aceh yang dimulai 10 tahun silam,
menyebabkan pemerintah Hindia-Belanda memperketat
persyaratan bagi mereka yang ingin menunaikan ibadah
ȹŗřŘ
Perjalanan Besar
ś
ȱȱȱȱŗŞŝřȬŗşŖŚǯ
6
ħȱȱȱȱȱȱȬ
ȱŗŞśşȱǯȱŚŘǯ
ȹŗřř
Akmal Nasery Basral
7
¢ȱȱȱǻŗŞŗŝǼǯ
ȹŗřŚ
Perjalanan Besar
Ş
Versi tertulis tentang ketakutan pemerintah Hindia-Belanda
kepada Pangeran Diponegoro ini antara lain dicatat oleh H.J. de Graaf
dalam bukunya ȱȱºǰȱŗşŚşǯ
ȹŗřś
Akmal Nasery Basral
ȹŗřŜ
Perjalanan Besar
ȹŗřŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŗřŞ
Perjalanan Besar
ȹŗřş
Akmal Nasery Basral
ȹŗŚŖ
Perjalanan Besar
ȹŗŚŗ
Akmal Nasery Basral
ş
Studi-studi tentang ledakan Krakatau umumnya menyatakan
tinggi ombak yang meluluhlantakkan Banten itu sekitar 40 meter,
salah satu tsunami terburuk dalam sejarah, dan masih lebih tinggi
dari tsunami yang terjadi di Aceh (2004) setinggi 30 meter yang dicatat
ǯȱ ȱĤǰȱȱȱȱǯǯȱ ȱ¢ǯ
ȹŗŚŘ
Perjalanan Besar
ȹŗŚř
www.facebook.com/indonesiapustaka
6.
Pulang ke Jawa
ȹŗŚś
Akmal Nasery Basral
ȹŗŚŜ
Pulang ke Jawa
ȹŗŚŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŚŞ
Pulang ke Jawa
ȹŗŚş
Akmal Nasery Basral
ȹŗśŖ
Pulang ke Jawa
ȹŗśŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŗśŘ
Pulang ke Jawa
ȹŗśř
Akmal Nasery Basral
ȹŗśŚ
Pulang ke Jawa
bira.
ȹŗśś
Akmal Nasery Basral
ȱȱȱȱȦȱȱ
¢ȱȂ
ȱȱȱ¢Ȧȱȱȱȱ
semata
ȹŗśŜ
Pulang ke Jawa
ȱȱ ǯȱȱȱȱ
ħȱ
r.a., perempuan pertama yang dicintainya secara tulus?
Yang menarik dari pernikahan anggota keluarga
kiai seperti aku dan Walidah adalah karena peristiwa ini
biasanya juga menjadi sarana pertemuan para kiai dan
ȹŗśŝ
Akmal Nasery Basral
selimutnya laki-laki.”
Lalu, aku membaca doa yang diajarkan Nabi Saw.
sebelum seorang Muslim menggauli istrinya. Para
malaikat kuyakin mengamininya karena kemudian
ȹŗśŞ
Pulang ke Jawa
ȹŗśş
Akmal Nasery Basral
ȹŗŜŖ
Pulang ke Jawa
ȹŗŜŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŜŘ
Pulang ke Jawa
ȹŗŜř
Akmal Nasery Basral
ȹŗŜŚ
Pulang ke Jawa
ȹŗŜś
Akmal Nasery Basral
Noor.”
“Kalau dari perasaanmu, sudah pasti kau tak akan
pernah merasa siap Dahlan,” ujar Bapak sambil menepuk-
nepuk bahuku. “Tapi Bapak yakin kau sudah lebih dari
ȹŗŜŜ
Pulang ke Jawa
ȹŗŜŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŜŞ
Pulang ke Jawa
ȹŗŜş
Akmal Nasery Basral
ȹŗŝŖ
7.
Khatib Pemain Biola
1896
ȹŗŝŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŝŘ
Khatib Pemain Biola
ȹŗŝř
Akmal Nasery Basral
ȹŗŝŚ
Khatib Pemain Biola
ȹŗŝś
Akmal Nasery Basral
ȹŗŝŜ
Khatib Pemain Biola
ȹŗŝŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŝŞ
Khatib Pemain Biola
ȹŗŝş
Akmal Nasery Basral
ȹŗŞŖ
Khatib Pemain Biola
menggelengkan kepala.
“Kalau pengajian di sini, kalian yang menentukan
apa yang kalian ingin ketahui. Dimulai dengan bertanya.
Pertanyaan itu kunci gerbang untuk memasuki dunia
ilmu pengetahuan,” ujarku. Jazuli tersenyum, senyum
ȹŗŞŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŞŘ
Khatib Pemain Biola
kawan tertawa.
