Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Mensyukuri Nikmat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Assalamu’alaikum wr.

wb

Bapalk ibu yang dimuliakan Allah swt pertama kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT,
karna begitu banyak nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita, salah satu diantaranya adalah
nikmat dimana hati kita digugahkan untuk merasa senang hadir dimajelis2 seperti ini. Tidak lupa pula
sholawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad saw, yang telah
mengantarkan kita dari zaman kegelapan atau kebodohan menuju zaman terang benderang, zaman
penuh ilmu yang mana dengan ilmu tersebut kita bisa membedakan mana yang hak dan batil, mana
benar mana yang salah.

Bapak ibu semua Alhamdulillah ini pertemuan kedua kita, Allah masih luangkan kita untuk bisa
bertatap muka dan duduk di majelis ilmu seperti ini. Mohon maaf kita disini kita sama-sama belajar
nggeh, disini saya bukan ustad. Saya sama dengan bapak ibuk semua, kita belajar sama-sama. Sekiranya
nanti saya ada salah mohon dikoreksi. Karna sejatinya seorang muslim adalah saudara, maka ketika ada
saudara kita yang jatuh pada keburukan maka kita diminta oleh Allah untuk senantiasa bernasihat dalam
kebaikan. Sebagaimana firman Allah:

“Kuntum khoiru ummatin ukhrijat linnas ta’miruna bil ma’ruf wa tan hauna nganil munkar..”

Artinya: kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia untuk menyeru berbuat ma’ruf
dan mencegah yang munkar.

………..

Bapak ibu semua berkumpulnya kita hari ini adalah salah satu bentuk pemurahnya Allah pada
kita nggh, Allah berikan kita kenikmatan kesehatan dan kesempatan waktu, sehingga dengannya kita
bisa mengkaji islam pada kesempatan malam hari ini. Karna bisa jadi ada orang yang ingin mengikuti
kegiatan2 semacam ini namun karan sebuah keadaan sehinngga belum bisa hadir pada kesempatan kali
ini entah karena sakit atau malah sedang disibukkan dengan dunia, atau mungkin sedang disibukkan
dengan aktiftas dunianya, sehingga ketia beliau ditanya monggo nderek pengaosan bapak mungkn
jawabny ngapunten bapak niki teseh wonten urusan je, atau bahkan sekedar untuk dating ke masjid saja
berat. Maka sepatutnya bagi kita yang hadir kesini bersyukur nggh. Dan doakan pula yang belum bisa
hadir, smg pertemuan selanjutnya bisa hadir. Sebgaimana firman Allah swt dalam Quran surah Ibrahim
ayat 7:

Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Qs. Ibrahim:7)
Dari ayat tadi perkara syukur niku penting nggh pak, ketika kita ingin nikmat kita ditambah maka
banyak bersyukur. Karana banyak nggh orang yang mengatakan dirinya bersyukur trnyata hati,
perkataan, dan perbuatannya menunjukan ketidaksyukuran beliau.
Maka disni yang namanya bersyukur itu butuh ilmu nggh, sekedar masuk kamar mandi saja
wonten ilmunya masak untuk perkara yang lebih besar seperti bersyukur tdk ada ilmunya?

Lantas bagaimana caranya bersyukur?

Maka ketahuilah seseorang disebut bersyukur apabila memenuhi 3 syarat nggh.

Pertama, Mengakui nikmat Allah SWT dengan hatinya.

Mensyukuri dengan hatiu maksudnya mengakui dan meyakini jika semua nikmat yang kita
rasakan hanya semata-mata dari Allah swt, dan kita sebagai manusia hanya menjadi perantara sehingga
segala sesuatu bisa terjadi atas kehendak-Nya.

Jadi apa yang kita miliki berupa fasilitas, kendaraan, rumah, apa yang kita rasakan berupa
makan2an yang kita makan, dana pa yang kita nikmati berupa pekerjaan, harta dan lain2 adalah nikmat
dari Allah. Jangan sampai sekali2 kita beranggapan bahwa segala nikmat yang kita dapat ini adalah hasil
kerja keras kita semata, tanpa ada campur tangan Allah. Karena ketika kita beranggapan seperti ini tentu
bukan lagi bersyukur sama Allah, malah sebaliknya sombong sama Allah atau bisa dikata sebagai
perilaku kufur nikmat bapak. Naudzubillah himinzalik.

Perilaku seperti ini kadang tidak sadar nggh, niatnya bercanda tapi ternyata perilaku kita
tersebut menjurus pada perilaku kufur nikmat atau sombong atas nikmat Allah. Smoga kedepannya kita
terjaga dari perilaku ini nggh.

Kedua, mensyukuri denngan lisan.

Maksudnya seseorang hamba yang mensyukuri dengan lisan, maka lisan tersebut digunakan
untuk berdzikir serta mengucapkan Alhamdulillah yang dilakukan sebagai bentuk pujian atas nikmat
yang diberikan Allah swt. Jadi tidak cukup hati meyakini tapi lisan juga digunakan untuk memuji Allah.

Sebagai contoh, ketika kita habis makan kita doa…..

Artinya:……

Ketika kita habis bangun tidur… kita ucap Alhamdulillah, sbagimana dalam doa…..

Artinya….

Karna tidak sedikit ada orang yang malamnya tidur, namun ia tak bangun lagi. Ruh Allah tahan
sehingga tidak kembali kejasadnya.

Maka sekecil nikmat apapun yang kita dapat, sepatutnya kita syukuri yaitu dengan memuji Allah.
Karna Allah sendiri sangat senang dipuji.

