DKK 5 - Makalah Modul 2 - GTL
DKK 5 - Makalah Modul 2 - GTL
DKK 5 - Makalah Modul 2 - GTL
SEMESTER VII
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BLOK GIGI TIRUAN LENGKAP
MODUL 2. FLABBY TISSUE
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. Florencia Honggo Nugroho (2017.07.1.0008)
2. Catherine Ivanna Edward (2017.07.1.0011)
3. Ni Putu Eka Dania Putri (2017.07.1.0016)
4. Anjang Riyani Santoso (2017.07.1.0022)
5. Satria Samodra Putra (2017.07.1.0023)
6. Sarsa Parilla Gunawan Kwong (2017.07.1.0034)
7. Emilia Dewi Artanty (2017.07.1.0053)
8. Nick Geraldy Tie Restia (2017.07.1.0060)
9. Brigit Pavita Soerjanto (2017.07.1.0067)
10. Vera Maslakhatul Hidayah (2017.07.1.0084)
11. Nabilah YuniarInaswati (2017.07.1.0095)
I PEMICU 1
Seorang pasien laki-laki berusia 58 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gigi
tiruannya tidak nyaman digunakan karena longgar. Pasien telah memakai ill-fitting denture
tersebut selama 20 tahun. Pasien mengalami kesulitan saat makan dan berbicara dengan gigi
tiruannya yang lama. Tidak ada riwayat medis maupun penyakit sistemik. Pemeriksaan intra
oral full edentulous ridge Rahang Atas dan Rahang Bawah (Gb 1 & 2), terdapat area flabby
tissue pada regio anterior Rahang Atas mulai regio Caninus kanan sampai Caninus kiri. Area
tersebut terlihat pucat (blanching of the tissue) saat ditekan dengan ujung handle kaca mulut.
Dokter gigi merencanakan pembuatan Complete Denture baru dengan modifikasi
impression techniques untuk mendapatkan minimum displacement dari gigi tiruan saat
berfungsi (mengunyah dan berbicara) serta retensi dan stabilisasi yang maksimum. Dokter
gigi memutuskan menggunakan window impression technique untuk mencetak Rahang Atas.
Primary impression dilakukan menggunakan bahan irreversible hydrocolloid untuk membuat
model studi dan custom tray.
Pada kunjungan berikutnya dilakukan border moulding pada custom tray yang sudah
dibuat. Daerah flabby tissue ditandai dengan pensil tinta (Gb.3) sehingga tercetak pada saat
mencetak fungsional . Cetakan fungsional dilakukan pertama dengan bahan zinc oxide
eugenol paste (Gb.4). Kemudian custom tray daerah anterior Rahang Atas dilubangi (window
impression technique) (Gb.5) dan dimasukkan kembali kedalam rongga mulut untuk mencetak
bagian anterior dengan bahan light body polyvinyl siloxane (Gb. 6-9)
Gambar 1. Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6
Gambar 7 Gambar 8
Gambar 9
No Terminologi Pengertian
Suatu bentukan gigi yang menggantikan sebagian /
1 Gigi tiruan seluruh gigi asli yang hilang beserta jaringan
pendukungnya.
Suatu kondisi dimana gigi tiruan tidak pas / tidak fit
2 ill-fitting pada rongga mulut pasien yang menyebabkan pasien
merasa tidak nyaman.
3 Pemeriksaan intra oral Pemeriksaan objektif didalam rongga mulut.
VI PEMICU 2
Hasil cetakan kemudian dilakukan beading, boxing dan diisi dengan gips untuk mendapatkan
model kerja. Dokter gigi kemudian melakukan pembuatan gigi tiruan lepasan dengan terlebih
dahulu menentukan bahan basis gigi tiruan .
No Terminologi Pengertian
Proses yang dilakukan untuk menjaga lebar dan tinggi
1 Beading
sulkus dalam cetakan.
Proses yang dilakukan untuk mendapatkan basis
2 Boxing
cetakan yang halus dan rata.
Replika dari struktur rongga mulut yang digunakan
3 Model kerja
sebagai media pembuatan gigi tiruan.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigi
tiruan, yang dikelompokkan menjadi 2 yaitu logam
dan non logam (thermo hardening & thermoplastic).
