LP HEG Mater
LP HEG Mater
LP HEG Mater
Disusun Oleh :
Yulita Sofiatun
( 18012349 )
4. Manifestasi klinis
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a. Tingkatan I (ringan)
1) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
2) Ibu merasa lemah
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun
5) Merasa nyeri pada epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100 per menit
7) Tekanan darah menurun
8) Turgor kulit berkurang
9) Lidah mengering
10) Mata cekung
b. Tingkatan II (sendang)
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit mulai jelek
3) Lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu badan naik (dehidrasi)
6) Mata mulai ikterik
7) Berat badan turun dan mata cekung
c. Tingkatan III (berat)
1) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
2) Dehidrasi hebat
3) Nadi kecil, cepat dan halus
4) Suhu badan meningkat dan tensi turun
5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
6) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
5. Penatalaksaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan abortus imminens menurut Varney (2007) adalah sebagai berikut:
1. Trimester pertama dengan sedikit perdarahan, tanpa disertai kram:
a. Tirah baring untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan mengurangi rangsangan
mekanis, terutama bagi yang pernah abortus sampai perdarahan benar-benar berhenti.
b. Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak melakukan irigasi atau
memasukkan sesuatu ke dalam vagina).
c. Tidak melakukan aktifitas seksual yang menimbulkan orgasme.
d. Segera beritahu bidan bila terdapat:
1. Perdarahan meningkat
2. Kram dan nyeri pinggang meningkat
3. Semburan cairan dari vagina
4. Demam atau gejala mirip flu
2. Pemeriksaan pada hari berikutnya di rumah sakit
a) Evaluasi tanda-tanda vital
b) Pemeriksaan selanjutnya dengan spekulum: merupakan skrining vaginitis dan
servisitis; observasi pembukaan serviks, tonjolan kantong ketuban, bekuan darah
atau bagian-bagian janin
c) Pemeriksaan bimanual: ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan, effacement, serta kondisi
ketuban
3. Jika pemeriksaan negatif, dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan
kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika mungkin untuk menenangkan
wanita
4. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang gejala bahaya
dan pertahankan nilai normal
5. Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil
pemeriksaan fisik dan ultrasonografi menunjukkan hasil abnormal. Terapi yang di
berikan menurut Mansjoer (2001) adalah sedativa ringan seperti Phenobarbital 3x30 mg
dan menurut Bagus (2014) diberikan terapi hormonal yaitu progesteron, misalnya
Premaston hingga perdarahan berhenti
b. Penatalaksaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan sebagai berikut :
a. Isolasi dan Terapi Psikologis :
1) Isolasi di ruangan yang dilakukan dengan baik dapat meringankan gravidarum
karena perubahan suasana rumah tangga.
2) Konseling dan edukasi (KIE) tentang kehamilan yang dilakukan untuk
menghilangkan factor psikis rasa takut.
3) Memberikan informasi tentang diet ibu hamil dengan makan tidak sekaligus banyak,
tetapi dalam porsi yang sedikit namun sering.
4) Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, karena akan membuat ibu hamil
mengalami pusing, mual, dan muntah (Hidayati, 2009).
b. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepeda penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut
oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
c. Terapi Alternatif
Ada beberapa macam pengobatan alternatif bagi hiperemesis gravidarum, antara lain:
Vitamin B6 merupakan koenzim yang berperan dalam metabolisme lipid, karbohidrat dan asam
amino. Peranan vitamin B6 untuk mengatasi hiperemesis masih kontroversi. Dosis vitamin B6
yang cukup efektif berkisar 12,5 - 25 mg per hari tiap 8 jam. Vitamin B6 merupakan ko-enzim
berbagai jalur metabolisme protein dimana peningkatan kebutuhan protein pada trimester I
diikuti peningkatan asupan vitamin B6. Vitamin B6 diperlukan untuk sintesa serotonin dari
tryptophan. Defisiensi vitamin B6 akan menyebabkan kadar serotonin rendah sehingga saraf
panca indera akan semakin sensitif yang menyebabkan ibu mudah mual dan muntah. Pada wanita
hamil terjadi peningkatan kynurenic dan xanturenic acid di urin. Kedua asam ini diekskresi
apabila jalur perubahan tryptophan menjadi niacin terhambat. Hal ini dapat juga terjadi karena
defisiensi vitamin B6. Kadar hormon estrogen yang tinggi pada ibu hamil juga menghambat
kerja enzim kynureninase yang merupakan katalisator perubahan tryptophan menjadi niacin,
yang mana kekurangan niacin juga dapat mencetuskan mual dan muntah (Runiari, 2010).
