Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No.

2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F139

Pra Desain Pabrik Poly-L-Lactic Acid (PLLA)


dari Tetes Tebu
Eriska Wahyu Kusuma, Ayu Larasati, Siti Nurkhamidah, dan Ali Altway
Departemen Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
e-mail: dst_eureka@yahoo.co.uk; alimohad@chem-eng.its.ac.id

Abstrak—Poly-L-Lactic Acid atau disingkat PLLA merupakan Tabel 1.


termoplastik biodegradable turunan dari sumber daya Komposisi tetes tebu
terbarukan. Kebutuhan dunia akan plastik yang terus
meningkat seiring dengan meningkatnya pencemaran Komponen Persentase (%)
lingkungan yang disebabkan oleh plastik. Hal ini membuat
Air 20
PLLA menjadi alternatif pengganti plastik petroleum-based
Sukrosa 32
untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Untuk memenuhi
Glukosa 14
kebutuhan bioplastik dalam negeri dan adanya peluang ekspor
yang masih terbuka, maka dirancang pabrik PLLA dengan Fruktosa 16
kapasitas 20.000 ton/tahun dengan memanfaatkan limbah tetes Nitrogenous material 10
tebu yang dihasilkan oleh pabrik gula sebagai bahan baku. SiO2 0,5
Pabrik direncanakan berdiri pada tahun 2020 di Lampung K2O 3,5
Tengah, Sumatera Selatan. Proses pembuatan PLLA CaO 1,5
dilakukan melalui tiga tahap, yakni proses produksi asam MgO 0,1
laktat, pemurnian asam laktat, dan polimerisasi asam laktat.
P2O5 0,2
Tahap produksi asam laktat dilakukan dengan proses
fermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus Na2O 0,2
delbrueckii subsp. delbrueckii selama 26 jam pada kondisi 42oC,
Impurities 2
tekanan atmosfir, dan pH 6,9. Tahap pemurnian dilakukan
hingga asam laktat mencapai kemurnian 99% dalam kolom
distilasi reaktif. Tahap polimerisasi asam laktat dilakukan laktat, yang mana asam laktat dapat dibuat melalui proses
dengan metode ring-opening-polymerization. Untuk mendirikan fermentasi gula [1].
pabrik PLLA dari limbah tetes tebu ini diperlukan modal tetap Tebu merupakan bahan baku utama untuk proses
(FCI) sebesar Rp 926.811.877.912,00 dan modal kerja (WCI) produksi gula. Kebutuhan gula di Indonesia cukup tinggi,
sebesar 92.681,187.791,00. Dari perhitungan analisa ekonomi sehingga banyak pabrik gula yang tersebar di Indonesia guna
didapatkan nilai Pay Out Time (POT) 5,13 tahun dengan Break
mencukupi kebutuhan tersebut. Dalam operasionalnya,
Event Point (BEP) sebesar 45,6% dan Internal Rate of Returm
(IRR) sebesar 13,19%.
pabrik gula juga menghasilkan produk samping yaitu tetes
tebu (molasses). Tetes tebu diperoleh dari hasil pemisahan
Kata Kunci—Asam Laktat, PLLA, Renewable Resource, Ring sirup low grade dimana gula dalam sirup tersebut tidak
Opening Polymerization, Thermoplastic Biodegradable. dapat dikristalkan kembali. Pada proses produksi, tetes tebu
yang dihasilkan sekitar 5-6% dari feed tebu. Tetes tebu
biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri
I. PENDAHULUAN fermentasi seperti bioetanol, alkohol, monosodium

