Anggur Laut Contoh
Anggur Laut Contoh
Anggur Laut Contoh
SKRIPSI
Oleh
SUTADI RAJA. BACHRIR
L 221 09 272
: L 221 0B 272
: Bzitlidaya Perclrafi
@ . -".
ddias s‹hsuddlrk W .Dr. .' pära ’ulfaati
f953120919Bt031003 I2IP.1’864072?1891Q33Ög1
Optimizatiori SoBware:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
penulis lalui. Berbagai kesulitan dan tantangan setia mengiringi, namun berkat
semua kerja keras, pertolongan Allah serta motivasi dan bantuan dari berbagai
pihak menjadikan semua kesulitan itu sebagai sebuah anugerah yang harus
dalamnya kepada:
atas doa yang tidak pernah putus, serta berkat dukungan spirit yang
penulis.
Hasbullah, S.P, M.Si selaku pembimbing lapangan yang dengan tulus dan
iii
3. Dr. Ir. GunartoLatamaM.Sc selaku penasehat akademik yang telah
serta Dr. rer. nat. Elmi N. dan Ir. Badraeni, M.P selaku penguji yang
4. Bapak dan Ibu Dosen, serta Staf pegawai FIKP UH yang telah banyak
berbagi ilmu dan pengalaman kepada penulis dari awal kuliah hingga
8. Segenap keluarga, KING’S FLOOR serta semua pihak yang tidak sempat
saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya. Semoga tali
silaturahim selaluterjaga
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk penulisan yang lebih baik. Billahi Taufik
SUTADI RAJA BACHRIR. Pertumbuhan dan Kualitas Rumput Laut Caulerpa racemosa yang
Dipapar dengan Warna Cahaya Berbeda. Di bawah bimbingan RAJUDDIN SYAM dan HASNI Y.
AZIS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh warna cahaya terhadap pertumbuhan dan kualitas
rumput laut C. racemosa, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk
meningkatkan kualitas dan produksinya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2015 di
Hatchery Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin Makassar.
Rumput laut uji yang yang digunakan adalah jenis C. racemosa yang berasal dari Kecamatan Galesong
Utara, kabupaten Takalar. Perlakuan yang digunakan yaitu warna cahaya merah, kuning, hijau, biru, dan
warna alami. Prosedur penelitian meliputi persiapan bibit, persiapan wadah dan media,penanaman bibit,
dan pemeliharaan. Peubah yang diamati yaitu pertumbuhan mutlak, kandungan nutrisi, dan kualitas air
sebagai data sekunder. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tertinggi C. racemosa diperoleh pada perlakuan
dengan menggunakan cahaya alami, sementara yang terendah diperoleh pada perlakuan menggunakan
cahaya kuning. Berdasarkan hasil analisis kandungan karotenoid secara berturut-turut adalah cahaya
warna hijau, merah, cahaya alami, biru, dan kuning. Berdasarkan komposisi nutrisi, warna alami
memberikan hasil tertinggi kandungan protein, lemak, abu, dan serat kasar, sementara warna merah
memberikan komposisi karbohidrat tertinggi.
SUTADI RAJA BACHRIR. Growth and Quality of Seaweed Caelurpa racemosa Exposed by
Different Light Colour. Under the guidance of RAJUDDIN SYAM and HASNI Y. AZIS.
This research aimed to investigate effect of light colour on growth and quality of seaweed C. racemosa,
so that result expected could be an information in increasing the quality and production. The research was
conducted in February- March 2015, at Hatchery of Fishery Department, Marine Science and Fishery
Faculty, Hasanuddin University Makassar. The experimental organism was C. racemosa obtained from
North Galesong region, Takalar regency. The treatments used were light colour of red, yellow, green,
blue, and natural. The research procedures were seed preparation, container and media preparation, seed
planting,and maintaining. The observed variables were absolute growth, nutrition contain, and water
quality as secondary data. The obtained data were analyzeddescriptively.
The results showed that the highest growth of C. racemosa obtained in the natural light colour-treatment,
whereas the lowest was obtained in the red light colour-treatment. Based on the carotenoid contain results
were green, red, natural, blue, and yellow light colour, highest-to-lowest respectively. Based on the
nutrition contains, the natural light colour gave the highest protein, fat, ash, and crude fiber contains,
while the red light colour gave the highest carbohydratecontain.
lulus pada tahun 2003. Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Menengah Pertama
di SMP Negeri 21 Makassar dan lulus pada tahun 2006 selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di SMK Neg 2 Makassar dan lulus tahun 2009. Pada tahun
2009 melalui jalur seleksi Nasional masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN),
Perairan.
senantiasa aktif dalam kegiatan formal maupun nonformal seperti dalam mengikuti
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
………………………………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN ii
……………………………………………………….