“Pelan-pelan saja, tidak usah buru-buru,” ujar-
ku. Hisyam mencoba sekali lagi, kali ini dia bisa
menempatkan biola itu dengan baik dalam posisi yang
tepat. Caranya memegang penggesek biola terlihat aneh,
ȹŗŞř
Akmal Nasery Basral
ȹŗŞŚ
Khatib Pemain Biola
ȹŗŞś
Akmal Nasery Basral
ȹŗŞŜ
Khatib Pemain Biola
tradisi itu.”
“Aku tidak anti-tradisi, Mas Noor. Aku hanya
keberatan terhadap tradisi yang memberatkan rakyat tapi
harus dilakukan atas nama agama. Karena kalau begitu
ȹŗŞŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŗŞŞ
Khatib Pemain Biola
ȹŗŞş
Akmal Nasery Basral
ȹŗşŖ
Khatib Pemain Biola
ȹŗşŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŗşŘ
Khatib Pemain Biola
ȹŗşř
www.facebook.com/indonesiapustaka
Şǯ
Mengubah
Arah Kiblat
ȹŗşś
Akmal Nasery Basral
ȹŗşŜ
Mengubah Arah Kiblat
ȹŗşŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŗşŞ
Mengubah Arah Kiblat
ȹŗşş
Akmal Nasery Basral
ȹŘŖŖ
Mengubah Arah Kiblat
ȹŘŖŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŖŘ
Mengubah Arah Kiblat
ȹŘŖř
Akmal Nasery Basral
ȹŘŖŚ
Mengubah Arah Kiblat
ȹŘŖś
Akmal Nasery Basral
ȹŘŖŜ
Mengubah Arah Kiblat
ȹŘŖŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŖŞ
Mengubah Arah Kiblat
ȹŘŖş
Akmal Nasery Basral
ȹŘŗŖ
Mengubah Arah Kiblat
ȹŘŗŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŗŘ
Mengubah Arah Kiblat
ȹŘŗř
Akmal Nasery Basral
ȹŘŗŚ
9.
Geger di
Masjid Gedhe
arah lantai. Sebuah garis saf baru dari kapur kini terlihat
di atas lantai dengan posisi miring 24o ke arah Barat Laut.
Garis itu terlihat baru dibuat karena pada saat shalat Isya
pada malam sebelumnya, garis saf baru itu masih belum
ada.
ȹŘŗś
Akmal Nasery Basral
ȹŘŗŜ
Geger di Masjid Gedhe
ȹŘŗŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŗŞ
Geger di Masjid Gedhe
ȹŘŗş
Akmal Nasery Basral
ȹŘŘŖ
Geger di Masjid Gedhe
ȹŘŘŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŘŘ
Geger di Masjid Gedhe
ȹŘŘř
Akmal Nasery Basral
ȹŘŘŚ
Geger di Masjid Gedhe
ȹŘŘś
Akmal Nasery Basral
ȹŘŘŜ
Geger di Masjid Gedhe
ȹŘŘŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŘŞ
Geger di Masjid Gedhe
ȹŘŘş
Akmal Nasery Basral
ȹŘřŖ
10.
Penghancuran
Langgar Kidul
ȹŘřŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘřŘ
Penghancuran Langgar Kidul
ȹŘřř
Akmal Nasery Basral
ȹŘřŚ
Penghancuran Langgar Kidul
ȹŘřś
Akmal Nasery Basral
ȹŘřŜ
Penghancuran Langgar Kidul
ȹŘřŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘřŞ
Penghancuran Langgar Kidul
ȹŘřş
Akmal Nasery Basral
ȹŘŚŖ
Penghancuran Langgar Kidul
ȹŘŚŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŚŘ
Penghancuran Langgar Kidul
keberanianku.
ȃęȱ ȁ£ǰȄȱ ȱ ȱ Ȭ
kata Pakde.
“Noor sudah cerita semuanya,” sambung pakde. “Ini
kondisi yang menjadi rumit. Kalau yakin pendapatmu
ȹŘŚř
Akmal Nasery Basral
ȹŘŚŚ
Penghancuran Langgar Kidul
ȹŘŚś
Akmal Nasery Basral
ȹŘŚŜ
Penghancuran Langgar Kidul
ȹŘŚŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŚŞ
Penghancuran Langgar Kidul
ȹŘŚş
www.facebook.com/indonesiapustaka
11.
