LP Gea Pada Anak Di Ruang Candra
LP Gea Pada Anak Di Ruang Candra
LP Gea Pada Anak Di Ruang Candra
DISUSUN OLEH :
JUDUL
Mahasiswa
(DEVITA PRITIWI)
NPM : 1420117043
Mengetahui
CI Institusi CI Klinik
(……………..…………………..) (…………………………………)
NIK : NIP :
LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS PADA ANAK
1.Pengertian
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai
kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai
muntah, serta ketidaknyamanan abdomen (Arif Muttaqin, 2011).
2. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2010), penyebab dari gastroenteritis sangat
beragam , antara lain sebagai berikut :
a. Faktor infeksi :
1) Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air minum
(enteropathogenic, escherichia coli, salmonella, shigella, V. Cholera, dan clostridium).
2) Infeksi berbagai macam virus :enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan rotavirus. Penyebab diare
terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus.
3) Jamur : kandida
7) Obstruksi usus
3. Manifestasi Klinis
Menurut Sodikin (2011), Beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada kasus gastroenteritis,
antara lain :
d. Timbul diare
e. Feses makin cair, mungikn mengandung darah dan atau lendir
h. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi : ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot
dan turgor kulit berkurang, selaputlendir pada mulut dan bibir terlihat kering
j. Pucat, lemah
4. Patofisiologi
Menurut Muttaqin (2011), Peradangan pada gastroenteritis disebabkan oleh infeksi dengan
melakukan invasi pada mukosa, memproduksi enterotoksin dan atau memproduksi sitotoksin.
Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi cairan dan menurunkan absorbsi cairan sehingga
akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit.
Menurut Diskin (2008) di buku Muttaqin (2011) adapun mekanisme dasar yang menyebabkan
diare, meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap oleh mukosa intestinal
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Respons inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat produksi enterotoksin dari
agen infeksi memberikan respons peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke
dalam rongga usus, selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
1) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam
basa (asidosis metabolik, hipokalemia)
Pendapat lain menurut Jonas (2003) pada buku Muttaqin (2011). Selain itu, diare juga dapat
terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan
asam lambung. Mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan
akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Mikroorganisme memproduksi toksin. enterotoksin yang diproduksi agen bakteri (E. Coli dan Vibrio
cholera) akan memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran sekresi air ke dalam
lumen gastrointestinal
5. Pathway
5. Penatalaksanaan
Menurut Arif Mansjoer (2007), penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri atas :
a. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah :
1) Jenis cairan
2) Jumlah cairan
c. Terapi simtomatik
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan verivikasi, komunikasi dan dari
data tentang pasien. Pengkajian ini didapat dari dua tipe yaitu data subyektif dan dari persepsi
tentang masalah kesehatan mereka dan data obyektif yaitu pengamatan / pengukuran yang dibuat
oleh pengumpul data (Potter, 2005).
1) P ( Provoking, presipitasi)
Faktor apa saja yang diketahui pasien atau keluarga yang memungkinkan menjadi penyebab
terjadinya diare.
2) Q (Kualitas, kuantitas)
b) Bagaimana bentuk feses BAB? Apakah encer, cair, bercampur lendir dan darah?
c) Apakah disertai adanya gangguan gastrointestinal (mual, nyeri abdomen, muntah , anoreksia)?
3) T (waktu, onset)
Berapa lama keluhan awal mulai terjadi? Apakah bersifat akut atau mendadak? Durasi dan
kecepatan gejala awal mulai terjadi diare menjadi pengkajian penting dalam memberikan intervensi
langsung penanganan rehidrasi. Intervensi yang akan dilakukan pada diare yang lebih dari satu bulan
akan berbeda dengan diare yang terjadi kurang dari satu minggu.
b. Dengan keluhan muntah
Pengkajian adanya keluhan muntah pada pasien akan menentukan intervensi selanjutnya. Muntah
merupakan gejala gastroenteritis dengan keterlibatan bagian proksimal intestinal respons dan
inflamasi khususnya dari neurotoksin yang diproduksi oleh agen infeksi.
Peningkatan suhu tubuh secara umum merupakan respons sistemik dari ainvasi agen infeksi
penyebab gastroenteritis. Penurunan volume cairan tubuh yang terjadi secara akut juga merangsang
hipotalamus dalam meningkatkan suhu tubuh. Keluhan demam sering didapatkan pada pasien
gastroenteritis.
d. Nyeri abdomen
1) P : keluhan nyeri dicetuskan akibat perasaan mules, sering mual/ muntah dan keinginan untuk
melakukan BAB.
2) Q : keluhan nyeri sulit digambarkan oleh pasien, khususnya pada pasien anak-anak.
Ketidaknyamanan abdomen bisa bersifat kolik akut atau perut seperti dikocok-kocok akibat mules.
3) R : keluhan nyeri berlokasi pada seluruh abdomen dengan tidak ada pengiriman respons nyeri ke
organ lain.
4) S : skala nyeri pada pasien GE bervariasi pada rentang 1-4 (nyeri ringan sampai nyeri tak
tertahankan)
5) T : tidak ada waktu spesifik untuk munculnya keluhan nyeri. Nyeri pada GE biasanya berhubungan
dengan adanya mules dan keinginan untuk BAB yang tinggi.
e. Kondisi feses
Keluhan perubahan kondisi feses bervariasi pada pasien GE. Keluhan yang lazim adalah konsistensi
feses yang encer, sedangkan beberapa pasien lain mengeluh feses dengan lendir dan darah.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Donna L. Wong (2009) dan Sodikin (2011), Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
antara lain sebagai berikut :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan dari traktus
gastrointestinal dalam feses atau muntahan (emesis).
