RadenHelmyWiraSaputra19804241040 U19 PendidikanEkonomiUNY TUGASMAKALAHINVESTASIKU MatkulEkonomiKerakyatan2
RadenHelmyWiraSaputra19804241040 U19 PendidikanEkonomiUNY TUGASMAKALAHINVESTASIKU MatkulEkonomiKerakyatan2
RadenHelmyWiraSaputra19804241040 U19 PendidikanEkonomiUNY TUGASMAKALAHINVESTASIKU MatkulEkonomiKerakyatan2
Disusun Oleh :
KELAS U19
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah selalu kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha
Esa.Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “UMKM MEMBANGKITKAN EKONOMI
KERAKYATAN DISAAT PANDEMI COVID-19”.Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Ekonomi Kerakyatan dengan Dosen Pengampu Ngadiyono,S.Pd.,M.Pd.
Shalawat dan salam semoga senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga, sahabat serta para pengikut beliau hingga hari akhir kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun,guna untuk menyempurnakan perbaikan makalah dimasa yang akan datang.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
iii
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4
iv
A. Kesimpulan................................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................21
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi dan UMKM merupakan jenis usaha yang memiliki peran penting dalam
peningkatan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) satu negara khususnya di Indonesia dengan
menghadapi Era Industri 4.0. menurut Wikipedia, Industri 4.0 merupakan otomatisasi
sistem produksi dengan memanfaatkan teknologi dan big data. Konsep Industri 4.0 pertama
kali digunakan publik dalam pameran industri Hannover Messedi kota Hannover, Jerman di
Tahun 2011. Dari peristiwa ini juga sebetulnya ide Industri 2.0 dan Industri 3.0 baru
muncul, sebelumnya hanya dikenal dengan nama Revolusi Teknologi dan Revolusi Digital.
Industri 4.0 ini menggunakan komputer dan robot sebagai dasarnya, maka kemajuan
kemajuan yang muncul di era ini terutama yang berhubungan dengan komputer yaitu
Internet of Things (IoT), Big Data, Cloud Computer, Artificial Intelligence (AI) dan
Machine Learning.
Revolusi industri telah terjadi sejak tahun 1750-an dan terus berlanjut sampai sekarang.
Dimulai dari mesin uap yang mendominasi industri saat itu, dari kereta sampai mesin
penggerak turbin. Dan sekarang memasuki revolusi industri ke-4, semuanya telah berubah
secara dramatis. Prinsip rancangan dalam Revolusi Industri 4.0 yang membantu sebuah
usaha mengidentifikasi dan mengimplementasikan skenario-skenario dalam revolusi
industri 4.0 seperti Interoperabilitas, Transparansi Informasi, Bantuan Teknis, dan
Keputusan Mandiri. Dari beberapa prinsip yang ada dalam Revolusi Industri 4.0, maka
untuk mengenal lebih jauh industri yang telah berubah akibat revolusi industri 4.0 seperti
transportasi, retail, keuangan, asuransi, pertanian dan kesehatan.
Menurut Jacky Musry, Executive Vice President International Council for Small Business
(ICSB) Indonesia tentang UMKM 4.0, adalah mereka (UMKM) harus menjadi profesional,
produktif, kreatif dan be entrepreneurial. Keempatnya harus saling terkait, para pelaku
UMKM era 4.0 tersebut juga akan lebih diarahkan pada digital, tidak lagi bermain pada
tataran konservatif tetapi harus dapat melihat peluang digital sehingga dapat menyasar
pasar yang lebih luas.
UMKM 4.0 mulai mengenal kemajuan dalam daya komputerisasi, kecerdasan buatan,
robotik, dan ilmu material yang dapat mempercepat pergeseran menuju produk yang lebih
ramah lingkungan dari semua jenis. Persiapan diri pada perkembangan teknologi energi
baru yang dapat menciptakan sumberdaya murah, berlimpah, dan berkelanjutan. Skala dan
luasnya inovasi teknologi merevolusi cara UMKM 4.0 dalam berbisnis. UMKM 4.0 mulai
dapat mengeksplorasi bagaimana revolusi Industri 4.0 dapat mempengaruhi individu dan
1
masyarakat. Namun, UMKM 4.0 bisa melakukan langkah awal terlebih dahulu untuk
menciptakan perubahan besar pada bisnis.
COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut
coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Virus
ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika
menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe
Acute Respiratory Syndrome). COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang
ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019.Karena itu, Coronavirus jenis baru ini
diberi nama Coronavirus disease-2019 yang disingkat menjadi COVID-19. COVID-19
sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global yang
berlangsung sampai saat ini. Gejala COVID19 umumnya berupa demam 38°C, batuk
kering, dan sesak nafas serta dampak paling buruk untuk manusia ialah kematian.
Pandemi global yang terjadi pula di Indonesia membuat banyak pihak berupaya ikut
berperan serta dalam mengatasi. Para dokter umum dan spesialis angkat bicara bersama
guna memberi penjelasan singkat kepada masyarakat maupun imbauan agar menjaga
kebersihan diri dan lingkungan sekaligus tak banyak keluar rumah.Grace Natalie Louisa
sebagai tokoh politik ikut mengucapkan tanggapan secara lisan berupa usulan kepada
government Indonesia agar memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada warga
yang menggantungkan hidup pada pendapatan harian serta melakukan tes COVID-19
secara gratis.Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi kemasyarakatan juga turut beraksi
menanggapi dengan membentuk Satuan Tugas PBNU Cegah COVID-19. Salah satu hasil
kerja yang dilakukan satgas ini ialah protokol di lembaga NU setiap tingkatan guna
diberlakukan di setiap lembaga yang berafiliasi dengan NU. Protokol ini disiapkan sebagai
upaya agar warga NU dan masyarakat secara luas dapat memahami tentang COVID-19,
bisa mencegahnya agar tidak terinfeksi, serta tidak panik dalam menanggapi.
Salah satu dampak pandemi COVID-19 ialah UMKM di Indonesia, berdasarkan data dari
kementerian koperasi yang menggambarkan bahwa 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi virus corona (COVID-
19). Kebanyakan koperasi yang terkena dampak COVID-19 bergerak pada bidang
kebutuhan seharihari, sedangkan sektor UMKM yang paling terdampak yakni makanan dan
minuman.