4 Bahan basis gigi tiruan
Dimana daya tahan dan sifat-sifat dari suatu basis gigi
tiruan sangat dipengaruhi oleh bahan basis gigi tiruan
tersebut.
X HIPOTESIS PEMICU 2
1. Beading dan boxing dilakukan untuk menghasilkan master cast / model master yang baik,
detail, dan akurat
2. Bahan basis gigi tiruan yang dipilih dokter gigi adalah resin akrilik heat cured, karena memiliki
sifat estetik yang baik, murah, dan mudah untuk dibuat.
C. PETA KONSEP
D. LEARNING ISSUE
1. Mengapa gigi tiruan tidak nyaman dan ill fitting setelah dipakai 20 tahun? (apa penyebabnya)
2. Flabby tissue
a. definisi
b. etiologi
c. mekanisme
d. penatalaksanaan
3. Complete denture
a. definisi
b. fungsi
4. Impression technique
a. definisi
b. macam
c. cara melakukan pada kasus
5. Window technique
a. definisi
b. tujuan
c. tahapan
6. Primary impressionn
a. definisi
b. fungsi
c. tahapan
d. bahan yang digunakan
7. Border moulding
a. definisi
b. tujuan
c. tahapan
d. bahan yang digunakan
8. Cetak fungsional
a. definisi
b. fungsi
c. tahapan
9. Bahan cetak
a. macam-macam
b. bahan yang digunakan pada kasus
10. Beading and boxing
a. definisi
b. tujuan
c. cara melakukan
11. Bahan basis gigi tiruan pada kasus?
2. Flabby tissue
a. Definisi
Respon dari jaringan ikat yang mengalami hyperplasia yang awalnya diakibatkan luka yang
tidak dapat ditoleransi yang terjadi pada residual ridge. Flabby tissue terjadi pada penderita
yang lama tidak memakai gigi tiruan atau pada penderita yang menggunakan gigi tiruan yang
tidak pas.
b. Etiologi
Penyebabnya bisa dikarenakan adanya kebiasaan-kebiasaan, dan lamanya pemakaian gigi
tiruan. Kemudian bisa juga karena berbagai tekanan menyimpang dari jaringan pendukung,
seperti tidak adanya gigi asli anterior rahang atas berlawananan dengan rahang bawah, jadi
dapat menyebabkan flabby tissue karena adanya tekanan yang berlebihan pada segmen
tertentu sehingga mengganggu keseimbangan kontak.
c. Mekanisme
Ridge yang flabby atau yang mudah bergerak biasanya sering terlihat pada ridge anterior
rahang atas ketika bagian rahang atas yang tidak bergigi berkontak dengan gigi asli pada
daerah anterior rahang bawah. Kelly pada tahun 1972 melaporkan bahwa gigi anterior rahang
bawah menyebabkan trauma pada ridge anterior rahang atas seperti tekanan oklusal yang
langsung diberikan pada area ini. Hal ini menyebabkan kehilangan tulang dari anterior rahang
atas dengan disertai jaringan fibrous hyperplasia. Mukosa ini sangat mudah bergerak dan
kehilangan perlekatan dengan periosteum yang menutupi tulang. Jaringan fibrous hyperplasia
tersebut yang mendukung gigi tiruan sering kali menyebabkan kesulitan dalam membuat gigi
tiruan penuh. Jaringan lunak yang bergerak selama pencetakan cenderung kembali ke bentuk
aslinya, dan gigi tiruan penuh telah dibuat dengan cetakan ini tidak akan akurat pada saat
jaringan kembali ke bentuk aslinya. Hal ini menyebabkan hilangnya retensi, ketidaknyamanan
stabilitas dan ketidakharmonisan oklusal gigi tiruan.
d. Penatalaksanaan
Secara umum, ada tiga cara penanggulangan ridge yang flabby, yaitu pembuangan jaringan
flabby dengan pembedahan dan dilanjutkan dengan cara konvensional, gigi tiruan dukungan
implan baik cekat maupun lepasan, dan cara konvensional tanpa pembedahan.