DAFTAR ISI iii
……………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR i
………………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. v
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang …….……..……………. 1
……………………………………..
Tujuan dan Kegunaan .......………………………………….………………. 2
II. TINJAUANPUSTAKA
Klasifikasi dan Deskripsi Anggur 3
Laut………………………………………
Habitat dan penyebaran……………….….................................................. 6
Fotosintesis……..…….………................................................................... 7
Warna cahaya…………….……………..……………………….................... 9
Pertumbuhan……………….…………….................................................... 1
1
Kandungan karatenoid……….………………. ……………....…................. 1
2
Kualitas air…………………....………………………………………............. 1
3
III. METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat….………….. 1
…………………………………………….. 5
Alat dan Bahan………….…………………………………………………….. 1
5
Materi penelitian……………………………………………………………….. 1
5
Pertu
Pengukuran peubah biologis……..………………………………………….. 1
8
Kand
Analisi data…………………..………………………………………………… 1
Kand 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN mbuhan……………….…….……….
…………………….………….… 2
0
ungan karatenoid………………………………………………………. 2
1
ungan nutrisi……………………………………………………………. 2
2
Parameterkualitas air...................................................................................23
V. KESIMPULAN DANSARAN
Kesimpulan..................................................................................................27
Saran........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Rumputlaut(Caulerparacemosa)…………………………………… …… 4
2. Rumputlautyangdigunakan…………..……………………………… 16
3. Penempatanwadahpenelitian……………………………………….. 17
4.Penanamanbibit………………………………………………………... 17
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Perbandingan komposisinutrien……………………………... 13
4. Pertumbuhan mutlakC.racemosa…………………………… 20
5. Kandungan karatenoidC.racemosa…………………………. 22
6. Kandungan nutrisiC.racemosa……………………………… 22
7. Pengukuran ParameterKualitasAir………………………….. 23
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber
pendapatan bagi masyarakat pesisir dan merupakan salah satu komoditi laut yang
luas dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai sumber pangan, obat-obatan dan
cahaya matahari. Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga
memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain. Warna inilah yang menggolongkan
jenis rumput laut. Rumput laut termasuk dalam golongan tanaman tingkat rendah
dan anggota alga (tanaman yang memiliki klorofil atau zat hijau daun). Rumput laut
diketahui kaya nutrisi esensial, seperti easam amino, enzim, asam nukleat, mineral,
dkk,1985)dalam(Winarno,1991),setiapspesiesrumputlaut,masing-masing
fotosintesa
memilikijenispigmenyang berbeda-beda, sehingga jenis warna cahaya yang
berbeda- diserapjuga
fotosintesa
beda untuk tercapainya prosese fotosintesa yang optimal. Proses
1
yang optimal, pada akhirnya akan berpengaruh langsung terhadap
2
seluruh proses biologis dari rumput laut tersebut, seperti pertumbuhan maupun
kandungan karetonoidnya.
tambak dengan metode dasar dan lepas dasar atau metode terapung. Metode ini
masih banyak menghadapi kendala seperti cuaca buruk, hama dan penyakit serta
predator. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu cara untuk mengatasi keadaan
pertumbuhan dan kualitas rumput laut C. racemosa adalah kualitas warna cahaya.
pertumbuhan dan kualitas rumput laut. Cahaya merupakan salah satu faktor
pembatas untuk pertumbuhan rumput laut. Apabila cahaya yang diterima berada di
bawah tingkat yang dibutuhkan, maka energi yang dihasilkan melalui fotosintesa
tidak seimbang atau tidak terpenuhi. Sebaiknya, apabila cahaya yang diterima
berlangsung terus menerus dapat menyebabkan tumbuhan makin lama akan mati
(Nybakken,1992).
budidaya rumput laut jenis Caulerpa masih sedikit, maka perlu dilakukan penelitian
dan percobaan tentang budidaya rumput laut jenis Caulerpa dengan melihat
pertumbuhan dan kualitas rumput laut C. racemosa yang dipapar dengan warna
pertumbuhan dan kualitas rumput laut C. racemosa. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan informasi untuk meningkatkan kualitas dan produksi, di
samping itu diharapkan pula dapat memberikan lapangan usaha baru bagi
masyarakat pesisir.
