Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Ansin Kompres Hangat Anak

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

FORMAT LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Putri Faizatun N Mata Kuliah : Keperawatan Anak


Semester :I Tanggal : 21 Desember 2020
Kelas : Ners B

Jenis Tindakan : Kompres Hangat

A. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam

B. Diagnosa medis
Dengue Haemoragic Fever (DHF)

C. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang muncul :
1. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan


Data Subjektif Data Objektif
- Pasien mengatakan - Pasien tampak lemas
demam - S = 38,50C
- pasien mengatakan lemas

E. Dasar Pemikiran Tindakan


Pada anak yang panas perawat sering melakukan kegiatan untuk penurunan
panas tersebut salah satunya dengan kompres. Kompres hangat dapat
menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi. Tujuan dilakukan penelitian
ini untuk menganalisa suhu partisipan yang mengalami hipertermi dengan
diberikan kompres hangat.

F. Prinsip tindakan keperawatan


Tindakan yang dilakukan adalah dengan cara menempelkan kain / handuk yang
sudah dibasahi dengan air hangat pada dahi, leher, lipatan ketiak pasien atau
memasukkan air hangat ke dalam botol lalu ditempelkan.
G. Analisis tindakan
Kompres hangat telah diketahui mempunyai manfaat yang baik dalam
menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami panas tinggi di rumah sakit
karena menderita berbagai penyakit infeksi. Kompres hangat lebih banyak
menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan kompres air dingin, karena akan
terjadi vasokontriksi pembuluh darah, pasien menjadi menggigil. Dengan
kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat
sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup panas,
akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan
membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi
sehingga pori – pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran
panas. Sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh.

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Dalam tindakan ini tidak membahayakan pasien ataupun keluarga pasien.

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


Tindakan keperawatan lain yang dilakukan meliputi :
1. Monitor suhu tubuh
2. Anjurkan minum sedikit tapi sering
3. Sediakan lingkungan yang nyaman
4. Longgarkan pakaian

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


Subjektif :
- Pasien mengatakan demam
- Pasien mengatakan lemas
Objektif :
- Pasien tampak lemas
- S = 38,50C
Assesment :
Masalah belum teratasi
Plan :
Lanjutkan Intervensi
1. Monitor suhu tubuh
2. Berikan kompres hangat
3. Anjurkan minum sedikit tapi sering
4. Sediakan lingkungan yang nyaman
5. Longgarkan pakaian
K. Evaluasi diri
Intervensi sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada sehingga tidak
ada kesenjangan prosedur yang telah dilakukan.

L. Daftar pustaka / referensi


Nova Ari Pangesti, Bayu Seto Rindi Atmojo,Kiki A. 2020. PENERAPAN KOMPRES
HANGAT DALAM MENURUNKAN HIPERTERMIA PADA ANAK YANG MENGALAMI
KEJANG DEMAM SEDERHANA. Jurnal Akademi Keperawatan Pemkab Purworejo.
Volume 1. No. 1.

Nama Mahasiswa Nama Pembimbing Klinik/ CI Nama Pembimbing Akademik/CT


Putri Faizatun Ni’mah Diyah Sari,S.Kep.,Ns DyahDwi,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KepAn
NIM NIP NIP
P27220020324 19760109 200212 2 004 19830603 200903 2 005

Tanda Tangan Tanda Tangan Tanda Tangan

Tanggal 21 Tanggal 21 Desember Tanggal 21 Desember 2020


Desember 2020
2020
Nursing Science Journal (NSJ) p-ISSN: 2722-4988
Volume 1, Nomor 1, Juni 2020 e-ISSN : 2722-5054
Hal 29-35

PENERAPAN KOMPRES HANGAT DALAM MENURUNKAN HIPERTERMIA


PADA ANAK YANG MENGALAMI KEJANG DEMAM SEDERHANA
Nova Ari Pangesti 1, Bayu Seto Rindi Atmojo 2 Kiki A3

