Laporan Harboris
Laporan Harboris
Laporan Harboris
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
KELAS A21
Disetujui oleh
ii
KATA PENGANTAR
Tak lupa pula kami haturkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing kami yaitu ibu Ananda Ramadani.S.Farm.,M.Si Yang telah
bersedia meluangkan waktunya dalam membimbing kami di lahan serta
semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan laporan ini.
Kami sadar bahwa dalam laporan yang kami susun ini masih terdapat
banyak kesalahan. Besar harapan kami atas segala saran dan kritik yang
bersifat membangun demi menyempurnakan laporan. Mohon maaf jika dalam
penyusunan laporan ini masih terdapat kesalahan serta jauh dari kata
sempurna. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
iii
DAFTAR ISI
a. Pengertian ........................................................................................6
b. CPKB Kosmetik...............................................................................6
iv
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................... 30
LAMPIRAN ............................................................................................................... 33
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
SECRET GARDEN VILLAGE adalah kompleks tujuan Praktek
Kerja Lapangan yang terletak di Luwus Bedugul, membawa konsep
'Edu- liburan baru. Konsep Edu-liburan diciptakan untuk memastikan
lingkungan yang menyenangkan dan menarik untuk dipelajari. Itu lahir
dari ide untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bingkai
garis sejarah, membuka rahasia suci yang tidak pernah diceritakan
sebelumnya. Terletak di tanah seluas sekitar 35.000 meter persegi,
tempat ini berada di Jalan Raya Denpasar KM 36 Luwus, Tabanan.
Lokasinya hanya 1 jam dari Bandara Internasional Ngurah Rai, 30
menit dari Ubud dan beberapa menit dari pilihan rekreasi lain dan
fasilitas seperti Kebun Raya Bedugul, dan Pura Ulun Danu di Danau
Beratan.
2
I.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Farmasi Industri adalah untuk mengetahui penerapan CPKB dalam
Industri Farmasi dan untuk mengetahui gambaran umum produksi
kosmetik di Secret Garden Village (Herborist)
3
BAB II
URAIAN UMUM
1. Oemah Herborist
2. Museum
3. Mini Plant
4. Theater
5. Beauty Outlet
4
6. Black Eyes
7. Coffee Shop
8. Restaurant
9. Rice View
10. The Luwus
5
II.3 Kosmetik
II.3.1 Pengertian kosmetik
Berdasarkan permenkes RI No. 19 Tahun 2015 yang
dimaksudkan dengan kosmetik adalah sediaan atau paduan
bahan yang siap untk digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar). Gigi
dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam
keadaan baik. Memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
6
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam CPKB yaitu:
1. Tenaga Kerja
Personalia harus mempunyai pengetahuan,
pengalaman, ketrampilan, kemampuan, kualifikasi serta
tanggungjawab yang sesuai dengan tugas dan fungsinya,
dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Mereka harus
dalam keadaan sehat dan mampu menangani tugas yang
dibebankan kepadanya.
2. Bangunan
Bangunan dan fasilitas harus dipilih pada lokasi yang
sesuai, dirancang, dibangun, dan dipelihara sesuai kaidah.
a) Upaya yang efektif harus dilakukan untuk mencegah
kontaminasi dari lingkungan sekitar dan hama.
b) Produk kosmetik dan Produk perbekalan kesehatan
rumah tangga yang mengandung bahan yang tidak
berbahaya dapat menggunakan sarana dan peralatan
yang sama secara bergilir asalkan dilakukan usaha
pembersihan dan perawatan untuk menjamin agar tidak
terjadi kontaminasi silang dan risiko campur baur.
c) Garis pembatas, tirai plastik penyekat yang fleksibel
berupa tali atau pita dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya campur baur.
d) Hendaknya disediakan ruang ganti pakaian dan
fasilitasnya. Toilet harus terpisah dari area produksi
guna mencegah terjadinya kontaminasi.
7
e) Apabila memungkinkan hendaklah disediakan area
tertentu, antara lain :
1) Gudang bahan alam ;
2) Gudang produk jadi;
3) Karantina sebelum produk dinyatakan lulus.
4) Laboratorium;
5) Penerimaan material ;
6) Pengambilan contoh material ;
7) Pengemasan;
8) Pengolahan ;
9) Penimbangan dan penyerahan ;
10) Penyimpanan barang datang dari karantina ;
11) Penyimpanan produk rumahan.
