Li Zayyina Modul Patomekanisme 3
Li Zayyina Modul Patomekanisme 3
Li Zayyina Modul Patomekanisme 3
STEP 4
MIND MAPPING
STEP 5
1. Apa saja bentuk dan sifat merkuri ?
Sifat dari merkuri
Merkuri atau raksa (Hg) merupakan unsur logam yang sangat penting dalam teknologi di
abad modern saat ini. Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang
berasal bahasa Yunani Hydrargyricum, yang berarti cairan perak
Merkuri terdiri dari 3 jenis, yaitu merkuri elemental, merkuri inorganik, dan merkuri organik.
Merkuri elemental pada suhu 250C berwujud cairan berwarna abu-abu, tidak berbau dengan
berat molekul 200,59 g/mol, memiliki titik lebur -38,87 0C, dan titik didih 356,72 0C. Jenis
ini paling mudah menguap, relatif tidak larut dalam air dan asam hidroklorida; larut dalam
lemak, asam nitrat, dan pentane. Merkuri inorganik, khususnya merkuri klorida (HgCl2) yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki berat molekul 271,52 , memiliki tekanan uap 0,1
kPa pada suhu 136,20C, berwujud kristal putih atau bubuk, bersifat larut dalam air dan
alkohol. Merkuri organik tidak mudah larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut
organic
1. Berwujud cair pada suhu kamar (25o C) dengan titik beku paling rendah -39o C.
2. Masih berwujud cair pada suhu 396o C. Pada temperatur 396o C ini telah terjadi pemuaian
secara menyeluruh.
3. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logamlagam
yang lain.
4. Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkuri sebagai
logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.
5. Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang disebut juga
dengan amalgram.
6. Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu dalam bentuk
unsur tunggal (logam) maupun dalam bentuk persenyawaan
1) Merkuri Elemental
Merkuri elemental merupakan logam berwarna perak berwujud cair pada suhu ruang dan
mudah menguap akibat pemanasan. Uap merkuri tidak berwarna dan tidak berbau.
Semakin tinggi suhu lingkungan, semakin banyak uap merkuri terlepas ke lingkungan. Tetes-
tetes merkuri elemental berwarna logam mengkilap dan memiliki tegangan permukaan
yang tinggi, sehingga berbentuk butiran di permukaan datar. Akan tetapi, viskositas merkuri
rendah, sehingga tetes merkuri memiliki mobilitas tinggi.
Pajanan merkuri elemental umumnya disebabkan karena pekerjaan, di mana 70% hingga
80% pajanan terjadi melalui paru-paru. Akan tetapi ketika tertelan, hanya 0.1% yang
terserap melalui saluran gastrointestinal, sehingga relatif lebih tidak toksik dibanding jalur
pajanan lain. Merkuri elemental memiliki kelarutan tinggi dalam lemak, sehingga terdifusi
dengan mudah di alveoli paru, masuk ke dalam sirkulasi darah, serta kompartemen lipofilik
di badan, termasuk system syaraf pusat dan plasenta. Dalam sistem sirkulasi tubuh, merkuri
dapat berikatan dengan berbagai jaringan, protein dan eritrosit, serta mengalami oksidasi
menjadi garam anorganik.
Merkuri elemental dapat menyebabkan gangguan syaraf apabila melalui batasan antara
darah dan otak. Merkuri elemental memberikan waktu retensi paling lama di otak dengan
tingkat deteksi yang tercapai bertahun-tahun setelah pajanan terjadi. Waktu paruh mekruri
elemental dalam orang dewasa adalah 60 hari (rentang 35 hingga 90). Dengan bantuan
mikroorganisme, merkuri di dalam tubuh juga diubah menjadi Hg+2 dan CH3Hg+1.
2) Merkuri Anorganik
Merkuri anorganik merupakan senyawa yang muncul ketika merkuri elemental bereaksi
dengan klorin, sulfur atau oksigen. Senyawaan merkuri anorganik umumnya berwujud
serbuk, dan berwarna putih, dan disebut juga garam merkuri. Merkuri anorganik telah lama
dikenal, salah satunya merkuri klorida yang sempat digunakan sebagai antiseptik. Kini,
senyawa tersebut masih digunakan sebagai pengawet kayu, intensifikasi fotografi,
depolarosator baterai kering, agen pewarna tekstil kulit, katalis (dalam produksi VPC atau
desinfektan), pemisahan emas dari timbal, dan impuritas lainnya. Merkuri nitrat juga
merupakan contoh merkuri anorganik yang pernah digunakan di industri (tekstil).
