Komunikasi 2
Komunikasi 2
Komunikasi 2
TESIS
Oleh
THESIS
By
TESIS
Oleh
Menyetujui
Komisi Pembimbing :
Ketua Anggota
(Destanul Aulia, S.K.M., M.B.A., M.Ec., Ph.D.) (Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M.)
NIP. 197512282005011002 NIP. 196712191993031003
(Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D.) (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si.)
NIP. 196509011991032003 NIP. 196803201993082001
i
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji dan dipertahankan
ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Tesis
Prima Medan” beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko dan sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract
People’s high expectation for qualified health care in a hospital has caused
medical personnel to do their best. Doctors’ good health care can increase
patient satisfaction. Effective communication between doctors and patients will
create comfort in patients, doctors’ behavior toward patients, and the availability
of accurate information, and patients’ empathy and trust. These factors are the
key which determines patients’ comfort in receiving medical care. The objective of
the research was to identify the influence of doctors’ interpersonal
communication on patient satisfaction at the Royal Prima Hospital, Medan. The
research used descriptive quantitative method. The population was all inpatients
in the hospital from January to April, 2019, and 80 of them treated in four
inpatient wards were used as the samples. The data were analyzed by using chi
square test. The result of the research showed that of the five interpersonal
communication principles, none of them influenced patient satisfaction. It is
recommended that the hospital management increase health care quality,
especially in doctors’ communication with patients in the inpatient wards and pay
attention to doctors’ communication while they are on duty at the hospital.
v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Kepuasan Pasien di RSU Royal Prima Medan". Dalam menyusun tesis ini,
penulis mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D. selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu
Sumatera Utara.
vi
Universitas Sumatera Utara
penyempurnaan tesis ini.
6. Dr. Juanita, S.E., M.Kes. selaku dosen penguji I yang juga turut
7. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M. selaku dosen penguji II yang juga turut
tesis ini.
9. Direktur Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan, dukungan moril serta
10. Ayahanda dan Ibunda penulis yang tersayang Ir. Ramlan Pasaribu dan
kesabaran, doa, motivasi, dan pengorbanan yang luar biasa tak terhingga
11. Istri penulis yang tersayang dr. Yunike Tambunan yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan dan doa yang luar biasa dalam menjalani proses
pendidikan ini.
12. Saudara kandung penulis Meilisa Kartika Dewi Pasaribu dan Yulius
Pasaribu yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dan doa yang luar
vii
Universitas Sumatera Utara
13. Seluruh keluarga yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
kekhilafan, dan kekurangan yang telah penulis lakukan selama proses penelitian
dan selama menjalani masa pendidikan ini. Semoga segala bantuan, dorongan dan
kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa.
viii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Tesis iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xiii
Daftar Gambar xv
Daftar Lampiran xvi
Riwayat Hidup xvii
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 9
Tujuan Penelitian 9
Tujuan umum 9
Tujuan khusus 9
Manfaat Penelitian 10
Tinjauan Pustaka 11
Rumah Sakit 11
Definisi rumah sakit 11
Fungsi dan tugas rumah sakit 12
Klasifikasi rumah sakit 12
Komunikasi 17
Definisi komunikasi 17
Teori komunikasi interpersonal 18
Komponen komunikasi 18
Bentuk komunikasi 19
Komunikasi interpersonal 20
Prinsip komunikasi interpersonal 23
Dokter 29
Definisi dokter 29
Karakteristik dokter 29
Kompetensi dokter 30
Kepuasan Pasien 31
Definisi kepuasan pasien 31
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien 32
Aspek-aspek penilaian kepuasan pasien 36
Indikator kepuasan 38
ix
Universitas Sumatera Utara
Landasan Teori 38
Kerangka Konsep 40
Hipotesis Penelitian 40
Metode Penelitian 41
Jenis Penelitian 41
Lokasi dan Waktu Penelitian 41
Lokasi penelitian 41
Waktu penelitian 42
Populasi dan Sampel Penelitian 42
Populasi penelitian 42
Sampel penelitian 42
Variabel dan Definisi Operasional 44
Variabel penelitian 44
Definisi operasional 44
Metode Pengumpulan Data 44
Data primer 45
Data sekunder 45
Uji validitas dan reliabilitas 45
Metode Pengukuran 46
Metode Analisa Data 47
Hasil Penelitian 49
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 49
Visi dan Misi 50
Visi 50
Misi 50
Pelayanan Rumah Sakit 51
Sumber Daya Manusia (SDM) 52
Jumlah Tempat Tidur 53
Deskripsi Karakteristik Responden 53
Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel
Prinsip Keterbukaan 54
Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel
Prinsip Empati 54
Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel
Prinsip Sikap Mendukung 55
Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel
Prinsip Sikap Positif 55
Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel
Prinsip Kesetaraan 56
Distribusi Karakteristik Jawaban Responden Berdasarkan
Prinsip Keterbukaan 56
Distribusi Karakteristik Jawaban Responden Berdasarkan
Prinsip Empati 57
x
Universitas Sumatera Utara
Distribusi Karakteristik Jawaban Responden Berdasarkan
Prinsip Sikap Mendukung 59
Distribusi Karakteristik Jawaban Responden Berdasarkan
Prinsip Sikap Positif 60
Distribusi Karakteristik Jawaban Responden Berdasarkan
Prinsip Kesetaraaan 62
Deskripsi Karakteristik Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSU
Royal Prima Medan pada Tahun 2019 63
Distribusi Karakteristik Jawaban Responden Berdasarkan
Komunikasi Kepuasan Pasien 63
Hubungan Prinsip Keterbukaan, Empati, Sikap Mendukung,
Sikap Positif dan Kesetaraan dengan Kepuasan Pasien 64
Hubungan Keterbukaan dengan Kepuasan Pasien 65
Hubungan Empati dengan Kepuasan Pasien 66
Hubungan Sikap Mendukung dengan Kepuasan Pasien 66
Hubungan Sikap Positif dengan Kepuasan Pasien 67
Hubungan Kesetaraan dengan Kepuasan Pasien 68
Pengaruh Prinsip Keterbukaan, Empati, Sikap Mendukung,
Sikap Positif dan Kesetaraan dengan Kepuasan Pasien 68
Model Regresi Logistik terhadap Kepuasan Pasien 69
Pembahasan 71
Komunikasi Interpersonal Dokter Berdasarkan Persepsi
Pasien Rawat Inap di RSU Royal Prima Medan Tahun 2019 71
Komunikasi Interpersonal Dokter Berdasarkan Prinsip
Keterbukaan Rawat Inap di RSU Royal Prima Medan Tahun
2019 73
Komunikasi Interpersonal Dokter Berdasarkan Prinsip
Empati Rawat Inap di RSU Royal Prima Medan Tahun 2019 75
Komunikasi Interpersonal Dokter Berdasarkan Prinsip Sikap
Mendukung Rawat Inap di RSU Royal Prima Medan Tahun
2019 76
Komunikasi Interpersonal Dokter Berdasarkan Prinsip Sikap
Positif Rawat Inap di RSU Royal Prima Medan Tahun 2019 78
Komunikasi Interpersonal Dokter Berdasarkan Prinsip
Kesetaraan Rawat Inap di RSU Royal Prima Medan Tahun
2019 79
Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Komunikasi
Interpersonal Dokter di RSU Royal Prima Medan Tahun
2019 81
Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dokter Terhadap
Kepuasan Pasien di RSU Royal Prima Medan 83
Implikasi Penelitian 83
Keterbatasan Penelitian 84
xi
Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan 85
Saran 85
Daftar Pustaka 86
Lampiran 89
xii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel
No Judul Halaman
xiii
Universitas Sumatera Utara
17. Tabulasi Silang Antara Variabel Empati dengan Kepuasan
Pasien 66
xiv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar
No Judul Halaman
xv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran
3 Kuesioner Penelitian 92
4 Perhitungan Data 95
xvi
Universitas Sumatera Utara
Daftar Riwayat Hidup
pada tanggal 07 September 1990. Anak ke 3 dari 3 bersaudara dari pasangan Ir.
