Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

4 Food Cost

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI


TERKAIT FOOD COST DI RSU CUT MEUTIA
ACEH UTARA TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :
CUT FADILLAH
P07131117003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN


KEMENKES ACEH
JURUSAN GIZI
PRODI DIPLOMA III GIZI TAHUN AJARAN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu tugas yang diselenggarakan oleh instalasi gizi adalah pelayanan gizi dalam
penyelenggaraan makanan bagi pasien. Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan
suatu rangkaian manajemen yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan sampai
pengontrolan terhadap makanan yang distribusikan kepada pasien. Penyelenggaraan makanan di
rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik,
jumlah sesuai kebutuhan, pelayanan yang baik, dan layak sehingga memadai bagi klien atau
konsumen yang membutuhkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka manajemen penting
diterapkan dalam penyelenggaraan makanan sehingga menghasilkan makanan yang bermutu dan
kebersihan makanan yang memenuhi syarat kesehatan.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang meliputi mulai dari pengadaan bahan
makanan, penyimpanan bahan makanan, pengangkutan makanan masak, penyimpanan makanan
masak, dan penyajian makanan, hendaknya memperhatikan syarat higiene dan sanitasi,
mengingat permasalahan dari suatu makanan ditentukan oleh ada tidaknya kontaminasi terhadap
makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Biaya Pada Penyelenggaraan Makanan Institusi


Biaya adalah pengorbanan suatu sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, baik yang
telah maupun yang akan terjadi, untuk mendapatkan barang/jasa atau tujuan lain yang
diinginkan, yang diharapkan akan memberikan keuntungan/manfaat untuk saat ini atau yang
akan datang bagi individu maupun organisasi (Sugiyanto, W., 2004).
Biaya yang umumnya sering menjadi perhatian utama pada penyelenggaraan makanan
adalah biaya makan (food cost,) yang diartikan sebagai “uang yg telah dan akan dikeluarkan
dalam rangka memproduksi makanan sesuai kebutuhan atau permintaan”. Sedangkan biaya yang
dikeluarkan untuk setiap porsi makanan disebut sebagai unit cost makanan, yang sering
digunakan untuk menentukan tarif pelayanan makanan pada suatu institusi (Kemenkes, 2014).

B. Klasifikasi
1. Biaya yang Berhubungan dengan Produk Dalam hubungannya dengan produk yang
dihasilkan, maka biaya pada penyelenggaraan makanan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Biaya Langsung Biaya langsung adalah semua biaya untuk pembelian bahan yang
merupakan bagian integral dari produk makanan dan dapat dihitung secara langsung pada
biaya produk makanan, misalnya : biaya pembelian bahan makanan dan upah langsung
tenaga kerja (tenaga kerja yang terlibat langsung dengan proses produksi makanan).
b. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dibebankan
secara langsung pada suatu produk makanan namun diperlukan untuk menyelesaikan
produk makanan, misalnya: biaya overhead, pemeliharaan dan penyusutan.

2. Biaya yang Berhubungan dengan Sifat Kegunaan Sehubungan dengan kegunaannya, biaya
dapat dibagi menjadi 3, yaitu: biaya untuk investasi, biaya untuk pemeliharaan dan biaya
untuk operasional.
a. Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yg digunakan untuk tujuan persediaan atau
investasi pada periode kurun waktu tertentu (biasanya lebih dari 1 tahun). misalnya: biaya
gedung, dan biaya peralatan dapur (kitchen equipment), biaya sarana fisik dapur, ruang
pendingin, dan lain-lain.
b. Biaya Pemeliharaan Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan dengan maksud
untuk memperpanjang kapasitas barang investasi. Misalnya: biaya service rutin
berdasarkan jadual semua sarana fisik dapur, peralatan masak, freezer, chiller, perbaikan
yang bersifat mendadak dan sebagainya.
c. Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yg digunakan untuk
mengoperasionalkan barang investasi. Misalnya: biaya pembelian bahan makanan, bahan
bakar (LPG), gaji pegawai, listrik, air.

3. Biaya yang Berhubungan dengan Volume Produksi Volume produksi setiap institusi
penyelenggaraan makanan berbeda-beda, tergantung banyaknya konsumen yang dilayani
di institusi tersebut. Sehingga akan mempengaruhi terhadap biaya yang dikeluarkan
untuk produksi makanan. Berdasarkan volume produksi ini, biaya terdiri dari 2 macam,
yaitu:
a. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang relatif tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume produksi sampai tingkatan tertentu, dan biaya tetap per unit turun searah
dengan naiknya volume, misalnya: biaya gedung, air, listrik dan lain-lain.
b. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Biaya tidak tetap adalah biaya yang secara proporsional
dipengaruhi oleh perubahan volume produksi, biaya per unit relatif konstan, misalnya:
biaya pembelian bahan makanan dan bahan lainnya yang berhubungan langsung dengan
bahan makanan dalam penggunaaannya (misalnya: kemasan dan bahan penolong lainnya).
Biaya tidak tetap ini bila dihubungkan dengan klasifikasi biaya menurut hubungannya
dengan produk, adalah sama dengan biaya langsung. Biaya langsung volumenya sering
tidak tetap, terutama pada institusi yang konsumennya tidak menetap, seperti:
penyelenggaraan makanan rumah sakit, transportasi dan darurat.
C. Komponen Biaya Produksi Makanan Pada Penyelenggaraan Makanan Institusi
1. Biaya Bahan (Material/food cost) Biaya bahan juga bisa diklasifikasikan sebagai biaya
langsung atau biaya tidak tetap (variable cost). Biaya bahan ini terdiri dari:
a. biaya bahan baku (direct material), yaitu bahan yang digunakan utk produksi barang jadi,
yang dalam hal ini adalah makanan. Contohnya adalah: untuk pembelian bahan makanan
segar dan bahan makanan kering.
b. Biaya Bahan Penolong (indirect material), yang pemakaiannya relatif sedikit, dan kelihatan
dalam produk yang dihasilkan. Contohnya adalah: untuk pembelian bumbubumbu, bahan
pembungkus makanan dan sebagainya.

2. Biaya Tenaga Kerja (Labour Cost) Biaya untuk tenaga kerja ada yang bersifat langsung dan
tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.
a. Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya untuk gaji/upah tenaga kerja yang terlibat
langsung dalam memproses bahan menjadi barang jadi (makanan) yang siap untuk disajikan
kepada konsumen. Contohnya adalah: gaji untuk tenaga pemasak dan pengawas pemasak,
petugas penyajian makanan, dan lain-lain.
b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung, adalah gaji/upah tenaga kerja yang tidak langsung
memproses bahan menjadi barang jadi. Biaya ini juga dapat dimasukkan dalam kelompok
biaya overhead. Contohnya adalah: gaji/honor dan lembur untuk petugas keamanan, supir,
petugas administrasi dan lain-lain. Namun untuk pada beberapa institusi besar seperti rumah
sakit, kemungkinan juga mengalami kesulitan dalam mengelompokkan tenaga kerja tidak
langsung, karena petugas ini tidak bekerja khusus untuk unit penyelenggaraan makanan, tapi
juga untuk keseluruhan institusi sehingga tidak dapat diperhitungkan sebagai tenaga yang
membantu unit produksi makanan.

3. Biaya Tambahan (Overhead) Biaya overhead adalah biaya yang timbul dalam proses
produksi, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini termasuk biaya
tetap, karena tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Contohnya dalam
penyelenggaraan makanan adalah biaya untuk:
a. air, telpon, administrasi/pembelian alat tulis, bahan bakar (listrik, gas, solar, dan lain lain).
Pada penyelenggaraan makanan, biaya air dan gas kadang-kadang bisa dimasukkan kedalam
kelompok biaya bahan atau variable cost, karena dapat dipengaruhi oleh perubahan volume
produksi. Misalnya: semakin banyak jumlah menu yang diolah, maka semakin banyak pula
dibutuhkan air dan bahan bakar/gas.
b. pemeliharaan (peralatan, dapur, alat kebersihan, taman, dan sebagainya).
c. penyusutan (pengadaan fisik, alat, furnitur, dan sebagainya).
d. asuransi, tenaga kerja tidak langsung, dan lain-lain.

D. Perhitungan Biaya Pada Penyelenggaraan Makanan Institusi


1. Perhitungan Biaya Makan
Pada prinsipnya perhitungan biaya makanan maupun biaya asuhan gizi hampir sama. Biaya
yang dibutuhkan pada penyelenggaraan makanan adalah merupakan biaya makan setiap
konsumennya perhari. Besarnya biaya makan ini diperoleh dengan cara menghitung keseluruhan
biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaran makanan dibagi dengan jumlah output yaitu
jumlah porsi yang dihasilkan.
Pada penyelenggaraan makanan rumah sakit, biaya makan pasien berbeda di masingmasing
kelas perawatan. Oleh karena itu maka perlu dilakukan perhitungan untuk masing-masing
komponen biaya pada masing-masing kelas perawatan.
Komponen biaya tersebut adalah biaya bahan (bahan baku), biaya tenaga kerja yang
langsungterlibat dalam proses kegiatan dan biaya overhead (biaya yang dikeluarkan untuk
menunjang operasional produk yang dihasilkan). Ketiga komponen tersebut akan menentukan
dalam perhitungan biaya makan secara normatif.

2. Perhitungan Biaya Bahan Makanan (Food Cost)


Biaya bahan makanan ini termasuk dalam kelompok biaya tidak tetap (biaya variabel), karena
total biaya bahan makanan dipengaruhi oleh jumlah atau porsi bahan makanan yang dihasilkan
atau jumlah konsumen yang dilayani. Perhitungan biaya bahan makanan dapat dilakukan melalui
3 pendekatan, yaitu berdasarkan:
1) pedoman menu,
2) standar resep.
3) pemakaian bahan makanan atau logistik bahan makanan.

3. Berdasarkan pedoman menu


Untuk dapat menggunakan metode ini maka harus ada data tentang standar makanan (memuat
rincian jumlah bahan makanan yang diberikan kepada konsumen pada setiap waktu makan dalam
sehari) , standar resep, daftar menu, pedoman menu (rincian bahan makanan dalam berat bersih
dan berat kotor pada setiap menu), dan harga satuan bahan makanan. Berdasarkan data ini maka
perhitungan biaya rata-rata bahan makanan sehari pada periode tertentu.

E. Konsep Analisis Biaya Makan Dengan Metode Activity Based Costing (Abc) Pada
Penyelenggaraan Makanan

Analisis perhitungan biaya perlu dilakukan dalam penentuan anggaran maupun tarif jual dari
makanan yang diproduksi pada suatu penyelenggaraan makanan. Khususnya di rumah sakit,
perhitungan ini diperlukan dalam penentuan tarif makan dan tarif kamar pasien yang dirawat,
sesuai dengan kebijakan masing-masing rumah sakit.
Activity Based Costing (ABC) adalah salah satu cara perhitungan biaya berdasarkan
kegiatan, karena setiap kegiatan akan membutuhkan biaya. Maka pada penyelenggaraan
makanan, seluruh kegiatan yang yang dilakukan dalam memproduksi makanan akan dihitung
menjadi biaya satuan makanan (Unit Cost). Unit cost terdiri dari 2 macam, yaitu biaya makan
aktual (actual unit cost) dan biaya makan menyeluruh atau biaya makan satuan normatif
(Normative Unit Cost).
Umumnya instalasi gizi rumah sakit belum melakukan analisis biaya makan normatif ini,
karena sulitnya memperhitungkan biaya selain untuk bahan makanan.

1. Biaya Satuan Aktual (Actual Unit Cost)


Actual unit cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk (dalam hal ini
adalah makanan) kemudian dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Rumus Biaya satuan actual (Actual Unit Cost) :

UC = Biaya satuan aktual (Unit Cost)


TC = Biaya total (Total Cost)
Q = Jumlah produk (Quantity)
Berikut contoh perhitungan dalam penentuan biaya satuan aktual, yang dapat menjadi bahan
acuan bagi anda.
Di instalasi gizi rumah sakit untuk memperoduksi makanan pasien, diketahui bahwa:
a. Biaya pembelian bahan makanan = Rp. 21.000.000/bln Total Cost (TC)
b. Biaya insentif tenaga bagian produksi= Rp. 2.000.000,-/bln
c. Jumlah produk yang dihasilkan (Q) = 1800 porsi/bl (Q)
Maka biaya satuan aktual (UC) adalah:
= (21.000.000+2.000.000):1800 = 12.777
dibulatkan= Rp. 13.000,- per porsi
2. Biaya Satuan Normatif (Normatif Unit Cost)
Unit cost normatif adalah seluruh nilai biaya yang melekat untuk memproduksi makanan
(biaya tetap + biaya tak tetap) dibagi jumlah produksi.
Rumus perhitungannya sebagai berikut:

