1,5 & 6 (Pengantar AK)
1,5 & 6 (Pengantar AK)
1,5 & 6 (Pengantar AK)
Asumsi time period adalah asumsi dimana masa waktu ekonomis suatu usaha dapat dibagi menjadi
periode-periode waktu. Periode akuntansi biasanya dalam bulanan, tiga bulanan, dan tahunan. Cash
basis adalah suatu basis dimana pendapatan diakui pada saat uang diterima dan biaya diakui pada saat
kas keluar. Accrual basis (revenue recognition) adalah suatu basis dimana pendapatan dan biaya diakui
pada saat pendapatan atau biaya tersebut terjadi, bukan pada saat diterima atau keluarnya kas. Prinsip
matching adalah prinsip dimana pendapatan disejajarkan dengan biaya yang keluar untuk mendapatkan
pendapatan tersebut. Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Memperoleh Pendapatan Pendapatan Yang
Diterima Offset Hubungan antara revenue dan expense recognition pada GAAP Time Period Assumption
Revenue Recognition Principle Matching Principle Ada 2 tipe penyesuaian, yaitu: 1. Prepayment, dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu: a. Prepaid expense Biaya yang dibayar secara kas dimana biaya tersebut belum
digunakan atau dikonsumsi. Kasus seperti ini akan dicatat sebagai asset. b. Unearned revenue Kas yang
diterima dimana kewajiban belum dilakukan atau belum selesai. Kasus seperti ini akan dicatat sebagai
liabilities (kewajiban).
https://slideplayer.info/slide/11983407/
Asumsi dasar akuntansi ini harus benar-benar diperhatikan dan sangat bermanfaat saat
menyusun Laporan Keuangan.
Tujuannya adalah agar Laporan Keuangan yang kita sajikan akurat dan bisa
dipertanggungjawabkan.
Ada asumsi-asumsi dasar tertentu yang digunakan untuk menyusun prinsip akuntansi.
Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan di mana akuntansi itu dilaksanakan.
***
Atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya
atau dari kesatuan usaha yang lain.
Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik .
Dengan anggapan seperti ini maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-
transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan laporan dibuat untuk
perusahaan tadi.
Asumsi dasar akuntansi yang kedua adalah kontinuitas usaha. Konsep ini menganggap bahwa
suatu perusahaan akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa
yang akan datang.
Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan ada tersedia cukup waktu bagi
suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian.
Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang
didasarkan pada konsep ini.
Jadi bila tidak terdapat bukti yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti
usahanya maka kesatuan usaha itu harus dipandang akan hidup terus.
Tapi bila terdapat bukti yang jelas bahwa suatu perusahaan umurnya terbatas, misalnya dalam
hal joint venture, maka anggapan kontinuitas usaha ini tidak lagi digunakan.
Asumsi dasar akuntansi yang ketiga adalah menggunakan unit moneter dalam pencatatan
akuntansi.
Beberapa transaski yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan
ukuran unit fisik atau waktu.
Tapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama sehingga
akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan.
Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam
catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu.
Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri.
Perencanaan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat terjadinya suatu
transaksi disebut pencatatan yang didasarkan ada biaya historis.
Asumis dasar akuntansi ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter
yang dipakai adalah stabil dari perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan
mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian.
Namun jika terjadi perubahan daya beli yang besar (terutama dalam keadaan inflasi) maka
laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya historis akan memberikan gambaran
yang tidak sesuai dengan keadaan dan dengan demikian kegunaannya akan berkurang.
Untuk mengetahui jenis laporan keuangan sebaiknya baca juga : Inilah 4 Jenis Laporan
Keuangan yang Perlu Dibuat untuk Usaha Anda
Asumsi #4. Tepat Waktu (Time Period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume
dan laba yang berbeda.
Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu di
mana dibuat laporan-laporan keuangan.
Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya. Agar berguna bagi manajemen,
pemilik dan kreditur.
Oleh karena itu harus dilakukan alokasi ke periode-periode untuk transaksi-transaksi yang
mempengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran-taksiran.
Selisih antara jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti,
akan diserap oleh periode berikutnya.
Tapi jika selisih itu jumlahnya cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan
periode berikutnya maka akan dilakukan penyesuain terhadap laporan keuangan.
https://manajemenkeuangan.net/inilah-4-asumsi-dasar-akuntansi-yang-perlu-diketahui-saat-menyusun-
laporan-keuangan/
Contoh Jurnal Penyesuaian Pendapatan
Diterima Dimuka
Ridwan Firmansyah
Komentar
Jurnal penyesuaian merupakan proses penyesuaian tentang catatan atau fakta yang
sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan
data dari neraca saldo dan data (informasi) penyesuaian akhir periode. Jurnal
penyesuaian yaitu jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo dalam
beberapa akun sehingga saldo mencerminkan jumlah saldo yang sebenarnya.
1. Pendekatan neraca/harta
2. Pendekatan laba rugi/pendapatan
Diterima pendapatan sewa gedung untuk 2 tahun (1 Febuari 2016 – 1 Januari 2018)
sebesar 20.000.000 dan dicatat menggunakan pendekatan Hutang/ Neraca dan
pendekatan Pendapatan/ Laba Rugi beserta Jurnalnya.
Jurnal Umum :
Saat penyesuaian
Saat penyesuaian
Pada tanggal 6 Juli 2016, Riandi membayar sewa ruko selama 1 tahun sebesar
Rp6.000.000,00.
Jurnal tanggal 6 Juli 2016 adalah sebagai berikut (menggunakan pendekatan laba rugi)
Pada waktu tutup buku tanggal 6 Desember 2017, jurnal penyesuaiannya adalah
sebagai berikut.
Penjelasan :
Pada tanggal 6 Agustus 2016 pemilik ruko menerima uang sebesar Rp. 6.000.000,00,
tetapi belum sepenuhnya menjadi hak pemilik ruko, karena sewa tersebut untuk satu
tahun, bukan satu bulan. Karena pemilik kios sudah menerima secara tunai, beliau
mencatat Kas Rp6.000.000 (D) pada Pendapatan diterima di muka Rp. 6.000.000 (K).
Jika kita memakai dasar aktual, pendapatan diakui jika sudah menjadi haknya. Dalam
contoh tersebut, hingga akhir periode akuntansi tanggal 6 Desember 2016 yang
menjadi hak pemilik ruko 5 bulan, yaitu Rp. 2.500.000 (5/12 x Rp. 6.000.000= Rp.
2.500.000).
Adapaun Pendapatan diterima di muka atau unearned revenues merupakan
pendapatan yang jasanya belum dimanfaatkan atau barangnya belum diberikan kepada
pembeli, namun sudah diterima pembayarannya dari pembeli.
Bapak Andri memiliki sebuah ruangan kosong yang disewakan kepada penjual mie
ayam bakso. Sesuai kesepakatan ruangan tersebut disewa dari Januari 2018 sampai
Juni 2018 dengan harga Rp6.000.000,00 (untuk enam bulan, jadi, sewa per bulan
sebesar Rp1.000.000,00). Pada saat transaksi terjadi, Januari 2018, maka jurnalnya
adalah:
sifat dari sewa diterima di muka disini sama seperti kewajiban/utang bagi Bapak Musa.
