SOSBUD Prktek Budaya Tolaki
SOSBUD Prktek Budaya Tolaki
SOSBUD Prktek Budaya Tolaki
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“PRAKTEK BUDAYA SUKU TOLAKI PROVINSI SULAWESI TENGGARA”
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Karena itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada keluarga tercinta atas
dukungannya, orang-orang terdekat atas pengertiannya, dan pihak-pihak lain yang
telah membantu saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana sebagai
manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan seperti pepatah yang mengatakan
“tiada gading yang tak retak, dan tak ada mawar yang tak berduri”, maka saran dan
kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Dan saya berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………….ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………….…………4
1.2 Tujuan ………………………………………………………….5
1.3 Manfaat…………………………………………………………5
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pra Pernikahan………………………………………………..…6
2.2 Pernikahan………………………………………………….…..10
2.3 Kehamilan………………………………………………….…..14
2.4 Persalinan………………………………………………….…...15
2.5 Bayi…………………………………………………………….16
2.6 Nifas……………………………………………………………18
2.7 KB………………………………………………………….…..20
2.8 Kesehatan Reproduksi…………………………………………21
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………..23
3.2 Saran……………………………………………………………23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pra pernikahan yaitu perjanjian yang dibuat
sebelum pernikahan dilangsungkan dan mengikat kedua belah pihak
calon pengantin yang akan menikah
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau
dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan
perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma social.
Kehamilan adalah proses yang normal, alamiah yang diawali dengan
pertumbuhan dan perkembangan janin
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi servik, lahirnya
bayi dan plasenta dari rahim ibu.
Bayi merupakan suatu tahap perkembangan manusia setelah dilahirkan
Nifas adalah darah yang keluar dari rahim yang disebabkan melahirkan
atau setelah melahirkan.
KB (Keluarga Berencana) adalah program untuk membentuk keluarga
sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran
Kesehatan reproduksi adalah segala sesuatu yang menyangkut kesehatan
seksual dan pendidikan seksual yang bertujuan untuk mencegah,
menjaga, dan mengembalikan fungsi organ seksual dari gangguan
1.2 Tujuan
suku tolaki
1.3 Manfaat
5) Siapa saja yang akan melakukan pencarian informasi tentang gadis yang
akan menjadi bakal calon mantu (metiro)?
Jawabannya: Yaitu Orang tua pria langsung mengutus seseorang secara
rahasia ke rumah orang tua perempuan yang akan dijadikan sasaran dengan
memperhatikan posisi yang tepat (Papasa dan Wowai meambo) terutama
anak gadis yang menjadi idaman
6) Bagaimana proses melakukan pencarian informasi tentang gadis yang akan
menjadi bakal calon mantu (metiro) tersebut?
Jawabannya:
- Cara yang Pertama, Orang tua pria langsung mengutus seseorang secara
rahasia ke rumah orang tua perempuan yang akan dijadikan sasaran
dengan memperhatikan posisi yang tepat (Papasa dan Wowai meambo)
terutama anak gadis yang menjadi idaman. Bila posisi atau wowai yang
diharapkan sudah sesuai maka ada tindakan utusan pihak laki-laki
melamar secara rahasia dengan Monggolupe, artinya meninggalkan alat
rias remaja putri secara rahasia, bila dalam waktu 4 kali 24 jam tidak
kembali sinyal tersebut menandakan lamaran rahasia diterima dan dapat
dilanjutkan proses pelamaran terbuka. Tetapi bilamana ditolak, maka
segera pula pengembalian seperangkat alat rias remaja putri kealamatnya
dalam dalam waktu 1 kali 24 jam dilakukan oleh pihak keluarga si gadis.