UCn = Unit Cost normatif C = Kapasitas/thn


FC = biaya tetap (biaya tenaga kerja, overhead)) Q = jumlah produk
VC = biaya tidak tetap (biaya variabel, bahan makanan)
Berikut contoh perhitungan dalam penentuan biaya satuan normatif pada suatu penyelenggaraan
makanan.
Bila diketahui:
a. Fixed cost/FC (tenaga kerja, overhead) = Rp. 50.000.000/bl
b. Capasitas produksi (C) = 3000 porsi/bl
c. Biaya tidak tetap/variable cost ( bahan makanan, dll)) = Rp. 60.000.000/bl
d. Jumlah produk (quantity/Q) = 2400 porsi/bl
Jadi: Ucn = 50.000.000/3000 + 60.000.000/2400 = 16.666 + 25.000 = 41.666
Jadi dibulatkan Rp. 42.000,-/porsi
Dalam penentuan tarif biaya pada penyelenggaraan komersial, perlu diperhitungkan juga
adanya keuntungan (profit). Harga jual makanan ditentukan berdasarkan total biaya ditambah
dengan keuntungan. Berapa besarnya keuntungan yang ditetapkan tidak ketentuan yang baku.
Jika terlalu tinggi menetapkan harga jual, akan kalah bersaing. Namun jika penentuan margin
terlalu kecil, maka tidak mungkin mendukung adanya keuntungan.
Menurut Sugiyanto W., (2004), margin biaya yang baik adalah sebagai berikut:
a. Biaya bahan makanan (food cost): 40 %
b. Biaya tenaga kerja (labour cost): 20 %
c. Biaya overhead: 20 %
d. Biaya keuntungan (profit): 20 %

3. Perhitungan Biaya Asuhan Gizi


Biaya pelayanan gizi rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit, yang dihitung adalah biaya
jasa untuk asuhan gizi termasuk jasa konseling. Biaya asuhan gizi diperhitungkan berdasarkan
kelas perawatan dan dengan mempertimbangkan 4 (empat) langkah Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
Sesuai dengan prinsip dasar perhitungan biaya, maka biaya asuhan gizi juga terdiri dari 3
komponen, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead.
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku pada kegiatan asuhan gizi, prosentasenya relatif lebih kecil dibandingkan
biaya untuk jasa tenaga. Biaya bahan baku untuk kegiatan asuhan gizi adalah untuk pengadaan
brosur/leaflet, formulir-formulir yang digunakan dalam PAGT, hasil print out asuhan gizi dan
sebagainya.
b. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja pada kegiatan asuhan gizi mempunyai prosentase terbesar, terutama untuk
tenaga kerja langsung, seperti tenaga Teknikal Registered Dietesien (TRD) dan Registered
Dietesien (RD), karena dalam proses pelayanan jasa, peranan tenaga kerja sangat besar dalam
memberikan pelayanan kepada klien. Sehingga tarif yang ditetapkan untuk biaya asuhan gizi ini
harus mempertimbangkan kualifikasi dan pengalaman tenaga tersebut, dan kebijakan masing-
masing rumah sakit.
c. Biaya Overhead
Biaya overhead dalam kegiatan asuhan gizi adalah biaya pemakaian brosur/ leaflet, biaya telpon,
biaya listrik, biaya komputerisasi dan sebagainya. Semua biaya yang digunakan tersebut harus
diperhitungkan dengan sebaikbaiknya, sehingga tidak terjadi tarif yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Selanjutnya perhitungan biaya asuhan gizi ini sama dengan perhitungan biaya makan.
Biaya Bahan Makanan : Sayur asem

Nama Resep : Sayur asem


Besar porsi : 225 gr/porsi 100 gr
Hasil : 225 porsi
E F G H I J K
Bahan Waste% EP EP*100 100%-W AP Harga KONV Biaya Bahan
% Satuan
Daun 12 3148 314800 88 3577,27 35000/kg 3,57 124950
melinjo
Kacang 0 4995 499500 100 4995 15000/kg 4,99 74850
panjang
Jagung 10 3145 314500 90 34944,4 15000/kg 34,94 524100
muda 0 4
Labu siam 17 4440 444000 83 5349,39 3000/kg 5,35 16050
Bawang 10 186 18600 90 206,66 32000/kg 0,20 64000
merah
Bawang 12 65 6500 88 73,86 29000/kg 0,07 2030
putih
Kemiri 0 89 8900 100 89 35000/kg 0,08 2800
Garam 0 180 18000 100 180 2500/kg 0.18 450
Daun jeruk 0 14 1400 100 14 31800/kg 0.02 636
Asam jawa 52 45 4500 48 93,75 15000/kg 0,09 1350
Daun salam 0 16 1600 100 16 2000/ikt 0,02 40
Lengkuas 10 112 11200 90 124,44 7000/kg 0,12 840
Terasi 0 45 4500 100 45 3000/lpg 0,04 120
Gula merah 0 336 33600 100 336 12000/kg 0,33 3960
Cabe merah 15 120 12000 85 141,17 70000/kg 0,14 9800
L TOTAL K 825976
M Q faktor ( 1% = 1/100 X L ) 0.01
N Sub total perkalian ( L x M ) 8259,76
O Sub Total Biaya Bahan Makanan/resep (L + N) 834235,76
P Biaya Bahan Makanan/ Porsi ( O / Porsi ) 3707,7145
Q Biaya Tambahan + 0 -
MENGHITUNG FOOD COST
1. Food cost
Perhitungan food cost pasien dilakukan berdasarkan siklus menu (10 hari) yang digunakan di
instalansi gizi dengan jenis makanan biasa.
Tabel 1: Perhitungan Food Cost