Mengapa?
Karena Tukang Bakso belum memanfaatkan semua hak nya selama enam bulan untuk
menempati ruangan kosong, sementara Bapak Musa sudah menerima pembayaran
penuh untuk masa sewa selama enam bulan).
Seandainya, masa akhir pelaporan pembukuan adalah 30 April 2018, maka ayat jurnal
penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
https://www.beecloud.id/contoh-jurnal-penyesuaian-pendapatan-diterima-dimuka/
Pendapatan diterima di muka dan biaya dibayar di muka adalah rekening-rekening yang perlu
dibuat jurnal penyesuaian di akhir periode.
Kedua transaksi ini adalah transaksi yang sering terjadi, baik di perusahaan dagang, jasa, dan
manufaktur.
Oleh karena itu perlu dibahas agar tidak terjadi kekeliruan dalam menyajikan laporan keuangan.
Sekali salah dalam melakukan analisis transaksi yang memerlukan penyesuaian akan berdampak
pada salah saji di Neraca dan Laporan Laba Rugi.
Untuk memudahkan dalam memahami pengertian jurnal penyesuaian, maka pembahasan akan
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
Bagian kedua, membahas tentang Biaya Dibayar di Muka juga dengan contoh serta ayat jurnal
penyesuaian-nya.
Dan bila anda ingin tahu contoh lain dari jurnal penyesuaian perusahaan dagang, anda bisa
membacanya di artikel Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagang.
Untuk lebih jelasnya, yuk ditela’ah satu persatu…
Pendapatan diterima di muka adalah penerimaan dari pendapatan tapi bukan merupakan
pendapatan untuk periode tersebut.
Atau dengan kata lain merupakan pendapatan periode yang akan datang yang diterima dalam
periode sekarang.
Istilah umumnya ‘terima uang dulu’ entah itu sebagai ‘panjer’, ‘tanda jadi’, atau ‘bayar dulu,
barangnya kemudian’.
Penerimaan dana dengan model yang seperti itu tidak dapat diakui sebagai pendapatan periode
sekarang.
Kok bisa? Agar lebih jelas, yuk ikuti pembahasan contoh-contoh berikut ini…
Misalnya: pada tanggal 01 Nopember 2017 diterima uang sewa sebesar Rp. 600.000 untuk
jangka waktu satu tahun dimulai pada tanggal 01 Nopember 2017.
Karena jangka waktu satu tahun itu yang dua bulan masuk dalam tahun 2017 dan yang 10 bulan
masuk tahun 2018, maka pendapatan sewanya juga harus dibagi untuk tahun 2017 dan 2018.
Bila penerimaan uang sewa pada tanggal 01 Nopember 2017 dicatat dalam rekening Pendapatan
Sewa maka jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut :
Pada tanggal 2 Januari 2018 akan dibuat jurnal penyesuaian kembali untuk mengembalikan sewa
dibayar di muka Rp. 500.000 ke rekening Pendapatan Sewa.
Hal ini dilakukan karena penerimaan sewa tahun berikutnya akan dicatat dalam rekening
Pendapatan Sewa.
Jurnal penyesuaian kembali tanggal 02 Januari 2016 sebagai berikut :
Untuk urut-urutan pencatatan di atas bisa dilihat dalam rekening berikut ini :
Keterangan :
Jurnal Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian Kembali
Bila penerimaan uang sewa pada tanggal 01 Nopember 2015 dicatat dalam rekening Sewa
Diterima Di Muka, maka jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
sebagai berikut :
Pada tanggal 02 Januari 2016 tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian kembali karena penerimaan
yang belum diakui sebagai pendapatan masih tercantum dalam rekening Sewa Diterima di Muka.
Hal ini akan berlaku juga untuk tahun 2016 di mana penerimaan uang sewa berikutnya akan
dicatat dalam rekening Sewa Diterima Di Muka.
Jurnal penyesuaian
Contoh paling gampang adalah biaya iklan yang dibayarkan dulu sebelum iklan ditayangkan,
oleh karena itu kita juga harus paham tentang pengertian biaya iklan tersebut.
Bagaimana pengaruh terhadap dana dan hasil dari iklan tersebut, sehingga tidak akan
mengganggu roda aktivitas perusahaan karena kekurangan dana.
Biaya dibayar di muka ini sering timbul bila perusahaan membayar biaya-biaya untuk beberapa
periode sekaligus.
Sehingga dari jumlah pengeluaran tadi sebagian akan menjadi beban period itu dan sebagian lagi
akan dibebankan pada periode mendatang.
Pada waktu terjadinya pengeluaran kas, pencatatan bisa dilakukan dengan mendebit rekening
Biaya atau rekening Aktiva.
Oleh karena itu tidak semua pengeluaran itu menjadi biaya, maka perlu diadakan penyesuaian
agar sebagian pengeluaran tadi bisa dibebankan sebagai biaya dan sebagian lagi merupakan
aktiva yaitu biaya dibayar dimuka.
Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk biaya dibayar di muka akan tergantung kepada rekening
yang digunakan untuk mencatat pengeluaran biaya tersebut.
Polis asuransi berjangka waktu satu tahun mulai 01 April 2015 dengan premi sebesar Rp.
480.000.
Karena jangka waktu asuransi selama 12 bulan maka premi asuransi bulanan dapat dihitung
sebagai berikut :
Pada tanggal 01 Januari 2016 akan dibuat jurnal penyesuaian kembali sebagai berikut :
Jurnal penyesuaian kembali ini dibuat agar biaya asuransi yang sudah dibayar tetap dicatat dalam
rekening yang sama seperti pada tanggal 01 April 2016, yaitu rekening Biaya Asuransi.
Jurnal Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian Kembali
Pada tanggal 01 April 2015 premi yang dibayar dicatat dalam rekening Biaya Asuransi dan pada
tanggal 2 Januari 2015 biaya yang belum dibebankan sebesar Rp. 120.000 kembali dicatat dalam
rekening Biaya Asuransi.
Bila pembayaran premi asuransi pada tanggal 01 April 2015 sebesar Rp. 480.000 dicatat dalam
rekening aktiva (biaya dibayar di muka) maka jurnal penyesuaiannya sebagai berikut :
Pada tanggal 2 Januari 2016 tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian kembali karena biaya asuransi
yang belum dibebankan sebesar Rp. 120.000 masih dicatat dalam rekening Asuransi Dibayar di
Muka.
Jurnal Penyesuaian
Dari urut-urutan di atas dapat dilihat bahwa pencatatan premi yang dibayar tanggal 01 April
2015 adalah sama dengan pencatatan jumlah premi yang akan dibebankan dalam periode tahun
2016.
Pencatatannya dalam rekening Asuransi Dibayar Di Muka, sehingga tidak perlu dibuatkan jurnal
penyesuaian kembali.
Hal ini akan berlaku untuk tahun berikutnya karena setiap pembayaran premi asuransi akan
dicatat dalam rekening Asuransi Dibayar Di Muka.
