Rev Bab 5 Etnomedisin
Rev Bab 5 Etnomedisin
Rev Bab 5 Etnomedisin
Pokok Bahasan
Dalam Bab 5 ini mahasiswa diajak untuk mempelajari masalah studi
Etnomedisin, sebagai studi awal/klasik dari Antropologi Kesehatan, yang meliputi
sistem medis naturalistik, personalistik, dan tradisi lokal.
A. Latar Studi
Etnomedisin merupakan studi Etnomedisin adalah: studi tentang sakit
atau penyakit secara budaya (illness) yang
tentang sakit atau penyakit secara
berorientasi pada kebudayaan (pengetahuan,
budaya (illness) yang berorientasi pada nilai, norma, pranata, kepercayaan) dan
kebudayaan (pengetahuan, nilai, norma, perilaku pada berbagai masyarakat, yang
pranata, kepercayaan) dan perilaku pada berkaitan dengan pengobatan medis dan
berbagai masyarakat, yang berkaitan organisasi sosial dari pengobatan tersebut.
dengan pengobatan medis dan
organisasi sosial dari pengobatan tersebut (Rubel dan Hass 1990:118). Definisi
Menurut Foster dan Anderson (1986), etnomedisin adalah studi mengenai Etno-
kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang medisin
merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit
dan tidak berasal dari kerangka konseptual kedokteran moderen.
Menurut Foster dan Anderson (1986), studi Antropologi Kesehatan
mengenai “Etnomedisin” merupakan awal perhatian ahli-ahli antropologi
mengenai sistem medis tradisional (non-Barat). Sejak awal penelitian
mereka lebih dari 100 tahun yang lalu, para ahli antropologi secara rutin
mengumpulkan data mengenai kepercayaan dalam pengobatan pada
penduduk yang mereka teliti, dengan cara dan tujuan yang sama dengan
yang mereka lakukan dalam pengumpulan data mengenai aspek-aspek
kebudayaan lainnya, untuk menghasilkan tulisan etnografi yang selengkap
mungkin. Dari studi Rivers diperoleh konsep-konsep dasar yang penting,
terutama mengenai ide bahwa sistem pengobatan tradisional (asli) adalah
pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti
mempelajari pranata-pranata sosial pada umumnya, dan bahwa praktek-
71
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”
praktek pengobatan tradisional (asli) adalah rasional bila dilihat dari sudut
kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-akibat penyakit. Dalam
menanggapi dalil positif tersebut, dapat dicatat bahwa terutama dari
Riverslah, dapat diterima gagasan-gagasan stereotip yang sering
merugikan penduduk, yang mendominasi studi-studi mengenai
pengobatan tradisional hingga kini. Gagasan-gagasan itu antara lain
mengenai religi, magi, dan pengobatan yang senantiasa erat berkaitan,
sehingga yang satu hanya dapat dipelajari jika yang lainnya juga dipelajari.
Rivers, Clements, maupun tokoh lain di masa itu, yang
mengumpulkan data mengenai sistem pengobatan tradisional, tidak
mengetahui bahwa mereka sedang melakukan penelitian tentang
“Antropologi Kesehatan”. Mereka juga tidak mempedulikan tentang
kemungkinan pentingnya penemuan-penemuan mereka bagi kesehatan
penduduk yang mereka teliti. Ahli antropologi yang kini bekerja di bidang-
bidang kesehatan telah “menangkap kembali” dan memberikan nama
formal “Etnomedisin” bagi studi-studi klasik mengenai pengobatan
tradisional (non-Barat), dan menjadikannya sebagai bagian dari spesialisasi
mereka. Setelah Antropologi Kesehatan berkembang, terutama dalam
bidang-bidang yang luas seperti kesehatan masyarakat internasional dan
psikiatri lintas budaya (psikiari transkultural), maka kepentingan
pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai sistem pengobatan non-
Barat semakin nampak. Pengakuan tersebut telah memperbarui perhatian
dalam penelitian etnomedisin, dan mengangkatnya sebagai salah satu
pokok studi dalam Antropologi Kesehatan.
