HBL Rsia THB
HBL Rsia THB
HBL Rsia THB
( HOSPITAL BY LAWS )
RSIA TAMAN HARAPAN BARU
BAB I
PENGERTIAN DAN BATASAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Internal Rumah Sakit ( Hospital By Laws ) ini yang dimaksud dengan :
1. PT Insan Harapan Bunda ( dipimpin oleh seorang Direktur ) adalah Perusahaan yang
membawahi RSIA Taman Harapan Baru.
2. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Taman Harapan Baru atau RSIA
Taman Harapan Baru.
3. Direktur adalah seseorang yang diangkat menjadi direktur RSIA Taman Harapan Baru
yang mempunyai hak dan wewenang serta bertindak untuk dan atas nama Direktur PT
Insan Harapan Bunda selaku Perusahaan yang membawahinya, untuk bidang yang
menjadi fungsi dan wewenangnya.
4. Komite Medik adalah kelompok tenaga medis yang bertugas membantu Direktur
RSIA Taman Harapan Baru dalam mengelola dan mengkoordinir profesionalisme
anggotanya yang berasal dari Staf Medis Fungsional.
5. Dokter adalah tenaga medis yang memiliki Surat Ijin Praktek di RSIA Taman
Harapan Baru dan diberi wewenang untuk melakukan tindakan medis sesuai dengan
bidangnya.
6. Dokter tamu atau tenaga konsulen adalah dokter spesialis yang dapat melakukan
tindakan medis di RSIA Taman Harapan Baru atas permintaan pihak RSIA Taman
Harapan Baru sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
7. Karyawan adalah setiap orang baik paramedis maupun non medis yang bekerja dan
mempunyai perjanjian ikatan kerja dengan RSIA Taman Harapan Baru.
8. Unit Pelayanan Medik adalah unit pelayanan Rawat Jalan, UGD, Poliklinik Anak,
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan, Rawat Inap, Kamar Operasi dan Kamar
Bersalin / VK.
9. Unit Pelayanan Penunjang Medik adalah unit pelayanan Kefarmasian, Laboratorium,
Pelayanan Gizi, Rekam Medik dan Kesling.
10. Informed Consent adalah informasi yang diberikan kepada pasien / kelurga pasien
( baik tertulis maupun lisan ) sebelum dilakukan tindakan diagnostik maupun terapik.
BAB II
SEJARAH RINGKAS
Pasal 2
Pada tahun 2001 Klinik Permata Bunda didirikan. Pemilik melihat peluang di daerah Taman
Harapan Baru sebagai perumahan yang baru dan padat penduduk maka dibukalah Klinik
Permata Bunda yang melayani khususnya pasien Kebidanan dan Kandungan. Nama Klinik
Permata Bunda akhirnya diganti menjadi nama perumahan tempat klinik berada yaitu Taman
Harapan Baru ( THB ). Dan pada akhirnya nama THB lebih dikenal masyarakat sampai saat
ini.
Oleh karena pelayanan semakin berkembang, maka tempat pelayanan yang awalnya hanya
sebagai klinik dirubah menjadi Rumah Bersalin. Disamping itu kondisi ruangan Rumah
Bersalin yang hanya mem;punyai 3 ruangan sudah tidak memadai lagi untuk memenuhi
permintaan akan pelayanan kesehatan.
Permintaan akan pelayanan kesehatan juga semakin meningkat, disamping permintaan jenis
pelayanan yang semakin beragam seperti tindakan operasi, maka untuk memenuhi
permintaan tersebut Rumah Bersalin kemudian ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Bersalin.
Jumlah tenaga dokter juga semakin bertambah khususnya dokter anak, dokter kabidanan dan
kandungan serta tenaga medis dan penunjang medis lainnya juga tenaga non medis sesuai
dengan kebutuhan pelayanan.
