Skenario
Skenario
Skenario
2. Jelaskan patogenese terjadinya rasa perih pada sudut mulut pada kasus diatas!
Jawab :
Pada kasus pasien mengalami gigi tanggal sehingga menyebabkan overjet dan overbite yang
tidak normal, hal ini menyebabkan penurunan dimensi vertikal yang berakibat pada sudut
mulut yang lebih melipat ke dalam sehingga mengakibatkan saliva yang akan terkumpul di
sudut mulut. Keadaan ini nemungkinkan peningkatan dari kolonisasi candida albicans. Hal
lain yang dapat menyebabkan kelainan ini ialah defesiensi nutrisi akibat sulitnya pasien
untuk mengonsumsi zat-zat bergizi. Perubahan pasokan nutrisi yang menurun, walaupun
hanya sedikit dapat mehyebabkan keutuhan jaringan epitel berkutang. mucocutan junction
merupakan bagian yang memiliki epitel mukosa yang tipis sehingga rentan terjadi infeksi.
Proses terjadinya AC pada awalnya jaringan mucocutan disudut mulut menjadi merah ,
lunak dan berulserasi. Selayutnya fisura- fisura eritematosa menjadi dalam dan melebar
beberapa cm dari sudut nulut ke sekitar bibir dan mengenai mukosa
bibir dan pipi dalam bentuk abrasi Iinear.
Sumber :
Langlais RP, Miller CS. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim Edisi 1.
Jakarta : Hipokrater, 2003 : 4.
3. Apakah diagnosis kasus sudut mulut tersebut dan bagaimana rencana perawatannya!
Jawab :
Diagnosis pada kasus diatas ialah Angular cheilitis merupakan suatu infeksi yang terlihat
pada satu atau kedua sisi sudut mulut. Gambaran klinis angular cheilitis mempunyai secara
umum ialah bibir kering, rasa tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur
yang diikuti dengan rasa terbakar pada sudut mulut., yang paling sering, daerah eritema
dan odema yang berbentuk segitiga pada kedua komisura atau dapat berupa atropi,
eritema, ulser, krusta dan pelepasan kulit sampai terjadi eksudasi yang berulang. Etiologi
dari AC ialah muktifatorial seperti agen infeksi, faktor mekanis dan defisiensi nutrisi dimana
angular cheilitis dapat terjadi akibat satu faktor ataupun kombinasi beberapa factor.
Perawatan angular cheilitis mencakup identifikasi dan mengoreksi faktor etiologi antara lain
memperbaiki gizi buruk, memperbaiki kehilangan dimensi vertikal, mengoreksi gangguan
sistemik seperti diabetes dan anemia, serta menjaga kebersihan ronggga mulut yang optimal.
Angular cheilitis yang disebabkan oleh kandida albikans dapat dirawat dengan antifungal
topikal sedangkan angular cheilitis yang disebabkan oleh stafilokokus aureus dapat dirawat
dengan antibakterial topikal. Pada kasus angular cheilitis yang disebabkan oleh defisiensi
nutrisi, pengobatan dapat berupa pemberian suplemen vitamin B dan zat besi.
Sumber :
Lewis MAO, Jordan RCK. Penyakit mulut diagnosis dan terapi. Alih Bahasa Dr. drg.
Purwanto, M.Kes. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2019: 95.
4. Jelaskan patogenesis kelainan pada kasus diatas menyebabkan rahang capek dan rahang
berbunyi.
Jawab :
Patogenesis kelainan TMJ dibagi menjadi dua, yakni muscle disorders dan intraarticular
disorders. Pada muscle disorders faktor-faktor yang mendukung terjadinya kelainan TMJ
berupa edentulus gigi posterior, ortodonti, kebiasaan buruk, stres, trauma, oklusi, dan
hormonal menimbulkan hiperaktivitas otot pengunyahan sehingga menyebabkan nyeri
disekitar TMJ. Pada kasus di atas faktor yang mendukung adalah edentulus gigi posterior
dimana diketahui pasien kehilangan gigi 14, 15, 17, 18, 24, 26, 27, 28, 34, 35, 36, 37, 38, 44,
45, 46, 47, 48. Hiperaktivitas otot akan memengaruhi perubahan pada fungsi otot sehingga
mandibula bergerak lebih aktif dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan gerak
mandibula seperti deviasi/ defleksi karena posisi kondilus berubah tempat. Nyeri yang
terjadi akibat ketegangan otot dapat menekan persarafan sensorik pada sendi
temporomandibula yakni nervus aurikulotemporalis cabang pertama posterior Nervus
Trigeminus mandibularis sehingga adanya rasa nyeri dapat tersebar ke daerah yang dilalui
saraf tersebut seperti pada daerah kepala, sendi, dan telinga. Pada kondisi intraarticular
disorders faktor-faktor pendukung terjadinya kelainan TMJ akan menyebabkan terjadinya
peradangan pada sendi sehingga timbul rasa nyeri. Peradangan pada sendi terjadi akibat
perubahan morfologi TMJ sehingga dapat menyebabkan terjadinya pemanjangan ligamen
kolateral diskal sehingga perubahan yang terjadi pada permukaan sendi akan menyebabkan
melompatnya diskus ke anterior saat terjadi pergerakan mandibula serta timbulnya bunyi
berupa krepitasi akibat tergeseknya kondilus selama meluncur sepanjang eminensia
artikularis (bone to bone) akibatnya diskus tertinggal dan semakin menipis. Perubahan yang
terus terjadi pada struktur sendi akan menyebabkan perubahan biomekanik sehingga
terjadilah nyeri, keterbatasan pergerakan mandibula dan bunyi sendi secara bersamaan.
Sumber:
Ginting R, Napitupulu FMN. Gejala klinis dan faktor penyebab kelainan temporo
mandibular joint pada kelas I oklusi angle. J Ked Gi Unpad 2019; 31(2): 115.
Berdasarkan klasifikasi Kennedy kehilangan gigi pada kasus diatas untuk Rahang Atas di
masukkan ke dalam Kelas III Modifikasi, sedangkan untuk Rahang Bawah adalah Kelas I
karena kehilangan gigi pada Rahang Bawah telah kehilangan seluruh gigi pada daerah
posterior pada kedua regio sehingga ia dimasukkan ke dalam klasifikasi Kelas I berdasakan
klasifikasi Kennedy.