K esadaran penduduk dunia pada lingkungan semakin


meningkat seiring meningkatnya masalah lingkungan
yang timbul akibat kegiatan manusia sehari-hari. Salah satu
glutamate, asam laktat, dan lainnya. Tetes tebu merupakan
hasil samping industri gula yang mengandung senyawa
nitrogen, unsur mikro, dan kandungan gula yang cukup
sumber indikator tersebut adalah meningkatnya jumlah tinggi sehingga sangat cocok menjadi sumber karbon untuk
produk bioplastik dari tahun ke tahun. Data dari Badan Pusat fermentasi asam laktat [2].
Statistik (BPS) menyebutkan bahwa produksi bioplastik
diproyeksikan akan mencapai 1.200.000 ton atau 1/10 dari II. BASIS DESAIN DATA
total produksi bahan plastik pada tahun 2010. Jumlah ini
A. Kapasitas Produksi
meningkat seribu kali lipat dari produksi bioplastik pada
tahun 1999, yaitu 2.500 ton atau 1/10.000 kali dari produksi Nilai perdagangan plastik biodegradable global
bahan plastik meningkat seiring dengan peraturan-peraturan terhadap
penggunaan plastik konvensional. Tabel 2 menjelaskan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
estimasi produksi dan konsumsi PLA Global pada tahun
menghasilkan bahan-bahan plastik yang bersifat
2020 :
biodegradable seperti kolagen, kasein, protein dan lipida
Dalam upaya mengurangi kebutuhan impor PLA di
yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Akan tetapi, bahan
Indonesia sebesar 100% serta turut memenuhi 2% kebutuhan
yang paling potensial adalah plastik yang berbahan
global, ditetapkan kapasitas pabrik PLLA dari tetes tebu
Polylactic acid. Polylactic acid (PLA) merupakan
sebesar 20.000 ton/tahun.
termoplastik biodegradale yang berasal dari sumber daya
terbarukan. PLA dibentuk melalui proses polimerisasi asam
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F140

Tabel 2. Tabel 5.
Estimasi produksi dan konsumsi PLA Global tahun 2020 Perbandingan tipe proses pemurnian asam laktat
Tahun Produksi (kiloton/tahun) Konsumsi (kiloton/tahun) Tipe Proses Kelebihan Kekurangan
Presipitasi garam  Proses yang  Tingkat kemurnian yang
2020 1009 1048
kation dengan digunakan dihasilkan medium (80-
asam kuat sederhana 85%)
Tabel 3.
Perbandingan proses produksi asam laktat]  Tingkat
kemurnian tinggi
Tipe Proses Kelebihan Kekurangan
(85-95%)
Sintesis Kimia  Membutuhkan  Membutuhkan suhu  Membutuhkan biaya
Esterifikasi- utilitas yang cukup
suhu operasi yang operasi yang lebih  Efisien karena
hidrolisis tinggi.
lebih rendah rendah hanya
 Asam laktat yang membutuhkan
dihasilkan satu jenis alat
kemurniannya
medium
 Membutuhkan biaya  Membutuhkan biaya
yang besar yang sangat tinggi.
Fermentasi  Bahan baku  Membutuhkan Proses  Tingkat
terbarukan dan maintanance yang pemisahan  Proses purifikasi yang
kemurnian yang
murah cukup rumit untuk dengan membran diperlukan rumit
dihasilkan tinggi
 Menghasilkan bakteri yang akan dan (90-95%)
asam laktat dengan digunakan  Maintenance yang
elektrodialisis
kemurnian yang cukup rumit untuk
tinggi membran.

