Morfologi Tumbuhan
Morfologi Tumbuhan
Morfologi Tumbuhan
PENDA HULUA N
Kegia t a n Be l a j a r 1
A. JARINGAN TUMBUHAN
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem terdiri dari sel-sel meristem yang mempunyai
kemampuan untuk membelah terus-menerus. Ciri sel-sel meristem adalah
penuh dengan protoplasma dan mempunyai inti (nukleus) yang besar, dinding
sel tipis dan tanpa ruang antarsel. Sel-sel meristem akan membelah secara
mitosis. Hasil pembelahannya dapat membesar dan berdiferensiasi menjadi
jaringan permanen atau tetap meristematik sehingga dapat mengalami
pembelahan kembali.
Berdasarkan letaknya kita dapat menggolongkan jaringan meristem ke
dalam 3 kelompok, yaitu:
a. meristem ujung yang terletak di ujung akar dan ujung batang;
b. meristem lateral yang terletak sejajar dengan sumbu akar-batang,
misalnya kambium pembuluh (vaskular) dan kambium gabus;
c. meristem interkalar yang terletak di antara jaringan dewasa, misalnya di
bagian atas buku-buku pada batang tumbuhan rumput-rumputan.
1.4 M o r f o l o gi Tumb u h a n
m.a
m.a. m.i.
Gambar 1.1.
Jaringan Meristem : m.a. = meristem apikal; m.i. = meristem interkalar
(Fahn, 1995)
2. Jaringan Dewasa
Sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem dapat tumbuh membesar dan
berdiferensiasi menjadi jaringan permanen. Berdasarkan fungsinya, kita
dapat membedakan jaringan dewasa ke dalam jaringan dasar, jaringan
penguat, jaringan penyalur, jaringan penutup, dan jaringan sekresi.
a. Jaringan dasar
Jaringan dasar terdapat hampir di seluruh bagian tumbuhan. Jaringan ini
berupa jaringan parenkima yang terdiri dari sel-sel parenkima dan merupakan
penyusun bagian korteks dan empulur pada akar dan batang, mesofil pada
daun, jejari pembuluh, xilem dan floem, serta bagian dari bunga, buah dan
biji. Sel-sel parenkima merupakan sel hidup berbentuk isodiametrik/poligonal
berdinding tipis dan mempunyai ruang antarsel. Jaringan ini berfungsi
sebagai tempat pembentukan dan penyimpanan bahan makanan. Pada
mesofil dan batang yang berwarna hijau, sel-sel parenkima mengandung
klorofil (disebut klorenkima) dan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
proses fotosintesis. Pada bagian akar ubi jalar, ubi kayu, batang sagu, dll.
jaringan parenkima digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan
makanan. Adanya ruang antarsel pada jaringan parenkima dapat digunakan
untuk menyimpan udara. Jaringan parenkima khusus yang berfungsi untuk
pernapasan dinamakan aerenkima.
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.5
Epidermis
Epidermis
Epidermis atas
Parenkima Mesofil
Ruang
antarsel
Epidermis
Korteks bawah
Gambar 1.2
Jaringan Parenkima Rosa sp: A Batang, B Daun (Fahn, 1995)
b. Jaringan penguat
Jaringan penguat terdiri dari sel-sel yang mengalami penebalan dinding
sel. Berdasarkan sifat penebalannya, kita mengenal adanya jaringan
kolenkima dan sklerenkima. Kolenkima terdiri dari sel-sel yang mengalami
penebalan dinding sel pada bagian sudut-sudutnya. Kolenkima dijumpai
pada tangkai daun, pada bagian tumbuhan yang masih muda, pada tumbuhan
herba. Sklerenkima terdiri dari sel-sel yang mengalami penebalan dinding
secara merata. Sklerenkima dibedakan ke dalam serat dan sel batu (sklereid).
Serat sklerenkima berbentuk memanjang dengan ujung meruncing,
sedangkan sklereid berbentuk pendek dengan ujung tumpul/membulat.
Gambar 1.3.
Jaringan Penguat (Mauseth, 1996)
c. Jaringan Penyalur
Jaringan penyalur berfungsi menyalurkan bahan-bahan dalam tubuh
tumbuhan dan yang termasuk jaringan ini adalah xilem dan floem. Xilem
berfungsi menyalurkan air dan garam-garam yang terlarut dari akar menuju
1.6 M o r f o l o gi Tumb u h a n
Unsur
Pembul
uh Tapis
A. Trakeid dengan Penebalan dinding
sel
B.Sklereid Pinus C. Unsur Pembuluh Tapis dan
sp Sel Pengiring
Gambar 1.4.
Jaringan Penyalur (Mauseth, 1996)
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.7
d. Jaringan penutup
Jaringan penutup berfungsi melindungi/menutupi jaringan yang ada di
bawahnya. Jaringan penutup terdapat di bagian terluar dari tubuh tumbuhan.
Yang termasuk jaringan penutup adalah epidermis dan periderm. Epidermis
merupakan lapisan terluar tubuh tumbuhan primer, umumnya terdiri dari sel-
sel hidup yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel dan tidak berklorofil
(Gambar 1.2) Epidermis dapat mengalami modifikasi membentuk stoma,
trikhoma, dan emergensia (Gambar 1.5, 1.6, dan 1.7) Pada tumbuhan yang
mengalami pertumbuhan sekunder, epidermis ini akan terdesak ke luar,
rusak, dan terkelupas sehingga kedudukannya akan digantikan oleh periderm.
