Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

MODUL 3 Praktikum Elektronika 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

1

MODUL 3
Karakteristik dan Rangkaian-Rangkaian Transistor

TUJUAN
1. Menentukan nilai , membuat garis beban, dan menentukan titik Q.
2. Menganalisis rangkaian AC dan DC.
3. Mengetahui cara kerja rangkaian Darlington.
4. Mengetahui cara kerja differensial amplifier.
5. Rangkaian regulator.

TEORI DASAR
Transistor merupakan suatu piranti semikonduktor yang memiliki sifat khusus. Secara
ekuivalensi transistor dapat dibandingkan dengan dua dioda yang dihubungkan dengan suatu
konfigurasi. Walaupun sifat-sifat transistor tersebut tidak sama dengan dioda tersebut. Transistor
ada yang UNIPOLAR (misal: FET), ada yang BIPOLAR (PNP dan NPN). Pada dasarnya transistor
bekerja berdasarkan prinsip pengendalian arus kolektor dengan menggunakan arus basis.

Dengan kata lain arus basis mengalami penguatan hingga menjadi sebesar arus kolektor.
Penguatan ini bergantung dari faktor penguatan dari masing-masing transistor ( dan ).
Konfigurasi dasar dari rangkaian. Transistor sebagai penguat adalah Common Base, Common
Emitor dan Common Collector. Sifat dari transistor yang akan saturasi pada nilai tegangan tertentu
antara basis dan emitor menjadikan transistor dapat berfungsi sebagai saklar elektronik. Nilai
penguatan arus dari Transistor dapat dinaikkan dengan menggunakan konfigurasi Darlington.

Darlington
Pada gambar 3.4 ditunjukkan suatu rangkaian penguat darlington. Penguat darlington ini
didesain agar menghasilkan harga β yang jauh lebih besar. Kolektor kedua transistor dihubungkan,
emitter pada transistor pertama mendrive basis transistor kedua. Karena itu β keseluruhan dari
penguat darlington dirumuskan:
β = β1. β
Keuntungan dari penguat darlington adalah memiliki Zin (impedansi input) yang tinggi.
Universitas Indonesia
2

Diferensial Amplifier
Rangkaian dasar penguat diferensial tampak seperti pada gambar 3.5, yang terdiri atas dua
transistor utama dengan 2 input dan 2 output. Rangkaian tersebut simetris, transistor Q1 dan Q2
mempunyai karakteristik yang sama. Tahanan beban dikolektor juga sama. Besarnya tegangan
output secara umum dinyatakan dengan persamaan:
Vout= A (V1-V2)
Dengan A adalah penguatan masing masing transistor yang besarnya sama. Tegangan keluarannya
akan nol jika kedua tegangan input memiliki besar yang sama.

Regulator
Cara yang sederhana untuk menyempurnakan pengaturan tegangan adalah dengan regulator
Zener, seperti pada gambar 3.6. Kelebihan rangkaian tersebut dibandingkan dengan tanpa
rangkaian common emitter adalah arus yang dihasilkan lebih besar. Tegangan beban akan tetap
sama dengan tegangan Zener (dikurangi dengan tegangan yang jatuh pada transistor V BE), kecilnya
arus pada diode zener dapat diatasi oleh penguatan arus transistor (β). Oleh karena itu regulator
tersebut dapat digunakan untuk menggerakkan beban yang membutuhkan arus yang besar.

KOMPONEN
1. Transistor
2. Resistor
3. Potensiometer
4. Dioda Zener
5. Multimeter
6. Osiloskop
7. Kapasitor

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menentukan nilai 
a. Susun rangkaian seperti pada gambar 3.1.
b. Atur Rvar agar Vi bervariasi dari 0–12 volt dengan interval kenaikan sebesar 1 volt.
c. Catatlah Vi, VBE, dan VCE.

Universitas Indonesia
3

Gambar 3.1. Rangkaian Transistor Sederhana

2. Menentukan garis beban dan titik Q


a. Susun rangkaian seperti gambar 3.2.
b. Ukur tegangan VCE.

Gambar 3.2. Rangkaian Menentukan Titik Beban

3. Analisis Rangkaian DC
a. Dari gambar 3.3, susunlah rangkaian ekuivalen DC
b. Ukurlah tegangan VA, VBE, VC, VCE, dan VE.

4. Analisis rangkaian AC
Universitas Indonesia
4

a. Dari gambar 3.3, susunlah rangkaian ekuivalen AC


b. Berikan input SG sebesar 10 Vpp.
c. Dengan menggunakan osiloskop, ukur dan gambarkan bentuk tegangan V A, VBE, VC,
VCE, dan VE.

Gambar 3.3. Rangkaian Common Emitor

5. Rangkaian Darlington
a. Susun rangkaian seperti pada gambar 3.4.
b. Atur potensio hingga VA 0 V. Catat nilai VB, VC, VD, VE dan VF.
c. Naikkan nilai VA dengan interval 0,5 V hingga 5V dan catat setiap perubahan nilai
VB, VC, VD, VE, dan VF.