Tabel 4.
Bakteri asam laktat dan spesifikasinya
Bakteri Spesifikasi
4. Sumber Tenaga Kerja
 Digunakan pada substrat yang
mengandung banyak sukrosa seperti
5. Aksesabilitas dan Fasilitas Transportasi
Lactobacillus 6. Hukum dan Peraturan
delbrueckii subsp. tetes tebu.
Delbrueckii 7. Iklim dan Topografi
 Bakteri homofermentatif Berdasarkan pertimbangan dari beberapa faktor diatas,
 Digunakan pada substrat yang lokasi pabrik PLLA dari tetes tebu ini akan dibangun di
Lactobacillus mengandung banyak laktosa seperti Lampung Tengah, Sumatera Selatan.
delbrueckii subsp. pada dairy products.
C. Seleksi Proses
Bulgaricus
 Bakteri homofermentatif
Bahan baku pembuatan PLLA ini adalah tetes tebu yang
 Digunakan pada substrat yang berasal kemudian melewati tiga tahapan proses, yaitu produksi asam
dari pati seperti jagung, kentang, dan laktat, pemurnian asam laktat, dan polimerisasi asam laktat.
Lactobacillus singkong a. Produksi Asam Laktat
amylophillus
 Bakteri homofermentatif Proses produksi asam laktat dapat dilakukan dengan
proses sintesis kimia ataupun dengan proses fermentasi
 Digunakan pada substrat yang substrat. Tabel 3 menjelaskan perbandingan antara kedua
mengandung banyak glokosa proses ini.
Lactobacillus Dari dua jenis proses produksi asam laktat yang ada,
 Bakteri heterofermentatif sehingga
plantarum
terdapat produk samping berupa CO2 proses yang paling efektif digunakan adalah proses
dan ethanol. fermentasi karena bahan baku yang digunakan untuk proses
fermentasi dapat diperbaharui dan murah, serta kemurnian
asam laktat yang dihasilkan dengan proses fermentasi juga
B. Lokasi Pabrik lebih tinggi.
Letak dari suatu pabrik mempunyai pengaruh besar Terdapat dua jenis bakteri yang terlibat dalam proses
terhadap kelangsungan atau keberhasilan pabrik tersebut. fermentasi asam laktat yaitu homofermentatif dan
Lokasi pabrik yang tepat, ekonomis dan menguntungkan, heterofermentatif [3]. Bakteri homofermentatof hanya
harga produk yang semurah mungkin dengan keuntungan menghasilkan asam laktat, sedngkan bakteri
yang sebesar mungkin. Idealnya lokasi yang akan dipilih heterofermentatif menghasilkan asam laktat, ethanol, dan
harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang baik CO2. Pada industri, umumnya yang digunakan adalah bakteri
untuk perusahaan maupun warga sekitar, serta dapat homofermentatif untuk mengurangi produk samping yang
memberikan kemungkinan untuk memperluas atau terbentuk [4].
menambah kapasitasi pabrik tersebut. Berdasarkan perbandingan spesifikasi bakteri pada table
Pada pemilihan lokasi pendirian pabrik Polylactic Acid di atas, bakteri yang akan digunakan pada proses fermentasi
dari tetes tebu ini, telah dilakukan beberapa pertimbangan asam laktat ini adalah Lactobacillus delbrueckii subsp.
yang diantaranya sebagai berikut: delbrueckii dengan pertimbangan jenis substrat dan jenis
1. Ketersediaan Bahan Baku bakteri homofermentatif.
2. Lokasi Pemasaran b. Pemurnian Asam Laktat
3. Sumber Energi Listrik dan Air Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebelum memasuki
proses polimerisasi, asam laktat yang telah dihasilkan dari
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F141

