Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR KOTAK BERHITUNG PADA MATERI

PEMBAGIAN SISWA KELAS II SD

Disusun Oleh : Bayu Irawan

NIM: 1803011012

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Sonia Yulia Friska M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

DHARMASRAYA 2020/202
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya dipanjatkan kepada Allah Ta’ala, tuhan semesta alam . Shalawat
dalam salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.,
kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang baik hingga hari hisab. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas seminar proposal sebagai
salah satu tugas akhir

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, teman kelas serta dosen pembimbing sehingga
kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi.

Kami menyadari bahwa proposal yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga Allah
SWT, memberikan pertolongan kepada semua orang menjalani kehidupan ini.

Aaamiin..

Dharmasraya, 5 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian....................................................................................................4
E. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan.....................................................................5
F. Asumsi dan keterbatasan pengembangan...............................................................5
G. Definisi Operasional..................................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................7
A. Kajian Teoritis...........................................................................................................7
1. Media pembelajaran........................................................................................................7
2. Pengertian Pengembangan..............................................................................................8
3. Kotak Berhitung..............................................................................................................9
B. Penelitian yang relevan...........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat I menyatakan bahwa pendidikan


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakatnya, bangsa dan
negara. Salah satu bentuk usaha untuk mencapai tujuan nasional dalam bidang
pendidikan adalah dengan perubahan drastis untuk perbaikan yang berujung pada
perluasan kewenangan guru dalam mengembangkan pembelajaran. Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
mengamanahkan untuk dilakukan standarisasi delapan aspek pendidikan, yaitu isi
kurikulum, rumusan kompetensi lulusan, pendidikan, tenaga kependidikan, proses
pembelajaran, sarana dan prasarana pendidikan, pembiayaan dan pengelolaan.
Reformasi yang terjadi membawa perubahan paradigma dalam semua aspek. Termasuk
dalam proses pembelajaran yang dapat terlihat dari hasil belajar peserta didik.

Pendidikan di Indonesia selalu berkembang seiring perkembangan zaman.


Kurikulum pendidikan yang digunakan pada Sekolah Dasar (SD) Madrasah Iptidaiyah
(MI) selalu berubah. Kurikulum yang digunakan yaitu

Kurikulum 2006 (KTSP) diubah menjadi Kurikulm 2013 berdasarkan peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang
ditetapkan Kurikulum 2013 SD/MI Berlakunya kurikulum 2013 di SD/MI maka setiap
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
meyenangkan, menantang. Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarya, kreativitas dan kemandirian sesuni dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
satuaan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses

1
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efesiiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

“Pembelajaran matematika di sekolah dasar (SD) adalah salah satu pembelajaran


pokok yang harus dipelajari oleh siswa pembelajaran matematika di SD merupakan dasar
yang akan digunakan pada jenjang pendidikan yang tinggi yaitu SMP dan SMA”,
(Wijaksono, 2017). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan: 1) mengunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan peryataan matematika, 2) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah merancang model matematika meyelesaikan model dan menafsirkan
apa yang kita tafsirkan, 3) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol tabel, diagram,
atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah, 4) Memiliki sikap menghargai
kegunaan malematika dalam kehidupan Pembelajaran matematika berpengaruh dalam
membangun karakter siswa SD yaitu dengan melatih siswa konsisten dalam berpikir,
konsisten dalam memakai istilah, konsisten dalam perhitungan, konsisten dalam
melaksanakan kesepakatan kesepakatan. Peristiwa tersebut dapat terjadi dalam interaksi
siswn dengan siswa maupun siswa dengan guru baik secara diskusi kelas, maupun
diskusi kelompok Hal ini juga sesuai dengan karakter matematika yang melatih siswa
untuk berpikir kritis dan logis.

Faktanya mata pelajaran matematika di Indonesia dapat dikatakan masih kurang


diminati. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa SD/MI, SMP, SMA yang mengangap
bahwa matematika itu sebagai hal yang menakutkan dan mengangap matematika itu
sebagai pelajaran yang sulit untuk untuk dipahami sehingga membuat siswa membenci
bahkan memusuhi matematika, (Widyastuti, 2019), Akibatnya nilai-nilai untuk
matematika tidak baik. Pendidikan dikatakan berkualitas apabila kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif, efesien dan proses pembelajaran bermakna
bagi siswa. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu dilakukan inovasi- inovasi
dalam kegiatan pembelajaran. Inovasi tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan
perbaikan, perubahan dan pembaharuan dalam proses pembelajaran. Adanya inovasi
dalam pembelajaran membuat siswa dapat belajar secara optimal baik saat belajar
mandiri maupun saat pembelajaran di kelas. Kualitas pendidikan yang baik juga dapat
dilihat dari penguasnan materi pembelajaran dan penguasaan siswa terhadap tugas tugas