12) Tempat bongkar muat;
13) Tempat pencucian peralatan.
• Permukaan dinding dan langit-langit hendaknya halus
dan rata serta mudah dirawat dan dibersihkan. Lantai
di area pengolahan harus mempunyai permukaan
yang mudah dibersihkan dan disanitasi.
• Saluran pembuangan air (drainase) harus
mempunyai ukuran memadai dan dilengkapi dengan
bak kontrol serta dapat mengalir dengan baik.
Saluran terbuka harus dihindari, tetapi apabila
diperlukan harus mudah dibersihkan dan disanitasi.
• Lubang untuk pemasukan dan pengeluaran udara
dan pipa-pipa salurannya hendaknya dipasang
sedemikian
8
• rupa sehingga dapat mencegah timbulnya
pencemaran terhadap produk.
• Bangunan hendaknya mendapat penerangan yang
efektif dan mempunyai ventilasi yang sesuai untuk
kegiatan dalam bangunan.
• Laboratorium hendaknya terpisah secara fisik dari
area
produksi.
• Area gudang hendaknya mempunyai luas yang
memadai dengan penerangan yang sesuai, diatur
dan diberi perlengkapan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan penyimpanan bahan dan produk
dalam keadaan kering bersih dan rapi.
3. Peralatan
Peralatan harus didisain dan ditempatkan sesuai
denganproduk yang dibuat.
a. Rancang Bangun
– Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan
bahan yang diolah tidak boleh bereaksi atau
menyerap bahan.
– Peralatan tidak boleh menimbulkan akibat yang
merugikan terhadap produk.
– Peralatan harus mudah dibersihkan.
– Peralatan yang digunakan untuk mengolah bahan
yang mudah terbakar harus kedap terhadap
ledakan.
9
b. Pemasangan dan Penempatan
– Peralatan/mesin harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan kemacetan
aliran proses produksi dan harus diberi penandaan
yang jelas untuk menjamin tidak terjadi campur
baur antar produk.
– Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa
udara, harus dipasang sedemikian rupa sehingga
mudah dicapai selama kegiatan berlangsung.
Saluran ini hendaknya diberi label atau tanda yang
jelas sehingga mudah dikenali.
– Sistem-sistem penunjang seperti sistem
pemanasan, ventilasi, pengatur suhu udara, air (air
minum, air murni, air suling), uap, udara
bertekanan dan gas harus berfungsi dengan baik
sesuai dengan tujuannya dan dapat diidentifikasi.
c. Pemeliharaan
– Peralatan untuk menimbang mengukur, menguji
dan mencatat harus dipelihara dan dikalibrasi
secara berkala. Semua catatan pemeliharaan dan
kalibrasi harus disimpan.
– Petunjuk cara pembersihan peralatan hendaknya
ditulis secara rinci dan jelas diletakkan pada
tempat yang mudah dilihat dengan jelas.
4. Hygiene dan Sanitasi
Sanitasi dan higiene hendaknya dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk
yangdiolah. Pelaksanaan sanitasi dan hygiene hendaknya
10
mencakup personalia, bangunan, mesin-mesin dan
peralatan serta bahan awal.
a. Personalia
– Personalia harus dalam keadaan sehat.
Hendaknya dilakukan pemeriksaan kesehatan
secara teratur untuk semua personil bagian
produksi yang terkait dengan proses pembuatan.
– Semua personil perorangan. harus melaksanakan
higiene.
– Setiap personil yang pada suatu ketika mengidap
penyakit atau menderita luka terbuka atau yang
dapat merugikan kualitas tidak diperkenankan
menangani bahan baku, bahan pengemas, bahan
dalam proses dan produk jadi.
– Setiap personil diperintahkan untuk melaporkan
setiap keadaan (sarana, peralatan atau personil)
yang menurut penilaian mereka dapat merugikan
produk.
– Hindari bersentuhan langsung dengan bahan atau
produk yang diproses untuk mencegah terjadinya
kontaminasi. Personil harus mengenakan
pakaiankerja, tutup kepala serta menggunakan
alat pelindungsesuai dengan tugasnya.