Kelenjar
Sengat
Trikhoma
Epidermis
Gambar 1.5.
Jaringan Epidermis dan Trikhoma (Fahn, 1995)
e. Jaringan sekresi
Sekresi dalam tumbuhan merupakan fenomena yang umum.
Pembentukan dinding sel, dan pengendapan zat kutikula, gabus, dan lilin atau
migrasi bahan khusus dari sitoplasma ke vakuola merupakan proses sekresi.
Struktur sekresi dapat berupa sel atau suatu jaringan. Sebagai contoh,
misalnya adanya rambut sengat pada epidermis (Gambar 1.5B) tumbuhan
tertentu yang dapat menyebabkan rasa gatal, saluran lateks pada karet,
saluran resin pada Pinus sp. (Gambar. 1.6), kelenjar madu pada bunga,
kelenjar minyak, dll.
1.8 M o r f o l o gi Tumb u h a n
Tulang daun
Endiodermis
Epidermis
Mesofil
Stoma Saluran resin
Gambar 1.6.
Saluran Resin pada Daun Pinus sp. (Fahn, 1995)
1. Epidermis
Jaringan epidermis daun terdapat pada lapisan terluar dari daun, terdiri
dari lapisan sel yang tersusun rapat. Jaringan epidermis daun dapat terdiri
dari satu lapis sel (uniseriat) atau beberapa lapis sel (multiseriat). Epidermis
daun berhubungan langsung dengan udara sehingga untuk mengurangi proses
penguapan air (transpirasi) maka pada lapisan epidermis terdapat lapisan
kutikula. Pada beberapa tumbuhan, epidermis ini dapat ditutupi oleh lapisan
lilin.
Pada daun Pinus (Gambar 1.6.) jaringan epidermis terlihat secara utuh
karena daunnya kecil (berbentuk jarum). Pada daun mawar (Rosa sp)
(Gambar 1.2. B) tidak dapat dilihat secara utuh sehingga terlihat ada
epidermis atas dan epidermis bawah. Pada lapisan epidermis tersebut dapat
dilihat adanya stoma. Pada epidermis daun juga dapat dijumpai trikhoma
(Gambar 1.5).
Stoma ada yang berbentuk ginjal (Gambar 1.7) dan ada yang berbentuk
halter. Stoma dibatasi oleh sel penutup. Tipe stoma bermacam-macam yang
dapat dikenali dengan posisi sel penutup terhadap sel tetangga, berapa jumlah
sel tetangganya, dan apakah sel tetangga tersebut sama besar atau berbeda
ukurannya.
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.9
Gambar 1.7.
Berbagai Macam Tipe Stoma (Fahn, 1995)
Letak stoma terhadap epidermis juga beragam. Ada stoma yang berada
sejajar dengan lapisan epidermis (Gambar 1.8. B) dan ada yang letaknya
masuk ke dalam (tersembunyi) (Gambar 1.8. A). Demikian juga ada yang
terletak pada epidermis atas saja, epidermis bawah saja atau pada lapisan
epidermis atas dan bawah. Ada yang letaknya teratur dan ada yang tersebar.
Trikhoma pada daun juga beraneka ragam bentuknya. Ada yang
bercabang-cabang dan ada yang tidak bercabang. Ada yang berkelenjar dan
ada yang tidak berkelenjar.
2. Mesofil
Mesofil merupakan jaringan pada daun selain epidermis dan tulang daun.
Dinamakan mesofil karena terletak di bagian tengah, antara epidermis atas
dan epidermis bawah. Pada tumbuhan tertentu, misalnya pada daun jagung,
mesofil terdiri dari jaringan parenkima berklorofil yang sama bentuknya
(klorenkima) (Gambar 1.9).
Pada tumbuhan lain, misalnya pada Ficus sp., Rosa sp. (Gambar 1.2. B).
parenkima tersebut dapat dibedakan dalam dua macam bentuk, yaitu
parenkima palisade (parenkima pagar) yang tersusun rapat berjajar, seperti
pagar, dan parenkima bunga karang (sponge) yang berbentuk cuping dengan
banyak ruang antarsel. Parenkima pagar dapat terdiri dari satu lapis sel atau
beberapa lapis sel (Gambar 1.8). Jumlah klorofil pada parenkima pagar jauh
lebih banyak dibanding dengan klorofil pada parenkima bunga karang.
Fotosintesis terutama terjadi pada jaringan ini. Parenkima bunga karang
banyak mengandung ruang antarsel yang berisi udara (termasuk CO2) yang
dapat digunakan untuk fotosintesis.
1.10 M o r f o l o gi Tumb u h a n
3. Tulang Daun
Tulang daun terdiri dari jaringan xilem dan floem. Xilem terletak di
bagian atas, sedangkan floem terletak di bagian bawah. Xilem mengangkut
garam terlarut, dan air yang akan digunakan untuk fotosintesis, sedangkan
floem berfungsi mengangkut hasil proses fotosintesis.
Pada tulang daun dapat dijumpai adanya seludang pembuluh (bundle
sheath). Pada daun tumbuhan C4 (misalnya, jagung), tulang daunnya
dikelilingi oleh seludang pembuluh yang mengandung klorofil (Gambar 1.9),
sedangkan pada tumbuhan C3, seludang pembuluhnya tidak mengandung
klorofil. Pada lapisan epidermis atas daun jagung, terdapat sel buliform yang
berukuran besar, berperan dalam mengurangi penguapan air melalui
mekanisme penggulungan daun.