Kemudian pada Febuari 2013, di mulai pengembangan Rumah Bersalin menjadi Rumah Sakit
Bersalin dengan membangun ruangan poliklinik, ruangan OK untuk operasi, ruang rawat inap
serta ruangan penunjang lainnya seperti laboratorium, apotik dan ruang dapur sebagai tempat
pengelohan serta penanganan gizi bagi pasien.
Selama proses pengurusan sebagai rumah sakit bersalin dan pembangunan fisik dilakukan,
pelayanan terhadap pasien tetap berjalan sebagaimana biasanya.
Pada awal Januari 2017 dilakukan pengembangan Rumah Sakit Bersalin Taman Harapan
Baru dengan menambah jumlah ruangan dikarenakan Rumah Sakit Bersalin Taman Harapan
Baru akan meningkatkan status menjadi RSIA Taman Harapan Baru. Pembangunan selesai
pada awal Januari 2018. Diharapkan awal April 2018 Ijin Operasional RSIA Taman Harapan
Baru sudah keluar seiring berakhirnya Ijin Operasional RS Bersalin Taman Harapan Baru
pada 9 April 2018.
VISI
Pasal 3
Menjadi Rumah Sakit Bersalin yang berkualitas dan Profesional dengan Nuansa
Kekeluargaan.
MISI
Pasal 4
Meningkatkan kualitas hidup dengan Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
MOTTO PELAYANAN
Pasal 5
TUJUAN
Pasal 6
STRATEGI
Pasal 7
1. Menjadi rumah sakit pilihan masyarakat khususnya untuk daerah bekasi dan sekitarnya
2. Menjadi rumah sakit rujukan bidan.
3. Meningkatkan mutu manajemen RSIA Taman Harapan Baru.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas seluruh karyawan
5. Meningkatkan sarana dan prasarana serta peralatan yang di butuhkan rumah sakit.
FALSAFAH / NILAI
Pasal 8
Dalam menjalankan praktek pelayanan RSIA Taman Harapan Baru, yang sesuai dengan Misi
dan Visi maka dipandang perlu untuk menetapkan pangkat organinasi yang di bentuk sesuai
dengan kebutuhan serta sasaran yang akan di capai.
1. DIREKTUR
a. Mempunyai tugas merencanakan serta menyusun kebijaksanaan, pelaksanaan,
mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah
sakit bersalin sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Memimpin dan menyelenggarakan tugas di RSIA Taman Harapan Baru.
c. Mengkoordinasikan setiap kebijakan yang ada di RSIA Taman Harapan Baru
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan tugas di RSIA Taman
Harapan Baru.
e. Memberikan laporan pertanggung jawaban tugas RSIA Taman Harapan Baru
kepada Direktur PT. Insan Harapan Bunda.
Direktur membawahi :
1. Kabid Pelayanan Medik
a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pengelolaan pelayanan Medik.
b. Merencanakan serta menyusun kebijakan dan tata tertib pelayanan medik
c. Menentukan kebutuhan sarana / prasarana pelayanan Medik.
d. Mengikuti dan memonitori perkembangan dunia kesehatan bertujuan untuk selalu
mendapatkan pelayanan medik yang up to date.
e. Mengadakan evaluasi kerja atas pelayanan medic dan unit kerjanya, serta
memberikan masukan bagi atasannya langsung dalam menyusun kebijaksanaan
pelayanan medik
3. PJ. Pelayanan OK
a. Bertanggung jawab atas terselenggarakanya pengolaan medik kamar
operasi (OK)
b. Melaksanakan persiapan sebelum operasi, yang meliputi tenaga yang
akan melaksanakan sarana / prasarana, peralatan serta bahan operasi
yang akan di gunakan.
c. Melaksanakan pananganan operasi / bedah, pelayanan pos operasi dan
pasca operasi.
d. Memelihara peralatan bedan, dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada secara efisien dan efektif.
e. Berwewenang menolak / melakukan tindakan medik bagi pasien sesuai
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
f. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan standar pelayanan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
4. PJ. Pelayanan VK
a. Bertanggung jawab atas terselenggarakanya pengolaan pelayanan
medik di ruang VK
b. Melaksanakan persiapan untuk tindakan yang berhubungan dengan
kandungan dan kebidanan, yang meliputi tenaga yang akan
melaksanakan sarana / prasarana, peralatan serta bahan operasi
yang akan digunakan.
