Modul Praktikum Flowability Dan Migrasi
Modul Praktikum Flowability Dan Migrasi
Modul Praktikum Flowability Dan Migrasi
SOLID
Penyusun :
Tim Dosen
[Date] 1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-
Nya dan mengharap ampunan-Nya. Maha Besar Allah yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga kami dapat menyusun buku Modul Praktikum Formulasi dan Teknologi
Sediaan (FTS) Solid ini.
Buku ini berisi tentang teori dan petunjuk praktikum FTS Solid. Buku ini merupakan
penunjang kemampuan dalam aspek keterampilan teknis terhadap teori-teori yang disajikan
dalam perkuliahan FTS Solid.
Materi yang disajikan dalam buku ini meliputi: kurva laju pengeringan, pengaruh
kandungan lembab (MC) granul terhadap kecepatan alir, proses pencampuran, pengaruh kadar
bahan pengikat pada migrasi obat selama pengeringan, formulasi sediaan tablet/Tablet, dan
taplet salut gula (dragee).
Materi yang disajikan dalam buku ini diharapkan dapat membekali mahasiswa sebagai
landasan di bidang teknologi formulasi sediaan farmasi, dan selanjutnya menjadi pengalaman
laboratorium sebelum bekerja di perusahaan farmasi nantinya.
Buku ini masih jauh dari sempurna, maka masih perlu penyempurnaan sehingga dapat
menyesuaikan dengan perkembangan iptek yang semakin maju. Penyusun senantiasa akan
mengevaluasi materi pada buku ini guna untuk mendukung pembekalan mahasiswa yang lebih
baik.
Akhirnya kami memohon kepada Allah SWT semoga mengampuni dosa, kesalahan dan
kekurangan kami, semoga buku ini dapat bermanfaat dan mencapai sasaran serta tujuan
penyusunnya.
Tim Penyusun
[Date] 2
TATA TERTIB
1. Setiap mahasiswa peserta praktikum diharuskan hadir 10 menit sebelum praktikum
dimulai. Bagi yang terlambat lebih dari 10 menit tanpa ijin, tidak diperkenankan mengikuti
praktikum (tidak ada praktikum susulan). Perijinan dilayani jika alasan yang jelas
2. Setiap mahasiswa peserta praktikum diwajibkan mengenakan jas praktikum berwarna
putih, masker, papan nama (identitas), serbet dan mematuhi tata tertib yang berlaku.
3. Sebelum praktikum diharuskan membuat laporan sementara sesuai format yang telah
disediakan dan memahami terlebih dahulu mata praktikum yang akan dikerjakan.
4. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti asistensi dan pretes yang diadakan oleh
pembimbing praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
5. Selama praktikum mahasiswa tidak diperbolehkan makan, minum, merokok, dan besenda
gurau didalam laboratorium.
6. Selama praktikum mahasiswa diwajibkan menjaga ketenangan, bekerja secara rapi, bersih,
teliti dan mengambil bahan-bahan yang digunakan sesuai kebutuhan.
7. Setiap mahasiswa diwajibkan menggunakan peralatan secara hati-hati. Apabila terjadi
kerusakan alat oleh mahasiswa, mahasiswa yang bersangkutan diwajibkan mengganti alat
dengan spesifikasi yang sama.
8. Setiap mahasiswa peserta praktikum diharuskan menyerahkan laporan praktikum sebelum
mengikuti praktikum berikutnya.
9. Bagi mahasiswa yang memecahkan dan/atau menghilangkan alat diharap segera
menggantinya sebelum praktikum berikutnya. Jika tidak maka tidak diperkenankan
mengikuti praktikum berikutnya.
10. Setiap mahasiswa peserta praktikum apabila melakukan pelanggaran tata tertib yang
berlaku akan dikenai sanksi akademis.
[Date] 3
PANDUAN UMUM KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
1. Memakai jas praktikum selama praktikum berlangsung. Lebih baik lengkapi juga dengan
masker dan sarung tangan.
2. Mempersiapkan materi praktikum yang akan dikerjakan, pahami semua prosedur kerja
secara keseluruhan sebelum masuk lab.