- Cara yang kedua, Dengan Mondutudu artinya mencoba mengajukan
lamaran terbatas dengan menggunakan Kalo dan satu bungkus sirih segar
Ikatan pembungkusnya hanya 1 kali dan 1 lembar kain sarung sebagai
pengikatnya. Setelah 8 kali 24 jam tidak kembali, maka dapat
mengajukan lamaran terbuka, dan bila tidak diterima dalam waktu 1 kali
24 jam harus dikembalikan satu bungkus sirih dan satu lembar kain
sarung serta ditambahkan satu lembar sarung sebagai imbalan
penolakannya. Maknanya adalah untuk menjaga rasa malu orang tua laki-
laki agar hubungan kekeluargaan tetap harmonis dan atas wujud ucapan
terima kasih orang tua perempuan atas perhatian kepada puterinya.
2.2 Pernikahan
1) Apakah ada syarat tertentu pada pernikahan masyarakat suku tolaki?
Jawabannya: Ada, yaitu
- Yang pertama itu, Umur (kedewasaan) Laki-laki dan perempuan yang
akan melangsungkan perkawinan adalah mereka yang sudah dewasa.
Bagi seorang laki-laki terutama dilihat kecakapan dan kemampuannya
dalam mengerjakan sawah/ladang, membuat rumah peralatan untuk
kebutuhan rumah tangga dan lain-lain. Bagi seorang perempuan dilihat
kecakapan dan kemampuannya untuk mengatur dan mengurus rumah
tangga dan keterampilan-keterampilan lain yang seharusnya dapat
dilakukan seorang wanita seperti memasak, menjahit, menyulam,
menganyam tikar dan lain-lain.
- Yang kedua, Faktor kesehatan seseorang menjadi satu syarat untuk dapat
melangsungkan perkawinan, baik kesehatan jasmani maupun rohani.
- Yang ketiga, Pembayaran popolo (mas kawin). Popolo adalah pemberian
pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang berwujud benda atau uang,
sebagai salah satu syarat dapat dilangsungkannya perkawinan. Besarnya
popolo tergantung dari tingkatan atau derajat mereka yang
melangsungkan perkawinan. Popolo;berasal dari kata, polo= potong,
peluk. Maksudnya, harta benda yang dibayarkan oleh orang tua dan
keluarga pihak laki-laki kepada orang tua pihak perempuan berfungsi
sebagai pemutus hubungan tanggung jawab orang tua gadis terhadap
anaknya untuk beralih ke tangan calon suami dan orang tuanya, juga
berfungsi sebagai penghubung suami isteri dan penghubung antara
anggota keluarga si isteri dan anggota keluarga si suami. Wujud popolo
berupa; rumpun saga, gong, kain putih (dalam bentuk pis), kain sarung,
uang logam mas, alat-alat rumah tangga, perhiasan emas dan lain-lain.
Selain popolo ada pembayaran lain yang disebut sara peana. Sara = adat,
peana = beranak, pemeliharaan bayi. Sara peana yaitu suatu pembayaran
yang didasarkan pada alasan bahwa perempuan yang dipinang telah
dipelihara dengan susah payah oleh si ibu sejak kecil sampai ia dewasa.
Karena itu harus ada pembayaran khusus untuk itu dan pembayaran ini
diterima oleh pihak ibu.
- Yang keempat, Persetujuan kedua belah pihak dan ada izin dari orang tua.
Agar perkawinan dapat dilangsungkan maka harus ada persetujuan kedua
belah pihak. Persetujuan kedua belah pihak untuk mengikat tali
perkawinan sangat penting. Pemberian izin tersebut sangat penting untuk
menjaga dan menghindari perkawinan yang tidak dikehendaki oleh orang
tua, misalnya kawin dengan seseorang yang tidak sederajat, berlainan
agama, dan sebagainya.
2.3 Kehamilan
1) Apa ada pantangan makanan atau aktivitas yang perlu dihindari pada masa
hamil menurut suku tolaki?
Jawabannya: Kalau makanan tidak ada pantangannya kecuali ibu hamil
diberitahu larangannya seperti jangan berada di depan pintu itu pamali
bagi suku tolaki
2) Kapan pemeriksaan sering dilakukan oleh ibu hamil pada suku tolaki?
Jawabannya: ibu hamil sering diperiksa didukun jika dia mengalami
melihat sakit di perutnya
3) Dimanakah ibu hamil sering memeriksakan dirinya jika bidan tidak ada?
Jawabannya: Pada jaman dulu disukai kita tolaki ibu hamil sering diperiksa
oleh dukun atau orang tua dulu sering memberitahukan kepada menantunya
bagaimana cara janin menjadi sehat dan ibu menjaga kesehatannya.
4) Siapa saja yang sering menganjurkan ibu untuk mengonsumsi atau aktivitas
lain di daerah suku tolaki?
Jawabanya: Ibu hamil disuku kita sering mengetahui menjaga pola makan
dan yang lain,biasa ibu hamil sering diberitahu larangan dan pantangan
oleh orang yang berpengalaman atau lebih tua dari kita apa saja yang
dilarang untuk ibu hamil.
5) Mengapa ibu hamil harus memakai Daria atau benda" disekitarnya?
Jawabannya: Karena Daria itu sering dipakai ibu hamil kaalu kepercayaan
suku tolaki Daria itu jimat untuk orang hamil agar tidak ada yang
menggangu seperti bahaya dan makhluk gaib.
2.4 Persalinan
1) Apa saja kebudayaan suku tolaki yang dilakukan ibu pasca persalinan?
Jawabannya: Menurut suku tolaki, perawatan pospartum disebut dengan
Mewoinahu yaitu perawatan dengan mandi air panas dengan rangkaian
kegiatan pijat rahim.
2) Dimanakah letak yang cocok untuk budaya Mewoinahu pada suku tolaki?
Jawabannya: yaitu ibu diwajibkan mandi air hangat dan mengompres perut
dengan botol yang diisi dengan air panas
3) Kapan waktu yang baik bagi ibu pasca persalinan dalam kebudayaan tolaki?
Jawabannya: Waktu yang cocok pada ibu pospartum yaitu slesai pasca
persalinan agar peredaran darah lancar
4) Siapa saja yang boleh memandikan ibu atau mengompres perut pasca
persalinan?
Jawabannya: Yaitu keluarga perempuan si ibu yang bersangkutan dan yang
ahli dalam memandikan dan mengompres perut menggunakan air panas.
5) Mengapa dalam tradisi Mewoinahu dianjurkan pada ibu yang selesai pasca
persalinan dalam kebudayaan tolaki?
Jawabannya: Menurut kebudayaan suku tolaki,setelah pasca persalinan ibu
diwajibkan dengan mandi air hangat,alasanya yaitu karena dengan mandi air
hangat sambil mengompres perut dapat mengobati luka dalam pasca
melahirkan serta dapat memperlancar peredaran darah ibu.
2.5 Bayi
1) Apa saja kebudayaan tolaki terhadap bayi?
Jawabannya:
- Ketika proses melahirkan yang dibantu oleh dukun dalam suku tolaki
yaitu Mosehe (pensucian diri) perlu dilakukan saat bayi baru lahir,dukun
langsung memandikanya dan mempersiapkan tradisi seperti bakar api
dibawah jendela luar rumah bagian kamar guna untuk mengusir makhluk
ghaib atau setan.
- Kelahiran sang bayi dalam keluarga senantiasa dilakukan suatu upacara
seremonial yang disebut Mesambekei. Hal tersebut dilakukan pada saat
bayi berusia 4 hari,atau dapat ditunda sampai berusia 7 hari . Hal ini
sesuai dengan ajaran agama islam yang dianut masyarakat suku tolaki
yaitu Aqiqah bayi pada saat usia 7 hari pasca melahirkan. Pelaksanaan
upacara dilakukan pada siang hari saat matahari menjelang naik ke ufuk
timur .upacara tersebut bermakna agar bayi tersebut bernasib baik,panjan
umur,serta kuat dan sehat.
2) Mengapa budaya Aqiqah dalam suku tolaki salah satunya harus memotong
kambing?
Jawabannya: Nilai budaya tolaki yang sejalan dengan nilai islam salah
satunya adalah upacara barasandi,yaitu suatu upacara potong rambut bagi
masyarakat tolaki.dalam hukum islam disebut Aqiqah,kegiatan barasandi ini
didahului dengan penyembelihan hewan kurban atau hewan Aqiqah yang
berupa kambing (Owembe),dengan tetap mengikuti syariat islam.adapun
jumlah hewan yang disembelih yaitu anak laki-laki sebanyak 2 ekor
kambing.untuk anak perempuan atau wanita sebanyak satu ekor kambing
Aqiqah
5) Siapa yg berperan dalam upacara adat barasandi pada tradisi budaya suku
tolaki?
Jawabannya: Yaitu kedua orang tua bayi, tokoh agama, dan tokoh adat.
2.6 Nifas
1) Apa saja tradisi kebudayaan tolaki pada ibu nifas?
Jawabannya:
- Ibu dilarang makan terong,alasanya karena terong dapat membuat tubuh
si ibu dan bayi menjadi gatal
- ibu nifas tidak boleh makan makanan yang pedas
- ibu diwajibkan menggunakan gurita diperut,alasanya karena gurita dapat
mengembalikan bentuk tubuh melar pasca melahirkan.
2) Dimana letak yang tepat dalam melakukan terapi uap menggunakan bara api
pada ibu nifas menurut suku tolaki?
Jawabannya: Menurut suku tolaki, ibu dianjurkan kencing diatas bara
api,alasanya agar luka divagina pasca melahirkan cepat sembuh,bara api
yang dimaksud yaitu yang menghasilkan uap panas,dalam hal ini budaya
kencing diatas bara api dapat dikatakan terapi uap,tujuanya yaitu
mengeluarkan racun-racun yang menumpuk didalam tubuh.
3) Kapan waktu yang cocok bagi ibu nifas dalam melalukan terapi uap dalam
budaya suku tolaki?
Jawabannya: Yaitu pada ibu yang baru sja melahirkan.dengan cara
melakukan terapi uap,yang dipercaya suku tolaki dapat menyembuhkan luka
diVagina pasca melahirkan.
5) Bagaimana Dampak/pengaruh budaya ibu nifas jika tidak diikuti pada suku
tolaki?
Jawabannya: Menurut suku tolaki,jika budaya tidak diikuti sesuai tradisi
dalam suku tolaki,maka ibu berpeluang mendapat penyakit,sehingga sangat
dianjurkan bagi ibu nifas melakukan budaya yang dianjurkan pada orang tua
dulu yang menurut mereka baik bagi kesehatan ibu dan bayi.
6) Siapa saja yang ditujukan budaya tolaki ini pada masa nifas?
Jawabannya: Pada ibu yang baru saja melahirkan atau berada pada masa
nifas,budaya tersebut mempunyai dampak yang positif bagi si ibu dan bayi.
2.7 KB
a. Apakah ada alat kontrasepsi jaman dulu di daerah suku tolaki
sebelum ada pil KB dan KB suntik?
Jawabannya: Ada. Kita sering sebut dengan KB alam atau kami sering
mengatur waktu/posisi saat berhubungan suami istri
4) Siapa yang sering anda kunjungi untuk memeriksa jika ada kelainan pada
kesehatan reproduksi?
Jawabannya: Dulu saat memeriksa jika ada kelainan atau penyakit,kami
sering periksa kedokter jika ada penyakit pada alat reproduksi tetapi jika
tidak ada dokter kami sering memeriksa sendiri dengan mengetahui tanda-
tanda apabila ada kelainan atau penyakit yang timbul.
5) Mengapa harus menjaga kesehatan reproduksi menurut suku tolaki?
Jawabannya: karena itu penting suapay hubungan suami istri lebih dekat
dan intim itulah penting menjaga kesehatan reproduksi,Bukan hanya itu kita
jga dapat mengetahui penyakit HIV/AIDS yang menular.
3.1 Kesimpulan
tersebut baik dipandang melalui norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian
3.2 Saran
Informan Kunci:
4. Naela