- Pembedahan
Pembedahan dilakukan pada pasien dengan lingir flabby yang sudah sangat ekstrim.
Mengurangi lingir yang atrofi dengan pembedahan menyebabkan lingir yang rendah dan
datar atau lingir yang tajam dengan lapisan mukosa yang tipis. Pemotongan hanya
dilakukan pada daerah ridge yang bergerak saja. Setelah dilakukannya pemotongan
mukosa yang berbentuk baji, diperlukan pemotongan submukosa crestal untuk
memungkinkan terjadinya aposisi bagian tepi luka. Pembedahan pada jaringan flabby ini
sangat terbatas. Selain itu dapat juga dilakukan penyuntikan pada linggir flabby dengan
suatu bahan agar diperoleh linggir yang rigid. Bahan tersebut antara lain yaitu sclerosing
solution dan bahan hidroksiapatit.
- Gigi tiruan dukungan implant
Dapat melalui gigi tiruan cekat maupun overdenture dukungan implan. gigi tiruan jenis ini
memberikan keuntungan lebih terhadap masalah-masalah yang terjadi dengan cara
pembuatan konvensional. Dibutuhkan 2 implan di regio caninus kanan dan kiri atau 4
implan di regio caninus kanan dan kiri, serta regio molar pertama kanan dan kiri dengan
pilihan retain berupa magnet atau built attachment. Alternatif ini dapat meningkatkan
stabilitas, retensi dan fungsi dalam mulut. Bila dibandingkan overdenture dukungan implan
terhadap gigi tiruan cekat, overdenture lebih ekonomis dan pembedahan biasanya lebih
mudah karena dibutuhkan jumlah implan yang lebih sedikit.
3. Complete denture
a. Definisi
Merupakan gigi tiruan yang dapat dilepas pasang serta dapat menggantikan semua gigi dan
jaringan yang hilang pada rahang atas dan rahang bawah.
b. Fungsi
Memperbaiki fungsi kunyah, estetik (kontur wajah dan dimensi vertical), dan fungsi bicara.
Serta memelihara kesehatan rongga mulut pasien dan mencegah terjadinya resoprsi tulang
alveolar.
4. Impression technique
a. Definisi
Tenik mencetak dengan menggunakan material cetak tertentu yang tepat untuk mendapatkan
hasil cetak yang akurat.
b. Macam
Conventional Techniques
I. Putty-wash impression
-One step/ Single mix putty-wash impression
-Two step/double mix putty wash impression
II. Dual-phase impression
III. Mono-phase impression
IV. Hydrocolloid laminate technique
V. Copper-band impression technique
VI. Impression using vacuum-adapted splints
VII. Impression using preformed crown shells
VIII. Dual-arch impression technique
IX. Functional check bite impression
X. Matrix impression system
XI. Cast impression coping technique
Recent Technique
XII. Digital impressions
c. Cara melakukan pada kasus
Menggunakan Coventional Techniques dengan menggunakan bahan irreversible hydrocolloid
yaitu serbuk hydrocolloid dicampur dengan air sesuai aturan pabrik pada bowl, lalu di
manipulasi menggunakan spatula dengan membentuk angka 8 hingga homogen, lalu tuang
pada sendok cetak tidak bergigi rahang atas yang sesuai dengan ukuran rahang pasien,
setelah itu insersikan pada rahang pasien hingga setting.
5. Window technique
a. Definisi
Salah satu teknik yang tepat digunakan pada kasus flabby tissue pada sendok cetak dengan
membuka area flabby tissue seperti dilubangi / dibuat jendela pada custom tray untuk
mengurangi pergerakan flabby tissue.
b. Tujuan
Tujuan dari cetak fungsional teknik window adalah agar jaringan yang flabby dilakukan cara
pencetakkan dalam keadaan tidak bergerak atau tidak terdistorsi. Bahan cetak zinc oxide
eugenol pasta di gunakan pertama untuk membuat cetakan dan kemudian gambarkan batas
daerah dengan jaringan yang mudah bergerak. Kemudian cetakan kedua dicetak dengan
bahan polyvinyl siloxan yang memiliki viskositas sangat rendah. Light body polyvinyl siloxane
juga merupakan bahan mucostatik. Bahan ini secara dimensional lebih stabil dan merupakan
material elastic.
c. Tahapan
1. Cetakan awal dari lengkung gigi edentulous menggunakan bahan cetak irreversible
hydrocolloid dengan sendok cetak atau pada gigi tiruan lama pasien.