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.11
Epidermis atas
Mesofil
Tulang daun
Seludang pembuluh
Berkholofil
Epidermis bawah
Gambar 1.9.
Penampang Melintang Daun Jagung (Zea mays L.) (Fahn, 1995)
L ATI H A N
RANGKUMAN
Jaringan adalah kumpulan beberapa sel yang mempunyai struktur
dan fungsi yang sama. Berdasarkan tingkat perkembangannya kita
mengenal adanya jaringan meristem dan jaringan dewasa (permanen).
Berdasarkan letaknya kita kenal adanya meristem apikal, lateral dan
interkalar.
Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan ke dalam
jaringan penutup (epidermis dan periderm), jaringan dasar (parenkima),
jaringan penguat (kolenkima dan sklerenkima), jaringan pengangkut
(xilem dan floem), dan jaringan sekresi. Helai daun disusun oleh
epidermis, mesofil dan tulang daun. Mesofil terdiri dari jaringan
klorenkima atau terdiri dari parenkima palisade dan parenkima bunga
karang. Tulang daun terdiri dari jaringan xilem dan floem.
TE S FO RM ATIF 1
7) Sel-sel ini merupakan sel saudara dari unsur pembuluh tapis sel ….
A. tapis
B. pengiring
C. penutup
D. penjaga
Kegia t a n Be l a j a r 2
A. BAGIAN-BAGIAN DAUN
Marilah kita amati daun pisang (Musa spp.) yang banyak dijumpai di
sekitar kita. Bagian-bagian daun pisang dapat kita bedakan ke dalam
beberapa bagian berikut ini.
1. Pelepah daun.
2. Tangkai daun.
3. Helai daun.
Tangkai
Buku
Pelepah Pelepah/Upih
Gambar 1.10.
Daun Lengkap dan Daun Tidak Lengkap (Sudarnadi, 1996; Raven, 1991)
1. Pelepah Daun
Pelepah daun adalah bagian pangkal daun yang melebar. Pelepah daun
disebut juga upih daun, dan biasanya membungkus bagian batang. Pelepah
1.18 M o r f o l o gi Tumb u h a n
2. Tangkai Daun
Daun mangga, daun melinjo (Gnetum gnemon), singkong (Manihot
utilissima Pohl.), pepaya (Carica papaya L.), mawar (Rosa sp.), dan lain-lain
tidak dijumpai pelepah daun. Bagian pangkal daun pada tumbuhan tersebut
tidak melebar, melainkan membengkak membentuk persendian. Daun-daun
yang tidak mempunyai pelepah daun dan hanya mempunyai tangkai daun dan
helai daun disebut daun bertangkai (Gambar 1.11)
Gambar 1.11
Daun Bertangkai dan Daun Duduk
(Foster and Gifford, Jr., 1974; Raven, 1991)
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.19
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helai daun. Pada
daun lengkap, tangkai daun menghubungkan pelepah daun dengan helai daun
(Gambar 1.10A), sedangkan pada daun bertangkai, tangkai daun menempel
langsung pada bagian buku-buku batang (Gambar 1.11A).
Pada daun tunggal, tangkai daun mendukung satu helai daun, sedangkan
pada daun majemuk, tangkai daunnya dapat bercabang-cabang membentuk
anak tangkai daun yang mendukung anak-anak daun.
Tangkai daun biasanya berbentuk bulat panjang dan masif, misalnya
pada daun mangga, melinjo, dan singkong. Pada tanaman pepaya, tangkai
daunnya bulat panjang tidak masif, tetapi bagian dalamnya berongga
sehingga seperti pipa. Pada tanaman pisang bagian tangkai daunnya tidak
bulat, melainkan membentuk lekukan setengah lingkaran di bagian sisi
bawah dengan bagian tepi di sisi atasnya menipis. Pada kelompok pisang
yang termasuk jenis Musa acuminata, misalnya pisang mas bagian sisi atas
tangkai daunnya terbuka, sedangkan pada pisang yang termasuk Musa
balbisiana, misalnya pisang klutuk, bagian sisi atas tangkai daunnya
melengkung sehingga tertutup.
Bagian pangkal tangkai daun yang tidak berupih (tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae) umumnya membesar membentuk persendian. Pada tanaman
daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.), selain pada bagian pangkal, bagian
ujung tangkai daunnya juga membentuk persendian.
Pohon akasia (Acasia auriculiformis A. Cunn.), tangkai daunnya melebar
membentuk filodium. Hal ini dikarenakan bagian helai daun pada akasia
mengalami reduksi sehingga tangkai daun tersebut menggantikan fungsi helai
daun sebagai tempat fotosintesis.
Pada tanaman tempuyung, daunnya tidak berupih dan tidak bertangkai.
Helai daunnya langsung berlekatan dengan batang. Daun demikian disebut
daun duduk (sesile) (Gambar 1.11B).
Pada tumbuhan dikotil di bagian pangkal tangkai daunnya, yakni di
sebelah kiri dan kanannya terdapat struktur serupa daun kecil
(Gambar 1.12B) yang dinamakan daun penumpu (stipula). Stipula berfungsi
melindungi kuncup yang masih muda (Gambar 1.12. G). Pada tumbuhan
kapri, stipula berukuran besar sehingga berfungsi sebagai tempat melakukan
proses fotosintesis (Gambar 1.12E). Stipula lainnya ada yang berbentuk duri,
berkelenjar, berpelepah (Gambar 1.12.)
