LP ISK
LP ISK
LP ISK
Disusun oleh :
2019
A. Definisi
Infeksi Saluran Kencing (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat
terjadi pada pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita infeksi ini daripada pria. (Nurharis Huda ;
2009).
Selain itu, ISK pada mereka yang usia lanjut dibedakan menjadi :
1. ISK Uncomplicated (Simple)
ISK yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomik maupun
fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan
infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. ISK Complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena seringkali kuman penyebab sulit untuk
diberantas. Kuman penyebab seringkali resisten terhadap beberapa jenis antibiotik,
sering menyebabkan bakterimia, sepsis, hingga shok. Infeksi saluran kencing ini
terjadi bila terdapat keadaan sebagai berikut :
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, refreks vesiko urethral
obstruksi, atoni kandung kemih,paraplegia, kateter kandung kemih menetap dan
prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK
c. Gangguan imunitas
d. Infeksi yang disebabkan oleh organisme virulen seperti prosteus yang
memproduksi urease.
B. Etiologi
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang kurang efektif.
b. Mobilisasi yang menurun
c. Nutrisi yang kurang baik
d. Sistem imunitas yang menurun, baik selular maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisi dari sekresi prostat
a. Sistis
1) Disebabkan oleh bakteri dari vagina yang berpindah dari uretra ke kandung
kemih.
2) Wanita yang menderita isk setelah melakukan hubungan intim, dikarenakan
uretra yang cidera.
3) Vistula vesikovaginal (hubungan abnormal antara kandung kemih dan vagina
)
4) Akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama penbedahan
b. Urethritis
1) Penyebab bisa berupa bakteri, jamur atau virus yang berasal dari usus besar
sampai ke vagina melalui anus.
2) Nesseria gonorrhoea penyebab gonore, bakteri yang masuk ke vagina atau
penis pada saat melakukan hubungan seksual.
3) Paling sering disebabkan oleh gonococus
c. Prostattitis
Disebabkan oleh pertumbuhan bakteri di akibatkan oleh urin yang tertahan pada
kandung kemih sehingga menjalar dan terjadilah radang pada prostat
C. Manifestasi Klinis
1. Anyang-anyangatan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba
untuk berkemih, namun tidak ada air kencing yang keluar
2. Sering kencing, atau sering kesakitan ketika kencing, air kencing bisa berwarna
putih, coklat atau kemerahan, dan baunya sangat menyengat
3. Warna air kencing kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada
darah
4. Nyeri pada pinggang
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan bahwa infeksi sudah mencapai
ginjal (diiringi rasa nyeri disis bawah belakang rusuk, mual dan muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh, dapat
memicu terjadinya kanker pada kandung kemih.
7. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia
D. Patofisiologi
Menurut Nurharis Huda Amin, yang dikutip dari Masjoer Arif, (2003) Infeksi
Saluran kencing (ISK) terjadi akibat infeksi pada traktus urinarus yang disebabkan oleh
masuknya mikroorganisme patogenik dengan atau tanpa disertainya tanda dan juga
gejala. Mikroorganisme ini dapat masuk bisa dikarenakan penggunaan steroid jangka
panjang, makanan yang terkontaminasi bakteri, proses perkembangan usia lanjut,
anomali saluran kemih, higine yang tidak bersih, dan hubungan seksual yang tidak sehat,
serta akibat dari cidera uretra. Infeksi saluran kencing ini dapat mengenai kandung
kemih, prostat, uretra, dan juga ginjal
Pada pasien dengan Infeksi saluran kencing, umunya retensi urin teradi akibat dari
obstruksi dan menyebabkan peningkatan tekanan di vesika urinaria serta penebalan
diding vesika, ketika hal ini terjadi maka menyebabkan penurunan kontraksi vesika
sehingga menimbullkan tahanan pada kandung kemih, urin yang tertahan pada kandung
kamih dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 12 jam ) merupakan media yang baik
untuk perkembangan mikroorganisme patogen seperti E. coli, Klabsiella, prosteus,
psudomonas, dan enterobacter.
Ketika bakteri telah berhasil berkembang, maka tubuh akan melakukan respon
pertahanan dengan merangsang hipotalamus untuk menstimulus sistem pertahanan tubuh
untuk memfagosit antigen tersebut sehingga akan menyebabkan peningkatan
metabolisme dan muncul gejala demam,ketika antigen tidak mampu di fagosit oleh
sistem imun kita maka akan menyebabkan munculnya bakteremia skunder yang
menjalar ke ureter sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan pada ureter, umumnya
ketika hal ini terjadi maka akan menyebabkan pasien mengalami oliguria. Selain itu
ketika proses peradangan terjadi akan meningkatkan frekuensi dorongan kontraksi uretra
dan memunculkan persepsi nyeri akibat proses depresi syaraf perifer.
Selain itu, respon pertahanan tubuh kita juga akan merangsang hipotalamus
sehingga muncul lah gejala seperti demam serta nyeri di bagian yang terinfeksi.
E. PATHWAYS
HCL (Lambung )
Kuman mengeluarkan
endotoksin Penebalan dinding
vesika urinaria
Bakteremia primer
Penurunan Kontraksi
Tidak di fagosit di fagosit otot vesika urinaria
Oliguria
Hipertermia
Intoleransi aktivitas
Peradangan
1. Laboratorium
a. Urinalisa untuk melihat adanya infeksi hematuria
b. Ureum, kreatinin, elektrolit untuk melihat fungsi ginjal .
3. Pemeriksaan lain
a. BNO ( Blass Nier Overzicht) /IVP (Intravenous Pyleogram)
adalah studi sinar x terhadap ginjal, rahim dan saluran kemih, dilakukan untuk
menentukan adanya divertikel, penebalan bladder.
b. Trans abdominal USG
Dilakukan untuk mendeteksi bagian prostat yang meonjol ke buli-buli, yang dipakai
untuk meramalkan derajat berat obstruksi apabila ada batu di dalam vesika.
c. Sitoscopy , yaitu untuk melihat apakan ada penebalan pada bladder.
G. Penatalaksanaan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi urethra, kandung kemih dan
struktur traktus urinarius lainnya.
NOC : Kontrol Nyeri, Tingkat Nyeri
NIC : Manajemen Nyeri
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung
kemih ataupun strikur urinari lainnya.
NOC : Eliminasi Urin
NIC : Bantuan Perawatan Diri
3. Retensi urin berhubungan dengan sumbatan, tingginya tekanan urethra yang
disebabkan oleh kelamahan destrusor, inhibisi arkus refleks, sfingter yang kuat )
NOC : Status Kenyamanan : Fisik
NIC : Kateterisasi Urin
4. Hipertermi berhubungan dengan penyakit.
NOC : Termoregulasi
NIC : Perawatan Demam
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Imobilitas.
NOC : Toleransi Terhadap Aktifitas
NIC : Terapi Aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Penerbit Mediaction