Kromatografi Lapis Tipis Identifikasi Paracetamol Dalam Jamu-Dikonversi
Kromatografi Lapis Tipis Identifikasi Paracetamol Dalam Jamu-Dikonversi
Kromatografi Lapis Tipis Identifikasi Paracetamol Dalam Jamu-Dikonversi
ABSTRAK
Jamu pegal linu banyak di perjual belikan di pasaran dan dapat diperoleh secara bebas. Jamu
yang beredar di masyarakat harus memenuhi syarat keamanan dan mutu diantaranya tidak mengandung
bahan-bahan kimia obat. Bahan kimia obat yang sering ditambahkan pada jamu pegal linu adalah
parasetamol. Parasetamol merupakan obat analgesik non- narkotik dengan cara kerja menghambat
sintesis prostaglandin terutama sistem syaraf pusat. Penggunaan parasetamol yang tidak sesuai aturan
dapat menyebabkan kerusakan hati. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan ada tidaknya
kandungan parasetamol pada jamu pegal linu. Kandungan parasetamol pada jamu diuji secara kualitatif
dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis, Hasil analisis kualitatif metode KLT yang
didapat dari sampel jamu pegal linu negatif mengandung parasetamol, ditandai dengan nilai Rf sebesar
0,85 sama dengan nilai Rf pada baku banding parasetamol.
I. PENDAHULUAN tubuh.
A. Latar Belakang Jamu merupakan warisan budaya
Saat ini penggunaan obat bahan alam bangsa Indonesia berupa ramuan bahan
cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. tumbuhan obat yang telah digunakan secara
Kecenderungan kembali ke alam dijadikan turun temurun yang terbukti aman dan
sebagai alternatif dalam pemilihan mempunyai manfaat bagi kesehatan.
pengobatan. Faktor yang mendorong Kebiasaan minum jamu sering dilakukan
masyarakat untuk mendasari penggunaan masyarakat Indonesia khususnya Jawa. Jamu
jamu antara lain resiko efek samping yang relatif lebih aman dibandingkan dengan obat
kecil dan biaya yang relatif murah serta bahan kimia bila cara penggunaannya baik
mahalnya harga obat modern/sintesis dan dan benar.
banyaknya efek samping yang timbuk dari Banyaknya produk jamu membuat
obat modern. Penggunaan obat dari bahan pemerintah kesulitan melakukan pengawasan
alam atau yang dikenal dengan “jamu” oleh secara rutin, hal ini memberi celah adanya
masyarakat Indonesia sebenarnya sudah kecurangan yang di lakukan oleh produsen
dimulai sejak zaman dahulu, terutama dalam misalnya penambahan bahan kimia obat.
upaya pencegahan penyakit, peningkatan Bahan kimia obat (BKO) yang ditambahkan
daya tahan tubuh, mengembalikan kebugaran oleh produsen jamu untuk menambah khasiat
jamu dan memberikan efek jamu yang lebih membahayakan kesehatan. Walaupun efek
instan dibandingkan jamu yang tidak penyembuhannya cepat tetapi akibat
mengandung bahan kimia obat, hal ini dapat penggunaan bahan kimia obat dengan dosis
yang tidak pasti dapat menimbulkan efek B. Rumusan masalah
samping mulai dari mual, diare, pusing, sakit a. Bagaimana cara mengetahui apakah
kepala, gangguan penglihatan, nyeri dada jamu pegal linu tersebut mengandung
sampai kerusakan organ tubuh yang serius paracetamol atau tidak ?
seperti kerusakan hati, gagal ginjal, jantung b. Berapa besar kadar paracetamol yang
bahkan sampai menyebabkan kematian ada pada jamu pegal linu ?
(BPOM RI, 2011). c. Efek apa yang di timbulkan dari jamu
Berdasarkan hasil pengawasan dan yang mengandung paracetamol untuk
pemeriksaan yang dilakukan yang terdapat tubuh ?
pada jamu pegal linu adalah parasetamol. C. Tujuan penelitian
Parasetamol merupakan obat analgesik non
a. Mengidentifikasi adanya parasetamol
narkotik dengan cara kerja menghambat dalam jamu dengan kromatografi
sintesis prostaglandin terutama di sistem lapis tipis.
syaraf pusat (SSP). Paracetamol dapat b. Menentukan komposisi eluen
mengurangi rasa nyeri sehingga banyak pengembang atau fase gerak yang
terbaik.
produsen jamu yang menambahkan
paracetamol ke dalam produk nya. Oleh c. Mengintrepretasikan hasil praktikum
karena itu jamu pegal linu biasanya yang didapatkan dalam sebuah
nyeri, menghilangkan pegal linu, capek, a. Membuat kita dapat mengetahui ada
pipa kapiler, cawan porselen, gelas beaker, GF25, aseton PA, etanol PA, metanol PA,
morta dan alu. kloroform PA.