1.20 M o r f o l o gi Tumb u h a n
Keterangan:
A. Tanpa stipula.
B. Stipula, seperti sisik.
C. Stipula berkelenjar.
D. Stipula berduri.
E. Stipula berdaun.
F. Stipula berpelepah.
G. Stipula sebagai pelindung.
Gambar 1.12
Bentuk Stipula (Benson, 1957)
Gambar 1.13
Letak stipula (Tj itrosoepomo, 2003)
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.21
3. Helai Daun
Helai daun berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada
paku-pakuan helai daun dapat berfungsi sebagai pembawa spora. Daun
pembawa spora disebut sporofil (sporophyll).
Helai daun sangat bervariasi, baik ukuran, bentuk maupun warnanya.
Adanya variasi tersebut banyak digunakan untuk membantu mengidentifikasi
tumbuhan.
Berdasarkan ada tidaknya celah daun maka daun dapat dibedakan ke
dalam mikrofil (microphyll) dan megafil (megaphyll). Mikrofil dijumpai pada
tanaman paku-pakuan yang tidak bercelah daun (leaf gap). Helai daun pada
mikrofil berukuran kecil, kurang dari satu cm. Hal ini disebabkan karena
sedikit atau tidak ada runutan daun (leaf trace), yakni berkas pembuluh yang
membelok dari batang ke tangkai daun sehingga transportasi air dan garam-
garaman dari batang ke daun umumnya berlangsung secara difusi. Megafil
terdapat pada tumbuhan yang bercelah daun. Celah daun terdiri dari jaringan
parenkim. Hal ini terjadi karena adanya berkas pembuluh yang membelok ke
arah daun. Transportasi dari batang ke daun berjalan melalui berkas
pembuluh sehingga daunnya berukuran besar (Gambar 1.14). Megafil
dijumpai pada paku berdaun lebar (Filicinae), tumbuhan Gymnospermae dan
Angiospermae. Megafil ada yang lebar, seperti pada tanaman teratai besar
(Nelumbium nelumbo Druce), pisang, dll. Ada pula yang relatif kecil, seperti
pada daun beringin (Ficus benjamina L.). Pada tanaman tusam/pinus (Pinus
merkusii Jungh. & De Vr.), daunnya bulat kecil berbentuk jarum. Ukuran
helai daun ini berhubungan erat dengan adaptasi ekologis.
Celah daun
Runutan daun
Gambar 1.14.
Mikrofil (a dan c) dan Megafil (b dan d) (Raven, et al. 1990)
1.22 M o r f o l o gi Tumb u h a n
B. BENTUK DAUN
1. Bentuk umum
Bentuk daun sangat bervariasi. Sepintas kita dapat mengamati bahwa
bentuk daun dan ada yang bulat, bulat telur, panjang, seperti pita dan ada juga
yang berbentuk segitiga, runcing, seperti tombak, jantung, ginjal, dan lain-
lain. Bagian tepinya ada yang rata dan ada yang berlekuk.
Dalam menentukan bentuk daun, pertama kita abaikan dulu adanya
lekukan atau torehan. Jadi, harus kita bayangkan bentuk utuh daun tanpa
lekukan. Selanjutnya kita tentukan letak bagian helai daun yang terlebar.
Perbandingan antara panjang dan lebar daun juga harus kita perhatikan.
Selain itu, kita harus mengamati letak tangkai daun, apakah menempel di
bagian tepi helai daun atau tertanam di bagian tengah helai daun, seperti pada
daun talas.
Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka dapat kita bedakan ke
dalam 4 golongan sebagai berikut.
a. Bagian daun terlebar berada di tengah-tengah helai daun.
b. Bagian daun terlebar terletak di bagian bawah, antara tengah daun dan
pangkal daun.
c. Bagian daun terlebar terletak di bagian atas, antara tengah daun dan
ujung daun.
d. Bagian daun merata, tidak ada bagian daun yang terlebar.
mempunyai ukuran panjang yang kurang lebih sama dengan lebarnya dan
tangkai daunnya tertanam di bagian tengah helai daun maka daun jarak
termasuk berbentuk perisai
Daun dikatakan berbentuk jorong (elliptic) jika bagian daun terlebar
berada di tengah helai daun dan perbandingan panjang : lebar = 1.5 sampai 2.
Daun nangka termasuk berbentuk jorong.
Daun dikatakan berbentuk memanjang (oblong) jika bagian daun
terlebar berada di tengah helai daun dan perbandingan panjang : lebar = 2.5
sampai 3. Daun srikaya termasuk berbentuk memanjang.
Daun dikatakan berbentuk lanset jika bagian daun terlebar berada di
tengah helai daun dan perbandingan panjang dan lebar = 3 sampai 5. Daun
kamboja termasuk dalam kriteria yang berbentuk lanset (lanceolate)
Gambar 1.15.
Bentuk Daun dengan Bagian Terlebar Berada di Tengah (Benson, 1957)
Gambar 1.16.
Bentuk Daun dengan Bagian Terlebar di Bagian Bawah Pangkal Daun
tidak Bertoreh (Benson, 1957)
Gambar 1.17.
Bentuk Daun dengan Bagian Terlebar di Bawah dengan Pangkal Bertoreh
(Benson 1957, Tj itrosoepomo, 2003)
Gambar 1.18.
Bentuk Daun dengan Bagian Terlebar di Atas (Benson, 1957).
Gambar 1.19.