Tabel 6. dikondisikan menjadi 6,9 agar fermentasi dapat berjalan


Perbandingan tipe proses polimerisasi optimum dengan penambahan HCl. Selanjutnya larutan
Tipe Proses Kelebihan Kekurangan molasses encer dipompa menuju culture tank dan fermentor
 Berat molekul tank.
produk rendah Larutan molasses encer ini kemudian displit menuju
 One-step culture tank dan fermentor tank dengan perbandingan 1:10.
Direct
 Sederhana  Yield rendah
Polymerization Bakteri yang digunakan dalam proses fermentasi adalah
 Murah
 Optical purity Lactobacillus delbrueckii subsp. delbrueckii. Bakteri asam
rendah
laktat ini digunakan untuk karena dapat memfermentasi
 Berbahaya bagi sukrosa, glukosa, dan fruktosa sekaligus. Bakteri dibiakkan
lingkunagn dalam culture tank dengan media mengandung fermentable
 Two-step sugar sebanyak 65 g/L dan 10 g/L yeast extract. Bakteri
 Tidak food grade
Chani extension maupun medical yang diinokulasikan ke dalam media culture tank sebanyak
 Berat molekul 0.0003 g/L dan kemudian dijaga pada suhu 42oC selama 15
polymerization grade
produk tinggi
jam. Bakteri yang telah dibiakkan selanjutnya diumpankan
 Optical purity menuju fermentor tank [5].
rendah
Proses fermentasi dilakukan dalam fermentor tank
 One-step berpengaduk yang bekerja secara batch. Media yang
 Teknologi yang digunakan pada proses fermentasi mengandung molasses
 Ramah belum
Enzymatic lingkungan dikembangkan
dengan fermentable sugar 65g/L dan 10 g/L yeast extract.
polymerization Fermentasi berlangsung pada suhu 42oC selama 26 jam
 Berat molekul  Yield rendah dalam pH 6,9. Selama proses fermentasi berlangsung, pH
tinggi dijaga dengan menambahkan buffering agent Ca(OH)2,
 Berat molekul sehingga terjadi reaksi sebagai berikut [6]:
produk tinggi  Multi-step
2C3H6O3 + Ca(OH)2  Ca(CH3CHOHCOO)2 + 2H2O
 Food grade dan  Membutuhkan Asam laktat Kalsium Kalsium laktat Air
Ring-opening medical grade kemurnian lactide hidroksida
polymerization yang tinggi
 Yield tinggi
sehingga B. Tahap Pemurnian Asam Laktat
 Optical purity menaikkan cost.
Produk fermentor tank sebagian besar berupa air dan
tinggi
kalsium laktat dipompa menuju tangki asidifikasi. Di dalam
tangki asidifikasi, kalsium laktat dikonversi menjadi asam
proses fermentasi perlu dimurnikan terlebih dahulu. Tabel 5 laktat dengan penambahan asam kuat H2SO4 dengan reaksi
menjelaskan perbandingan proses pemurnian asam laktat sebagai berikut:
yang pada umumnya digunakan.
Dari tiga macam jenis proses pemurnian asam laktat ini, Ca(CH3CHOHCOO)2 + H2SO4 2C3H6O3 + CaSO4