– Merokok, makan-minum, mengunyah atau
menyimpan makanan, minuman, rokok atau
barang lain yang mungkin dapat mengkontaminasi,
hanya boleh di daerah tertentu dan dilarang di
11
area produksi, laboratorium, gudang atau area lain
yang mungkin dapat merugikan mutu produk.
– Semua personil yang diizinkan masuk ke area
produksi harus melaksanakan higiene perorangan
termasuk mengenakan pakaian kerja yang
memadai.
b. Bangunan
– Hendaklah tersedia wastafel dan toilet dengan
ventilasi yang baik yang terpisah dari area
produksi.
– Hendaklah tersedia locker di lokasi yang tepat
untuk tempat ganti pakaian dan menyimpan
pakaian serta barang-barang lain milik karyawan.
– Sampah di ruang produksi secara teratur
ditampung di tempat sampah untuk selanjutnya
dikumpulkan di tempat penampungan sampah di
luar area produksi.
– Bahan sanitasi, rodentisida, insektisida dan
fumigasi tidak boleh mengkontaminasi peralatan,
bahan baku/pengemas, bahan yang masih dalam
proses danproduk jadi.
c. Peralatan Dan Perlengkapan
– Peralatan / perlengkapan harus dijaga dalam
keadaan bersih.
– Pembersihan dengan cara basah atau vakum lebih
dianjurkan. Udara bertekanan dan sikat hendaknya
digunakan dengan hati-hati dan sedapat mungkin
dihindari karena menambah risiko produk.
12
– Prosedur Tetap Pembersihan dan Sanitasi mesin-
mesin hendaknya diikuti dengan konsisten.
5. Pengolahan dan pengemasan
a.Bahan Awal
– Air
Air harus mendapat perhatian khusus karena
merupakan bahan penting. Peralatan memproduksi
air dan sistem pemasokannya harus dapat
memasok air yang berkualitas. Sistem pemasokan
air hendaknya disanitasi sesuai prosedur tetap.
Air yang digunakan untuk produksi harus
berkualitas air minum. Mutu air yang meliputi
parameter kimiawi dan mikrobiologi harus dipantau
secara berkala, sesuai prosedur tertulis dan setiap
ada kelainan harus segera ditindak lanjuti dengan
tindakan koreksi.
Pemilihan metoda pengolahan air seperti
deionisasi, destilasi atau filtrasi tergantung dari
persyaratan produk. Sistem penyimpanan maupun
pendistribusian harus dipelihara dengan baik.
b. Verifikasi Material (Bahan)
Semua pasokan bahan awal (bahan baku dan
bahan pengemas) hendaklah diperiksa dan diverifikasi
mengenai pemenuhannya terhadap spesifikasi yang
telah ditetapkan dan dapat ditelusuri sampai dengan
produk jadinya.
Contoh bahan awal hendaklah diperiksa secara
fisik mengenai pemenuhannya terhadap spesifikasi
13
yang ditetapkan, dan harus dinyatakan lulus sebelum
digunakan.
Bahan awal harus diberi label yang jelas.
Semua bahan harus bersih dan diperiksa kemasannya
terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran, lubang
atau terpapar.
c. Pencatatan Bahan
Semua bahan hendaklah memiliki catatan yang
lengkap mengenai nama bahan yang tertera pada label
dan pada bukti penerimaan, tanggal penerimaan, nama
pemasok, nomor batch dan jumlah.
Setiap penerimaan dan penyerahan bahan awal
hendaklah dicatat dan diperiksa secara teliti kebenaran
identitasnya.
d. Material Ditolak (Reject)
Pasokan bahan yang tidak memenuhi
spesifikasi hendaknya ditandai, dipisah dan untuk
segera diproses lebih lanjut sesuai Prosedur Tetap.
e. Sistem Pemberian Nomor Bets
Setiap produk antara, produk ruahan dan
produk akhir hendaklah diberi nomor identitas produksi
(nomor bets) yang dapat memungkinkan penelusuran
kembali riwayat produk.
Sistem pemberian nomor bets hendaknya
spesifik dan tidak berulang untuk produk yang sama
untuk menghindari kebingungan / kekacauan.
Bila memungkinkan, nomor bets hendaknya
dicetak pada etiket wadah dan bungkus luar. Catatan
pemberian nomor bets hendaknya dipelihara.