Penggunaan merkuri nitrat diyakini menyebabkan gangguan syaraf di kalangan pekerja
industri tekstil (felters) pada tahun 1800an. Merkuri anorganik memiliki kelarutan kurang
baik di lemak, sehingga apabila tertelan maka 7%-15% total pajanan merkuri klorida akan
diserap saluran pencernaan.
Akumulasi terbesar merkuri anorganik adalah di ginjal. Penelitian pada binatang
menunjukkan merkuri anorganik memiliki afinitas tinggi terhadap metallothionein dalam sel
renal (sel ginjal).
Sebaliknya, metilmerkuri (merkuri organik) memiliki afinitas yang rendah pada sel tersebut.
Eksresi merkuri anorganik, dan juga merkuri organik, dilakukan sebagian besar melaui feses.
Merkuri bermuatan listrik, sehingga tidak mudah melewati membran tubuh dan tidak
mudah melalui batasan aliran darah dan otak, ataupun plasenta. Akan tetapi, dengan
kondisi pajanan yang umumnya terjadi dalam jangka waktu panjang, memungkinkan
akumulasi di sistem saraf pusat dan menyebabkan keracunan.Waktu paruh merkuri
anorganik sekitar 40 hari.
3) Merkuri Organik
Merkuri organik terjadi apabila merkuri bereaksi dengan senyawa karbon, senyawa yang
dihasilkan disebut merkuri organik. Merkuri organik dapat ditemui dalam 3 bentuk, yakni
aryl, alkil pendek, dan alkil panjang. Merkuri organik telah digunakan untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dalam dunia medis. Merkuri organik juga ditemukan dalam
fungisida, sehingga pajanan terhadap merkuri organik sangat memungkinkan. Di
lingkungan, merkuri organik umum ditemukan sebagai kontaminan dalam rantai makanan.
Garam merkuri organik terserap lebih banyak melalui sistem pencernaan dibandingkan
garam merkuri anorganik. Hal tersebut dikarenakan kelarutan garam merkuri organik dalam
lemak yang lebih baik dibandingkan garam anorganik. Merkuri organik kerap kali diserap
tubuh melalui pembentukan kompleks dengan L-cysteine dan melewati membran sel
menggunakan asam amino netral sebagai pembawa. Meskipun relatif lebih tidak korosif
dibandingkan merkuri anorganik, ketika masuk ke dalam sel maka aryl atau alkil panjang
dari merkuri organik akan terkonversi menjadi kation divalent yang memiliki sifat toksik
seperti merkuri anorganik. 90% hingga 95% pajanan alkil merkuri rantai pendek melalui
sistem pencernaan terserap melalui saluran pencernaan.
Merkuri alkil organik memiliki kelarutan tinggi dalam lemak, dapat terdistribusi relatif
merata di sekujur tubuh, serta terakumulasi di otak, hati, rambut, ginjal dan kulit. Merkuri
organik dapat melalui batas darah-otak, plasenta dan mempenetrasi eritrosit, menyebabkan
gangguan syaraf, efek teratogenik, dan tingginya rasio darah terhadap plasma. Metil
merkuri memiliki afinitas tinggi terhadap gugus sulfurhidril yang menjelaskan disfungsi
enzim, seperti asetil transferase, yang berperan dalam pembentukan asetil kolin. Inhibisi
metil merkuri menyebabkan defisiensi asetil kolin yang ditandai disfungsi motorik. Eksresi
alkil merkuri sebagian besar melalui feses (90%). Waktu paruh biologis metil merkuri sekitar
65 hari.
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2016 Tentang Rencana Aksi
Nasional Pengendalian Dampak Kesehatan Akibat Pajanan Merkuri Tahun 2016-2020, Kemenkes Ri
2. Apa saja kegunaan merkuri ?
Penggunaan Merkuri di bidang kesehatan
Bidang kedokteran telah menggunakan merkuri sejak abad ke-15 di mana
merkuri (Hg) digunakan untuk pengobatan penyakit kelamin (sifilis). Kalomel
(HgCl) digunakan sebagai pembersih luka sampai diketahui bahwa bahan
tersebut beracun sehingga tidak digunakan lagi. Dan beberapa alat ukur di bidang
kesehatan seperti termometer, alat ukur tekananan darah (sfigmomanometer), dan
penggunaannya amalgam dalam kedokteran gigi.