Bentuk Daun dengan Bagian Daun Merata Tidak Ada yang Lebar
(Tj itrosoepomo, 2003)
a. Ujung daun
Jika Anda mengamati bagian ujung daun maka terlihat adanya bentuk
ujung daun yang beraneka ragam. Ada yang ujungnya runcing, meruncing,
tumpul, membulat, rompang, terbelah, dan berduri.
Ujung daun dikatakan runcing apabila kedua tepi daun bertemu di ujung
o
membentuk sudut lancip (<90 ). Ujung daun runcing dapat kita jumpai pada
daun-daun yang berbentuk bulat memanjang, lancet, segitiga, dll. Ujung daun
o
yang meruncing dan tepi daunnya membentuk sudut <90 (runcing), tetapi
memanjang.
o
Apabila kedua tepi daun membentuk sudut tumpul (>90 ) maka ujung
daunnya dikatakan tumpul. Ujung daun tumpul dijumpai pada daun yang
berbentuk bulat telur terbalik atau pada daun berbentuk sudip.
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.27
Daun yang berbentuk bulat, jorong, dan ginjal mempunyai ujung daun
yang membulat. Daun dengan ujung daun membulat tidak membentuk sudut
melainkan permukaan ujung daun, seperti busur.
Ujung daun dikatakan rompang/rata (truncatus) apabila ujung daun
rata, seperti garis. Ujung daun rompang dapat Anda amati pada daun jambu
monyet.
Ujung daun yang berbelah dapat diamati pada daun kupu-kupu
(Bauhinia), dan sidaguri. Daun pada tanaman tersebut, bagian ujungnya
melekuk ke bagian dalam.
Pada tanaman Agave, ujung daunnya bulat runcing membentuk duri.
Agar anak-anak tidak tertusuk oleh duri tersebut, sering kali ibu-ibu
menutupinya dengan cangkang telur.
Gambar 1.20.
Bentuk Ujung Daun (Tj it rosoepomo, 2003)
b. Pangkal daun
Bentuk-bentuk runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang,
berlekuk juga dapat dijumpai pada bagian pangkal daun. Pangkal daun yang
runcing dapat dijumpai pada daun yang berbentuk memanjang, lanset, dll.
Pangkal daun yang meruncing dapat dijumpai pada daun yang berbentuk
bulat telur terbalik, dan daun sudip.
Pangkal daun yang tumpul dapat dijumpai pada daun yang berbentuk
bulat dan bentuk jorong. Pangkal daun yang membulat dapat dijumpai pada
daun yang berbentuk bulat, jorong dan bulat telur.
Pangkal daun yang rompang/rata dapat dijumpai pada daun yang
berbentuk segitiga dan bentuk tombak, sedangkan pangkal daun yang
1.28 M o r f o l o gi Tumb u h a n
berlekuk dapat dijumpai pada daun yang berbentuk jantung, ginjal, dan anak
panah.
Keterangan :
A. Runcing
A B C D B. Meruncing
C. Tumpul
D. Membulat
E. Rata
F. Berlekuk
E F
Gambar 1.21.
Bentuk Pangkal Daun (Tj itrosoepomo, 2003)
lagi membentuk tulang daun tingkat 2, dan seterusnya. Bagian tulang daun
yang terkecil disebut urat daun.
Tulang daun tingkat 1 tumbuh menuju ke bagian tepi daun, ada yang
dapat mencapai tepi daun dan ada yang tidak mencapai tepi daun. Tulang
cabang yang tidak mencapai tepi daun, ada yang berhenti bebas tidak
berhubungan satu dengan lainnya, dan ada yang melengkung ke atas
sehingga berhubungan dengan tulang cabang di atasnya sehingga membentuk
tulang pinggir.
Ada beberapa susunan pertulangan daun, yaitu:
1) pertulangan daun menyirip, ibu tulang daun bercabang ke kiri dan ke
kanan sehingga mirip dengan tulang ikan;
2) pertulangan daun menjari, beberapa tulang cabang besar
bermuara/bertemu pada ujung tangkai daun;
3) pertulangan daun melengkung, beberapa tulang cabang memanjang dan
melengkung menuju ujung daun;
4) pertulangan daun sejajar, ada tulang-tulang daun kecil yang sejajar (dari
pangkal sampai ujung) dengan tulang tengah daun yang besar;
5) pertulangan daun dikotom, tulang cabang daun bercabang dua, dan
cabang tersebut dapat bercabang dua lagi, dst.
Gambar 1.22.
Bentuk-bentuk Pertulangan Daun (Foster & Gifford, 1974)
d. Tepi daun
Secara umum tepi daun ada yang rata dan ada yang bertoreh. Torehan
tersebut ada yang kecil dan dangkal sehingga tidak banyak berpengaruh
terhadap bentuk daun dan ada yang besar dan dalam sehingga berpengaruh
terhadap bentuk daun. Bentuk torehan (sinus) ada yang lancip dan ada yang
tumpul. Demikian juga bagian yang menonjol (angulus) ada yang runcing
dan ada yang tumpul.
Daun dengan torehan kecil dan dangkal, mempunyai bentuk tepi daun
sebagai berikut.
1) Tepi daun bergerigi (serrate) jika torehan dan tonjolan membentuk
sudut lancip.
2) Tepi daun bergerigi ganda (incised) jika tepi daun yang bergerigi dengan
tonjolan yang tepinya bergerigi lagi.
3) Bergigi (dentate) jika torehan tumpul, sedangkan tonjolannya lancip.
4) Beringgit (crenate) jika torehan lancip, sedangkan tonjolan tumpul.