2. Tandai daerah ridge yang flabby pada model. Membuat sendok cetak perseorangan
dengan resin akrilik chemical cured dengan ruangan yang cukup dan stoppers pada model
awal sekaligus pembuatan jendela untuk menandai daerah ridge yang flabby. Jendela
tersebut dapat dibuat setelah prosedur border moulding. Tepi dari sendok cetak
perseorangan harus berada 2 mm lebih pendek dari mucco bucal fold.
3. Border moulding pada sendok cetak dapat dilakukan dengan menggunakan green stick
pada tiap segmennya atau dengan satu kali langkah dengan bahan cetak polyether atau
polyvinyl siloxane.
4. Aplikasikan bahan adhesive pada sendok cetak di tepinya dan di seluruh permukaan
sendok cetak yang menghadap jaringan. Biarkan bahan adhesive kering selama 10 menit
dan isi sendok cetak dengan light body dan segera letakkan sendok cetak diatas ridge
edentulous dan biarkan berada di dalam mulut selama 3-5 menit.
5. Lepaskan sendok cetak dari dalam mulut, buang bahan cetak yang berlebihan pada
sekelilingnya atau yang menutupi window opening dengan menggunakan scaple blade.
6. Letakkan kembali sendok cetak kedalam mulut pasien dan injeksikan bahan cetak
polyvinyl siloxane diatas window opening. Letakkan bahan dengan cara yang sangat pasif
agar mencegah distorsi dari jaringan lunak.
7. Biarkan bahan cetak berpolimerisasi sampai selesai. Lepaskan cetakan dan lakukan
evaluasi dengan hati-hati.
8. Lepaskan, lalu bersihkan dan pembuatan box pada cetakan dengan prosedur boxing
menggunakan wax.
6. Primary impression
a. Definisi
Cetakan yang digunakan sebagai cetakan awal untuk membuat model studi dan custom tray /
individual tray. Bahan yang digunakan pakai alginat / boleh juga pakai impression compound
atau disebut juga modelling compound. Hasil cetakan ini harus menunjukan batas mukosa
bergerak dan bergerak yang baik, mengisi seluruh bagian peripheral, menunjukan adaptasi
jaringan yang baik, memanjang ke posterior untuk mencetak pterygomaxillary notch pada
rahang atas dan serta mencetak bagian retromolarpad bada bagian rahang bawah.
b. Fungsi
Pencetakan anatomis dibidang prostodonsia bertujuan untuk :
- Pembuatan model studi
- Pembuatan model kerja
- Pembuatan sendok cetak fisiologis
c. Tahapan
1. Siapkan bubuk dan air sesuai aturan pabrik .
2. Campurkan bubuk kedalam air dan dilakukan pengadukan dengan rubber bowl dan
spatula.
3. Pengadukan dilakukan dengan cepat dan terus menerus serta spatula ditekan pada
dinding rubber bowl dengan putaran intermitten dari spatula untuk mengeluarkan
gelembung udara.
4. Setelah tercampur rata, letakan adonan bahan cetak ke dalam sendok cetak.
5. Lakukan pencetakan rongga mulut, dan muscle trimming untuk mendapatkan adaptasi
yang baik.
6. Ditunggu hingga setting, setelah setting lepaskan sendok cetak dengan cara diungkit
secara perlahan.