Sebagian besar publikasi antropologi yang meyangkut kesehatan
sebelum tahun 1950 adalah berkenaan dengan gejala psikologi dan Gejala
Psikologi dan
psikiatri. Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiatri, Psikiatri
dan ahli-ahli ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang
kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat, dan lingkungan sosial budaya di
mana tingkah laku itu terjadi. Misalnya, apakah sikap orang dewasa yang
terbentuk itu, terutama disebabkan oleh pembentukan kepribadian pada
masa kanak-kanak dan oleh penerimaannya terhadap kebiasaan semasa
kecil, serta pengalaman yang diterimanya kemudian? Adakah pengaruh
psikis yang merupakan pembawaan berdasarkan faktor biologis, yang
memainkan peranan penting dalam menentukan kebudayaan dan
kepribadiannya? Pertanyaan tersebut dilontarkan setelah ahli antropologi
mengobservasi berbagai variasi tingkah laku manusia di berbagai bagian
masyarakat di dunia. Bagaimana, misalnya, fenomena “histeria kutub” di
daerah kutub utara Amerika dan Asia, atau “amok” (mengamuk) di Asia
Tenggara itu dapat dijelaskan oleh masyarakat lain yang tidak mempunyai
simptom yang serupa itu? Bagaimana contoh fenomena tersebut dapat
dijelaskan berdasarkan norma kepribadian yang nampak, yang sangat
berbeda dalam berbagai kebudayaan? Para ahli yang mempelajari perilaku
juga menaruh perhatian pada kemungkinan “tes proyektif” baru, seperti
kartu tes tinta Rorschach dan Thematic Apperception Test (TAT), dapat
72
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”
74
Prinsip
oposisi
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”
tersebut berada dalam proporsi yang tepat satu dengan yang lainnya, baik
dalam kekuatan maupun dalam kualitasnya, dan tercampur dengan
sempurna. Rasa “sakit” timbul apabila salah satu substansi itu
menunjukkan kekurangan atau kelebihan, atau terpisah dalam tubuh,
sehingga satu dengan yang lainnya tidak bercampur dengan baik.
Pengobatan harus dilakukan dengan usaha melawan sebab-sebab
penyakit, seperti: penyakit yang disebabkan oleh kelebihan makan
disembuhkan dengan berpuasa, penyakit yang disebabkan kekurangan
makan (malnutrisi) disembuhkan dengan cara memberikan makanan yang
bergizi, penyakit akibat kerja keras disembuhkan dengan istirahat,
penyakit yang disebabkan oleh kemalasan diobati dengan kerja keras, dan
ketegangan diatasi dengan kesantaian. Berdasarkan keadaan ini,
penyembuh (tabib atau dokter) harus menanggulangi penyakit dengan
prinsip oposisi (perlawanan) terhadap penyebab penyakit, sesuai dengan
bentuknya, pengaruh musimnya, dan pengaruh usianya. Dengan
demikian, penyembuh akan dapat membantu kesembuhan pasien dengan
menerapkan prinsip oposisi semacam ini.
Oleh karena sebagian besar organ-organ tubuh terpenting (jantung, Yunani
otak, dan hati) pada masa Yunani Kuno dianggap kering dan panas, Kuno
lembab dan dingin, serta panas dan lembab, maka tubuh yang sehat dan
normal memiliki kelebihan panas dan kelembaban. Namun demikian,
keseimbangan ini bervariasi pada tiap-tiap individu, sehingga
temperamen yang nampak pada “wajah” mereka pun berbeda-beda,
yaitu: (1) kemerah-merahan atau sanguine (wajah sehat kemerahan,
gembira, dan optimis), (2) flegmatis (tenang, dapat mengendalikan diri,
lamban, dan apatis), (3) masam (cepat marah dan bertemperamen buruk),
dan (4) murung atau melankoli (depresi, sedih, dan melankolis).
Lingkungan dan musim dapat mempengaruhi kelebihan unsur Penyakit
tertentu dalam tubuh, yang menyebabkan munculnya penyakit mental mental
yang berkaitan dengan kepribadian seseorang. Contohnya: (1) kelebihan
darah menyebabkan lekas marah, (2) kelebihan lendir menyebabkan lemah,
(3) kelebihan empedu kuning menyebabkan iri dan dengki, dan (4)
kelebihan empedu hitam menyebabkan sedih dan melankolis. Galen juga
mengembangkan teori Hipocrates mengenai keseimbangan unsur-unsur
dalam tubuh, yang dikembangkan berkaitan dengan norma-norma sosial,
misalnya aborsi dan cara memperlakukan pasien.
75
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”
76
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”
kini.
Oleh karena yin-yang dianggap sebagai unsur-unsur primordial
dalam sistem medis Cina, yang berkaitan dengan perputaran alam semesta,
maka unsur yin dan yang dapat dibedakan menurut yang mewakili dan
sifatnya:
1. unsur yin:
a. mewakili: bumi, bulan, air, dingin, kelembaban, kegelapan, prinsip
kewanitaan, bagian dalam, sebelah kiri, kematian, rendah, tidak
agung, jahat, buruk, keculasan, kekacauan, dan kemiskinan, yang
disebut unsur negatif;
b. bersifat: feminin, gelap, basah, dingin, dan musim dingin.
2. unsur yang:
a. mewakili: langit, matahari, api, panas, kering, cahaya, prinsip kelaki-
lakian, bagian luar, sebelah kanan, hidup, tinggi, keagungan, baik,
indah, kebajikan, aturan, kebahagiaan, dan kekayaan, yang disebut
unsur positif;
b. bersifat: maskulin, terang, kering, panas, dan musim panas.