xvii
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Latar Belakang
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat”. Saat ini rumah sakit berada dalam suasana global yang sangat kompetitif
sehingga menuntut mutu pelayanan rumah sakit yang tinggi dengan dasar konsep
manajemen yang jelas dan terarah, tanpa konsep manajemen yang jelas,
Rumah sakit merupakan bagian yang sangat penting dari suatu sistem
utamanya. Hal tersebut merupakan akuntabilitas suatu lembaga rumah sakit agar
mampu bersaing (konpetitif) dengan rumah sakit lainnya. Rumah sakit dalam
serta menyediakan unit pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Semua orang yang menderita suatu penyakit pasti menginginkan sehat sehingga
rumah sakit akan memiliki peranan yang sangat besar untuk meningkatkan status
1
Universitas Sumatera Utara
2
prinsip atau standar profesi kesehatan yang ada. Prinsip layanan kesehatan ini
sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Batasan layanan ini dapat
dengan baik sehingga semua kebutuhan pasien terpenuhi dan tujuan untuk
Salah satu strategi pelayanan rumah sakit saat ini yaitu dengan melakukan
kesehatan yang dirasakan oleh pasien selama dirumah sakit. Kepuasan pasien
tersebut dapat dinilai mulai dari penerimaan pasien saat pertama kali datang
sampai pasien pulang dari rumah sakit. Terpenuhinya kebutuhan pasien tersebut
akan berdampak kepada kepuasan pasien akan layanan kesehatan rumah sakit,
namun tenaga kesehatan sering tidak menyadari bahwa kepuasan pasien terhadap
rumah sakit.
dan mengelola suatu sistem yang mengatur tentang bagaimana memperoleh pasien
menyeluruh. Jika pasien merasa kebutuhannya tidak dipenuhi maka akan timbul
rasa tidak puas sehingga pasien akan meninggalkan pelayanan kesehatan tersebut
dan beralih ke pelayanan lain. Menurut Nursalam (2012) kepuasan adalah perasan
persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-
harapannya
Salah satu faktor yang membuat pasien merasa tidak puas terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit adalah disebabkan oleh
rumah sakit disebabkan komunikasi yang dilakukan tenaga kesehatan tidak baik
kurang baik. Komunikasi yang kurang baik antara sesama tenaga kesehatan
tersebut dapat dilihat dari banyaknya pasien yang datang kerumah sakit merasa
kurang dihargai dan diperhatikan saat diperiksa oleh dokter. Penelitian tersebut
menjadi masukan bagi rumah sakit dalam hal memperbaiki mutu layanan
Peran pasien saat ini telah berubah dari pasif menjadi asertif terutama
dalam hal upaya untuk memperoleh informasi medis dan pembuatan keputusan
beberapa bentuk komunikasi yang perlu diketahui oleh seorang komunikator agar
dia mampu memilih bentuk komunikasi yang tepat ketika berkomunikasi. Secara
dianggap lebih efektif dari bentuk komunikasi lainnya karena kedua belah pihak
Agar proses komunikasi tentang kesehatan efektif dan terarah maka dapat
komunikator dapat langsung tatap muka, sehingga timbul stimulus yakni pesan
atau informasi yang disampaikan oleh komunikan, langsung dapat direspon atau
terjadi antara dokter dengan perawat dengan tujuan terciptanya rasa nyaman
pasien terhadap terapi medis yang diberikan dokter, faktor perilaku dokter
perhatian pasien, tersedianya informasi yang tepat dan timbulnya empati serta
dalam kenyamanan yang baik dengan terapi medis pada pasien dalam pelayanan
kesehatan.
dirumah sakit karena dokter memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai
kepuasan pasien. Apabila pasien merasa puas terhadap pelayanan kesehatan maka
dalam menjaga mutu layanan kesehatan dirumah sakit. Peran dokter sebagai
langsung saat pasien berada dirumah sakit. Hubungan antara dokter dan pasien
bersifat kontraktual. Kondisi dan situasi saat ini telah menempatkan dokter dalam
peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai penyedia layanan jasa. Apabila jasa
yang diberikan tidak memuaskan pasien, maka pasien pun berhak untuk
Rumah Sakit Royal Prima Medan merupakan salah satu rumah sakit
swasta terbesar dan akan menjadi pusat rujukan bagi masyarakat khususnya Kota
Medan dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya. Rumah Sakit Umum
Royal Prima Medan berkembang dengan cepat, hal ini terlihat dengan dibukanya
gedung baru dengan kapsitas tempat tidur sebanyak 600 tempat tidur. Rumah
Sakit Umum Royal Prima Medan diresmikan menjadi rumah sakit pendidikan
pada tanggal 24 Juni 2016 dan menjadi rumah sakit untuk segala tipe rujukan
maupun Asuransi Kesehatan Mandiri dan pasien umum. Rumah Sakit Umum
Royal Prima Medan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang terdiri dari
perawat pelaksana sebanyak 224 perawat, tenaga dokter umum dan spesialis
sebanyak 110 orang, tenaga para medis sebanyak 75 orang dan tenaga non
orang pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan pada bulan
waktu dokter yang sangat sedikit dalam memberikan layanan kesehatan. Pasien
dan berpikir positif (positiveness) dari dokter terhadap kesembuhan pasien serta
pasien tidak merasa diterima oleh dokter sehingga pasien merasa tidak ada
Prima Medan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari PMKP (Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien) pada bulan Januari dan Februari 2019 ditemukan
data bahwa lebih dari 70 persen angket yang masuk ke Tim PMKP rumah sakit
berisi tentang keluhahan pasien terhadap pelayanan rumah sakit. Keluhan pasien
tersebut diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh pasien ketika pasien akan
pulang dari rumah sakit. Keluhan pasien dalam bentuk angket tersebut mengalami
peningkatan dari tahun 2017 ke tahun 2018. Pada tahun 2017 dari 9.877 angket
yang terkumpul ada sebanyak 30 persen angket berisi tentang keluhan pasien
terhadap pelayanan dokter. Pada tahun 2018 angket berisi keluhan pasien
meningkat lebih dari 7.980 angket yang masuk terdapat 50 persen berisi tentang
Banyaknya angket yang masuk ke PMKP rumah sakit berisi tentang surat
keluhan pasien terhadap dokter menjadi masalah yang besar bagi Rumah Sakit
Royal Prima Medan. Angket tersebut diterima dan diproses oleh pihak manejemen
rumah sakit dan ditindaklanjuti oleh pihak direktorat bidang layanan medis
Rumah Sakit Royal Prima Medan. Pada bulan Februari tahun 2019 terdapat 120
Hasil rekapitulasi isian angket pasien yang dikelola oleh Tim Kendali
Mutu Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan menunjukkan indikasi bahwa
pelayanan yang diberikan dokter masih kurang baik, terutama berkaitan dengan
pasien. Hasil ini akan diproses dan ditindaklanjuti oleh pihak menejemen rumah
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Siregar (2016) menunjukkan bahwa
bahwa komunikasi interpersonal yang diberikan dokter gigi berupa sikap simpati,
berkomunikasi dan memiliki nilai moral yang tinggi. Oleh karena itu pelayanan
oleh dokter khususnya mengenai komunikasi yang dilakukan oleh dokter terhadap
Perumusan Masalah
surat keluhan pasien mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter
Prima Medan”.
Tujuan Penelitian
Prima Medan.
diantaranya :
Manfaat Penelitian
judul penelitian.
Bagi rumah sakit. Sebagai bahan masukan bagi manajemen Rumah Sakit
Rumah Sakit
serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
dalam suatu tatanan rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
keteladanan dalam budaya hidup bersih dan sehat serta kebersihan lingkungan
(Depkes, 2009).
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
gangguan kesehatan”.
11
Universitas Sumatera Utara
12
kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik,
kesehatan.