proses yang akan digunakan adalah proses esterifikasi- Kalsium laktat Asam Asam Kalsium
hidrolisis. Hal ini dikarenakan proses tersebut dapat sulfat laktat sulfat
menghasilkan asam laktat dengan kemurnian yang tinggi. Reaksi antara kalsium laktat dan asam sulfat membentuk
Selain itu proses purifikasi dengan esterifikasi-hidrolisis asam laktat dan endapan CaSO4 yang kemudian dipisahkan
membutuhkan alat yang lebih sedikit dibandingkan dengan dalam centrifuge. Perbedaan densitas antara larutan dengan
purifikasi dengan proses elektrodialisis. endapan CaSO4 menyebabkan larutan terlempat keluar dan
c. Proses Polimerisasi Asam Laktat endapan CaSO4 turun ketika dilakukan pemutaran secara
Asam laktat yang telah dimurnikan, kemudian akan cepat dalam centrifuge. Larutan yang telah terpisah dari
melalui proses polimerisasi. Tabel 6 menjelaskan CaSO4 kemudian diumpankan ke dalam evaporator untuk
perbandingan jenis proses polimerisasi asam laktat yang dipekatkan sebelum mengalami proses pemurnian lebih
umumnya digunakan. lanjut dalam kolom distilasi reaktif.
Dari keempat proses polimerisasi tersebut, yang akan Evaporator yang digunakan adalah triple-effect
digunakan adalah proses ring-opening polymerization evaporator untuk menghemat penggunaan steam. Pada suhu
karena dapat menghasilkan polimer dengan berat molekul di atas 90oC asam laktat akan mulai terpolimerisasi sehingga
tinggi tanpa menggunakan bahan yang beracun. peralatan non-reaktor dijaga suhunya kurang dari 90oC.
Evaporator bekerja dalam keadaan vakum untuk menjaga
titik didih larutan tidak lebih dari 90oC. Larutan keluar
III. URAIAN PROSES evaporator memiliki konsentrasi 30%.
A. Tahap Produksi Asam Laktat Larutan asam laktat 30% dari evaporator diumpankan
Pada produksi asam laktat digunakan bahan baku tetes ke dalam kolom distilasi reaktif. Sebelum diumpankan ke
tebu yang mengandung fermentable sugar, diantaranya dalam kolom distilasi, larutan asam laktat dicampur dengan
sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Sebelum digunakan untuk metanol sebagai reaktan dalam static mixer kemudian
proses fermentasi, molasses terlebih dahulu diencerkan dipanaskan dalam heater hingga suhu mencapai 99oC. Suhu
dalam Tangki pengenceran molasses sehingga konsentrasi tersebut merupakan suhu optimum reaksi pembentukan ester
fermentable sugar di dalamnya menjadi 60g/L. pH molasses laktat. Di dalam kolom distilasi terjadi reaksi sekaligus
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F142