Akademi Keperawatan Pemkab Purworejo Purworejo, (0275) 3140576


E-mail : nopheexcellent@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi akibat
kenaikkan suhu mencapai 38ºC, karena proses ekstrakranium, biasanya terjadi
pada usia dibawah 5 tahun. Kejang demam sederhana merupakan kejang bersifat
umum berlangsung beberapa detik dan kurang dari 15 menit. Tujuan: untuk
menganalisa suhu partisipan yang mengalami hipertermi dengan diberikan
kompres hangat di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo. Metode: Penelitian
menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus. Subjek dalam
penelitian ini 2 orang pasien anak dan keluarganya yang mengalami kejang
demam sederhana. Hasil: setelah dilakukan pemberian kompres hangat pada
partisipan 1 dan partisipan 2 selama 3 hari menunjukkan bahwa suhu partisipan 1
menurun dari 38.5°C menjadi dari 36.3°C dan partisipan 2 juga menurun dari
38.2°C menjadi 37.0°C. Kesimpulan: Pemberian kompres hangat merupakan
tindakan yang efektif untuk menurunkan suhu pada partisipan yang mengalami
hipertermi.

Kata kunci : Kejang Demam, Hipertermi, Kompres Hangat

ABSTRACT

Background: Febrile seizures are seizures that occur due to temperature


increases reaching 38ºC, because the extracranium process, usually occurs at
the age of under 5 years. Simple febrile seizures are generic seizures lasting
several seconds and less than 15 minutes. Objective: to analyze the
temperature of participants who have hyperthermia by giving a warm compress at
RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo. Methods: The study used a descriptive
method in the form of case studies. The subjects in this study were 2 pediatric
patients and their families who experienced simple febrile seizures. Results: after
giving warm compresses to participant 1 and participant 2 for 3 days showed that
the temperature of participant 1 decreased from 38.5 ° C to 36.3 ° C and participant
2 also decreased from 38.2 ° C to 37.0 ° C. Conclusion: Giving warm
compresses is an effective action to reduce temperature in participants who
experience hyperthermia.