2
yang diberikan guru. Penguasaan materi pelajaran merupakan hal yang sangat penting
karena siswa tidak menguasai materi siswa akan mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas dari guru Salah satu penyebab kesulitan siswa dalam memahami
materi yaitu tidak adanya mediab dalam proses pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar, lima komponen yang sangat penting adalah tujuan,
materi, metode, media dan evaluasi pembelajaran Kelima aspek ini saling
mempengaruhi. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan berdampak pada
jenis media pembelajaran yang sesuai, dengan tanpa melupakan tiga aspek penting lainya
yaitu tujuan, materi, dan evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi, motivasi, kondisi, dan lingkungan belajar, (Falahudin, 2014).
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang wajib ada dalam Racangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
atau subtema yang dilaksanakan sekali pertemuan atau lebih sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 Tahun 2016.

Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan
yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Media
sebagai sumber belajar di akui sebagai alat bantu audio, visual duri audiovisual
Pengunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak semberangan, tetapi harus disesuaikan
dengan perumusan tujuaan dan tentu saja dengan kompentensi guru itu sendiri dan
sebagainya. Maka guru yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa
manipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur imformasi dari bahan
yang disampaikan kepada anak didik dalam proses belajar mengajar. Pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan lebih efektif.

Peneliti memperoleh informasi bahwa masalah yang ditemukan pada siswa kelas II
yaitu lemahnya pemahaman siswa pada mata pelajaran matematika salah satunya pada
materi pembagian. Bukan itu saja siswa lebih cendrung tidak suka dengan pembelajaran
matematika di karenakan membosankan siswa sering ngantuk, bosan, dan sering juga
bermain main disaat proses pembelajaran. Masalah ini dikarenakan tidak ada media atau
alat alat untuk menarik siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran. Media seharusnya

3
merupakan bagian yang harus mendapatkan perhatian guru dalam setiap kegiatan
pembelajaran.

Solusi untuk mengatasi masalah tersebut penulis berupaya mengembangkan media


pembelajaran kotak berhitung pada mata pelajaran matematika. Pengembangan media
pembelajaran kotak berhitung dapat membantu siswa dalam menyelesaikan
permasalahan tentang materi pembagian serta memantapkan pemahaman siswa terhadap
konsep pembagian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana mengembangkan media pembelajaran matematika pengembangan media
KOTAK BERHITUNG pada materi pembagian mata pelajaran matematika pada siswa
kelas II sekolah dasar dengan kriteria minimal berada pada kategori valid, praktis dan
efektif?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan pengembangan yang akan di capai dalam


penelitian ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran matematika KOTAK
BERHITUNG yang dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran yang berguna
bagi siswa dalam memahami konsep pembagian dan memudahkan siswa dalam materi
pembagian.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan sejumlah manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis, adapun penjelasanya antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam


pengembangan media pembelajaran matematika kotak berhitung pembagian serta
dapat dijadikan bahan kajian bagi para pembaca khusunya mengenai penguriaan
media pembelajaran matematika kotak berhitung sebagai alat pembagian

2. Manfisat Praktis
a. Bagi Peneliti

4
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis
dalam menambahkan wawasan tentang media pembelajaran untuk pembagian.

b. Bagi Siswa

Mempermudahkan siswa dalam pembagian, memahami konsep pembagian


dan memotivasi siswa supaya lebih senang terhadap pelajaran berhitung

c. Bagi Guru

Dapat meningkatkan profesionalisme dan kreativitasguru dalam proses


pembelajaran di sekolah khususnya dengan pengunaan media pembelajaran.

d. Bagi Sekolah

Dapat meningkatkan dan mengembangkan mutu sekolah dengan mengunakan


media pembelajaran dalam pembelajaran.

E. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Penelitian ini diharapkan menghasilkan produk media pembelajaran matematika


materi pembagian di kelas II Sekolah Dasar dengan spesifikasi produk sebagai berikut:

1. Media Kotak berhitung untuk kelas II


2. Media Pembelajaran kotak berhitung pokus ke materi pembagian yang hasil nya tidak
lebih dari 10
3. Media kotak berhitung terbuat dari papan, triplek, kaca, mika serta manik
manik/kelereng sebagai alat hitung
4. Media kotak berhitung memnpunyai kobinasi warna yaitu ( Hijau, dan Merah)
5. Media Pembelajaran berbentuk kotak dengan ukuran 45 x 20 cm
6. Media Pembelajaran kotak berhitung terdiri dari 10 kotak kotak kecil bersap dan
bagian laci 10 kotak bersap untuk menentukan hasilnya
7. Media kotak berhitung bagiaan depanya transparan terbuat dari kaca

F. Asumsi dan keterbatasan pengembangan

1. Asumsi Pengembangan

Pentingnya pengembangan ini adalah untuk memecahkan masalah yang


ditemukan, dikarenakan pada kurikulum 2013 sangat membutuhkan media seperti
KOTAK BERHITUNG agar pembelajaran lebih menarik.