c. Melaksanakan penanganan lahiran atau tindakan yang berkenaan
dengan penyakit kandungan dan kebidanan.
d. Memelihara peralatan VK, dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada secara efisien dan efektif.
e. Berwenang menolak / melakukan tindakan medik bagi pasien
sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
f. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan standar pelayanan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Kabid. Keperawatan
a. Bertanggung jawan atas terselenggaranya pengelolaan pelayanan di bidang
keperawatan
b. Merencanakan serta menyusun kebijakan dan tata tertib pelayanan
keperawatan.
c. Melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan,
penyukuhan kesehatan, etika profesi dan mutu keperawatan yang bertujuan
meningkatkan disiplin kerja serta menumbuhkan dedikasi perawat.
d. Menyelenggarakan asuhan keperawatan serta memonitori dan
mengevaluasinya.
4. HRD
a. Melaksanakan analisa kebutuhan ketenagaan.
b. Merencanakan program kerja, kebutuhan dan pengembangan serta pembinaan
terhadap karyawan.
c. Menyelenggarakan diklat bagi karyawan.
d. Merencanakan program yang bertujuan bagi peningkatan kesejahteraan
karyawan.
7. Marketing
1. Bersama dengan atasan merencanakan target / Jumlah perusahaan
berlangganan / rekanan RSIA Taman Harapan Baru.
2. Melaksanakan dan menyiapkan bahan publikasi, pemasaran social dan
informasi tentang rumah sakit.
3. Membuat formulir / surat perjanjian kerjasama dengan perusahaan atas
persetujuan atasan.
4. Membuat leaflet, sosio marketing, info kesehatan untuk pasien dan unit
terkait serta mendistribusikannya.
5. Mengkoordinir pemberitaan dan pendapat pasien. Membina / memelihara
hubungan dengan perusahaan langganan dan masyarakat.
Pasal 11
Penerimaan Karyawan
1. Direktur RSIA Taman Harapan Baru dapat membentuk Panitia / Tim yang bersifat
fungsional / non structural yang diperlukan untuk pencapaian tujuan pelaksanaan
tugas dan fungsi RSIA Taman Harapan Baru.
2. Penerimaan Karyawan RSIA Taman Harapan Baru dilakukan melalui seleksi yang
mencakup, pendidikan dan ketrampilan serta kemampuan.
3. Bagi yang lulus seleksi, sebelum melaksanakan tugas diwajibkan melakukan orientasi
kerja.
1. Melakukan seleksi tenaga medis yang akan bekerja di RSIA Taman Harapan Baru dan
memberikan rekomendasi kepada Direktur.
2. Melaksanakan pembinaan etika profesi kedokteran, mengatur kewenangan profesi
anggota medis fungsional serta mengembangkan program pelayanan diklat.
3. Turut serta mengarahkan pelayanan medis di semua unit kerja perawatan dan
pelayanan guna mencapai pelayanan medik yang bermutu dan terjangkau.
4. Membahas permasalahan penyakit / kasus baru serta menentukan langkah langkah
penanggulangannya.
5. Memonitor aktifitas pelayanan dan tindakan medik, baik oleh tenaga medik rumah
sakit maupun oleh dokter tamu
6. Mengikuti dan memonitor perkembangan dunia kesehatan yang bertujuan untuk
selalu mendapatkan pelayanan medik yang up to date.
7. Mengadakan pertemuan rutin dengan bidang pelaksana medik guna mendapat
masukan bagi peningkatan pelayanan dengan tindakan medik.
8. Mengadakan evaluasi kerja atas pelayanan di unit kerja medik serta memberikan
masukan bagi Direktur dalam menyusun kebijakan pelayanan medik.