Keywords : Febrile Convulsion, Hyperthermia, Warm Compress


Latar Belakang tidak pernah ditemukan sebelum
Masa anak merupakan masa usia 6 bulan dan setelah 6 tahun
pertumbuhan dan masa (Hull, 2008).
perkembangan yang dimulai dari Kejang demam merupakan
bayi (0-1 tahun), usia bangkitan kejang yang terjadi pada
bermain/oddler (1-1,5 tahun), dan kenaikan suhu 38ºC, yang
pra-sekolah (2.5-5 tahun). Dalam disebabkan oleh suatu proses
proses pertumbuhan dan ekstrakranium, biasanya terjadi
perkembangan anak biasanya pada usia 3 bulan – 5 tahun (Sujono
rentang sakit (Aziz, 2005). Para ahli & Suharsono, 2010).
menggolongkan usia balita pada Kejang demam merupakan
usia pra-sekolah 3 - 4 tahun sebagai kelainan neurologist yang paling
tahapan perkembangan anak yang sering dijumpai pada anak, terutama
cukup rentan terhadap berbagai pada anak umur 6 bulan sampai
serangan penyakit dan penyakit 4 tahun. Hampir 3% dari anak
yang sering dijumpai adalah yang berumur dibawah 5 tahun
penyakit infeksi (Wong, 2009). pernah menderita kejang demam
World Health Organization (Ngastiyah, 2014). Kejang demam
(WHO) menyatakan bahwa hasil dibagi menjadi dua yaitu kejang
studi yang dilakukan pada 400 anak demam sederhana dan kejang
usia 1 bulan – 13 tahun dengan demam kompleks.
riwayat kejang, paling banyak anak Menurut Riyadi, (2013)
menderita kejang demam 77%. Di kondisi yang menyebabkan kejang
Indonesia dilaporkan pada tahun demam antara lain : infeksi yang
2012 – 2013 angka kejadian kejang mengenai jaringan ektrakranial
demam 3-4% dari anak yang seperti tonsilitis, ototis media akut,
berusia 6 bulan – 5 tahun bronkitis. Adapun menurut IDAI,
(Wibisono,2015). (2013) penyebab terjadinya kejang
Di RSUD Dr. Tjitrowardojo demam, antara lain: obat- obatan,
dilaporkan angka kejadian kejang ketidakseimbangan kimiawi seperti
demam pada usia 1 – 5 tahun di hiperkalemia, hipoglikemia dan
tahun 2016-2017 dari 162 menjadi asidosis, demam, patologis otak,
172. Kejang demam sangat eklampsia (ibu yang mengalami
dipengaruhi oleh faktor usia, hampir
hipertensi prenatal, toksimea kenaikan metabolisme basal 10-
gravidarum). Sejalan menurut 15% dan kebutuhan oksigen
Airlangga Universty Press (AUP), meningkat 20%. Kenaikan suhu
(2015) dimana kejang demam tubuh tertentu dapat mempengaruhi
(febris convulsion/stuip/step) yaitu keseimbangan dari membrane sel
kejang yang timbul pada waktu neuron dan dalam waktu yang
demam yang tidakdisebabkan oleh singkat terjadi difusi dari ion kalium
proses di dalam kepala (otak: dan natrium dari membrane tadi,
seperti meningitis atau radang akibat lepasnya muatan listrik.
selaput otak, ensifilitis atau radang Lepasnya muatan listrik ini demikan
otak) tetapi diluar kepala misalnya besar sehingga dapat meluas
karena ada nya infeksi di saluran keseluruh sel maupun membrane
pernapasan, telinga atau infeksi di sel tetangganya dengan bantuan
saluran pencernaan. Biasanya neurotransmitter dan terjadilah
dialami anak usia 6 bulan sampai 5 kejang.
tahun. Pada anak yang panas
Kejang demam dibagi perawat sering melakukan kegiatan
menjadi dua yaitu kejang demam untuk penurunan panas tersebut
sederhana dan kejang demam salah satunya dengan kompres (Sri
kompleks. Anak-anak yang P, dkk, 2008). Sri dan Winarsih
mengalami kejang demam (2008) yang melaporkan penelitian
sederhana tidak memiliki Swardana, dkk (1998) menyatakan
peningkatan resiko kematian. Pada bahwa menggunakan air dapat
kejang demam kompleks yang memelihara suhu tubuh sesuai
terjadi sebelum usia 1 tahun, atau dengan fluktuasi suhu tubuh pasien.
dipicu oleh kenaikan suhu < 39ºC Kompres hangat dapat menurunkan
dikaitkan dengan angka kematian suhu tubuh melalui proses
2 kali lipat selama 2 tahun pertama evaporasi. Hasil penelitiaannya
setelah terjadinya kejang Swardana, dkk (1998) yang berjudul
(Wulandari & Erawati, 2016). Okti pengaruh kompres hangat terhadap
S, dkk (2008) menyatakan bahwa perubahan suhu tubuh menunjukkan
pada keadaan demam kenaikan adanya perbedaan efektifitas
suhu 1ºC akan mengakibatkan kompres dingin dan kompres hangat
dalam menurunkan suhu tubuh.
Kompres hangat telah Berdasarkan paparan di
diketahui mempunyai manfaat yang atas, penulis tertarik membahas
baik dalam menurunkan suhu tubuh mengenai penerapan kompres
anak yang mengalami panas tinggi hangat dalam menurunkan
di rumah sakit karena menderita hipertermia pada anak yang
berbagai penyakit infeksi. Sri dan mengalami kejang demam
Winarsih (2008) yang melaporkan sederhana .
penelitian tahun (2002) oleh Tri
Redjeki menyatakan bahwa Metode
kompres hangat lebih banyak Desain penelitian ini adalah
menurunkan suhu tubuh deskriptif, dalam bentuk studi
dibandingkan dengan kompres air kasus yang mengeksplor
dingin, karena akan terjadi penerapan kompres hangat
vasokontriksi dalam menurunkan hipertermia
pembuluh darah, pasien pada anak yang mengalami
menjadi menggigil. Dengan kejang demam sederhana.
kompres hangat menyebabkan Subyek dala penelitian ini adalah
suhu tubuh diluaran akan terjadi dua orang klien 2 orang pasien
hangat sehingga tubuh akan anak dan keluarganya yang
menginterpretasikan bahwa suhu mengalami kejang demam
diluaran cukup panas, akhirnya sederhana.
tubuh akan menurunkan kontrol Pelaksanaan pengumpulan
pengatur suhu di otak supaya data dilakukan di Ruang Tulip
tidak meningkatkan suhu bangsal anak RSUD Dr.
pengatur tubuh, dengan suhu Tjitrowardojo Purworejo pada An.
diluaran hangat akan membuat A yang pada tanggal 28 Januari
pembuluh darah tepi dikulit 2019 – 30 Januari 2019, dan
melebar dan mengalami partisipan 2 yaitu An. H yang
vasodilatasi sehingga pori – pori dilakukan tanggal 31 Januari
kulit akan membuka dan 2019 – 02 Februari 2019
mempermudah pengeluaran Pengumpulan data tentang
panas. Sehingga akan terjadi penerapan kompres hangat
perubahan suhu tubuh. dalam menurunkan hipertermia
pada anak yang mengalami
kejang demam yang meliputi:
1. sederhana, yaitu: Observasi 1. Memberikan kompres hangat