7. Lakukan pengecoran dengan bahan gipsum kedokteran gigi.
Cara melakukan untuk kasus flabby tissue
Pada pencetakan anatomis linggir flabby tissue dibuat dengan menggunakan teknik yang
bersifat mukostatis atau non pressure impression. Bentuk dan ukuran sendok cetak yang
digunakan adalah sendok cetsak yang berukuran tidak terlalu besar ( tidak sama dengan
sendok cetak untuk rahang yang edentulous), dengan dua ketebalan lilin sebagai tissue stop
yang terletak pada sendok cetak untuk mendapatkan kestabilan. Bahan cetak alginat
diletakkan menyeluruh mencakup labiolingual lingir flabby, dan sendok cetak beserta alginat
tersebut diletakkan pada lingir dengan hati-hati. Terbentuklah cetakan yang bersifat mukostatik
dan digunakan sebagai model studi.
d. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan adalah bahan Irreversible Hydrocolloid. Digunakannya bahan ini
karena irreversible hydrocolloid tidak dapar kembali ke bentuk semula / ke wujud dasarnya
seteah bereaksi. Irreversible hydrocolloid yang sering digunakan dalam kedokteran gigi adalah
alginate, karena memiliki beberapa kelebihan yaitu mudah dimanipulalsi, harga relatif murah,
mudah didapat, nyaman untuk pasien, hasil cetakan elastis cukup akurat. Bahan ini biasa
dipakai sebagai cetakan pendahuluan untuk membuat studi model (model diagnostik) pada
perawatan konservasi, prostodonti dan orthodonti.
7. Border moulding
a. Definisi
Border moulding merupakan teknik pembentukan daerah tepi bahan cetak dengan manipulasi
fungsional atau manual pada jaringan lunak yang berdekatan dengan tepi, untuk mengikuti
kontur dan ukuran vestibulum sehingga dapat mempertahankan peripheral seal selama
berfungsi. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan batasan anatomi struktur pembatas gigi
tiruan yang lebih akurat.
b. Tujuan
Tujuan dari border moulding adalah untuk mendapatkan batas mukosa bergerak dan tidak
bergerak dari rahang atas dan rahang bawah penderita dalam keadaan berfungsi, membentuk
tepi cetakan yang memungkinkan otot untuk berfungsi secara harmonis dengan gigi tiruan, dan
yang utama yaitu mendapatkan bentukan border seal gigi tiruan yang baik.
c. Tahapan
Tahapan Border Moulding Lilin spacer masih berada pada sendok cetak selama prosedur
border moulding berlangsung dan sebelum melakukan prosedur border moulding, tepi sendok
cetak dikurangi terlebih dahulu 2 mm dari batas jaringan yang harus dicetak. Apabila
menggunakan greenstick compound sebagai bahan border moulding, secara bertahap
compound dipanaskan dengan lampu spiritus dan didinginkan dengan cara direndam di dalam
air selama beberapa detik hingga mencapai suhu kerja sekitar 490 C (1200 F) sampai 600 C
(1400 F), agar pasien tidak merasakan panas dari greenstick yang sudah dilunakkan dan agar
greenstick tidak terlalu cair. Greenstick ditambahkan sedikit demi sedikit pada tepi luar sendok
cetak individu, kemudian dimasukkan ke dalam rongga mulut pasien untuk membentuk tepi
yang cocok dengan gerakan fisiologis dari struktur anatomi pembatas gigi tiruan. Prosedur
border moulding dilakukan secara berurutan dimulai dari vestibulum bukal, kemudian
vestibulum labial, daerah posterior palatum pada rahang atas dan bagian lingual dari rahang
bawah. Setelah prosedur border moulding selesai, lilin spacer dibuang dari permukaan dalam
sendok cetak fisiologis.
1. Incremental / sectional border moulding Pada metode ini bagian luar dari sendok cetak
disempurnakan secara terpisah, sesuai dengan anatomi landmark pada daerah tersebut.
Material yang digunakan pada metode ini adalah greenstick compound. Putty dan heavy body
elastomer juga dapat digunakan.
A. Border Moulding Rahang Atas Moulding dapat dilakukan dengancara mengikuti bagian dan
urutan sebagai berikut:
1. Labial flange :
a Pasif : bibir diangkat lalu ditarik ke arah luar dan ke bawah, lalu baru ditekan ke gingiva.
b Aktif : pasien diinstruksikan untuk mengerutkan bibir dan menghisap jari sang dokter
Sendok cetak individu yang telah dibentuk bagian labial flange
2. Bukal flange :
a Pasif : pipi diangkat lalu ditarik ke arah luar, ke bawah, dan ke dalam lalu digerakkan mundur
dan maju.