5) Berombak (undulate) jika torehan dan tonjolannya sama-sama tumpul.
Gambar 1.23.
Bentuk-bentuk Tepi Daun (Benson, 1957)
e. Daging daun
Daging daun merupakan bagian helai daun yang terdapat di antara sistem
pertulangan daun. Bagian ini disusun oleh jaringan epidermis dan mesofil.
Mesofil yang terdiri dari jaringan parenkima, selain berfungsi sebagai tempat
fotosintesis juga dapat berfungsi sebagai tempat menyimpan air maupun
tempat menyimpan cadangan makanan. Pada mesofil dapat dijumpai tulang
daun, maupun jaringan penguat.
Tebal tipisnya bagian helai daun bergantung pada tebal tipisnya jaringan
mesofil. Semakin tebal lapisan mesofil akan menyebabkan daun berair dan
menjadi lunak. Semakin banyak tulang daun dan serat sklerenkima akan
menyebabkan daun menjadi kaku. Berdasarkan sifatnya, daun dapat
dibedakan ke dalam tipis, seperti selaput, tipis, seperti kertas, tipis dan lunak,
tipis dan kaku, seperti perkamen, tebal dan kaku, seperti kulit, dan tebal
berair, seperti daging. Daun yang lunak, misalnya dijumpai pada berbagai
jenis sayuran, seperti selada air (Nasturtium officinale R. Br.), dan kubis
(Brassica oleracea.). Daun yang tebal dan banyak mengandung air, misalnya
dapat kita jumpai pada daun lidah buaya (Aloe sp). Daun yang kaku dapat
kita jumpai pada daun kelapa, daun Ficus sp, daun Nerium olender, dll.
C. WARNA DAUN
Gambar 1.24.
Keanekaragaman Warna Daun (Raven, 1991; Greenaway, 1997)
Perubahan warna daun dapat kita amati terutama pada musim gugur di
daerah subtropis (Gambar 1.24D). Warna daun secara gradual berubah dari
hijau, menjadi kuning, dan merah hingga coklat dan gugur.
Selain dalam plastid, ada juga pigmen yang terdapat dalam vakuola,
misalnya antosianin. Pigmen ini berwarna merah pada suasana asam atau biru
pada suasana basa. Adanya antosian pada vakuola sel-sel epidermis akan
menutupi warna klorofil pada mesofil daun sehingga dapat menyebabkan
warna daun menjadi merah keunguan, misalnya pada daun Rhoeo discolor,
Zebrina sp., Coleus sp. (Gambar 1.24B dan C) atau daun bayam merah.
Berbagai macam warna dapat dijumpai pada helai daun yang sama,
misalnya pada daun puring (Codiaeum variegatum Bl.), jawer kotok (Coleus
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.33
sp.), dan daun Acalypha sp. Hal ini karena adanya variasi sel-sel daun
(bersifat genetis), dan warna tersebut ditentukan oleh pigmen-pigmen yang
telah disebutkan di atas, bergantung pada selnya.
Trikoma, selain menyebabkan permukaan daun menjadi kasar juga ikut
berpengaruh terhadap warna daun. Adanya trikoma yang kering dapat
menyebabkan warna daun menjadi agak kelabu.
Diferensiasi sel-sel mesofil menjadi parenkima pagar dan parenkima
bunga karang akan menyebabkan permukaan yang mengandung parenkima
pagar lebih hijau dibanding sisi daun yang tersusun oleh parenkima bunga
karang. Hal ini disebabkan parenkima pagar mengandung klorofil lebih
banyak dibanding yang terdapat pada parenkima bunga karang. Umumnya
parenkima pagar dijumpai pada permukaan atas daun.
L ATI H A N
2) Amatilah daun tebu yang ada di sekitar rumah Anda. Apakah daun
tersebut termasuk daun lengkap? Adakah stipula atau ligula pada daun
1.34 M o r f o l o gi Tumb u h a n
4) Anda tentu tahu tanaman bunga soka bukan? Untuk mengamati bentuk
daunnya, Anda harus mengukur lebar dan panjang helai daun, serta
tentukan letak bagian daun yang terlebar apakah berada di tengah, bagian
ujung atau di bagian pangkal. Buatlah perbandingan antara lebar daun
terhadap panjang daun tersebut. Selanjutnya tentukan bentuk daun
berdasarkan kriteria yang telah Anda pelajari pada modul ini. Untuk
mencari stipula carilah pada bagian pangkal tangkai daun pada buku
batang. Apakah Anda menjumpai struktur, seperti daun kecil atau seperti
rambut pada bagian tersebut. Jika ya, apakah stipula tersebut letaknya di
sebelah kiri kanan tangkai daun atau di antara dua daun yang
berhadapan? Amati pertulangan daunnya, apakah menyirip, melengkung,
sejajar atau dikotom (Bandingkan dengan Gambar 1.22)
5) Anda harus paham dulu tentang bentuk-bentuk ujung daun, pangkal daun
dan tepi daun (Gambar 1.24, Gambar 1.21, dan Gambar 1.23). Setelah
Anda mendapatkan ketiga jenis daun-daun tersebut, bandingkan dengan
gambar atau batasan yang terdapat pada bab tersebut.
RANGKUMAN
TE S FO RM ATIF 2
5) Bagian helai daun terlebar berada di bagian bawah, bulat telur dengan
pangkal daun berlekuk dan ujungnya lancip. Daun tersebut termasuk
berbentuk ….