Waktu Biaya (Rp)


Makanan biasa hari I 22.900,-
Makanan biasa hari II 45.800,-
Makanan biasa hari III 22.900,-
Makanan biasa hari IV 45.800,-
Makanan biasa hari V 22.000,-
Makanan biasa hari VI 45.800,-
Makanan biasa hari VII 22.900,-
Makanan biasa hari VIII 45.800,-
Makanan biasa hari IX 22.900,-
Makanan biasa hari X 45.800.-
TOTAL 343.500,-

Rata-rata = Total Food Cost / 10 hari


= Rp 343.500,- / 10 hari
= Rp 34.350,-
Berdasarkan perhitungan tersebut Food Cost dalam 1 siklus menu 10 hari dengan makanan
biasa adalah sebesar Rp 343.500,- dan rata-rata food cost per hari dalam satu menu 10 hari
sebesar Rp 34.350,-
2. Unit cost
 Biaya bahan makanan
Tabel 2 : Biaya bahan makanan untuk menu sayur asem

Nama bahan makanan Total kebutuhan 1 Satuan Harga (Rp)


menu @ Jumlah
Daun melinjo 3148 Kg 35000 110180
Kacang panjang 4995 Kg 15000 74925
Jagung muda 3145 Kg 15000 47175
Labu siam 4440 Kg 3000 1332
Bawang merah 186 Kg 32000 5952
Bawang putih 65 Kg 29000 1885
Kemiri 89 Kg 35000 3115
Garam 180 Kg 2500 450
Daun jeruk 14 Lembar 31800 4452
Asam jawa 45 Kg 15000 675
Daun salam 16 Lembar 2000 32
Lengkuas 112 Batang 7000 784
Terasi 45 Lempen 3000 135
g
Gula merah 336 Kg 12000 4032
Cabe merah 120 Kg 70000 8400
Jumlah 307.300,- 263.524,-

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata biaya bahan makanan untuk kebutuhan
bahan makanan untuk menu sayur asem adalah Rp.307.300,-. Apabila di identifikasikan total
biaya bahan makanan untuk menu sayur asem adalah Rp. 263.524,-/porsi sayur.

 Labor
Tabel 3: Total biaya gaji untuk tenaga kerja di instalasi gizi

Jenis tenaga Gaji pokok Insentif 1 Jumlah biaya(rp)


bulanan bulan
Biaya Biaya tidak
langsung langsung
Ka. Instalasi gizi 3.500.000,- 1.600.000,- Rp. 5.100.000 Rp. 2.500.000,-
Sek. Instalasi gizi 3.000.000,- 1.500.000,- Rp.4.500.000 -
Pegawai pengolahan 2.500.000,- 1.500.000,- Rp. 4.000.000 -
Pencatatan dan 2.300.000,- 1.200.000,- Rp. 3.500.000 Rp. 500.000,-
pelaporan
Penanggung jawab 2.000.000,- 1.200.000,- Rp. 3.200.000 Rp. 1000.000,-
gudang
Gizi ruangan 2.500.000,- 1.200.000,- Rp. 3.700.000 -
Tenaga pengolahan 1.300.000,- 1.000.000,- Rp. 2.300.000 -
Tenaga distribusi 1.300.000,- 1.000.000,- Rp. 2.300.000 Rp. 1000.000,-
Administrasi 1.500.000,- 1.000.000,- Rp. 2.500.000 Rp. 2.000.000
Total Rp. 38.100.000,-
Biaya tenaga kerja Rp. 105.824.00,-
Biaya tenaga kerja per jam Rp. 4.409.00,-
Total Biaya Langsung Rp. 31.100.000,-
Biaya langsung perhari Rp. 86.205.00,-
Biaya langsung per jam Rp. 3.550.00,-
total biaya tidak langsung Rp. 7.000.000,-
biaya tidak langsung Rp. 19.178.00,-
biaya tidak langsung per jam Rp. 799.00,-

Pada tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata biaya tenaga kerja adalah Rp.
105.824.00,- per hari yang terdiri dari biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 86.205.00,- per
hari dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp. 19.178.00,- per hari. Apabila di
identifikasi total biaya tenaga kerja per jam adalah Rp. 4.409.00,-/jam per hari yang terdiri dari
biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 3.600.00,-jam per hari dan biaya tenaga kerja tidak
langsung sebesar Rp. 799.00,-/jam per hari.

 Over head
Tabel 4: Total biaya penyusutan barang di instalasi gizi

Nama alat Jumlah Tahun Harga Total Masa Biaya


beli satuan pakai penyusutan
(tahun)
Meja tulis 8 2012 500.000,- 4.000.000,- 8 Rp. 500.000
Kursi 15 2014 250.000,- 3.750.000,- 10 Rp. 375.000
Lemari 5 2015 1.500.00,- 7.500.000,- 10 Rp. 750.000
Rak piring 3 2009 1.000.000, 3.000.000,- 10 Rp. 300.000
-
Bak cuci 5 2007 1.500.000, 7.500.000,- 12 Rp. 625.000
-
Kompor 3 2010 500.000,- 1.500.000,- 10 Rp. 150.000
Timbangan 3 2014 150.000,- 450.000.,- 10 Rp. 45.000
Freezer 4 2014 3.000.000, 12.000.000,- 7 Rp. 1.714.000
-
Trolly 8 2015 1.500.000, 12.000.000,- 10 Rp. 1.200.000
-
Racun api 2 2019 200.000,- 400.000,- 3 Rp. 133.000
Telepon 1 2015 2.000.000, 2.000.000,- 10 Rp. 200.000
-
AC 2 2012 2.500.000, 5.000.000,- 10 Rp. 500.000
-
Komputer 2 2014 2.500.000, 5.000.000,- 10 Rp. 500.000
-
Printer 1 2014 1.000.000, 1.000.000,- 10 Rp. 100.000
-
Kipas angin 2 2017 300.000,- 600.000,- 5 Rp. 120.000
Alat dapur 5 2015 1.000.000, 5.000.000,- 3 Rp. 1.666.000
-
Chileer 3 2010 4.000.000, 12.000.000,- 10 Rp. 1.200.000
-
Jumlah total Rp. 80.200.000,-
Jumlah perhari Rp. 219.726.00,-
Jumlah perjam Rp. 9.155.00,-

Penyusutan alat Rp. 10.342.000,-


Biaya penyusutan alat perhari Rp. 28.000.00,-
Biaya Penyusutan alat perjam Rp. 1.180.00,-

Pada tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa jumlah total Rp. 80.200.000,- dan biaya rata-rata
perhari Rp. 219.726.00,-, sedangkan untuk biaya penyusutan barang adalah Rp. 10.342.000,-
dengan rata-rata perhari Rp. 10.342.000,- dan penyusutan alat perjam Rp. 1.180.00,-.

Tabel 5 : Total biaya pemakaian listrik di instalasi gizi

Nama alat Jumlah Daya Lama pemakaian Total daya


(watt)
Alat pemasak nasi 1 200 3 600
Freezer 3 360 24 8.640
Kulkas 1 300 24 7.200
Telepon 1 200 24 4.800
AC 2 600 12 1.200
Komputer 1 200 3 600
Printer 1 100 2 200
Kipas angin 2 240 6 1.440
dinding
Blender 3 150 6 900
Chiller 3 600 24 14.400
Lampu 25 250 12 3.000
Alat masak bubur 1 100 2 200
Daya listrik perhari 42.980
Daya listrik per kwh 42.98
Harga 1 kwh listrik Rp. 1.457.00,-
Biaya listrik perhari Rp. 62.621.00,-
Biaya listrik perbulan Rp. 1.878.655,-
Biaya listrik pertahun Rp. 685.709.000,-

Pada tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah harga biaya listrik sehari adalah Rp.
62.621.00,-, biaya listrik perbulan adalah Rp. 1.878.655,- Dan biaya listrik pertahun Rp.
685.709.000,-.

Anda mungkin juga menyukai