3. Bekerja dengan sungguh-sungguh . Tidak diperbolehkan mengganggu praktikan lain,
bergurau dan bermain-main di lab.
4. Tidak diperbolehkan makan, minum dan atau menghisap permen selama bekerja di lab
serta menggunakan alat lab sebagai wadah makanan dan atau minuman.
5. Membaca dengan cermat dan memahami petunjuk penggunaan semua peralatan sebelum
menggunakannya. Jika belum memahami tanyakan kepada asisten, dosen atau laboran.
6. Sebelum menggunakan bahan, cek label pada wadah minimal dua (2) kali untuk
memastikan kebenaran bahan yang diambil.
7. Mengambil bahan yang diperlukan secukupnya dan tidak diperbolehkan mengembalikan
bahan kimia sisa kembali ke wadahnya untuk menghindari kontaminasi.
8. Tidak diperbolehkan memindahkan bahan-bahan keluar laboratorium.
9. Letakkan tas dan buku-buku yang tidak dipakai di dalam loker.
10. Jauhkan tangan dari wajah, mata, mulut dan badan saat menggunakan bahan-bahan kimia
atau peralatan lab. Segera cuci tangan setelah melakukan percobaan.
11. Jika bahan kimia mengenai mata atau kulit segera cuci dengan air mengalir sekurangnya
selama 10 menit.
12. Pastikan peralatan yang digunakan bersih dan tidak rusak/ retak.
13. Bekerja dengan hati-hati ketika memanaskan bahan-bahan. Gunakan bantuan kain untuk
membantu memindahkan wadah yang masih panas.
14. Jangan mencelupkan glassware panas di air dingin karena dapat menyebabkan glassware
retak. Biarkan dahulu di suhu ruang hingga glassware tidak lagi panas.
15. Mengetahui letak dan prosedur penggunaan peralatan keamanan seperti pemadam api. Jika terjadi
kebakaran pada alat, segera cabut kontak peralatan dengan sumber listrik dan segera hubungi dosen
atau laboran.
16. Jika terjadi kecelakaan atau terluka, segera hubungi asisten, dosen atau laboran untuk mendapat
pertolongan pertama
17. Setelah semua pekerjaan selesai, berihkan alat yang telah digunakan dan meninggalkan lab dalam
kondisi kembali bersih.
[Date] 4
MOHON PERHATIAN !
Simpan perhiasan, uang dan barang-barang berharga lainnya.
Kehilangan barang-barang tersebut menjadi tanggung jawab
mahasiswa yang bersangkutan.
FASTABIQUL KHOIRAT
Berlomba-Lombalah Dalam Kebaikan
[Date] 5
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 6
MODUL VI. TABLET SALUT GULA .................. Error! Bookmark not defined.
[Date] 6
DESAIN PRAKTIKUM
A. Pretest
Pretest dilakukan secara tertulis pada waktu awal acara praktikum. Tidak ada inhal.
Materi pretest adalah materi yang akan dipraktekkan pada hari itu. Kecuali pada waktu
asistensi, materi meliputi seluruh modul pada petunjuk praktikum ini.
B. Praktikum
Praktikum FTS Solid dilaksanakan selama 5 jam, dengan perincian sbb:
a. Persiapan : 10 menit
b. Pretest : 10 menit
c. Breafing : 10 menit
d. Kerja : 240 menit
e. Evaluasi : 30 menit
Tidak ada pengulangan praktikum, apapun hasilnya digunakan sebagai bahan
pembahasan pada laporan resmi dan tidak ada penambahan waktu praktikum.
Pembagian materi dan pertemuan sbb:
Modul Materi Pertemuan
1 Kurva laju pengeringan
2 Sifat alit (flowabilitas) I, II
3 Mixing (pencampuran)
4 Pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi obat selama III, IV
waktu pengeringan.