1. Pengurus Komite Medik terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris.
2. Komite Medik dipimpin oleh seorang Ketua
3. Bila Ketua mengundurkan diri atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir,
maka jabatan tersebut diisi oleh wakil ketua.
4. Ketua Komite Medik adalah seorang staff medik yang telah mempunyai masa kerja 2
tahun dan dipilih berdasarkan keahlihan dan kemampuan
5. Ketua Komite Medik dipilih dari hasil rapat yang ditetapkan oleh Direktur.
6. Masa kepengurusan Komite Medik adalah 3 tahun.
1. Membantu Ketua Komite Medik serta mewakili Ketua Komite Medik dalam tugas-
tugas kepengurusan yang memerlukan perwakilan.
2. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite Medik.
1. Komite Medik wajib menyelenggarakan Rapat Rutin minimal 1 kali dalam 2 bulan,
dan dapat mengadakan Rapat Khusus serta Rapat Pleno sesuai dengan kebutuhan.
2. Setiap anggota Komite Medik wajib menghadiri undangan rapat atau staff medik yang
mendapat undangan dari Ketua Medik ataupun atas undangan / usulan Direktur.
3. Rapat Komite Medik wajib mengevaluasi / memonitor hasil rapat pertemuan
sebelumnya.
KEPUTUSAN RAPAT
Pasal 23
ATURAN RAPAT
Pasal 24
1. Setiap Rapat Komite Medik wajib dihadiri oleh seluruh Pengurus Komite Medik dan
atau staff medis yang diundang oleh Ketua Komite Medik.
2. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Medik atau orang yang dihunjuk oleh Ketua.
3. Sekretaris membuat notulen rapat, dan kesimpulan rapat dibacakan diakhir rapat,
sehingga dapat dikoreksi bila diperlukan.
4. Notulen Rapat ditandantangani oleh Sekretaris dan Ketua Komite Medik.
5. Hasil rapat / Notulen rapat disimpan di tempat yang ditentukan atau di Ruangan
Komite Medik atau tempat yang ditentukan. Semua Pengurus atau Staff Medik wajib
mengetahuinya.
6. Segala yang terjadi dan yang dibicarakan dalam rapat harus dijaga kerahasiaannya,
dan hanya bisa diekspos bila mendapat persetujuan dari Direktur.
BAB IV
STAFF MEDIK
1. Staff Medik adalah dokter yang melakukan tindakan medis di RSIA Taman Harapan
Baru.
2. Tenaga dokter tamu atau tenaga dokter Konsultan, sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan.
1. Staff Medik yang diterima bekerja di RSIA Taman Harapan Baru harus memenuhi
kualifikasi yang tertera dalam Hospital By Laws.
2. Staff Medik yang telah memenuhi syarat diberi wewenang untuk melakukan tindakan
medik atau menangani pasien sesuai dengan standar profesi.
1. Bagi staff medik baru, evaluasi kinerja dilakukan dalam 3 (tiga) bulan dan 1 (satu)
tahun pertama.
2. Bagi staff medik lama, evaluasi kinerja di lakukan setiap 1 (satu) tahun oleh Tim yang
dihunjuk direktur bersama SMF terkait.
3. Laporan hasil penilaian dari setiap staff medik yang dievaluasi disampaikan kepada
direktur dan Komite Medik.
1. Penerimaan Staff medic harus sejalan dengan kebutuhan dan kemampuan RSIA
Taman Harapan Baru.
2. Penerimaan Staff medik harus melibatkan komite medik.
3. Setelah staff medik diterima, direktur menerbitkan surat keputusan pengangkatan atau
surat perjanjian kerjasama antara RSIA Taman Harapan Baru dengan staff medik
yang bersangkutan
1. Staff medik dapat melakukan tugas klinis ( Clinical Privilege ) setelah mendapat surat
keputusan direktur.
2. Staff medic hanya dapat melakukan tindakan medic sesuai dengan spesialisasi dan
kemampuanya secara khusus, kecuali dalam keadaan darurat di RSIA Taman Harapan
Baru.
