KTI Tomi Jeremies Hulu
KTI Tomi Jeremies Hulu
KTI Tomi Jeremies Hulu
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
.
Tomi Jeremies Hulu
16.025
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN PRODI
D-III KEPERAWATAN GUNUNGSITOLI TAHUN 2019
KTI, SELASA 25 JUNI 2019
Abstrak
i
MEDAN HEALTH POLYTECHNICS
MAJORED D-III NURSING PROGRAM IN GUNUNGSITOLI
SCIENTIFIC PAPER, TUESDAY JUNE 25, 2019
Abstract
Sexually transmitted diseases are infections caused by bacteria, viruses,
parasites or fungi, whose transmission is mainly through sexual intercourse from
an infected person to their sexual partners.Sexually transmitted diseases are one
of the first ten causes of unpleasant diseases in young male adults and the
second largest cause in young female adults in developing countries (Sarwono,
2012). This study aims to determine the description of adolescent knowledge
about sexually transmitted diseases in SMK Negeri 1 Gunungsitoli the year
2019. The results of the study showed that the description of adolescent
knowledge about sexually transmitted diseases in SMK Negeri 1 Gunungsitoli
from the 79 respondenst, majority respondents with sufficient knowledge was 51
people (65%), knowledgeable as many as 11 people (14%), and less
knowledgeable as many as 17 people (21%). It can be concluded that the
knowledge of adolescents about sexually transmitted diseases in SMK Negeri 1
Gunungsitoli has sufficient knowledge so that health education needs to be
improved regarding the reproductive system, especially health education about
sexually transmitted diseases.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “GAMBARAN PENGETAHUAN
REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DI SMK NEGERI
1 GUNUNGSITOLI”.
Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program D-III Keperawatan di Poltekkes Kemenkes
Medan Prodi D-III Keperawatan Gunungsitoli Nias. Peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penulisan, tata bahasa maupun isi.
iii
Hulu, Natal Riang Purnama Hulu, Lena Febrianis Hulu, dan James Ingatan
Hulu yang selama ini memberikan dukungan baik secara moral maupun
materi serta doa restu sehingga peneliti menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
10 Teman-teman Mahasiswa Jurusan Keperawatan Angkatan Ke-IX, yang telah
memberikan semangat, motivasi, serta saran dalam menyelesaikan Karya
Tulis Imiah ini.
11 Teristimewa kepada wanita yang saya sayangi, Sriyuliana Zendrato yang
telah memberikan dukungan,motivasi,saran, serta doa kepada peneliti dalam
menyelesaikan Karya Tulis Imiah ini.
12 Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu.
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................................... … i
ABSTRACT………………………………………………………………….... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................... … iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... ... v
DAFTAR TABEL ............................................................................... ... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... .. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ .. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... ... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... ... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... ... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .................................................................... ..... ... 5
1. Pengetahuan ....................................................................... ... 5
2. Remaja......................................... ........................................ ... 9
3. Penyakit Menular Seksual (PMS)........ ................................. ... 15
B. Kerangka Konsep ..................................................................... ... 25
C. Definisi Operasional ................................................................. ... 25
v
2. Sample.......................................................................... ....... ... 26
D. Jenis dan Cara PengumpulanData ........................................... ... 28
1. Data Primer........................................ .................................. ... 28
2. Data Sekunder....................................................... ............... ... 29
E. Pengolahan dan Analisa Data .................................................. ... 29
1. Pengolahan Data............................................... ................... ... 29
2. Teknik Analisa Data...................................................... ........ ... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran IV : Dokumentasi
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh
bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya.
Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu dari sepuluh
penyebab pertama penyakit yang tidak menyenangkan pada dewasa muda
laki-laki dan penyebab kedua terbesar pada dewasa muda perempuan di
negara berkembang (Sarwono, 2011).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 menyatakan
terdapat lebih dari 1 juta orang menderita PMS setiap hari. WHO menyatakan
bahwa 20 juta kasus infeksi baru pertahun, separuh diantaranya ialah orang
muda berusia 15-24 tahun. Data dari WHO menyebutkan 1 dari 20 remaja
tertular PMS setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan masih tingginya kejadian
PMS dikalangan remaja. Di duga hal ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan remaja serta sikap mereka terhadap PMS. Berbagai perubahan
pada masa remaja menyebakan remaja mulai tertarik pada lawan jenis dan
mempuyai rasa ingin tahu yang besar. Peluang remaja untuk tertarik dalam
hubungan seksual berkembang dalam lingkungan pergaulan sosisl yang
komplek dan dinamik. Pemahaman yang kurang atau salah mengenai
masalah seksual menyebabkan remaja berisiko melakukan hubungan seksual
yang tidak aman, seperti berganti–ganti pasangan, memakai narkoba, dan
tidak menggunakan kondom (WHO 2016).
Prevalensi PMS dinegara berkembang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan negara maju. Usia remaja (15 – 24 tahun) merupakan 25% dari
semua populasi yang aktif secara seksual, tetapi memberikan konstribusi
hamper 50% dari semua kasus PMS baru yang dapat. (sarwono, 2011)
Indonesia, berdasarkan data dari komisi perlindungan anak Indonesia
(KPAI) diketahui 32% remaja usia 14 hingga 18 tahun terutama di kota-kota
besar di Indonesia pernah berhubungan seksual pranikah dan membuktikan
62,7% remaja kehilangan perawan saat masih duduk di bangku SMP, bahkan
1
2
B. Perumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan informasi kepada
remaja mengenai Gambaran pengetahuan remaja tentang Penyakit
Menular Seksual (PMS), serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan remaja tentang Penyakit Menular Seksual (PMS).
2. Bagi Institusi Sekolah
Diharapkan penelitian ini menjadi masukan bagi pihak sekolah khususnya
SMK Negeri 1 Gunungsitoli untuk lebih meningkatkan edukasi atau
pendidikan tentang kesehatan reproduksi kepada semua siswa-siswi.
3. Bagi Institusi Keperawatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan
diruang baca Poltekkes kemenkes Medan Prodi DIII Keperawatan
Gunungsitoli, dan menjadi sumber informasi untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mahasiswa/I tentang Penyakit Menular
Seksual (PMS).
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya khususnya di jurusan keperawatan Poltekkes
kemenkes Medan Prodi DIII Keperawatan Gunungsitoli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung
maupun pengalaman orang lain. Pengetahuan adalah hasil tahu dari
manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya apa air, apa
manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comprehension)
5
6
3) Aplikasi (Aplication)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
1) Pendidikan
4) Lingkungan
5) Pengalaman
6) Usia
evaluasi.
Data dari United Nations Fund for Population Activities (UNFPA) dan
World Health Organization (WHO) tahun 2014 menyebutkan 1 dari 20
remaja tertular PMS setiap tahunnya terutama yang berumur 15 - 24 tahun.
Hal ini menunjukkan masih tingginya kejadian PMS di kalangan remaja. Hal
ini diduga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja tentang PMS
serta sikap mereka terhadap PMS masih kurang.
2. Remaja
a. Pengertian Remaja
d. Karakteristik Remaja
Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas
diri juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.karakteristik
pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan
transisi biologis,transisi kognitif,dan transisi sosial menuruk santrock (2007)
yaitu:
a) Transisi remaja
b) Transisi kognitif
c) Transisi sosial
b. Etiologi
1. Infeksi bakteri
1.1 Gonorea
17
1.2 Klamidia
Gejala pada pria : Nyeri atau rasa terbakar saat kencing, cairan
bernanah atau susu dari penis, testis bengkak atau
lembek,pembengkakan di sekitar anus.
1.4 Sifilis
b). Manifestasi klinis : Chance primer pada 95% kasus bersifat genital
dan memiliki karakteristik berikut. Chancre biasanya merupakan
lesi bulat soliter, tidak nyeri, tidak nyeri tekan, dengan tepi
eritematosa berbatas tegas dan memiliki dasar bersih serta
berindurasi. Manifestasi ini berhubungan dengan limfadenopati
inguinal seperti karet, terbuka, tidak nyeri, dan tidak nyeri tekan.