II. TINJAUANPUSTAKA
Klasifikasi dari Anggur Laut Caulerpa racemosa menurut Dawson (1946) diacu
Kingdom : Plantae
Divisi :Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Caulerpales
Famili : Caulerpaceae
Genus :Caulerpa
Rumput laut jenis Caulerpa racemosa memiliki tallus berwarna hijau seperti tanaman
rumput, terdiri dari banyak cabang tegak yang tingginya sekitar 2,5-6,0 cm.Batang
pokok be rukuranantara16-22cm.Terdapatbulatan-bulatansepertianggurpada
4
puncak cabang, panjang setiap puncak cabang sekitar 2,5-10,0 cm (Trono dan
disebut sebagai rumput laut. Sebagai fitobentik, tumbuhan ini hidup menancap atau
menempel di substrat dasar perairan laut seperti karang mati, fragmen karang, pasir
dengan stolon berukuran kurang lebih 5 cm, perakarannya (holdfast) relatif besar
dan meruncing seperti paku dengan panjang ramuli mencapai 8 cm. Ramuli
merupakan organ cabang atau percabangan dari stolon sebagai organ utama,
substansinya agak lunak dan terkesan kosong (gembos). Ramuli ini berdiameter
antara 2-4 mm. Ramuli timbul pada stolon yang bercabang dan memiliki bulatan-
bulatan dengan ujung yang rata dan bertangkai serta tersusun di sekitar dan
substansi berwarna putih seperti susu, namun kemudian akan mati dalam satu atau
dua hari. Awalnya C. racemosa akan kehilangan warnanya, kemudian hancur dan
mengotori perairan. Spesies ini sering ditemukan tumbuh pada berbagai substrat
Distribusi dari rumput laut jenis C. racemosa ini tersebar luas didaerah
tumbuhp
Jenis
rumputlautiniadaperairankeruhdanpermukaansubstratberlumpurlunak,tepikarang
yang terb
danbers
ukadanterkenaombaklautyangkerassertaperairantenangyangjernih
5
ubstratpasirkeras.Jenisinisangatkuatmelekatpadasubstratkarena
6
akarnya kokoh dan bercabang pendek. Rumput laut jenis ini pada beberapa daerah
seperti Tapanuli dan Kepulauan Seribu dikonsumsi baik mentah maupun matang
walaupun memiliki tekstur yang kasar dengan rasa pedas seperti lada (Trono dan
B. Habitat Danpenyebaran
rataan terumbu karang. Tumbuh pada substrat yang mati, pecahan karang mati,
pasir lumpur dan lumpur. Kebanyakan jenis ini tidak tahan pada kekeringan tumbuh
pada kedalaman perairan yang pada saat pasang surut terendah dan masih
Caulerpa racemosa tersebar luas di perairan beriklim tropis dan dangkal. Pada
tahun 1926 bentuk baru dari alga itu dilaporkan dari Tunisia, mungkin seorang
imigran dari Laut Merah, dan ini kemudian menyebar ke banyak bagian timur Laut
Mediterania. Pada tahun 1990, bentuk baru yang lebih besar dengan dua baris
vertikal cabang di sisi berlawanan dari batang itu ditemukan dari Libya. Hal ini
menyebar luas, menyerang banyak Laut Mediterania dan menjadi lebih luas
daripada spesies invasif, Caulerpa taxifolia. Hal ini dikenal sebagai C. racemosa var.
Anggota famili Caulerpa ceae bersifat invasiv (Davis dkk. 1997). Beberapa
spesies Caulerpa memiliki bentuk morfologi dan fisiologi yang dapat beradaptasi
dengan l ingkungan yang berbeda. Spesies Caulerpa yang bersifat endemis pada
habitat lag una, cenderung memiliki jarak rhizoma antar assimilator yanglebih
panjang, sementara itu Caulerpa yang tumbuh pada ekosistem terumbu karang
dengan energi gelombang yang tinggi, cenderung memperlihatkan bentuk yang rapi
lingkungan dengan intensitas cahaya yang tinggi memiliki kandungan klorofil yang
untuk tumbuh rapat dengan alga lain atau rumput laut lain (Collado1999).