Bila Anda ingin mengetahui contoh-contoh jurnal penyesuaian lainnya, langsung saja ke: 7+
Contoh Jurnal Penyesuaian Transaksi Bisnis.
03. Kesimpulan
Sebagaimana kita pahami bahwa tidak semua transaksi akuntansi bisa dicatat saat terjadinya
tanpa ada pencatatan untuk penyesuaian.
Nah, inilah perlunya menggunakan jurnal penyesuaian untuk melakukan proses penyesuaian
terhadap beberapa transaksi akuntansi.
Seperti pencatatan terhadap transaksi pendapatan diterima di muka dan biaya dibayar di muka.
Dari contoh-contoh yang telah diberikan di atas, saya yakin anda bisa menerapakan untuk kasus-
kasus lain yang sejenis di pekerjaan dan bisnis anda.
Dan bila Anda tidak mau ribet dalam membuat dan menata sistem akuntansi keuangan usaha
Anda, manfaatkan saja SOP dengan Accounting Tools Sederhana yang mudah digunakan dan
powerful.
https://manajemenkeuangan.net/bagaimana-cara-membuat-jurnal-penyesuaian-pendapatan-diterima-
di-muka-dan-biaya-dibayar-di-muka/
Share
Ayat jurnal penyesuaian (adjusting journal entry) adalah ayat jurnal yang
dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo rekening yang ada di neraca saldo
menjadi saldo yang “sebenarnya” sampai dengan akhir periode akuntansi.
Adapun tujuan dari penulisan ayat jurnal penyesuaian ini adalah untuk
mengoreksi perkiraan-perkiraan yang ada sehingga mencerminkan
keadaan aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang sebenarnya.
Macam-Macam Penyesuaian
Pada umumnya ada 2 macam penyebab suatu transaksi memerlukan
penyesuaian yaitu:
Debit Kredit
Kas – Rp1.200.00
0
Debit Kredit
Asuransi dibayar di – Rp
muka 1.000.000
Debit Kredit
Biaya Rp1.200.00 –
asuransi 0
Kas – Rp1.200.00
0
AJP (31/12/2017)
Debit Kredit
Debit Kredit
Kas Rp3.000.00 –
0
AJP (31/12/2017)
Debit Kredit
Pendapatan – Rp750.00
sewa 0
Debit Kredit
Kas Rp3.000.00 –
0
Pendapatan – Rp3.000.00
sewa 0
AJP (31/12/2017)
Debet Kredit
AJP (31/12/2017)
Debit Kredit
Utang – Rp300.00
gaji 0
AJP (31/12/2017)
Debit Kredit
Pendapatan – Rp240.00
bunga 0
AJP (31/12/2017)
Debit Kredit
6. Kerugian Piutang
Saldo piutang perusahaan Rp1.000.000 diperkirakan 10% tidak bisa ditagih
AJP (31/12/2017)
Debit Kredit
Kerugian piutang Rp –
100.000
Cadangan kerugian – Rp
piutang 100.000
AJP (31/12/2017)
Debit Kredit
Cadangan – Rp200.00
perlengkapan 0
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-contoh-pencatatan-ayat-jurnal-penyesuaian-untuk-perusahaan-
jasa/
Contents [hide]
Cara Membuat Jurnal Penyesuaia – Jurnal penyesuaian ini dipakai untuk mencatat seluruh
transaksi yang telah terjadi akan tetapi belum dicatat. Dan juga digunakanya ayat jurnal
penyesuaian ini untuk mencatat transaksi yanng telah dicatat akan tetapi memerlukan koreksi
supaya nilainya bisa sesuai dengan keadaaan yanng sesungguhnya pada akhir periode.
Baik itu jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa atau perusahaan dagang dibuat di akhir
periode akuntansi. soal jurnal penyesuaian perusahaan dibuat unntuk transaksi-transaksi seperti
dibawah ini.
Sedankan menurut pakar lainya menyatakan bahwa jurnal penyesuaian ini dibuat guna
menyesuaiakan nilai akun-akun untuk setiap buku besar yang pada sekarang belum
memperlihatkan saldo yang sebenarnya.
Tahukan anda akun apa saja yang memerlukan jurnal penyesuaian? coba anda baca 9 akun yang
memerlukan penyesuaian
Melalaui konsep periode akuntansi (accounting period concept) pegawai bagian accounting
wajib menentukann pada periode mana beban dan pendapatan perusahaan yang seharunya di
laporkan.
Agar bisa menentukan periode yang pas ia mengacu pada prinsip akuntansi berterima umum
(PABU), dalam bahasa inggrisnya dikenal generally accepted accounting principles (GAAP)
yang mewajibkan pemakaian akuntansi berbasis akrual.
Konsep Jurnal Penyesuaian
Jika didalam akuntansi berbasis akrual pendapatan akan dicatat dalam laporan laba rugi pada
periode ketika pendapatan tersebut diperoleh. Misalnya seperti ini, pendapatan yang dialporkan
ketika jasa diberikann kepada pelanggan. Kas yang sudah atau belum diterima dari pelanggan
selama periode tersebut.
Seluruh konsep akuntansi yang mendukunng pencatatan pendapatan seperti ini disebut juga
konsep pengukuran pendapatan (revanue recogition concept).
Contohnya yakni, pendapatan mulai dilaporkan ketika jasa telah diberikan kepada pelanggan.
Kas yang telah atau masih belum diterima dari pelanggan selama periode tersebut. Didalam
akuntansi berbasai akrual, beban akan dilaporkan pada periode yang sama dengan pendapatan
yanng terkait dengan beban tersebut.
Misalnya seperti ini, gaji karyaawan dilaporkan sebagai beban pada periode ketika karyawan
menyediakan jasa untuk pelanggan, yang tidak semestinya harus sama waktunya dengan saat
gaji yang dibayarkan.
Walaupun PABU mewajibkan pemakaian akuntansi berbasis akrual, masih ada beberapa
perusahaan yang memakai akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting). Dan pada akuntansi
berbasis kas, beban dan pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode saat kas
didapat atau dikeluarkan.
Cash Accrual
Misalnya seperti ini, pendapatan dilaporkan pada saat kas diterima dari klien, sementara itu gaji
dialaporkan ketika kas dibayarkan kepada karyawan. Laba bersih atau rugi bersih ialah sebuah
selisih antara pembayaran kas (beban) dan penerimaan kas (pendapatan).
Sedangkan untuk perusahaan dagang atau perusahaan jasa yanng berskala kecil bisa memakai
akuntansi berbasis kas sebab mereka mempunnyai sedikit utang dan piutang. Contohnya dokter,
pengacara serta rumah makan juga sering memakai basis kas.
Pada dasarnya untuk membuat jurnal penyesuaian tidak sulit kok, akan tetapi yang perlu anda
garis bawahi ialah mengetahui perilaku transaksi yang terjadi. Serta bisa mengetahui aturan
debet kredit dalam akuntansi juga sangatlah penting sebagai acuan dasar ketika akan menysusun
ayat jurnal pennyesuaian ini.
Acapkali perusahaan sudah membayar beban untuk beberapa periode mendatang, dimana beban
ini dikenal sebagai beba dibayar dimuka. Maka, jika anda menemukan beban yang seharunya
dibayarkan pada periode mendatang, maka wajib dihitung beban mana yang seharunya
dialporkan pada periode yang berkalitan(saat ini).