Sendok cetak individu dengan daerah frenulum bukal pada pembentukan bukal flange.
3. Daerah distobukal :
b Aktif : pasien diinstruksikan untuk membuka mulut dengan lebar, tutup dan gerakkan
mandibula dari sisi ke sisi. Membuka mulut dengan lebar menggambarkan kedalaman dan
lebar dari distobukal flange seperti yang diatur oleh otot, sementara mandibula bergerak dari
sisi ke sisi, disediakan untuk pergerakan dari prosesus koronoid.
Sendok cetak individu dengan daerah distobukal pada pembentukan bukal flange.
1. Labial flange : a Pasif : bibir sedikit terangkat ke arah luar, ke bawah, dan ke dalam
2. Bukal flange :
a Pasif : pipi diangkat ke arah luar, ke atas, dan ke dalam dan digerakkan mundur dan maju.
a Pasif : pipi ditarik ke bukal untuk memastikan agar tidak terjebak pada sendok cetak lalu
digerakkan ke atas dan ke dalam.
b Aktif & pasif : masseteric notch dicatat dengan cara interview dengan pasien, sementara
dokter gigi menekan sendok cetak ke bawah
a Aktif : pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah dan menjilat bibir bagian atas dari sisi ke
sisi (gambar 20).
6. Distolingual flange :
a Aktif : pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah kemudian letakkan lidah pada bagian
distal palatal pada kanan dan kiri vestibulum distal
Pada metode ini seluruh pinggiran pada sendok cetak dihaluskan pada setiap tahapan.
Material border moulding diletakkan disekeliling tepi dengan single step dan dicetak dengan
teknik sectional secara bersamaan. Putty dan heavy body elastomer ideal untuk metode ini.
Greenstick compound tidak dianjurkan untuk metode ini, selama material tersebut tidak
memungkinkan untuk menghaluskannya melalui keseluruhan panjang tepi.
8. Cetak fungsional
a. Definisi
Merupakan suatu proses untuk mendapatkan bentukan negatif dari rahang pasien beserta
jaringan anatomis yang ada hubungannya dengan pembuatan gigi tiruan lengkap. Pencetakan
fungsional harus mencetak struktur jaringan pendukung dan membentuk tepi gigi tiruan atau
peripheral border yang dapat menutupi pinggiran atau border seal dengan baik sehingga akan
memberi retensi dan stabilitas yang maksimal pada gigi tiruan. Teknik pencetakan fungsional
adalah salah satu teknik pada pencetakan akhir. Teknik ini digunakan pada keadaan yang sulit
untuk mendapatkan retensi dan stabilitas gigi tiruan akibat kurangnya dukungan dari jaringan
yang sisa, karena kurangnya adaptasi otot, dan atau ketidakseimbangan atau disebabkan oleh
masalah-masalah yang terdapat pada jarak gigi tiruan.
b. Fungsi
Tujuan pencetakan fungsional adalah untuk memperoleh retensi, kestabilan, dan dukungan
bagi gigi tiruan. Retensi untuk gigi tiruan adalah daya tahan terhadap gaya yang
melepaskannya dalam arah yang berlawanan dengan arah pemasangan, atau dengan kata
lain, retensi adalah cara memegang gigi tiruan pada posisinya di dalam mulut.
c. Tahapan
a. Menyesuaikan sendok cetak dalam mulut pasien
b. Border molding RA dan RB dalam mulut pasien
c. Mencetak final RA dan RB pasien
Dalam melakukan pencetakan fungsional, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
anatomical landmark maksila dan mandibula.
9. Bahan cetak
a. Macam-macam
Berdasarkan sifat bahan sesudah setting (elastisitasnya). Elastis dan ketegaran material cetak
mempengaruhi kemampuan bahan untuk mencetak undercut. Material cetak dikelompokan
menjadi 2, yaitu: non elastic (rigid/ kaku) dan elastic. Material non elastic adalah material cetak
yang tidak dapat melalui undercut sehingga penggunaannya terbatas pada pasien yang tidak
bergigi. Material cetak elastis adalah material cetak yang dapat melalui undercut, digunakan
pada pasien bergigi lengkap, sebagian, atau tanpa gigi.