2. Keterbatasan pengembangan

5
Beberapa keterbatasan produk yang akan dikembangkan dalam proposal ini
sebagai berikut

a. Pelajaran matematika materi pembagian kelas II


b. Menjelaskan konsep pembagian dengan media yang di kembangkan
c. Hanya sebatas pembagian saja.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pemahaman persepsi, beberapa istilah penting dalam


pelaksanaan pengembangan ini didefinisikan sebagai berikut

1. Pengembangan

Pegembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan


menvalidasi produk pendidikan.

2. Media Pembelajaran Kotak Berhitung

Media Pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan. Adapun Pengembangan media kotak berhitung untuk
memudahkan pembelajaran matematika materi pembagian dan konsep pembagian.

3. Pembagian

Pembagian dapat didefinisikan sebagai pengurangan berulang, pembagian


akan dijadikan materi pada pegembangan media pembelajaran kotak berhitung

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah salah satu alat berpikir yang terjadi pada diri siswa, baik
menyangkut aspek kongnitif, efektif, dan psikomotorik.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis

1. Media pembelajaran

Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat


strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab
keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap
peserta didik. Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang
secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab,
media perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat


membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap pebelajar. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu (Wiratmojo,P dan
Sasonohardjo, 2002). Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak
bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan
media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian pembelajar
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataanya bagian inilah yang
masih sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul
antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulitnya
mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dll. Hal ini sebenarnya tidak
perlu terjadi jika setiap pembelajar telah membekali diri dengan pengetahuan dan

7
keterampilan dalam hal media pembelajaran. Sesungguhnya betapa banyak jenis
media yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi,
waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media
memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat
memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan
(Wiratmojo,P dan Sasonohardjo, 2002).

Dunia pendidikan dewasa memasuki era dunia media, di mana kegiatan


pembelajaran menuntut dikuranginya metode ceramah dan diganti dengan
pemakaian banyak media. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran saat ini yang
menekankan pada keterampilan proses dan aktif learning, maka kiranya peranan
media pembelajaran (yang dalam uraian selanjutnya sering disebut media),
menjadi semakin penting. Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran,
dapat ditekankan beberapa hal berikut ini: sebagai alat untuk membuat
pembelajaran yang lebih efektif, mempercepat proses belajar, meningkatkan
kualitas proses belajar-mengajar, mengkongkretkan yang abstrak sehingga dapat
mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. Perencanaan dalam pembuatan
media meliputi: Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, Perumusan tujuan,
memilih, merubah dan merancang media pembelajaran, perumusan materi,
pelibatan siswa dan evaluasi (Evaluation).

Media pembelajaran adalah salah satu strategi bagi guru umtuk menarik siswa
agar lebih berminat dalam menyimak materi pembelajaran. Media pembelajaran
juga salah satu alter natif guru dalam menyampaikan suatu meteri pembelajaran
karna biasanya media pembelajaran yang menarik adalah salah satu cara bagi
siswa untuk lebih memahami suatu materi. Media pembelajaran juga adalah
bahan ajar yang harus di kuasai oleh seorang guru pada jaman sekarang oleh
karena itu media pembelajaran kotak berhitung adalah salah satu media yg cocok
pada siswa kelas II sekolah dasar.

2. Pengertian Pengembangan

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,


teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan
latihan. Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis,
dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan

8
dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan
kompetensi peserta didik.1 Maka pengembangan pembelajaran lebih realistik,
bukan sekedar idealisme pendidikan yang sulit diterapkan dalam kehidupan.
Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan subtitusinya. Secara materi,
artinya dari aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan perkembangan
pengetahuan, sedangkan secara metodologis dan subtansinya berkaitan dengan
pengembangan strategi pembelajaran, baik secara teoritis maupun praktis.

Penelitian pengembangan adalah suatu atau langkah-langkah untuk


mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah
ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menghasilkan produk baru melalui pengembangan. Berdasarkan pengertian
pengembangan yang telah diuraikan yang dimaksud dengan pengembangan
adalah suatu proses untuk menjadikan potensi yang ada menjadi sesuatu yang
lebih baik dan berguna sedangkan penelitian dan pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau
menyempurnakan produk yang telah ada menjadi produk yang dapat
dipertanggung jawabkan.