Rumah sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus :
pelayanan penunjang non klinik, pelayanan rawat inap. Pelayanan medik paling
sedikit terdiri dari: pelayanan gawat darurat, pelayanan medik spesialis dasar,
medik subspesialis, pelayanan medik spesialis gigi dan mulut. Pelayanan gawat
darurat harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara terus
kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi. Pelayanan medik spesialis
Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas A terdiri atas: tenaga
nonkesehatan. Tenaga medis paling sedikit terdiri atas: 18 (delapan belas) dokter
umum untuk pelayanan medik dasar, 4 (empat) dokter gigi umum untuk
pelayanan medik gigi mulut, 6 (enam) dokter spesialis untuk setiap jenis
pelayanan medik spesialis dasar, 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis
pelayanan medik spesialis penunjang, 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis
pelayanan medik spesialis lain, 2 (dua) dokter subspesialis untuk setiap jenis
pelayanan medik subspesialis, 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis
pelayanan medik spesialis gigi mulut. Tenaga kefarmasian paling sedikit terdiri
atas: 1 (satu) apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit, 5 (lima)
apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 10
(sepuluh) tenaga teknis kefarmasian, 5 (lima) apoteker di rawat inap yang dibantu
instalasi gawat darurat yang dibantu oleh minimal 2 (dua) tenaga teknis
kefarmasian, 1 (satu) apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2
dan distribusi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat
inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga
paling sedikit terdiri dari: pelayanan gawat darurat, pelayanan medik spesialis
Pelayanan gawat darurat, harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari
sedikit terdiri dari: pelayanan gawat darurat, pelayanan medik umum, pelayanan
spesialis lain, pelayanan medik subspesialis dan pelayanan medik spesialis gigi
dan mulut. Pelayanan gawat darurat harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat)
jam sehari secara terus menerus. Pelayanan medik umum meliputi pelayanan
medik dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana.
paling sedikit terdiri dari: pelayanan gawat darurat, pelayanan medik umum,
Pelayanan gawat darurat harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari
secara terus menerus. Pelayanan medik umum meliputi pelayanan medik dasar,
medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana. Pelayanan
medik spesialis paling sedikit 2 (dua) dari 4 (empat) pelayanan medik spesialis
dasar yang meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan/atau
Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas D terdiri atas: tenaga
untuk pelayanan medik dasar, 1 (satu) dokter gigi umum untuk pelayanan medik
gigi mulut, (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
dasar. Tenaga kefarmasian paling sedikit terdiri atas: 1 (satu) orang apoteker
sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit, 1 (satu) apoteker yang bertugas di
rawat inap dan rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) orang tenaga
klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian
Sakit.
kedua. Rumah Sakit Umum kelas D pratama hanya dapat didirikan dan
Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Khusus meliputi rumah sakit khusus:
ibu dan anak, mata, otak, gigi dan mulut, kanker, jantung dan pembuluh darah,
ginjal. Rumah Sakit Khusus lainnya berupa penggabungan jenis kekhususan atau
jenis kekhususan baru. Penetapan jenis Rumah Sakit Khusus baru dilakukan
darurat.
Komunikasi
komunikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan yang diharapkan dari proses
memperkuat pendapat serta merubah sikap dan perilaku komunikan atau dikenal
dalam tiga tingkatan perubahan atau efek dari suatu proses komunikasi yaitu :
membangun relasi dan transaksi sosial dengan orang lain. Itulah sebabnya
(Liliweri, 2010).
yang artinya sama, dalam arti kata sama makna. Jadi komunikasi
satu dengan pihak lainnya, antara kelompok satu dengan yang lain, atau seseorang
3. Pesan adalah segala sesuatu yang akan disampaikan dapat berupa ide,
manusia. Media disebut juga alat pengirim pesan atau saluran pesan
sosial, dalam komunikasi selain terjadi hubungan antar manusia juga terjadi
interaksi saling memengaruhi. Dengan kata lain komunikasi adalah inti dari semua
hubungan sosial. Apabila dua orang atau lebih telah mengadakan hubungan sosial,
maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem
2011).
diketahui oleh seorang komunikator agar dia mampu memilih bentuk komunikasi
yang tepat ketika berkomunikasi. Secara garis besar bentuk komunikasi dibagi 4
(Nasir, 2011).
sendiri, yang terdiri dari sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Komunikasi ini
biasanya dilakukan oleh seseorang ketika merenung tentang dirinya atau pada saat
dilakukan kepada orang lain atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih. Komunikasi Kelompok terdiri dari dua bentuk yaitu komunikasi kelompok
komunikator dapat langsung tatap muka, sehingga timbul stimulus yakni pesan
atau informasi yang disampaikan oleh komunikan, langsung dapat direspon atau
ditanggapi pada saat itu juga. Komunikasi terapeutik adalah bentuk dari
komunikasi interpersonal.
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau non verbal.
Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dilakukan oleh dua
orang, seperti suami isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru dengan murid,
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih. Menurut
dalam mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai sifat, nilai-nilai, pendapat,
sikap, pikiran dan perilaku yang khas dan berbeda-beda. Selain itu, komunikasi
diantara pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Dengan kata lain para pelaku
2010).
tidak berada dalam jarak jauh melainkan saling berdekatan/ face to face.
pesan karena perbedaan jarak, itu tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi
interpersonal.
interpersonal ini, apabila diantara kedua belah pihak dapat menjalankan dan
jenis pesan atau respon nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata
yang ekspresif, dan jarak fisik yang dekat. Kita dapat membedakan seberapa
dekat hubungan seseorang dengan lawan bicaranya, hal ini dapat dilihat dari
kita dapat melihat mereka sepasang kekasih atau hanya teman biasa.
efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah
berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.
secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan
Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan, dan kita
berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak
dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda
pasien merasakan tidak puas terhadap pelayanan kesehtaan yang diberikan, pasien
merasakan dokter tidak terbuka dalam menjelaskan penyakit yang diderita pasien
maka akan membuat keluarga pasien kecewa dengan pelayanan yang diberikan
dokter.
mendorong kerjasama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran atau
orang yang mengalaminya, berada di situasi yang sama dan merasakan perasaan
yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami
motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan
empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat
orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat
meliputi kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik
bentuk emphaty yang baik akan membuat pasien merasakan sangat puas terhadap
keluarga pasien rawat inap di RSUD ZA pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil
dengan keadaan pasien yang sedang sakit, kalau dokter menunjukan bahwa dokter
pasien. Informan peneliti tidak merasakan itu sama sekali sehingga informan
memiliki sifat ini lebih banyak meminta informasi atau deskripsi tentang suatu
hal. Dalam suasana seperti ini, biasanya orang tidak merasa dihina atau ditantang,
tetapi merasa dihargai. Orang yang spontan dalam komunikasi adalah orang
terbuka dan terus terang tentang apa yang dipikirkannya. Biasanya orang seperti
itu akan ditanggapi dengan cara yang sama, terbuka dan terus terang. Provisional
pandangan yang berbeda dan bersedia menerima pendapat orang lain, bila
professional maka akan membuat pasien menjadi senang dan puas terhadap
pelayanan yang diberikan. Hasil penelitian Rosi (2012) menunjukkan bahwa sikap
motivasi dari tenaga kesehatan untuk selalu tepat waktu dan selalu mendpatkan
dan secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap
terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi
pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih
interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana
interaksi.
merasakan sikap positif yang ditunjukkan oleh dokter. Dokter kurang menanggapi
segala keluhan yang ditanyakan pasien melalui keluarga pasien. Dokter selalu
keluarga pasien menjadi tidak puas. Hasil penelitian Rosi (2012) menunjukkan
bahwa sikap positif yang diberikan tenaga kesehatan akan cenderung memberikan
kepuasan kepada pasien terhadap pelayanan yang diberikan sedangkan jika tenaga
kesehatan tidak memberikan sikap positif akan membuat pasien merasakan tidak
ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan
atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang
benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada
untuk disumbangkan.
masih adanya tidak setaranya komunikasi yang diberikan tenaga kesehatan kepada
bahwa adanya perbedaan pelayanan medis antara pasien pengguna BPJS dan
pasien umum yang dilakukan oleh para dokter. Seharusnya tidak ada perbedaan
pelayanan medis yang dilakukan oleh dokter sehingga pasien merasa tidak puas
bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan dari kedua pihak bahwa
sependapatan dan konflik lebih dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan
yang pasti ada dari pada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain,
kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua
Dokter
dalam Siregar (2016) juga menyatakan bahwa dokter adalah tenaga professional
kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan upaya pengobatannya. Menurut
penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh dokter dan dokter gigi
yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan yang secara
2004).
pengembangan diri serta komunikasi efektif sebagai dasar dari rumah bangun
kompetensi dokter Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan hasil pertemuan Konsil
ideal, yaitu :
3. Komunikasi efektif
4. Pengelolaan informasi
6. Keterampilan klinis
secara verbal dan nonverbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga,
masyarakat, kolega, dan profesi lain. Seorang dokter harus mampu berkomunikasi
buruk, informed consent) dan melakukan konseling dengan cara yang santun, baik
Kepuasan Pasien
sebagai perasaan senang, perasaan lega, gembira dan sebagainya karena sudah
pembeli (pengguna jasa layanan). Bila kinerja atau prestasi layanan kesehatan
sesuai atau bahkan melebihi harapan maka pembelinya (pengguna jasa layanan)
akan merasa puas. Perusahaan (industri) yang cerdik mempunyai tujuan membuat
terhadap apa yang mereka telah berikan akan tetapi memberikan hal yang lebih
Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan
lainnya dirumah sakit. Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal
dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan
dari pandangan terhadap kinerja produk dan harapan pembeli. Untuk mencapai
kepuasan pasien, rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu sistem atau
cara untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan memiliki kemampuan untuk
mempunyai tanggung jawab yang terpusat pada kualitas, yaitu mereka harus
Kepuasan pasien tidak hanya dilandasi oleh pengalaman masa lalu dan situasi
phsikis pasien saat itu akan tetapi didasari oleh kebenaran dan kenyataan obyektif
yang ada. Pohan (2007) menyebutkan bahwa kepuasan pasien adalah tingkat
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang
bahwa kepuasan pasien adalah hasil penilaian dalam bentuk respon emosional
(perasaan senang dan puas) pada pasien karena terpenuhinya harapan atau
1. Kualitas produk atau jasa. Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi
dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas produk atau jasa dan
tempatnya.
harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama
tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.