Klasifikasi berdasarkan elastisitasnya:
b. Pada kasus
Pada primary impression menggunakan bahan irreversible hidrocoloid untuk pembuatan model
studi dan custom tray dimana bahan ini menggunakan alginat, tidak berubah bentuk meskipun
mengenai saliva, nontoxic, mudah didapat, non staining, dan memberikan detail yang baik.
Kemudian mencetak fungsional pertama dengan bahan zinc oxide eugenol paste kemudian
dengan bahan light body polyvinyl siloxane dimana bahan zinc oxide eugenol memiliki
keuntungan yaitu mampu mengisi pada bagian sempit sehingga didapatkan hasil akurat dari
jaringan lunak oleh karena sifat daya alirnya yang rendah, kestabilan bahan sangat baik.
Sedangkan menggunakan bahan light body polyvinyl siloxane karena memiliki sifat fisik dan
mekanis sangat baik, seperti perubahan dimensi yang rendah, elastic recovery baik, tidak
terjadi shrinkage pada bahan cetak, dan stabilisasi dimensi yang baik.
c. Cara melakukan
1. Siapkan gulungan lilin/beading wax setebal ± 3-5 mm cekatkan pada seluruh tepi hasil
cetakan, kira-kira berjarak 2-3 mm
2. -RA: beading wax yang dilekatkan sekitar 2-3 mm dari tepi hasil cetakan berakhir di
belakang prosesus alveolaris bagian posterior disebelah kiri dilanjutkan di bagian posterior
dan menyatu dengan beading wax yang disebelah kanan
3. -RB: meliputi seluruh tepi hasil cetakan. Untuk bagian lingual tempat lidah ditutupi dengan
selembar wax yang digabungkan dengan beading wax yang telah dicekatkan
4. -Dibagian luar dari beading wax, dilekatkan boxing wax yang bertujuan untuk memberi
bentuk basis dari model. Tinggi boxing wax ± 10 mm diatas bagian tertinggi hasil cetakan
untuk memberikan ketebalan yang cukup pada model. Setelah itu model di cor dengan
dental stone.
F. KESIMPULAN
Pasien dating memakai denture selama 20 tahun dan kondisinya ill fitting, dan terdapat flabby
tissue pada rahang atas yang dapat menyebabkan tidak nyaman saat digunakan. Pasien dibuatkan
complete denture baru dilakukan pencetakan dengan teknik window impression agar menghindari
adanya pergerakan dari flabby tissue, dan menggunakan bahan cetak irreversible hidrocoloid, zinc
oxide eugenol untuk cetakan pertama serta light body polivynyl siloxane dibagian anterior dan
sebelumnya dilakukan border moulding pada sendok cetak untuk mendapatkan batas peripheral
seal. Setelah itu hasil cetakan dilakukan beading dan boxing agar diperoleh cetakan yang baik dan
didapatkan model kerja yang sesuai. Untuk basis gigi tiruan menggunakan resin akrilik karena
mudah diproses dan dipoles, estetis, biaya terjangkau, dan toksisitas yang rendah.
G. DAFTAR PUSTAKA
Puspitadewi S. 2015. Perawatan Prosthodontik pada Kondisi Ridge yang Kurang Menguntungkan.
Jurnal B-Dent: 2(2).
Siwan & Koesmaningati .H. 2014. Mengatasi Akibat Pemakaian Gigi Tiruan Lama Dengan
Pencetakan Teknik Windowing. Makassar Dental Journal. 3(2).
Nithin Kumar SB., Sumanth K.S., Krishna K.U., Gautam S. 2019. Imression Techniques in Fixed
Prosthodontics- A Review. International Journal of Scientific Research. 8(3):1-3.
Muchtar, M dan Habar, I. 2019. Functional Impression Technique for Making Complete Denture.
Makassar Dent J 2019; 8(1): 16-21
Damayanti, L. 2009. Perawatan Pasien Lansia Dengan Flat Ridge / Flabby Tissue. Bagian
Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung. Available
at:http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/11/perawatan_pasien_lansiadengan_flat_ridge-flabby_tissue.pdf.