9
3. Kotak Berhitung

Kotak adalah peti kecil tempat barang perhiasan, barang kecil, dan sebagainya,
dan matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan KBBI. Dengan dua pengertian yang disampaikan di atas dapat diambil
pengertian bahwa kota matematika adalah suatu kotak yang dapat digunakan
untuk mengenalkan dan mengajarkan materi pembelajaran yang berkaitan dengan
matematikan, baik itu kemampuan berhitung, mengenalkan bilangan pada
pembelajaran yang dilakukan di dunia pendidikan. Kotak diartikan sebagai suatu
persegi atau dapat dikatak sebagai bangun ruang. Dalam pembelajaran
matematika ini kotak matematika dibuat untuk digunakan sebagai alat permainan.
Dimana kotak matematika ini membantu mengenalkan konsep bilangan pada
anak Taman Kanak-kanak Kelompok A. Kotak matematika didesain sedemikian
rupa hingga menarik dan membuat kotak ini memiliki fungsi untuk belajar
mengenal konsep bilangan secara lebih mudah.

B. Penelitian yang relevan

1. Berdasarkan Luh Putu Putrini Mahadewi hasil penelitian ini adalah (1) deskripsi
dari rancang bangun pengembangan media sederhana kotak hitung dengan
prosedur pengembangan model Luther; (2) Media sederhana kotak hitung valid
dengan hasil uji para ahli dan uji coba produk yaitu: ahli media pembelajaran
diperoleh persentase 96% dengan kualifikasi sangat baik, ahli desain
pembelajaran diperoleh persentase 98% dengan kualifikasi sangat baik, ahli
materi pembelajaran diperoleh persentase 100% dengan kualifikasi sangat baik,
uji coba perorangan diperoleh persentase 97% dengan kualifikasi sangat baik, uji
kelompok kecil diperoleh persentase 98% dengan kualifikasi sangat baik, uji
lapangan diperoleh persentase 100% dengan kualifikasi sangat baik; (3)
Penerapan media sederhana kotak hitung efektif meningkatkan hasil belajar
matematika siswa yang ditunjukkan dari hasil perolehan thitung = 7.375 dan
ttabel = 1.812. Ini berarti thitung lebih besar dari ttabel (thitung>ttabel) sehingga
dapat disimpulkan media sederhana kotak hitung efektif untuk meningkatkan

10
hasil belajar siswa kelas II di SD Negeri 2 Liligundi pada tema lingkunganku
bidang matematika materi operasi hitung dasar perkalian dan pembagian.
2. Ajeng Dimas juga berpendapat Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya
pemahaman siswa pada materi operasi perkalian dan tidak adanya media
pembelajaran yang tersedia untuk materi perkalian di kelas II SDN 08 Grajagan
Kab Banyuwangi, siswa masih menggunakan jari untuk menghitung soal-soal
perkalian. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dibutuhkan media pembelajaran
yang terbuat dari benda konkret, aman, menarik, dan mudah dipahami oleh siswa
agar pembelajaran lebih aktif dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan produk media pembelajaran berupa "KOBER" (Kotak
Berhitung) pada materi operasi perkalian mata pelajaran matematika di kelas II
sekolah dasar. Penelitian pengembangan yang digunakan yaitu mengacu pada
model pengembangan menurut Borg dan Gall (Syaodih, 2013 169-170) yang
sudah dimodifikasi, karena menurut Ardhana (2002, 09) prosedur pengembangan
bukan merupakan langkah-langkah baku yang harus diikuti. Oleh karena itu
peneliti memodifikasi menjadi 7 langkah yaitu analisis kebutuhan, perencanaan
rancangan produk, desain produk awal, uji coba tahap I, revisi produk
operasional, uji coba tahap II, dan produk akhir. Hasil penelitian dari uji validasi
ahli media diperoleh 95%, ahli materi 92%, ahli pembelajaran 86%, dan dari uji
coba tahap I 97 %, uji coba tahap II 98% yang menunjukan kriteria sangat valid
atau sangat layak. Sedangkan hasil uji coba produk tahap I berjumlah 5 siswa
memperoleh rata-rata 86 dan uji coba tahap II yang berjumlah 20 siswa
memperoleh rata-rata 95,2. Tingkat efektikvitas pembelajaran menggunakan
media "KOBER" dapat disimpulkan sangat baik, karena respon yang diberikan
siswa menimbulkan timbal balik antara guru dengan siswa, dan hasil belajar yang
diperoleh sudah memenuhi KKM.

11

Anda mungkin juga menyukai