Contoh Kasus
Neraca saldo akun asuransi memperlihatkan nilai Rp 3.600.000 dan pada akhir periode informasi saldo
akun memperlihatkan saldo yang tersisa sebanyak Rp 3.000.000. artinya premi asuransi yang telah
menjadi beban ialah Rp 3.600.000 – Rp 3.000.000 = Rp 600.000 (yang seharunya diakui sebagai beban
asuransi dan mengurangi dibayar dimukan).
Contoh Kasus
Pada saldo akun sewa dibayar dimuka sebanyak Rp 19.200.000 tidak memperlihatkan keadaan yang
sesunggunya, sebab sudah membayar sewa sejumlah Rp 3.200.000. maka beban sewa bertambah
sedangkan sewa dibayar dimuka menjadi berkurang sejumlah Rp 3.200.000.
Piutang pendapatan ialah apabila suatu pendapatan telah menjadi hak perusahaan akan tetapi
belum diterima, maka hak tersebut wajib dicatat sebagai pendapatan pada periode tersebut.
Contoh Kasus
Perusaah sudah menyelesaikan pekerjaan dengan jumlah yang akan diperoleh Rp 550.000. jumlah itu
belumlah termasuk yang ada pada neraca saldo senilai Rp 15.600.000 (piutang pendapatan
perusahaan). Sehingga dicatat untuk mencatat piutang pendapatan serta pendapatan jasa sebanyak Rp
16.150.000
Untuk pendapatan diterima dimuka tidak dapat dicatat sebagai pendapatan, akan tetapi sebagai
utang, karena perusahaan belum merealisasikan pendapatan tersebut untuk apa maka belum
menjadi hak perusahaan.
Contoh Kasus
Pada saldo pendapatan diterima dimuka bernilai Rp 10.000.000. hingga akhir periode perusahaan baru
akan mengerjakan sebesar Rp 2.600.000. maka akan dicatat sebagai pendapatan sewa bertambah
sedangkan pendatapatan diterima dimuka menjadi berkurang sebanyak Rp 2.600.000. dengan begitu
masih ada Rp 7.400.000 sebagai utang pendapatan perusahaan.
5. Penyusutan Peralatan
Penyusutan peralatan wajib dicatat untuk pengakuan depresiasi atau beban penyusutan oleh
pihak perusahaan.
Contoh Kasus
Definisi perlengkapan merupakan bahan-bahan yang dibeli demi kepentingan operasi suatu
perusahaan dan bukan untuk dijual kembali. Dan juga perusahaan wajib mencatat pemakaian
perlengkapann atau dengan melakukan perhitungan fisik mengenai jumlah perlengkapan yang
sudah terpakai atau masih terdapat sisa.
Contoh Kasus
Pada neraca saldo, saldo akun dari perlengkapan senilai Rp 4.400.000. di akhir periode informasi
memperlihatkan perlengkapan yang masih tersisa sebanyak Rp 2.700.000. artinya perusahaan sudah
melakukan pemakaian perlengkapan senilai Rp 4.400.000 – Rp 2.700.000 = Rp 1.700.000. maka dicatat
menambah beban perlengkapan serta mengurangi perlengkapan senilai Rp 1.700.000
https://khanfarkhan.com/jurnal-penyesuaian-dan-contoh-soal/
Jurnal Penyesuaian adalah jurnal akuntansi yang digunakan untuk melakukan proses
penyesuaian terhadap pos atau transaksi-transaksi tertentu dalam proses penyusunan laporan
keuangan.
Jurnal penyesuaian digunakan oleh perusahaan dagang, jasa, manufaktur dan entitas lainnya,
termasuk yayasan, sekolah, NGO/LSM, dan lembaga pengelola zakat.
01. Konsep Dasar Jurnal Penyesuaian
Konsep dasar jurnal penyesuaian adalah konsep dasar akuntansi yang digunakan sebagai
landasan pembuatan jurnal penyesuaian.
Ketika seorang pegawai bagian accounting menyiapkan laporan keuangan, ia berasumsi bahwa
masa ekonomis perusahaan dapat dibagi-bagi dalam periode waktu.
Dengan menggunakan konsep periode akuntansi (accounting period concept) pegawai bagian
accounting harus menentukan pada periode mana pendapatan dan beban perusahaan seharusnya
dilaporkan?
Untuk menentukan periode yang tepat ia mengacu pada prinsip akuntansi berterima umum
(PABU), dalam bahasa Inggris disebut generally accepted accounting principles (GAAP) yang
mengharuskan penggunaan akuntansi berbasis akrual.
Ada 2 konsep akuntansi dasar berkaitan dengan jurnal penyesuaian, yaitu:
Dalam akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting) pendapatan dicatat dalam laporan
laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan.
Sebagai contoh, pendapatan dilaporkan saat jasa telah diberikan kepada pelanggan. Kas yang
telah atau belum diterima dari pelanggan selama periode itu.
Konsep akuntansi yang mendukung pencatatan pendapatan seperti ini, disebut konsep
pengukuran pendapatan (revenue recognition concept).
Konsep pengukuran pendapatan adalah konsep akuntansi berbasis akrual di mana beban
dilaporkan pada periode yang sama dengan pendapatan yang terkait dengan beban tersebut.
Sebagai contoh:
Gaji karyawan dilaporkan sebagai beban pada periode saat karyawan menyediakan jasa untuk
pelanggan, yang tidak harus sama waktunya dengan saat gaji dibayarkan.
Prinsip akuntansi yang mendukung konsep ini adalah prinsip pemadanan (matching concept),
atau prinsip pemadanan (matching principle).
Dengan memadankan pendapatan dengan bebannya, laba rugi bersih untuk periode tersebut akan
dilaporkan dengan benar dalam laporan laba rugi.
Dalam konsep akuntansi berbasis kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba rugi
pada periode ketika kas diterima atau dikeluarkan.
Sebagai contoh, pendapatan dilaporkan ketika kas diterima dari klien, sementara gaji dilaporkan
saat kas dibayarkan kepada karyawan.
Laba bersih atau rugi bersih adalah selisih antara penerimaan kas (pendapatan) dan pembayaran
kas (beban).
Perusahaan jasa atau perusahaan dagang berskala kecil dapat menggunakan akuntansi berbasis
kas karena mereka memiliki sedikit piutang dan utang.
Sebagai contoh, dokter, pengacara dan rumah makan sering menggunakan basis kas.
Bagi mereka, basis kas akan menghasilkan laporan keuangan yang sama dengan laporan yang
disiapkan menggunakan basis akrual.
Namun, bagi kebanyakan perusahaan besar, konsep akuntansi berbasis kas tidak akan
menghasilkan laporan keuangan yang akurat untuk memenuhi kebutuhan para pengguna.
Jurnal penyesuaian adalah jurnal akuntansi yang digunakan untuk melakukan proses
pemutakhiran akun-akun tertentu sebelum dilakukan proses penyusunan laporan keuangan.
Mengapa perlu pemutakhiran akun atau pos-pos transaksi?