Penggunaan Merkuri di pertambangan
Merkuri (Hg) digunakan secara luas untuk mengekstrak emas dari bijihnya, baik
sebelum maupun sesudah proses Sianidasi digunakan. Ketika Merkuri dicampur
dengan bijih tersebut, Merkuri akan membentuk amalgam dengan emas atau
perak. Untuk mendapatkan emas dan perak, amalgam tersebut harus dibakar
untuk menguapkan merkurinya. Para penambang emas tradisional menggunakan
Merkuri untuk menangkap dan memisahkan butir-butir emas dari butir-butir
batuan. Endapan Hg ini disaring menggunakan kain untuk mendapatkan sisa
emas.
Penggunaan Merkuri di bidang pertanian
Di bidang pertanian, Merkuri digunakan sebagai pestisida untuk membunuh
jamur, agar produk hasil pertanian bisa lebih awet. Merkuri organik juga
digunakan untuk pembasmi hama pada tanaman, seperti buah apel, tomat,
kentang, dan juga digunakan sebagai pembasmi hama padi.
Digunakannya Merkuri sebagai pestisida berdampak pada kejadian pada periode
1960-an dan 1970-an, beberapa kasus wabah toksisitas Metil merkuri banyak
dilaporkan, kasus terbesar terjadi di Irak pada musim gugur dan musim dingin
tahun 1971-1972
Penggunaan Merkuri di bidang industri
Dalam bidang industri, pabrik alat-alat listrik yang menggunakan Merkuri untuk
produksi lampu penerangan jalan raya. Lampu merkuri dikenal biaya
pemasangan dan operasi yang murah dan arus listriknya dapat dialiri dengan
voltase yang tinggi. Merkuri juga digunakan pada pembuatan baterai, karena
baterai dengan bahan yang mengandung Merkuri dapat tahan lama dan tahan
terhadap kelembaban yang tinggi.
Dalam industri khlor-alkali, merkuri digunakan untuk menangkap logam natrium (Na).
Logam natrium tersebut dapat ditangkap oleh merkuri melalui proses elektrolisa dari larutan
garam natrium klorida (NaCl). Sedangkan dalam industri pulp dan kertas banyak digunakan
senyawa FMA (fenil merkuri asetat) yang digunakan untuk mencegah pembentukan kapur
pada pulp dan kertas basah selama proses penyimpanan. Merkuri juga digunakan dalam
industri cat untuk mencegah pertumbuhan jamur sekaligus sebagai komponen pewarna.
Penggunaan Merkuri pada kosmetika
Untuk upaya mempercantik diri banyak kaum wanita yang menggunakan krim
pemutih wajah. Produk kosmetik bermerkuri umumnya menjanjikan wajah
putih dalam tempo singkat, sehingga banyak kaum wanita yang tertarik untuk
menggunakannya. Masih banyaknya wanita Indonesia yang beranggapan bahwa
kulit putih dan mulus merupakan simbol kecantikan
1) Dapat memperlambat pertumbuhan janin mengakibatkan keguguran,
kematian janin, dan mandul;
2) Flek hitam pada kulit akan memucat seakan pudar dan bila pemakaian
dihentikan, flek itu dapat/akan timbul lagi dan bertambah melebar
3) Efek rebound, yaitu kulit akan menjadi gelap/kusam saat pemakaian
kosmetik dihentikan;
4) Bagi wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat
parah, berubah keabu-abuan selanjutnya kehitaman;
5) Dapat mengakibatkan kanker kulit;
6) Pada pemakaian awal dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan kemerahan bila
terkena sinar matahari
Peralatan fisika
Merkuri digunakan dalam thermometer, barometer, pengatur tekanan gas dan
alat-alat listrik
Lesi pada cerebellum (1) berakibat pada hilang keseimbangan (ataxia) dan
gangguan bicara (dysarthria). Gangguan penglihatan terjadi pada penyempitan
bidang padang, kesulitan penglihatan pada daerah tepi akibat dari kerusakan di
daearah occipital lobe (2). Gangguan sensasi atau stereo anesthesia terjadi
karena kerusakan pada postcentral gyrus (3). Kelemahan otot, kram atau
gangguan pergerakan merupakan tanda dari kerusakan pada precentral gyrus
(4). Kesulitan pendengaran disebabkan adanya gangguan pada daerah temporal
transverse gyrus (5). Keluhan pada kesulitan dan gangguan indera perasa baik
rasa nyeri, sentuhan ataupun suhu akibat adanya gangguan pada saraf sensorik
(6).