3. Penugasan Klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) hanya diberikan pada dokter
yang telah terkait perjanjian dengan rumah sakit ayang di tetapkan setelah memenuhi
persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Hospital by Laws ini, sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan oleh komite medik dengan menunjukkan pada organisasi
profesinya.
4. Penilaian persyaratan dan jenis tindakan medic untuk setiap staff medik ditetapkan
oleh komite medik.
1. Kewenangan seorang staff medic RSIA Taman Harapan Baru dapat berakhir bila
ikatan kerja sama antara yang bersangkutan dengan rumah sakit telah berakhir atau
bila penugasan klinis ( Clinical Privilege) staff medic tersebut di cabut oleh direktur
atas usulan dari komite medic.
2. Bila kewenangan staff medic akan berakhir, maka direktur harus menyampaikan
kepada staff yang bersangkutan dengan tembusan kepada komite medic.
3. Bila staff medic melakukan pelanggran disiplin, maka melalui rapat komite medic.
Ketua komite medic menyampaikan kepada direktur tentang masalah tersebut dan
tembusannya kepada yang bersangkutan.
1. Setiap staff medis berkewajiban untuk menjaga mutu pelayanan medis, dan evaluasi
pelayanan medis dilakukan secara berkala oleh tim yang di hunjuk oleh komie medic.
2. Tim melaporkan hasil evaluasi pelayanan medis serta memberikan masukan menganai
efektifitas dan kewajaran mutu pelayanan kepada komite medic untuk di tindaklanjuti.
BAB V
PELANGGARAN DISIPLIN DAN TATA TERTIB PROFESI MEDIK
1. Dengan adanya laporan tertulis maupun lisan tentang pelanggaran disiplin yang
dilakukan oleh staff medik, maka komite medik wajib menganalisa dan melakukan
penelitian tentng, pelanggaran yang dimaksud
2. Ketua komite medik atau direktur dapat menghujuk tim untuk meneliti hak tersebut
dengan memuat, kronologi kejadian , kesimpulan tentang ada tidaknya pelanggaran
serta rekomendasi tindakan korektif, dan hasil nya disampaikan kepada direktur dan
komite medik.
3. Bila dalam penelitian ternyata staff medik yang dimaksud, benar melakukan
kesalahan maka kepada yang bersangkutan dapat di jatuhkan sanksi sesuai dengan
peraturan yang berlaku
BAB VI
INFORMED CONSENT
Pasal 39
1. Informed consent adalah suatu proses yang menunjukan komuniksi yang efektif
antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan
tidak dilakukan terhadap pasien.
2. Informed consent merupakan persetujuan pasien atas layanan yang di tawarkan pasien
dapat menyampaikan persetujuannya secara terucap ( Oral consent ), tersurat (Written
Consent) atau tersirat ( implied consent)
3. Setiap tindakan medik baik diagnostic maupun terapetik, yang mempunyai resiko atau
akibat ikutan, harus memperoleh persetujuan dari pasien yang bersangkutan kecuali
pasien dalam keadaan darurat.
4. Pasien atau keluarga pasien harus diberi penjelasan tentang informasi tindakan medik
yang akan dilakukan, baik manfaat ataupun resiko yang mungkin timbul.
5. Pemberian informasi adalah tanggung jawab dokter yang akan melakukan tindakan
medik.
6. Pemberian informasi dapat dilakukan oleh medis maupun paramedic lainnya, namun
tanggung jawab tetap berada pada dokter yang melakukan tindakan medik
7. Untuk tindakan medik tertentu yang direncanakan ( yang beresiko tinggi ) maka
persetujuan tindakan dibuat secara tertulis dan di tandatangani yang bersangkutan
diatas formulir yang telah di sediakan
8. Petugas medik wajib membacakan dan menjelaskan isi formulir tersebut, sebelum
ditantangani oleh pasien.
9. Pasien wajib menandatangani informed consent, baik disetujui atau ditolak nya suatu
tindakan medis.