14
f. Prosedur dan Pengolahan
Semua bahan awal harus lulus uji sesuai
spesifikasi yang ditetapkan. Semua prosedur
pembuatan harus dilaksanakan sesuai prosedur tetap
tertulis. Semua pengawasan selama proses yang
diwajibkan harus dilaksanakan dan dicatat.
Produk ruahan harus diberi penandaan sampai
dinyatakan lulus oleh Bagian Pengawasan Mutu.
Perhatian khusus hendaknya diberikan kepada
kemungkinan terjadinya kontaminasi silang pada semua
tahap proses produksi.
g. Pelabelan dan Pengemasan
Dalam pengemasan hendaklah diperiksa sebelum
dioperasikan. Peralatan harus bersih dan berfungsibaik.
Semua bahan dan produk jadi dari kegiatan
pengemasan sebelumnya harus dipindahkan.
Selama proses pelabelan dan pengemasan
berlangsung, harus diambil contoh secara acak dan
diperiksa. Setiap lini pelabelan dan pengemasan harus
ditandai secara jelas untuk mencegah campur baur.
Sisa label dan bahan pengemas harus
dikembalikan ke gudang dan dicatat. Bahan pengemas
yang ditolak harus dicatat dan diproses lebih lanjut
sesuai dengan prosedur tetap.
h. Produk Jadi, Karantina dan Pengiriman ke Gudang
Semua produk jadi harus dikarantina terlebih
dahulu. Setelah dinyatakan lulus uji oleh bagian
Pengawasan Mutu dimasukkan ke gudang produk jadi.
Selanjutnya produk dapat didistribusikan.
15
6. Pengawasan mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian penting dari CPKB,
karena memberi jaminan konsistensi mutu produk kosmetik yang
dihasilkan. Pengawasan mutu meliputi:
– Pengambilan contoh (sampling), pemeriksaan dan pengujian
terhadap bahan awal produk dalam proses, produk antara,
produk ruahan dan produk jadi sesuai spesifikasi yang
ditetapkan.
– Program pemantauan lingkungan, tinjauan terhadap
dokumentasi pertanggal, contoh bets, program pemantauan
pemantauan mutu produk diperedaran, penelitian stabilitas
dan menetapkan spesifikasi bahan awal dan produk jadi agar
senantiasa memenuhi standar yang ditetapkan.
– Pengambilan contoh hendaklah dilakukan oleh tenaga yang
terlatih dan diberi kewenangan untuk tugas tersebut, guna
menjamin contoh yang diambil senantiasa sesuai dengan
indentitas dan kualitas bets yang diterima.
7. Dokumentasi
Sistem dokumentasi hendaknya meliputi riwayat setiap
bets, mulai dari bahan awal sampai produk jadi. Sistem ini
hendaknya merekam aktivitas yang dilakukan,
meliputipemeliharaan peralatan, penyimpanan, pengawasan
mutu, distribusi dan hal-hal spesifik lain yang terkait dengan
CPKB.
– Hendaknya ada sistem untuk mencegah digunakannya
dokumen yang sudah tidak berlaku.
16
– Bila terjadi atau ditemukan suatu kekeliruan dalam dokumen
hendaknya dilakukan pembetulan sedemikian rupa sehingga
naskah aslinya harus tetap terdokumentasi.
– Bila dokumen merupakan instruksi, hendaknya ditulis langkah
demi langkah dalam bentuk kalimat perintah.
– Dokumen hendaklah diberi tanggal dan disahkan.
– Salinan dokumen hendaklah diberikan kepada pihak-
pihakyang terkait dan pendistribusiannya dicatat.
– Semua dokumen hendaknya direvisi dan diperbaharui secara
berkala, dokumen yang sudah tidak berlaku segera ditarik
kembali dari pihak-pihak terkait untuk diamankan.
17
1. Zat warna adalah zat atau campuran yang dapat digunakan
\sebagai pewarna bantuan zat lain. dalam kosmetika dengan
atau tanpa bantuan zat lain.
2. Zat warna bacam adalah zat warna yang dijerapkan
(diabsorpsikan) atau diendapkan pada substratum dengan
maksud untuk memberikan corak atau intensitas warna yang
sesuai dengan yang dikehendaki.