A. panah
B. tombak
C. memanjang
D. jantung
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.37
A. bergigi
B. bergerigi
C. berombak
D. beringgit
Kegia t a n Be l a j a r 3
Jeni s Daun
dan Ta t a Le t ak Daun pada Ba t ang
A. JENIS DAUN
Daun Majemuk
Pernahkah Anda mengamati daun kacang-kacangan? Cobalah Anda
amati daun kacang tanah, daun petai cina, daun kembang merak, daun putri
malu, daun flamboyan atau lainnya. Bandingkan dengan daun talas, mangga
atau daun jambu. Tahukah apa perbedaan daun kacang-kacangan tersebut
dengan daun talas, mangga atau jambu? Kacang-kacangan, baik kacang
tanah, kembang merak, petai cina, putri malu, flamboyan atau jenis tanaman
legum lainnya berdaun majemuk, sedangkan daun talas, mangga, dan jambu
berdaun tunggal.
Gambar 1.25.
A dan B Daun Tunggal dan C Daun Majemuk
(Sudarnadi, 1995; Tj it rosoepomo, 2003)
c. tunas samping hanya dijumpai pada ketiak daun (sudut antara tangkai
daun dan batang/cabang), dan tidak dijumpai pada bagian sudut anak
daun.
Bagian daun majemuk dapat dibedakan dalam beberapa hal berikut ini.
a. Ibu tangkai daun yang merupakan tangkai utama daun yang
berhubungan langsung dengan atau ke luar dari batang. Di atas ibu
tangkai daun ini yang merupakan ketiak daun, terdapat tunas lateral. Ibu
tangkai daun ini merupakan tempat melekatnya anak daun.
b. Tangkai anak daun, merupakan cabang ibu tangkai dan tangkai anak
daun dapat mendukung anak daun atau dapat bercabang lagi membentuk
anak daun ordo/tingkat 2. Pada bagian ketiak anak daun tidak dijumpai
adanya tunas lateral.
c. Anak daun, merupakan helai daun yang terpisah-pisah dan mempunyai
tangkai daun yang biasanya pendek.
d. Bagian pangkal ibu tangkai daun majemuk tumbuhan monokotil
(misalnya daun-daun palem) dapat melebar membentuk pelepah/upih
daun, sedangkan pada tumbuhan dikotil pangkal ibu tangkai daun dapat
membesar dan dapat mempunyai daun penumpu, misalnya pada daun
mawar (Rosa sp.).
Gambar 1.26.
Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.) (Tj itrosoepomo, 2003)
Berdasarkan susunan anak daun pada ibu tangkai maka daun majemuk
dapat dibedakan ke dalam daun majemuk menyirip, daun majemuk menjari,
dan daun majemuk campuran. Berdasarkan jumlah anak daunnya, ada yang
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.41
berjumlah genap dan ada yang berjumlah gasal. Cara penyusunan anak daun
ada yang berpasangan dan ada yang tidak berpasangan.
Gambar 1.27.
Daun Majemuk Menyirip (Tj itrpsoepomo, 2003)
Apabila anak daun majemuk tidak melekat langsung pada ibu tangkai
daun, melainkan melekat pada cabang tangkai tingkat/ordo ke-1 atau ke-2,
1.42 M o r f o l o gi Tumb u h a n
Gambar 1.28.
Daun Majemuk Menjari (Sudarnadi, 1996; Tj itrpsoepomo, 2003)
Gambar 1.29.
Daun Majemuk.
(A) Menyirip Ganda Dua. (B) Campuran. (C) Menyirip Genap
(de Padua et al., 1999; Tj itrosoepomo, 2003)
Gambar 1.30.
Tata Letak Daun pada Batang (Wilson & Loomis, 1966)
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.45
1. Pada tanaman padi (Oryza sativa L.), rumput teki (Cyperus rotundus),
maupun mangga (Mangifera indica), tampak bahwa pada setiap buku-
buku batang terdapat satu daun. Tata letak daun yang demikian
dinamakan tersebar (alternate).
2. Pada tanaman bunga soka (Ixora sp), manggis (Garsinia mangostana)
terdapat dua daun yang berpasangan/berhadapan dalam setiap buku-
bukunya. Tata letak daun yang demikian, disebut berhadapan
(opposite).
3. Pada tanaman bunga alamanda (Allamanda cathartica) terdapat tiga
daun atau lebih maka tata letak daun demikian, disebut berkarang
(whorled)
Gambar 1.31.
Bagan Tata Letak Daun
Gambar 1.32.
Diagram Tata Letak Daun
Gambar 1.33.
Spirostik pada Costus sp. (A) dan Pandanus sp. (B).
(Tj itrosoepomo, 2003)
spiral seperti ini dinamakan garis parasitik. Garis parasitik dapat juga kita
jumpai pada kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack.), nanas, dan sebagainya.
2
5
Gambar 1.34.
Garis Parasitik pada Kaktus (Moore et al.,1998)
L ATI H A N
ortostik yang sama. Mudah dan mengasyikkan bukan? Saya yakin Anda
dapat menentukan rumus daunnya.
4) Pertama Anda perhatikan dua daun yang terletak tepat pada sisi yang
sama, yaitu pada garis ortostik. Misalnya, daun ke-1 terdapat pada satu
sisi dengan daun ke-n? Selanjutnya ikuti anak panah melingkar dari
daun ke-1 hingga daun ke-n tersebut. Hitung berapa jumlah lingkaran
dari daun ke-1 hingga daun ke-n tersebut? Tentukan garis ortostik
lainnya. Berapa jumlah garis ortostik seluruhnya? Tentukan rumus
daunnya. Hitung sudut divergensi dengan mengalikan rumus tersebut
o
dengan 360 . Mudah bukan?