Metil merkuri mudah diserap dari saluran gastrointestinal manusia dan hewan. Berdasarkan data
retensi dan ekskresi dari manusia,. Pada tahun 1969 melaporkan bahwa 95% dari dosis metil merkuri
nitrat diserap. Efisiensi penyerapan metil merkuri juga ditunjukkan dalam studi lain yang
menggunakan relawan manusia menerima dosis oral metal merkuri terikat protein. Hingga 80% dari
metil merkuri volatile seperti uap merkuri metil klorida akan diserap melalui inhalasi.Dalam tubuh
manusia, metil merkuri diangkut dalam sel darah merah dengan sebagian kecil terikat pada plasma
protein.Senyawa tersebut mudah menembus membran yang mengakibatkan distribusi dalam tubuh
meluas. Namun, konsentrasi yang lebih tinggi (sampai dengan 10% dari total dosis) terakumulasi
dalam sistem saraf pusat (SSP). Dalam SSP, metil merkuri tetap dalam bentuk organik tetapi dalam
jaringan lain dikonversi dan disimpan sebagai merkuri anorganik dengan konsentrasi tertinggi
umumnya terjadi dalam hati dan ginjal. Metil merkuri mudah melintasi plasenta dan menghasilkan
tingkat yang relatif lebih tinggi dalam janin daripada darah ibu.Pengikatan metil merkuri di rambut
selama proses pembentukan rambut dalam folikel menghasilkan konsentrasi hingga 250 kali lebih
besar daripada di jaringan lainya. berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dutczak et al. Pada
tahun 1991 terhadap babi, hamster, dan monyet menunjukan penyerapan metil merkuri yang
ekstensif oleh kandung empedu dan berikutnya memasuki siklus empedu-hepatic, sehingga
berkontribusi pada lamanya waktu paruh biologis metil Merkuri. Di dalam tubuh, metil merkuri
dapat dimetabolisme menjadi merkuri anorganik oleh hati dan ginjal, yang kemudian memasuki
siklus oksidasi-reduksi di dalam sel darah merah, paru-paru, dan hati yang mengakibatkan
pembentukan kation divalent (Hg++).Metil merkuri yang tersisa dalam saluran pencernaan
dikonversi menjadi anorganik merkuri oleh mikroflora usus.Selanjutnya, metil merkuri
diekskresikan terutama dalam tinja sebagai merkuri anorganik.Merkuri anorganik ini sebagai hasil
dari ekskresi empedu dan konversi oleh flora usus. Sebagian metil merkuri diekskresikan dalam
empedu juga akan diserap kembali sehingga menciptakan sirkulasi enterohepatic. Kurang dari 1%
beban tubuh metil merkuri diekskresikan harian, dengan waktu paruh biologi selama kira-kira 70
hari.Selama 4 (empat) hari, relawan manusia mengeluarkan hanya sekitar 6% (enam persen) dari
radiolabeled dosis tertelan metil merkuri terikat protein dengan waktu paruh hayati selama 76 (tujuh
puluh enam) hari.Metil merkuri juga dikeluarkan kedalam ASI dengan konsentrasi sekitar 5% (lima
persen) dari kadarnya dalam darah.
Toksisitas uap merkuri melalui saluran pernapasan (inhalasi), biasanya menyerang sistem
saraf pusat, sedangkan toksisitas kronik yang ditimbulkannya dapat menyerang ginjal. Elemen
merkuri dan komponen alkil merkuri yang masuk ke dalam otak akan menyebabkan terjadinya
perubahan struktur protein dan sistem enzim, sehingga sinoptik dan transmisi neuromuskuler diblok.
Waktu paruh dari metil merkuri pada tubuh manusia sekitar 70 s.d. 90 hari, tetapi eliminasi
dari jaringan sangat lambat dan tidak teratur, sedangkan akumulasinya dapat dengan mudah
menimbulkan gejala toksisitas. Konsentrasi Hg darah sekitar 10-20 µg% biasanya belum
menimbulkan gejala toksisitas, tetapi pada konsentrasi 50 sampai 100 µg% akan mulai menunjukkan
gejala keracunan.