Sebagaimana Rasulullah katakan:

“Tidak ada siapapun yang paling suka untuk dipuji melainkan Allah swt”
Jadi Allah itu suka dipuji nggh. Maka jadikan lisan kita itu digunakan untuk memuji Allah. Jadikan apa
yang keluar dari lisan2 kita adalah kalimat yang baik, Alhamdulillah, subhanallah, masyaallah dstnya.
Insyaallah bukan perkara sulit nggh bapak ibu.

Karna jika dibandingkan dengan nikmat yang diberikan kebada kita tentu tidak sebanding,
terlalu bnyak nikmat yang sdah diberikan. Masak sekedar mengucapkan pujian ke Allah saja berat
begitu. Bahkan saking pemurahnya Allah bapak wonten didalam Al-Quran meniko ada surah yang
menjelaskan nikmat2 Allah, dan kita diajak untuk berfikir sekaligus merenungkan bapakk ibuk. Dimana
dalam satu surat ini ada satu ayat yang diulang-ulang sebnyak 31 kali. Dan hal ini tidak ditemukan
diayat-ayat yang lain. Inggeh meniko surah AR-RAHMAN (Maha Pemurah).

Dan Ayatnya adalah “fabi ayyi ala irobbikuma tukadziban”, yang “mana artinipun maka nikmat
Tuhanmu manakah yang kamu dustakan”. Setiap Allah jelaskan nimat, kemudian Allah lanjutkan dengan
ayat ini.

Dari surah ini Allah mengajak kita untuk berfikir atau merenungkan agar kita senantiasa
memikirkan nikmat Allah, mensyukurinya dan jangan sampai mendustakannya.

Yang ketiga, mensyukuri dengan anggota tubuh.

Mensyukuri dengan tubuh maksudnya adalah melakukan banyak ketaatan pada Allah dan tidak
memakai anggota tubuh untuk tujuan kemaksiatan. Mata digunakan untuk melihat hal-hal yang baik,
telinga digunakan untuk mendengar hal-hal yang bermanfaat dan anggota tubuh yang lain digunakan
untuk beribadah pada Allah swt sekaligus menjalankan perkara2 yang sudah diwajibkan Allah dan
menjadi Sunnah rasulullah.

Sebagai contoh yang lain missal kita diberikan harta, maka kita sisihkan harta kita untuk fakir
miskin atau mungkin yatim piatu dan orang2 yang membutuhkan. Dan apabila kita diber kesehatan
maka gunakan nikmat sehat tersebut untuk beramal saleh, menjalankan ibadah kepada Allah semisal
sholat, puasa dan lain sebagainya. Jangan sampai ketika kita diberikan kesehatan atau umur sampai saat
ini, kita malah tidak menjalankan sholat, puasa dan sebagainya. Padahal sholat sendiri perkara wajib,
dan dosa besar bagi pelakunya ketika meninggalkan kewajiban tersebut.

Karna kita saksikan kasus seperti ini bapak, entah itu kerabat kita, teman kita atau malah orang2
disekitar kita bapak. Padahal kalau missal kita tanya, maaf agamanya apa pak jawabnya islam, ktp islam.
Seolah meninggalkan sholat itu adalah sesuatu yang lumrah biasa. Padahal semua itu nant ada
pertanggung jawabanipun diakhirat. Tangan kita, kita gunakan untuk apa, kaki kita, kita gunakan untuk
dan seterusnya.

Jangan sampai nikmat sehat dan waktu luang malah melalaikan kita dari Allah swt. Namun
sebaliknya harus digunakan untuk taat sama Allah, karna dengan cara itu kita sudah bersyukur sama
Allah SWT.

Lantas, ada pertanayaan? Lha bagaimana mas, itu ada orang..orangnya tidak pernah sholat,
tidak pernah puasa. Tp kok rasanya diberikan banyak kenikmatan ya. Punya pekerjaan bagus, rumah
bagus, kendaraan bagus dan seterusnya2..?

Bapak-ibuk semua mengenai perkara nikmat meniko, Allah itu kasihkan nikmat tidak
memandang itu orangnya itu kafir, tidak beragama ataupun beragama (islam). Baik itu pelaku kebaikan
atau pelaku kemaksiatan, semua Allah kasih nikmat. Yang membedakan itu ketika berbagai macam
kenikmatan itu didapat sama pelaku maksiat, maka kenikmatan tersebut akan membawa malapetaka
sama orang tersebut.

Sebagaimana kata Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan ‘Uqbah bin ‘Amir raddhiyallahu ‘anhu
bersabda:

………………

Dan demikian pula dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

……………..

Subhanallah, jadi ketika seseorang diberikan kenikmatan oleh Allah SWT akibat maksiatnya, maka orang
tersebut telah diistidraj, dibiarkan agar bertambah kesesatannya.

Maka dari itu, jika kita diberikan kenikmatan oleh Allah SWT, sebaiknya kita mengintropeksi diri
kita, apakah nikmat ini akibat ketaatan kita? ketika kita ingat kalau selama ini kita taat kepada Allah
SWT, maka kenikmatan ini merupakan bentuk dari ketaatan dari kita kepada Allah SWT. Tetapi ketika
nikmat itu datang kepada kita setelah kita melakukan maksiat, segeralah beristigfar, berhati hatilah
dengan istidraj.

Nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita, nikmat kesehatan, nikmat waktu luang, nikmat
harta, nikmat diberikan kemudahan, gunakan lah itu semua untuk mentaati Allah SWT, sehingga
kenikmatan itu tidak berubah sebagai istidraj, mohon lah kepada Allah SWT bahwa kenikmatan yang
Allah SWT berikan menjadi sebuah keberkahan didalam hidup kita, mohon agar kita termasuk orang-
orang yang bersyukur kepada Allah SWT.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan kita
semua. Amin

Anda mungkin juga menyukai