Chancre merupakan ulkus yang dapat sembuh tanpa membentuk
jaringan parut dalam 4-6 minggu.
2. Infeksi virus
2.1. HIV/ AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
a) Penyebab : Human Immunodeficiency Virus (HIV)
b) Manifestasi klinis: keringat yang berlebihan pada waktu malam
hari, diare terus menerus, bengkakan kelenjar getah bening, flu
yang tidak sembuh sembuh, nafsu makan dan kekebalan tubuh
menurun.Terlebih lagi jika sudah memasuki fase AIDS, timbul
penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik, yaitu
kanker khususnya sariawan, kanker kulit (sarcoma Kaposi), infeksi
paru dan kesulitan bernapas, infeksi usus dan infeksi otak, yang
menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.
3.1 Trikomoniasis
- Dysuria
b). Manifestasi klinis : pruritus, iritasi hebat pada vlva dan vagina,
edema, eritema dan fisura pada vulva, disertai dysuria. Selain itu
terdapat sekret vagina seperti “keju lembut”.
5. Infeksi Parasit
b). Manifestasi klinis : rasa gatal yang hebat pada daerah pubis, dapat
meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, bercak-bercak
berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut makula serulae,
serta ditemukan black dot yaitu bercak hitam pada celana dalam
pada waktu bangun tidur. Terjadi infeksi sekunder dengan
pembesaran kelenjar getah bening regional.
5.2 Skabies
b). Manifestasi klinis : Gejala klinis yang khas adalah gatal-gatal yang
sangat, terutama di malam hari kala temperature kulit menjadi
lebih hangat. Tempat-tempat yang biasanya menjadi sasaran
scabies adalah: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian
fleksor, lipat ketiak bagian depan dan belakang, aerola mamae,
sekitar pusat (umbilicus), daerah ikat pinggang, perut bagian
bawah, daerah genitalia dan pubis, pantat bagian bawah dan lipat
pantat.
22
a. Malu dan takut sehingga tidak mau berobat yang akan memperberat
dan memperparah penyakit penyakit disamping terjadi resistensi
obat.
c. Rendah diri.
e. Pencegahan PMS
B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional
METODE PENELITIAN
26
27
n = Besar Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan
10% (0,10), 5% (0,05), atau 1% (0,01).
n= 384
1 + (384. 0,12)
n= 384
1 + (384. 0,1)
n = 384
1 + (3,84)
n= 384
4,84
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung dari subjek
penelitiannya, data di peroleh/diambil oleh peneliti melalui kuesioner yang
langsung diisi oleh responden. Pengumpulan data untuk penelitian tentang
Penyakit Menular Seksual (PMS) di SMK Negeri 1 Gunungsitoli yaitu
dengan menggunakan instrument yang diambil dari penelitian Nur
Triningtyas Putri (2015) dengan judul penelitian “Gambaran Pengetahuan
Remaja tentang Infeksi Menular Seksual di SMA Al-Asiyah Cibinong Bogor”
yang sudah diuji Validitas dan Reliabilitasnya. Nilai Validitas sebesar 0,347
dan uji Reliabilitas yang didapatkan sebesar 0,616.
Kuesioner gambaran Pengetahuan remaja tentang Penyakit
Menular Seksual (PMS) di SMK Negeri 1 Gunungsitoli memiliki 30
pernyataan tentang pengetahuan PMS yang terdiri dari 18 pernyataan
positif dan 12 pernyataan negatif. Menurut Siregar (2013) pernyataan
positif dinilai dengan skala Guttman, yaitu (1) untuk Jawaban benar dan (0)
untuk jawaban salah, sedangkan pernyataan negatif dinilai dengan skala
Guttman, yaitu (0) untuk jawaban benar dan (1) untuk jawaban salah.
