Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Seorang mahasiswa sedang melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan adsorben arang ampas tebu terhadap karakteristik minyak goreng bekas melalui pengujian sensori, khususnya rasa. Dokumen tersebut memberikan panduan tentang proses seleksi panelis sensori dan persiapan pengujian, serta jenis kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengujian sensori.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
121 tayangan4 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Seorang mahasiswa sedang melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan adsorben arang ampas tebu terhadap karakteristik minyak goreng bekas melalui pengujian sensori, khususnya rasa. Dokumen tersebut memberikan panduan tentang proses seleksi panelis sensori dan persiapan pengujian, serta jenis kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengujian sensori.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Seorang mahasiswa sedang melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan adsorben arang ampas tebu terhadap karakteristik minyak goreng bekas melalui pengujian sensori, khususnya rasa. Dokumen tersebut memberikan panduan tentang proses seleksi panelis sensori dan persiapan pengujian, serta jenis kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengujian sensori.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Seorang mahasiswa sedang melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan adsorben arang ampas tebu terhadap karakteristik minyak goreng bekas melalui pengujian sensori, khususnya rasa. Dokumen tersebut memberikan panduan tentang proses seleksi panelis sensori dan persiapan pengujian, serta jenis kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengujian sensori.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4
Nama : Ezra Agitian
NIM : 1810511070 Evaluasi Sensoris B
Seorang mahasiswa sedang melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan
adsorben arang ampas tebu terhadap karakteristik minyak goreng bekas. Pengujian karakteristik hasil gorengan dengan minyak goreng bekas yang sudah mendapat perlakuan, dilakukan pengujian secara sensori. Salah satu atribut sensori yang diujikan adalah rasa. Sebagai pembanding, mahasiswa tersebut menggunakan salah satu produk minyak goreng yang ada dipasaran. Berdasarkan kasus tersebut : a. Buatlah tahapan seleksi panelis yang harus dilakukan yang meliputi : jenis panelis dan contoh quisioner penjaringan panelis. b. Buatlah persiapan rancangan pengujian dengan menggunakan salah satu jenis pengujian Overall Different Test. c. Bagaimana persiapan penggunaan laboratorium uji sehingga memenuhi persyaratan untuk pengujian sensoris? d. Jelaskan jenis-jenis error psikologis yang kemungkinan terjadi pada pengujian sensoris tersebut! Jawaban: a. Pertama-tama dipilih panel terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau spesifik. Keputusan diambil setelah data dianalisis secara bersama. Tahapan seleksi panelis: 1. Wawancara Materi wawancara dilakukan kuisioner sebagai contoh: Biodata Kesehatan 1. Apakah sedang menghadapi persoalan kesehatan yang berkaitan dengan beberapa hal (hyperlipidemia, alergi makanan, diabetes, dan hipoglikemia)? 2. Apakah dalam sebulan terakhir ini anda sedang memakan/minum obat yang dapat mempengaruhi sensori anda seperti rasa dan bau? Kebiasaan sehari hari 1. Apakah saat ini sedang menjalankan program diet? 2. Adakah diantara keluarga dekat yang pernah/pada saat ini bekerja pada perusahaan makanan atau industri parfum? Jenis makanan dan minuman yang disukai atau tidak disukai 1. Makanan apa yang paling tidak suka? 2. Adakah jenis bau yang dapat menyebabkan perasaan sangat tidak menyenangkan? 3. Apakah memiliki kemampuan dalam membedakan rasa dan bau? 2. Tahap penyaringan Selanjutnya dilakukan penyaringan berdasarkan calon yang dipilih berdasarkan tahap wawancara yang memenuhi kriteria sebagai berikut: Menunjukkan sifat terbuka Bersedia meluangkan waktu Serius Mudah santai Konsisten Peka terhadap sekitarnya Tidak memiliki bias berlebihan Sehat jasmani Bersifat ingin tahu, jujur, mempunyai pengetahuan yang luas Periang 3. Tahap pemilihan Pada tahap ini dilakukan beberapa uji sensorik untuk mengetahui kemampuan seseorang. Dengan uji-uji ini diharapkan dapat terjaring informasi mengenai kepekaan dan pengetahuan mengenai komoditi bahan yang diujikan. Metoda yang digunakan dalam pemilihan panelis ini dapat berdasarkan intuisi dan rasional. 