Begini penjelasannya….
Pada akhir periode akuntansi, banyak saldo akun di buku besar yang dapat dilaporkan tanpa
perubahan apa pun dalam laporan keuangan.
Sebagai contoh, saldo akun kas dan akun aktiva tetap tanah, biasanya jumlah yang dilaporkan di
neraca adalah sama dengan saldo di buku besar.
Namun demikian, dalam prinsip akuntansi berbasis akrual, beberapa akun dalam buku besar
memerlukan pemutakhiran (updating).
Saya sajikan contoh berikut ini untuk menjelaskan fungsi jurnal penyesuaian:
Saldo akun beban habis pakai (supplies) yang meliputi kertas, ballpoint, tinta printer dan
sejenisnya, biasanya mencerminkan biaya bahan habis pakai pada awal periode ditambah biaya
beban habis pakai yang dibeli selama periode tersebut.
Untuk mencatat penggunaan bahan habis pakai harian akan memerlukan banyak ayat jurnal
dengan jumlah yang kecil-kecil.
Selain itu, jumlah nilai bahan habis pakai umumnya relatif lebih kecil dibandingkan aset lainnya.
Sehingga untuk mencatat penggunaan bahan habis pakai dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Caranya dengan menghitung jumlah saldo awal dikurangi dengan saldo akhir periode.
Maka ketemulah jumlah bahan habis pakai yang digunakan. Untuk mencatat jumlah penggunaan
bahan habis pakai ini digunakan jurnal penyesuaian.
Di mana akun beban bahan habis pakai dicatat di sisi DEBIT, sedangkan lawannya akun bahan
habis pakai dicatat di sisi KREDIT.
Jadi, bila tidak dilakukan pemutakhiran akun, maka akan terjadi LEBIH catat atau KURANG
catat.
Akibatnya laporan keuangan menjadi kurang akurat, karena ada akun-akun yang dicatat tidak
pada kondisi riil.
Itulah fungsi jurnal penyesuaian!
Dan melengkapi penjelasan mengenai pengertian Jurnal Penyesuaian, berikut saya sajikan
sebuah video singkat…
Pengertian Beban dibayar di muka adalah pos yang awalnya dicatat sebagai aset karena karena
kasnya telah dibayarkan, padahal jasa atau barangnya belum diterima.
Beban dibayar di muka disebut juga beban yang ditangguhkan (deferred expenses).
Aset ini kemudian berubah menjadi beban dengan berlalunya waktu atau melalui operasi normal
usaha. Proses penyesuaiannya dengan menggunakan jurnal biaya dibayar di muka.
Bahan habis pakai dan asuransi dibayar di muka adalah dua contoh beban dibayar di muka yang
memerlukan jurnal penyesuaian asuransi dibayar dimuka pada akhir periode akuntansi.
Contoh lain adalah iklan yang dibayar di muka dan bunga dibayar di muka.
Pengertian pendapatan diterima di muka adalah pos yang awalnya dicatat sebagai kewajiban.
Karena kasnya telah diterima di muka padahal jasa atau barangnya belum diberikan kepada
pelanggan.
Pendapatan diterima di muka disebut juga pendapatan yang ditangguhkan (deferred revenue).
Kewajiban ini kemudian berubah menjadi pendapatan seiring dengan berlalunya waktu atau
melalui operasi normal usaha.
“Beban dibayar di muka dan pendapatan diterima di muka timbul dari transaksi yang
melibatkan penerimaan atau pembayaran kas”
Dalam hal ini, pencatatan beban atau pendapatan terkait, ditangguhkan sampai akhir periode atau
ke periode mendatang.
Pengertian Piutang Pendapatan adalah pendapatan yang telah dihasilkan, tapi belum dicatat di
akun pendapatan.
Piutang Pendapatan disebut juga dengan akruan aset (accrued assets) atau akruan pendapatan.
Contohnya adalah imbalan atas jasa yang telah diberikan seorang pengacara, namun belum
ditagihkan ke kliennya pada akhir periode.
Contoh lain meliputi piutang bunga atas pemberian pinjaman kepada pihak lain dan piutang sewa
atas bangunan yang disewakan kepada orang lain.
02. Beban Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)
Pengertian Beban yang Masih Harus Dibayar adalah beban yang telah terjadi, tapi belum dicatat
di akun beban.
Beban yang masih harus dibayar disebut juga akruan kewajiban (accrued liabilities) atau akruan
beban.
Contohnya adalah utang gaji karyawan pada akhir periode. Contoh lain adalah utang bunga atas
pinjaman bank dan utang pajak.
Dari pengertian dua akun piutang pendapatan dan beban yang harus dibayar, dapat ditarik sebuah
kesimpulan sederhana bahwa piutang pendapatan timbul dari pendapatan yang belum dicatat,
tapi telah dihasilkan.
Sedangkan beban yang masih harus dibayar timbul dari beban yang belum dicatat, tapi telah
terjadi.
04. Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contoh
Cara membuat jurnal penyesuaian adalah dengan menganalisis dan mengidentifikasi jenis
transaksi yang terjadi, kemudian lakukan pencatatan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Agar lebih jelas, saya sajikan cara membuat jurnal penyesuaian untuk tiap jenis akun
penyesuaian berikut ini:
Berikut ini saya sajikan 2 contoh dan cara membuat jurnal penyesuaian perusahaan jasa untuk
akun beban dibayar di muka:
PT Anak Zaman Now membeli bahan habis pakai (supplies) sebesar Rp 1.350.000.
Atas transaksi ini perusahaan membuat catatan jurnal sebagai berikut:
PT Anak Zaman Now menghitung sisa bahan habis pakai yang telah digunakan, dan ternyata
jumlah sisa bahan habis pakai sebesar Rp 550.000
Untuk meng-update kondisi tanggal 31 Januari 2019, maka dibuat jurnal penyesuaian seperti
berikut ini:
Untuk lebih memudahkan pemahaman kita terhadap transaksi-transaksi di atas, mari dilihat akun
Bahan Habis Pakai di BUKU BESAR:
Saldo akun beban bahan habis pakai adalah sebesar bahan habis pakai yang digunakan di bulan
Januari 2019, yakni sebesar Rp 800.000.
Akun Bahan habis pakai di Buku besar nilainya sama dengan jumlah sisa pemakaian, yaitu
sebesar Rp 550.000
Pada contoh jurnal penyesuaian yang kedua ini merupakan kelanjutan dari contoh #1.
Diasumsikan pada tanggal 28 Februari 2019, jumlah sisa bahan habis pakai sebesar Rp 760.000.
Bahan habis pakai yang tersedia selama Februari 2019 (saldo akun) = Rp 2.000.000
Kenaikan dalam akun beban dicatat sebagai debit dan penurunan dalam akun aset dicatat sebagai
kredit.
Pada akhir bulan Februari 2019 akun Beban Habis Pakai seharusnya di-debit Rp 1.240.000.
Dan akun Bahan Habis Pakai di-kredit Rp 1.240.000 untuk mencatat pemakaian selama bulan
Februari.