Dalam penelitian ini, penulis dengan menggunakan SOP


mengobservasi atau melihat Rumah Sakit.

keadaan umum partisipan 2. Thermometer aksila

dengan pemeriksaan fisik Uji keabsahan data

(dengan pendekatan IPPA : dimaksudkan untuk menguji kualitas


inspeksi, palpasi, perkusi, dan data atau informasi yang diperoleh

auskultasi). dalam penelitian sehingga


2. Pengukuran menghasilkan data dengan validitas

Dalam penelitian ini, penulis tinggi. Triangulasi dalam penelitian


mengukur menggunakan alat ini menggunakan triangulasi

ukur pemeriksaan, seperti observasi, yaitu hasil pengukuran


melakukan pengukuran TTV post test dan triangulasi waktu, yaitu
khususnya suhu tubuh. dilakukan dengan mengukur suhu
3. Wawancara tubuh setelah diberikan kompres
Dalam penelitian ini wawancara hangat.
yang dilakukan dengan
menggunakan wawancara. Hasil
Wawancara jenis ini merupakan An. A berusia 1 tahun 6
kombinasi dari wawancara tidak bulan mengalami kejang demam
terpimpin dan wawancara pertama kali dan partisipan An. H
terpimpin. berusia 2 tahun mengalami kejang
4. Dokumentasi demam pertama kali. An. A dan
Dokumentasi yang dilakukan An. H berjenis kelamin laki – laki
oleh penulisyaitu dan diagnosa saat dirawat adalah
pendokumentasi hasil kejang demam sederhana.
pengkajian, analisa data, Dari hasil partisipan I
diagnosa keperawatan, rencana menunjukkan bahwa keluhan
keperawatan, tindakan utama pada An. A yaitu ibu An. A
keperawatan, dan evaluasi dari mengatakan anak mengalami
tindakan. demam dan kejang (±10 menit),
Instrumen pengumpulan data sedangkan hasil dari partisipan II
pada An. H ibu An. H mengatakan ±1.5°C. Evaluasi dari hasil
anaknya demam, muntah ±5 kali perbandingan implementasi antara
dan anak mengalami kejang (± 3 partisipan I (An. A) yang dilakukan
menit). kompres hangat dengan partisipan II
Dari hasil pemeriksaan (An. H) yang tidak dilakukan
kedua pertisipan ibu partisipan kompres hangat adalah bahwa suhu
mengatakan An. A dan An. H tubuh cepat turun jika dilakukan
sebelum mengalami kejang pemberian kompres hangat
partisipan didahului mengalami ditambah dengan obat antipiretik
peningkatan suhu tubuh dengan daripada tidak diberikan kompres
suhu tubuh An. A hangat. Didapatkan hasil pada An.A
(38.5°C) dan An. H (38.2°C). suhu tubuh awal 38.2°C setelah
Implementasi yang di dilakukan kompres hangat ditambah
Memberikan kompres hangat : dengan obat antipiretik selama tiga
partisipan 1 : Dilakukan tindakan hari menjadi 36.3°C, telah
kompres hangat saat suhu tubuh terjadi penurunan
masih tinggi dan pemberian ±1.9°C. sedangkan pada An. H
antipiretik, partisipan 2 : Tidak yang tidak dilakukan kompres
dilakukan tindakan kompres hangat tetapi hanya dengan obat
hangat, hanya diberikan obat antipiretik suhu awal 38.5°C selama
antipiretik. Jadi, terdapat tiga hari menjadi 37.0°C, telah
perbedaan penurunan suhu pada terjadi penurunan
partisipan 1 dan partisipan 2. Pada ±1.5°C.
partisipan 1 yang diberi tindakan
kompres hangat dan pemberian Pembahasan
antipiretik selama 3 hari 1. Gambaran suhu tubuh sebelum
didapatkan hasil suhu tubuh diberikan terapi kompres hangat
partisipan 1 turun ±1.9°C, Pada Tn S sebelum
sedangkan pada partisipan 2 yang dilakukan tindakan keperawatan
hanya diberi obat antipiretik skala nyeri yang dirasakan yaitu
selama 3 hari didapatkan hasil 4. Sedangkan pada Tn W skala
suhu nyeri awal yang terasa skala 3.
tubuh partisipan 2 turun Kejang demam adalah
serangan kejang yang terjadi
karena kenaikan suhu tubuh menyebabkan kerusakan pada
yaitu di atas 38ºC yang sering otak dan menimbulkan epilepsi.
dijumpai pada usia anak Menurut Taslim, (2013) kejang
dibawah lima tahun (Subiyanto, demam yang di perkirakan setiap
2010). tahun nya terjadi pada anak
Menurut Analisa peneliti sebagian besar mengalami
masalah hipertermi yang komplikasi epilepsi. Di indonesia
muncul pada An. H karena anak sendiri komplikasi yang terjadi
sudah terjadi infeksi didalam karena kejadian kejang demam
tubuhnya hal ini didukung juga berupa kejang berulang, epilepsi,
dari pemeriksaan laboratorium dan hemiparese.
yang terjadi peningkatan Saat anak terjadi kejang
leukosit (18.2) batas normal demam tidak ditangani dengan
(6.0 – 17.5). Kejang demam, baik oleh orang tua, maka resiko
terjadi pada hari pertama terjadi kejang demam berulang
demam, serangan pertama sangat besar. Oleh karena itu
jarang sekali terjadi pada usia < orang tua perlu diberikan
6 bulan atau > 3 tahun. Gejala: pemahaman tentang tatalaksana
anak tidak sadar, kejang penanganan demam seperti
tampak sebagai gerakan- kompres hangat.
gerakan seluruh tangan dan 2. Gambaran Intensitas nyeri setelah
kaki yang terjadi dalam waktu dierikan relaksasi nafas dalam