5 Formulasi sediaan taplet V
6 Formulasi sediaan tablet salut gula (dragee) VI
7 Merancang formula sediaan solid VII
C. Laporan
Jenis laporan praktikum FTS. Solid ada dua macam:
a. Laporan Sementara:
• Judul praktikum
• Tujuan praktikum 5
• Tinjauan Pustaka 10
• Alat dan bahan 5
• Cara kerja Skematis 5
Total 25
b. Laporan Resmi:
❖ Laporan sementara 25
❖ Pembahasan cara kerja 15
❖ Hasil dan perhitungan 15
❖ Pembahasan 25
[Date] 7
❖ Kesimpulan 10
❖ Daftar pustaka (min : 3) 5
❖ Lampiran: 5
▪ Pustaka yang dipakai
▪ Lembar hasil praktikum yang telah di acc
Total nilai 100
Laporan sementara dan resmi dibuat per kelompok, diketik dengan huruf Book
Antiqua ukuran 12 spasi 1,5.
D. Evaluasi
Evaluasi dengan cara mendiskusikan proses serta hasil praktikum dan hal-hal yang
berkaitan dengan mata praktikum yang dilaksanakan pada hari itu.
E. Responsi
Responsi diadakan pada akhir acara praktikum, dilaksanakan secara tertulis,
meliputi seluruh teori, proses dan hasil praktikum. Mahasiswa diperkenankan mengikuti
responsi jika presentase kehadiran pada acara praktikum minimal 75%.
F. Nilai Praktikum
Nilai akhir praktikum dihitung berdasarkan ketentuan berikut:
No Komponen Penilaian Bobot Nilai
1 Laporan 20%
2 Praktikum 20%
3 Pretest 10%
4 Kehadiran 10%
5 Formulasi 25%
6 UAS 15%
Nilai praktikum terpisah dari nilai teori. Jika tidak lulus diperbolehkan mengulang
pada tahun depan tanpa mengambil teori.
[Date] 8
MODUL II
SIFAT ALIR (FLOWABILITAS)
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh kandungan lembab yang terdapat dalam granul terhadap
waktu alirnya.
2. Mengetahui pengaruh ukuran partikel pada flowabilitas granul
B. Teori
Sifat alir granul memegang peranan penting dalam pembuatan tablet/Tablet.
Apabila granul mudah mengalir, maka tablet/Tablet yang dihasilkan mempunyai
keseragaman bobot yang baik. Serbuk terdiri dari sekumpulan partikel, dalam kesatuannya
tiap partikel cenderung untuk bergulir ke bawah sesuai dengan gaya beratnya (F1). Gerakan
partikel dihambat oleh friksi antara partikel atau friksi antara partikel dengan dinding
hopper (F2).
Semakin besar gaya tariknya maka semakin sukar mengalir. Gaya tarik ini
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel,
ukuran partikel, kondisi percobaan dan kandungan lembab.
Faktor-faktor yang menentukan sifat alir serbuk/granul adalah:
1. Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel (particulate size and size distribution)
2. Bentuk partikel (particle shape) dan tekstur (texture)
3. Kerapatan jenis (bulk density)
4. Porositas (porosity)
5. Kandungan lembab (MC)
6. Kondisi percobaan (handling and processing conditions), dll.
Secara umum, untuk partikel yang ekidimensional (teratur=bulat, kubus) semakin
besar diameter maka sifat alir semakin baik. Sedang, untuk partikel anisometrik maka
hasilnya bisa lain. Sifat alir terbaik terjadi pada diameter optimum partikel (bukan diameter
maksimum).
[Date] 9
Ukuran dan distribusi ukuran partikel. Pada umumnya semakin bulat
(masif=peluru) maka sifat alir semakin baik. Semakin tidak beraturan maka sifat alir
semakin jelek. Tekstur semakin halus maka semakin kecil gaya gesek/friksi antar partikel
(F2) sehingga semakin mudah mengalir. Sebaliknya, semakin besar permukaan partikel
maka semakin besar friksi antar partikel (F2) semakin sulit mengalir.
Kerapatan. Kerapatan/ densitas dari suatu serbuk akan berpengaruh pada sifat alir,
proses pencampuran, segregasi, dan pemilihan metode pembuatan. Kerapatan bulk (g/ml)
dari suatu zat sangat bervariasi. Untuk partikel dengan ukuran dan bentuk yang sama, maka
semakin besar kerapatan jenis (𝜌)-nya sifat alir serbuk semakin baik.