Ayat jurnal penyesuaian untuk Beban Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai adalah sebagai
berikut:
Sedangkan akun T untuk Beban Habis Pakai dan Bahan Habis Pakai adalah sebagai berikut:
Perhatikan akun T di atas, setelah penyesuaian dicatat dan diposting, akun Bahan Habis Pakai
memiliki saldo debit Rp 760.000.
Perhatikan contoh saldo Akun Sewa diterima di muka PT Berkah Jaya tanggal 28 Februari 2019
berikut ini:
Saldo ini mencerminkan penerimaan sewa 3 bulan pada tanggal 1 Februari untuk bulan Februari,
Maret, dan April.
Pada akhir bulan Februari, akun Sewa Diterima di Muka seharusnya naik (di-debit) sebesar Rp
120.000dan akun Pendapatan Sewa seharusnya naik (di-kredit) Rp 120.000.
Nilai sebesar Rp 120.000 mencerminkan pendapatan sewa untuk satu bulan, yaitu hasil
perhitungan Rp 360.000 dibagi 3.
Jumlah ini merupakan pendapatan tangguhan (defferal) yang akan menjadi pendapatan di masa
depan.
Akun Pendapatan Sewa memiliki saldo Rp 120.000, yaitu pendapatan untuk periode ini.
Jika jurnal penyesuaian untuk sewa diterima di muka dan pendapatan sewa di atas tidak dicatat.
Laporan keuangan yang disiapkan pada tanggal 28 Februari akan menjadi salah saji.
Dalam Laporan Laba Rugi, Pendapatan Sewa dan laba bersih akan kurang catat Rp 120.000.
Sedangkan di Neraca, Sewa Diterima di Muka akan lebih catat RP 120.000 dan Modal PT
Berkah Jaya akan kurang catat Rp 120.000.
Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah sebagai berikut:
C: Jurnal Penyesuaian Akruan/Piutang Pendapatan
Selama satu periode akuntansi, sebagian pendapatan dicatat hanya saat kas diterima.
Jadi, pada akhir periode akuntansi , ada pos pendapatan yang telah dihasilkan namun belum
dicatat.
Untuk kasus seperti ini, jumlah pendapatan tersebut perlu dicatat dengan men-debit akun Aset
dan meng-kredit akun Pendapatan.
Dalam perjanjian disebutkan bahwa PT Berkah Jaya akan menyediakan jasa konsultasi
penyusunan dan implementasi Standar Operasional Prosedur & Accounting Tool.
Sekaligus memberikan transfer knowledge untuk para karyawan PT Sukses Mulia Jaya.
Jasa yang disediakan akan ditagihkan tanggal 15 setiap bulan dengan biaya Rp 20.000 per jam.
Per 31 Maret 2019, PT Berkah Jaya telah memberikan 25 jam jasa konsultasi dan pendampingan
pada PT Sukses Mulia Jaya.
Meskipun pendapatan Rp 500.000 (25 jam x Rp 20.000) akan difakturkan dan dibayarkan di
April 2019, PT Berkah Jaya telah mengakui pendapatan di bulan Maret 2019.
Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat klaim terhadap pelanggan (piutang usaha) dan
pendapatan honor di bulan Maret 2019 adalah sebagai berikut:
Sedangkan akun T untuk mencatat klaim terhadap pelanggan (piutang usaha) dan pendapatan
honor di bulan Maret 2019 adalah sebagai berikut:
Sementara di Neraca, Piutang Usaha dan Modal akan kurang catat sebesar Rp 500.000.
Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah sebagai berikut:
Pembayaran di muka ini merupakan beban yang dtangguhkan (defferal). Jenis jasa lainnya
dibayarsetelah digunakan.
Contoh studi kasus akruan beban lengkap dengan langkah-langkah solusinya sudah saya bahas di
artikel Jurnal pembalik termasuk penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan jurnal pembalik?
lengkap tersaji di artikel tersebut.
Bagaimana akibatnya bila penyesuaian untuk gaji (Rp 250.000) tersebut tidak dibuat?
Dalam Laporan Laba Rugi, Beban Gaji akan kurang catat sebesar Rp 250.000, dan laba bersih
akan lebih catat sebesar Rp 250.000.
Di Neraca, Utang Gaji akan kurang catat sebesar Rp 250.000 dan modal akan lebih catat.
Hal yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah sebagai berikut:
Pengertian Aset Tetap (fixed assets atau plan assets) adalah sumber daya fisik yang dimiliki dan
digunakan oleh perusahaan dan bersifat permanen dan memiliki masa kegunaan yang panjang.
Sebenarnya, aset tetap merupakan jenis beban dibayar di muka jangka panjang.
Karena sifat dan masa manfaatnya yang panjang, aset ini dibahas terpisah dari beban dibayar di
muka lainnya, seperti bahan habis pakai dan asuransi dibayar di muka.
Contoh aset tetap adalah peralatan kantor seperti meja, kursi dan komputer yang digunakan sama
dengan bahan habis pakai, yaitu untuk menghasilkan pendapatan.
Namun tidak seperti bahan habis pakai, kita tidak dapat melihat secara kasat mata terjadinya
penurunan perlatan dalam hal kuantitas/fisik.
Semua aset tetap, kecuali TANAH akan kehilangan manfaatnya. Penurunan manfaat aset yang
dipakai untuk menghasilkan pendapatan dicatat sebagai beban.
Meskipun demikian, penurunan dalam aset tetap sulit diukur. Karena alasan ini, sebagian dari
biaya aset tetap dicatat sebagai beban setiap tahun sepanjang masa manfaatnya.
Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan sama dengan ayat jurnal penyesuaian untuk
penggunaan bahan habis pakai.
dikredit karena harga perolehan aset tetap berikut akumulasi jumlah penyusutan yang telah
dicatat sejak pembeliannya biasanya dilaporkan di neraca.
Akun akumulasi penyusutan disebut akun kontra (contra accounts) atau akun kontra aset (contra
asset accounts), karena akun tersebut dikurangkan dari akun aset pasangannya di neraca.
Saldo normal akun kontra adalah kebalikan dari akun yang dikuranginya. Jadi saldo normal
Akumulasi Penyusutan adalah kredit.
Sebutan yang biasa digunakan untuk aset tetap dan akun Aset Kontra Terkait, berikut ini
beberapa contohnya:
(Aset Tetap) Tanah – (Aset Kontra) Tidak ada – tanah tidak disusutkan
(Aset Tetap) Gedung – (Aset Kontra) Akumulasi Penyusutan – Gedung
(Aset Tetap) Peralatan Kantor – (Aset Kontra) Akumulasi Penyusutan – Peralatan Kantor
Contoh soal jurnal penyesuaian 01:
Dalam contoh ini yang dijurnal adalah Peralatan Kantor. Estimasi besarnya penyusutan untuk
bulan Maret 2019 diasumsikan Rp 50.000.
Maka:
Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan aktiva adalah sebagai berikut:
Kenaikan Rp 50.000 dalam akun akumulasi penyusutan dikurangi dari biaya Rp 1.800.000 yang
dicatat ada akun aset tetap terkait.
Selisih antara dua saldo adalah biaya Rp 1.750.000 yang belum disusutkan.