3. Substratum adalah zat penjerap (pengabsorpsi) atau zat
pewarna yang digunakan untuk menjerat (mengabsorpsi) atau
mengendapkan zat warna dengan maksud untuk memberikan
corak atau intensitas warna yang sesuai dengan yang
dikehendaki.
4. Zat pengawet adalah zat yang dapat mencegah kerusakan
kosmetik yang disebabkan oleh mikroorganisme.
5. Tabir surya adalah zat yang dapat menyerap sedikitnya 65
sinar matahari pada panjang gelombang 290 sampai 320
nanometer tetapi dapat meneruskan sinar pada gelombang
lebih dari 320 nanometer.
19
BAB III
URAIAN KHUSUS
20
Contoh alat kosmetik pada zaman dahulu :
1) Daun sirih
2) Minyak zaitun
3) Zaitun
4) Sereh
b. Mini Plant
Mini plant sebuah tempat yang menyuguhkan tata cara
pembuatan kosmetik dengan bahan-bahan alami khas bumi
Nusantara seperti pembuatan sabun. Pabrik tersebut
merupakan replica dari pabrik utama Oemah Herborist di
semarang, Jawa tengah. Pengunjung dapat melihat langsung
proses pembuatan produk Oemah Herborist dengan
mengenakan jas panjang putih dala dokter dengan masker dan
penutup kepala ataupun kaki.
4. Ruang labeling
c. Theater
22
Dalam Theater ini pengunjung akan di putarkan sebuah
film pendek durssasi 5 menit tentang sejarah perkembangan
kopi yang ada di indonesia. Adapun dalam Theater ini
pengunjung dapat di beri informasi tentang berbagai macam
kopi di Indonesia dengan ciri khas daerah.
d. Beauty Outlet
b. Restaurant
24
Untuk melengkapi pengalaman tour pengunjung. Secret
Garden Vilage menyediakan dua tempat untuk bersantap atau
sekedar menyeruput kopi terbaik sembari menikmati panorama
sawah terasering dan pebukitan yang mempesona.
– The luwus
Restoran berstandar internasional, untuk hidangan
pramanan Asia dan tradisional Bali yang diolah
menggunakan rempah-rempah asli indonesia. The luwus
berasal dari nama desa dimana Secret garden Village
berada.
– Rice viuw
Restoran mewah dengan pemandanagn indah
dengan menu makanan yg berkonsep girll dan lezat.
25
2. Herborist Aloe Vera Gel
4. Minyak Zaitun
6. Lulur
26
7. Essential oil
8. Facial Foam
10 Parfum
11 Shampo
27
12 Aromateraphy Roll On
14 Body Butter
15 Body Lotion
28
17. Sabun Sere Herborist
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Selain itu yang menjadi daya tarik dari PT.Herborist kosmetik ialah
memiliki sebuah museum yaitu Omah Herborist, Omah Herborist ini
mendokumentasikan sejumlah warisan sejarah herbal tradisi nenek moyang
dalam sebuah museum mini dan pemutaran film pendek. Dilengkapi dengan
kolekasi benda-benda kuno yang pernah menjadi saksi perjalanan waktu.
Selain itu pengunjung juga bisa membeli produk Herborist Natural Care
dengan harga pabrik.
30
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dalam proses pengelolahan sampai pembuatan sediaan
SECRET GARDEN VILLAGE, Bali telah menggunakan pedoman
CPKB yang telah diterbitkan oleh Badan POM RI. CPOB tidak hanya
digunakan dalam proses pembuatan obat modern tetapi juga
digunakan saat pembuatan kosmetik yaitu CPKB. CPKB dalam
kosmetik sangat diperlukan karena dengan adanya pedoman ini, maka
kosmetik yang diproduksi sudah terjamin secara konsisten, memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan di SECRET GARDEN VILLAGE,
Bali dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Maka, tidak heran
apabila SECRET GARDEN VILLAGE, Bali telah memproduksi
berbagai sediaan kosmetik yang telah beredar dipasaran dan telah
digunakan masyarakat.
V.2. Saran
Sebaiknya hubungan kerja sama antara industri farmasi dan
institusi pendidikan dapat lebih ditingkatkan sebagai salah satu upaya
dalam membentuk pengetahuan yang lebih tinggi bagi mahasiswa dan
mahasiswi.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
33
34
35
36