C. Fotosintesis
yang ditangkap melalui reaksi kompleks dan melibatkan banyak molekul makro dan
mikro. Proses fotosintesis terbagi dalam dua reaksi utama, yaitu reaksi gelap dan
reaksi terang. Kedua proses tersebut terpisah tetapi saling berkaitan satu dengan
yang lain. Secara ringkas proses fotosintesis dapat digambarkan dalam dua bagian
Cahaya
H2O + ADP + Pi + NADP+ O2 + ATP + NADPH + H+
DinukleotidaPhospatHidrogenase)sebagai
tenagapereduksidanATP(AdenosinTriphospat)sebagaienergikimia.AtomHdarimoleku
Sedangk
lH2O dipakai untuk mereduksi NADP+menjadi NADPH.an O2 dilepaskan sebagai
dirangkai
hasil sampingreaksifotosintesis. Reaksiini
prosesny
kan dengan reaksi pembentukan ATP dari ADP dan Pi. Pada reaksigelap
atidaklangsungmenggunakancahayamatahari. Reaksipadatahapini
merupakan reaksi pembentukan karbohidrat (monosakarida) melalui reduksi CO2,
dengan menggunakan ATP dan NADPH yang diperoleh pada reaksi terang (Toha,
2001).
Pigmen fotosintesis dibagi dalam dua kelompok, yaitu pigmen pusat reaksi
(klorofil primer) dan pigmen asesoris (klorofil, fikobilin dan karotenoid). Pigmen yang
mampu menangkap energi cahaya adalah pigmen asesoris. Pigmen pusat reaksi
hanya menerima energi dari pigmen asesoris (Porwoko, 2007). Pigmen yang terlibat
dalam proses fotosintesis pada alga ada tiga jenis yaitu klorofil, pikobiliprotein dan
karotenoid Meeks (1974, dalam Lobban dan Harrison, 1994). Hal ini didukung oleh
pernyataan Aslan (1998) bahwa pigmen fotosintetik yang menentukan warna pada
alga antara lain adalah klorofil (a, b dan c), karoten, phycoerythrin dan pycocyanin.
Fotosintesis pada rumput laut terjadi pada organel khusus yaitu pada kloroplas
(Toha, 2001) dimana terdapat grana yang melebar menjadi membran tilakoid. Pada
membran tilakoid mengandung bayak lipid, protein dan mollekul zat warna atau
Fotosintesis pada Caulerpa terjadi pada organel khusus yaitu pada kloroplas
(Toha, 2001) dimana terdapat grana yang melebar menjadi membran tilakoid. Pada
membran tilakoid mengandung banyak lipid, protein dan molekul zat warna atau
8
D. Warna Cahaya
daya tembus yang lebih dalam dibandingkan gelombang panjang. Cahaya yang
besar lebih banyak diserap, sedangkan gelombang pendek sedikit diserap. Pada
perairan yang jernih, cahaya dengan gelombang panjang banyak diserap dan sedikit
yang dihamburkan. Pada air jernih gelombang yang sedikit diserap adalah
gelombang pendek (seperti biru) dan banyak dihamburkan sehingga air jernih
Panjang gelombang warna atau spectrum cahaya yaitu merah (630–700 nm),
jingga (590–630 nm), kuning (560–590 nm),hijau (480–560 nm), biru (440–480 nm),
dan ungu (400–440 nm). Apabila warna ini bercampur, cahaya putih akan dihasilkan.
prisma menjadi jalur warna. Jalur warna ini dikenal sebagai spektrum sedangkan
pemecahan cahaya putih kepada spektrum ini dikenal sebagai penyerakan cahaya
(Forti, 1969). Panjang gelombang untuk warna yang berbeda, juga berbeda daya
tembus setiap spektrum warna cahaya pada kolom air yang sama berbeda-beda
(Nybakken,1988).
Cahaya merupakan syarat mutlak bagi kehidupan rumput laut. Cahaya yang
dan lama penyinaran. Cahaya mempunyai pengaruh yang besar, yakni sebagai
yang ter bang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi
9
tertentu, yang nilainya dapat dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam spektrum
permukaan. Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada
berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen
berhubungan dengan jumlah energi yang diterima oleh makroalga untuk melakukan
sebagai sumber energy. Becker (1994) juga menyatakan bahwa faktor lingkungan
yang berpengaruh pada pertumbuhan makroalga antara lain intensitas cahaya dan
protosiphon. Intensitas cahaya yang dibutuhkan oleh rumput laut berbeda menurut
batas atau kisaran tertentu, pada umumnya intesitas cahaya yang lebihbesar lebih
efektif bagi proses fotosintesis, namun pada tingkat cahaya yang sangattinggi dapat
10
E. Pertumbuhan
diferensiasi sel pada ujung akar dan pucuk tumbuhan (Prairanata dkk,1981).