sangat singkat Didapatkan hasil pada An.A


Demam atau panas pada anak suhu tubuh awal 38.2°C setelah
itu umumnya justru dibutuhkan dilakukan kompres hangat
sebagai salah satu bentuk ditambah dengan obat antipiretik
perlawanan tubuh terhadap infeksi. selama tiga hari menjadi 36.3°C,
Tetapi apakah ada sisi negatifnya. telah terjadi penurunan ±1.9°C.
Kerugian yang bisa terjadi akibat
sedangkan pada An. H suhu
demam antara lain gangguan
awal 38.5°C selama tiga hari
tumbuh kembang, sulit konsentrasi,
menjadi 37.0°C, telah terjadi
hambatan dalam aktivitas sehari-
penurunan ±1.5°C. Kompres
sehari seperti sekolah, bermain, dll.
hangat diberikan dengan waktu
Selain itu kejang demam dapat
30 menit dengan suhu air hangat
±34 ºC - 37 ºC. Kompres hangat menghantarkan sinyal ke
diberikan 2 jam sebelum hipotalamus untuk meningkatkan
pemberian terapi obat penguapan dan menurunkan
parasetamol. suhu tubuh.
Kompres hangat tindakan Hal ini menyatakan bahwa
melapisi permukaan kulit dengan keefektifan kompres hangat
handuk yang telah dibasahi air untuk mengatasi demam
hangat dengan temperatur 30oC- dikemukakan oleh Fatmawati
35oC (Maling, 2012). Kompres Mohamad (2012) dalam jurnal
yang benar yaitu menggunakan penelitiannya yang
air hangat karena jika berjudul Efektifitas
menggunakan air hangat maka Kompres Air Hangat
akan terjadi pelebaran pembuluh Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
darah yang akan menyebabkan sesuai dengan
lancarnya pembuluh darah dan penelitiannya Sri Purwanti
cepatnya pengeluran kringat (2008) yang
sehingga suhu tubuh cepat menyatakan
turun. pengaruh kompres
Menurut Purwanti, (2008) hangat terhadap
cit Mohamad, (2011) tindakan perubahan suhu tubuh
memberikan kompres hangat pada pasien anak dengan
pada pasien bertujuan hipertermi.
menurunkan suhu tubuh melalui Sejalan dengan
proses evaporasi, yaitu penelitian terdapat rerata
hilangnya panas dengan proses suhu tubuh pasien sebelum
keluarnya keringat di bagian kulit dilakukan tindakan
tersebut menguap. Tindakan kompres hangat sebesar
kompres hangat dilakukan pada 38,9°C, dan setelah
leher, kedua axila, kedua mendapat perlakuan
selangkangan, dan kedua lipatan kompres hangat selama 10
lutut bagian dalam, dimana area menit menjadi berubah
tersebut terdapat pembuluh sebesar 37,9°C sehingga
darah yang besar sehingga akan membuktikan ada
cepat dalam memberikan atau
pengaruh kompres hangat Sari Pediatri, Vol. 14, No. 1.
terhadap perubahan suhu Carison, dkk, 2018. Tatalaksana
tubuh dengan nilai P = Terkini Demam Pada Anak.
Jurnal Kedokteran Meditek
0,001. Vol. 24, No. 67, Juli – Sept
2018.