Rencana Tinggalkan
Kauman
ȹŘśŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘśŘ
Rencana Tinggalkan Kauman
bahwa rasanya tak ada masa depan lagi bagi kami untuk
tetap tinggal dan berdakwah di Kauman, paling tidak
untuk sementara ini. Situasi sedang tidak berpihak kepada
kami. Aku mungkin bisa kuat menghadapi masalah ini,
tapi bagaimana dengan istri dan anak-anakku, terutama
ȹŘśř
Akmal Nasery Basral
ȹŘśŚ
Rencana Tinggalkan Kauman
melakukan ini.”
“Kalau begitu kita kabari Bapak dan minta izin agar
beliau membolehkan kita pergi dari Kauman?” usulku.
ȹŘśś
Akmal Nasery Basral
ȹŘśŜ
Rencana Tinggalkan Kauman
ȹŘśŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘśŞ
Rencana Tinggalkan Kauman
ȹŘśş
Akmal Nasery Basral
ȹŘŜŖ
Rencana Tinggalkan Kauman
ȹŘŜŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŜŘ
Rencana Tinggalkan Kauman
ȹŘŜř
Akmal Nasery Basral
ȹŘŜŚ
Rencana Tinggalkan Kauman
ȹŘŜś
Akmal Nasery Basral
ȹŘŜŜ
Rencana Tinggalkan Kauman
ȹŘŜŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŜŞ
Rencana Tinggalkan Kauman
10
ȱ ¢ȱ ȱ ȱ ȱ ǻŗŞřśȬŗşŘŚǼǰȱ
pemimpin Kristen pribumi paling terkenal. Profesor M.C. Ricklefs
dari Monash University dalam bukunya ȱ ȱ
(1200-2004) menulis bahwa Sadrach muncul dari gerakan kristenisasi
¢ȱ ȱ ǯǯȱ ȱ ǻŗŝŝřȬŗŞŝřǼǯȱ ȱ ȱ ȱ
berdarah Indo-Rusia dari garis bapak dan bangsawan Surakarta
dari garis ibu, yang menggabungkan ajaran Kristen dengan elemen-
ȱȱȱȱȱ ȱǻǰȱŘŖŖśǼǯ
ȹŘŜş
Akmal Nasery Basral
ȹŘŝŖ
Rencana Tinggalkan Kauman
ŚȬśȱǯȱȱȱȱȱǰȱ
keadaannya justru semakin berbelit-belit sehingga
akhirnya untuk membuat pembicaraan tentang konsep-
konsep ketuhanan dan pengaruh agama bagi masyarakat
Jawa itu bisa lebih mendatangkan manfaat, aku usulkan
ȹŘŝŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŝŘ
Rencana Tinggalkan Kauman
ȹŘŝř
Akmal Nasery Basral
11
ȱ ȱ ȱ
ȱ ȱ ȱ ǯȱ ħȱ ȱ ȱ
lain dicatat oleh Junus Salam dalam
ǯ
ǯȱ ȱ DZȱ ȱ ȱ
¢ȱ ǻȱ ȱ ¢ǰȱ ŗşŜŘǼǯȱ ȱ
ȱȱȱȱȱ
ǰȱŘŖŖşǯ
ȹŘŝŚ
Rencana Tinggalkan Kauman
ȱȱȱȱȱŗşŖŖȱȱ¢ȱ
memberikan gambaran menyenangkan. Penyakit busung
lapar dan kolera mulai mewabah di Yogyakarta dan
sebagian besar tanah Jawa. Jogja seperti sedang gering
karena hawa kematian seperti tercium di mana-mana.
ȹŘŝś
Akmal Nasery Basral
ȹŘŝŜ
ŗŘǯ
Bertemu Syaikh
Rasyid Ridha
ȹŘŝŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŝŞ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
ȹŘŝş
Akmal Nasery Basral
malah didiamkan.”
Kali ini murid-murid lain terdiam, tak ada yang
berani mendebat Hisyam lagi. Semua tak ada yang angkat
bicara. Aku juga memilih diam, memberikan kesempatan
pada anak ini untuk mengeluarkan unek-unek hatinya.
ȹŘŞŖ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
ȹŘŞŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŞŘ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
ȹŘŞř
Akmal Nasery Basral
Hisyam.
ȃęȱȁ£ǯȄȱȱȱǯ
“Iya, Kiai, karena saya tersinggung dengan panggilan
itu, saya balas panggil mereka sebagai murid kiai
penakut.”
ȹŘŞŚ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
ȹŘŞś
Akmal Nasery Basral
ȹŘŞŜ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
ȹŘŞŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘŞŞ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
ȹŘŞş
Akmal Nasery Basral
ȹŘşŖ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
TAHU-TAHU ȱȱȱȱŗşŖŚǯ
Aku berjalan menuju pintu gerbang Donopratopo
dengan langkah cepat. Sebuah perintah baru saja aku
terima: Sri Sultan Hamengkubuwono VII ingin bertemu
di ruangan Ndalem Ageng Proboyakso. Ini bukan
perintah biasa karena bangunan berdinding kayu itu
boleh dibilang merupakan pusat dari keraton seluas
14.000 meter persegi itu.