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
diare, dan asupan cairan yang tidak adekuat.
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi yang sering dan feses yang
cair.
e. Ansietas (takut) berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan tidak kenal,
prosedur yang menimbulkan stress.
Menurut Donna L. Wong (2009) dan Sodikin (2011), Intervensi keperawatan dan Rasional yang
mungkin muncul pada setiap Diagnosa Keperawatan antara lain sebagai berikut :
Batasan karakteristik mayor adalah ketidakcukupan asupan cairan oral, keseimbangan negatif antara
asupan dan haluaran, kulit/membran mukosa kering. Untuk batasan karakteristik minor adalah
penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebih, penurunan turgor kulit, haus, mual,
anoreksia.
Batasan karakteristik menurut Nanda (2010) antara lain perubahan status mental,
penurunan tekanan darah, penurunan tekanan nadi, turgor kulit, haluaran urine, membran
mukosa kering, kulit kering, peningkatan hematokrit, peningkatan suhu tubuh, haus dan
kelemahan.
1) Beri larutan rehidrasi oral untuk rehidrasi dan penggantian kehilangan cairan melalui feses.
Rasional : Berikan larutan rehidrasi oral sedikit tapi sering, khususnya bila anak
3) Berikan oralit secara bergantian dengan cairan rendah natrium seperti ASI atau susus
formula.
Rasional : untuk terapi rumatan (kebanyakan pakar susu formula yang diberikan harus
bebas laktosa jika bayi tidak dapat mentoleransi susu formula biasa).
4) Setelah rehidrasi, berikan makanan seperti biasa pada anak, selama makanan tersebut
dapat ditoleransi.
Rasional : pemberian kembali secara dini makanan yang biasa dikonsumsi akan
8) Kaji tanda-tanda vital (TTV), turgor kulit, membran mukosa, dan status mental.
9) Hindari masukan cairan seperti jus buah, minuman berkarbonat, dan gelatin.
Rasional : Karena cairan ini biasanya tinggi karbohidrat, rendah elektrolit dan
b. Perubahan nutrisi kurang dari krbutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
diare, dan asupan cairan yang tidak adekuat.
Batasan karakteristik mayor adalah asupan makanan tidak adekuat, adanya penurunan berat badan.
Untuk batasan karakteristik minor adalah berat badan . Untuk batasan karakteristik minor adalah
berat badan 10% sampai 20% ataulebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh,
kelemahan otot dan nyeri tekan.
Batasan karakteristik menurut Nanda (2010) adalah kram abdomen, nyeri abdomen, berat badab
20% atau lebih di bawah berat badab ideal, diare, bising usus hiperaktif, kurang makanan, kurang
informasi, dan kurang minat pada makanan.
2) Hindari pemberian diet pisang, beras, apel, dan roti panggang atau teh.
Rasional :Karena diet ini memiliki kandungan energi dan protein yang rendah,
diberikan.
6) Sediakan makanan yang sesuai dengan kesukaan pasien dan program diet. (Nanda,
2007)
Rasional : pemberian kembali secara dini makanan yang biasa dikonsumsi akan
Batasan Karakteritik menurut Newfield (2007): Kurangnya pengetahuan untuk menghindari paparan
patogen, kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan, malnutrisi, tidak memadai
imunitas dan batasan karakteristik menurut Carpenito (2006) : perubahan atau insufisiensi leukosit,
imunodefisiensi, demam, urine keruh, kesulitan makan, muntah, ketidakstabilan suhu, letargi.
1) Implementasikan kewaspadaan standar pengendalian infeksi lainnya dirumah sakit yang meliputi
pembuangan feses serta penyisihan barang-barang cucian yang tepat dan penampungan specimen
yang tepat.
5) Upayakan bayi dan anak kecil tidak meletakkan tangannya dan benda apapun pada
7) Anjurkan pasien untuk meminum obat antibiotik sesuai program. (Nanda, 2007)
8) Kolaborasi dengan medis untuk pemberian terapi sesuai indikasi dan pemeriksaan laboratorium.
(Nanda, 2007)
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi yang sering dan
feses cair.
Batasan karakteristik mayor : gangguan epidermis dan dermis. Untuk batasan karakteristik minor
lecet, jaringan nekrotik (warna, konsistensi, pelekatan) dan jumlah.
2) Bersihkan bagian bokong secari hati-hati dengan sabun lunak non alkalis dan air.
Rasional : karena feses pasien diare bersifat sangat iritasi pada kulit.
Rasional : untuk melindungi kulit terhadap iritasi (tipe salepnya bisa berbeda bagi setiap anak dan
mungkin memerlukan waktu untuk mencobanya dahulu ).
4) Bila mungkin biarkan kulitutuh yang berwarna agak merah terkena udara.
5) Hindari pemakaian tisu pembersih komersial yang mengandung alkohol pada kulit
e. Ansietas (takut) berhubungan dengan keterpisahan anak dari orang tuanya, lingkungan tidak
biasa, dan prosedur yang menimbulkan distress.
Batasan karakteristik menurut Nanda NIC & NOC (2007) antara lain: gelisah, resah, ketakutan,
kesedihan yang mendalam, mudah tersinggung.
kemampuan keluarga.
Rasional : untuk mencegah stress pada anak karena berpisah dengan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
pelajar.
2011.Jakarta:EGC.
Suriadi dan Yuliani, Rita.2010.Asuhan Keperawatan Pada Anak.Edisi 2.Jakarta : Sagung Seto.