6. Pemeriksaan Penunjang
a. USG (pemeriksaan penunjang dasar)
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht)
c. Urinalisis : untuk menenutukan adanya dehidrasi meliputi pemeriksaan albumin, dan
berat jenis urine
d. Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi muntah berlebihan
meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida, dan protein e. Pemeriksaan fungsi
hepar: AST, ALT dan kadar LDH
A. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas pasien (nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, suku,bangsa
suami/istri).
2. Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil laboratorium; USG,Darah,
Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi, emosional dan impresi,
upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobaatan yang diperoleh.
3. Riwayat Persalinan
1) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan, saat bersalin, jenis persalinan , penolong
persalinan, BB bayi, kelaianan fisik, kondisi anak saat ini.
2) Riwayaat nifas pada persalinan lau (masalah nifas dan laktasi yang pernah
dialami, masalah bayi yang pernah dialami.
3) Riwayat KB : Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan setelah persalinan,
jumlah anak yang direncanakaan.
4. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut pernah
diderita sampai saat ini.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara
genetic, menular, kelaianan, congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah
diderita oleh keluarga.
b. Pengkajian Pola Fungsional
1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Menggambarkan persepsi,pemeliharaan, dan penanganan kesehatan
2. Pola Eliminasi
Eliminasi ( buang air besar ) dan eliminasi uri (BAK), menggambarkan keadaan
eliminasi klien sebelum sakit dengan saat sakit (saat ini) yang meliputi frekuensi,
konsistensi, warna, bau, adanya darah dan lain – lain. Bila ditemukan adanya
keluhan pada eliminasi hendaknya dibuatkan deskripsi singkat dan jelas tentang
keluhan yang dimaksud
3. Pola aktivitas
Menggambarkan aktivitas rutin yang dilakukan klien sebelum sakit sampai saat
sakit mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali termasuk penggunaaan waktu
senggang. Mobilitas selama sakit dilihat dan aktivitas perawatan diri seperti
makan, minum, toileting, berpakaian, berhias, dan penggunaan instrumen
4. Pola istirahat dan Tidur
Jumlah dan kualitas tidur klien, apakah ada gangguan seperti ( sering terjaga /
terbagun, sulit memulai tidur, bangun tidur terlalu dini dan sulit tidur lagi ).
5. Pola kognitif dan persepsi sensori
Menggambarkan kemampuan klien berkomunikasi ( berbicara dan mengerti
pembicaraan ) status mental dan orientasi, kemampuan pengindraan, penciuman,
perabaan dan pengecapan
6. Pola Konsep Diri
Menggambarkan perasaan yang berhubungan dengan kesadaran akan dirinya
sendiri meliputi : gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri, identitas diri.
7. Pola peran – hubungan
Diisi dengan hubungan klien dengan anggota keluarga, masyarakat pada
umumnya, perawat, dan tim kesehatan yang lain. Termasuk juga pola
komunikasi yang digunakan klien dalam berhubungan dengan orang lain
8. Pola seksual dan reproduksi
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang dirasakan dengan seksualitas
9. Pola mekanisme koping
Menggambarkan mekanisme koping yang biasa digunakan klien menghadapi
masalah/konflik/stress/kecemasa. Bagaimana klien mengambil keputusan
( sendiri atau dibantu )
10.Pola Nilai Kepercayaan
Menggambarkan nilai – nilai dan menyakinkan klien terhadap sesuatu dan
menjadi sugesti yang amat kuat sehingga mempengaruhi gaya hidup klien dan
berdampak pada kesehatan klien. Termasuk juga praktik ibadah yang dijalankan
klien sebelum sakit sampai saat sakit. Untuk mengkaji pola ini sebaiknya perawat
yang melakukan pengkajian seagama dengan klien sehingga mampu mendapatkan
data yang lengkap
c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
2. Rambut : Warna , bersih atau tidak, rontok atau tidak
3. Alis : Mudah dicabut atau tidak
4. Mata : Keadaan konjungtiva, sklera
5. Muka : Oedema atau tidak
6. Hidung : Kebersihan, ada polip atau tidak
7. Mulut : Warna bibir, ada stomatitis atau tidak
8. Gigi : Kebersihan, ada karies atau tidak, ada ginggivitas atau tidak
9. Telinga : Kesimetrisan, kebersihan, ada serumen atau tidak
10. Leher : Dikaji adakah pembesaran kelenjar thyroid, dan vena jugularis
11. Dada dan axilla: ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak
12. Mamae : masih teraba lunak pada hari I dan II post partum, mulai keluar
Kolustrum, hari III hangat dan berisi , hari IV keras dan produksi ASI meningkat
13. Putting : penonjolan putting , kondisi puting, monthgomeri, pengeluaran
olostrums
14. Abdomem : ada bekas luka Operasi atau tidak, adakah pembesaran hati dan
lien serta keadaan kandung kemih, adanya linea nigra, striae gravidarum, TFU,