Kesimpulan Fadil & Akmal Hasan, 2018.


Pengaruh Kompres Hangat
Berdasarkan penjelasan Terhadap Perubahan Suhu
di atas, dapat disimpulkan Tubuh Pada Pasien Febris.
Jurnal Ilmiah Kesehatan
bahwa pemberian kompres
Pencerah ISSN 2089-9394,
hangat merupakan tindakan Vol. 1.
No. 2.
yang efektif untuk menurunkan
suhu pada partisipan yang Fuadi, dkk, 2010. Faktor Resiko
Bangkitan Kejang Demam
mengalami hipertermi. Pada Anak. Sari Pediatri,
Vol. 12, No. 3. Fatmawati
Mohamad, 2012. Efektifitas
Ucapan Terima Kasih Kompres Hangat Dalam
Dalam hal ini penulis Menurunkan Demam. Jurnal
Health and Sport –
mengucapkan terima kasih ejournal.ung.ac.id
kepada Direktur Akper Pemkab
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2005.
Purworejo dan Ketua Lembaga Pengantar Ilmu
keperawatan Anak, Edisi 1.
Penelitian dan Pengabdian
Salemba Medika : Jakarta.
Masyarakat yang telah
memberikan dukungan moril IDAI. (2013). Kejang Demam Anak,
maupun materiil dalam (Online).
Http:www.idai.or.id/main.p
penyelesaian publikasi ini. hp.pdf> (diakses pada
tanggal 29 Juni 2018).
Daftar Pustaka
Inke Nadia Diniyanti Lubis &
Brunner & Suddarth. 2013. Chairuddin Panusunan
Keperawatan Medikal- Lubis. Penanganan Demam
Bedah. Jakarta : EGC Pada Anak. Sari Pediatri,
Aminatul Fatayati & Umu Hani Edi Vol. 12, No. 6.
Nawangsih, 2010. Pengaruh Jenyfer P. Kakalang, dkk, 2016.
Pemberian Kompres Hangat Profil Kejang Demam.
Terhadap Penurunan Suhu Jurnal e-Clinic (eCI), Vol. 4,
Badan Pada Balita. No. 2, Juli – Desember
Attila Dewanti, dkk, 2012. Kejang 2016.
Demam Dan Faktor Yang Melda Deliana, 2002. Tata
Mempengaruhi Rekurensi.
Laksana Kejang Demam Keperawatan Anak Dengan
Pada Anak. Sari Pediatri,
Kejang Demam
Vol.4, No. 2, September
2002 : 59 – (http://teguhsubianto.blogsp
62.
ot.com, diakses 29 Maret
Ngastiyah, 2014. Perawatan Anak
Sakit / Ngastiyah ; editor, 2020
Setiawan – Jakarta : EGC.
Okti Sri Purwanti & Arina Maliya,
2008. Kegawatdaruratan
Kejang Demam Pada
Anak. Journal Berita Ilmu
Keperawatan, Vol. 1, No. 2.
Reva Indriyani, 2017. Asuhan
Keperawatan Pada Anak
yang Mengalami Kejang
Demam Dengan
Hipertermia.
Riyadi & Ratnaningsih. (2013).
Tumbang cara praktis
untuk memantau
pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Sri Hartini & Putri Pandu Pertiwi,
2015. Efektifitas Kompres
Air Hangat Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh
Anak Demam Usia 1-3
Tahun Di SMC RS
Telogorejo Semarang.
Karya Ilmiah –
ejournal.stikestelogorejo.ac
.id
Sri Purwanti & Winarsih Nur
Ambarwati, 2008.
Pengaruh Kompres Hangat
Terhadap Perubahan Suhu
Tubuh Pada Pasien Anak
Hipertermia. Jurnal Berita
Ilmu Keperawatan ISSN
1979- 2697, Vol. 1. No. 2.

Subiyanto (2010). Asuhan

Anda mungkin juga menyukai