Porositas. Semakin besar porositas maka semakin kecil kontak antar partikel maka
kecepatan alir akan semakin baik.
Kandungan lembab. Gaya tarik (F2) ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain:
kandungan lembab = Moisture contetn (MC). Pada kondisi kandungan lembab yang tinggi
ikatan antar partikel akan lebih kuat (F2), karena luas kontak antar permukaan serbuk naik.
Apabila gaya tarik antar partikel (F2) serbuk semakin kuat, maka serbuk akan semakin
sukar mengalir.
Kondisi percobaan. Ada beberapa kondisi percobaan yang dapat mempengaruhi
sifat alir:
Dalam keadaan normal ikatan antar partikel dapat terjadi karena adanya gaya
elektrostatika. Pada kondisi kandungan lembab yang tinggi ikatan antar partikel akan lebih
kuat, karena luas kontak antar permukaan serbuk nail. Apabila gaya tarik antar partikel
sserbuk semakin kuat, maka serbuk akan semakin sukar mengalir.
Selain itu, gaya tarik antar partikel dapat pula terjadi karena pembentukan jembatan
cair, sebagai akibat dari:
a. Tegangan interfasial pada permukaan partikel padat yang bersatu cairan
b. Tegangan interfasial cairan di dala partikel
c. Tegangan kapiler antar partikel
[Date] 10
Contohnya: pada saat proses penambahan bahan pengikat di waktu granulasi
berlangsung.
Pemeriksaan terhadap sifat serbuk/granul yang akan dikempa perlu dilakukan, hal
ini untuk menjamin bahwa serbuk/granul tersebut telah memenuhi kualitas/persyaratan
seperti yang ditetapkan. Hal ini tentunya secara langsung akan mempengaruhi proses
pengempaan dan tablet/Tablet yang akan dihasilkan.
Pemeriksaan yang umumnya dilakukan meliputi:
1. Sifat alir
2. Kompaktibilitas dan kompresibilitas
3. Ukuran dan distribusi ukuran partikel/granul
4. Luas permukaan
5. Daya serap air
6. Keregasan granul
7. LOD dan MC
Catatan: dalam praktek tidak semua jenis pemeriksaan yang disebutkan di atas
dilakukan semua, tergantung pada kepentingan/kebutuhan.
Sifat alir dari material yang akan dikempa sangat penting karena berhubungan
dengan keseragaman bobot tablet/Tablet dan akhirnya akan mempengaruhi keseragaman
zat aktif.
Sifat alir serbuk dapat ditetapkan dengan dua macam cara:
1. Metode langsung
Yaitu dengan mengukur secara langsung kecepatan alir sejumlah serbuk.
Misalnya, metode corong dan metode timbang.
[Date] 11
• Volumenometer
• Jangka sorong
2. Bahan:
• Granul yang dipakai dalam percobaan 1
• Lima macam granulatum simpleks dengan ukuran yang berbeda: 12/16; 16/20;
20/40; dan 60/80 mesh atau sesuai yang diinginkan
D. Cara Kerja:
1. Uji pengaruh kandungan lembab yang terdapat dalam granul terhadap waktu
alirnya
a. Timbang 20 g granul basah dalam percobaan (1) yang sudah diayak dengan ayakan
mesh 12. Tuangkan secara perlahan-lahan ke dalam corong pengukur. (Penuangan
lewat tepi corong, dan jangan langsung ke bagian tengah corong). Mengapa
demikian ?
b. Buka penutup corong secara pelan-pelan, biarkan granul mengalir keluar. Catat
berapa lama waktu yang diperlukan agar semua granul keluar lewat mulut corong
dengan menggunakan alat pencatat waktu (stopwatch).
c. Kerjakan dengan cara yang sama seperti pada butir 1, untuk granul yang telah
dikeringkan selama 30, 60, 90, 120, 150, 180 menit, sehari, dan 3 hari.