Aku melewati sepasang arca raksasa Dwarapala
yang berada di muka gerbang. Arca di sebelah timur
disebut Cinkorobolo, sedangkan yang di sebelah barat
dinamakan Bolobuto, sebelum memasuki halaman teduh
yang dinaungi rimbun pohon sawo kecik dan terus
berjalan menuju Bangsal Kencono yang menghadap ke
timur dan merupakan balairung utama istana. Di tempat
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŘşŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŘşŘ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
ȹŘşř
Akmal Nasery Basral
ȹŘşŚ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
ȹŘşś
Akmal Nasery Basral
ȹŘşŜ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
ȹŘşŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŘşŞ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
ȹŘşş
Akmal Nasery Basral
ȹřŖŖ
Bertemu Syaikh Rasyid Ridha
serta anak ketiga kami Siti Busyro yang baru berusia satu
tahun. Aku menyerahkan koper-koper kepada Sangidu
dan kawan-kawannya, mengambil Busyro dari pelukan
ibunya, dan menciumi bayi lucu ini. Siraj menghambur
ȹřŖŗ
Akmal Nasery Basral
ȹřŖŘ
13.
Bergabung dengan
Budi Utomo
Jetis, 1908
ȹřŖř
Akmal Nasery Basral
ȹřŖŚ
Bergabung dengan Budi Utomo
12
Dalam ȱȱȱŗŘŖŖȬŘŖŖŚ, M.C. Ricklefs menulis
ȱȱȱȱȱǯȱȱȱǻŗŞŝşȬ
ŗşśŗǼȱ ȱ ȱ ȱ ¢ȱ ǰȱ ȱ
ǰȱ
subjektivisme Kant, antirasionalisme Bergson, dan sudah menganut
ȱęȱ¢ȱ¢ȱȱ ȱȱȱȱȱ
Pakubuwono XI, orang-orang Indo-Eropa dan orang-orang Belanda
pada era itu.
ȹřŖś
Akmal Nasery Basral
ȹřŖŜ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřŖŝ
Akmal Nasery Basral
ȹřŖŞ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřŖş
Akmal Nasery Basral
ȹřŗŖ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřŗŗ
Akmal Nasery Basral
ȹřŗŘ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřŗř
Akmal Nasery Basral
ȹřŗŚ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřŗś
Akmal Nasery Basral
ȹřŗŜ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřŗŝ
Akmal Nasery Basral
ȹřŗŞ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřŗş
Akmal Nasery Basral
ȹřŘŖ
Bergabung dengan Budi Utomo
harmonis.
“Ayo kita mulai ambil nada, Ȭ ...” kataku sambil
mencontohkan nada dasar yang langsung bisa diimbangi
Siraj dan Johanah dengan bersemangat. Nada gembira
ȹřŘŗ
Akmal Nasery Basral
Mumpung padhang
ȱ ȱ ȱ Mumpung terang rembulannya
ȱȱȱ mumpung banyak waktu luang
¢ȱȱǯǯǯȱȱ¢ȱǯǯǯ13 mari bersorak-sorak hayo …
www.facebook.com/indonesiapustaka
13
Tembang yang sering dinyanyikan anak-anak Jawa ini
konon diciptakan oleh Sunan Kali Jaga, meskipun ada juga yang
mengatakan bahwa tembang ini ciptaan Sunan Ampel. Saking indah
dan dalamnya makna syair dari tembang ini sehingga profesor harpa
Carroll McLaughlin dari Universitas Arizona pernah menggubah
ȹřŘŘ
Bergabung dengan Budi Utomo
lagu ini untuk repertoar harpa dan dibawakan pada pagelaran jazz
“Harp to Heart” yang diikuti antara lain oleh pemain harpa Maya
Hasan (Indonesia), Hiroko Saito (Jepang), Kellie Marie Cousineau
(Amerika Serikat), dan Lizary Rodrigues (Puerto Riko).
ȹřŘř
Akmal Nasery Basral
ȹřŘŚ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřŘś
Akmal Nasery Basral
ȹřŘŜ
Bergabung dengan Budi Utomo
Sunan Kali Jaga, atau siapa pun dari Wali Songo yang
menciptakan lagu ini, hanya membuat melodi indah ini
hanya untuk anak-anak, karena sesungguhnya ada pesan
lebih serius yang ditempatkan dalam kata-kata riang itu.