Bahan yang digunakan standar B. Waktu penelitian
parasetamol, jamu pegal linu, plat silika gel Hari Kamis, Tanggal 3 Juni 2021, jam
14.20 – 17. 10 WIB. selama 30 menit (menggunakan magnetic
C. Tempat penelitian stirer) kemudian di saring.
Laboratorium Farmasi STIKES 4. Pembuatan Fase Gerak
Muhammadiyah Gombong Diperoleh eluen terbaik yaitu Etil asetat :
D. Teknik penelitian Metanol : Amonia (8,5:1:0,5). Cara
Kromatografi lapis tipis Pembuatanya adalah 8,5 mL etil asetat, 1 mL
E. Rancangan Percobaan metanol dan 0,5 mL ammonia dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer dan dicampur hingga
1. Deskripsi Produk dan Uji Organoleptis
Produk jamu pegal linu dideskripsikan homogen. Kemudian dimasukan ke dalam
masing-masing meliputi komposisi, khasiat chamber yang diberi kertas saring dan tutup
dan dosisinya serta diuji organoleptis rapat lalu dibiarkan jenuh yang ditandai
meliputi bentuk, warna dan rasa. dengan naiknya eluen sampai keatas kertas
saring atau seluruh kertas saring basah.
2. Pembuatan Larutan Baku Pembanding 5. Penyiapan Fase Diam
Paracetamol 0,1 % Disiapkan plat silika gel GF254 dengan
Parasetamol ditimbang 100 mg, ukuran 5 x 10 cm (lebar x tinggi). Plat KLT
kemudian dimasukan ke dalam labu ukur, kemudian diaktifkan dengan cara pemanasan
dilarutkan dengan metanol hingga 100 mL pada oven selama 30 menit pada suhu 120oC,
lalu homogenkan. lalu diberi garis dengan pensil dengan jarak 1
3. Pembuatan Larutan Uji cm dari tepi atas dan 1 cm dari tepi bawah
Ditimbang sampel jamu pegal linu sehingga di dapatkan jarak rambat 8 cm.
masing-masing sebanyak 500 mg, Skala masing-masing untuk tempat penotolan
dimasukkan di dalam erlenmeyer dan larutan uji adalah 1,5 cm.
dilarutkan dengan 10 ml metanol. Kocok 6. Identifikasi Parasetamol Menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis
Disiapkan fase diam plat silika gel GF254
yang telah diaktifkan. Selanjutnya larutan uji
dan baku pembanding di totolkan pada plat
silika menggunakn pipa kapiler yang berjarak
1,5 cm dan dimasukan ke dalam chamber
berisi fase gerak yang telah dijenuhkan.
Eluen dibiarkan bergerak hingga batas atas
fase diam. Setelah eluasi, fase diam diangkat
dan dikeringkan kemudian amati
menggunakan lampu UV 254 nm dan 356
nm. Tandai bercaknya dan hitung nilai Rf
untuk masing-masing bercak.
III. Hasil Dan Pembahasan
Deskripsi Produk
Deskripsi produk dari sampel jamu
pegal linu “ Kukubima Herbal Sidomuncul”
yang di analisis ditampilkan pada Tabel 1.
Deskripsi yang di berikan dibedakan
berdasarkan merk, komposisi, khasiat atau
kegunaan, dosis dan apakah sudah
teregistrasi BPOM atau tidak. Hasil uji
organoleptis sampe jamu pegal linu di
tampilkan pada Tabel 2.
Tabel 1. Deskripsi Produk
niruri
Tab ul”
el 2.
Sampel Bentuk Warna Rasa Bau
Has Kukubi Serbuk Hijau Pahit Khas
il ma kecokla pedas, jamu
Uji Herbal tan sedikit
manis
Org
anol
epti Hasil Uji Kualitatif
Pada saat melakukan uji organoleptis, Chamber pada praktikum kali ini
praktikan mendapatkan hasil bahwasannya menggunakan bekker glas 250 lalu atasnya di
sampel yang digunakan ini memiliki rasa yang tutup. Tunggu sampai fase geraknya bergerak
pahit dan pedas serta agak manis sedikit, keatas (garis atas), setelah itu lalu angkat dan
untuk bentuknya sempel ini berupa serbuk angina-anginkan hingga kering.
yang memiliki warna hijau kecoklatan serta Setelah KLT tersebut kering kita lihat
aroma yang khas. Hal ini dikarenaka beberapa dengan menggunakan alat sinar UV dengan
bahan atau komposisi pada jamu ini memang panjang gelombang 254, sesuai dengan plat
memiliki rasa yang pahit dan pedas semisal KLT yang kita gunakan yakni GF 254.
seperti dari lada (Piper retrofractum fructus)
serta bahan lainnya. Hasil uji kualitatif sampel jamu dan
b. Saran
Sebaiknya lebih meningkatkan kualitas
kerja dan menigkatkan peralatan laboratorium
yang memadai serta perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk menentukan kadar
paracetamol.