Methanol dan sisa air yang terbentuk langsung


terpisahkan menuju top product sedangkan asam laktat
menuju bottom product. Asam laktat yang terbentuk dalam
bottom product memiliki konsentrasi mencapai 99% yang
siap untuk dipolimerisasi.
Gambar 1. Diagram alir proses polimerisasi C. Tahap Polimerisasi Asam Laktat
Larutan asam laktat pekat 99% dari kolom distilasi
kemudian dipompa menuju reaktor prepolymer yang
merupakan reaktor berpengaduk. Di dalam reaktor terjadi
reaksi polycondensation pembentukan polimer asam laktat
dengan berat molekul rendah (prepolymer) dan air dengan
Gambar 2. Reaksi direct polymerization bantuan katalis SnCl2. Molekul asam laktat memiliki dua
ujung dengan gugus yang berbeda yaitu gugus hidroksil dan
gugus fungsi asam yang mana dapat mengakibatkan
terjadinya reaksi esterifikasi intermolekuler dan
intramolekuler. Gugus alkoksi asam laktat bereaksi dengan
hidrogen yang terpecah dari gugus hidroksil asam laktat
terdekat membentuk rantai polimer [7].
Pada saat yang sama, terjadi pula pembentukan dimer
siklik (lactide) namun dalam jumlah yang kecil dengan
derajat polimerisasi 2. Lactide dapat terbentuk karena reaksi
Gambar 3. Reaksi polycondensation pada kesetimbangan transesterifikasi intramolekular dari lactoyl lactic acid atau
karena degradasi oligomer. Karena kesetimbangan reaksi
yang kuat, menyebabkan rantai polimer yang terbntuk tidak
terlalu panjang sehingga menghasilkan berat molekul yang
rendah berkisar antara 400 hingga 2500. Penghilangan air
yang terbentuk sangat penting untuk menggeser reaksi
cenderung ke arah pembentukan oligomer [7].
Produk yang terbentuk terdiri dari monomer asam laktat,
prepolymer, oligomer, dan lactide dalam keadaan lelehan
viskus (melt) kemudian diumpankan ke dalam reaktor
depolimerisasi. Dalam proses ini terjadi reaksi
Gambar 4. Reaksi pada depolimerisasi
transesterifikasi intramolekuler disebut juga dengan
pemisahan produk. Reaksi yang terjadi adalah sebagai ‘backbiting’. Prepolimer berada dalam kesetimbangan
berikut: dengan dimer siklik (lactide) [8].
Dengan mengatur tekanan dan suhu dalam reaktor
C3H6O3 + CH3OH C4H8O3 + H2O depolimerisasi, maka lactide dapat dibentuk secara kontinyu
dan teruapkan. Penguapan lactide dalam reaktor dapat
Asam laktat Methanol Metil laktat Air
menggerakkan reaksi depolimerisasi ke arah kanan untuk
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi bolak-balik menghasilkan net lactide sewaktu reaktor mencari
sehingga pemisahan produk secara terus menerus dapat kesetimbangan. Reaktor prepolimerisasi dapat berupa falling
mendorong reaksi ke arah pembentukan produk sehingga film evaporator karena dapat memaksimalkan surface area
konversi reaksi dapat mencapai 100%. Pemisahan produk antara liquid and vapor sehingga liquid lactide dapat lebih
dilakukan dengan memanfaatkan titik didih metil laktat yang mudah teruapkan. Hal ini dapat mempercepat penghilangan
rendah, sehingga sebagian besar metal laktat teruapkan lactide yang terbentuk, akibatnya akan mendorong
menjadi top product kolom sedangkan komponen lain yang terjadinya reaksi. Secara umum, falling film evaporator
kurang volatil turun menjadi bottom product dan dibuang memiliki waktu hold-up yang relatif kecil dan memiliki
sebagai waste. Vapor metil laktat kemudian dikondensasi koefisien transfer panas yang tinggi, keduanya akan
dalam kondensor dan ditampung dalam reflux drum. menurunkan reaksi degenerasi yang terjadi selama produksi
Sebagian kecil metil laktat direflux menuju kolom distilasi. lactide. Prepolymer diumpankan ke evaporator dari atas,
Larutan metil laktat yang masih mengandung banyak dengan suhu operasi 180-250oC dan tekanan vakum antara
air kemudian diumpankan menuju kolom distilasi reaktif II 2-60 mmHg selama 2,5 – 10 menit. Ketebalan film yang
untuk dikonversi menjadi asam laktat melalui reaksi digunakan berkisar antara 0,5 – 15 mm, tipis sehingga
hidrolisis sekaligus dipisahkan dari air sebagai by-product. molekul lactide dapat teruapkan dalam waktu singkat. Di
Larutan metil laktat terlebih dahulu dipanaskan dalam heater dalam tube terjadi transfer panas serta reaksi depolimerisasi.
hingga suhu mencapai 97oC untuk mendorong terjadinya Produk keluar dari bawah dimana vapor mengandung lactide
reaksi hidrolisis sebagai berikut: keluar dari sistem [7].
Reaktan dalam jumlah kecil yang tidak bereaksi serta by-
C4H8O3 + H2O C3H6O3 + CH3OH product yang kurang volatil tertinggal di bagian bawah
reaktor dan kemudian dipurge. Aliran vapor yang keluar
Metil laktat Air Asam laktat Metanol
dari reaktor depolimerisasi sebagian besar terdiri dari
lactide. Sebagian kecil air, asam laktat, dan oligomer ikut
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F143