10. Bagi pasien yang belum dewasa atau tidak sehat akalnya, dapat diwakili oleh orang
tua, keluarga, atau walinya dalam hal memberikan persetujuan maupun penolakan
tindakan.
11. Semua hal yang berkenan dengan persetujuan atau penolakan tindakan harus disimpan
dan di catat dalam rekam medik.
BAB VII
PASIEN
Pasal 37
BAB VIII
BIAYA PERAWATAN
Pasal 38
1. Setiap pasien yang di rawat di RSIA Taman Harapan Baru , baik yang di rawat jalan
maupun rawat inap, wajib membayar seluruh biaya perawatannya dengan cara tunai.
2. Kewajiban tersebut dapat diambil oleh pihak ketiga ( jaminan perusahaan atau
asuransi kesehatan) dengan memberikan bukti dan syarat tertulis dari pihak ketiga
tersebut, dan pasien wajib membantu prosedur administrasi yang dibutuhkan.
3. Bila pihak ketiga hanya membayar sebagian, maka sisa kekurangan harus dibayar
oleh pasien yang bersangkutan.
4. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan yang bertujuan untuk
meringankan beban pasien dalam hal pembayaran, maka pihak RSIA Taman Harapan
Baru dalam hal ini bagian administrasi meminta deposito kepada pasien yang
besarnya sesuai dengan kelas rawatanya.
5. Bagi pasien gawat darurat, pembayaran deposit dapat ditagih setelah pasien tertangani
dan tenang.
6. Bila deposito yang diberikan melebihi biaya rawatannya, maka RSIA Taman Harapan
Baru wajib mengembalikan kelebihannya.
7. Pasien atau penanggung berhak mendapatkan kuitansi pembayaran setelah melunasi
kewajiban.
PENANGANAN PASIEN BERMASALAH
Pasal 39
BAB IX
PENGELOLAAN KEUANGAN
PENDAPATAN
Pasal 40
1. Pendapatan RSIA Taman Harapan Baru adalah berasal dari jasa pelayanan, yaitu
imbalan yang diterima dari layanan yang diberikan.
PENGELOLAAN PIUTANG
Pasal 41
1. RSIA Taman Harapan Baru berhak memberikan piutang kepad pihak lain sehubungan
dengan layanan yang diberikan.
2. Bagian keuangan mengelola penagihan piutang sesuai dengan prosedur yang telah
dibuat
3. Untuk melaksanakan penagihan piutang, bagian keuangan ( unit penagihan )
mempersiapkan bukti penagihan dan menyelesaikan tagihan tersebut
4. Piutang tidak tertagih dapat dihapuskan atas keputusan direktur dengan penyampaian
dari kepala bagian keuangan.
PENGELOLAAN UTANG
Pasal 42
1. RSIA Taman Harapan Baru dapat mengadakan pinjaman ( Utang ) kepada pihak lain
bila kebutuhannya bertujuan untuk pengembangan RSIA Taman Harapan Baru.
2. Pinjaman dikelola dan diselesaikan secar tertib, efisien dan bertanggung jawab.
3. Kewenangan pinjaman dilakukan atas persetujuan dari Direktur PT. Insan Harapan
Bunda selaku pimpinan yang membawahi RSIA Taman Harapan Baru.
LAPORAN KEUANGAN
Pasal 43
BAB X
KETENTUN PENUTUP
Pasal 44
1. Hal-hal yang belum di atur dalam Hospital By Laws ini, struktur, nama, tim yang
belum tercantum, dapat dibentuk atau ditambah oleh Direktur RSIA Taman Harapan
Baru sesuai dengan kebutuhan dan bidangnya masing-masing, serta selalu
memperhatikan ketentuan peraturan yang berlaku.
2. Hospital By Laws ini berlaku pada tanggal yang ditetapkan
DITETAPKAN DI : BEKASI
PADA TANGGAL : 2 JANUARI 2018
DIREKTUR PT INSAN HARAPAN BUNDA
( HOSPITAL BY LAWS )
( MEDICAL STAFF BY
LAWS )