Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

LP BRPN Anak

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

iii

LAPORAN PENDAHULUAN
TENTANG PNEUMONIA PADA ANAK DI RUANG HAFSAH RSIA
‘AISYIYAH KLATEN

A. PENGERTIAN/DEFINISI
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena
eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013). Pneumonia
adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi
bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat peradangan (Mutaqin, 2008).
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2015).
Pneumonia adalah peradangan pada baru yang tidak saja mengenai jaringan paru
tapi dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai bronkioli
(Nugroho, 2011). Pneumonia merupakan penyakit batuk pilek disertai sesak
nafas,penyakit ini sering menyerang anak balita namun, juga dapat ditemukan
pada orang dewasa,dan usia lanjut. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang
mengenai paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali
bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (bisa disebut bronko
pneumonia) (Depkes RI,2010).
Menurut WHO (2015), Pneumonia adalah bentuk infeksi pernapasan akut
yang mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut
Alveoli, yang mengisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas.Ketika
seorang individu memiliki pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang
membuat berbafas asupan oksigen yang menyakitkan dan terbatas.

B. ETIOLOGI
Menurut Nugroho T (2011), pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti:
1. Bakteri: stapilococus, sterptococcus, aeruginosa.
2. Virus: virus influenza, dll
3. Micoplasma pneumonia
4. Jamur: candida albicans
5. Benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh
yang menurun misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit
menahun, trauma pada paru, anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik
yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2015).
Menurut Amin dan Hardhi (2015), penyebaran infeksi terjadi melalui droplet
dan sering disebabkan oleh streptoccuspneumonia, melalui selang infus oleh
staphylococcus aureus sedangkan pada pemakaian ventilator oleh peruginosa dan
enterobacter, dan masa kini terjadi karenaperubahan keadaan pasien seperti
kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan dan penggunaan
antibiotik yang tidak tepat. Setelah masuk keparu-paru organisme bermultiplikasi
dan jika telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahan paru, terjadi
pneumonia. Selain diatas penyebab terjadinya pneumonia sesuai
penggolongannya (Asih & Effendy, 2014) yaitu:

2
3

1. Bakteri Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus


hemolyticus, Streptokoccusaureus, Hemaphilus Influenza,
Mycobacterum Tuberkolosis, Bacillus Fre
2. Virus Respiratory Syncytial virus, Adeno virus, V.Sitomegalitik, V.
Influenza.
3. Mycoplasma Pneumonia
4. Jamur HistoplasmaCapsulatum, Cryptococcus Neuroformans,
Blastomyces Dermatitisdes, Coccidosdies Immitis, Aspergilus
Species, Candida Albicans.
5. Aspirasi Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), Cairan
Amnion, Benda Asing.
6. Pneumonia Hipostatik.
7. Sindrom Loeffer

C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Amin dan Hardhi (2015), tanda dan gejala pneumonia adalah sebagai
berikut:
1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling
sering terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5°C
– 40,5°C bahkan dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka
rangsang atau terkadang euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa
anak bicara dengan kecepatan tidak biasa.
2. Meningitis, yaitu tanda – tanda meningeal tanpa infeksi meninges.
Terjadi dengan awaitan demam tiba- tiba dengan disertai sakit kepala,
nyeri dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan
brudzinski, dan akan berkurang saat suhu turun.
3. Anoreksia merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit
masa kanak- kanak. Sering kali merupakan bukti awal dari penyakit.
Menetap sampai derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap
demam dari penyakit, seringkali memanjang sampai ke tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang
merupakan petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat,
tetapi dapat menetap selama sakit.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat.
Sering menyetai infeksi pernafasan, khususnya karena virus,
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa
dibedakan dari nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, lubang hidung dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengkakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan
dan menyusui pada bayi.
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer
dan sedikit lendir kental dan purulen, bergantung pada tipe dan tahap
infeksi.
4

9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan.