Variabel pengetahuan tentang PMS terdiri dari indikator definisi
PMS 4 soal dengan Pernyataan positif terdapat di nomor (1,2) dan
pernyataan negatif (3,4), jenis-jenis PMS 4 soal dengan Pernyataan positif
terdapat di nomor (5,7,8) dan pernyataan negatif (6), cara penularan PMS
4 soal dengan pernyataan positif terdapat di nomor (9,10) dan pernyataan
negatif (11,12), tanda dan gejala 5 soal dengan pernyataan positif terdapat
di nomor (13,15,16) dan pernyataan negatif (14,17), faktor resiko PMS 4
soal dengan pernyataan positif terdapat di nomor (20,21) dan pernyataan
negatif (18,19), komplikasi PMS 4 soal dengan pernyataan positif terdapat
29
100
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yaitu data
yang diperoleh peneliti dari pihak pendidikan untuk mengetahui jumlah,
umur, tempat tanggal lahir siswa/I di SMK Negeri 1 Gunungsitoli.
1. Pengolahan Data
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMK Negeri 1 Gunungsitoli adalah salah satu sekolah Negeri yang
ada di Gunungsitoli, Nias. Sekolah ini tepatnya terletak diantara 2 Desa
yaitu Desa Hilihao dan Desa Moawo. Jarak SMK Negeri 1 Gunungsitoli
dari Kota Gunungsitoli ± 4km. Lingkungan sekitar terdapat 2 sekolah yaitu
SD Negeri No. 070980 Moawo dan SMK Negeri 2 Gunungsitoli.
2. Analisis Univariat
2.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMK Negeri 1
Gunungsitoli, karakteristik siswa/I berdasarkan umur dan jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
di SMK Negeri 1 Gunungsitoli
31
32
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Remaja
Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)
di SMK Negeri 1 Gunungsitoli
B. Pembahasan
Siswa/siswi yang berpengetahuan baik tentang PMS sebanyak 11
orang (14%) yaitu siswa/I yang telah mengerti dan mengenal tentang Penyakit
Menular Seksual (PMS) sebelumnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan
dengan teori Notoatmodjo (2012) yaitu pengetahuan adalah hasil pengindraan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek dari indra yang
dimilikinya. Hal yang dimaksud tahu disini yaitu remaja dapat mengetahui
segala bentuk informasi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan PMS.
Siswa/I yang berpengetahuan cukup tentang Penyakit Menular
Seksual (PMS) sebanyak 51 orang (65%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Kiki Gustini (2015) yang dilakukan pada siswa/I SMA Negeri
24 Bandung, dimana mayoritas siswa/I yang berjumlah 119 orang (62.63%)
dari 190 orang responden memiliki pengetahuan Penyakit Menular Seksual
(PMS) yang cukup. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
33
media massa dan internet yang menyediakan informasi yang kurang tepat dan
salah.
Remaja memasuki usia reproduksi pada hakekatnya remaja
mengalami suatu masa kritis, jika dimasa kritis itu tidak mendapatkan
informasi dan pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi yang
dibutuhkan dari keluarga, remaja cenderung mencari dari luar pendidikan
formal yang sering tidak bisa dipertanggung jawabkan seperti menonton dan
membaca majalah porno ataupun dari teman-teman sebaya yang sama-sama
memiliki keterbatasan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sehingga
cenderung memperoleh informasi yang salah (Kusyogo, 2008).
Dalam hal tentang pendidikan seksualitas, remaja merasa bahwa
orangtuanya menolak membicarakan mengenai kesehatan reproduksi dan
kemudian mencari alternative sumber informasi lain seperti teman dan media
massa. Sehingga membuat informasi menjadi simpangsiur atau pemahaman
yang salah karena tidak ada bimbingan dari orangtua (Wulandari, 2012).
Meningkatnya permasalahan remaja terkait PMS ditandai dengan
bertambahnya penderita PMS. Untuk mengatasi dan mencegah hal tersebut
maka institusi pendidikan atau sekolah adalah yang berperan penting dalam
mengantisipasi hal tersebut. Hal ini sesuai dengan teori dari Maulana (2009)
yang menyatakan bahwa sekolah dapat dijadikan sarana untuk membekali diri
remaja dengan pengetahuan dan kemampuan dalam melindungi diri dari
Penyakit Menular Seksual (PMS). Promosi kesehatan perlu diberikan dalam
masyarakat khususnya pada anak usia sekolah.
Penyebab atau faktor yang mempengaruhi responden berpengetahuan
baik, cukup, kurang. Asumsi peneliti hal ini terjadi dikarenakan responden
yang sudah mengerti dan menerima informasi tentang penyakit menular
seksual (PMS) baik secara langsung maupun tidak langsung seperti media
cetak maupun penyuluhan sebelumnya ada yang memperdalam serta ada
juga yang tidak memperdalam untuk mempelajari sumber informasi yang
sudah didapat. Hal ini di dukung oleh pernyataan Budiman dan Riyanto (2013)
yang menyatakan bahwa Informasi diperoleh dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga
menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Semakin
berkembangnya teknologi menyediakan bermacam-macam media massa
35
A. Simpulan
Pengetahuan Remaja tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) di
SMK Negeri 1 Gunungsitoli yaitu mayoritas siswa/I berpengetahuan cukup
yaitu sebanyak 51 orang (65%), dari jumlah sampel 79 reponden.
B. Saran
5. Bagi Responden
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh remaja untuk lebih
aktif mencari informasi tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) baik
melalui keluarga, lingkungan sekolah, media massa dan elektronik, untuk
meningkatkan pengetahuan remaja tentang Penyakit Menular Seksual
(PMS) agar remaja lebih paham dan mengerti tentang PMS.
6. Bagi Institusi Sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan pihak sekolah khususnya
SMK Negeri 1 Gunungsitoli sebagai referensi dan bahan untuk
memberikan informasi dan pendidikan khususnya tentang kesehatan
reproduksi kepada siswa-siswinya, seperti menyediakan buku-buku tentang
kesehatan reproduksi, menerapkan program kesehatan reproduksi
disekolah maupun diluar sekolah.
7. Bagi Institusi Keperawatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
kepustakaan bagi yang membutuhkan acuan perbandingan untuk
menambah referensi di Prodi D-III Keperawatan Gunungsitoli, Poltekkes
kemenkes Medan.
8. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya untuk melanjutkan dan mengembangkan penelitian ini dengan
penelitian Faktor-faktor Yang Berhubungan Tentang Penyakit Menular
Seksual (PMS).
36
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2006. Dampak Infeksi Menular Seksual (IMS) Bagi Remaja.
Jakarta : Depkes RI; 2006.
KPAI, 2013. Remaja dan SPN (Seks Pranikah). KPAI, (46), 2016.
http://www.ucarecdn.
Gunungsitoli,
2019
Peneliti
Tomi Jeremies
Hulu
NIM 16.025
Lampiran II
Lembar Persetujuan
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL (PMS) DI SMK NEGERI 1 GUNUNGSITOLI
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Gunungsitoli, Mei
2019
Mengetahui
Peneliti Responden
A. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian :
Isilah jawaban anda pada titik-titik dibawah ini berilah tanda check list (√) pada
pernyataan yang sesuai.
No. Responden
1. Nama : ..............................................................
2. Tempat/Tanggal Lahir : ..............................................................
3. Umur : ............ tahun
4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
B. Variabel Pengetahuan
Petunjuk Pengisian :
1. Pertanyaan yang diberikan berjumlah 30 buah. Pilihlah jawaban yang
menurut anda paling tepat
2. Isilah dengan memberikan tanda check list (√) pada kolom yang tersedia
3. Keterangan : B : Benar S : Salah
No Pernyataan B S
kelamin
seksual
menular seksual
(gonore)
menular seksual
13 Pada pria rasa sakit buang air kecil dan disertai nanah
menular seksual
penderita
seksual
menular seksual
pengetahuan remaja
Riwayat Pendidikan :