Laskar Pelangi
Laskar Pelangi
Laskar Pelangi
Resensi
Laskar Pelangi adalah novel karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang
Pustaka pada tahun 2005. Novel ini menceritakan tentang kehidupan sepuluh anak
dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau
Belitong yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah Ikal, Lintang, Sahara,
Mahar dan lain-lain. Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari
kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar
Pelangi. Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu
anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan yang
ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu
untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik. Laskar Pelangi merupakan buku
pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi,
Edensor dan Maryamah Karpov. Naskah Laskar Pelangi telah diadaptasi menjadi
sebuah film berjudul sama dengan bukunya.Film Laskar Pelangi akan diproduksi
oleh Miles Films dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri Riza.
Sinopsis
Cerita terjadi di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dimulai
ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud
Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9
anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan,
sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang
untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu. Mulai darisanalah dimulai cerita
mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak
Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-
cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh
yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai,
kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal,
sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari
rumahnya ke sekolah! Mereka, Laskar Pelangi – nama yang diberikan Bu
Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi – pun sempat
mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara.
Kelemahan
Kelemahannya yaitu penggunaan nama-nama ilmiah dalam cerita- ceritanya. Hal
ini membuat pembaca kurang nyaman dalam membaca. Apalagi glosarium
diletakkan di bagian belakang novel. Hal ini menambah ketidakpraktisan
memahami istilah-istilah ini. Selain itu, imajinasi pembaca bisa terhambat jika
mereka tak memahami istilah-istilah tersebut. Alurnya yang tidak jelas. Tidak
seperti Harry Potter atau Ayat-Ayat Cinta dengan alur yang enak diikuti, cerita-
cerita dalam Laskar Pelangi ini alur waktunya dibolak-balik sehingga
membingungkan pembaca. Apalagi tidak disebutkan tahun berapakah tiap-tiap
peristiwa itu terjadi.
Kelebihan
Kelebihannya buku ini menceritakan tentang persahabatan dan setia kawanan
yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam. Serta
kisahnya yang mengharukan.