Kementerian Koperasi dan UMKM mengatakan bahwa koperasi yang bergerak pada bidang
jasa dan produksi juga paling terdampak pada pandemi COVID-19. Para pengelola koperasi
merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal, dan terhambatnya distribusi. Sementara
itu sektor UMKM yang terguncang selama pandemi COVID-19 selain daripada makanan
dan minuman, juga adalah industri kreatif dan pertanian.
Dalam menanggulangi masalah yang dihadapi pelaku UMKM dan koperasi, pemerintah
melaksanakan beberapa upaya.Salah satunya adalah, memasukkan pelaku UMKM dan
2
koperasi sebagai penerima program bantuan pemerintah, seperti Kartu Prakerja, subsidi
tarif listrik, dan Keluarga Harapan.Pemerintah juga memberikan keringanan pembayaran
pajak selama enam bulan, sejak April 2020 hingga September 2020.Selain itu,Pemerintah
juga merelaksasi dan merestrukturisasi pembayaran pinjaman bagi pelaku UMKM dan
koperasi.
Meskipun pandemi COVID-19 memunculkan beberapa masalah bagi pelaku UMKM dan
koperasi, di sisi lain ada kesempatan yang juga muncul. Pelaku UMKM dan koperasi bisa
memanfaatkan teknologi informasi dan komunasi mengingat perdagangan elektronik pada
2020 mencapai US$ 130 miliar. Transaksi perdagangan drastis elektronik meningkat
selama pandemi COVID-19. Produk yang penjualannya mengalami peningkatan, antara
lain produk kesehatan meningkat 90%, produk penunjang hobi naik 70%, makanan naik
350%, dan makanan herbal naik 200%.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian UMKM dan COVID-19 ?
2. Apakah terdapat penurunan omzet bagi para pelaku UMKM dan Koperasi ?
3. Apa peran UMKM sebagai penunjang ekonomi kerakyatan disaat pandemi
COVID-19 ?
4. Bagaimana perubahan model bisnis dari konvensional menjadi digitalisasi ?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan mengenai UMKM dan COVID-19
2. Untuk menjelaskan tentang penurunan omzet bagi para pelaku UMKM dan
Koperasi
3. Untuk menjelaskan peran UMKM sebagai penunjang ekonomi kerakyatan disaat
pandemi COVID-19
4. Untuk mengetahui perubahan model bisnis dari konvensional menjadi
digitalisasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
sebagai motor penggerak sistem ekonomi kerakyatan mampu mengurangi masalah
kemiskinan dan pengangguran, selain itu UMKM juga berperan untuk pendistribusian
hasilhasil pembangunan.
B. Dampak Ekonomi Akibat Pandemi COVID-19 Melanda Seluruh Dunia
World Bank dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbarunya menyatakan bahwa krisis
yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 ini lebih parah dari krisis manapun di dunia yang
pernah terjadi sejak tahun 1870 (www.voaindonesia.com). World Bank memprediksi
bahwa dunia mengalami kontraksi ekonomi, yaitu sebesar minus 5,2 persen tahun 2020.
Dalam Outlook Ekonomi Juni 2020, Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD) memproyeksikan perekonomian – dengan indikator Produk
Domestik Bruto (PDB) - global turun sebesar 6%, dan bahkan mencapai angka negatif
7,6% dengan perkiraan gelombang pandemi kedua terjadi pada akhir 2020. IMF dalam
Outlook Ekonomi Juni 2020 memproyeksikan penurunan PDB global sebesar 4,9 persen
pada 2020.
Penurunan ekonomi ini dinilai berbahaya karena menciptakan pengangguran global yang
besar, dan akan menurunkan daya beli sehingga dapat berakibat pada kemiskinan dan
kelaparan. Seperti yang diprediksi Bank Dunia, kemiskinan di seluruh dunia diperkirakan
akan mencapai lebih dari 100 juta orang pada akhir tahun ini. Untuk ketenagakerjaan,
International Labour Organization (ILO) memperkirakan bahwa pandemic Covid-19
berdampak hingga 61,2 persen tenaga kerja dunia.
Efek ini secara menyeluruh lebih besar diderita oleh UMKM (usaha mikro, kecil dan
menengah), baik yang merupakan sektor formal apalagi informal, dibandingkan dengan
usaha besar. Dengan karakteristik usahanya yang kecil, menghadapi penurunan mendadak
pada sisi permintaan, UMKM terutama mikro langsung drop produksinya, dan
menyebabkan merosotnya pendapatan. Dari sisi produksi sendiri, tenaga kerja mengalihkan
perhatian untuk menjaga keluarga dari penyebaran virus corona, sehingga menurun
produktifitas kerjanya. Terutama karena jumlah UMKM ini sangat besar dan di Indonesia
mencapai 98-99 persen dari keseluruhan usaha (dari angka ini, 97-98 persen adalah usaha
mikro), dan menampung 97 persen dari total tenaga kerja, maka jatuhnya aktivitas UMKM
menyebabkan jatuhnya ekonomi rakyat secara keseluruhan. Oleh karena itu UMKM perlu
mendapatkan perhatian utama dalam skema pemulihan ekonomi nasional.
Sementara itu di sisi lain, masih terus terjadi peningkatan angka kasus positif Covid-19
global dan Indonesia saat tulisan ini ditulis. Jika ekonomi digerakkan dengan mengabaikan
faktor kesehatan, maka kasus postif Covid-19 tidak akan mereda bahkan dapat menjadi
semakin banyak. Dampaknya adalah ekonomi menjadi mandeg dalam waktu yang lebih
panjang. Oleh karena itu, aktivitas ekonomi dan menjaga kesehatan harus sama-sama
dilakukan secara simultan.
5
C. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Ekonomi Masyarakat
Institutes for Development of Economics an Finance (INDEF) menggelar kajian via
teleconference yang membahas mengenai penanganan pandemi ini dan dampak
ekonominya. Hasil kajian menyebutkan bahwa kian hari pandemi ini semakin menjangkiti
ke dalam perekonomian Indonesia secara umum. Dampak ekonomi akibat pandemi semula
hanya menggerus sisi eksternal. Namun seiring semakin meningkatnya kasus penyebaran
COVID-19 turut berimbas pada stabilitas perekonomian internal. Salah satu imbasnya ialah
nilai tukar rupiah terus melemah tajam. Permasalahan ini tentu berpengaruh pada arus
permintaan (demand), penawaran (supply), dan produksi pada usaha-usaha UMKM dalam
negeri.