5) Pertama Anda harus perhatikan letak tunas atau kuncup bunga/atau buah.
Setiap tunas tersebut berada pada ketiak daun. Demikian juga apakah di
setiap ujung ada kuncup ujung. Jika tidak ada maka daun tersebut
majemuk jika ada kuncup di ujung maka yang Anda kira tangkai daun
adalah cabang.
RANGKUMAN
TE S FO RM ATIF 3
1) Di antara daun berikut ini yang bukan merupakan daun majemuk adalah
daun ….
A. kacang tanah
B. karet para
C. singkong
D. pinang
3) Pada tanaman bunga soka terdapat dua daun pada setiap buku-buku
batangnya. Daun yang demikian dinamakan daun ….
A. beranak daun dua (bifoliate)
B. majemuk ganda (bipinate)
C. daun berhadapan (oposite)
D. majemuk campuran
10) Pada tanaman kelapa sawit, duduk daunnya rapat sehingga tampak
membentuk dua arah spiral ke kiri dan ke kanan. Garis spiral demikian
disebut ….
A. ortostik
B. parasitik
C. spirostik
D. parasitik
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.55
Tes Formatif 1
1) B. Kolenkima, penebalan dindingnya tidak rata.
2) C. Sklereid merupakan sklerenkima yang pendek berujung tumpul,
sedangkan trakheid merupakan salah satu komponen penyusun
xilem.
3) D. Xilem disusun oleh beberapa jenis/tipe sel.
4) A. Xilem berfungsi mengangkut air dan garam-garam yang terlarut.
5) C. Trakheid bukan penyusun floem.
6) A. Parenkima pagar.
7) B. Sel pengiring.
8) D. Diasitik.
Tes Formatif 2
1) C. Pinang berdaun lengkap, sebab mempunyai upih, tangkai dan helai
daun.
2) A. Lycopodium, daunnya kecil tanpa celah daun.
3) B. tempuyung, daunnya tidak berupih dan tidak bertangkai.
4) C. berbentuk jorong, sebab bagian daun terlebar berada di tengah,
perbandingan panjang : lebar = 1.8 (antara 1.5 –2.0).
5) D. berbentuk jantung.
6) C. berbentuk jantung karena bagian terlebar berada di bawah, pangkal
daun berlekuk, ujung daun lancip, dan pertulangan daun
melengkung.
7) D. beringgit.
8) B. antosian larut dalam air, sedangkan xantofil, karoten, dan likopen
tidak larut dalam air.
9) A. paku-pakuan.
10) D. bergigi.
Tes Formatif 3
1) C. Daun singkong termasuk daun tunggal dengan tulang daun menjari.
2) A. Daun kapok randu.
3) C. Daun bunga soka terletak berhadapan.
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.57
G l osa r i um
Anatomi tumbuhan : Ilmu yang mempelajari bagian dalam
tumbuhan.
Celah daun (leaf gap) : daerah di atas runutan daun yang terdiri dari
jaringan parenkima.
Ketiak daun : sudut antara tangkai daun dengan sumbu
batang.
Megafil (Megaphyll) : daun pada tumbuhan yang mempunyai celah
daun sehingga tumbuhan ini berdaun lebar.
Mesofil : bagian helai daun yang terdapat di antara
epidermis atas dan epidermis bawah.
Mikrofil (microphyll) : daun pada tumbuhan yang tidak mempunyai
celah daun sehingga tumbuhan ini berdaun
kecil.
Morfologi tumbuhan : Ilmu yang mempelajari bentuk luar bagian
tumbuhan.
Runutan daun (leaf : ikatan pembuluh (xilem dan floem) yang
trace) membelok dari batang menuju ke tangkai
daun.
Sporofil (Sporophyll) : daun pembawa spora, dijumpai pada paku-
pakuan.
Stoma (mulut daun) : modifikasi sel-sel epidermis yang membentuk
celah (ruang antarsel), yang dibatasi oleh sel
penjaga (guard cell).
Tipe aktinositik jika stoma dikelilingi oleh
lingkaran sel yang menyebar dalam radius.
Tipe anisositik jika setiap sel penjaga
dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang
ukurannya tidak sama.
Tipe anomositik jika sel penjaga dikelilingi
oleh sejumlah sel tertentu yang tidak berbeda
dengan sel epidermis lainnya dalam bentuk
maupun ukuran.
Tipe diasitik jika stoma dikelilingi oleh dua sel
tetangga dengan dinding sel yang membuat
PEB I 4 1 0 7 /MO D U L 1 1.59
Da f t ar Pus t aka
Benson, L. (1957). Plant Classification. pp: 33-42. Boston D.C.: Heath and
Company.
nd
Easu, K. (1977). Anatomy of Seed Plants. 2 Ed. New York: John Wiley and
Sons.
th
Fahn, A. (1990). Plant Anatomi. 4 Ed. London: Butterwort-Heinemann Ltd.
nd
Moore, R., Clark, W.D. and D. S. Vodopich. (1998). Botany. 2 Edition.
McGraw-Hill. USA. p.314--315.
Raven, P.H., R.F. Evert, and S.E. Eichhorn. (1991). Biology of Plants. New
York: Wort Publisher.
rd
Wilson, C.L. and W.E. Loomis. (1966). Botany. 3 edition. New York:
Holt, Rinehart and Winston.