10.Bunyi pernafasan, seperti mengi, mengorok, dan krekels.
11.Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak
yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan
makan peroral.
12.Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusui atau makan/minum,
atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis,
distress pernapasan berat.
13.Disamping batuk atau kesulitan bernapas, terdapat napas cepat
a. Pada anak umur 2 bulan – 11 bulan > 50kali/menit
b. Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun > 40kali/menit

D. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS


a. PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:
1 Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, mikroorganisme
dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh orang lain
2 Mikroorganisme dapat juga terinspirasi denganaerosol dari peralatan terapi
pernapasan yang terkontaminasi.
3 Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring
dapat menjadi patogenik.
4 Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar melalui sirkulasi
dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau tertahan
dalam pipi melalui mekanisme pertahanan diri seperti reflek batuk, klirens
mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag alveolar. Pada individu yang rentan,
pathogen yang masuk kedalam tubuh memperbanyak diri, melepaskan toksin yang
bersifat merusak dan menstimulasi respon inflamasi dan respon imun, yang keduanya
mempunyai efek samping merusak. Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang
melepaskan oleh beberapa mikroorganisme merusak membrane mukosa bronchial
dan membrane alveolokapilar inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini dan
brokhioventilasi perfusi (Asih & Effendy, 2014).
5

PATHWAY
PNEUMONIA PADA ANAK
Melepaskan toksin
lipoproteinsakarida (zat protein)
Sistem pertahanan tubuh
terganggu
Peningkatan sel poin
dihipotalamus
Virus, Bakteri, Protozoa, Bahan
Kimia
Kerusakan pada membran Menggigil
mucus alveolus
Masuk kesaluran nafas Demam
Perkembangan edema
paru dan eksudat
Menyerang Alveoli Masalah
Keperawatan :
HIPERTERMI
Mengisi alveoli
Virus, Bakteri mengeluarkan
toksin Masalah Keperawatan :
KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN

Perandangan pada parenkim


paru

Pneumonia
6

Mengurangi luas
permukaan alveoli untuk Konsolidasi eksudatif
pertukaraan jaringan ikat paru
karbondioksida dan
oksigen
Penurunan compliance paru Di rawat di RS
Dispneu ( sulit bernafas)

Pengembangan paru tidak


maksimal Hospitalisasi
Masalah keperawatan :
gangguan pertukaran gas
Sesak nafas

Peningkatan sekresi mukus Masalah Keperawatan :


Masalah keperawatan :
Resiko Tumbuh Kembang
ketidakefektifan pola nafas

Kurang penegetahuan orang tua


Masalah keperawatan : tentang perawatan anak
Suplai O2 ke jaringan
Ketidakefektifan menurun
kebersihan jalan nafas
Masalah Keperawatan :
ATP menurun Kecemasan

Masalah Keperawatan : Sumber :


intoleransi Aktivitas (Nanda,2018) dan Manurung,2018
7

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan Diagnostik sebagai berikut :
Menurut Amin dan Hardhi (2015), pemeriksaan diagnostik pneumonia
adalah:
1. Sinar X : mengidentifikasikan distribusi structural (missal: lobar,
bronchial dapa juga menyatakan abses)
2. Biopsi paru : untuk menetapkan diagnose
3. Pemeriksaan kultur, sputum, dan darah : untuk dapat
mengindentifikasi semua organisme yang ada
4. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnose
organisme khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paruparu, menetapkan
luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan
6. Spiometrik static : untuk mengkaji jumlah udara yang aspirasi
7. Bronkoskop : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda
asing

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik
per oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan
sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat
antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Selanjutnya menurut Amin dan Hardhi (2015), kebanyakan penderita akan
memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2
minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain: 1. Oksigen 1-2
L/menit. 2. IVFD dekstosen 10%: NaCI 0,9%=3:1, + KCI 10 mEq/500 mI cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi. 3. Jika sesak
tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastric dengan feeding drip. 4. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan
inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport
mukosilier. Penetalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic
diberikan sesuai hasil kultur. Untuk kasus pneumonia community based: 1. Ampisilin
100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian 2. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari
dalam 4 kali pemberian Untuk kasus pneumonia hospital based: 1. Sefatoksim 100
mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian 2. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2
kali pemberian
8

G. PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN


a. Pengkajian keperawatan
Dilakukan dengan cara pengumpulan data secara subjektif (data yang
didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode anamnesa dan data
objektif (data hasil pengukuran atau observasi). Menurut Nurarif (2015),
pengkajian yang harus dilakukan adalah :
a.Indentitas: Nama, usia, jenis kelamin,
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1) Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
2) Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk tidak
produktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif
dengan mukus purulen kekuning-kuningan, kehijauhiajuan,
kecokelatan atau kemerahan, dan serring kali berbau busuk. Klien
biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan menggigil (onset
mungkin tiba-tiba dan berbahaya). Adanya keluhan nyeri dada
pleuritits, sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan, dan nyeri
kepala.
3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah menderita
penyakit seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab
pneumoni seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain sebagainya.
5) Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap
beberapa oba, makanan, udara, debu.
c.Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa Tanda-tanda
vital:
a. TD: biasanya normal
b. Nadi: takikardi
c. RR: takipneu, dipsneu, nafas dangkal
d. Suhu: hipertermi
3) Kepala: tidak ada kelainan Mata: konjungtiva nisa anemis
4) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung Paru:
a. Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada
penggunaan otot bantu napas
9

b. Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada


daerah yang terkena.
c. Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani
d. Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
5) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
6) Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan pneumonia menurut
NANDA Internasional (2015), adalah sebagai berikut:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus berlebihan
yang ditandai dengan jumlah sputum dalam jumlah yang berlebihan,
dispnea,sianosis, suara nafas tambahan (ronchi).
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
yang ditandai dengan dispena, dispena, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan cuping hidung.
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-
kalpier yang ditandai dengan dispnea saat istirahat, dispneu saat aktifitas
ringan, sianosis.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Asupan diet kurang yang ditandai dengan ketidakmampuan menelan
makanan,membran mukosa pucat, penurunan berat badan selama dalam
perawatan.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen yang ditadai dengan Dispnea setelah
beraktifitas,keletihan, ketidaknyamanan setelah beraktifitas.
f. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan
yang ditandai dengan ibu/keluarga mengatakan tidak mengetahui penyakit
yang diderita pasien, cara penularan, faktor resiko, tanda dan gejala,
penanganan dan cara pencegahannya
10

I. PERENCANAAN
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektif an bersihan jalan nafas NOC: NIC:
b.d mukus berlebihan Status pernafasan : Kepatenan jalan nafas Manajemen jalan nafas
Definisi : saluran trakeobronkial yang terbuka 1. Monitor status pernafasan dan respirasi
dan lancar untuk pertukaran udara Setelah sebagaimana mestinya
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 2. Posisikan pasien semi fowler, atau
jam pasien dapat meningkatkan status posisi fowler
pernafasan yang adekuat meningkat dari skala
2 (cukup) menjadi skala 4 (ringan) dengan 3. Observasi kecepatan,irama,kedalaman
kriteria hasil : danc. Monitor bunyi nafas tambahan
1. Frekuensi pernafasan normal (30- kesulitan bernafas
50x/menit) 2. Irama pernafasan normal 4. Auskultasi suara nafas
(teratur)
5. Lakukan fisioterapi dada sebagaimana
2. Kemampuan untuk mengeluarkan secret
mestinya
(pasien dapat melakukan batuk efektif
jika memungkinkan) 6. Kolaborasi pemberian O2 sesuai
3. Tidak ada suara nafas tambahan instruksi
(seperti ; Ronchi,wezing,mengi) 7. Ajarkan melakukan batuk efektif
4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas
(tidak adanya retraksi dinding dada) 8. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
5. Tidak ada batuk penggunaan perangkat oksigen yang
memudahkan mobilitas
Ket:
1. Sangat berat
2. Berat
11

3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada
2. Ketidakefektif an pola napas NOC: NIC:
berhubungan dengan keletihan otot Status pernafasan Manajamen Jalan nafas
pernafasan Definisi : Proses keluar masuknya udara ke a. Posisikan pasien Posisi semi fowler,
paruparu serta pertukaran karbondioksida dan atau posisi fowler Manajemen
oksigen di alveoli. Setelah dilakukan tindakan pernafasan
keperawatan 3x24 jam status pernafasan yang
adekuat meningkat dari skala 2 (berat) menjadi b. Observasi kecepatan,irama,keda
5 (ringan) dengan kriteria hasil : laman dan kesulitan bernafas
1. frekuensi pernafasan normal (30- c. Observasi pergerakan dada,
50x/menit) kesimetrisan dada,penggunaan
2. Irama pernafasan normal (teratur) otootot bantu nafas,dan retraksi pada
3. suara auskultasi nafas normal dinding dada
(vesikuler)
d. Auskultasi suara nafas Terapi
4. Kepatenan jalan nafas
oksigen
5. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
(tidak ada retraksi dinding dada) e. Kolaborasi pemberian O2
6. Tidak ada pernafasan cuping hidung f. Monitor aliran oksigen

Ket: g. Ajarkan pasien dan keluarga


1. Deviasi berat dari kisaran mengenai penggunaan perangkat
normal oksigen yang memudahkan mobilitas
2. Deviasi yang cukup berat dari
kisaran normal
3. Deviasi yang sedang dari
12

kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran
normal
5. Tidak ada deviasi yang cukup
berat dari kisaran normal
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan NOC: NIC:
dengan perubahan membran Status pernafasan : Pertukaran Gas Monitor pernafasan
alveolarkalpiler Definisi : Pertukaran Karbondioksida
1. Monitor kecepatan, irama,
dan oksigen di alveoli untuk
kedalaman, dan kesulitan bernapas
mempertahankan konsentrasi darah
Terapi oksigen
arteri Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam status pernafasan 2. Pertahankan kepatenan jalan napas
: pertukaran gas yang adekuat 3. Observasi adanya suara napas
meningkat dari skala 2 (berat) menjadi 4 tambahan
(ringan). Dengan kriteria hasil :
4. Kolaborasi pemberian O2
1. Tidak dispnea saat istirahat
5. Ajarkan pasien dan keluarga
2. Tidak dispneu saat aktifitas mengenai penggunaan perangkat
ringan oksigen yang memudahkan mobilitas
3. Tidak sianosis yaitu kulit
tampak normal atau tidak
kebiruan
Ket:
1. Sangat berat
2. Berat
13

3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada
NOC: NIC:
Status nutrisi : Asupan nutrisi Definisi : Manajemen nutrisi
Asupan gizi untuk memenuhi kebutuhan- 1. Observasi dan catat asupan pasien (cair dan
kebutuhan metabolik Setelah dilakukan asuhan padat)
keperawatan selama 3x24jam pasien dapat 2. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
meningkatkan status nutrisi yang adekuat dari mengkonsumsi makan (misalnya; bersih,
skala 2 (sedikit adekuat) menjadi skala 3 santai, dan bebas dari bau yang mneyengat)
Ketidakseim bangan nutrisi kurang dari (cukup adekuat) dengan kriteria hasil : 3. Monitor kalori dan asupan makanan
4. kebutuhan tubuh berhubungan dengan 1. Asupan kalori adekuat 4. Atur diet yang diperlukan (menyediakan
asupan diet kurang 2. Asupan protein adekuat makanan protein tinggi, menambah atau
3. Asupan zat besi adekuat menguragi kalori, vitamin, mineral atau
Ket: suplemen)
1. Sangat berat 5. Kolaborasi pemberian obat-obatan sebelum
2. Berat makan (contoh obat anti nyeri)
3. Cukup 6. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengakses
4. Ringan programprogram gizi komunitas (misalnya ;
5. Tidak ada perempuan,bayi,anak)
5. Intolerans i Aktifitas berhubun gan NOC: NIC:
dengan ketidaksei mbangan antara Toleransi terhadap aktifitas Manajemen energy
suplai dan kebutuhan oksigen Definisi : Respon fisiologis terhadap pergerakan 1. Observasi sistem kardiorespirasi pasien selama
yang memerlukan energi dalam aktifitas sehari- kegiatan (misalnya ; takikardi, distrimia, dispnea)
hari Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Monitor lokasi dan sumber ketidaknyamanan/
14

2x24jam pasien dapat toleransi terhadap aktifitas nyeri yang dialami pasien selama aktifitas
meningkat dari skala 2 (banyak terganggu) 3. Lakukan Rom aktif atau pasif
menjadi 4 (sedikit terganggu) dengan kriteria
hasil : 4. Lakukan terapi non farmakologis (terapi musik)

1. Kemudahan bernapas ketika 5. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis untuk


beraktifitas mengurangi kelelahan
6. Beri Penyuluhan kepada keluarga dan pasien
2. Warna kulit idak pucat
tentang nutrisi yang baik dan istirahat yang
3. Kemudahan dalam melakukan ADL adekuat
Ket:
1) Sangat terganggu
2) Banyak terganggu
3) Cukup terganggu
4) Sedikit terganggu
5) Tidak terganggu

6, Defisiensi pengetahuan berhubungan NOC : NIC :


dengan kurang sumber pengetahuan Pengetahuan : Manajemen pneumonia Pengajaran proses penyakit
Definisi:Tingkat pemahaman yang 1. Kaji tingkat pengetahuan tentang proses
disampaikan tentang pneumonia, penyakit
pengobatannya dan pencegahan komplikasinya 2. Jelaskan tentang penyakit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3. Jelaskan tanda dan gejala
selama 30- 40menit pasien dan keluarga dapat 4. Jelaskan tentang penyebab
meningkatkan pengetahuan tentang manajemen
15

pneumonia. Meningkat dari skala 2 5. Jelaskan tentang cara penularan


(pengetahuan terbatas menjadi skala 4 6. Jelaskan tentang cara penanganan
(pengetahuan banyak) dengan kriteria hasil : 7. Jelaskan tentang cara pencegahan
1. mengetahui tentang penyakit
2. mengetahui faktor penyebab (dapat
menyebutkan penyebab)
3. mengetahui faktor resiko
kekambuhan (dapat menyebutkan
faktor resiko)
4. mengetahui tanda dan gejala
penyakit dan kekambuhan penyakit
(dapat menyebutkan tanda dan
gejala)
Ket :
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
16

J. EVALUASI

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan dengan cara


melakukan identifikasi sejauh mana tujuan rencana keperawatan tercapai atau
tidaknya ( Nursalam,2013). Adapun evaluasi yang berorientasi pada hasil NOC untuk
ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu:
a. Mendemontrasikan batuk efektif dan suara nafas bersih, tidak ada dyspnea
b. Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang menghambat jalan nafas
c. Jalan nafas paten ( klien tidak merasa tercekik, irama dan frekuensi nafas
normal)
DAFTAR PUSTAKA

Agustyana. 2019. Hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian pneumonia pada
balita di daerah perkotaan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 7, Nomor
1, Januari 2019. diakses melalui http://ejournal3.undip.ac.id/indeks.php//jkm
pada tanggal 24 Mei 2021
Amin & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
&NANDA NIC-NOC (jilid I). Yogyakarta: mediaction.
Anwar, A. & Dharmayanti, I. 2014. ‘’Pneumonian pada Anak Balita di Indonesia’’ .
Jurnal kesehatan masyarakat Nasional. Vol.8, hal 359- 360
Christian T. 2016 . Gambaran Karakteristik Pneumonia Pada Anak. Vol 4 No 2.
Jurnale-Clinic
Efenddy, C. & Niluh, G.Y. 2010. Keperawatan medical bedah klien dengan
gangguan system pernapasan. Jakarta:buku kedokteran EGC
Manurung, N. (2018). Asuhan Keperawatan Sistem Respiratory. Jakarta : CV. Trans
Info Media
Oktiawati, A. & Julianti, E. 2019. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan
Anak. Jakarta:Trans Info Media.

17

Anda mungkin juga menyukai