5. Biaya. Pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
berikut :
prasarana, tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar
rawat inap.
lingkungan.
g. Desain visual. Desain visual meliputi tata ruang dan dekorasi rumah
sakit ikut menentukan kenyamanan suatu rumah sakit, oleh karena itu
proses penyembuhannya. Selain itu tidak hanya bagi pasien saja yang
menikmati itu akan tetapi orang lain yang berkunjung ke rumah sakit
c. Perilaku personel.
ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan
mengatasi dan mengambil keputusan yang tepat dan tetap dalam konsep
etika, sikap ramah dan kesopanan yang dimiliki oleh petugas kesehatan
(dokter).
dan fasilitas yang dapat dirasakan langsung oleh pasien, bukti itu dapat
pasien adalah kualitas pelayanan, biaya perawatan, lokasi, fasilitas, image, desain
pengalaman pasien dapat diartikan sebagai suatu perlakuan atau tindakan dari
perawat yang sedang atau pernah dijalani, dirasakan dan ditanggung oleh
pasien meliputi:
rumah sakit.
dokter sesuai dengan keinginan pasien, selain itu ada ketepatan waktu
dan harga.
pasien yaitu :
a. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik
pasien yaitu :
b. Kepercayaan.
c. Pendidikan pasien.
telah berhenti membeli dari perusahaan atau mereka yang telah beralih
ke pesaing.
dan pesaing.
Landasan Teori
dokter dan pasien tersebut merupakan komunikasi dua arah. Dengan komunikasi
dokter-pasien yang efektif ditandai adanya proses interaktif antara dokter dan
pasien, terjadi penyampaian informasi timbal balik antara dokter dan pasien secara
verbal maupun non verbal. Komunikasi yang kolaboratif, proaktif dan menghargai
dokter diharapkan dapat menggali dan bertukar informasi secara verbal dan
nonverbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega,
dan profesi lain. Seorang dokter harus mampu berkomunikasi dengan pasien dan
nonverbal.
berempati secara verbal dan non verbal, mendengarkan dengan aktif untuk
consent) dan melakukan konseling dengan cara yang santun, baik dan benar,
dan keluarga (KKI, 2012). Menurut Devito dalam Adhani (2014) bahwa untuk
kesetaraan (equality).
Kerangka Konsep
Hipotesis Penelitian
Jenis Penelitian
bertujuan akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari subjek
yang akan diteliti dan kegiatan yang dapat diamati berdasarkan rumusan masalah
Royal Prima Medan. Penelitian ini dilakukan hanya di empat ruangan rawat inap
yaitu ruangan rawat inap Bedah, Penyakit Dalam, Obgyn dan ruang rawat inap
anak di kelas satu (1). Adapun alasan peneliti dalam memilihan lokasi penelitian
ini adalah :
tenaga kesehatan terutama dokter, hal ini dapat dilihat dari semakin
41
Universitas Sumatera Utara
42
bedah, penyakit dalam, obgin dan anak di Rumah Sakit Umum Royal
Prima Medan
Penelitian dilakukan selama dua minggu dengan harapan sampel yang dibutuhkan
rawat inap di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan. Besar populasi tidak
dapat diketahui dengan pasti karena dalam hal ini setiap pasien yang diravvat
dalam penelitian ini diambil berdasarkan data dari rekam medis pada tahun 2018
yang diketahui bahwa jumlah pasien yang datang berobat ke Rumah Sakit Umum
dengan pasti maka rumus pengamblian besar sampel yang akan diteliti diambil
(2014), yaitu:
2
Z Po (1 Po ) Z (1 ) pa (1 Pa )
(1 )
n 2
( Pa Po ) 2
α : Taraf kemaknaan 5%
(Gumilar, 2012)
responden penelitian menjadi 80 pasien yang tersebar di empat ruang rawat inap.
membuat kriteria inklusi dan eklusi dalam penelitian ini. Kriteria inklusi
penelitian yaitu :
5. Pasien BPJS yang dirawat di ruang kelas 1 rawat inap Bedah, Anak,
1. Pasien yang tidak dirawat inap di ruang bedah, penyakit dalam obgyn
adalah kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan.
adalah :
bertanggung jawab.
Data primer. Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
kepuasan pasien rawat inap dan juga menggunakan pedoman wawancara untuk
wawancara dengan kuesioner dengan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum
Royal Prima Medan tentang kepuasan pelayanan yang telah disusun berupa
instrumen elemen penilaian dan hal lain berkaitan dengan penilaian terhadap
data yang diperoleh dari catatan dokumen, laporan, buku catatan, arsip, gambar,
dokumentasi pribadi dan resmi yang berkaitan dengan kepuasan pasien dan
sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau
kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item
dengan skor total variabel pada analisis reliability dengan nilai corrected item-
total correlation sebagai rhitung, dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel dan
sebaliknya. Nilai rtabel dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikan 95%,
maka untuk sampel 20 orang yang di uji nilai rtabel nya adalah sebesar 0,576.
dari satu kali pengukuran dengan ketentuan jika rhitung > rtabel maka dinyatakan
Metode Pengukuran
positif, dan kesetaraan) dan variabel dependen yaitu kepuasan pasien rawat inap
Tabel 1
Skala Hasil
Variabel Indikator Alat Ukur
Ukur Ukur
Independen
Komunikasi 1. Keterbukaan Kuesioner sebanyak Nominal 1. Tidak
Interpersonal 2. Empati 25 baik
3. Sikap Menggunakan skala (≤50%)
Mendukung guttman 2. Baik
4. Sikap Positif Jawaban: (>50%)
5. Kesetaraan Ya=1 Tidak=0
Dependen
Kepuasan Kuesioner sebanyak 5 Nominal 1. Tidak
Menggunakan skala baik
guttman (≤50%)
Jawaban: 2. Baik
Ya=1 (>50%)
Tidak=0
positif dan kesetaraan) dengan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit
Umum Royal Prima Medan dengan menggunakan uji Chi Square. Jika nilai
dokter dengan kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Royal Prima
Medan.
Hasil uji Chi Square dapat dilihat pada kotak “Chi Square Test”. Aturan
b. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai
uji yang digunakan adalah uji Regresi Logistik Ganda dengan metode Enter,
dapat digunakan untuk menganalisa set data dengan lebih dari satu variabel
Rumah Sakit Royal Prima Medan didirikan dengan sebuah keinginan dan
tekat yang bulat oleh seorang founder Rumah Sakit Royal Prima Medan yaitu
bapak Dr. dr. I Nyoman E. L., M., M.Kes., AIFM. Berdirinya Rumah Sakit Royal
Prima Medan tidak terlepas dari orang yang terlibat membantu yaitu oleh direktur
utama PT. Royal Prima Medan Dr. Tommy Leonard, SH, M.Kn., Penasehat
Rumah Sakit Royal Prima Medan DR. R. E. Nainggolan, Pengurus Rumah Sakit
Royal Prima Medan Prof. DR. dr. Syarial Anas dan Direktur Rumah Sakit Royal
Prima Medan yaitu pada tanggal 17 Mei 2011, Wakil Menteri Pendidikan
Nasional RI Bapak Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D melakukan peletakan batu pertama
pada pembangunan Rumah Sakit Royal Prima. Pada tanggal 14 Februari 2013
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara telah mengeluarkan surat Izin
Operasional sementara kepada Rumah Sakit Royal Prima Medan No. 440.
Prima Medan diresmikan oleh Wakil Gubernur Propinsi Sumatera Utara Ir. H.
Tengku Erry Nuradi, M.Si dengan Izin Operasional Tetap dari Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Royal Prima Medan merupakan salah satu rumah sakit
swasta terbesar dan akan menjadi pusat rujukan bagi masyarakat khususnya Kota
71
Universitas Sumatera Utara
50
Medan dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya. Rumah Sakit Royal
Prima berkembang dengan cepat, hal ini terlihat dengan dibukanya gedung baru
dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 400 tempat tidur. Rumah Sakit Royal
Prima Medan diresmikan menjadi rumah sakit pendidikan pada tanggal 24 Juni
2016 dan menjadi rumah sakit untuk segala tipe rujukan baik oleh BPJS maupun
Asuransi Kesehatan.
Misi.
meliputi:
5. Perawatan Spesialis :
c. Penyakit dalam
d. Anak
f. Tulang
g. THT
h. Mata
j. Penyakit kejiwaan
k. Bedah : bedah Umum, Thorax, Tulang, Digestif, Gigi dan Mulut, Anak
dan Onkologi
7. Instalasi Laboratorium.
8. Instalasi Hemodialisa.
17. Pelayanan Urologi : ESWL, URS, TUR-P, TUR-B dan Green Light Laser.
Rumah Sakit Royal Prima Medan memiliki sumber daya manusia (SDM)
yang terdiri dari perawat pelaksana sebanyak 224 perawat, tenaga dokter umum
dan spesialis sebanyak 310 orang, tenaga medis sebanyak 152 orang, paramedik
perawat sebanyak 106 orang, paramedik non perawat sebanyak 102 orang, non
medik sebanyak 200 orang dan tenaga gizi sebanyak 123 orang.
Tabel 2
Distribusi Tenaga Dokter Spesialis di Rumah Sakit Royal Prima Medan Tahun
2018
Tabel 2
Distribusi Tenaga Dokter Spesialis di Rumah Sakit Royal Prima Medan Tahun
2018
Jumlah tempat di Rumah Sakit Royal Prima Medan sebanyak 625 tempat
tidur yang terdiri dari 225 tempat tidur digedung A dan 400 tempat tidur di
gedung B, LOS (Leng of Stay) 5 hari, TOI (Turn Over Internal) 3 hari dan BOR
pada rentang umur 1-17 tahun sebanyak 21 orang (26%), rentang umur 26-40
tahun sebanyak 11 orang (14%) dan responden dengan rentang umur 26-40 tahun
Tabel 3
Karakteristik n %
Umur
1-17 tahun 21 25
18-25 tahun 7 9
26-40 Tahun 11 14
> 40 tahun 41 52
Jumlah 80 100
Jenis Kelamin
Laki-Laki 25 31,3
Perempuan 55 68,7
Jumlah 80 100
mayoritas responden menjawab tidak baik yaitu ada sebanyak 51 orang (63,8 %),
Tabel 4
Komunikasi Interpersonal
n %
Prinsip Keterbukaan
Tidak Baik 51 63,8
Baik 29 36,2
Total 80 100
responden menjawab tidak baik yaitu ada sebanyak 55 orang (68,8%), secara rinci
Tabel 5
Komunikasi Interpersonal
n %
Prinsip Empati
Tidak Baik 55 68,8
Baik 25 31,2
Total 80 100
bahwa, mayoritas responden menjawab tidak baik yaitu ada sebanyak 44 orang
Tabel 6
Komunikasi Interpersonal
n %
Prinsip Sikap Mendukung
Tidak Baik 44 55,0
Baik 36 45,0
Total 80 100
mayoritas responden menjawab tidak baik yaitu ada sebanyak 48 orang (60,0%),
Tabel 7
Komunikasi Interpersonal
n %
Prinsip Sikap Positif
Tidak Baik 48 60,0
Baik 32 40,0
Total 80 100
mayoritas responden menjawab tidak baik yaitu ada sebanyak 50 orang (62,5 %),
Tabel 8
Komunikasi Interpersonal
n %
Prinsip Kesetaraan
Tidak Baik 50 62,5
Baik 30 37,5
Total 80 100
Tabel 9
Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
n % n %
Apakah dokter memperkenalkan identitas dirinya 28 35,0 52 65,0
kepada anda ketika melakukan kunjungan
keruangan anda
Apakah komunikasi yang dilakukan dokter terasa 38 47,5 42 52,5
jelas dan mudah dimengerti
Apakah Bapak/Ibu mengetahui pesan yang 38 47,5 42 52,5
disampaikan dokter tentang keluhan kesehatan
Bapak/Ibu
Apakah Bapak/Ibu tahu isi dari pesan yang 38 47,5 42 52,5
disampaikan dokter tentang keluhan kesehatan
Bapak/Ibu
Apakah dokter memberikan solusi yang tepat dan 33 41,3 47 58,8
jelas terhadap masalah yang anda rasakan.
terasa jelas dan mudah dimengerti, mayoritas responden menjawab “tidak” yakni
mengenai mengerti dengan isi dari pesan yang disampaikan dokter tentang
yang tepat dan jelas terhadap masalah yang dirasakan, mayoritas responden
Tabel 10
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Apakah dokter memandang Bapak/Ibu ketika 38 47,5 42 52,5
sedang berbicara
Apakah dokter mendengarkan Bapak/Ibu ketika 38 47,5 42 52,5
Bapak/Ibu sedang berbicara
(bersambung)
Tabel 10
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Apakah dokter menanggapi Bapak/Ibu setiap 38 47,5 42 52,5
Bapak/Ibu mengajukan pertanyaan
Apakah dokter menanyakan tentang kondisi 38 47,5 42 52,5
Bapak/Ibu terkait dengan pelaksanaan keluhan
kesehatan Bapak/Ibu
Apakah dokter menunjukan sikap memahami 36 45,0 44 55,0
perasaan terhadap permasalah yang sedang anda
alami selama anda dirawat dirumah sakit.
mayoritas responden menjawab “tidak” yaitu ada sebanyak 42 orang (52, %), dan
variabel prinsip sikap mendukung di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan.
Tabel 11
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Apakah dokter menghargai setiap Bapak/Ibu 36 45,5 44 55,0
berbicara
Apakah dokter memperlakukan Bapak/Ibu 35 43,8 45 56,2
dengan hormat ketika berkomunikasi
Apakah dokter mendukung Bapak/Ibu ketika 41 51,2 39 48,8
Bapak/Ibu mengeluarkan pendapat ingin
mengobati penyakit yang bapak/ibu derita
Apakah dokter menunjukkan sikap yang 30 37,5 50 62,5
antausias terhadap pembicaraan yang
dilakukan
Apakah dokter memberikan penguatan dan 36 45,0 44 55,0
motivasi yang membangkitkan semangat anda
untuk sembuh
variabel prinsip sikap positif di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan.
Tabel 12
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Apakah dengan komunikasi yang dilakukan dokter 30 37,5 50 62,5
dapat menambah kepercayaan Bapak/ Ibu
tentang pengobatan
Apakah dokter menyampaikan contoh-contoh 30 37,5 50 62,5
tindakan yang boleh dan yang tidak boleh
Bapak/ Ibu lakukan terkait dengan keluhan
kesehatan Bapak/Ibu
Apakah dokter menyampaikan dampak yang akan 38 47,5 42 52,5
terjadi jika Bapak/Ibu melakukan tindakan
yang dilarang terkait dengan keluhan kesehatan
Bapak/Ibu
Apakah Bapak/Ibu bersama dengan dokter 37 46,2 43 53,8
membahas tentang kesepakatan yang harus
dilakukan untuk mengurangi kesakitan akibat
Apakah dokter selalu mendengarkan keluhan anda 36 45,0 44 55,0
dan mencari solusi yang positif terhadap
penyakit anda
contoh-contoh tindakan yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan terkait dengan
terjadi jika melakukan tindakan yang dilarang terkait dengan keluhan kesehatan,
menjawab “tidak” yaitu ada sebanyak 43 orang (53,8%), dan pertanyaan terakhir
mengenai dokter selalu mendengarkan keluhan dan mencari solusi yang positif
orang (55,0%).