Nasaruddin (1995) menyatakan bahwa pola pertumbuhan yang khas pada tanaman
dibagi dalam empat fase pertumbuhan yaitu fase adaptasi, fase logaritmik atau fase
berupa berat maupun panjang dalam waktu tertentu. Faktor pertumbuhan rumput
laut C. racemosa dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal
berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut antara lain bagian tallus dan umur,
sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh antara lain keadaan lingkungan fisik
Proses pertumbuhan alga dapat pula berlangsung karena peran aktif dari zat
fitomon, yakni zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,namun jumlah yang
racemosa dan C. taxifolia hadir bersama- sama, C. racemosa akan menjadi spesies
tumbuh k etikasalinitasturunhingga20ppt,tetapitidakmatihinggaduapuluhhari.
11
C. racemosa dapat bertahan sebentar ketika terkena paparan salinitas yang
F. Kandungan Karotenoid
cryptoxanthin. β-karoten merupakan salah satu dari 600 komponen karotenoid yang
banyak ditemukan pada rumput laut. Karotenoid merupakan senyawa isoprenoid C40
dan tetraterpenoid yang terdapat dalam plastida jaringan rumput laut yang
melindungi klorofil dari reaksi foto-oksidasi dengan mengikat molekul oksigen bebas
tersebut berbeda pada tiap spesies alga, pada Gracillaria domingensis yaitu
xanthofil sedangkan pada K. alvarezii yaitu karoten dan xanthopil (Andersson et. al,
2005). Niyogi et. al (1997, dalam Andersson et. al, 2005) juga menambahkan
bahwa terdapat tiga jenis pigmen pada xantofil yaitu zeaxanthin, antheraxanthin dan
lutein. Ketiga pigmen tersebut berperan dalam proses penyerapan energi cahaya
12
ganggang hijau menyimpan macam-macam karbohidrat yang lain seprti pati
Tabel 1. Perbandingan komposisi nutrien pada beberapa jenis rumput laut (% berat
kering sampel) (Matajun dkk., 2009)
N Nutrien E. C. S. polycystum
o cottonii lentillefera
1. Protein % 9.76±1.33 10.41±0.26 5.40±0.07
2 Lipid % 1.10±0.05 1.11±0.05 0.29±0.01
3 Ash % 46.19±0.42 37.15±0.64 42.40±0.41
4 Total dietay fiber % 25.05±0.99 32.99±2.07 39.67±0.56
G. KualitasAir
Kualitas air sebagai media tumbuh harus memenuhi syarat layak huni, artinya,
air yang digunakan dapat membuat tumbuhan alga dapat melangsungkan hidup di
faktor lingkungan yang berpengaruh, antara lain: suhu, salinitas, pH, , nitrat,
rumput laut dalam air. Suhu air laut yang baik bagi rumput laut adalah sekitar 23 o-
26oC dengan perbedaan suhu antara siang dan malam relatif kecil alga K. Alvarezii
Salinitasmerupakankonsentrasitotaldarisemuaionyanglarutdalamair,dandinya
takandalambagianperseribu(ppt)yangsetaradengangramperliter.nalgadapatdipengar
Kesubura uhiolehkadargaramatausalinitas.Salinitasatau
kandungan garam NaCl dalam air, untuk pertumbuhan yang optimal berkisar 28-33
ppt.(Ang
13
gadiredja dkk., 2006).
14
Derajat keasaman air ditentukan oleh kosentrasi ion H+ yang dinyatakan
dalam angka 1-14. Menurut (Boyd, 1990), pH merupakan logaritma negatif dari
kosentrasi ion hidronik (H+) yang merupakan indikator keasaman serta kebasaan
senyawa air berupa asam atau basa.Kondisi pH perairan rendah akan mengganggu
keseimbangan asam basa darah dan menurunkan kosentrasi NaCl dalam darah
yang pada akhirnya akan mengacu kerja osmotik tubuh organisme akuatik. Kondisi
pH yang dapat ditoleransi oleh alga tersebut adalah berkisar antara 7,3-8,2 (Susanto
dkk. 2001).
sedimen karakter dan ukuran butiran sedimen mempengaruhi porositas dan daya
serap butiran sdimen terhadap fosfat (Yulianto dan Arfah, 1998). Udy dan Dennison
fosfat sangat dipengaruhi oleh ukuran sedimen dimana sedimen yang haluss