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Kompas per akhir Maret lalu, para pelaku UMKM
mengeluhkan berbagai dampak pandemi di antaranya penjualan menurun, kesulitan bahan
baku, distribusi terhambat, kesulitan pemodal, serta produksi yang terhambat.
Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh sektor bisnis selama pandemiturut dirasakan oleh
perusahaan-perusahaan besar sehingga berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK)
pada karyawan-karyawan agar menjaga stabilitas arus kas keuangan perusahaan (cash
flow). Kondisi semacam ini akan semakin memperparah kesejahteraan-kesejahteraan
masyarakat jika tidak ada langkah jitu dari pemerintah. Tentu ini tidak sesuai dengan
konsep ekonomi kerakyatan yang bernilai dasar Pancasila.
D. Ekonomi Kerakyatan dan Etika Berekonomi di Tengah Wabah
Pemikiran-pemikiran ekonomi Bung Hatta dalam sebuah buku berjudul “Daulat Rakyat dan
Ekonomi Kerakyatan” yang disunting oleh Tan Sri Zulfikar Yusuf menjelaskan bahwa bagi
kita (bangsa ini) rakyat itu yang utama, rakyat umum yang mempunyai kedaulatan,
kekuasaan, (souverenitet). Karena itu, jantung hati bangsa dan rakyat itulah yang menjadi
ukuran tinggi rendahnya derajat kita (bangsa ini). Dengan rakyat, kita akan naik dan dengan
rakyat pula kita akan turun. Hidup dan matinya Indonesia, merdeka, semuanya itu
bergantung kepada semangat rakyat. Demikianlah pengantar awal yang disampaikan oleh
Bung Hatta di halaman depan buku tersebut.
Ungkapan demikian sangat penting sehingga harus menjadi perhatian penuh oleh
pemerintah dan lembaga kemasyarakatan lainnya. Tentu pemerintah tidak dapat bekerja
sendiri dalam penangan pandemi ini. Oleh karena itu, gotong-royong mesti diberlakukan
dalam penyelesaian kasus COVID-19 ini.
Mari kita lihat kembali nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Dalam perpektif Ketamansiswaan,
ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama
dengan dijiwai oleh nilai-nilai kekeluargaan. Dalam ekonomi kerakyatan, sumber daya
yang potensial dikelola atas dasar kemandirian, dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Distribusi hasil produksi mengutamakan pemerataan kepada rakyat
sebagai pendorong terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
6
Di tengah pandemi, dampak-dampak yang berimbas kepada sektor ekonomi baik negara,
perusahaan hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan.
Secara penerapan memiliki konsep kolektivitas atau gotong-royong. Saya jadi teringat
ucapan Dr. Francis Wahono, direktur Cindelaras Institute for Rural Empowerment and
global Studies (CIREGS). Ia mengatakan gotong royong merupakan kearifan lokal bangsa
indonesia yang menjadi penyelamat utama para survivor gempa ketika gempa di
Yogyakarta tempo dulu. Lalu bagaimana korelasi kolektivitas kita dalam melawan pandemi
covid-19?
Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita akan bisa benahi
ketika saling bahu-membahu. Di saat seperti ini dibutuhkan komunikasi yang baik antara
pihak pemerintah dan juga para pelaku usaha dalam negeri. Keputusan pemerintah dalam
memberikan tunjangan atau insentif kepada masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat
dan sesuai dengan fungsi keberadaan Negara itu sendiri.
Di sisi lain pihak perusahaan swasta juga mesti menunjukkan peran kemanusiaan serta
kekeluargaannya terhadap masyarakat yang terdampak. Hal ini akan sangat membantu
penahanan merosotnya nilai-nilai kesejahteraan di masyarakat akibat pandemi. Begitu juga
dengan masyarakat yang masih terbilang mampu untuk saling mendukung usaha-usaha
kecil di masyarakat misalnya usaha kuliner atau jenis usaha mikro lainnya.
Perusahaan-perusahaan terkait yang melakukan PHK seharusnya tetap memberikan
perhatian kepada karyawan yang menjadi korban PHK, bukan dengan membiarkannya
begitu saja. Tentu permasalahan ini juga menjadi perhatian bagi pemerintah. Komunikasi
yang baik mesti dilayangkan kepada perusahaan terkait dan merencanakan alternatif baru
untuk menampung karyawan-karyawan yang di PHK setelah kondisi perekonomian telah
membaik.
Biar bagaimanapun, kasus pengangguran sama bahayanya untuk kesejahteraan rakyat.
Inilah yang kemudian disebut sebagai penerapan nilai-nilai ekonomi kerakyatan dalam asas
kekeluargaan yang meliputi nilai kasih sayang, nilai menghormati dan menghargai, nilai
tolong menolong dan gotong royong, nilai demokrasi serta nilai kesatuan persatuan yaitu
bersatunya pemimpin dengan yang dipimpin.
E. Strategi Mempertahankan Bisnis di Tengah Pandemi COVID-19
Merebaknya kasus virus corona begitu mempengaruhi kehidupan banyak orang, dari segi
kesehatan, pendidikan, termasuk juga ekonomi.Jumlah kasus Covid-19 yang terus
bertambah membuat laju sejumlah bisnis pun melambat. Apalagi, masyarakat saat ini
tengah mengurangi aktivitas di luar rumah seperti liburan atau belanja.
Roda perekonomian pun melambat, pasar mulai lesu, omzet menurun, begitu pula dengan
produktivitas. Pemerintah pun telah menyiapkan stimulus untuk membantu mendongkrak
ekonomi dan menjaga daya beli, khususnya terhadap UMKM. Namun sebagai pebisnis,
7
tentu kita harus juga menyiapkan strategi.Apa yang bisa kita lakukan untuk tetap bertahan
saat menghadapi situasi seperti ini?