Tabel 13
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Apakah pada saat berkomunikasi dokter 40 50,0 40 50,0
menyampaikan pesan tentang keluhan
(bersambung)
Tabel 13
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
kesehatan Bapak/Ibu yang menunjukkan sikap
bahwa dia tidak lebih pandai daripada
Bapak/Ibu
Apakah gaya bicara dokter saat menyampaikan 45 56,2 35 43,8
pesan tentang keluhan kesehatan Bapak/Ibu
membuat Bapak/Ibu merasa nyaman
Apakah dokter selalu memeriksa anda dengan tidak 45 56,2 35 43,8
menutup mulut
Apakah dokter selalu bersalaman dengan anda 42 52,5 38 47,5
ketika berkunjung
Apakah dokter selalu bersalaman dengan anda 42 52,5 38 47,5
ketika berkunjung
keluhan kesehatan yang menunjukkan sikap bahwa dokter tidak lebih pandai
daripada pasien, responden menjawab “tidak” yaitu ada sebanyak 40 orang (50,0
“tidak” yaitu ada sebanyak 35 orang (43,8%), pertanyaan mengenai dokter selalu
memeriksa dengan tidak menutup mulut, responden menjawab “tidak” yaitu ada
berbagai hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi kesakitan yang diakibatkan
dari keluhan kesehatan yang dirasakan, responden menjawab “tidak” yaitu ada
Tabel 14
Deskripsi Frekuensi Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Royal Prima
Medan pada Tahun 2019
Kepuasan n %
Tidak Puas 49 61,2
Puas 31 38,8
Jumlah 80 100
Prima Medan.
Tabel 15
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Apakah anda puas terhadap penjelasan dokter 36 45,0 44 55,0
tentang penyakit anda?
Apakah anda puas terhadap waktu berkunjung 40 50,0 40 50,0
dokter selama anda dirawat di rumah sakit ?
Apakah anda puas terhadap sikap yang dimiliki 34 42,5 46 57,5
dokter selama waktu berkunjung.
Apakah anda puas membri pertanyan terkait 33 41,2 47 58,8
penyakit yang sedang anda alami selama anda
dirawat dirumah sakit.
(bersambung)
Tabel 15
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Apakah anda puas dengan jawaban yang diberikan 39 48,8 41 51,2
oleh dokter terkait penyakit yang anda alami?
variabel kepuasan pasien antara lain, pertanyaan mengenai pasien puas terhadap
ada sebanyak 44 orang (55,0%), pertanyaan mengenai pasien puas terhadap waktu
yaitu ada sebanyak 40 orang (50,0%), pertanyaan mengenai pasien puas terhadap
pasien puas memberi pertanyan terkait penyakit yang sedang dialami selama
dirawat dirumah sakit, mayoritas responden menjawab “tidak” yaitu ada sebanyak
47 orang (58,8%), dan pertanyaan terakhir mengenai pasien puas dengan jawaban
yang diberikan oleh dokter terkait penyakit yang dialami, mayoritas responden
sikap positif dan kesetaraan) terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit
Umum Royal Prima Tahun 2019. Analisa bivariat dalam penelitian yaitu analisa
kesetaraan) terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Royal
Prima Tahun 2019 dengan menggunakan uji fisher exact. Analisa bivariat
tidak baik, mayoritas kepuasan pasien tidak puas yaitu ada sebanyak 40 responden
(31,0%) kepuasan pasien tidak puas dan terdapat 20 responden (69,0%) yang
puas.
Tabel 16
Kepuasan Pasien
Total
Keterbukaan Tidak Puas Puas Nilai p
n % n % n %
Tidak Baik 40 78,4 11 21,6 51 100
<0,001
Baik 9 31,0 20 69,0 29 100
menurut prinsip empati terhadap kepuasan pasien bahwa dari 80 responden yang
mayoritas kepuasan pasien tidak puas yaitu ada sebanyak 41 responden (74,5%),
sedangkan yang puas hanya ada sebanyak 14 responden (25,5%). Kemudian, dari
Tabel 17
Kepuasan Pasien
Total Nilai
Empati Tidak Puas Puas
p
n % n % n %
Tidak Baik 41 74,5 14 25,5 55 100
0,001
Baik 8 32,0 17 68,0 25 100
mendukung tidak baik, mayoritas kepuasan pasien tidak puas yaitu ada sebanyak
35 responden (79,5 %), sedangkan yang puas hanya ada sebanyak 9 responden
Tabel 18
Kepuasan Pasien
Total
Sikap Mendukung Tidak Puas Puas Nilai p
n % n % n %
Tidak Baik 35 79,5 9 20,5 44 100
<0,001
Baik 14 38,9 22 61,1 36 100
tidak baik, mayoritas kepuasan pasien tidak puas yaitu ada sebanyak 38 responden
(34,4%) kepuasan pasien tidak puas dan terdapat 21 responden (65,6%) yang
puas.
Tabel 19
Kepuasan Pasien
Total
Sikap Positif Tidak Puas Puas Nilai p
n % n % n %
Tidak Baik 38 79,2 10 20,8 48 100
<0,001
Baik 11 34,4 21 65,6 32 100
memiliki nilai p=<0,001 maka dapat disimpulkan bahwa variabel sikap positif
tidak baik, mayoritas kepuasan pasien tidak puas yaitu ada sebanyak 36 responden
(43,3%) kepuasan pasien tidak puas dan terdapat 17 responden (56,7%) yang
puas.
Tabel 20
Kepuasa Pasien
Total Nilai
Kesetaraan Tidak Puas Puas
p
n % n % n %
Tidak Baik 36 72 14 28 50 100
0,011
Baik 13 43,3 17 56,7 30 100
digunakan untuk menganalisa set data dengan lebih dari satu variabel bebas/
analisa regresi logistik dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Variabel yang dimasukan dalam uji regresi logistik adalah variabel yang
Tabel 21
Hasil Seleksi Variabel yang dapat Masuk dalam Model Regresi Logistik Ganda
Nilai
Variabel p value Pemodelan
Ketetapan
Keterbukaan <0,001 p<0,25 Masuk pemodelan
Empati <0,001 P<0,25 Masuk pemodelan
Sikap Mendukung <0,001 P<0,25 Masuk pemodelan
Sikap Positif <0,001 p<0,25 Masuk pemodelan
Kesetaraan 0,011 p<0,25 Masuk pemodelan
Tabel 22
95% C.I
Variabel B Nilai p Exp(B)
Lower Upper
Keterbukaan 1.170 0.140 3.222 0.681 15.241
Empati 1.392 0.077 4.024 0.862 18.794
Sikap Mendukung 1.557 0.040 4.743 1.070 21.022
Sikap Positif 1.573 0.046 4.822 1.025 22.681
Kesetaraan 1.096 0.100 2.993 0.810 11.056
Constant -10.153 0.000 0.000
memiliki nilai p>0,05 sehingga variabel tersebut dikeluarkan secara bertahap pada
Tabel 23
95% C.I
Variabel B Nilai p Exp(B)
Lower Upper
Empati 1.316 0.084 3.728 .837 16.610
Sikap mendukung 1.610 0.031 5.005 1.160 21.602
Sikap positif 2.248 0.001 9.473 2.618 34.278
Kesetaraan 1.286 0.049 3.619 1.008 12.992
Constant -9.747 0.000 0.000
kesetaraan memiliki nilai p<0,05 sedangkan variabel empati memiliki nilai p>0,05
sehingga variabel tersebut dikeluarkan secara bertahap pada model regresi logistik
Tabel 24
95% C.I
Variabel B Nilai p Exp(B)
Lower Upper
Sikap Mendukung 2.288 0.000 9.859 2.730 35.603
Sikap Positif 2.105 0.001 8.206 2.440 27.598
Kesetaraan 1.572 0.014 4.815 1.384 16.760
Constant -9.155 0.000 0.000
mendukung yang tidak baik memiliki peluang sebesar 9.8 kali lebih besar pasien
pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Royal Prima dan, 3. Pengaruh antara
Royal Prima.
dalam, ruang rawat inap anak dan ruang obgen di Rumah Sakit Umum Royal
sebanyak 80 orang.