Gambar 6. Break Event Point pada penelitian ini

polimer mengalami degradasi selama proses


demonomerisasi. Pecampuran dilakukan dalam static mixer
dengan waktu tinggal 3-10 menit. Setelah itu, campuran
Gambar 5. Sistem distilasi pemurnian lactide masuk ke dalam extruder yang dioperasikan dalam keadaan
teruapkan bersama uap lactide. Sebuah kondensor parsial vakum untuk proses demonomerisasi. Proses
dihubungkan dengan reaktor depolimerisasi yang mana akan demonomerisasi dilakukan untuk menghilangkan kandungan
mengkondensasi sebagian vapor. Sebagian besar lactide, monomer dalam PLLA dengan prinsip degassing. Monomer
dimer, dan oligomer terkondensasi dan keluar dari sistem, lactide yang terkandung di dalam lelehan PLLA akan
sedangkan air dan asam laktat tidak tetap dalam keadaan menguap kemudian direcycle ke kolom distilasi. PLLA
vapor dan diumpankan ke proses selanjutnya. Lactide yang keluar dari extruder memiliki kadar monomer 0.05%.
terbentuk terdiri dari tiga stereoisomer bentuk, yaitu L- Proses granulasi dilakukan dalam underwater granulation
lactide, D-lactide, dan meso-lactide. yang tergabung dalam serangkaian alat extruder. Proses ini
Selama polimerisasi pembukaan cincin, berat molekul akan mengubah melt menjadi granul-granul berbentuk resin
dapat tercapai bergantung pada kemurnian lactide. Gugus dengan ukuran 15 mm. Granul keluar dari extruder
hidroksil asam laktat dan oligomer yang ada merupakan dilewatkan screen untuk memisahkan ukuran granul yang
pengotor. Semakin besar kandungan pengotor tersebut maka kurang dari 15 mm. Granul yang kurang sesuai kemudian
semakin rendah berat molekul yang dapat dicapai dalam direcycle ke dalam extruder sedangkan yang ukuranya telah
proses polimerisasi. Konsentrasi gugus hidroksil yang keluar sesuai diumpankan ke dalam rotary dryer untuk dikeringkan.
dari proses depolimerisasi masih terlalu besar maka harus Produk resin PLLA yang telah kering kemudian disimpan
dipisahkan terlebih dahulu melalui proses distilasi. Umpan dalam storage dengan bantuan bucket elevator.
vapor lactide dialirkan menuju kolom distilasi.
Umpan vapor lactide yang masuk kolom distilasi terdiri
dari L-lactide 96,73%, air 2,78%, dan sisanya berupa IV. ANALISA EKONOMI
pengotor yang lebih volatile. Pengotor keluar sebagai top Analisa ekonomi dimaksudkan untuk dapat mengetahui
product sedangkan L-lactide dan DL-lactide keluar sebagai apakah suatu pabrik yang direncanakan layak didirikan atau
bottom product dengan konsentrasi L-lactide sebesar 99,7% tidak. Pada pra desain pabrik PLLA dari tetes tebu ini
Fraksi L-lactide diumpankan ke dalam reaktor dilakukan evaluasi atau studi kelayakan dan penilaian
polimerisasi dengan kehadiran katalis Sn(Oct)2 [9]. Katalis investasi. Parameter yang perlu ditinjau dalam analisa
ini akan menginisiasi pembukaan cincin dengan menyerang ekonomi antara lain:
rantai rangkap (double bond) oksigen lactide terdekat. 1) Laju pengembalian modal (Internal Rate of Return)
Material hidroksil dan nucleophilic beraksi secara simultan 2) Waktu pengembalian modal (Pay Out Time)
dengan radikal yang cincinnya terbuka akhirnya membentuk 3) Titik impas (Break Event Point)
molekul air sebagai by-product.
Katalis bekerja dengan mekanisme coordination- A. Laju Pengembalian Modal (Internal Rate of
insertion. Pembentukan radikal bebas oleh katalis terhadap Return/IRR)
gugus fungsinya mempercepat propagasi rantai reaksi,
Pada pabrik PLLA dari tetes tebu ini memiliki laju bunga
mengakibatkan pembentukan high molecular weight PLA
(harga i) sebesar 13,19%. Harga i yang diperoleh lebih besar
[7]. Reaktor ini berupa reaktor berpengaduk dengan
konversi maksimal monomer adalah 95%. PLLA yang keluar dari harga I untuk bunga pinjaman yaitu 9,75% per tahun.
reaktor dalam keadaan leleh dengan viskositas sebesar Dengan harga i = 13,19% yang didapatkan dari perhitungan
10000 Pa.s. menunjukkan bahwa pabrik ini layak didirikan dengan
PLLA yang keluar reaktor masih mengandung 2,5% kondisi tingkat bunga pinjaman 9,75% per tahun.
monomer lactide. Untuk menghasilkan produk PLLA yang
stabil, maka kandungan monomer tersebut harus direduksi B. Waktu Pengembalian Modal (Pay Out Time/POT)
menjadi 1% dengan melakukan proses demonomerisasi. Pada pabrik PLLA dari tetes tebu ini waktu
Sebelum masuk proses demonomerisasi, katalis dalam PLLA pengembalian modal minimum adalah 5,13 tahun. Hal ini
dideaktivasi dengan penambahan asam fosfat. Selain itu, menunjukkan bahwa pabrik ini layak untuk didirikan karena
ditambahkan stabilizer berupa -topolone untuk mencegah
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F144