“Pak,” Siraj mengguncangkan tanganku, membuyar-
kan renunganku. “Nanti Siraj diajarkan untuk bisa main
biola seperti Bapak, ya?”
“Insya Allah,” kataku sambil mengelus rambut
anakku. “Pasti nanti kamu akan lebih pintar memainkan
biola ini dibanding Bapak,” lanjutku sambil meletakkan
biola dan masuk ke dalam rumah.
ȹřŘŝ
Akmal Nasery Basral
ȹřŘŞ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřŘş
Akmal Nasery Basral
ȹřřŖ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřřŗ
Akmal Nasery Basral
ȱęǰȄȱȱȱȱ Ȭ ǯȱȱ
dan Johanah langsung terdiam mendengarkan celetukan
Siraj. Aku memberikan isyarat kepada Walidah agar tidak
memarahi Siraj. Kupanggil anak itu agar mendekati. “Ke
sini Siraj, coba lihat baju Bapak.”
ȹřřŘ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȹřřř
Akmal Nasery Basral
ȹřřŚ
Bergabung dengan Budi Utomo
ȬǰȱȬǰȱȱ ȱȱdzǽǾ
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹřřś
www.facebook.com/indonesiapustaka
14.
Membahas Kentut
di Kweekschool
ȹřřŝ
Akmal Nasery Basral
ȹřřŞ
Membahas Kentut di Kweekschool
ȹřřş
Akmal Nasery Basral
ȹřŚŖ
Membahas Kentut di Kweekschool
ȹřŚŗ
Akmal Nasery Basral
ȹřŚŘ
Membahas Kentut di Kweekschool
ȹřŚř
Akmal Nasery Basral
ȹřŚŚ
Membahas Kentut di Kweekschool
tanya Sangidu yang adik tiri Kiai. Dia pun akan menjawab
hal yang sama,” katanya.
“Baiklah, coba nanti kamu kumpulkan kawan-
kawanmu biar bisa aku jelaskan mengapa belakangan ini
aku sibuk mempelajari cara berorganisasi yang dilakukan
Budi Utomo,” kataku.
“Sekarang, Kiai?”
“Kalau bisa sekarang, alhamdulillah.”
“Baiklah, Kiai. Saya coba hubungi mereka sekarang,”
kata Sudja. Aku masuk ke dalam Langgar Kidul dan
mulai melihat kitab-kitab yang ada di sana.
ȹřŚś
Akmal Nasery Basral
ȹřŚŜ
Membahas Kentut di Kweekschool
ȹřŚŝ
Akmal Nasery Basral
ȹřŚŞ
Membahas Kentut di Kweekschool
menerus?”
Anak-anak menggelengkan kepala mereka. Anak
pangeran yang tadi kentut kini sudah bisa mengangkat
wajahnya dan memperhatikan penjelasanku. “Coba
ȹřŚş
Akmal Nasery Basral
ȹřśŖ
Membahas Kentut di Kweekschool
ȹřśŗ
Akmal Nasery Basral
ȱ¢ȱȱęǯȄ
ȃ
ȱ ęǵȱ ȱ ¢ǵȱ ȱ ȱ
ȱ
Dahlan tidak sembahyang?”
ȃȱǰȱ¢ȱȱęȱȱȱȱ
ȱȱȱȬȱęȱǯȄ
ȹřśŘ
Membahas Kentut di Kweekschool
ȹřśř
Akmal Nasery Basral
ȹřśŚ
15.
Gelombang Tuduhan
Kiai Kafir
ȹřśś
Akmal Nasery Basral
ȹřśŜ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřśŝ
Akmal Nasery Basral
ȹřśŞ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřśş
Akmal Nasery Basral
ȹřŜŖ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřŜŗ
Akmal Nasery Basral
mana?” tanyaku.
“Tadi sesudah mengaji semua pada tidur,” jawab
istriku sambil menutup pintu. Aku berjalan ke meja
makan, dan melihat ketela dan lemper terhidang. Aku
duduk dan mengambil sebuah lemper, mengunyahnya
ȹřŜŘ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřŜř
Akmal Nasery Basral
ȹřŜŚ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřŜś
Akmal Nasery Basral
ȹřŜŜ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřŜŝ
Akmal Nasery Basral
ȱǰȱȱȱȱęȱǷȄȱȱ¢ȱȱ
Hisyam kembali menundukkan wajah. “Dan kamu Sudja,
kalau kamu masih mau ngaji di Langgar Kidul itu ke sana
sendiri, jangan ajak-ajak Hisyam lagi!” katanya dengan
ȹřŜŞ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřŜş
Akmal Nasery Basral
ȹřŝŖ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřŝŗ
Akmal Nasery Basral
ȹřŝŘ
ȱȱ
ȱ
ę
katanya berharap.