4. Organ apa saja yang terganggu akibat pajanan merkuri dan logam berat lainnya
dan Bagaimana gejala klinis keracunan merkuri ?
Terlepas dari bentuk kimia merkuri yang terpapar, ginjal dan syaraf pusat
merupakan 2 organ target toksisitas merkuri. Adapun gejala klinis keracunan
merkuri.
1. Pajanan Akut Umumnya ditandai demam, meriang, nafas pendek, metallic
taste, sakit dada (pleuritis), dan dapat disalah artikan sebagai metal fume -14-
fever. Gejala lain bias berupa stomatitis, lethargy (lemas tidak bertenaga), sakit
kepala, dan muntah-muntah.
2. Pajanan Kronis Biasanya diakibatkan pajanan jangka panjang merkuri
elemental yang terkonversi menjadi merkuri anorganik. Gejala bervariasi
meliputi gangguan pada ginjal, syaraf, psikologi, dan kulit termasuk anoreksia,
kehilangan berat badan, kelelahan, lemah otot, yang bias mengindikasikan
berbagai penyakit. Gejala apabila terpapar merkuri organik mirip dengan
merkuri elemental, seperti ataxia, tremor, tulisan tidak jelas, bicara kurang jelas,
acrodynia (pink disease, alergi merkuri)
Sistem saraf pusat adalah target organ dari toksisitas metil merkuri tersebut,
sehingga gejala yang terlihat erat hubungannya dengan kerusakan saraf pusat.
Gejala yang timbul adalah sebagai berikut:
a. Gangguan saraf sensoris: Paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit
menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran
menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha.
b. Gangguan saraf motorik: lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor,
gerakan lambat, dan sulit berbicara.
c. Gangguan lain: gangguan mental, sakit kepala, dan hipersalivasi. Tremor
pada otot merupakan gejala awal dari toksisitas merkuri tersebut. Tetapi derajat
berat atau ringannya toksisitas ini bergantung pada diet per harinya, lama
mengkonsumsi, dan umur dari penderita. Dengan demikian, semakin banyak
dan semakin lama orang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi metil
merkuri per hari, maka semakin berat gejala terjadinya penyakit karena
toksisitas metil merkuri tersebut. Di samping itu, anak-anak lebih peka terhadap
toksisitas metil merkuri ini daripada orang dewasa.
pendara h an,
derm a titis,
eryt her n a tous da n
r u a m k ulit pr u ritik,
alopecia
Hati Meningkat nya enzim
serum
Ginjal Oliguria, anuria, Polyuria,
hem atria, polydipsia,
proteinuria, gagal albuminuria
ginjal
Sistem Aborsi spontan Aborsi sponta n ,
Reprod u ksi kerusakan otak
(keterbelakangan,
inkoordinasi,
kebutaan,gangguan
berbicara, ketulian,
seizures, paralisis)
Otot dan Rangka Sakit pinggang Otot melemah,
Kehilangan
massa otot,
tremor,
paralisis
Lainnya Demam , menggigil, Kehilangan berat
lida h merasa seperti badan, keringat
loga m, berlebihan,
nafas tidak teratur, gigi ruam, lendir
tanggal berlebihan,
sensitif
terh adap
ca h aya
(s um ber : Broussard, L.A., dkk. 2002)
Paparan akut pada konsentrasi tinggi bisa menyebabkan gangguan pernapasan seperti dyspnea,
sedangkan pada paparan kronik biasanya akan menunjukkan gejala pada sistem saraf pusat seperti
tremor, delusi, hilang ingatan dan gangguan kognitif. Bila paparan hanya sedikit biasanya gejala
akan membaik dan hilang setelah paparan dihilangkan akan tetapi pada paparan dalam jumlah besar
dapat memberikan efek permanen pada otak dan pada paparan jangka panjang dapat memberikan
efek pada ginjal
Merkuri Inorganik sering digunakan pada bidang medis, kosmetik, antiseptik, dan krim pemutih
kulit. Merkuri inorganik bisa terdapat dalam bentuk monovalent ( Mercurous ) dan divalent
( Mercuric ). Mercurous Chloride atau calomel (Hg2CL2) Calomel susah terlarut dalam air karena
itu tidak dianggap begitu berbahaya
Paparaan merkuri inorganik terjadi melalui ingesti peroral dan kulit. Merkuri Inorganik