POT yang didapatkan 5,13 tahun lebih kecil dari perkiraan Delbrueckii Subsp. Bulgaricus.”, Undergraduate Thesis,
usia pabrik. Dept of Biochemistry, Institut Teknologi Pertanian, Bogor,
Indonesia (2012)
[3] A. N. Vaidya, R. A. Pandey, S. Mudliar, M. Suresh Kumar,
C. Titik Impas (Break Event Point/BEP)
T. Chakrabarti, and S. Devotta, “Production and recovery of
Analisa titik impas digunakan untuk mengetahui lactic acid for polylactide - An overview,” Critical Reviews
besarnya kapasitas produksi dimana pabrik tidak laba atau in Environmental Science and Technology, Vol. 35, No. 5,
rugi, artinya total penjualan sama dengan total ongkos (2005), 429–467. doi: 10.1080/10643380590966181.
produksi. Beberapa komponen yang merupakan komponen [4] H.W. Ryu, Y.J. Wee, and J.N. Kim, “Biotechnological
total production cost digunakan untuk mencari BEP, yang production of lactic acid and its recent applications,” Food
dinyatakan dalam pengeluaran tetap (FC), variable cost Technology and Biotechnology, Vol. 44, No. 2 (2006), 163–
172. doi: citeulike-article-id:7853424
(VC) dan semi variable cost (SVC). Pada pabrik PLLA dari [5] J. M. Monteagudo, L. Rodríguez J. Rincón, and J. Fuertes,
tetes tebu ini memiliki nilai BEP sebesar 45,6%pabrik PLLA “Kinetics of Lactic Acid Fermentation b y Lactobacillus
dari tetes tebu ini waktu pengembalian modal minimum delbrueckii Grown on Beet Molasses,” Journal of Chemical
adalah 5,13 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik ini Technology and Biotechnology, Vol. 68, No. 3 (1997), 271-
layak untuk didirikan karena POT yang didapatkan 5,13 276.
tahun lebih kecil dari perkiraan usia pabrik. [6] S.S. Patil, S.R. Kadam, K.B. Bastawde, J.M. Khire JM, D.V.
Gokhale, “Production of lactic acid and fructose from media
with cane sugar using mutant of Lactobacillus delbrueckii
NCIM 2365,” Letters in Applied Microbiology, Vol. 43, No.
V. KESIMPULAN 1 (2006), 53–57. doi: 10.1111/j.1472-765X.2006.01907.x.
[7] A. Colli, A.S. Awan, A. Lombardo, T.J. Echtermeyer, T.S.
Setelah ditinjau dari aspek teknis dan ekonomi yang Kulmala, A.C. Ferrari, “Graphene-Based Mim Diode and
telah dilakukan, Pabrik Poly-L-Lactic Acid dari tetes tebu ini Assocated Methods ,“ US Patent 9.202,945 B2, Dec 1st,
layak didirikan pada tahun 2020 dengan estimasi umur (2017).
pabrik selama 10 tahun. [8] S.M. Davachi and B. Kaffashi, “Polylactic Acid in
Medicine,” Journal Polymer-Plastics Technology and
Engineering, Vol. 54 (2015), 37–41. doi:
DAFTAR PUSTAKA 10.1080/03602559.2014.979507.
[1] W.J. Groot and T. Borén, “Life cycle assessment of the [9] Y. Yu, G. Storti, and M. Morbidelli, “Kinetics of ring-
manufacture of lactide and PLA biopolymers from sugarcane opening polymerization of l, l -lactide,” Industrial and
in Thailand,” International Journal of Life Cycle Assessment, Engineering Chemistry Research, Vol. 50, No. 13 (2011),
Vol. 15, No. 9 (2010), 970–984. doi: 10.1007/s11367-010- 7927–7940. doi: 10.1021/ie200117n.
0225-y.
[2] L. Nurjannah, “Tetes Tebu Sebagai Alternatif Sumber
Karbon untuk Produksi Asam Laktat oleh Lactobacillus
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F145

Anda mungkin juga menyukai