1) Tunjukkan Kepedulian
Tunjukkan kepekaanmu dalam merespons pandemi ini. Jaga komunikasi yang baik dengan
pelanggan. Hati-hati dalam mempromosikan produk atau jasamu. Jangan sampai brand-mu
terkesan seperti memanfaatkan situasi untuk membicarakan diri sendiri dan mencari
keuntungan. Hal ini akan memberikan citra yang buruk terhadap bisnismu.
Salah satu hal yang bisa kamu lakukan untuk menunjukkan kepedulian adalah dengan
mengambil tindakan yang berfokus pada kepentingan publik, misalnya membagikan fakta-
fakta mengenai cara mencegah virus corona ataupun program CSR seperti memberi
dukungan nyata kepada mereka yang terdampak.
Jika kamu ragu, cukup berikan pesan bahwa kamu peduli terhadap orang-orang yang
terkena dampak Covid-19. Pesan ini bisa kamu sampaikan lewat sarana komunikasi yang
biasa kamu gunakan, seperti email atau media sosial.
2) Berikan Distraksi yang Positif
Situasi yang tidak pasti membuat banyak orang merasa khawatir dan stres. Kondisi seperti
ini bukanlah saat yang tepat untuk mempromosikan penjualan. Bukan hanya karena strategi
seperti ini bisa berbalik menyerang brand-mu, tetapi juga kemungkinan besar tidak akan
tepat sasaran dan mencapai target yang diinginkan.
Sebaliknya, pikirkan mengenai bagaimana brand-mu bisa memberikan distraksi yang
positif terhadap audiensmu, salah satunya dengan membangun kisah. Misalnya bisa dengan
menceritakan mengenai kepedulianmu terhadap masyarakat dan komunitas di sekitar,
visimu sebagai sebuah brand, dan sebagainya. Tentunya dengan penyampaian yang tepat.
Gunakan waktu ini untuk kembali membangun semangat banyak orang. Kisah-kisah positif
dapat menenangkan pikiran. Beberapa brand melakukan ini dengan membangun cerita
menarik mengenai pelanggan mereka alih-alih tentang brand mereka sendiri. Jika kamu
memutuskan untuk melakukan ini, selalu ingat untuk tetap peka dalam menyampaikan
setiap pesan.
3) Lakukan Transaksi Online
Untuk menghindari penyebaran virus corona, sebisa mungkin hindari transaksi langsung.
Lagipula sekarang ini transaksi bisa dengan mudah dilakukan lewat online seperti m-
banking ataupun internet banking. Jadi kamu tidak perlu repot-repot datang ke bank. Saat
ini rata-rata bank sudah memiliki aplikasinya sendiri sehingga kamu bisa memantau tiap
transaksi yang kamu lakukan secara real-time.
4) Kaji Ulang Anggaran & Jaga Cashflow
8
Finansial bisnis merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan terutama dalam kondisi
seperti ini. Keuangan yang dikelola dengan baik dan hati-hati bisa berisiko pada
kelangsungan bisnismu. Anggaran merupakan gambaran budget suatu bisnis yang penting
untuk dilakukan, baik untuk mengevaluasi hasil kerja maupun membuat perencanaan dan
target untuk periode atau tahun selanjutnya.
Dalam situasi seperti ini, pebisnis harus bijak dalam mengambil keputusan. Apakah ada
anggaran yang bisa dipangkas untuk memotong pengeluaran? Bagaimana dengan alur
cashflow? Pastikan setiap transaksi terbukukan dengan baik dan rapi agar cashflow tetap
seimbang.
5) Alihkan Strategi Penjualan ke Online
Di situasi seperti ini dimana masyarakat meminimalisir interaksi langsung, perilaku
berbelanja masyarakat pun ikut berubah. Banyak kegiatan maupun transaksi yang beralih
ke online. Salah satu cara untuk menghadapi disrupsi ini adalah sigap beradaptasi dengan
keadaan, seperti mengalihkan strategi penjualan ke online baik lewat website toko online
ataupun media sosial.Dengan demikian, pelanggan masih bisa mengakses produk atau
jasamu.
F. Kebijakan Pemerintah Pusat Memulihkan Ekonomi Nasional dan UMKM
Sebagaimana negara-negara lain di dunia, pemerintah Indonesia juga mengambil kebijakan
untuk memulihkan ekonomi dengan cepat. Pemerintah Indonesia menyiapkan anggaran
mulai dari yang digunakan untuk menahan dampak terutama bagi keluarga yang paling
rentan, sampai pada program pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Jumlah
anggaran total sampai tahap ke-3 program stimulus mencapai Rp 695,2 trilyun. Anggaran
ini meningkat dari anggaran sebelumnya yaitu Rp 405,1 trilyun (www.investor.id).
Perincian dana tersebut adalah untuk kesehatan Rp 87,55 trilyun dan untuk program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 607,65 trilyun. Anggaran PEN terdiri dari
perlindungan sosial sebesar Rp 203,90 trilyun, insentif usaha Rp 120,61 trilyun, dan
UMKM Rp 123,46 trilyun, pembiayaan korporasi Rp 53,57 trilyun, serta untuk sektoral
K/L dan Pemda sebesar Rp 106,11 trilyun.
Program perlindungan sosial yang terkait dengan keluarga rentan mencakup bantuan
kepada keluarga harapan (PKH), bantuan sembako, bansos, kartu pra kerja, diskon listrik,
bantuan langsung tunai (BLT) Dana Desa dan lainnya. Insentif usaha mencakup
pembebasan pajak, penurunan tarif pajak dan lainnya. Untuk UMKM mencakup subsidi
bunga, penjaminan modal kerja PPh UMKM, pembiayaan investasi pada koperasi, dan
lainnya. Selain itu, program pembiayaan korporasi yaitu untuk pemberian kredit modal
kerja, dan lainnya. Anggaran pemerintah pusat ini disinergikan dengan anggaran dan
kebijakan pemerintah daerah untuk melakukan tindakan-tindakan inovatif dan rekayasa
ekonomi bagi pemulihan ekonomi khususnya UMKM di daerah.