terakumulasi terutama di ginjal dan kemudian di hepar . Mercurous Chloride hanya sedikit diserap
dan beberapa diubah menjadi mercuric merkuri . Dari dosis awal mercuric merkuri sekitar 7-15%
diserap dengan waktu paruh ± 41 hari. Studi pada binatang oleh Friberg menunjukkan bahwa 8 %
dari Mercuric chloride yang dipaparkan melalui kulit dapat diserap dalam 5 jam. Oleh karena
sifatnya yang cenderung larut air maka akumulasi mercuric merkuri paling banyak di ginja . Waktu
paruh merkuri inorganik di tubuh dewasa adalah 40 hari. Ekskresi utama dari merkuri inorganik dan
organik adalah melalui feses dan beberapa akan mengalami siklus enterohepatic
Organ utama yang terkena pada paparan akut mercuric merkuri (HgCl2) adalah saluran cerna dan
ginjal. Presipitasi protein enterosit terjadi disertai nyeri perut, muntah, diare berdarah dengan potensi
terjadinya necrosis pada mukosa usus. Hal ini dapat menyebabkan kematian oleh peritonitis, sepsis,
ataupun shock hipovolemik. Efek paling utama dari Mercuric merkuri adalah necrosis tubular di
ginjal dan autoimun glomerulonephritis yang diinduksi merkuri pada paparan kronik
c. Merkuri organic
Merkuri organik mempunyai kelompok alkyl dan phenyl sebagai komponen organik molekulnya.
Phenyl merkuri terutama digunakan sebagai pengawet pada obat. Sedangkan kelompok alkyl berada
di lingkungan dalam bentuk methyl dan ethyl merkuri. Zat ini mudah diabsorbsi melalui udara dan
kontak dengan kulit, terlebih lagi zat ini dapat membahayakan tubuh walaupun hanya paparan
dengan konsentrasi rendah.
Merkuri organik lebih mudah diasbsorbsi oleh saluran cerna karena sifatnya yang larut lemak.
Merkuri organik yang paling sering menjadi sumber paparan adalah methyl merkuri. Zat ini sering
ditemukan dalam ikan dan relatif stabil. Ethyl merkuri sama halnya dengan methyl merkuri akan
tetapi memiliki waktu paruh 1/3 dari waktu paruh metyhl merkuri. Penyerapan methyl merkuri
hampir sama dengan penyerapan uap elemental merkuri yaitu sekitar 80%. Penyerapan merkuri
melalui saluran cerna akibat konsumsi ikan yang terpapar sama dengan penyerapan melalui kulit.
Saat memasuki peredaran darah, Methylmerkuri terikat golongan sulfhydryl terutama pada sistein.
Methyl merkuri akan mengendap di tubuh dan kadarnya akan mencapai keseimbangan antara darah
dan tubuh pada hari keempat setelah paparan. Konsentrasi methyl merkuri terjadi di otak, hati,
ginjal, plasenta, dan fetus terutama otak dari fetus tersebut. Methyl merkuri yang mengendap akan
perlahan mengalami demetilasi menjadi iorganic merkuri. Waktu paruh methyl merkuri di dalam
tubuh manusia sekitar 65 hari dan kurang lebih 90% diekskresikan melalui feses. Beberapa
mengalami siklus enterohepatik. Sekitar 20 % dari methyl merkuri akan dieksresikan pada
ASI1,2,5 . Merkuri pada rambut dapat mencerminkan kadar methyl merkuri pada darah tetapi tidak
untuk elemental merkuri karena itu Merkuri pada rambut bukan merupakan indeks yang baik
mengingat waktu paruh methyl merkuri di darah yang sebentar
Methyl merkuri yang beredar di tubuh dapat menganggu fungsi-fubngsi seluler ataupun
subseluler. Merkuri dapat mengganggu transkripsi DNA dan sintesis protein, termasuk protein yang
dibutuhkan dalam perkembangan otak, dengan menghancurkan retikulum endoplasma dan hilangnya
ribosom. Afinitas merkuri terhadapa golongan sulfhydryl pada kompleks oksidatif phosphorilasi
mitokondria diduga berhubungan dengan kerusakan membran mitokonria yang dapat menyebabkan
sindrom kelelahan kronik
Sumber: Henny Dwi Susanti, Transport Metilmerkuri (MeHg) Dan Merkuri Inorganik (I-Hg)
Terhadap Janin Dan Asi, Jurnal Keperawatan Vol 4, No2, 2013
Andri, DH. Anies. dan Suharyo H. 2011. Kadar Merkuri Pada Rambut
Masyarakat di Sekiar Penambangan Emas Tanpa Izin. Media Medika
Indonesia Volume 45, Nomor 3; 181 – 187.