“Jangan dulu.”
“Lho, kok, ndak boleh, Pak,” cecar Siraj.
“Ini nanti mau kita bawa lagi ke depan rumah.”
ȹřŝř
Akmal Nasery Basral
ȹřŝŚ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřŝś
Akmal Nasery Basral
ȹřŝŜ
ȱȱ
ȱ
ę
“Sooolll ...”
“Sooolll ...”
“Ayo, semua ikuti Kiai dan Siraj ... Doo ... ree ... mii
... faa ... sooolll ...” kataku sambil menggesek biola sesuai
nada. Hisyam melirik Sudja dan berbisik kepada kawan-
nya itu. “Lama-lama, kok, kepalaku pusing, ya, Dja?”
“Sudah dengerin aja. Pasti ada maksudnya Kiai
Dahlan begini,” jawab Sudja kepada temannya. Orang-
orang Kauman yang lewat depan rumahku umumnya
berhenti sesaat melihat kegiatan ini, sebelum melanjutkan
jalan mereka.
Malamnya aku dengar dari Sangidu sudah beredar
kabar baru di Kauman: Kiai Dahlan sudah gila!
ȹřŝŝ
Akmal Nasery Basral
ȹřŝŞ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřŝş
Akmal Nasery Basral
ȹřŞŖ
ȱȱ
ȱ
ę
ȹřŞŗ
Akmal Nasery Basral
ȹřŞŘ
16.
Interogasi Lanjutan
Para Kiai
ȹřŞř
Akmal Nasery Basral
ȹřŞŚ
Interogasi Lanjutan Para Kiai
ȹřŞś
Akmal Nasery Basral
ȹřŞŜ
Interogasi Lanjutan Para Kiai
ȹřŞŝ
Akmal Nasery Basral
ȹřŞŞ
Interogasi Lanjutan Para Kiai
ȹřŞş
Akmal Nasery Basral
ȹřşŖ
Interogasi Lanjutan Para Kiai
14
Kecenderungan alami Kiai Ahmad Dahlan dalam mengimitasi
objek yang sedang dipelajarinya ini belakangan disebutkan
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹřşŗ
Akmal Nasery Basral
ȹřşŘ
Interogasi Lanjutan Para Kiai
ȹřşř
Akmal Nasery Basral
ȹřşŚ
Interogasi Lanjutan Para Kiai
ȹřşś
Akmal Nasery Basral
ȹřşŜ
Interogasi Lanjutan Para Kiai
ȹřşŝ
Akmal Nasery Basral
ȹřşŞ
Interogasi Lanjutan Para Kiai
semua.
“Terima kasih, Kiai,” ujar ibu itu sambil mengambil
tanganku dan menciumnya.
“Sudah berapa lama anak Ibu sakit?” tanyaku.
“Sudah beberapa hari ini, Kiai.”
ȹřşş
Akmal Nasery Basral
ȹŚŖŖ
Interogasi Lanjutan Para Kiai
ȹŚŖŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŚŖŘ
17.
Mendapat Dukungan
Budi Utomo
ȹŚŖř
Akmal Nasery Basral
ȹŚŖŚ
Mendapat Dukungan Budi Utomo
ȹŚŖś
Akmal Nasery Basral
ȹŚŖŜ
Mendapat Dukungan Budi Utomo
Dahlan supaya kain jarit ini dipakai buat alas meja belajar
saja? Kan, jadi rapi?”
“ kamu Syam,” jawab Fahrudin. “Sudah berapa
hari kamu ndak dikasih makan oleh ibumu?”
Semakin seringnya Langgar Kidul melakukan
pemberian makanan dan pakaian bekas, membuat
sejumlah pengemis dan gelandangan makin banyak yang
datang ke Kauman, kadang-kadang hanya 1-2 orang tapi
kadang-kadang juga bergerombol 10 orang atau lebih.
Tapi karena Langgar Kidul tak terlalu dikenal oleh orang
dari luar Kauman, biasanya mereka akan datang ke
Masjid Gedhe lebih dulu.
“Kalian mau apa datang kemari? Ini, kan, bukan
hari Jumat. Belum waktunya sedekahan,” jawab Kiai
Penghulu Kamaludiningrat dengan ketus saat satu ketika
segerombolan keluarga pengemis bertanya kepadanya di
dekat gerbang Masjid Gedhe.
“Kami bukan mau minta sedekah, Kiai,” ujar bapak
pengemis. “Kami mau ke Langgar Kidul. Anak kami
ada yang sakit. Katanya Kiai Dahlan bisa mengobati dan
memberi kami makanan dan pakaian. Ke arah mana
jalannya, Kiai?”