Gambar 3.4. Rangkaian Darlington

Universitas Indonesia
5

6. Differensial amplifier
a. Susun rangkaian seperti pada gambar 3.5.
b. Ukur dan catat nilai VA dan VB (sebelum mendapatkan keperluan).
c. Atur potensio 5 k sehingga nilai VA=VB.
d. Berikan sinyal sinus:
 Vin 1 = 40 mVpp Vin 2 = 40 mVpp
 Vin 1 = 40 mVpp Vin 2 = ground
 Vin 1 = ground Vin 2 = 40 mVpp
 Vin 1 = 40 mVpp Vin 2 = 20 mVpp
 Vin 1 = 20 mVpp Vin 2 = 40 mVpp

Gambar 3.5. Rangkaian Diferensial Amplifier

7. Regulator
a. Dari gambar 3.6, susunlah rangkaian tersebut.

Universitas Indonesia
6

b. Putar potensio RV sehingga lout mulai jatuh (drop), (pada Imax, sebelum mulai
turun) pada saat inilah R sama dengan Rmaks. Catat nilai Rv.

Gambar 3.6. Rangkaian Regulator

TUGAS PENDAHULUAN
1. Perhatikan gambar 3.1. dengan mengacu β BC108 dari datasheet, lengkapi tabel berikut ini!
Sertakan pula penurunannya.
Vi VBE IB IC VC

0 – 12 V
Int 1 V

2. Buat kurva hubungan antara Ic dan Vce dari data pada soal no.1. Tentukan terlebih dahulu
titik saturasi dan cut off!
3. Perhatikan gambar 3.2. Tentukan titik Q dari rangkaian tersebut! Plot dalam kurva pada
soal no.2!
4. Gambarkan rangkaian ekivalen DC dari rangkaian pada gambar 3.3!
5. Perhatikan gambar 3.3. Dengan menggunakan analisis DC tentukan V A, VBE, VC, dan VE!
6. Bila rangkaian pada gambar 3.3 diberikan sinyal input AC dengan tegangan 10 mVpp,
berapakah nilai dan fase tegangan V A, VBE, VC, dan VE?

Universitas Indonesia
7

7. Perhatikan gambar 3.4. Dengan menggunakan teori rangkaian penguat Darlington (harga β
untuk BC108 dapat dilihat di datashet), turunkan persamaan yang menghubungkan antara
input dan output! Kemudian lengkapilah tabel di bawah ini!
VA VB VC VD VE VF

0–5V
int 0,5 V

8. Perhatikan gambar 3.5. Dengan menggunakan teori rangkaian persamaan diferensial,


turunkan persamaan yang menghubungkan antara input dan output! Kemudian lengkapilah
tabel berikut ini!
Vin 1 Vin 2 VA VB VAB

40 mVpp 40 mVpp

40 mVpp Ground

Ground 40 mVpp

40 mVpp 20 mVpp

20 mVpp 40 mVpp

9. Perhatikan gambar 3.6. Dengan menggunakan teori regulator zener, tentukan besar
tegangan pada beban!

FORMAT DATA PENGAMATAN


1. Percobaan 1.
Vi VBE VC

0 – 12 V
Int 1 V
2. Percobaan 2.

Universitas Indonesia
8

VCC VCE

12 V

3. Percobaan 3.
VCC VA VBE VC VE VCE

12 V

4. Percobaan 4.
SG VA VBE VC VE VCE

10
Vpp

5. Percobaan 5.
VA VB VC VD VE VF

0–5V
int 0,5 V

6. Percobaan 6.
Vin 1 Vin 2 VA VB VAB

40 mVpp 40 mVpp

40 mVpp Ground

Ground 40 mVpp

Universitas Indonesia
9

40 mVpp 20 mVpp

20 mVpp 40 mVpp

7. Percobaan 7.
Tegangan pada RL = ?

TUGAS AKHIR
1. Percobaan 1
a. Secara Eksperimen tentukan nilai β dari transistor!
b. Berapakah besarnya titik saturasi dan cut off dari rangkaian tersebut ?
c. Dari data yang didapat, buatlah kurva hubungan antara Ic dan Vce!
2. Percobaan 2
Dari data yang didapat, tentukan titik Q rangkaian, plotlah pada kurva hubungan IC dan
VCE!
3. Percobaan 3
Dari data yang didapat, berapakah dareah kerja transistor?
4. Percobaan 4
Dari data yang didapat, berapakah penguatan transistor?
5. Bandingkan hasil yang didapat pada eksperimen dengan perhitungan teori yang telah anda
kerjakan pada laporan pendahuluan? Analisis!
6. Apa kesimpulan yang anda peroleh?

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai