Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

1,5 & 6 (Pengantar AK)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 76

ASUMSI PERIODE WAKTU

Asumsi time period adalah asumsi dimana masa waktu ekonomis suatu usaha dapat dibagi menjadi
periode-periode waktu. Periode akuntansi biasanya dalam bulanan, tiga bulanan, dan tahunan. Cash
basis adalah suatu basis dimana pendapatan diakui pada saat uang diterima dan biaya diakui pada saat
kas keluar. Accrual basis (revenue recognition) adalah suatu basis dimana pendapatan dan biaya diakui
pada saat pendapatan atau biaya tersebut terjadi, bukan pada saat diterima atau keluarnya kas. Prinsip
matching adalah prinsip dimana pendapatan disejajarkan dengan biaya yang keluar untuk mendapatkan
pendapatan tersebut. Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Memperoleh Pendapatan Pendapatan Yang
Diterima Offset Hubungan antara revenue dan expense recognition pada GAAP Time Period Assumption
Revenue Recognition Principle Matching Principle Ada 2 tipe penyesuaian, yaitu: 1. Prepayment, dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu: a. Prepaid expense Biaya yang dibayar secara kas dimana biaya tersebut belum
digunakan atau dikonsumsi. Kasus seperti ini akan dicatat sebagai asset. b. Unearned revenue Kas yang
diterima dimana kewajiban belum dilakukan atau belum selesai. Kasus seperti ini akan dicatat sebagai
liabilities (kewajiban).

https://slideplayer.info/slide/11983407/

Perhatikan 4 Asumsi Dasar Akuntansi ini


Saat Menyusun Laporan Keuangan
10 Juli 2019 Oleh Wadiyo, SE
Daftar isi [Buka]

Asumsi dasar akuntansi ini harus benar-benar diperhatikan dan sangat bermanfaat saat
menyusun Laporan Keuangan.

Tujuannya adalah agar Laporan Keuangan yang kita sajikan akurat dan bisa
dipertanggungjawabkan.

Ada asumsi-asumsi dasar tertentu yang digunakan untuk menyusun prinsip akuntansi.

Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan di mana akuntansi itu dilaksanakan.

Apa saja 4 asumsi dasar tersebut?

Mari dibahas satu per satu….

***

Asumsi Dasar Akuntansi


Ada 4 asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi, yaitu:

Asumsi #1. Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity / Economic Entity)


Konsep ini memandang perusahaan sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari
pemiliknya.

Atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya
atau dari kesatuan usaha yang lain.

Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik .

Dengan anggapan seperti ini maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-
transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan laporan dibuat untuk
perusahaan tadi.

Asumsi #2. Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)

Asumsi dasar akuntansi yang kedua adalah kontinuitas usaha. Konsep ini menganggap bahwa
suatu perusahaan akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa
yang akan datang.
Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan ada tersedia cukup waktu bagi
suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian.

Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang
didasarkan pada konsep ini.

Sebagai contoh adalah prosedur amortisasi dan depresiasi.

Jadi bila tidak terdapat bukti yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti
usahanya maka kesatuan usaha itu harus dipandang akan hidup terus.

Tapi bila terdapat bukti yang jelas bahwa suatu perusahaan umurnya terbatas, misalnya dalam
hal joint venture, maka anggapan kontinuitas usaha ini tidak lagi digunakan.

Asumsi #3. Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan

Asumsi dasar akuntansi yang ketiga adalah menggunakan unit moneter dalam pencatatan
akuntansi.
Beberapa transaski yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan
ukuran unit fisik atau waktu.

Tapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama sehingga
akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan.

Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam
catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu.

Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri.

Perencanaan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat terjadinya suatu
transaksi disebut pencatatan yang didasarkan ada biaya historis.

Asumis dasar akuntansi ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter
yang dipakai adalah stabil dari perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan
mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian.

Namun jika terjadi perubahan daya beli yang besar (terutama dalam keadaan inflasi) maka
laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya historis akan memberikan gambaran
yang tidak sesuai dengan keadaan dan dengan demikian kegunaannya akan berkurang.

Untuk mengetahui jenis laporan keuangan sebaiknya baca juga : Inilah 4 Jenis Laporan
Keuangan yang Perlu Dibuat untuk Usaha Anda
Asumsi #4. Tepat Waktu (Time Period/Periodicity)

Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume
dan laba yang berbeda.

Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu di
mana dibuat laporan-laporan keuangan.

Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya. Agar berguna bagi manajemen,
pemilik dan kreditur.

Oleh karena itu harus dilakukan alokasi ke periode-periode untuk transaksi-transaksi yang
mempengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran-taksiran.

Selisih antara jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti,
akan diserap oleh periode berikutnya.

Tapi jika selisih itu jumlahnya cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan
periode berikutnya maka akan dilakukan penyesuain terhadap laporan keuangan.

https://manajemenkeuangan.net/inilah-4-asumsi-dasar-akuntansi-yang-perlu-diketahui-saat-menyusun-
laporan-keuangan/
Contoh Jurnal Penyesuaian Pendapatan
Diterima Dimuka

 Ridwan Firmansyah

 Komentar

Jurnal penyesuaian merupakan proses penyesuaian tentang catatan atau fakta yang
sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan
data dari neraca saldo dan data (informasi) penyesuaian akhir periode. Jurnal
penyesuaian yaitu jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo dalam
beberapa akun sehingga saldo mencerminkan jumlah saldo yang sebenarnya. 

Fungsi dan Tujuan Jurnal Penyesuaian


 Untuk menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga setiap
perkiraan saldo nyata, khususnya perkiraan harta dan kewajiban menunjukkan jumlah
yang sebenarnya.
 Untuk menghitung setiap perkiraan nominal (perkiraan pendapatan dan beban) yang
sebenarnya selama periode yang bersangkutan.

Contoh Jurnal Penyesuaian Pendapatan Diterima


Dimuka
Seringkali perusahaan telah membayar beban untuk beberapa periode mendatang,
beban ini dinamakan beban/biaya yang dibayar dimuka. Jadi, bila menemukan beban
yang seharusnya dibayarkan pada periode mendatang, maka harus dihitung beban
mana yang dilaporkan pada periode yang bersangkutan (sekarang).

Terdapat 2 pendekatan dalam mencatat pendapatan diterima di muka, yaitu:

1. Pendekatan neraca/harta
2. Pendekatan laba rugi/pendapatan

Contoh Kasus Pertama:

Diterima pendapatan sewa gedung untuk 2 tahun (1 Febuari 2016 – 1 Januari 2018)
sebesar 20.000.000 dan dicatat menggunakan pendekatan Hutang/ Neraca dan
pendekatan Pendapatan/ Laba Rugi beserta Jurnalnya.

Saat penerimaan pendapatan

Jurnal Umum :

Kas (D)                                                           Rp. 20.000.000

Pendapatan sewa dibayar dimuka (K)                         Rp. 20.000.000

Saat penyesuaian

perhitungan 3/12 x 20.000.000 = 5.000.000

Ayat Jurnal Penyesuaian :

Pendapatan sewa diterima dimuka (D)           Rp. 5.000.000

Pendapatan sewa (K)                                                  Rp. 5.000.000

Pendekatan Biaya/ Laba Rugi

Saat penerimaan pendapatan


Jurnal Umum :

Kas (D)                                                           Rp. 20.000.000

Pendapatan sewa (K)                                                  Rp. 20.000.000

Saat penyesuaian

perhitungan 9/12 x 20.000.000 = 15.000.000

Ayat Jurnal Penyesuaian :

Pendapatan sewa (D)                             Rp. 15.000.000

Pendapatan sewa diterima dimuka (K)                       Rp. 15.000.000

Contoh Kasus Ke-dua :

Pada tanggal 6 Juli 2016, Riandi membayar sewa ruko selama 1 tahun sebesar
Rp6.000.000,00.

Jurnal tanggal 6 Juli 2016 adalah sebagai berikut (menggunakan pendekatan laba rugi)

Kas (D)                                                          Rp. 6.000.000

Pendapatan diterima di muka (K)                               Rp. 6.000.000

Pada waktu tutup buku tanggal 6 Desember 2017, jurnal penyesuaiannya adalah
sebagai berikut.

Pendapatan diterima di muka(D)                    Rp. 2.500.000

Pendapatan sewa(K)                                                   Rp. 2.500.000

Penjelasan :

Pada tanggal 6 Agustus 2016 pemilik ruko menerima uang sebesar Rp. 6.000.000,00,
tetapi belum sepenuhnya menjadi hak pemilik ruko, karena sewa tersebut untuk satu
tahun, bukan satu bulan. Karena pemilik kios sudah menerima secara tunai, beliau
mencatat Kas Rp6.000.000 (D) pada Pendapatan diterima di muka Rp. 6.000.000 (K).

Jika kita memakai dasar aktual, pendapatan diakui jika sudah menjadi haknya. Dalam
contoh tersebut, hingga akhir periode akuntansi tanggal 6 Desember 2016 yang
menjadi hak pemilik ruko 5 bulan, yaitu Rp. 2.500.000 (5/12 x Rp. 6.000.000= Rp.
2.500.000).
Adapaun Pendapatan diterima di muka atau unearned revenues merupakan
pendapatan yang jasanya belum dimanfaatkan atau barangnya belum diberikan kepada
pembeli, namun sudah diterima pembayarannya dari pembeli.

Contoh Kasus Ke-tiga :

 Bapak Andri memiliki sebuah ruangan kosong yang disewakan kepada penjual mie
ayam bakso. Sesuai kesepakatan ruangan tersebut disewa dari Januari 2018 sampai
Juni 2018 dengan harga Rp6.000.000,00 (untuk enam bulan, jadi, sewa per bulan
sebesar Rp1.000.000,00). Pada saat transaksi terjadi, Januari 2018, maka jurnalnya
adalah:

sifat dari sewa diterima di muka disini sama seperti kewajiban/utang bagi Bapak Musa.
Mengapa?

Karena Tukang Bakso belum memanfaatkan semua hak nya selama enam bulan untuk
menempati ruangan kosong, sementara Bapak Musa sudah menerima pembayaran
penuh untuk masa sewa selama enam bulan).

sewa diterima di muka      Rp 6.000.000

                        pendapatan sewa    Rp. 6.000.000

Seandainya, masa akhir pelaporan pembukuan adalah 30 April 2018, maka ayat jurnal
penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

sewa diterima di muka      Rp 4.000.000

                        pendapatan sewa    Rp. 4.000.000

https://www.beecloud.id/contoh-jurnal-penyesuaian-pendapatan-diterima-dimuka/

Cara Cepat Membuat 2 Jurnal Penyesuaian


[Pendapatan Diterima di Muka & Biaya
Dibayar di Muka]
15 Agustus 2019 Oleh Wadiyo, SE
Daftar isi [Buka]

Pendapatan diterima di muka dan biaya dibayar di muka adalah rekening-rekening yang perlu
dibuat jurnal penyesuaian di akhir periode.

Kedua transaksi ini adalah transaksi yang sering terjadi, baik di perusahaan dagang, jasa, dan
manufaktur.

Oleh karena itu perlu dibahas agar tidak terjadi kekeliruan dalam menyajikan laporan keuangan.

Sekali salah dalam melakukan analisis transaksi yang memerlukan penyesuaian akan berdampak
pada salah saji di Neraca dan Laporan Laba Rugi.

Untuk memudahkan dalam memahami pengertian jurnal penyesuaian, maka pembahasan akan
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

Bagian pertama, membahas materi jurnal penyesuaian secara sistematis dan detil beserta


contoh ayat jurnal penyesuaian-nya mengenai Pendapatan Diterima di Muka

Bagian kedua, membahas tentang Biaya Dibayar di Muka juga dengan contoh serta ayat jurnal
penyesuaian-nya.

Dan bila anda ingin tahu contoh lain dari jurnal penyesuaian perusahaan dagang, anda bisa
membacanya di artikel Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagang.
Untuk lebih jelasnya, yuk ditela’ah satu persatu…

01. Jurnal Penyesuaian Pendapatan Diterima di Muka

A. Pengertian Jurnal Penyesuaian Pendapatan Diterima di Muka

Pendapatan diterima di muka adalah penerimaan dari pendapatan tapi bukan merupakan
pendapatan untuk periode tersebut.

Atau dengan kata lain merupakan pendapatan periode yang akan datang yang diterima dalam
periode sekarang.

Istilah umumnya ‘terima uang dulu’ entah itu sebagai ‘panjer’, ‘tanda jadi’, atau ‘bayar dulu,
barangnya kemudian’.

Penerimaan dana dengan model yang seperti itu tidak dapat diakui sebagai pendapatan periode
sekarang.

Pendapatan tersebut dicatat dalam rekening Pendapatan atau rekening Utang.

Kok bisa? Agar lebih jelas, yuk ikuti pembahasan contoh-contoh berikut ini…
 

B. Contoh Jurnal Penyesuaian Pendapatan Diterima di Muka

Perhatikan contoh jurnal penyesuaian pendapatan diterima di muka berikut ini:

Misalnya: pada tanggal 01 Nopember 2017 diterima uang sewa sebesar Rp. 600.000 untuk
jangka waktu satu tahun dimulai pada tanggal 01 Nopember 2017.

Karena jangka waktu satu tahun itu yang dua bulan masuk dalam tahun 2017 dan yang 10 bulan
masuk tahun 2018, maka pendapatan sewanya juga harus dibagi untuk tahun 2017 dan 2018.

Pendapatan sewa tahun 2017 adalah sebagai berikut :

= 2/12 x Rp. 600.000 = Rp. 100.000

Pendapatan sewa tahun 2016 adalah sebagai berikut :

= 10/12 x Rp. 600.000 = Rp. 500.000

Bila penerimaan uang sewa pada tanggal 01 Nopember 2017 dicatat dalam rekening Pendapatan
Sewa maka jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut :

Pendapatan Sewa   Rp. 500.000 [Debit]


Sewa Diterima di Muka   Rp. 500.000 [Kredit]

Pada tanggal 2 Januari 2018 akan dibuat jurnal penyesuaian kembali untuk mengembalikan sewa
dibayar di muka Rp. 500.000 ke rekening Pendapatan Sewa.

Hal ini dilakukan karena penerimaan sewa tahun berikutnya akan dicatat dalam rekening
Pendapatan Sewa.
Jurnal penyesuaian kembali tanggal 02 Januari 2016 sebagai berikut :

Sewa Diterima di Muka  Rp. 500.000  [Debit]


Pendapatan Sewa Rp. 500.000 [Kredit]

  Untuk urut-urutan pencatatan di atas bisa dilihat dalam rekening berikut ini :
Keterangan :

 Jurnal Penyesuaian
 Jurnal Penyesuaian Kembali

Bila penerimaan uang sewa pada tanggal 01 Nopember 2015 dicatat dalam rekening Sewa
Diterima Di Muka, maka jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
sebagai berikut :

Sewa Diterima di Muka  Rp. 100.000  [Debit]


Pendapatan Sewa Rp. 100.000 [Kredit]

Pada tanggal 02 Januari 2016 tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian kembali karena penerimaan
yang belum diakui sebagai pendapatan masih tercantum dalam rekening Sewa Diterima di Muka.

Hal ini akan berlaku juga untuk tahun 2016 di mana penerimaan uang sewa berikutnya akan
dicatat dalam rekening Sewa Diterima Di Muka.

Urut-urutan pencatatan di atas bisa dilihat dalam rekening-rekening berikut ini :


Keterangan :

 Jurnal penyesuaian

02. Jurnal Penyesuaian Biaya Dibayar Di Muka


Biaya dibayar di muka adalah biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi belum dibebankan sebagai
biaya pada periode itu.

Contoh paling gampang adalah biaya iklan yang dibayarkan dulu sebelum iklan ditayangkan,
oleh karena itu kita juga harus paham tentang pengertian biaya iklan tersebut.

Bagaimana pengaruh terhadap dana dan hasil dari iklan tersebut, sehingga tidak akan
mengganggu roda aktivitas perusahaan karena kekurangan dana.

Biaya dibayar di muka ini sering timbul bila perusahaan membayar biaya-biaya untuk beberapa
periode sekaligus.

Sehingga dari jumlah pengeluaran tadi sebagian akan menjadi beban period itu dan sebagian lagi
akan dibebankan pada periode mendatang.

Pada waktu terjadinya pengeluaran kas, pencatatan bisa dilakukan dengan mendebit rekening
Biaya atau rekening Aktiva.

Oleh karena itu tidak semua pengeluaran itu menjadi biaya, maka perlu diadakan penyesuaian
agar sebagian pengeluaran tadi bisa dibebankan sebagai biaya dan sebagian lagi merupakan
aktiva yaitu biaya dibayar dimuka.

Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk biaya dibayar di muka akan tergantung kepada rekening
yang digunakan untuk mencatat pengeluaran biaya tersebut.
 

A. Contoh Jurnal Penyesuaian Biaya Dibayar di Muka

Perhatikan contoh berikut ini mengenai cara membuat jurnal penyesuaian :

Pada tanggal 01 April 2015, PT MK Network meng-asuransikan gedungnya terhadap bahaya


kebakaran.

Polis asuransi berjangka waktu satu tahun mulai 01 April 2015 dengan premi sebesar Rp.
480.000.

Karena jangka waktu asuransi selama 12 bulan maka premi asuransi bulanan dapat dihitung
sebagai berikut :

= Rp 480.000 : 12 = Rp. 40.000.

Jangka waktu asuransi tahun 2015 =

01 April 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 = 9 bulan

jadi beban untuk tahun 2015  adalah:

= 9 x Rp 40.000 = Rp. 360.000


Bila pembayaran premi asuransi pada tanggal 01 April 2015 dicatat dalam rekening biaya maka
jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:

Asuransi dibayar di muka  Rp. 120.000 [Debit]


Biaya Asuransi  Rp. 120.000 [Kredit]

Pada tanggal 01 Januari 2016 akan dibuat jurnal penyesuaian kembali sebagai berikut :

Biaya Asuransi  Rp. 120.000  [Debit]


Asuransi Dibayar di Muka  Rp. 120.000 [Kredit]

Jurnal penyesuaian kembali ini dibuat agar biaya asuransi yang sudah dibayar tetap dicatat dalam
rekening yang sama seperti pada tanggal 01 April 2016, yaitu rekening Biaya Asuransi.

Proses pencatatan di atas bisa dilihat dalam rekening-rekening berikut ini :


Keterangan :

 Jurnal Penyesuaian
 Jurnal Penyesuaian Kembali

Pada tanggal 01 April 2015 premi yang dibayar dicatat dalam rekening Biaya Asuransi dan pada
tanggal 2 Januari 2015 biaya yang belum dibebankan sebesar Rp. 120.000 kembali dicatat dalam
rekening Biaya Asuransi.

Bila pembayaran premi asuransi pada tanggal 01 April 2015 sebesar Rp. 480.000 dicatat  dalam
rekening aktiva (biaya dibayar di muka) maka jurnal penyesuaiannya sebagai berikut :

Biaya Asuransi   Rp. 360.000 [Debit]


Asuransi Dibayar di Muka  Rp. 360.000 [Kredit]

Pada tanggal 2 Januari 2016 tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian kembali karena biaya asuransi
yang belum dibebankan sebesar Rp. 120.000 masih dicatat dalam rekening Asuransi Dibayar di
Muka.

Urut-urutan pencatatannya bisa dilihat dalam rekening-rekening berikut ini :


Keterangan :

 Jurnal Penyesuaian
Dari urut-urutan di atas dapat dilihat bahwa pencatatan premi yang dibayar tanggal 01 April
2015 adalah sama dengan pencatatan jumlah premi yang akan dibebankan dalam periode tahun
2016.

Pencatatannya dalam rekening Asuransi Dibayar Di Muka, sehingga tidak perlu dibuatkan jurnal
penyesuaian kembali.

Hal ini akan berlaku untuk tahun berikutnya karena setiap pembayaran premi asuransi akan
dicatat dalam rekening Asuransi Dibayar Di Muka.

Jadi sama dengan tahun sebelumnya.

Bila Anda ingin mengetahui contoh-contoh jurnal penyesuaian lainnya, langsung saja ke: 7+
Contoh Jurnal Penyesuaian Transaksi Bisnis.

03. Kesimpulan
Sebagaimana kita pahami bahwa tidak semua transaksi akuntansi bisa dicatat saat terjadinya
tanpa ada pencatatan untuk penyesuaian.

Nah, inilah perlunya menggunakan jurnal penyesuaian untuk melakukan proses penyesuaian
terhadap beberapa transaksi akuntansi.
Seperti pencatatan terhadap transaksi pendapatan diterima di muka dan biaya dibayar di muka.

Dari contoh-contoh yang telah diberikan di atas, saya yakin anda bisa menerapakan untuk kasus-
kasus lain yang sejenis di pekerjaan dan bisnis anda.

Dan bila Anda tidak mau ribet dalam membuat dan menata sistem akuntansi keuangan usaha
Anda, manfaatkan saja SOP dengan Accounting Tools Sederhana yang mudah digunakan dan
powerful.

https://manajemenkeuangan.net/bagaimana-cara-membuat-jurnal-penyesuaian-pendapatan-diterima-
di-muka-dan-biaya-dibayar-di-muka/

Contoh Pencatatan Ayat Jurnal Penyesuaian


untuk Perusahaan Jasa
By Novia 10 October 2018 4 Mins Read

Share

Ayat jurnal penyesuaian (adjusting journal entry) adalah ayat jurnal yang
dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo rekening yang ada di neraca saldo
menjadi saldo yang “sebenarnya” sampai dengan akhir periode akuntansi.
Adapun tujuan dari penulisan ayat jurnal penyesuaian ini adalah untuk
mengoreksi perkiraan-perkiraan yang ada sehingga mencerminkan
keadaan aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang sebenarnya.

Macam-Macam Penyesuaian
Pada umumnya ada 2 macam penyebab suatu transaksi memerlukan
penyesuaian yaitu:

a.  Keadaan di mana suatu transaksi sudah terjadi tetapi informasi tersebut


belum dicatat dalam perkiraan yang bersangkutan.

b.  Transaksi yang sudah dicatat dalam perkiraan yang bersangkutan tetapi


saldo perkiraan masih harus disesuaikan agar dapat disajikan dalam
jumlah yang benar.

Hal-hal yang Perlu Disesuaikan dalam Ayat Jurnal


Penyesuaian
a.  Biaya dibayar di muka (prepaid expense) dilakukan dengan 2 cara yaitu
dicatat sebagai persekot biaya atau dicatat sebagai biaya.

b.  Pendapatan diterima di muka (unearned revenues) dilakukan dengan 2


cara yaitu diakui sebagai utang dan diakui sebagai pendapatan.

c.  Biaya yang masih harus dibayar (accured expense).

d.  Pendapatan yang masih harus diterima (accured revenues).

e.  Penyusutan aktiva tetap (depreciation).

f.  Kerugian piutang (bad debt expense).

g. Biaya pemakaian perlengkapan (use of equipment costs)

Contoh Soal Ayat Jurnal Penyesuaian untuk


Perusahaan Jasa
1. Biaya dibayar di muka
Membayar premi asuransi (Insurance Expense) Rp1.200.000 untuk periode
2 Februari 2017 s/d 2 Februari 2018. Maka pada saat ayat jurnal
penyesuaian dibuat pada bulan Desember, premi yang dibayarkan baru
sebesar (1.200.000 : 12 bulan )= Rp100.000/bulan x 10 bulan (sampai
Desember) maka diperoleh angka Rp1.000.000. Ada 2 metode
penyelesaiannya yaitu :

a. Dicatat sebagai persekot biaya (pendekatan neraca)

Jurnal tgl 2/2/2017 (pada saat membayar asuransi) :

Debit Kredit

Asuransi Dibayar di Rp1.200.00 –


muka 0

Kas – Rp1.200.00
0

AJP (31/12/2017) sebagai berikut

Debit Kredit

Biaya asuransi Rp1.000.00 –


0

Asuransi dibayar di – Rp
muka 1.000.000

b. Dicatat sebagai biaya (Pendekatan Laba Rugi)


Jurnal tgl 2/2/2017 (Pada saat pembayaran asuransi):

Debit Kredit

Biaya Rp1.200.00 –
asuransi 0

Kas – Rp1.200.00
0

AJP (31/12/2017)

Debit Kredit

Asuransi dibayar Rp200.00 –


dimuka 0

Biaya asuransi – Rp200.00


0

2. Pendapatan diterima di muka


Menerima pendapatan sewa untuk 2 tahun Rp3.000.000 diterima tgl 30
Juni 2017. Perhitungan biaya sewa yang sudah terpakai sampai bulan
Desember 2017 adalah terhitung 6 bulan. Maka perhitungannya adalah
Rp3.000.000 : 24 bulan = Rp125.000 x 6 bulan = Rp750.000. Ada 2 metode
penyelesaiannya yaitu :
a. Dicatat sebagai utang pendapatan (pendekatan neraca)

Jurnal tgl 30 juni 2017 (pada saat menerima uang sewa)

Debit Kredit

Kas Rp3.000.00 –
0

Sewa diterima – Rp3.000.00


dimuka 0

AJP (31/12/2017)

Debit Kredit

Sewa diterima Rp750.00 –


dimuka 0

Pendapatan – Rp750.00
sewa 0

b. Dicatat sebagai pendapatan (Pendekatan Laba Rugi)

Jurnal tgl 30 juni 2017 (pada saat menerima uang sewa)

Debit Kredit

Kas Rp3.000.00 –
0

Pendapatan – Rp3.000.00
sewa 0

AJP (31/12/2017)

Debet Kredit

Pendapatan sewa Rp2.250.00 –


0

Sewa diterima – Rp2.250.00


dimuka 0

3. Biaya yang masih harus dibayar


Masih harus dibayar gaji pegawai bulan Desember Rp300.000

AJP (31/12/2017)

Debit Kredit

Biaya gaji Rp300.00 –


0

Utang – Rp300.00
gaji 0
 

4. Pendapatan yang masih harus diterima


Masih harus diterima pendapatan bunga untuk 2 bulan @Rp120.000

AJP (31/12/2017)

Debit Kredit

Piutang bunga Rp240.00 –


0

Pendapatan – Rp240.00
bunga 0

5. Penyusutan Aktiva Tetap


Kendaraan dengan harga perolehan Rp70.000.000 disusutkan sebesar 10%
per tahun

AJP (31/12/2017)

Debit Kredit

Biaya penyusutan kendaraan Rp7.000.00 –


0

Akumulasi penyusutan – Rp7.000.00


kendaraan 0

 
6. Kerugian Piutang
Saldo piutang perusahaan Rp1.000.000 diperkirakan 10% tidak bisa ditagih

AJP (31/12/2017)

Debit Kredit

Kerugian piutang Rp –
100.000

Cadangan kerugian – Rp
piutang 100.000

7. Biaya Pemakaian Perlengkapan


Saldo perlengkapan awal tahun sebesar Rp1.000.000 ternyata pada akhir
tahun saldo perlengkapan tinggal Rp800.000 

AJP (31/12/2017)

Debit Kredit

Biaya pemakaian Rp200.00 –


perlengkapan 0

Cadangan – Rp200.00
perlengkapan 0

Pencatatan ayat jurnal penyesuaian di atas, merupakan pencatatan


sederhana yang dapat dilakukan pada satu kasus dalam setiap masalah
penyesuaian. Pada kenyataannya pada setiap akhir periode akuntansi,
biasanya terdapat banyak pencatatan transaksi yang harus disesuaikan
sesuai permasalahannya.

Untuk menghindari terjadinya kesalahan karena adanya proses entri data


secara berulang kali pada buku besar perusahaan, maka ada baiknya Anda
menggunakan pencatatan akuntansi secara otomatis dengan
menggunakan software Jurnal akuntansi online.

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-contoh-pencatatan-ayat-jurnal-penyesuaian-untuk-perusahaan-
jasa/

Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dari


Neraca Saldo
02/10/2018 by Farkhan

Contents [hide]

 1 Apa itu Jurnal Penyesuaian !!


 2 Konsep Jurnal  Penyesuaian
 3 Cara Membuat Jurnal Penyesuaian
o 3.1 1. Jurnal Penyesuaian Beban / Biaya Dibayar di Muka
o 3.2 2. Jurnal Penyesuaian Gedung Dibayar Dimuka
o 3.3 3. Jurnal Penyesuaian Piutang Pendapatan
o 3.4 4. Pendapatan Diterima Dimuka
o 3.5 5. Penyusutan Peralatan
o 3.6 6. Jurnal Penyesuaian Pemakaian Perlengkapan
 4 Cara Mengerjakan Jurnal Penyesuaian

Cara Membuat Jurnal Penyesuaia – Jurnal penyesuaian ini dipakai untuk  mencatat seluruh
transaksi yang telah terjadi akan tetapi belum dicatat. Dan juga digunakanya ayat jurnal
penyesuaian ini untuk  mencatat transaksi yanng telah dicatat akan tetapi memerlukan koreksi
supaya nilainya bisa sesuai dengan  keadaaan yanng sesungguhnya pada akhir periode.

Baik itu jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa  atau perusahaan dagang dibuat di  akhir
periode akuntansi. soal jurnal penyesuaian perusahaan dibuat unntuk transaksi-transaksi seperti
dibawah ini.

 Beban dibayar dimuka


 Pendapatan diterima dimuka
 Pemakaian perlengkapan
 Pendapatan yang masih harus diterima
 Beban yang belum dibayar dan penyusutan aktiva tetap.
 Penyusutan aktiva tetap.

Apa itu Jurnal Penyesuaian !!


Jurnal Penyesuaian merupakan jurnal yang dibuat ketika proses pncatatan perubahan saldo
didalam akun oleh sebab itu saldo tersebut akan memperlihatkan jumlah yang sebenarnya.

Sedankan menurut pakar lainya menyatakan bahwa jurnal penyesuaian ini dibuat guna
menyesuaiakan nilai akun-akun untuk setiap buku besar yang pada sekarang belum
memperlihatkan saldo yang sebenarnya.

Tahukan anda akun apa saja yang memerlukan jurnal penyesuaian? coba anda baca 9 akun yang
memerlukan penyesuaian

Konsep Jurnal  Penyesuaian


Pada saat seorang pegawai bagian Accounting menyiapkan laporan laporan keuangan, ia
beranggapan kalau masa ekonomis perusahaan bisa dibagi-bagi dalam periode waktu misalnya
bulanan, triwulan atau tahunan.

Melalaui konsep periode akuntansi (accounting period concept) pegawai  bagian accounting
wajib menentukann pada periode mana beban dan pendapatan perusahaan yang seharunya di
laporkan.

Agar bisa menentukan periode yang pas ia mengacu pada prinsip akuntansi berterima  umum
(PABU), dalam bahasa inggrisnya dikenal generally accepted accounting principles (GAAP)
yang mewajibkan pemakaian akuntansi berbasis akrual.
Konsep Jurnal Penyesuaian

Akuntansi berbasis Akrual (accrual basis of accounting)

Apa itu akutansi berbasis akrual ?

Jika didalam akuntansi berbasis akrual pendapatan akan dicatat dalam laporan laba rugi pada 
periode ketika  pendapatan tersebut diperoleh. Misalnya seperti ini, pendapatan yang dialporkan
ketika jasa diberikann kepada pelanggan. Kas yang sudah atau belum diterima dari pelanggan
selama periode tersebut.

Seluruh konsep akuntansi yang mendukunng pencatatan pendapatan seperti ini  disebut juga
konsep pengukuran pendapatan (revanue recogition concept).

Contohnya yakni, pendapatan mulai dilaporkan ketika jasa telah diberikan kepada pelanggan.
Kas yang telah atau masih belum diterima dari pelanggan selama periode tersebut. Didalam
akuntansi berbasai akrual, beban akan dilaporkan pada periode yang sama dengan pendapatan
yanng terkait dengan beban tersebut.

Misalnya seperti ini, gaji karyaawan dilaporkan sebagai beban pada periode ketika karyawan
menyediakan jasa  untuk pelanggan, yang tidak semestinya harus sama waktunya dengan saat
gaji yang dibayarkan.

Akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting)

Walaupun PABU mewajibkan pemakaian akuntansi berbasis akrual, masih ada beberapa
perusahaan yang memakai akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting). Dan pada akuntansi
berbasis kas, beban dan pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode saat kas
didapat atau dikeluarkan.
Cash Accrual

Misalnya seperti ini, pendapatan dilaporkan pada saat kas diterima dari klien, sementara itu gaji
dialaporkan ketika kas  dibayarkan kepada karyawan. Laba bersih atau rugi bersih  ialah sebuah
selisih antara pembayaran kas (beban) dan penerimaan kas (pendapatan).

Sedangkan untuk perusahaan dagang atau perusahaan jasa  yanng berskala  kecil bisa memakai 
akuntansi berbasis kas sebab mereka mempunnyai  sedikit utang dan piutang. Contohnya dokter,
pengacara serta rumah makan juga sering memakai basis kas.

Cara Membuat Jurnal Penyesuaian


Pada artikel sebelumnya sudah kami membahas mengenai contoh soal jurnal penyesuaian
perusahaan dagang dan contoh jurnal penyesuaian perusahaan jasa.

Pada dasarnya untuk membuat jurnal penyesuaian tidak sulit kok, akan tetapi yang perlu anda
garis bawahi ialah mengetahui perilaku transaksi yang terjadi. Serta bisa mengetahui aturan
debet kredit dalam akuntansi juga sangatlah penting sebagai acuan dasar ketika akan menysusun
ayat jurnal pennyesuaian ini.

1. Jurnal Penyesuaian Beban / Biaya Dibayar di Muka

Acapkali perusahaan sudah membayar beban untuk beberapa periode mendatang, dimana beban
ini dikenal sebagai beba dibayar dimuka. Maka, jika anda menemukan beban yang seharunya
dibayarkan pada periode mendatang, maka wajib dihitung  beban mana yang seharunya
dialporkan pada periode yang berkalitan(saat ini).

Contoh Kasus

Neraca saldo akun asuransi memperlihatkan nilai Rp 3.600.000 dan pada akhir periode informasi saldo
akun memperlihatkan saldo yang tersisa sebanyak Rp 3.000.000. artinya premi asuransi yang telah
menjadi beban ialah Rp 3.600.000 – Rp 3.000.000  = Rp 600.000 (yang seharunya diakui sebagai beban
asuransi dan mengurangi dibayar dimukan).

Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Beban Asuransi 600.000

Desember           Asuransi Dibayar Dimuka 600.000

2. Jurnal Penyesuaian Gedung Dibayar Dimuka

Pada kasus ini tidak berbeda dengan kasus nomer satu

Contoh Kasus

Pada saldo akun sewa dibayar dimuka sebanyak Rp 19.200.000 tidak memperlihatkan keadaan yang
sesunggunya, sebab sudah membayar sewa sejumlah Rp 3.200.000. maka beban sewa bertambah
sedangkan sewa dibayar dimuka menjadi berkurang sejumlah Rp 3.200.000.

Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Beban Sewa 3.200.000

Desember           Sewa Dibayar Dimuka 3.200.000

3. Jurnal Penyesuaian Piutang Pendapatan

Piutang pendapatan ialah apabila suatu pendapatan telah menjadi  hak perusahaan akan tetapi
belum diterima, maka hak tersebut wajib dicatat sebagai pendapatan pada periode tersebut.

Contoh Kasus

Perusaah sudah menyelesaikan pekerjaan dengan jumlah yang akan diperoleh Rp 550.000. jumlah itu
belumlah termasuk yang ada pada neraca  saldo senilai Rp 15.600.000 (piutang pendapatan
perusahaan). Sehingga dicatat untuk mencatat piutang pendapatan serta pendapatan jasa sebanyak Rp
16.150.000

Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Piutang Pendapatan 550.000

Desember            Pendapatan Jasa 550.000


 

4. Pendapatan Diterima Dimuka

Untuk pendapatan diterima dimuka tidak dapat dicatat sebagai pendapatan, akan tetapi sebagai
utang, karena perusahaan belum merealisasikan pendapatan tersebut untuk apa maka belum
menjadi hak perusahaan.

Contoh Kasus

Pada saldo pendapatan diterima dimuka bernilai Rp 10.000.000. hingga akhir periode perusahaan baru
akan mengerjakan sebesar Rp 2.600.000. maka akan dicatat sebagai pendapatan sewa bertambah
sedangkan pendatapatan diterima dimuka menjadi berkurang sebanyak Rp 2.600.000. dengan begitu
masih ada Rp 7.400.000 sebagai utang pendapatan perusahaan.

Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Pendapatan Diterima Dimuka 2.600.000

Desember            Pendapatan Sewa 2.600.000

5. Penyusutan Peralatan

Penyusutan peralatan wajib dicatat untuk pengakuan depresiasi  atau beban penyusutan oleh
pihak perusahaan.

Contoh Kasus

Informasinnya memperlihatkan kalau beban penyusutan//depresiasi untuk periode Desember 2017


ialah sebanyak Rp 1.400.000. maka akan menambah  pada beban penyusutan serta menambah
akumulasi penyusutan sebanyak Rp 1.400.000.

Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Beban Penyusutan Peralatan 1.400.000

Desember        Akm Penyusutan Peralatan 1.400.000

6. Jurnal Penyesuaian Pemakaian Perlengkapan

Definisi perlengkapan merupakan bahan-bahan yang dibeli demi kepentingan operasi suatu
perusahaan dan bukan untuk dijual kembali. Dan juga perusahaan wajib mencatat pemakaian
perlengkapann atau dengan melakukan perhitungan fisik mengenai jumlah perlengkapan yang
sudah terpakai atau masih terdapat sisa.

Contoh Kasus

Pada neraca saldo, saldo akun dari perlengkapan senilai Rp 4.400.000. di akhir periode informasi
memperlihatkan perlengkapan yang masih tersisa sebanyak Rp 2.700.000. artinya perusahaan sudah
melakukan pemakaian perlengkapan senilai Rp 4.400.000 – Rp 2.700.000 = Rp 1.700.000. maka dicatat
menambah beban perlengkapan serta mengurangi perlengkapan senilai Rp 1.700.000

Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Beban Perlengkapan 1.700.000

Desember        Perlengkapan 1.700.000

Cara Mengerjakan Jurnal Penyesuaian


Untuk bisa mengerjakan jurnal penyesuaian dengan mudah anda bisa melihat gambar berikut  ini
:
 

https://khanfarkhan.com/jurnal-penyesuaian-dan-contoh-soal/

Pengertian Jurnal Penyesuaian, Contoh, dan


Cara Pencatatan Transaksi Bisnis
4 Mei 2019 Oleh Wadiyo, SE
Daftar isi [Buka]

Jurnal Penyesuaian adalah jurnal akuntansi yang digunakan untuk melakukan proses
penyesuaian terhadap pos atau transaksi-transaksi tertentu dalam proses penyusunan laporan
keuangan.

Jurnal penyesuaian digunakan oleh perusahaan dagang, jasa, manufaktur dan entitas lainnya,
termasuk yayasan, sekolah, NGO/LSM, dan lembaga pengelola zakat.

Contoh transaksi yang dicatat dengan jurnal penyesuaian, antara lain:

 transaksi sewa dibayar dimuka,


 asuransi dibayar di muka,
 pendapatan diterima di muka,
 penyusutan aktiva tetap, dan

Langsung saja yuk dimulai pembahasannya…

 
01. Konsep Dasar Jurnal Penyesuaian

Apa yang dimaksud konsep dasar jurnal penyesuaian?

Konsep dasar jurnal penyesuaian adalah konsep dasar akuntansi yang digunakan sebagai
landasan pembuatan jurnal penyesuaian.

Ketika seorang pegawai bagian accounting menyiapkan laporan keuangan, ia berasumsi bahwa
masa ekonomis perusahaan dapat dibagi-bagi dalam periode waktu.

Misalnya bulanan, triwulan, atau tahunan.

Dengan menggunakan konsep periode akuntansi (accounting period concept) pegawai bagian
accounting harus menentukan pada periode mana pendapatan dan beban perusahaan seharusnya
dilaporkan?

Untuk menentukan periode yang tepat ia mengacu pada prinsip akuntansi berterima umum
(PABU), dalam bahasa Inggris disebut generally accepted accounting principles (GAAP) yang
mengharuskan penggunaan akuntansi berbasis akrual.
Ada 2 konsep akuntansi dasar berkaitan dengan jurnal penyesuaian, yaitu:

A. Konsep Akuntansi Berbasis Akrual (accrual basis of accounting)

Dalam akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting) pendapatan dicatat dalam laporan
laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan.

Sebagai contoh, pendapatan dilaporkan saat jasa telah diberikan kepada pelanggan. Kas yang
telah atau belum diterima dari pelanggan selama periode itu.

Konsep akuntansi yang mendukung pencatatan pendapatan seperti ini, disebut konsep
pengukuran pendapatan (revenue recognition concept).

Apa itu konsep pengukuran pendapatan?

Konsep pengukuran pendapatan adalah konsep akuntansi  berbasis akrual di mana beban
dilaporkan pada periode yang sama dengan pendapatan yang terkait dengan beban tersebut.

Sebagai contoh:

Gaji karyawan dilaporkan sebagai beban pada periode saat karyawan menyediakan jasa untuk
pelanggan, yang tidak harus sama waktunya dengan saat gaji dibayarkan.

Prinsip akuntansi yang mendukung konsep ini adalah prinsip pemadanan (matching concept),
atau prinsip pemadanan (matching principle).

Dengan memadankan pendapatan dengan bebannya, laba rugi bersih untuk periode tersebut akan
dilaporkan dengan benar dalam laporan laba rugi.

B. Konsep Akuntansi Berbasis Kas (cash basis of accounting)

Meskipun PABU mengharuskan penggunaan akuntansi berbasis akrual, beberapa perusahaan


menggunakan konsep akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting).

Dalam konsep akuntansi berbasis kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba rugi
pada periode ketika kas diterima atau dikeluarkan.

Sebagai contoh, pendapatan dilaporkan ketika kas diterima dari klien, sementara gaji dilaporkan
saat kas dibayarkan kepada karyawan.

Laba bersih atau rugi bersih adalah selisih antara penerimaan kas (pendapatan) dan pembayaran
kas (beban).
Perusahaan jasa atau perusahaan dagang berskala kecil dapat menggunakan akuntansi berbasis
kas karena mereka memiliki sedikit piutang dan utang.

Sebagai contoh, dokter, pengacara dan rumah makan sering menggunakan basis kas.

Bagi mereka, basis kas akan menghasilkan laporan keuangan yang sama dengan laporan yang
disiapkan menggunakan basis akrual.

Namun, bagi kebanyakan perusahaan besar, konsep akuntansi berbasis kas tidak akan
menghasilkan laporan keuangan yang akurat untuk memenuhi kebutuhan para pengguna.

02. Pengertian Jurnal Penyesuaian

Apa yang dimaksud dengan jurnal penyesuaian?

Jurnal penyesuaian adalah jurnal akuntansi yang digunakan untuk melakukan proses
pemutakhiran akun-akun tertentu sebelum dilakukan proses penyusunan laporan keuangan.
Mengapa perlu pemutakhiran akun atau pos-pos transaksi?

Begini penjelasannya….

Pada akhir periode akuntansi, banyak saldo akun di buku besar yang dapat dilaporkan tanpa
perubahan apa pun dalam laporan keuangan.

Sebagai contoh, saldo akun kas dan akun aktiva tetap tanah, biasanya jumlah yang dilaporkan di
neraca adalah sama dengan saldo di buku besar.

Namun demikian, dalam prinsip akuntansi berbasis akrual,  beberapa akun dalam buku besar
memerlukan pemutakhiran (updating).

A.  Fungsi Jurnal Penyesuaian

Saya sajikan contoh berikut ini untuk menjelaskan fungsi jurnal penyesuaian:

Saldo akun beban habis pakai (supplies) yang meliputi kertas, ballpoint, tinta printer dan
sejenisnya, biasanya mencerminkan biaya bahan habis pakai pada awal periode ditambah biaya
beban habis pakai yang dibeli selama periode tersebut.

Untuk mencatat penggunaan bahan habis pakai harian akan memerlukan banyak ayat jurnal
dengan jumlah yang kecil-kecil.

Selain itu, jumlah nilai bahan habis pakai umumnya relatif lebih kecil dibandingkan aset lainnya.

Sehingga untuk mencatat penggunaan bahan habis pakai dilakukan pada akhir periode akuntansi.

Caranya dengan menghitung jumlah saldo awal dikurangi dengan saldo akhir periode.

Maka ketemulah jumlah bahan habis pakai yang digunakan. Untuk mencatat jumlah penggunaan
bahan habis pakai ini digunakan jurnal penyesuaian.

Di mana akun beban bahan habis pakai dicatat di sisi DEBIT, sedangkan lawannya akun bahan
habis pakai dicatat di sisi KREDIT.

Jadi, bila tidak dilakukan pemutakhiran akun, maka akan terjadi LEBIH catat atau KURANG
catat.

Apa akibat selanjutnya?

Akibatnya laporan keuangan menjadi kurang akurat, karena ada akun-akun yang dicatat tidak
pada kondisi riil.
Itulah fungsi jurnal penyesuaian!

Dan melengkapi penjelasan mengenai pengertian Jurnal Penyesuaian, berikut saya sajikan
sebuah video singkat…

Sampai di sini jelas ya?


Okay dilanjutkan ya…

03. Jenis Jurnal Penyesuaian

Ada berapa jenis jurnal penyesuaian?

Ada 2  jenis jurnal penyesuaian, yaitu:

A. Kelompok akun yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di awal:

 Beban dibayar di muka (prepaid expenses) dan


 Pendapatan diterima di muka (unearned revenue).
Kelompok ini sering disebut sebagai pos tangguhan (deferral).

B. Kelompok yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di belakang:

 Akruan pendapatan/Piutang pendapatan (accrued revenues) dan


 Akruan beban/Beban yang masih harus dibayar (accrued expenses).

A. Kelompok akun yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di awal

01. Beban Dibayar Di Muka (prepaid expenses)

Apa yang dimaksud dengan Beban Dibayar Di Muka?

Pengertian Beban dibayar di muka adalah pos yang awalnya dicatat sebagai aset karena karena
kasnya telah dibayarkan, padahal jasa atau barangnya belum diterima.

Beban dibayar di muka disebut juga beban yang ditangguhkan (deferred expenses).

Aset ini kemudian berubah menjadi beban dengan berlalunya waktu atau melalui operasi normal
usaha. Proses penyesuaiannya dengan menggunakan jurnal biaya dibayar di muka.

Bahan habis pakai dan asuransi dibayar di muka adalah dua contoh beban dibayar di muka yang
memerlukan jurnal penyesuaian asuransi dibayar dimuka pada akhir periode akuntansi.

Contoh lain adalah iklan yang dibayar di muka dan bunga dibayar di muka.

02. Pendapatan diterima di muka (unearned revenue)

Apa yang dimaksud dengan pendapatan diterima di muka?

Pengertian pendapatan diterima di muka adalah pos yang awalnya dicatat sebagai kewajiban.

Karena kasnya telah diterima di muka padahal jasa atau barangnya belum diberikan kepada
pelanggan.

Pendapatan diterima di muka disebut juga pendapatan yang ditangguhkan (deferred revenue).

Kewajiban ini kemudian berubah menjadi pendapatan seiring dengan berlalunya waktu atau
melalui operasi normal usaha.

  “Beban dibayar di muka dan pendapatan diterima di muka timbul dari transaksi yang
melibatkan penerimaan atau pembayaran kas”
Dalam hal ini, pencatatan beban atau pendapatan terkait, ditangguhkan sampai akhir periode atau
ke periode mendatang.

Perhatikan penjelasan dalam ilustrasi berikut ini:

Cara pencatatan jurnal penyesuaian.

B. Kelompok yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di belakang

01. Piutang Pendapatan (Accrued Revenues)

Apa yang dimaksud piutang pendapatan?

Pengertian Piutang Pendapatan adalah pendapatan yang telah dihasilkan, tapi belum dicatat di
akun pendapatan.

Piutang Pendapatan disebut juga dengan akruan aset (accrued assets) atau akruan pendapatan.

Contohnya adalah imbalan atas jasa yang telah diberikan seorang pengacara, namun belum
ditagihkan ke kliennya pada akhir periode.

Contoh lain meliputi piutang bunga atas pemberian pinjaman kepada pihak lain dan piutang sewa
atas bangunan yang disewakan kepada orang lain.
02. Beban Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)

Apa yang dimaksud dengan Beban Masih Harus Dibayar?

Pengertian Beban yang Masih Harus Dibayar adalah beban yang telah terjadi, tapi belum dicatat
di akun beban.

Beban  yang masih harus dibayar disebut juga akruan kewajiban (accrued liabilities) atau akruan
beban.

Contohnya adalah utang gaji karyawan pada akhir periode. Contoh lain adalah utang bunga atas
pinjaman bank dan utang pajak.

Dari pengertian dua akun piutang pendapatan dan beban yang harus dibayar, dapat ditarik sebuah
kesimpulan sederhana bahwa piutang pendapatan timbul dari pendapatan yang belum dicatat,
tapi telah dihasilkan.

Sedangkan beban yang masih harus dibayar timbul dari beban yang belum dicatat, tapi telah
terjadi.

Perhatikan penjelasan dalam ilustrasi berikut ini :

Cara membuat jurnal penyesuaian

 
04. Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contoh

Bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian?

Cara membuat jurnal penyesuaian adalah dengan menganalisis dan mengidentifikasi jenis
transaksi yang terjadi, kemudian lakukan pencatatan sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Agar lebih jelas, saya sajikan cara membuat jurnal penyesuaian untuk tiap jenis akun
penyesuaian berikut ini:

A. Jurnal Penyesuaian Beban Dibayar diMuka

Berikut ini saya sajikan 2 contoh dan cara membuat jurnal penyesuaian perusahaan jasa untuk
akun beban dibayar di muka:

Contoh jurnal penyesuaian #1:

Tanggal 01 Januari 2019:

PT Anak Zaman Now membeli bahan habis pakai (supplies) sebesar Rp 1.350.000.
Atas transaksi ini perusahaan membuat catatan jurnal sebagai berikut:

Tanggal 31 Januari 2019:

PT Anak Zaman Now menghitung sisa bahan habis pakai yang telah digunakan, dan ternyata
jumlah sisa bahan habis pakai sebesar Rp 550.000

Berarti jumlah bahan habis pakai yang digunakan sebesar:


= Rp 1.350.000  – Rp 550.000 = Rp 800.000

Untuk meng-update kondisi tanggal 31 Januari 2019, maka dibuat jurnal penyesuaian seperti
berikut ini:

Untuk lebih memudahkan pemahaman kita terhadap transaksi-transaksi di atas, mari dilihat akun
Bahan Habis Pakai di BUKU BESAR:

Saldo akun beban bahan habis pakai adalah sebesar bahan habis pakai yang digunakan di bulan
Januari 2019, yakni sebesar Rp 800.000.
Akun Bahan habis pakai di Buku besar nilainya sama dengan jumlah sisa pemakaian, yaitu
sebesar Rp 550.000

Contoh jurnal peyesuaian #2:

Pada contoh jurnal penyesuaian yang kedua ini merupakan kelanjutan dari contoh #1.

Diasumsikan pada tanggal 28 Februari 2019, jumlah sisa bahan habis pakai sebesar Rp 760.000.

Bahan habis pakai yang tersedia selama Februari 2019 (saldo akun) = Rp 2.000.000

Sisa bahan habis pakai pada tanggal 28 Februari 2019 = Rp 760.000

Beban habis pakai yang digunakan (jumlah penyesuaian):


= Rp 2.000.000 – Rp 760.000 = Rp 1.240.000

Kenaikan dalam akun beban dicatat sebagai debit dan penurunan dalam akun aset dicatat sebagai
kredit.

Pada akhir bulan Februari 2019 akun Beban Habis Pakai seharusnya di-debit Rp 1.240.000.

Dan akun Bahan Habis Pakai di-kredit Rp 1.240.000 untuk mencatat pemakaian selama bulan
Februari.

Ayat jurnal penyesuaian untuk Beban Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai adalah sebagai
berikut:

Tanggal 28 Februari 2019:

(Debit) Beban Bahan Habis Pakai Rp 1.240.000


(Kredit) Bahan Habis Pakai Rp 1.240.000

Sedangkan akun T untuk Beban Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai adalah sebagai berikut:
Perhatikan akun T di atas, setelah penyesuaian dicatat dan diposting, akun Bahan Habis Pakai
memiliki saldo debit Rp 760.000.

Saldo ini mencerminkan aset akan menjadi beban di masa mendatang.

B: Jurnal Penyesuaian Pendapatan diterima dimuka

Perhatikan contoh saldo Akun Sewa diterima di muka PT Berkah Jaya tanggal 28 Februari 2019
berikut ini:

Saldo ini mencerminkan penerimaan sewa 3 bulan pada tanggal 1 Februari untuk bulan Februari,
Maret, dan April.

Pada akhir bulan Februari, akun Sewa Diterima di Muka seharusnya naik (di-debit) sebesar Rp
120.000dan akun Pendapatan Sewa seharusnya naik (di-kredit) Rp 120.000.

Nilai sebesar Rp 120.000 mencerminkan pendapatan sewa untuk satu bulan, yaitu hasil
perhitungan Rp 360.000 dibagi 3.

Ayat jurnal penyesuaian untuk pendapatan sewa adalah sebagai berikut:

(Debit) Sewa Diterima di Muka Rp 120.000


(Kredit) Pendapatan Sewa Rp 120.000

Sedangkan akun T untuk pendapatan sewa adalah sebagai berikut:


Setelah penyesuaian dicatat dan diposting, akun Sewa Diterima di Muka yang merupakan Utang
PT Berkah Jaya akan bersaldo kredit Rp 240.000.

Jumlah ini merupakan pendapatan tangguhan (defferal) yang akan menjadi pendapatan di masa
depan.

Akun Pendapatan Sewa memiliki saldo Rp 120.000, yaitu pendapatan untuk periode ini.

Jika jurnal penyesuaian untuk sewa diterima di muka dan pendapatan sewa di atas tidak dicatat.

Laporan keuangan yang disiapkan pada tanggal 28 Februari  akan menjadi salah saji.

Dalam Laporan Laba Rugi, Pendapatan Sewa dan laba bersih akan kurang catat Rp 120.000.

Sedangkan di Neraca, Sewa Diterima di Muka akan lebih catat RP 120.000 dan Modal PT
Berkah Jaya akan kurang catat Rp 120.000.

Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah sebagai berikut:

Proses pencatatan jurnal penyesuaian

 
C: Jurnal Penyesuaian Akruan/Piutang Pendapatan

Selama satu periode akuntansi, sebagian pendapatan dicatat hanya saat kas diterima.

Jadi, pada akhir periode akuntansi , ada pos pendapatan yang telah dihasilkan namun belum
dicatat.

Untuk kasus seperti ini, jumlah pendapatan tersebut perlu dicatat dengan men-debit akun Aset
dan meng-kredit akun Pendapatan.

Misalnya, diasumsikan PT Berkah Jaya menandatangani perjanjian dengan perusahaan PT


Sukses Mulia Jaya pada tanggal 15 Maret 2019.

Dalam perjanjian disebutkan bahwa PT Berkah Jaya akan menyediakan jasa konsultasi
penyusunan dan implementasi Standar Operasional Prosedur & Accounting Tool.

Sekaligus memberikan transfer knowledge untuk para karyawan PT Sukses Mulia Jaya.

Jasa yang disediakan akan ditagihkan tanggal 15 setiap bulan dengan biaya Rp 20.000 per jam.

Per 31 Maret 2019, PT Berkah Jaya telah memberikan 25 jam jasa konsultasi dan pendampingan
pada PT Sukses Mulia Jaya.

Meskipun pendapatan Rp 500.000 (25 jam x Rp 20.000) akan difakturkan dan dibayarkan di
April 2019, PT Berkah Jaya telah mengakui pendapatan di bulan Maret 2019.

Ayat jurnal  penyesuaian untuk mencatat klaim terhadap pelanggan (piutang usaha) dan
pendapatan honor di bulan Maret 2019 adalah sebagai berikut:

(Debit) Piutang Usaha  Rp 500.000


(Kredit) Pendapatan Kotor  Rp 500.000

Sedangkan akun T untuk mencatat klaim terhadap pelanggan (piutang usaha) dan pendapatan
honor di bulan Maret 2019 adalah sebagai berikut:

Proses membuat jurnal penyesuaian


Jika penyesuaian atas piutang usaha (Rp 500.000) tidak dicatat, pendapatan Fee Konsultasi dan
laba Bersih akan kurang catat sebesar Rp 500.000 dalam Laporan laba Rugi.

Sementara di Neraca, Piutang Usaha dan Modal akan kurang catat  sebesar Rp 500.000.

Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah sebagai berikut:

Prases pencatatan jurnal penyesuaian

D: Jurnal Penyesuaian Akruan Beban/Beban yang masih harus dibayar

Beberapa jenis jasa, seperti asuransi, biasanya dibayar sebelum digunakan.

Pembayaran di muka ini merupakan beban yang dtangguhkan (defferal). Jenis jasa lainnya
dibayarsetelah digunakan.

Contoh studi kasus akruan beban lengkap dengan langkah-langkah solusinya sudah saya bahas di
artikel Jurnal pembalik termasuk penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan jurnal pembalik?
lengkap tersaji di artikel tersebut.

Berikut ini contoh jurnal penyesuaian beban gaji:

(Debit) Beban Gaji = Rp 250.000


(Kredit) Utang Gaji = Rp 250.000

Dan akun T untuk mencatat transaksi tanggal 31 Oktober 2018 adalah:


Penjelasan proses pencatatan akun T

Bagaimana akibatnya bila penyesuaian untuk gaji (Rp 250.000) tersebut tidak dibuat?

Dalam Laporan Laba Rugi, Beban Gaji akan kurang catat sebesar Rp 250.000, dan laba bersih
akan lebih catat sebesar Rp 250.000.

Di Neraca, Utang Gaji akan kurang catat sebesar Rp 250.000 dan modal akan lebih catat.

Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah sebagai berikut:

Pengaruh jurnal umum di laporan keuangan

E: Jurnal Penyesuaian Penyusutan Peralatan

Pengertian Aset Tetap (fixed assets atau plan assets) adalah sumber daya fisik yang dimiliki dan
digunakan oleh perusahaan dan bersifat permanen dan memiliki masa kegunaan yang panjang.

Sebenarnya, aset tetap merupakan jenis beban dibayar di muka jangka panjang.
Karena sifat dan masa manfaatnya yang panjang, aset ini dibahas terpisah dari beban dibayar di
muka lainnya, seperti bahan habis pakai dan asuransi dibayar di muka.

Contoh aset tetap adalah peralatan kantor seperti meja, kursi dan komputer yang digunakan sama
dengan bahan habis pakai, yaitu untuk menghasilkan pendapatan.

Namun tidak seperti bahan habis pakai, kita tidak dapat melihat secara kasat mata terjadinya
penurunan perlatan dalam hal kuantitas/fisik.

Seiring berjalannya waktu, peralatan akan kehilangan kemampuannya untuk memberikan


manfaat bagi penggunanya.

Penurunan manfaat ini disebut penyusutan atau depresiasi (depreciation).

Semua aset tetap, kecuali TANAH akan kehilangan manfaatnya. Penurunan manfaat aset yang
dipakai untuk menghasilkan pendapatan dicatat sebagai beban.

Meskipun demikian, penurunan dalam aset tetap sulit diukur. Karena alasan ini, sebagian dari
biaya aset tetap dicatat sebagai beban setiap tahun sepanjang masa manfaatnya.

Beban periodik ini disebut beban penyusutan (depreciation expense)

Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan sama dengan ayat jurnal penyesuaian untuk
penggunaan bahan habis pakai.

dikredit karena harga perolehan aset tetap berikut akumulasi jumlah penyusutan yang telah
dicatat sejak pembeliannya biasanya dilaporkan di neraca.

Akun yang dikreditkan adalah akumulasi penyusutan (accumulated depreciation).

Akun akumulasi penyusutan disebut akun kontra (contra accounts) atau akun kontra aset (contra
asset accounts), karena akun tersebut dikurangkan dari akun aset pasangannya di neraca.

Saldo normal akun kontra adalah kebalikan dari akun yang dikuranginya. Jadi saldo normal
Akumulasi Penyusutan adalah kredit.

Sebutan yang biasa digunakan untuk aset tetap dan akun Aset Kontra Terkait, berikut ini
beberapa contohnya:

 (Aset Tetap) Tanah  –  (Aset Kontra) Tidak ada – tanah tidak disusutkan
 (Aset Tetap) Gedung – (Aset Kontra) Akumulasi Penyusutan – Gedung
 (Aset Tetap) Peralatan Kantor – (Aset Kontra) Akumulasi Penyusutan – Peralatan Kantor
Contoh soal jurnal penyesuaian 01:

Dalam contoh ini yang dijurnal adalah Peralatan Kantor. Estimasi besarnya penyusutan untuk
bulan Maret 2019 diasumsikan Rp 50.000.

Dan saldo awal akun Peralatan Kantor adalah Rp 1.800.000

Maka:

Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan aktiva adalah sebagai berikut:

(Debit) Beban Penyusutan = Rp 50.000


(Kredit) Akumulasi Penyusutan – Peralatan Kantor = Rp. 50.000

Sedangkan akun T untuk mencatat penyusutan aktiva adalah sebagai berikut:

Proses jurnal penyesuaian penyusutan peralatan

Kenaikan Rp 50.000 dalam akun akumulasi penyusutan dikurangi dari biaya Rp 1.800.000 yang
dicatat ada akun aset tetap terkait.

Selisih antara dua saldo adalah biaya Rp 1.750.000 yang belum disusutkan.

Jumlah sebesar Rp 1.750.000 disebut nilai buku aset (book value of the asset) atau nilai buku
bersih (net book value) yang disajikan di Neraca dengan urutan sebagai berikut:

= Peralatan Kantor – Dikurangi akumulasi penyusutan


= Rp 1.800.000 – Rp 50.000
= Rp 1.750.000

Perlu dicatat bahwa nilai pasar suatu aset tetap biasanya berbeda dengan nilai bukunya. Karena
penyusutan merupakan metode alokasi, bukan metode PENILAIAN.

Maksudnya adalah penyusutan mengalokasikan biaya aset tetap yang dibebankan selama
estimasi masa manfaat.
Penyusutan tidak berusaha untuk mengukur perubahan nilai pasar yang dapat berupa signifikan
dari tahun ke tahun.

Jika penyusutan sebelumnya atas penyusutan Rp 50.000 tidak dicatat,

Beban Penyusutan dalam laporan laba rugi akan kurang catat Rp 50.000, dan Laba Bersih akan
lebih catat Rp 50.000.

Sementara itu di Neraca, nilai buku peralatan kantor dan modal, akan lebih catat Rp 50.000.

Yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah seperti berikut ini:

Pengaruh jurnal penyesuaian di laporan keuangan

Contoh soal jurnal penyesuaian #2:

Estimasi penyusutan atas peralatan kantor untuk tahun berjalan adalah Rp 18.000.000. Buatlah
ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat beban penyusutan.

Jawaban soal jurnal penyesuaian:

(Debit) Beban Penyusutan = Rp 18.000.000


(Kredit) Akumulasi Penyusutan – Peralatan kantor = Rp 18.000.000

Contoh soal jurnal penyesuaian #3:

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2018, PT Sukses Mulia Jaya tidak memasukkan
ayat jurnal penyesuaian untuk:
 Pendapatan diterima di muka Rp 10.000.000 yang telah dihasilkan.
 Pendapatan diterima yang belum ditagih Rp 12.500.000
 Akruan gaji Rp 5.000.000.

Tunjukkan pengaruh seluruh kesalahan pada:

 a. Pendapatan
 b. Beban
 c. Laba Bersih untuk Tahun 2018

Jawaban soal jurnal penyesuaian:

Pendapatan kurang catat sebesar:


= Rp 10.000.000 + Rp 12.500.000 = Rp 22.500.000

Beban kurang catat sebesar Rp 5.000.000

Laba Bersih kurang catat sebesar:


= (Rp 10.000.000 + Rp 12.500.000) – Rp 5.000.000
= Rp 17.500.000

Bagaimana? Mudah ya?

dilanjutkan ya…

05. Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dari Neraca Saldo


Bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo?

Cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo adalah proses membuat jurnal penyesuaian
setelah membuat neraca saldo.

Apa tahap-tahap untuk membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo?

Ada 3 tahap untuk membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo, yaitu:

 Tahap #1: Membuat Neraca saldo


 Tahap #2: Membuat jurnal penyesuaian
 Tahap #3: Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

A. Tahap 01: Membuat Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Apa yang dimaksud dengan neraca saldo?

Neraca saldo adalah daftar saldo ekun-akun yang dibuat setelah proses pembuatan buku besar.
Perhatikan contoh neraca saldo perusahaan jasa berikut ini:

Ner
aca saldo belum disesuaikan

Cara membuat neraca saldo adalah dengan memindahkan saldo-saldo akun dari buku besar ke
form neraca saldo.

Sebenarnya apa fungsi neraca saldo?

Fungsi neraca saldo adalah untuk memeriksa proses pencatatan debit dan kredit, apakah sudah
benar atau belum?

Jadi, angka-angka pada contoh neraca saldo di atas diperoleh dari saldo akun buku besar:

 kas,
 piutang,
 piutang sewa,
 perlengkapan,
 tanah,
 hutang,
 utang gaji,
 modal,
 prive,
 pendapatan jasa,
 beban gaji,
 beban sewa,
 beban lain-lain, dan
 beban perlengkapan.

Perhatikan jumlah saldo di debit dan kredit, yaitu sebesar Rp 59.200.00. Sudah sama kan?

B. Tahap 02: Langkah Membuat Jurnal Penyesuaian

Setelah membuat neraca saldo, selanjutnya kita melakukan proses penyesuaian terhadap akun-
akun tertentu dengan cara membuat jurnal penyesuaian.

Untuk membantu memahami cara membuat jurnal penyesuaian, saya sajikan contoh berikut ini:

Misalnya ada 4 akun yang memerlukan penyesuaian, yaitu:

 Pendapatan
 Perlengkapan
 Beban sewa
 Beban gaji

Data rinci akun-akun yang memerlukan penyesuaian adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan jasa yang belum diterima sebesar Rp 500.000


2. Perlengkapan yang tersisa Rp 200.000
3. Sewa tempat setiap bulannya Rp 100.000 dan dibayar selama 2 tahun
4. Beban gaji yang belum dibayar Rp 3.000.000

Selanjutnya, kita melakukan proses penyesuaian dengan membuat ayat jurnal penyesuaian
sebagai berikut:

1. Akun Piutang dan Pendapatan Jasa


2. Akun Beban Perlengkapan dan Perlengkapan

Khusus untuk akun perlengkapan ini ada penjelasan lebih lanjut. Sebelum membuat jurnal
penyesuaian dilihat dulu saldo akun perlengkapan di neraca saldo.

Pada neraca saldo, akun perlengkapan memiliki saldo sebesar Rp 800.000, sedangkan di akhir
periode jumlah perlengkapan yang tersisa sebesar Rp 200.000, berarti jumlah perlengkapan yang
terpakai sebesar:

= Rp 800.000 – Rp. 200.000 = Rp 600.000

Sehingga bentuk jurnalnya adalah seperti di atas.

3. Akun Beban Sewa dan Piutang Sewa:

4. Akun Beban Gaji dan Gaji Terutang

Lengkap sudah empat jurnal penyesuaian untuk contoh ini.

 
C. Tahap 03: Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Setelah melakukan proses penyesuaian, selanjutnya membuat neraca saldo setelah penyesuaian
yang data-datanya akan digunakan untuk menyusun Laporan keuangan yang lengkap, yaitu:

 Laporan Laba Rugi,


 Neraca,
 Laporan Perubahan Modal,
 Laporan Arus Kas, dan
 Catatan Atas Laporan Keuangan

Dan berikut ini format lengkap neraca lajur 8 kolom yang merupakan ringkasan dari tahap #1
dan #2::

Neraca saldo setelah penyesuaian

Neraca lajur 8 kolom di atas terdiri dari:

 Nomor akun
 Nama akun
 Neraca saldo belum disesuaikan
 jurnal penyesuaian, dan
 neraca saldo setelah penyesuaian.

06. Contoh Jurnal Penyesuaian di Perusahaan


Bagaimana penerapan materi jurnal penyesuaian di perusahaan?

Berikut ini saya sajikan penggunaan jurnal penyesuaian di Microsoft.

Microsoft mengembangkan, menghasilkan, mengeluarkan lisensi, dan mendukung sejumlah


besar produk piranti lunak untuk komputer, termasuk Windows OS dan MS Office.

Ketika Microsoft menjual produk-produknya, mereka juga melakukan support terhadap produk
piranti lunaknya dengan dukungan teknis dan memberikan informasi tentang update software
secara periodik.

Hasilnya, tidak semua pendapatan diterima saat tanggal penjualan, sebagian pendapatan saat
tanggal penjualan merupakan pendapatan diterima di muka.

Bagian pendapatan yang terkait dengan jasa support, seperti informasi update dan dukungan
teknis, diterima dengan berlalunya waktu, yaitu saat jasa telah diberikan pada customer.

Jadi setiap tahun Microsoft membuat ayat jurnal penyesuaian untuk mengubah sebagian
pendapatan yang diterima di muka menjadi pendapatan.

So, jika anda ingin bekerja di perusahaan kelas dunia pun harus menguasai materi jurnal
penyesuaian 🙂
Itulah pentingnya memahami materi jurnal penyesuaian.

07. Bonus: Download Materi Jurnal Penyesuaian PDF


KHUSUS untuk anda  yang tidak sempat membaca artikel ini secara online di sini. tidak usah
angan khawatir karena saya akan memberikan semua materi jurnal penyesuaian PDF, yang
isinya antara lain:

 Pengertian jurnal Penyesuaian


 Jenis akun yang perlu disesuaikan dengan jurnal penyesuaian
 Contoh dan cara membuat jurnal penyesuaian.
 Cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo
 Contoh soal jurnal penyesuaian perusahaan jasa dan jawabannya

Semua materi tersebut dapat di-unduh serta dibaca di mana saja saat Anda senggang.

Dan berikut ini link download-nya: Jurnal Penyesuaian PDF – Super Lengkap

08. Kesimpulan
Sebagai ringkasan pembahasan materi jurnal penyesuaian dan pengaruhnya terhadap Laporan
Keuangan, saya sajikan dalam bentuk tabel berikut:
Ringkasan materi dan contoh jurnal penyesuaian

Keterangan:

Ayat jurnal penyesuaian diberi tanggal per hari terakhir periode tersebut.

Namun, karena diperlukan beberapa waktu untuk mengumpulkan informasi mengenai


penyesuaian, maka ayat jurnal penyesuaian biasanya dicatat pada tanggal setelah hari terakhir
periode akuntansi.

Setiap ayat jurnal penyesuaian didukung oleh penjelasan

Dan di akhir pembahasan materi ini, saya ingin memberikan tips jitu yang terbukti ampuh untuk
memastikan pencatatan jurnal penyesuaian adalah:

“Salah satu cara bagi akuntan untuk memastikan apakah semua penyesuaian telah dibuat
adalah dengan membandingkan penyesuaian periode berjalan dengan penyesuaian periode
sebelumnya”

https://manajemenkeuangan.net/jurnal-penyesuaian-adalah/

Memahami Penyesuaian Transaksi Akrual dan Transaksi Deferal pada Akhir


Tahun pada Entitas Pemerintah
Dalam UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara diamanatkan bahwa pendapatan dan belanja baik
dalam penganggaran maupun laporan pertanggungjawabannya diakui dan diukur dengan basis akrual
seperti yang tertuan dalam Ketentuan Peralihan dalam UU 17 Tahun 2003 pada Pasal 36 ayat (1) yang
menyatakan bahwa ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis
akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Hal tersebut ditegaskan kembali di dalam
UU 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada Pasal 70 ayat (2) yang menyebutkan bahwa
ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya pada Tahun Anggaran (TA) 2008. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan
dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.

Dalam akuntansi pemerintah pusat, basis akrual adalah adalah basis akuntansi yang mengakui
pendapatan dan beban pada saat terjadinya transaksi tanpa memperhatikan apakah kas tersebut telah
diterima di Kas Umum Negara atau dikeluarkan dari Kas Umum Negara. Apabila dilihat dari peningkatan
riil ekuitas dari suatu entitas, maka transaksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu akrual (terhutang) dan
deferal (tangguhan).

Akrual adalah suatu jumlah yang belum dihitung dan masih terutang sampai dengan akhir periode
pelaporan atau akhir tahun. Deferal artinya menunda/menangguhkan pengakuan pendapatan atau
beban pada saat laporan keuangan dibuat atau pada akhir tahun. Untuk mempermudah pemahaman
mengenai transaksi akrual dan transaksi deferal, berikut ini akan diuraikan masing-masing transaksi
tersebut beserta ilustrasinya.

1.       Pendapatan Akrual adalah pendapatan yang telah menjadi hak suatu entitas namun belum ada
penerimaan kas oleh entitas yang bersangkutan. Pada akhir periode akuntansi, pendapatan tersebut
perlu dilakukan penyesuaian. Penyesuaian dilakukan dengan mendebitkan akun piutang dan
mengkreditkan akun pendapatan. Contoh dari pendapatan akrual ini adalah PNBP yang telah ditetapkan
oleh entitas namun belum dibayar oleh wajib bayar.

Ilustrasi transaksi:

Suatu entitas dari salah satu Kementerian telah menetapkan jumlah PNBP kepada suatu wajib bayar
sebesar Rp10.000.000, yang belum diterima pembayarannya sampai pada tanggal 31 Desember 2014.
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Jurnal:
Akuntansi pemerintah pusat mencatat transaksi penyesuaian di atas dengan jurnal :

Piutang PNBP Rp10.000.000  


Pendapatan PNBP   Rp10.000.000

Buku Besar
Piutang PNBP
31 Desember 2014

Penyesuaian 10.000.000    
       
       
Jumlah 10.000.000 Jumlah 10.000.000

Buku Besar

Pendapatan PNBP

31 Desember 2014

    Penyesuaian 10.000.000
       
       
Jumlah 10.000.000 Jumlah 10.000.000

Laporan Operasional

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014

Pendapatan:  
       Pendapatan PNBP 10.000.000
Beban:  
       .... ...
Surplus/Defisit 10.000.000

Penambahan surplus di LO akan menambah ekuitas di Neraca sebagai kontra akun penambahan aset
piutang di Neraca.
 Neraca

31 Desember 2014

Aset lancar:   Hutang lancar:  


Piutang PNBP 10.000.000    
    Ekuitas Dana Lancar:  
    Ekuitas 10.000.000
Jumlah 10.000.000 Jumlah 10.000.000
 

2.       Beban akrual adalah beban yang telah menjadi kewajiban suatu entitas namun belum dilakukan
pembayaran atau pengeluaran kas dari kas Negara. Pada akhir periode akuntansi, beban tersebut perlu
disesuaikan dengan mendebit akun beban dan mengkredit akun utang. Contoh dari beban ini adalah gaji
yang belum dibayarkan dan masih terutang kepada pegawai di akhir tahun.

Ilustrasi transaksi:
Pada akhir Desember, terdapat kekurangan pembayaran gaji pegawai berdasarkan kenaikan pangkat
yang belum dibayarkan dari tanggal 1 Oktober sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp1.500.000.
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Jurnal:
Penyesuaian beban gaji pada akhir tahun 2014:

Beban Gaji Rp1.500.000  


Utang Gaji   Rp1.500.000

Buku Besar
Beban Gaji

31 Desember 2014

Penyesuaian 1.500.000    
       
    Saldo 1.500.000
Jumlah 1.500.000 Jumlah 1.500.000

 
Buku Besar

Hutang Gaji

31 Desember 2014
    Penyesuaian 1.500.000
       
Saldo 1.500.000    
Jumlah 1.500.000 Jumlah 1.500.000

Laporan Operasional

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014

Pendapatan:  
       .... ...
Beban:  
       Beban Gaji 1.500.000
Surplus/Defisit (1.500.000)

Penambahan beban di LO akan mengurangi ekuitas di Neraca sebagai penyeimbang penambahan


hutang di Neraca.

Neraca

31 Desember 2014

Aset lancar:   Hutang lancar:  


...   Hutang Gaji 1.500.000
       
    Ekuitas:  
    Ekuitas (1.500.000)
Jumlah   Jumlah  

3.       Pendapatan ditangguhkan (Deferal) adalah pendapatan yang telah diterima oleh entitas yang
bersangkutan namun barang/jasa atau prestasi yang harus diserahkan oleh entitas tersebut belum
selesai dilakukan pada periode berjalan. Akibat belum diserahkannya barang/jasa atau prestasi tersebut
oleh entitas, maka pengakuan pendapatannya ditangguhkan pada periode berikutnya. Pendapatan
ditangguhkan dikategorikan sebagai kewajiban/utang oleh suatu entitas sampai entitas menyerahkan
barang/jasa kepada pihak ketiga.

Ilustrasi transaksi:
Diterima sewa dibayar dimuka sebesar Rp36.000.000 pada 1 April 2014 atas penyewaan gedung kantor.
Jumlah tersebut merupakan pendapatan sewa untuk masa waktu 3 tahun. Pada akhir tahun 201 4 bagian
sewa yang benar-benar menjadi hak dari entitas adalah sebesar (Rp36.000.000/3) x (9/12) =
Rp9.000.000. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Jurnal:

      a.       Pengakuan pendapatan sewa pada LRA (1 April 2014):

Kas Rp36.000.000  
Pendapatan PNBP (Sewa)   Rp36.000.000

b.      Penyesuaian pendapatan sewa pada akhir tahun (31 Des 2014):

Pendapatan PNBP (Sewa) Rp27.000.000  


Pendapatan PNBP (Sewa) Diterima Dimuka   Rp27.000.000

Pendapatan yang belum menjadi bagian pendapatan tahun 2014 adalah sebesar = 36.000.000 -
(Rp36.000.000/3) x (9/12) = Rp27.000.000

Buku Besar

Pendapatan Sewa

31/12 Penyesuaian 27.000.000 1/4 Diterima kas 36.000.000


       
Saldo 9.000.000    
Jumlah 36.000.000 Jumlah 36.000.000

Buku Besar

Pendapatan Sewa Diterima Dimuka

    31/12 Diterima kas 27.000.000


       
Saldo 27.000.000    
Jumlah 27.000.000 Jumlah 27.000.000
 Neraca

31 Desember 2012

Aset lancar:   Hutang lancar:  


Kas 36.000.000 Pendapatan Sewa diterima 27.000.000
dimuka
    Ekuitas:  
    Ekuitas 9.000.000

Pengakuan pendapatan sebesar Rp9.000.000 merupakan pendapatan yang dapat diakui pada tahun
berjalan yang akan menambah surplus di LO dan selanjutnya menambah ekuitas pada neraca.

4.       Beban dibayar dimuka (Deferal) adalah beban yang telah dibayar oleh entitas yang bersangkutan namun
barang/jasa atau prestasi yang diharapkan belum diterima oleh entitas sampai akhir periode berjalan.
Akibat belum diterimanya barang/jasa atau prestasi tersebut oleh entitas, maka pengakuan bebannya
ditangguhkan pada periode berikutnya. Beban Dibayar Dimuka ini dikategorikan sebagai Aset Lancar
sampai beban tersebut dapat diakui pada periode berikutnya.

Ilustrasi transaksi:
Pembayaran sewa gedung kantor untuk 4 tahun sebesar Rp96.000.000 dilakukan pada 1 Juli 2014. Pada
31 Desember 2014, sewa dibayar dimuka yang dapat dibebankan pada tahun tersebut adalah sebesar
(Rp96.000.000/4) x 6/12 = Rp12.000.000

Jurnal:
     a.       Pembayaran belanja Sewa Gedung Kantor (1 Juli 2014):

Beban Sewa Rp96.000.000  


Kas   Rp96.000.000

b.      Penyesuaian akhir tahun Belanja Sewa (31 Des 2014):

Sewa Dibayar Dimuka Rp84.000.000  


Beban Sewa   Rp84.000.000

Beban sewa yang belum menjadi beban pada tahun 2014 adalah sebesar: Rp96.000.000 –
((96.000.000/4)x6/12)= Rp84.000.000

Buku Besar
Beban Sewa

Pembayaran 96.000.000 Penyesuian 84.000.000


       
    Saldo 12.000.000
Jumlah 96.000.000 Jumlah 96.000.000

Buku Besar

Beban Sewa Dibayar Dimuka

31/12 penyesuaian 84.000.000    


       
    Saldo 84.000.000
Jumlah 84.000.000 Jumlah 84.000.000

Neraca

31 Desember 2012

Aset lancar:      
Kas (96.000.000)    
Sewa dibayar dimuka 84.000.000 Ekuitas:  
    Ekuitas (12.000.000)

Pengakuan beban sebesar Rp12.000.000, merupakan beban yang dapat diakui pada tahun berjalan yang
akan mengurangi surplus di LO dan selanjutnya mengurangi ekuitas pada neraca.

Dari uraian di atas, secara sederhana gambaran penyesuaian transaksi akrual dan transaksi deferal pada
akhir tahun dapat dilihat seperti di bawah ini:

Transaksi Akrual
Akun 20x1 (tahun berjalan) 20x2
Pendapatan Penyesuaian Akrual  

 
Beban Penyesuaian Akrual  

 
   Penyesuaian pendapatan maupun beban akrual pada akhir tahun ditujukan untuk menyesuaian 
pendapatan atau beban yang belum diterima maupun belum dikeluarkan oleh entitas namun telah
menjadi hak ataupun kewajiban dari entitas yang bersangkutan.

Transaksi Deferal
Akun 20x1 (tahun berjalan) 20x2
Pendapatan Diterima   Penyesuaian Deferal  
Dimuka
Beban Dibayar   Penyesuaian Deferal  
Dimuka

Penyesuaian pendapatan maupun beban deferal pada akhir tahun ditujukan untuk menyesuaian
pendapatan atau beban yang telah diterima maupun telah dikeluarkan oleh entitas namun belum
menjadi hak ataupun kewajiban dari entitas yang bersangkutan.

http://joniafandi-joniafandi.blogspot.com/2014/10/memahami-penyesuaian-transaksi-akrual.html

Anda mungkin juga menyukai