suatu tujuan tertentu. Tujuan yang diharapkan dari proses komunikasi yaitu
pendapat serta merubah sikap dan perilaku komunikan atau dikenal dalam tiga
tingkatan perubahan atau efek dari suatu proses komunikasi yaitu : perubahan
pada pikiran (kognitif) perubahan pada perasaan (afektif) dan perubahan pada
71
Universitas Sumatera Utara
72
dianggap lebih efektif dari bentuk komunikasi lainnya karena kedua belah pihak
Agar proses komunikasi tentang kesehatan efektif dan terarah maka dapat
komunikator dapat langsung tatap muka, sehingga timbul stimulus yakni pesan
atau informasi yang disampaikan oleh komunikan, langsung dapat direspon atau
dokter dari aspek keterbukaan dan empati berada pada nilai tertinggi yaitu
sebanyak 74 pasien rawat inap menyatakan tidak baik. Nilai terendah untuk
komunikasi interpersonal dokter dari aspek keterbukaan berada pada kategori baik
pasien masih kurang baik, hal ini terlihat pada saat dokter melakukan kunjungan
dan pemeriksaan terhadap kesehatan pasien terkesan seperti ada jarak sehingga
pasien tidak merasa nyaman untuk bertanya dan menyampaikan sesuatu kepada
sehingga seperti tidak ingin mendengarkan lebih lama tentang permasalahan yang
sedang dihadapi pasien. Hal tersebut juga sejalan dengan kuesioner yang
pasien dengan dokter dalam sebuah studi kasus menjelaskan bahwa latar belakang
tidak efektif adalah faktor kesetaraan dan keterbukaan berada pada nilai tertinggi.
banyak pada kategori tidak baik dikarenakan oleh beban kerja dokter yang terlalu
banyak, rasa empati yang masih kurang serta waktu kunjungan yang sangat
sedikit. Hal tersebut sering terjadi pada saat dokter melakukan kunjungan atau
pemeriksaan terhadap pasien rawat inanp. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Syafitri (2013).
prinsip keterbukaan adalah mayoritas berada pada kategori tidak baik yaitu
sebanyak 51 pasien dan lebih sedikit pada kategori baik sebanyak 29 pasien.
komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Ketiga
adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah
pasien merasakan tidak puas terhadap pelayanan kesehtaan yang diberikan, pasien
merasakan dokter tidak terbuka dalam menjelaskan penyakit yang diderita pasien
maka akan membuat keluarga pasien kecewa dengan pelayanan yang diberikan
dokter.
mendorong kerjasama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran atau
merasa nyaman dengan dokter yang memeriksanya pada saat sakit dirumah sakit.
prinsip empati adalah mayoritas berada pada kategori tidak baik yaitu sebanyak 55
pasien dan lebih sedikit berada pada kategori baik sebanyak 25 pasien.
Bersimpati adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih.
mengalaminya, berada di situasi yang sama dan merasakan perasaan yang sama
dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan
orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat
meliputi kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik
bentuk emphaty yang baik akan membuat pasien merasakan sangat puas terhadap
keluarga pasien rawat inap di RSUD ZA pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil
dengan keadaan pasien yang sedang sakit, kalau dokter menunjukan bahwa dokter
pasien. Informan peneliti tidak merasakan itu sama sekali sehingga informan
sakit.
Royal Prima Medan tahun 2019 tentang pembagian jasa pelayanan medis
berdasarkan prinsip sikap mendukung adalah mayoritas berada pada kategori tidak
baik yaitu sebanyak 44 pasien dan lebih sedikit berada pada kategori baik
sebanyak 36 pasien.
terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia
professional maka akan membuat pasien menjadi senang dan puas terhadap
pelayanan yang diberikan. Hasil penelitian Rosi (2012) menunjukkan bahwa sikap
motivasi dari tenaga kesehatan untuk selalu tepat waktu dan selalu mendpatkan
mendukung yang dimiliki oleh dokter akan membuat pasien merasa diperhatikan
prinsip sikap positif adalah mayoritas berada pada kategori tidak baik yaitu
sebayak 48 pasien dan lebih sedikit berada pada kategori baik sebanyak 32 pasien.
menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang yang menjadi teman
kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari
seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan
positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi
yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan
orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan
merasakan sikap positif yang ditunjukkan oleh dokter. Dokter kurang menanggapi
segala keluhan yang ditanyakan pasien melalui keluarga pasien. Dokter selalu
keluarga pasien menjadi tidak puas. Hasil penelitian Rosi (2012) menunjukkan
bahwa sikap positif yang diberikan tenaga kesehatan akan cenderung memberikan
kepuasan kepada pasien terhadap pelayanan yang diberikan sedangkan jika tenaga
kesehatan tidak memberikan sikap positif akan membuat pasien merasakan tidak
pikir pasien terhadap penyakitnya. Sikap positif yang diterapkan dokter akan
prinsip kesetaraan adalah mayoritas berada pada kategori tidak baik yaitu
sebanyak 50 pasien dan lebih sedikit berada pada kategori baik sebanyak 30
pasien.
dalam setiap situasi. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih
tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua
orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini,
komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus
ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
untuk disumbangkan.
masih adanya tidak setaranya komunikasi yang diberikan tenaga kesehatan kepada
bahwa adanya perbedaan pelayanan medis antara pasien pengguna BPJS dan
pasien umum yang dilakukan oleh para dokter. Seharusnya tidak ada perbedaan
pelayanan medis yang dilakukan oleh dokter sehingga pasien merasa tidak puas
bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan dari kedua pihak bahwa
ditandai oleh kesetaraan ketidak sependapatan dan konflik lebih dilihat sebagai
upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada dari pada sebagai kesempatan
untuk menjatuhkan pihak lain, kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan
menyetujui begitu saja semua perilaku pihak lain Menurut asumsi peneliti tentang
pembagian jasa layanan medis perawat harus adil diantara sesama perawat agar
tidak ada kesenjangan yang akan berdampak kepada kinerja perawat. Prinsp
menganggap pasien setara adalah suatu sikap yang akan berdampak pada
akan berdampak terhadap pasien dalam menentukan terapi apa yang akan
dijalankannya tampa merasa ada perbedaan antara pasien yang satu dengan pasien
yang lainnya.
Sakit Umum Royal Prima Medan pada tahun 2019 lebih banyak pada kategori
tidak puas sebanyak 49 orang dan lebih sedikit berada pada kategori puas
sebanyak 31 orang.
perasaan lega, gembira dan sebagainya karena sudah terpenuhi hasrat hatinya.
layanan).
Salah satu faktor yang membuat pasien merasa tidak puas terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit adalah disebabkan oleh
rumah sakit disebabkan komunikasi yang dilakukan tenaga kesehatan tidak baik
terhadap pasien, hal tersebut terlihat pada item kuesioner yang menjelaskan bahwa
hampir seluruh jawaban pada kuesioner kepuasan berada pada jawaban tidak
sebanyak 52 orang. Nilai terendah untuk kepuasaan pasien berada pada kategori
interpersonal dokter, hal ini terlihat pada saat dokter melakukan kunjungan dan
memeriksa pasien. Pasien merasa dokter seperti tidak ingin menyentuh pasien.
mengatakan dokter yang memeriksa mereka hanya datang saja dan tidak
kurang baik. Komunikasi yang kurang baik antara sesama tenaga kesehatan
tersebut dapat dilihat dari banyaknya pasien yang datang kerumah sakit merasa
kurang dihargai dan diperhatikan saat diperiksa oleh dokter. Penelitian tersebut
menjadi masukan bagi rumah sakit dalam hal memperbaiki mutu layanan
tercapai apabila tujuan tercapai. Sebagian besar pasien merasa puas terhadap
komunikasi dokter pada kunjungan apabila tujuan pasien dapat tercapai yaitu
untuk mendapatkan hasil pemeriksaan dan penjelasan tentang apa yang sedang
pasien tidak menerima hal tersebut sehingga ketika dokter datang untuk
pasien di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan dengan p= <0,001 artinya
yang harus dijaga karena komunikasi interpersonal merupakan suatu alat yang
pasien tercapai maka akan meningkatkan jumlah pasien yang datang berobat ke
Implikasi Penelitian
2. Kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Royal Prima berada
pada kategori tidak puas pada saat penelitian dilakukan. Hal ini berdampak
pada jumlah kunjungan pasien yang datang berobat ke Rumah Sakit Umum
Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini hanya dilakukan di empat ruangan rawat inap saja
dengan harapan keempat ruangan tersebut sudah mewakili ruangan yang lain.
Kesimpulan
Medan.
Saran
1. Kepada Rumah Sakit Royal Prima Medan untuk meningkatkan mutu layanan
rawat inap.
85
Universitas Sumatera Utara
Daftar Pustaka
Effendy, O. (2002). Ilmu komunikasi teori dan praktik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
86
Universitas Sumatera Utara
87
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155 Tahun 2010 tentang
Penggunaan Kartu Menuju Sehat Bagi Balita.