Oleh karena sifat panasnya, kelebihan unsur yang akan
menimbulkan demam; sebaliknya karena sifat dinginnya, kelebihan unsur
yin menimbulkan kedinginan. Penyakit yang dianggap terjadi karena
kekuatan luar (eksternal) adalah penyakit yang, sedangkan penyakit yang
diduga sebagai akibat dari kekuatan dalam (internal) adalah penyakit yin.
Namun demikian, yin dan yang senantiasa dipandang sebagai suatu
kesatuan, yang dalam situasi apapun menggabungkan unsur positif dan
negatif.
Sistem medis Cina juga berdasarkan lima unsur yang berhubungan Cina:
erat dengan proses fisiologis dan organ-organ dalam tubuh manusia, lima
yaitu: air, api, metal/logam, kayu, dan tanah/bumi. Hubungan yang erat unsur
antara unsur-unsur alam semesta dan anatomi tubuh manusia itu adalah:
1. air: musim dingin, utara, hitam, dan ginjal;
2. api: musim panas/terik, selatan, hawa panas, merah, dan jantung;
3. metal: musim gugur, barat, kering, putih, dan paru-paru;
4. kayu: musim semi, timur, angin, hijau, dan lever/hati;
5. tanah: musim panas/pertengahan, pusat, lembab, kuning, dan limpa.
77
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”
78
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”
E. Rangkuman
Sistem medis (Sistem perawatan kesehatan) adalah: (1) sistem budaya yang
mengintegrasikan berbagai komponen yang berhubungan dengan kesehatan, (2) pola-pola dari
pranata sosial dan tradisi budaya yang berkaitan dengan perilaku yang sengaja untuk
meningkatkan kesehatan, (3) kepercayaan mengenai usaha meningkatkan perilaku sehat.
Realitas (kenyataan) klinis merupakan sistem sosial yang terwujud dalam menjalankan
peranan-peranan atas dasar atau yang diatur oleh sistem budaya, yang dijalankan dalam latar
transaksi-transaksi komunikatif berhubungan dengan gangguan kesehatan, mencari perawatan
kesehatan, interaksi antara praktisi medis dan pasien, kegiatan-kegiatan terapi, serta evaluasi hasil
terapi. Peranan adalah kegiatan-kegiatan dalam memenuhi hak, kewajiban, tugas, dan harapan
sesuai kedudukan seseorang. Sistem budaya meliputi pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma,
aturan formal, maupun pranata adat.
Dalam realitas lokalitas, sistem medis dibagi ke dalam tiga sektor, yang saling tumpang
tindih, yang meliputi sistem medis: 1. umum (rumah tangga atau popular); 2. tradisional
(kedukunan atau folk); 3. profesional (moderen, kosmopolitan, atau regional). Ketiga sistem medis
walaupun berdiri sendiri namun saling berhubungan. Interaksi antara ketiga sistem itu merupakan
perwujudan dari pluralisme sistem medis yang umumnya dijumpai pada kesatuan sosial di negara
berkembang.
Secara universal terdapat struktur yang mendasari semua sistem medis, yang memudahkan
pemahaman dan studi. Sifat universal ini berhubungan dengan peranan dan kewajiban dari
seorang penderita dan penyembuh, definisi mengenai penyakit, sikap mengenai sehat dan sakit,
maupun integrasi kedokteran ke dalam kerangka budaya.
F. Pertanyaan/Tugas
1. Simpulkanlah mengenai studi sistem medis Naturalistik.
2. Simpulkanlah mengenai studi sistem medis Personalistik.
3. Simpulkanlah mengenai studi sistem medis Tradisi Lokal.
4. Simpulkanlah mengenai perbandingan ketiga sistem medis tersebut.
5. Jelaskan dengan menggunakan contoh (minimal 2 contoh) mengenai masing-masing sistem
medis.
79
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”
G. Senarai
Adaptif
H. Bacaan
Bacaan Wajib
Foster, George M. dan Barbara Gallatin Anderson
1986 Antropologi Kesehatan. Terjemahan Priyanti Pakan S. dan
Mutia FHS. Jakarta: UI-Press.
Bacaan Tambahan
Hughes, Charles C.
1978 “Medical Care: Ethnomedicine”. Dalam Michael H. Logan dan
Edward E. Hunt, eds. Health and the Human Condition:
Perspectives on Medical Anthropology. Massachusets: Duxbury
Press, hal. 150-158.
Logan, Michael H.
1996 "Ethnomedicine". Dalam David Levinson dan Melvin Ember, eds.
Encyclopedia of Cultural Anthropology. Volume 2. New York:
Henry Hold, hal. 436-443.
Pool, Robert dan Wenzel Geissler
2005 Medical Anthropology. New York: Open University Press.
Rubel, Arthur J. dan Michael R. Hass
1990 “Ethnomedicine”. Dalam Thomas M. Johnson dan Carolyne F.
Sargent, eds. Medical Anthropology: Contemporary Theory and
Method. New York: Praeger, hal. 115-131.
Winkelman, Michael
2009 Culture and Health: Applying Medical Anthropology. San Francisco:
Jossey-Bass.
--- @ ---
80