Mau tak mau Kiai Penghulu menunjukkan jalan
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŚŖŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŚŖŞ
Mendapat Dukungan Budi Utomo
ȹŚŖş
Akmal Nasery Basral
“Saya.”
Menghadapi pertanyaan tak biasa itu, aku segera
duduk menghadap anak itu. “Kamu, kan, sudah tahu
semuanya tentang sekolah ini. Mengapa masih bertanya
juga?”
“Begini, Meneer Kiai,” jawab anak itu sambil tetap
menatap wajahku tanpa canggung seperti murid
pengajian pada umumnya. “Kalau nanti Meneer wafat,
sekolah ini juga wafat!”
Aku terbelalak mendengar kata-kata yang meluncur
dari anak kecil itu. Sebuah keterusterangan yang tak
pernah aku pikirkan sebelumnya. Benar juga cara
berpikirnya!
“Maaf, Meneer,” anak itu melanjutkan. “Meneer harus
membuat sistem di sekolah ini. Menciptakan regenerasi
supaya kalau Meneer meninggal dunia, sekolah ini masih
tetap bisa jalan.”
“Sebetulnya aku sudah melakukan itu. Ada beberapa
orang muridku yang sudah bisa mengajar dengan baik,
dan pernah beberapa kali menggantikanku mengajar
kalau aku sedang ada halangan.”
“Kalau begitu tinggal dibuat lebih sistematis saja,
Meneer. Harus dengan organisasi,” katanya. Aku menatap
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŚŗŖ
Mendapat Dukungan Budi Utomo
ȹŚŗŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŚŗŘ
Mendapat Dukungan Budi Utomo
ȹŚŗř
Akmal Nasery Basral
ħ ¢ȱǰȱ
¢ȱ¢ȱ¢ȱȱ¢ȱ
langsung menunjukkan keengganannya. “Aku dengar
kalau jadi anggota Budi Utomo itu harus jadi kejawen, ya,
Kiai?”
ȹŚŗŚ
Mendapat Dukungan Budi Utomo
ȹŚŗś
Akmal Nasery Basral
ȹŚŗŜ
Mendapat Dukungan Budi Utomo
ȹŚŗŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŚŗŞ
Mendapat Dukungan Budi Utomo
ȹŚŗş
Akmal Nasery Basral
ȹŚŘŖ
Mendapat Dukungan Budi Utomo
ȹŚŘŗ
Akmal Nasery Basral
derȱ¢ȱ¢ȱħȱȱȱȱ
Sultan membawakan dokumen richt persoon (permohonan
izin) pendirian Persyarikatan Muhammadiyah yang
direkomendasikan oleh Budi Utomo kepada Sri Sultan
Hamengkubuwono VII di ruang kerjanya di Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat.
“Hmm ... permintaan izin untuk mendirikan
perkumpulan apa lagi, Sri Patih?” tanya Sri Sultan.
“Tampaknya perkumpulan agama, Sinuwun,” jawab
Patih Dalem dengan khidmat. “Dari bekas khatib amin
Masjid Gedhe Kauman Kiai Dahlan.”
Sri Sultan membaca surat yang dilengkapi dengan
beberapa lampiran. Melihat nama Kiai Ahmad Dahlan
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŚŘŘ
Mendapat Dukungan Budi Utomo
ȹŚŘř
Akmal Nasery Basral
ȹŚŘŚ
ŗŞǯ
Berdamai dengan
Kiai Penghulu
ȹŚŘś
Akmal Nasery Basral
ȹŚŘŜ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚŘŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŚŘŞ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚŘş
Akmal Nasery Basral
ȹŚřŖ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚřŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŚřŘ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚřř
Akmal Nasery Basral
ȃȱȬȱĞȱȱȱȱȱ
Utomo dan iuran bulanan yang sudah dibayarkan Kiai
Dahlan,” sahut Hisyam dengan wajah muram.
“Insya Allah tidak ada yang sia-sia, Syam,” jawabku.
“Mungkin ini jalan yang diberikan Allah agar kita bekerja
lebih keras dan mencari cara lebih cerdik untuk keluar
dari masalah ini.”
Siraj memainkan lembaran-lembaran formulir itu
dengan meletakkan satu di atas yang lain, lalu meng-
ubahnya, merapikannya, menyebarkan kembali. Aku
tahu Siraj juga sangat sedih mengenai perkembangan
yang tak terduga ini.
“Assalamu ‘alaikum,” Kiai Noor tiba-tiba sudah ada
di depan kami.
“Wa‘alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
Silakan masuk ke dalam, Kangmas,” jawabku sambil
melihat ke arah murid-muridku. “Bubar dulu.”
