LP Isk
LP Isk
LP Isk
OLEH:
M.S.HIDAYATULLAH
14420202071
CI INSTITUSI
(.............................)
Invasi
mikroorganisme
Ke saluran kemih
Kandung kemih
Reaksi antigen
Inflamasi / kerusakan
Hipotalamus
Menekan termoregulator
Gangguan eliminasi
urin
5. Manifestasi klinik / tanda & gejala
a. Bakteriuria
b. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih (sistisis)
c. Hematuria
d. Nyeri punggung
e. Demam
f. Menggigil,nyeri ketika berkemih
g. Terdesak kencing (urgency), dysuria
h. Frekuensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih
i. Urgensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih
6. Komplikasi
Menurut Purnomo (2011), adapun komplikasi yang ditimbulkan yaitu:
a. Pyelonephritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan
jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
b. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak
diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara
akut dan kronik.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisis
- Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya
ISK. Leukosuria positif bila terdaat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang
besar (LBP) sediment air kemih
- Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LBP sediment air
kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
b. Bakteriologis
- Mikroskopis
- Biakan bakteri
c. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
d. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau specimen dalam kateter dianggap sebagai kriteria
utama adanya infeksi.
e. Metode tes
- Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes
griess untuk pengurangan nitrit). Tes esterase lekosit positif maka pasien
mengalami piuria. Tes pengurangan nitrit, griess positif jika terdapat
bakteri yang mengurangi nitrit urin normal menjadi nitrit.
- Tes penyakit menular seksual (PMS): uretritia akut akibat organisme
menular secara seksual (missal: klamidia trakomatis, Neisseria
gonorrhoeae, herpes simplek).
- Tes- tes tambahan: urogram intravena(IVU). Pielografi (IVP), msistografi,
dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menetukan apakah infeksi
kibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau
abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi
ultrasonic , sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.
8. Penatalaksanaan/ terapi Pengobatan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH (2012 : hal. 221), pengobatan
infeksi saluran ke,ih bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat,
membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah infeksi
berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan serta angka kematian.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan perawatan berupa:
b. Meningkatkan intake cairan 2-3 liter/hari bila tidak ada kontraindikasi.
c. Perubahan pola hidup diantaranya:
1. Membersihkan perineum dari depan ke belakang
2. Pakaian dalam dari bahan katun
3. Menghindari kopi, alcohol
2. Penatalaksanaan
Medis a. Obat – obatan
- Antibiotic : untuk menghilangkan bakteri.
- Antibiotic jangka pendek dalam waktu 1-2 minggu
- Antibiotic jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau diganti)
dalam jangka waktu 3-4 minggu
- Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum
tidur dalam waktu 3-6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut
bila ada komplikasi lebih lanjut.
b. Analgetik dan anti spasmodic
Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita
c. Obat golongan Venozopyridine : Pyridium
Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih
9. Prognosis
Prognosis pada infeksi saluran kemih (ISK) secara umum baik, dengan
pengobatan antibiotik yang tepat maka penderita dapat sembuh sempurna. Apabila
factor resiko terus ada dan higienitas genital buruk, kemungkinan berulang
menjadi tinggi.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam mengumpulkan data
tentang individu, keluarga, dan kelompok ( Carpenito & Moyet, 2009) Proses
1) Identitas pasien
diagnose medis dan tanggal masuk serta tanggal pengakajian dan identitas
penanggung jawab.
2) Keluhan utama
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,
biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan pasien biasanya
berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih
sedikit-sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika
pasien mengalami ISK bagian atas keluhan pasien biasanya sakit kepala,
malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri
pinggang.
3) Riwayat kesehatan
pasien, biasanya jika pasien mengalami ISK bagian bawah keluhan pasien
biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing
dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik.
Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien
saluran kemih dan memberi petunjuk berupa lama infeksi sudah di alami
pasien
turunan seperti DM, hipertensi dll. ISK bukanlah penyakit turunan karena
dan gaya hidup seseorang, namun jika ada penyakit turunan di curigai
terjadinya ISK.
g) Pola kebiasaan
1) Pernapasan
Frekuensi makan dan minum dan berkurang karena adanya mual dan
muntah
3) Eliminasi
- Nyeri suprapubik
Gangguan tidur karena seringnya BAK, adanya rasa nyeri dan rasa
mual muntah.
keluarga.
6) Suhu tubuh
8) Menghindari bahaya
Maha Esa.
fisik.
h) Pemeriksaan fisik
8) Perut
10) Kulit
i) Pemeriksaan penunjang
glukosuriadan PH
a. Keruh
b. Bakteri
c. Pituria
2. Diagnose keperawatan
3. Intervensi keperawatan
tuntas menurun
volume, dan Intervensi
warna)
Terapeutik
4. Catat waktu- 4. Memberikan
waktu dan Informasi tentang
haluaran berkemih fungsi ginjal dan
Edukasi adaya komplikasi
5. Ajarkan tanda dan 5. Memberikan
gejala infeksi Informasi kepada
saluran kemih Pasien mengenai
Kolaborasi penyakitnya
6. Kolaborasi 6. Menurunkan atau
pemberian obat menghilangkan
supositoria uretra, gejala ISK
II Setelah dilakukan jika perlu.
intervensi Manajemen nyeri
keperawatan Observasi
selama…maka 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengidentifikasi
tingkat nyeri karakteristik, durasi kebutuhan untuk
menurun dengan ,frekuensi, kuantitas, intervensi dan juga
kriteria hasil: intensitas nyeri tanda-tanda
Keluhan nyeri perkembangan/
menurun resolusi komplikasi
Meringis 2. Identifikasi skala 2. Mengetahui
menurun nyeri penambahan skala
Sikap protektif Nyeri
menurun Terapeutik
Gelisah menurun 3. Control lingkungan 3. Membantu
Kesulitan tidur yang memperberat mengurangi nyeri
menurun rasa nyeri
fisiologis/psikologis
5. Kolaborasi 5. Menggantikan
intravena , jika
perlu
4. Evaluasi
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. Evaluasi
dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana:
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan
yang objektif.
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis. Tugas dari evaluator
adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Ada tiga alternative dalam menafsirkan hasil evaluasi yaitu :
a. Masalah teratasi Masalah teratasi apabila pasien menunjukkan perubahan tingkah
laku dan perkembangan kesehatan sesuai dengan kriteria pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Masalah sebagian teratasi Masalah sebagian teratasi apabila pasien menunjukkan
perubahan dan perkembangan kesehatan hanya sebagian dari kriteria pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
c. Masalah belum teratasi Masalah belum teratasi, jika pasien sama sekali tindak
menunjukkan perubahan perilaku dan perkembangan kesehatan atau bahkan timbul
masalah yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
M. Rendy Clevo, Margareth TH. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam. Nuha Medika.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan praktik klinis bagi dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan primer. Jakarta: PB IDI; 2017.
PPNI, T. P. (januari 2019). standar luaran keperawatan indonesia. jakarta selatan: EDISI 1
CETAKAN II.