Jumlah sebesar Rp 1.750.000 disebut nilai buku aset (book value of the asset) atau nilai buku
bersih (net book value) yang disajikan di Neraca dengan urutan sebagai berikut:
Perlu dicatat bahwa nilai pasar suatu aset tetap biasanya berbeda dengan nilai bukunya. Karena
penyusutan merupakan metode alokasi, bukan metode PENILAIAN.
Maksudnya adalah penyusutan mengalokasikan biaya aset tetap yang dibebankan selama
estimasi masa manfaat.
Penyusutan tidak berusaha untuk mengukur perubahan nilai pasar yang dapat berupa signifikan
dari tahun ke tahun.
Beban Penyusutan dalam laporan laba rugi akan kurang catat Rp 50.000, dan Laba Bersih akan
lebih catat Rp 50.000.
Sementara itu di Neraca, nilai buku peralatan kantor dan modal, akan lebih catat Rp 50.000.
Yang akan terjadi jika jurnal penyesuaian tersebut tidak dibuat adalah seperti berikut ini:
Estimasi penyusutan atas peralatan kantor untuk tahun berjalan adalah Rp 18.000.000. Buatlah
ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat beban penyusutan.
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2018, PT Sukses Mulia Jaya tidak memasukkan
ayat jurnal penyesuaian untuk:
Pendapatan diterima di muka Rp 10.000.000 yang telah dihasilkan.
Pendapatan diterima yang belum ditagih Rp 12.500.000
Akruan gaji Rp 5.000.000.
a. Pendapatan
b. Beban
c. Laba Bersih untuk Tahun 2018
dilanjutkan ya…
Cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo adalah proses membuat jurnal penyesuaian
setelah membuat neraca saldo.
Ada 3 tahap untuk membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo, yaitu:
Neraca saldo adalah daftar saldo ekun-akun yang dibuat setelah proses pembuatan buku besar.
Perhatikan contoh neraca saldo perusahaan jasa berikut ini:
Ner
aca saldo belum disesuaikan
Cara membuat neraca saldo adalah dengan memindahkan saldo-saldo akun dari buku besar ke
form neraca saldo.
Fungsi neraca saldo adalah untuk memeriksa proses pencatatan debit dan kredit, apakah sudah
benar atau belum?
Jadi, angka-angka pada contoh neraca saldo di atas diperoleh dari saldo akun buku besar:
kas,
piutang,
piutang sewa,
perlengkapan,
tanah,
hutang,
utang gaji,
modal,
prive,
pendapatan jasa,
beban gaji,
beban sewa,
beban lain-lain, dan
beban perlengkapan.
Perhatikan jumlah saldo di debit dan kredit, yaitu sebesar Rp 59.200.00. Sudah sama kan?
Setelah membuat neraca saldo, selanjutnya kita melakukan proses penyesuaian terhadap akun-
akun tertentu dengan cara membuat jurnal penyesuaian.
Untuk membantu memahami cara membuat jurnal penyesuaian, saya sajikan contoh berikut ini:
Pendapatan
Perlengkapan
Beban sewa
Beban gaji
Selanjutnya, kita melakukan proses penyesuaian dengan membuat ayat jurnal penyesuaian
sebagai berikut:
Khusus untuk akun perlengkapan ini ada penjelasan lebih lanjut. Sebelum membuat jurnal
penyesuaian dilihat dulu saldo akun perlengkapan di neraca saldo.
Pada neraca saldo, akun perlengkapan memiliki saldo sebesar Rp 800.000, sedangkan di akhir
periode jumlah perlengkapan yang tersisa sebesar Rp 200.000, berarti jumlah perlengkapan yang
terpakai sebesar:
C. Tahap 03: Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah melakukan proses penyesuaian, selanjutnya membuat neraca saldo setelah penyesuaian
yang data-datanya akan digunakan untuk menyusun Laporan keuangan yang lengkap, yaitu:
Dan berikut ini format lengkap neraca lajur 8 kolom yang merupakan ringkasan dari tahap #1
dan #2::
Nomor akun
Nama akun
Neraca saldo belum disesuaikan
jurnal penyesuaian, dan
neraca saldo setelah penyesuaian.
Ketika Microsoft menjual produk-produknya, mereka juga melakukan support terhadap produk
piranti lunaknya dengan dukungan teknis dan memberikan informasi tentang update software
secara periodik.
Hasilnya, tidak semua pendapatan diterima saat tanggal penjualan, sebagian pendapatan saat
tanggal penjualan merupakan pendapatan diterima di muka.
Bagian pendapatan yang terkait dengan jasa support, seperti informasi update dan dukungan
teknis, diterima dengan berlalunya waktu, yaitu saat jasa telah diberikan pada customer.
Jadi setiap tahun Microsoft membuat ayat jurnal penyesuaian untuk mengubah sebagian
pendapatan yang diterima di muka menjadi pendapatan.
So, jika anda ingin bekerja di perusahaan kelas dunia pun harus menguasai materi jurnal
penyesuaian 🙂
Itulah pentingnya memahami materi jurnal penyesuaian.
Semua materi tersebut dapat di-unduh serta dibaca di mana saja saat Anda senggang.
Dan berikut ini link download-nya: Jurnal Penyesuaian PDF – Super Lengkap
08. Kesimpulan
Sebagai ringkasan pembahasan materi jurnal penyesuaian dan pengaruhnya terhadap Laporan
Keuangan, saya sajikan dalam bentuk tabel berikut:
Ringkasan materi dan contoh jurnal penyesuaian
Keterangan:
Ayat jurnal penyesuaian diberi tanggal per hari terakhir periode tersebut.
Dan di akhir pembahasan materi ini, saya ingin memberikan tips jitu yang terbukti ampuh untuk
memastikan pencatatan jurnal penyesuaian adalah:
“Salah satu cara bagi akuntan untuk memastikan apakah semua penyesuaian telah dibuat
adalah dengan membandingkan penyesuaian periode berjalan dengan penyesuaian periode
sebelumnya”
https://manajemenkeuangan.net/jurnal-penyesuaian-adalah/
Dalam akuntansi pemerintah pusat, basis akrual adalah adalah basis akuntansi yang mengakui
pendapatan dan beban pada saat terjadinya transaksi tanpa memperhatikan apakah kas tersebut telah
diterima di Kas Umum Negara atau dikeluarkan dari Kas Umum Negara. Apabila dilihat dari peningkatan
riil ekuitas dari suatu entitas, maka transaksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu akrual (terhutang) dan
deferal (tangguhan).
Akrual adalah suatu jumlah yang belum dihitung dan masih terutang sampai dengan akhir periode
pelaporan atau akhir tahun. Deferal artinya menunda/menangguhkan pengakuan pendapatan atau
beban pada saat laporan keuangan dibuat atau pada akhir tahun. Untuk mempermudah pemahaman
mengenai transaksi akrual dan transaksi deferal, berikut ini akan diuraikan masing-masing transaksi
tersebut beserta ilustrasinya.