Catatan:
Catatan:
Selama percobaan alat dijepit dengan klem, dan hindarkan dari pengaruh getaran.
Pengamatan waktu alir setiap granul dilakukan tiga kali.
Apabila granul tidak mengalir, catat dengan kode negatif (-)
Ayakan 12/16 yang dimaksud adalah granul yang lolos semua dari ayakan no 12 mesh
dan yang tertampung pada ayakan no 16 mesh yang digunakan dalam percobaan.
[Date] 12
3. Uji pengetapan:
a. Volumenometer kosong ditimbang/ditara, kemudian tuangkan granul secara pelan-
pelan ke dalam gelas ukur sampai volume 100 ml. Catat sebagai Vo.
b. Pasang gelas ukur pada alat, dan hidupkan motor
c. Catat perubahan volume setelah pengetapan (Vt) pada tap = 5; 10; 20; 50; 80; 110
dan 130. Teruskan pengetapan sampai permukaan serbuk tidak turun lagi (volume
sudah konstan, dan catat sebagai Vk)
d. Catat berat granul (sebagai harga M)
E. Evaluasi
1. Uji pengaruh kandungan lembab yang terdapat dalam granul terhadap waktu
alirnya
a. Catat waktu alir untuk setiap granul yang diamati (dalam satuan detik)
b. Hitung kecepatan alirnya (g/dt), dengan cara sbb:
Sudut diam (𝛽) dapat diukur dengan mengamati tinggi kerucut yang terbentuk,
besarnya tg 𝜷.
ℎ
𝒕𝒈 𝜷 =
𝑟
Pada umumnya serbuk/granul dikatakan mengalir baik (free flowing), apabila
sudut diamnya seperti yang tercantum pada tabel 1.
[Date] 13
3. Hitung harga Tap T (%) untuk masing-masing fraksi dari data pengetapan.
Hasil pengukuran metode pengetapan dapat dinyatakan dengan harga Tap T (%).
(𝑉0 − 𝑉𝑡)
𝑇(%) = × 100%
𝑉𝑜
Keterangan:
V0 : Volume awal granul
Vt : Volume setelah pengetapan
Semakin besar harga T (%), maka sifat alirnya semakin jelek dan sebaliknya.
Serbuk dikatakan memiliki sifat alir baik jika indeks pemampatannya kurang dari 20%.
Data dari pengetapan juga dapat digunakan untuk menghitung Housner Ratio,
yang juga dapat digunakan untuk evaluasi sifat alir. Ratio Housner dihitung dengan
persamaan:
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐻𝑜𝑢𝑠𝑛𝑒𝑟 =
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
Selain itu data pengetapan juga dapat digunakan untuk menghitung Indeks
Carr’s (atau yang menyebutkan % kompresibilitas).
𝑟𝑘 − 𝑟𝑜
𝐶= × 100%
𝑟𝑘
𝑀
𝑟𝑘 =
𝑉𝑘
𝑀
𝑟𝑜 =
𝑉𝑜
Keterangan:
M = berat granul,
Vo = Volume granul mula-mula
Vk = Volume setelah konstan
[Date] 14
𝑉𝑜
4. Buat kurva 𝑙𝑜𝑔 𝑉𝑠 banyaknya pengetapan!
𝑉𝑡
5. Hitung nilai kompresibilitasnya C (%)!
[Date] 15
MODUL IV
PENGARUH KADAR BAHAN PENGIKAT PADA MIGRASI OBAT
SELAMA WAKTU PENGERINGAN
A. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi obat selama waktu
pengeringan granul
B. Teori
Pada saat pengeringan granul terjadi peristiwa perpindahan panas dan perpindahan
massa yang berlangsung secara bersamaan. Perpindahan massa, berupa perginya air dari
dalam granul ke permukaan granul, dan menguapnya air dari permukaan granul mengikuti
aliran udara kering di ruang pengeringan.