9
G. Strategi Pemulihan Ekonomi Daerah dengan Protokol Kesehatan untuk UMKM
Untuk memulihkan kegiatan ekonomi dengan protokol kesehatan secara simultan, jenis
usaha yang berklasifikasi UMKM nampaknya adalah yang paling sesuai. Ini karena
karakteristik yang dimiliki oleh UMKM itu sendiri, yaitu jumlah tenaga kerja yang terbatas
(sedikit) dan kebutuhan modal kerja yang tidak banyak, seperti pada usaha mikro dan kecil.
Jumlah tenaga kerja yang tidak terlalu banyak (bahkan kadang hanya anggota keluarga)
sehingga protokol kesehatan dapat dijalankan dengan lebih sederhana dibandingkan
perusahaan besar. Jumlah modal yang untuk menjalankan produksi tidak besar dan jumlah
aset yang dimiliki juga kecil, sehingga untuk menggerakkan kembali relatif mudah, bahkan
sangat fleksibel dapat beralih jenis usahanya. Selain itu, jumlah pemasok (supplier) bagi
UMKM cenderung sedikit dan tidak beragam jenisnya, sehingga penanganan dan
pemulihan terhadap rantai pasoknya (supply chain) lebih sederhana dan segera.
Dengan jumlah UMKM yang banyak, pemulihan usaha rakyat ini, akan memulihkan
pendapatan masyarakat dan daya beli dengan cepat, sehingga dapat mencegah meluasnya
kemiskinan. Di samping itu, strategi ini sekaligus dapat mencegah bertambahnya
pengangguran bahkan menciptakan lapangan kerja baru bagi korban PHK, atau pemudik
yang ter-PHK.
Pemulihan aktivitas usaha dengan protokol kesehatan ini berbeda dengan pemulihan
akibat krisis ekonomi biasa, sehingga diperlukan kreativitas dan rekayasa-rekayasa.
Empat belas strategi berikut untuk pemulihan UMKM ini dapat dilakukan oleh
pemerintah provinsi dan kabupaten-kota, dan atau masyarakat, dengan
pengembangan teknis di lapangan yang menyesuaikan jenis usaha dan kekhususan di
masing-masing UMKM.
Strategi pertama adalah strategi umum yang dapat dilakukan Pemda adalah
kombinasi kebijakan dan anggaran dengan yang dikucurkan oleh pemerintah pusat.
Untuk ini pendataan UMKM sasaran harus sangat akurat. Jenis pemberian bantuan
produktif ini dalam bentuk uang tunai lebih utama daripada bantuan barang, agar
lebih fleksibel dalam penggunaannya, karena sebagian akan digunakan sebagai
modal kerja oleh UMKM.
Strategi kedua, menciptakan permintaan terhadap produk UMKM. Tentu UMKM
akan sia-sia berproduksi jika tidak dapat menjual karena tidak ada permintaan
terhadap produknya. Peran pemerintah melalui belanja dapat menjadi andalan
utama dalam menciptakan permintaan. Pertama, dengan membeli langsung produk
UMKM ini, dan kedua, dalam bentuk BLT kepada masyarakat terdampak. BLT
dapat menaikkan daya beli dan belanja masyarakat, yang tinggal diarahkan untuk
berbelanja produk UMKM daerah. Belanja pemerintah ini dapat merupakan
gabungan bantuan pemerintah pusat dan daerah.
10
Strategi ketiga, membuat pasar murah – kumpulan produk UMKM, yang dapat
diakses secara online dan offline – yang dapat menjadi strategi lanjutan dari belanja
pada strategi peningkatan permintaan. Selain itu, dapat membuat forum-forum
marketplace berbasis internet oleh Pemda atau masyarakat untuk memasarkan
produk-produk UMKM setempat.
Strategi keempat, menjamin distribusi barang lancar dan murah, dengan protokol
kesehatan yang ketat. Jika memungkinkan, transportasi barang dilakukan oleh
pemerintah. Selain itu, bentuk kebijakannya dapat berupa subsidi biaya distribusi.
Strategi kelima, rekayasa transaksi di pasar tradisional dan modern. Misalnya
penyediaan tempat membayar khusus di luar arena los dan kios; pembeli tidak
mendekat ke penjual untuk memilih dan menawar barang (dapat menggunakan
fasilitas kamera dan sebagainya); atau mengembangkan aplikasi tawar-menawar,
sehingga mengurangi penumpukan orang di dalam los dan kios.
Strategi keenam, mendukung sisi produksi dengan kombinasi kebijakan pusat seperti
pinjaman modal bunga ringan dan kebijakan subsidi bunga oleh Pemda sehingga
dapat menjadi lebih ringan lagi atau nol. Kebijakan ini simultan dengan kebijakan
mendorong permintaan produk. Strategi lain adalah membangkitkan dan
menggalakkan kembali peran koperasi sebagai soko guru perekonomian, yang dalam
aksi lapangannya, aktif sebagai pemodal bagi UMKM. Suntikan dana pusat bagi
koperasi dikombinasi dengan dana dari daerah untuk memperkuat permodalan
koperasi.
Strategi ketujuh, juga subsidi untuk distribusi input produksi bahkan pembelian
input, terutama pada industri yang bisa cepat pulih dan menampung tenaga kerja
cukup banyak, seperti UMKM yang terkait dengan produk pertanian dan industri
makanan minuman. Sebagai contoh kebijakan, OECD menyatakan bahwa di
beberapa negara maju bahkan melakukan subsidi upah jangka pendek bagi pekerja
UMKM. Peran koperasi yang beranggotakan UMKM juga dapat mengurus distribusi
barang-barang input dan output sehingga lebih efisien.
Strategi kedelapan, meningkatkan digitalisasi dalam operasi UMKM. Dengan
dukungan institusi pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat, digitalisasi yang
mencakup pemasaran, logistik, sistem pembayaran dan permodalan dapat
menjangkau lebih banyak UMKM. Dapat dibuktikan bahwa UMKM yang sudah
terdigitalisasi adalah UMKM yang mampu bertahan dalam krisis.
Strategi kesembilan, memberi pelatihan dan pendampingan UMKM. Pelatihan ini
diutamakan kepada UMKM yang memerlukan, juga yang memiliki fleksibilitas
untuk beralih usaha, terutama kepada yang laku dan masih besar potensi pasarnya,
misalnya UMKM yang memproduksi peralatan yang terkait dengan kebutuhan
kesehatan di masa pandemi, dan lain-lain.
11
Strategi kesepuluh, memunculkan dan menguatkan Gerakan Masyarakat untuk
membeli produk UMKM lokal. Masyarakat juga didorong untuk berbelanja di
warung-warung terdekat.
Strategi kesebelas, UMKM perlu dibantu dan dicarikan solusi kreatif untuk
beradaptasi pada new market condition karena pasar akan berbeda selama pandemi
Covid-19 berlangsung, bahkan setelah Covid-19 selesai. Strategi ini dapat dilakukan
dalam jangka pendek ke jangka menengah (dalam hitungan minggu/bulan).
Strategi kedua belas, dalam jangka menengah dilakukan pemetaan pada UMKM
yang memiliki daya tahan krisis untuk dijaga kesinambungan produksinya, dan
diperbesar skala usahanya. Strategi yang cocok dengan protokol kesehatan adalah
membuka cabang UMKM tersebut, atau perluasan usaha yang dilakukan oleh
keluarga lain (skala ekonomi secara keseluruhan terpenuhi, dengan sasaran pasar
lokal, domestik, bahkan ekspor).
Strategi ketiga belas, dalam jangka pendek ke menengah, relaksasi pajak, penundaan
angsuran dan penghapusan utang (jika mungkin) mulai dilakukan. Strategi ini
sejalan dengan kebijakan pusat, tinggal implementasi terfokus di daerah.
Strategi keempat belas, dalam jangka yang lebih panjang, perlu dipertimbangkan
strategi subtitusi impor (antara daerah dan antar negara) oleh UMKM setempat, dan
orientasi pasar ekspor (antar daerah antar negara), terutama antar negara, yang
nampaknya muncul kesempatannya di kala pandemi ini.
H. Penurunan Omzet Pelaku UMKM dan Koperasi
Sejak kemunculannya di akhir tahun 2019, virus Covid-19 telah menyebar di seluruh
dunia. Dengan cepatnya penyebaran Covid-19,dampak perlambatan ekonomi global mulai
dirasakan di dalam negeri. Mulai dari harga minyak bumi yang jatuh ke arah terendah pada
dua hari lalu, bursa saham yang terjun bebas, serta harga komoditas lain seperti gas dan
minyak sawit diperkirakan juga akan tertarik ke bawah apabila permintaan tidak segera
pulih.Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang terdampak oleh penyebaran
virus ini. Ketua Bali Tourism Board (BTB)/ Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI)
Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan telah terjadi 40.000 pembatalan hotel
dengan kerugian mencapai Rp1 triliun setiap bulan.Lesunya sektor pariwisata memiliki
efek domino terhadap sektor UMKM. Berdasarkan data yang diolah P2E LIPI, dampak
penurunan pariwisata terhadap UMKM yang bergerak dalam usaha makanan dan minuman
mikro mencapai 27%. Sedangkan dampak terhadap usaha kecil makanan dan minuman
12
sebesar 1,77%, dan usaha menengah di angka 0,07%. Pengaruh virus Covid-19 terhadap
unit kerajinan dari kayu dan rotan, usaha mikro akan berada di angka 17,03%. Untuk usaha
kecil di sektor kerajinan kayu dan rotan 1,77% dan usaha menengah 0,01%. Sementara itu,
konsumsi rumah tangga juga akan terkoreksi antara 0,5% hingga 0,8% (katadata.co.id, 2
Maret 2020). Padahal, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang
sangat strategis dalam perekonomian Indonesia.Data Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Indonesia tahun 2018 menunjukkan jumlah unit usaha UMKM 99,9%
dari total unit usaha atau 62,9 juta unit. UMKM menyerap 97% dari total penyerapan
tenaga kerja, 89% di antaranya ada di sektor mikro, dan menyumbang 60% terhadap
produk domestik bruto (Kemenkop dan UMKM, 2018).
Selama ini UMKM telah membuktikan kemampuannya bertahan dalam situasi ekonomi
yang sulit. Sebagian besar UMKM belum berhubungan langsung dengan sektor keuangan
domestik, apalagi global. Situasi tersebut menyebabkan UMKM selama ini mampu
bertahan terhadap krisis keuangan global seperti pada tahun 1998.
Perkembangan digital dalam globalisasi sangat berpengaruh pada roda ekonomi termasuk
pasar ritel. Pasar ritel yang beberapa waktu sebelumnya mencoba untuk menggusur
keberadaan pasar tradisional, tetapi pada kenyataannya keberadaan pasar ritel modern
dipengaruhi oleh globalisasi terlihat bahwa beberapa pasar ritel mulai turun seperti musim
13
gugur. Satu persatu pasar ritel modern, skala besar, mikro, hingga kecil mulai turun satu
persatu. Hal ini disebabkan kurangnya minat konsumen untuk berbelanja secara
konvensional meskipun fasilitas fisiknya sangat nyaman dan hampir tidak ada celah. Tetapi
dengan menghadirkan kemudahan berbelanja pada kenyataannya di era digital orang tetap
enggan dan lebih suka melakukan aktivitas belanja online atau menggunakan aplikasi
media.Berikut beberapa alasan orang enggan melakukan aktivitas belanja konvensional:
1) Minimalkan Biaya
Efisiensi biaya dan waktu menjadi faktor utama melakukan transaksi online. Selain
lebih efisien dari segi biaya, antara lain biaya transportasi, biaya parkir, dan biaya
akomodasi yang merupakan satu paket dengan proses transaksi. Belum lagi dari segi
efisiensi waktu, anda perlu harus meluangkan waktu khusus untuk melakukan
aktifitas belanja, terlebih menghabiskan banyak waktu lagi untuk memilih dan
mencari barang, sehingga perlu tenaga fisik yang kuat.
2) Kurangi Kelelahan
Dalam transaksi pasar online, anda tidak perlu harus repot mendatangi toko, mall
atau tempat makan. Sehingga kita tidak harus capek dan mengeluarkan tenaga
ekstra belum lagi harus mengendarai kendaraan, macet, dan berbagai masalah yang
muncul dijalan. Jika transaksi secara online, kita bisa berbelanja sambil melakukan
aktifitas lain dirumah, atau tempat kerja, sehingga dinilai sangat praktis.
3) Efisiensi Daya
Aktifitas belanja melalui digital juga efisiensi dari segi daya. Para shooper tidak
perlu lagi menghabiskan waktu untuk antri di depan kasir, antrri dan desk desakan
dalam memilih barang terbaik, belum lagi harus menunggu untuk dilayani para
penjaga toko ketika toko sedang ramai dan banyak pengunjung. Tentu berbeda jauh
dengan belanja via online yang hanya dengan satu aktifitas membuka smartphone
semua aktifitas belanja mulai memilih toko, memilih barang hingga proses transaksi
dan pembayaran dilakukan hanya dengan satu klik. Tentu hal ini menjadi sebuah
kemudahan tersendiri dalam era masyarakat millenial.
4) Terhindar dari Masalah Kerepotan
14
Jika berbelanja online saat shooper ingin berbelanja banyak tidak perlu direpotkan
membawa atau mencari kuli angkut untuk membawa kekendaraan atau kerumah
kita, karena semua barang pesanan langsung dikirim kerumah dengan keadaan yang
aman. Tentu berbeda dengan belanja konvensional dimana kita dibuat repot untuk
mebungkus, membawa, bahkan mengirimnya kerumah, karena tidak semua toko
penyediaakan jasa pengiriman barang yang dibeli oleh konsumen.
5) Tidak Lapar Mata
Salah satu faktor kelemahan seorang manusia dalam aktifitas belanja adalah nafsu
belanja lebih saat di tempat perbelanjaan. Banyak kasus ketika hanya ingin membeli
satu barang namun sesampai di toko bisa tertarik dengan barang lain yang
sebenarnya tidak menjadi niat awal untuk membelinya. Ketika belanja online tentu
hal ini bisa diminimalisir sebab kita akan bisa fokus mencari barang yang
dibutuhkan.
6) Harga Bersaing
Aktifitas belanja konvensional akan banyak faktor untuk meluangkan waktu
membandingkan harga dengan toko sekitarnya, dan itu juga membutuhkan waktu
dan tenaga, berbeda dengan belanja online, saat ingin beralih ketoko lain hanya
dengan satu klik tanpa kita harus berpindah secara fisik. Perbedaan harga juga tidak
jauh berbeda dengan kita belanja konvensional, karena selisihnya realtif sedikit. Jika
dibandingkan dengan beragamnya keuntungan tentu tidak menjadi masalah untuk
memilih belanja online.
7) Diskon Menarik/Harga Spesial
Sistem belanja online semacam sistem tabungan, jadi semakin sering berbelanja
online, penjual akan memberikan voucher, gift, poin, atau reward tertentu sebagai
bukti terima kasih atas kepercayaannya. Berbeda dengan toko konvensional yang
hanya memberikan potongan tertentu pada yang punya member saja atau pada saat
tertentu.
8) Efisiensi Waktu
Aktifitas belanja online juga tidak akan menghabiskan waktu kita, karena kita
dimudahkan untuk tidak harus keluar, macet dijalan, dengan beragam bahaya di
15
perjalanan. Dan aktifitas belanja online hanya membutuhkan waktu beberapa menit
saja, sehingga waktu kita akan bisa diunakan untuk kegiatan yang lainnya.
9) Faktor Kenyamanan
Faktor kenyamanan tentu tidak diragukan lagi, apabila elanja online kita tidak perlu
harus berdandan, keluar untuk belanja, bahkan dengan posisi santai saja kita sudah
bisa melakukan aktifitas belanja, bahkan belanja juga bisa tengah malam dan waktu
libur.
J. Cara Mempertahankan Eksistensi pada Era Digital
Banyak keuntungan yang ditawarkan cara belanja online harus ada beberapa langkah untuk
dapat mempertahankan eksistensinya di pasar pada era digital:
16
menembus Komunikasi Pemasaran Terpadu saja, tetapi juga menjadi manual
operasional yang harus diterapkan bersama.
3) Melaksanakan Strategi Digital dan Sosial
Penetrasi pasar baru pasar digital, Facebook, Google, YouTube hingga aplikasi
seluler telah mengubah pasar kami menjadi lebih cerdas dan terinformasi dengan
baik. Ini adalah penggerak perubahan yang memaksa perusahaan kami menjadi
lebih sosial dan digital. Di sini pentingnya memanfaatkan media sosial, pemasaran
keluar dan masuk untuk mencapai keunggulan kompetitif. Ingat, puasa selalu lebih
tinggi dari yang besar.
4) Mengembangkan Kapabilitas Organisasi
a. Identifikasi kebutuhan perusahaan akan perubahan, persiapkan diri untuk
perubahan. DNA perusahaan kami harus dirancang sedemikian rupa untuk
mengakomodasi kebutuhan sosial digital pelanggan. Kehadiran pasar online
era digital teruama tidak hanya membawa dampak buruk tetapi juga banyak sisi
positif lainnya yang lebih dekat dengan konsumen / pelanggan, dengan cepat
mempromosikan atau memperkenalkan produk kepada publik, tidak adanya
batasan pasar untuk menjangkau seluruh pelosok dunia yang terhubung dengan
internet, dan ketepatan serta kecepatan layanan menjadi kebutuhan utama
konsumen di era globalisasi. Di era digital, pebisnis harus memiliki kemitraan
dengan era digital sebagai reformasi bisnis.
Gejolak era globalisasi telah memberikan dampak luar biasa pada hampir semua
sendi kehidupan, salah satunya di dunia pemasaran. Tidak hanya pasar
tradisional, pasar ritel modern menjadi dampak dari era digital komunikasi. pada
perkembangan komunikasi digital, masyarakat modern baik perkotaan maupun
pedesaan alih-alih memanfaatkan teknologi komunikasi dalam kegiatan belanja.
Di era digital, orang cenderung menghabiskan aktivitas belanja online dari
melakukan kegiatan belanja konvensional. Dampaknya adalah jatuhnya pasar
pasar konvensional, kejayaan pasar konvensional secara bertahap mulai terkikis
dan diprediksi akan mengalami penutupan masif di masa depan. Ini karena
banyak keuntungan yang didapat jika belanja online daripada konvensional.
17
Maka dirumuskan beberapa hal yang dapat dijadikan alternatif untuk dapat
mempertahankan bisnis di pasar ritel modern dalam gelombang perkembangan
komunikasi digital.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan,maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kondisi UMKM ditengah pandemi terus mengalami penurunan kapasitas, mulai
dari kapasitas produksi hingga penurunan penghasilan.
2. Perlu adanya kebijakan dalam rangka melindungi UMKM agar tetap bisa kompetitif
meskipun ditengah pandemi Covid-19.
3. Tips yang dapat diterapkan pelaku UMKM dalam menghadapi tekanan ekonomi.
a. Tips pertama, manfaatkan media sosial sebagai channel utama pemasaran. Di
tengah himbauan menjaga social distancing, media sosial dapat menjadi salah
satu cara dalam mempromosikan produk atau usaha yang kamu miliki jika kamu
belum mencobanya.Banyak UKM di Indonesia yang saling bantu usaha satu
sama lain saat ini, mulai dengan aktif menceritakan produk atau usahamu,
memberikan promo, hingga minta bantuan teman untuk promosikan usaha.
b. Kedua,pastikan cashflow terjaga dengan sehat. Arus kas menjadi unsur paling
penting dalam bisnis sehingga pemilik usaha harus mampu mengelola uang
tunai secara optimal. Saat ini, pemilik usaha ada yang menjadi terhambat dalam
melakukan penagihan dan pembayaran kepada mitra karena biasa dilakukan
manual tatap muka.
Pemerintah sudah menyiapkan program pemulihan ekonomi nasional.
Anggarannya pun sudah naik empat kali dalam tiga bulan hingga nyaris
mencapai Rp1000 triliun. Bisa dibilang ini bukti keseriusan pemerintah
mengatasi pelemahan ekonomi. Tinggal caranya perlu dipertajam dan
menjadikannya sebagai momentum untuk memperbaiki struktur ekonomi
Indonesia.
18
Ekonomi kerakyatan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi potensi ledakan
pengangguran, sekaligus menjaga daya beli masyarakat agar tidak merosot.
Seperti diketahui, konsumsi rumah tangga masih menjadi primadona sebagai
mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi sekitar 60 persen
dari total produk domestik bruto (PDB). Menjaganya berarti mendorong sektor
ini berkontribusi optimal terhadap PDB.
Untuk itu program pemulihan ekonomi nasional sebaiknya difokuskan untuk
menggerakkan sektor riil. Aktor laga di sektor riil adalah usaha mikro, kecil dan
menengah, koperasi, pekerja sektor informal. Mereka yang bersentuhan
langsung dan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
Sektor modern seperti manufaktur, jasa, pariwisata, dan investasi kemungkinan
masih butuh waktu lama untuk siuman dari pukulan pandemi Covid-19 lantaran
rantai pasok global terganggu, sehingga sulit diharapkan meniadi lokomotif
kebangkitan ekonomi.
Gangguan pada rantai pasok global saat ini bisa menjadi momentum untuk
mengembangkan kemampuan pertanian lokal guna memenuhi kebutuhan
masyarakat, sekaligus sebagai strategi mewujudkan kedaulatan pangan. Setiap
tahun Indonesia mengimpor produk pangan senilai Rp225 triliun. Dana itu lebih
dari cukup untuk menyediakan lapangan kerja untuk 2 juta orang di sektor
pertanian.
Pada saat bersamaan, susun ekosistem closed-loop yang saling mendukung dan
memberikan garansi kepada pelaku ekonomi yang terlibat. Ekosistemnya dibuat
baru, melibatkan rakyat, bergerak dari bawah sebagai upaya pemerataan
ekonomi, perwujudan ekonomi kerakyatan melalui program padat karya.
Strategi tersebut disinergikan dengan market place digital yang menghubungkan
simpul-simpul produksi dengan masyarakat sebagai konsumen. Aplikasi yang
dibangun independen dari kepentingan bisnis besar dan menjangkau secara luas
pelaku UMKM agar terjadi pemerataan ekonomi.
Di desa-desa dikembangkan semangat kewirausahaan, membentuk badan usaha
milik desa (BUMDes) atau koperasi yang akan menjadi aktor penggerak
ekonomi lokal. Industri pengolahan skala kecil menengah seperti pengeringan
dan pengilingan padi, pembuatan bahan makanan berbahan dasar buah,
pemurnian susu, rumah potong hewan, atau gudang penyimpanan berpendingin
di pesisir menjadi pilihan pengembangan ekonomi setempat.
19
Di setiap kecamatan didirikan semacam holding BUMDes yang menjalankan
fungsinya sebagai koordinator dan fasilitator. BUMN seperti PT Telkom dapat
memainkan perannya menyediakan jaringan internet, berkolaborasi dengan PT
Pos untuk jasa pengelolaan logistik.Dana ratusan triliun rupiah yang disiapkan
pemerintah untuk pemulihan ekonomi nasional rasanya cukup untuk
memfasilitasi semua program tersebut,kecuali tidak ada kemauan politik yang
kuat.
B. SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat membantu para pembaca untuk memperoleh
informasi mengenai UMKM membangkitkan ekonomi kerakyatan disaat pandemi COVID-
19.Namun,penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada makalah
ini.Penulis sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca guna membantu
penulis dalam pembuatan makalah berikutnya agar dapat menjadi lebih baik lagi.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Kramer, Erik. 2020. Cara Mencegah Virus Corona.
2. LPPI, Bank Indonesia. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Jakarta.
3. Murphi, Solehuddin. 2013. Business Plan Praktis dan Dahsyat untuk UMKM.
Bekasi: Laskar Aksara.
4. Nugroho, Listyawan. 2011. Pengaruh Modal Usaha. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
5. Suci, Fellyanda. 2020. Cerita Lengkap Asal Mula Munculnya Virus Corona di
Wuhan
6. https://www.pikiranrakyat.com/ekonomi/pr01379615/1785-koperasi-dan163713-
umkm-terdampak-pandemicovid-19
7. https://www.ubaya.ac.id/2018/content/articles_detail/289/Covid-19Memuluskan-
Era-Revolusi-Industri-40.html
21