1. Pendapatan Akrual adalah pendapatan yang telah menjadi hak suatu entitas namun belum ada
penerimaan kas oleh entitas yang bersangkutan. Pada akhir periode akuntansi, pendapatan tersebut
perlu dilakukan penyesuaian. Penyesuaian dilakukan dengan mendebitkan akun piutang dan
mengkreditkan akun pendapatan. Contoh dari pendapatan akrual ini adalah PNBP yang telah ditetapkan
oleh entitas namun belum dibayar oleh wajib bayar.
Ilustrasi transaksi:
Suatu entitas dari salah satu Kementerian telah menetapkan jumlah PNBP kepada suatu wajib bayar
sebesar Rp10.000.000, yang belum diterima pembayarannya sampai pada tanggal 31 Desember 2014.
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Jurnal:
Akuntansi pemerintah pusat mencatat transaksi penyesuaian di atas dengan jurnal :
Buku Besar
Piutang PNBP
31 Desember 2014
Penyesuaian 10.000.000
Jumlah 10.000.000 Jumlah 10.000.000
Buku Besar
Pendapatan PNBP
31 Desember 2014
Penyesuaian 10.000.000
Jumlah 10.000.000 Jumlah 10.000.000
Laporan Operasional
Pendapatan:
Pendapatan PNBP 10.000.000
Beban:
.... ...
Surplus/Defisit 10.000.000
Penambahan surplus di LO akan menambah ekuitas di Neraca sebagai kontra akun penambahan aset
piutang di Neraca.
Neraca
31 Desember 2014
2. Beban akrual adalah beban yang telah menjadi kewajiban suatu entitas namun belum dilakukan
pembayaran atau pengeluaran kas dari kas Negara. Pada akhir periode akuntansi, beban tersebut perlu
disesuaikan dengan mendebit akun beban dan mengkredit akun utang. Contoh dari beban ini adalah gaji
yang belum dibayarkan dan masih terutang kepada pegawai di akhir tahun.
Ilustrasi transaksi:
Pada akhir Desember, terdapat kekurangan pembayaran gaji pegawai berdasarkan kenaikan pangkat
yang belum dibayarkan dari tanggal 1 Oktober sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp1.500.000.
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Jurnal:
Penyesuaian beban gaji pada akhir tahun 2014:
Buku Besar
Beban Gaji
31 Desember 2014
Penyesuaian 1.500.000
Saldo 1.500.000
Jumlah 1.500.000 Jumlah 1.500.000
Buku Besar
Hutang Gaji
31 Desember 2014
Penyesuaian 1.500.000
Saldo 1.500.000
Jumlah 1.500.000 Jumlah 1.500.000
Laporan Operasional
Pendapatan:
.... ...
Beban:
Beban Gaji 1.500.000
Surplus/Defisit (1.500.000)
Neraca
31 Desember 2014
3. Pendapatan ditangguhkan (Deferal) adalah pendapatan yang telah diterima oleh entitas yang
bersangkutan namun barang/jasa atau prestasi yang harus diserahkan oleh entitas tersebut belum
selesai dilakukan pada periode berjalan. Akibat belum diserahkannya barang/jasa atau prestasi tersebut
oleh entitas, maka pengakuan pendapatannya ditangguhkan pada periode berikutnya. Pendapatan
ditangguhkan dikategorikan sebagai kewajiban/utang oleh suatu entitas sampai entitas menyerahkan
barang/jasa kepada pihak ketiga.
Ilustrasi transaksi:
Diterima sewa dibayar dimuka sebesar Rp36.000.000 pada 1 April 2014 atas penyewaan gedung kantor.
Jumlah tersebut merupakan pendapatan sewa untuk masa waktu 3 tahun. Pada akhir tahun 201 4 bagian
sewa yang benar-benar menjadi hak dari entitas adalah sebesar (Rp36.000.000/3) x (9/12) =
Rp9.000.000. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Jurnal:
Kas Rp36.000.000
Pendapatan PNBP (Sewa) Rp36.000.000
b. Penyesuaian pendapatan sewa pada akhir tahun (31 Des 2014):
Pendapatan yang belum menjadi bagian pendapatan tahun 2014 adalah sebesar = 36.000.000 -
(Rp36.000.000/3) x (9/12) = Rp27.000.000
Buku Besar
Pendapatan Sewa
Buku Besar
31 Desember 2012
Pengakuan pendapatan sebesar Rp9.000.000 merupakan pendapatan yang dapat diakui pada tahun
berjalan yang akan menambah surplus di LO dan selanjutnya menambah ekuitas pada neraca.
4. Beban dibayar dimuka (Deferal) adalah beban yang telah dibayar oleh entitas yang bersangkutan namun
barang/jasa atau prestasi yang diharapkan belum diterima oleh entitas sampai akhir periode berjalan.
Akibat belum diterimanya barang/jasa atau prestasi tersebut oleh entitas, maka pengakuan bebannya
ditangguhkan pada periode berikutnya. Beban Dibayar Dimuka ini dikategorikan sebagai Aset Lancar
sampai beban tersebut dapat diakui pada periode berikutnya.
Ilustrasi transaksi:
Pembayaran sewa gedung kantor untuk 4 tahun sebesar Rp96.000.000 dilakukan pada 1 Juli 2014. Pada
31 Desember 2014, sewa dibayar dimuka yang dapat dibebankan pada tahun tersebut adalah sebesar
(Rp96.000.000/4) x 6/12 = Rp12.000.000
Jurnal:
a. Pembayaran belanja Sewa Gedung Kantor (1 Juli 2014):
Beban sewa yang belum menjadi beban pada tahun 2014 adalah sebesar: Rp96.000.000 –
((96.000.000/4)x6/12)= Rp84.000.000
Buku Besar
Beban Sewa
Buku Besar
Neraca
31 Desember 2012
Aset lancar:
Kas (96.000.000)
Sewa dibayar dimuka 84.000.000 Ekuitas:
Ekuitas (12.000.000)
Pengakuan beban sebesar Rp12.000.000, merupakan beban yang dapat diakui pada tahun berjalan yang
akan mengurangi surplus di LO dan selanjutnya mengurangi ekuitas pada neraca.
Dari uraian di atas, secara sederhana gambaran penyesuaian transaksi akrual dan transaksi deferal pada
akhir tahun dapat dilihat seperti di bawah ini:
Transaksi Akrual
Akun 20x1 (tahun berjalan) 20x2
Pendapatan Penyesuaian Akrual
Beban Penyesuaian Akrual
Penyesuaian pendapatan maupun beban akrual pada akhir tahun ditujukan untuk menyesuaian
pendapatan atau beban yang belum diterima maupun belum dikeluarkan oleh entitas namun telah
menjadi hak ataupun kewajiban dari entitas yang bersangkutan.
Transaksi Deferal
Akun 20x1 (tahun berjalan) 20x2
Pendapatan Diterima Penyesuaian Deferal
Dimuka
Beban Dibayar Penyesuaian Deferal
Dimuka
Penyesuaian pendapatan maupun beban deferal pada akhir tahun ditujukan untuk menyesuaian
pendapatan atau beban yang telah diterima maupun telah dikeluarkan oleh entitas namun belum
menjadi hak ataupun kewajiban dari entitas yang bersangkutan.
http://joniafandi-joniafandi.blogspot.com/2014/10/memahami-penyesuaian-transaksi-akrual.html