9. Bagaimana cara pencegahan lingkungan akibat merkuri / logam berat lainnya ?
A. Strategi 1 : Kerangka Kebijakan
Secara umum, program kerja yang direncanakan untuk strategi 1
adalah melakukan identifikasi kebijakan dan peraturan yang dibutuhkan
serta pengkajian ulang kebijakan yang ada dalam rangka penguatan
kerangka kebijakan terkait pengendalian dampak kesehatan akibat
pajanan merkuri, dengan melakukan beberapa kegiatan diantaranya:
1. tinjauan regulasi terkait merkuri;
2. melakukan revisi, identifikasi, dan perbaikan standar nasional batas
pajanan merkuri pada lingkungan;-24-
3. menyusun kebijakan atau peraturan terkait pengurangan merkuri di
fasilitas pelayanan kesehatan;
4. membuat pedoman pengelolaan limbah alat kesehatan bermerkuri
dari fasilitas pelayanan kesehatan; dan
5. merevisi peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan mengenai
penetapan batas maksimum mikrobiologi dan logam berat dalam
pangan olahan.
B. Strategi 2 : Standarisasi, Basis Data dan Surveilans
Secara umum, program kerja yang direncanakan untuk strategi 2
adalah menyusun panduan metode standar yang digunakan untuk
mengukur pajanan merkuri, mengukur dampak kesehatan pajanan
merkuri, melakukan pengukuran pajanan dan dampak kesehatan merkuri
untuk melakukan pembaruan data, dan membuat pangkalan data tentang
merkuri di Indonesia, dengan melakukan beberapa kegiatan diantaranya:
1. menyusun metode standar untuk pengukuran pajanan merkuri;
2. menyusun metode standar untuk pengukuran dampak kesehatan
akibat pajanan merkuri;
3. melakukan pengumpulan data primer dan sekunder, terkait pajanan
merkuri dan dampak kesehatan terhadap pekerja dan masyarakat;
4. membuat pangkalan data (data base) dan website tentang merkuri;
5. melakukan identifikasi titik pencemaran (hotspot), populasi berisiko
(population at risk) dan populasi rentan (vulnerable population) akibat
pajanan merkuri melalui kerjasama lintas sektoral; dan. melakukan surveilans produk yang
masih menggunakan merkuri dan
mengupayakan substitusinya melalui kegiatan sampling alat kesehatan.
C. Strategi 3 : Pengendalian Dampak Kesehatan
Secara umum, program kerja yang direncanakan untuk strategi 3
adalah melakukan upaya perlindungan terhadap populasi berisiko akibat
pajanan merkuri melalui kerjasama dan koordinasi lintas sektoral, dengan
melakukan beberapa kegiatan diantaranya berupa melakukan upaya
perlindungan populasi berisiko, terutama anak-anak dan perempuan, dan
pengendalian dampak kesehatan akibat pajanan merkuri.-25-
D. Strategi 4 : Penguatan Kelembagaan dan Tenaga Kesehatan
Secara umum, program kerja yang direncanakan untuk strategi 4
adalah melakukan penguatan kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan
dalam rangka deteksi dini diagnosis gangguan kesehatan akibat pajanan
merkuri serta mewujudkan fasyankes bebas merkuri dengan melakukan
beberapa kegiatan diantaranya:
1. meningkatkan kapasitas sarana, prasarana dan Sumber Daya
Manusia (SDM) laboratorium dalam menunjang skrining pajanan,
diagnosis dan dampak pajanan merkuri pada manusia dan sampel
lingkungan;
2. meningkatkan kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan primer
(Puskesmas) melalui peningkatan kapasitas SDM dalam melakukan
early detection, diagnosis klinis (suspect), tata laksana keracunan
merkuri dan surveillans dampak kesehatan akibat pajanan merkuri;
3. meningkatkan kapasitas fasyankes rujukan (rumah sakit) melalui
peningkatan kapasitas SDM dalam melakukan early detection,
diagnosis klinis, tata laksana keracunan merkuri dan surveillans
dampak kesehatan akibat pajanan merkuri; dan
4. melaksanakan program eliminasi merkuri melalui substitusi alat
kesehatan bermerkuri.