4. Tahap pelatihan Latihan bertujuan untuk pengenalan lebih lanjut sifat-sifat sensorik suatu komoditi dan meningkatkan kepekaan serta konsistensi penilaian. Sebelum tahap latihan dimulai, panelis perlu diberikan instruksi yang jelas mengenai uji yang akan dilakukan dan larangan yang disyaratkan seperti larangan untuk merokok, minum minuman keras, menggunakan parfum dan lainnya. 5. Uji kemampuan Panelis diuji kemampuannya terhadap baku atau standar tertentu dan dilakukan berulang-berulang sehingga kepekaan dan konsistensinya bertambah baik. b. Pengujian yang digunakan adalah pengujian segitiga, digunakan karena dalam penelitian bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan dari objek yang diberikan perlakuan dalam hal ini perlakuan menggunakan minyak goreng bekas yang diberikan adsorben ampas arang tebu dengan objek yang tidak diberikan perlakuan. Alasan lain dilakukan pengujian ini efektif untuk menentukan perbedaan yang disebabkan karakteristik seperti citarasa dan resiko bias terhadap sampel tertentu cukup kecil. Persiapan dilakukan sebagai berikut: 1. Berbagai sampel disiapkan sehingga membentuk 6 macam kombinasi sampel. 2. Sampel diberikan kepada panelis terdiri 3 sampel dengan 1 sampel yang mengalami perlakuan berbeda. c. Untuk laboratorium pengujian yang memenuhi standar sebagai berikut: Ruang persiapan Ruang uji ruang pencicip Ruang tunggu diskusi Persyaratan ruanganan: Bersih Tenang menyenangkan terpisah dari kegiatan lain Terdapat fasilitas untuk menetralisir panelis sebelum dilakukan pengujian Mempunyai sarana lengkap untuk pengujian organoleptik Dilengkapi ventilasi yang cukup Terdapat bilik pencicip (booth) a.. Berupa ruangan kecil yang bersekat-sekat b. Tiap tiap bilik cukup untuk duduk 1 orang panelis c. Ukuran bilik panjang 60x80 cm, lebar 50x60 cm, tinggi dari lantai kira kira 150 cm d. Dinding bilik dicat putih e. Dibuat berjajar f. Terdapat meja tempat meletakkan gelas nampan dan peralatan pengujian yang lain Kedap suara Kedap bau, suhu dan kelembaban dibuat tetap seperti suhu kamar Dapur penyiapan contoh terpisah dari ruang pencicipan tetapi tidak terlalu jauh d. Terdapat 13 Jenis error psikologis: 1. Expectation error Informasi yang diberikan kepada panelis tentang sampel akan menyebabkan perubahan pemikiran panelis. 2. Error of habituation Kesalahan ini terjadi karena ekspos terhadap sampel yang sama dalam jangka waktu yang lama. 3. Stimulus error Kesalahan ini terjadi karena kriteria yang tidak relevan teramati pada saat pengujian misalnya bentuk dan warna wadah. 4. Logical error Kesalahan ini terjadi ketika dua atau lebih karakteristik sampel berasosiasi di dalam pikiran panelis. 5. Halo effect Ketika lebih dari satu atribut sensoris yang diuji maka biasanya satu sama lain akan saling mempengaruhi. 6. Contrast effect Kesalahan ini terjadi karena urutan penyajian yang ekstrim yaitu menyajikan sampel yang berkualitas terbaik selanjutnya disajikan sampel dengan kualitas terjelek. 7. Group effect Sampel yang baik disajikan dari grup atau kelompok sampel yang jelek maka cenderung memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan kalau ditampilkan sendiri. 8. Central tendency Sampel yang diletakkan ditengah cenderung lebih disukai dibandingkan dengan sampel yang diletakkan di kedua sisinya. 9. Pattern effect Panelis cenderung menggunakan tanda tanda yang terlihat berbeda dalam urutan penyajian. 10. Time error positional bias Sikap seseorang akan agak berubah dalam satu seri pengujian yang terdiri dari beberapa sampel. 11. Mutual suggestion Respon dari seorang panelis akan mempengaruhi panelis lain. Oleh karena itu panelis dipisahkan dalam booth. 12. Lack of motivation Usaha dari panelis untuk membedakan mendapatkan istilah yang bagus dalam mengekspresikan kesannya atau untuk konsisten dalam memberikan skor akan sangat mempengaruhi hasil 13. Capriciousness vs timidity Seseorang akan cenderung memberikan skala atau nilai yang ekstrim atau cenderung memberikan nilai di tengah.