INFORMED CONCENT
PENJELASAN TENTANG PENELITIAN
Judul Penelitian :
“PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DOKTER TERHADAP
KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM ROYAL PRIMA
MEDAN”
diharapkan adanya perubahan kearah yang lebih baik. Peneliti menjamin bahwa
penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi siapapun. Peneliti
89
Universitas Sumatera Utara
90
LEMBAR PERSETUJUAN
pertanyaan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan
penelitian ini, saya mengerti bahwa peneliti menghargai dan menjunjung tinggi
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi
saya. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar
Partisipan,
Tanda tangan
KUESIONER
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DOKTER TERHADAP
KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA MEDAN
1. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden :
Nama Responden :
Alamat :
Usia : Tahun
Frekuensi Konsultasi : kali /hari
Nama Ruangan : 1. Ruang Bedah 2. Ruang Anak
3. Ruang Penyakit Dalam 4.RuangObgyn
No Keterbukaan Ya Tidak
1 Apakah dokter memperkenalkan identitas dirinya kepada
anda ketika melakukan kunjungan keruangan anda
2 Apakah komunikasi yang dilakukan dokter terasa jelas
dan mudah dimengerti
3 Apakah Bapak/Ibu mengetahui pesan yang disampaikan
dokter tentang keluhan kesehatan Bapak/Ibu
4 Apakah Bapak/Ibu tahu isis dari pesan yang disampaikan
dokter tentang keluhan kesehatan Bapak/Ibu
5 Apakah dokter memberikan solusi yang tepat dan jelas
terhadap masalah yang anda rasakan.
No Perhatian ( Empathy) Ya Tidak
1 Apakah dokter memandang Bapak/Ibu ketika sedang
berbicara
2 Apakah dokter mendengarkan Bapak/Ibu ketika
Bapak/Ibu sedang berbicara
3 Apakah dokter menanggapi Bapak/Ibu setiap Bapak/Ibu
mengajukan pertanyaan
4 Apakah dokter menanyakan tentang kondisi Bapak/Ibu
terkait dengan pelaksanaan keluhan kesehatan Bapak/Ibu
5 Apakah dokter menunjukan sikap memahami perasaan
terhadap permasalah yang sedang anda alami selama
anda dirawat dirumah sakit.
Frequency Table
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 52 65.0 65.0 65.0
Ya 28 35.0 35.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 42 52.5 52.5 52.5
Ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 42 52.5 52.5 52.5
Ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 42 52.5 52.5 52.5
Ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 47 58.8 58.8 58.8
Ya 33 41.3 41.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 42 52.5 52.5 52.5
Ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 42 52.5 52.5 52.5
Ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 42 52.5 52.5 52.5
Ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 42 52.5 52.5 52.5
Ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 44 55.0 55.0 55.0
Ya 36 45.0 45.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 44 55.0 55.0 55.0
Ya 36 45.0 45.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 45 56.3 56.3 56.3
Ya 35 43.8 43.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 39 48.8 48.8 48.8
Ya 41 51.3 51.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
P14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 50 62.5 62.5 62.5
Ya 30 37.5 37.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 44 55.0 55.0 55.0
Ya 36 45.0 45.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 50 62.5 62.5 62.5
Ya 30 37.5 37.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 50 62.5 62.5 62.5
Ya 30 37.5 37.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 42 52.5 52.5 52.5
Ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 43 53.8 53.8 53.8
Ya 37 46.3 46.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
P20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 44 55.0 55.0 55.0
Ya 36 45.0 45.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P21
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 40 50.0 50.0 50.0
Ya 40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P22
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 35 43.8 43.8 43.8
Ya 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
P23
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 35 43.8 43.8 43.8
Ya 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
P24
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 40 50.0 50.0 50.0
Ya 40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P25
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 38 47.5 47.5 47.5
Ya 42 52.5 52.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P26
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 44 55.0 55.0 55.0
Ya 36 45.0 45.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P27
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 40 50.0 50.0 50.0
Ya 40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P28
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 46 57.5 57.5 57.5
Ya 34 42.5 42.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P29
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 47 58.8 58.8 58.8
Ya 33 41.3 41.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
P30
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 41 51.3 51.3 51.3
Ya 39 48.8 48.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Frequency Table
umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1-17 tahun 20 25.0 25.0 25.0
18-25 tahun 6 7.5 7.5 32.5
26-40 tahun 16 20.0 20.0 52.5
>40 tahun 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid laki-laki 25 31.3 31.3 31.3
perempuan 55 68.8 68.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
keterbukaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak baik 51 63.8 63.8 63.8
baik 29 36.3 36.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
empati
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak baik 55 68.8 68.8 68.8
baik 25 31.3 31.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
sikap mendukung
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak baik 44 55.0 55.0 55.0
baik 36 45.0 45.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
sikap positif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak baik 48 60.0 60.0 60.0
baik 32 40.0 40.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
kesetaraan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak baik 50 62.5 62.5 62.5
baik 30 37.5 37.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
komunikasi interpresonal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak baik 50 62.5 62.5 62.5
baik 30 37.5 37.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
kepuasan pasien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak puas 49 61.3 61.3 61.3
puas 31 38.8 38.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 17.498 1 .000
b
Continuity Correction 15.558 1 .000
Likelihood Ratio 17.713 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 17.280 1 .000
Association
N of Valid Cases 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,24.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 13.108 1 .000
b
Continuity Correction 11.377 1 .001
Likelihood Ratio 13.075 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 12.944 1 .000
Association
N of Valid Cases 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,69.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
kepuasan pasien
tidak puas puas Total
sikap mendukung tidak baik Count 35 9 44
% within sikap mendukung 79.5% 20.5% 100.0%
% of Total 43.8% 11.3% 55.0%
baik Count 14 22 36
% within sikap mendukung 38.9% 61.1% 100.0%
% of Total 17.5% 27.5% 45.0%
Total Count 49 31 80
% within sikap mendukung 61.3% 38.8% 100.0%
% of Total 61.3% 38.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 13.790 1 .000
b
Continuity Correction 12.130 1 .000
Likelihood Ratio 14.120 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 13.617 1 .000
Association
N of Valid Cases 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,95.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
kepuasan pasien
tidak puas puas Total
sikap positif tidak baik Count 38 10 48
% within sikap positif 79.2% 20.8% 100.0%
% of Total 47.5% 12.5% 60.0%
baik Count 11 21 32
% within sikap positif 34.4% 65.6% 100.0%
% of Total 13.8% 26.3% 40.0%
Total Count 49 31 80
% within sikap positif 61.3% 38.8% 100.0%
% of Total 61.3% 38.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 16.230 1 .000
b
Continuity Correction 14.398 1 .000
Likelihood Ratio 16.508 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 16.027 1 .000
Association
N of Valid Cases 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,40.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.492 1 .011
b
Continuity Correction 5.340 1 .021
Likelihood Ratio 6.469 1 .011
Fisher's Exact Test .017 .011
Linear-by-Linear 6.411 1 .011
Association
N of Valid Cases 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,63.
b. Computed only for a 2x2 table
Keterbukaan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 17.713 1 .000
Block 17.713 1 .000
Model 17.713 1 .000
Empati
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 13.075 1 .000
Block 13.075 1 .000
Model 13.075 1 .000
Sikap Mendukung
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 14.120 1 .000
Block 14.120 1 .000
Model 14.120 1 .000
Sikap positif
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 16.508 1 .000
Block 16.508 1 .000
Model 16.508 1 .000
Kesetaraan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 6.469 1 .011
Block 6.469 1 .011
Model 6.469 1 .011
Logistic Regression
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
a
1 65.180 .406 .551
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than .001.
a
Classification Table
Predicted
kepuasan pasien Percentage
Observed tidak puas puas Correct
Step 1 kepuasan pasien tidak puas 42 7 85.7
puas 9 22 71.0
Overall Percentage 80.0
a. The cut value is .500
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
a
1 67.349 .389 .528
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than .001.
a
Classification Table
Predicted
kepuasan pasien Percentage
Observed tidak puas puas Correct
Step 1 kepuasan pasien tidak puas 41 8 83.7
puas 8 23 74.2
Overall Percentage 80.0
a. The cut value is .500
Logistic Regression
Model Summary
Cox & Snell R
Step -2 Log likelihood Square Nagelkerke R Square
a
1 70.514 .365 .495
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than
.001.
a
Classification Table
Predicted
kepuasan pasien Percentage
Observed tidak puas puas Correct
Step 1 kepuasan pasien tidak puas 41 8 83.7
puas 8 23 74.2
Overall Percentage 80.0
a. The cut value is .500