E. Strategi 5 : Sosialisasi dan Advokasi
Secara umum, program kerja yang direncanakan untuk strategi 6
adalah melakukan sosialisasi dan advokasi tentang dampak kesehatan
akibat pajanan merkuri dalam rangka upaya preventif dan promotif
kepada masyarakat luas, baik melalui media komunikasi di fasyankes
maupun dengan mendorong dimasukannya materi merkuri dalam
kurikulum pendidikan dasar dan menengah khususnya di daerah dimana
terdapat kegiatan Penambang Emas Skala Kecil atau proses lainnya yang
menggunakan bahan merkuri, dengan melakukan beberapa kegiatan
sebagai berikut:
1. tersedianya media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang bahaya pajanan
merkuri dan pengendaliannya;
2. melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang risiko dan
dampak kesehatan akibat pajanan merkuri kepada masyarakat; dan
3. Melakukan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan di area
hotspot pajanan merkuri untuk memberikan informasi tentang risiko-26-
dan dampak kesehatan akibat pajanan merkuri kepada siswa
pendidikan dasar dan menengah dan tinggi (Sekolah Sehat).
F. Strategi 6: Penelitian dan Pengembangan
Secara umum, pengembangan dilakukan dengan melakukan studi
epidemiologi pajanan merkuri dan analisa risiko dampak pencemaran
merkuri terhadap kesehatan. Melakukan penelitian faktor risiko dan
epidemiologi pajanan merkuri dan dampak kesehatannya.
G. Strategi 7: Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan pengendalian dampak kesehatan akibat pajanan merkuri.
Monitoring dan evaluasi dilakukan di tingkat pusat,provinsi dan kabupaten/kota, sekurang-
kurangnya satu kali dalam 1(satu) tahun.
Beberapa strategi tersebut di atas diimplementasikan dalam bentuk
kegiatan, indikator, penanggungjawab, penyelenggara dan waktu pelaksanaan kegiatan
Sumber:Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2016 Tentang Rencana
Aksi Nasional Pengendalian Dampak Kesehatan Akibat Pajanan Merkuri Tahun 2016-2020,
Kemenkes Ri
Kriteria World Health Organization menyatakan bahwa kadar normal dalam darah berkisar
antara 5 µg/l - 10 µg/l dalam rambut berkisar antara 1 mg/kg – 2 mg/kg, sedangkan dalam urine
rata-rata 4 µg/l. Menurut swedish Export Group kadar normal merkuri dalam darah adalah 200
µg/l dan kadar normal merkuri dalam rambut adalah seperempat dari akdar dalam darah yaitu 50
µg/g. International Commite Of Occupational Medicine , kadar batas normal merkuri dalam
darah untuk seseorang yang tidak mengkonsumsi ikan adalah 2 ppb, sedangkan untuk
mengkonsumsi ikan antara 2 – 20 ppb. Konsentrasi aman merkuri dalam darah adalah 0,000005
mg/g sedangkan di rambut konsentrasi normal adalah 0.01 mg/g , dengan maksimal konsntrasi
adalah 0,0001 mg/g. Karena sifatnya yang sangta ceracun, maka U.S . Food and Administration
(FDA) menentukan pembakuan atau nilai Ambang Batas kadar merkuri yang ada dalam air, yaitu
sebesar 0,0005 ppm2. Food and Drug Administration mengestimasi pajanan merkuri dari ikan
rata – rata 50 ng/ kg/ hari atau kira – kira 3,5 Ig/hari untuk orang dewasa dengan berat badan rata
– rata (70 kg) secara alamiah kandungan merkuri di lingkungan adalah sebagai berikut : kadar
total Merkuri udahara = 10 – 2- ng/m3 untuk udara outdoor di kota. Kadar total merkuri air
permukaan = 5 ppt = 5 ng/l dan kadar total Hg dalam tanah 20 – 625 ppb 10.