kontur kulit, palpasi supra pubik untuk mendeteksi bladder distensi, kontraksi
uterus
15. Ekstermitas
16. Superior : Kesimetrisan, keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau
pendek, pucat atau tidak )
17. Inferior : Keseimetrisan , keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau
tidak, pucat atau tidak, ada varices atau tidak ada tromboplebitis atau tidak )
18. Genetalia
19. Perinium : Intack, ruptur, episiotomi, tanda – tanda REEDA ), jenis
episiotomi
20. Lochea : warna, bau, jumlah
21. Rectum
Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan muntah yang berelebihan, peningkatan asam lambung
b) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan muntah
berlebihan
c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi
1. Nyeri akut (D. 0077) berhubungan dengan muntah yang berelebihan, peningkatan
asam lambung
Rasional:
Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama … jam. Diharapkan asupan nutrisi bisa
meningkat
Intervensi :
Observasi :
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan , jika perlu
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas dibuktikan dengan klien merasa lemah
(D.0056)
Kriteria Hasil :
a. Kemudahan dalam melakukan aktivitas seharihari meningkat (5)
b. Kecepatan berjalan meningkat (5)
c. Jarak berjalan meningkat (5)
d. Perasaan lemah menurun (5)
Observasi :
Terapeutik :
a. Jelaskan kepada pasien atau keluarga tujuan dan rencanakan latihan Bersama
b. Anjurkan pasien duduk ditempat tidur, disisi tempat tidur (menjuntai) atau di kursi
c. Anjurkan melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif secara sistematis
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, A. W., & Purwati, Y. (2017). Pengaruh Aromaterapi Peppermint Terhadap
Kejadian Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I DI PUSKESMAS MLATI II
Sleman Yogyakarta. Ayu, I. (2009). Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC.
Alvenia, L. (2016). Upaya Peningkatan Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Hiperemesis
Gravidarum Di Rsu Assalam Gemolong.
Aprianawati. (2007). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil
Menghadapi Kelahiran Anak Pertama Pada Masa Triwulan Ketiga. Ardiansyah, M. (2012).
Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jakarta: EGC.
Bagus, I. (2014). Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana (EGC, ed.).
Jakarta. Harsono, T. (2013). Permasalahan Kehamilan Yang Sering Terjadi. Jakarta:
Platinum. Hidayati, R. (2009). Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Jakarta: Selemba Medika. Indriyani, T. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Rsud Dr.
Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang Tahun 2017. Jurnal Akademi Keperawatan Husada
Karya Jaya, 4, 9–21.
Intansari, R. (2015). Pengaruh Aromaterapi Peppermint terhadap Penurunan Mual di SMC
RS Telogorejo. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK).
Kartikasari, R. I. (2017). Aromaterapi Pappermint untuk Menurunkan Mual dan Muntah pada
Ibu Hamil. Surya, 09(02), 37–44. Kemenkes. (2015). Profil Kesehatan Republik Indonesia
2015. 175–179. Koesno, H. (2016). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Kusmiyati, Y. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Platinum. Lombogia, M. (2010).
Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Indomedia Pustaka.
Maghfiroh, A., & Astuti, L. P. (2016). Pengaruh Permen Jahe Terhadap Penurunan Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester 1 Di Wilayah Puskesmas Kaliwungu Kabupaten
Kendal 2016 Prodi Kebidanan Stikes Karya Husada Semarang. 75–84.
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC. Mehmed. (2006). Terapi
Komplementer. Jakarta: EGC.
Molika. (2015). 275 Tanya Jawab Seputar Kehamilan & Melahirkan: menjawab semua
keingintahuan pada ibu dan bayi. In Materia Japan. https://doi.org/10.2320/materia.46.171
Nirwana. (2011). Psikologi Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Muha Medika.
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika. Perry,
P. &. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Poerwardi, R. (2006).
Aromaterapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta: Dian Rakyat.
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Primadiati, R. (2010). Aromaterapi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Putri, H. A. (2014). Pengaruh Akupresur thd Morning Sickness. Ilmu Kesehatan, 36–43.
Runiari, N. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum.
Jakarta: Selemba Medika. Saleha, S. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:
Selemba Medika.
Kehamilan
Merespon
rangsang Lidah kering
nyeri Metabolism tubuh
menurun
Penurunan sensasi
Mediator kecap
kimiawi
Kelemahan
Respon
nyeri
MK : Perubahan
nutrisi kurang dari
MK : Intoleransi
kebutuhan
aktifitas
MK :
Nyeri