Perginya air dari dalam granul ke permukaan granul disebut migrasi. Apabila ada
bahan obat atau zat warna yang larut dalam air di dalam granul, maka pada saat migrasi
akan ikut bersama perpindahan air ke permukaan. Migrasi obat dan/atau zat warna selama
proses pengeringan dapat mengakibatkan dehomogenisasi, artinya distribusi kadar obat
dan/atau zat warna di dalam granul sehabis pencampuran dengan bahan pengikat yang
semula telah merata di semua bagian, menjadi tidak merata lagi.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses migrasi ini adalah:
• Suhu pengeringan
• Ukuran partikel bahan pengisi
• Kekentalan bahan pengikat, dan
• Cara pengeringan
Contoh: Phenobarbital Na, larut dalam air, pengatasannya adalah dengan cara:
✓ Mengganti Phenobarbital Na dengan Phenobarbital yang tidak larut dalam air
✓ Mengganti pelarut air dengan alkohol
✓ Pembuatan dengan metode FBD (Fluidized Bed Dryer, pembuatan granul dengan
penyemburan udara panas)
Untuk mengamati adanya proses migrasi granul, digunakan sel pengering (drying
cell) yang terdiri dari N lapis kaca yang berlobang di tengah, yang disusun bertumpukan
satu dengan yang lain.
[Date] 16
Untuk mengungkapkan besarnya migrasi dinyatakan dengan harga koefisien
migrasi yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(𝐿𝑗 − 𝐿𝑗1)
𝐷𝑗 − 𝑗1 =
∑𝑁.𝐿𝑗
𝑗=1
:𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑗 − 𝑗1
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑖𝑔𝑟𝑎𝑠𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠
Keterangan:
∑𝑁
𝑗=1 : Jumlah purata kadar obat N lapis
1+1+0+0+1+1 4
Koefisien migrasi = = =1
4 4
Kadar obat purata pada masing-masing lapis dari 1 gram granul adalah sebagai
berikut:
[Date] 17
Lapisan 1 = 0,8869 mg
Lapisan 2 = 0,7039 mg
Lapisan 3 = 0,6923 mg
Lapisan 4 = 0,8276 mg +
Lapisan 5 = 03,1107 mg
Maka:
0,8869−0,7039 0,7039−0,6923
D1-2 = = 0,1177 D1-2 = = 0,0075
2.3,1107/4 2.3,1107/4
0,8869−0,6923 0,8267−0,7039
D1-2 = = 0,1251 D1-2 = = 0,0795
2.3,1107/4 2.3,1107/4
0,8869−0,8276 0,8267−0,6973
D1-2 = = 0,0381 D1-2 = = 0,0867
2.3,1107/4 2.3,1107/4
2. Bahan
• Vitamin B12
• Laktosa
• Gelatin
[Date] 18
D. Cara Kerja
1. Buat larutan gelatin 5% dan 15% masing-masing sebanyak 50 ml
2. Timbang bahan-bahan sesuai dengan formula, dan campur sampai homogen
3. Untuk vitamin B12, timbang sesuai dengan formula, larutkan dengan sedikit air (5 ml),
dan keringkan dengan sedikit laktosa (jika vitamin B 12 dalam bentuk larutan berikan 1
ml ke dalam lart gelatin), kemudian campur dengan sisa laktosa
4. Buat massa granul untuk masing-masing forula dengan larutan gelatin, kemudian ayak
dengan ayakan no. 12 mesh
5. Masukkan granul dalam sel pengering. Panaskan dalam almari pengering selama 2 jam,
pada suhu 60°C
6. Amati homogenitas distribusi warna vitamin B 12 (secara visual) pada tiap-tiap lapisan
sel pengering. Diambil sample 1 gram terus dilarutkan ad 20 ml aquadest.
7. Dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang = 525 nm.
8. Penandaan intensitas warna dari + sampai +++++.
E. Evaluasi
1. Hitung masing-masing kadar obat pada tiap sel, replikasi pengukuran minimal 3 kali
2. Hitung koefisien migrasi masing-masing kadar bahan pengikat
3. Bandingkan pengaruh kadar bahan pengikat terhadap perbedaan homogenitas warna
vitamin B12 pada masing-masing sel pengering.
Catatan: Volume larutan gelatin yang ditambahkan untuk formula I dan II disamakan.
[Date] 19