“Baik, Kiai,” jawab mereka sambil berpamitan
kepadaku dan Kiai Noor. Kiai Noor menjawab salam
mereka dan berkata kepada Siraj. “Kamu sudah besar
sekali Siraj.”
Siraj tersipu malu. “Pakde mau minum apa?” tanyanya
sopan. Kiai Noor menggeleng. “Tidak usah Siraj, terima
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŚřŚ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚřś
Akmal Nasery Basral
ȹŚřŜ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚřŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŚřŞ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚřş
Akmal Nasery Basral
ȹŚŚŖ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚŚŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŚŚŘ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
“Ah, seingat saya tidak ada soal resident itu. Coba kita
baca lagi surat permohonan izinnya,” ujar Patih Dalem
ȱȱȱ¢ȱȱȱǯȱ ħ ¢ȱ
itu. Senyum kecil ¢ȱ Yogyakarta mengembang
di ujung bibirnya. “Jadi, Kiai Penghulu tidak tahu
bedanya antara president dan resident?” Senyum Patih
Dalem berubah menjadi tawa lebar. “Coba baca ulang
surat ini dan tunjukkan kepada saya bagian mana yang
ada tulisan resident?”
Kiai Penghulu mengambil surat itu dan membacanya
berulang-ulang sebelum berkata, “Maaf, ternyata tidak
ada kata resident, yang ada president,” katanya dengan
suara tercekat sembari mengembalikan surat itu kepada
Patih Dalem.
“Kiai Dahlan tidak mungkin menjadi resident, Kiai
Penghulu. Kalau toh bisa, tidak semudah itu,” tutur Patih
Dalem. “Dalam surat itu tertulis, Kiai Ahmad Dahlan
mengajukan diri sebagai president Muhammadiyah,
bukan resident. President itu artinya direktur, kepala. Atau
kalau buat sekolah, artinya sama dengan Kepala Sekolah.
Ngerti ndak, Kiai?” tanya Patih Dalem yang mulai
terasa memojokkan Kiai Kamaludiningrat yang tak bisa
menjawab lagi, selain menelan ludah berulang-ulang.
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŚŚř
Akmal Nasery Basral
ȹŚŚŚ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚŚś
Akmal Nasery Basral
ȹŚŚŜ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ke hati.
“Lalu, buat apa semua peristiwa ini meski terjadi dan
harus kita alami?” tanyanya.
“Mungkin agar kita selalu terhadap tugas kita
di dunia. Menjadi khalifah, menjadi pemimpin bagi diri
ȹŚŚŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŚŚŞ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚŚş
Akmal Nasery Basral
ȹŚśŖ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚśŗ
Akmal Nasery Basral
ȹŚśŘ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚśř
Akmal Nasery Basral
ȱŗşŗŘǯȱȱȱȱ ȱȱ
acara bersifat terbuka, undangan yang dikirimkan bagi
para priyayi ȱ dari Kasultanan maupun wakil
dari pemerintah Hindia-Belanda harus tetap ada.
Keputusan lainnya menyangkut seragam yang akan
digunakan oleh para pengurus untuk menjelaskan jiwa
Muhammadiyah kepada masyarakat luas. Aku akan
memakai serban, baju gamis, serta jubah Hangguri Blau.
Pengurus yang sudah menunaikan ibadah haji akan
memakai serban, baju hitam, kain panjang, dan terompa.
Sedangkan untuk pengurus yang belum berhaji akan
memakai baju putih dengan dasi, kain panjang, dan selop.
Sementara berkat usulan dan bantuan dari R.
Budiharjo, penyusunan Anggaran Dasar Muhammadiyah
diserahkan kepada Raden Sosrosugondo, guru bahasa
Melayu di Kweekschool Jetis dengan membuat dua
rumusan dalam bahasa Melayu dan Belanda.
HARI ȱȱȱȱȱȱŗşŗŘȱ
itu pun tiba. Alhamdulillah seluruh keluarga besarku
dan istriku Walidah menyempatkan hadir. Ditambah
para undangan yang sedikitnya berjumlah 70 orang
www.facebook.com/indonesiapustaka
ȹŚśŚ
Berdamai dengan Kiai Penghulu
ȹŚśś
Akmal Nasery Basral
ȹŚśŜ
Epilog
ȹŚśŝ
Akmal Nasery Basral
ȹŚśŞ
Tentang Penulis
memindahmediakan format
skenario ke dalam bentuk
novel, Akmal melakukan pendalaman materi skenario
dengan memperkaya bahan penulisan, serta mengubah
sudut pandang penceritaan dari mata sang tokoh
ȹŚśş
Akmal Nasery Basral
ȹŚŜŖ
Tentang Penulis
ȹŚŜŗ