Bab Ii - 2
Bab Ii - 2
Bab Ii - 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Cyperus L
8
2. Deskripsi rumput teki (Cyperus rotundus Linn)
Rumput teki dengan nama ilmiah Cyperus rotundus Linn dikenal juga
dengan sebutan Purple nutsedge yang telah digunakan sebagai obat tradisional di
China, India dan beberapa negara di seluruh dunia. Purple nutsedge, telah disebut
sebagai salah satu gulma di bidang pertanian. Rumput teki (Cyperus rotundus
Linn) tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, tumbuh hampir di semua jenis
tanah, ketinggian, kelembaban, kelembaban tanah dan pH, namun tidak di tanah
dengan kadar garam tinggi. Tanaman ini diketahui bisa bertahan pada suhu
nutsedge) ini biasanya tumbuh pada ladang, area limbah, pinggir jalan, padang
rumput, dan daerah yang merupakan ekosistem alami. Tanaman ini termasuk
kedalam tanaman liar yang sulit dibasmi karena menghasilkan umbi yang
membuat tanaman ini sangat cepat beregenerasi. Produksi umbi dan rimpang
merupakan faktor penting pada spesies ini sebagai gulma. Umbi menawarkan
mekanisme reproduksi aseksual dan merupakan unit penyebaran utama yang bisa
dan berdaging kemudian menjadi berserat, dan berubah menjadi warna coklat tua
tunas. Umbi tanaman ini berwarna coklat gelap saat matang, memiliki ketebalan
sekitar 12 mm, dan panjang bervariasi dari 10- 35 mm. Daun berwarna hijau tua
9
berkilau yang muncul dekat pangkal tanaman dengan ukuran 5-12 mm dan
menonjol pada bagian tengah daun. Batang tanaman atau tangkai tegak lurus
dengan tinggi mencapai 10-50 cm, dengan permukaan batang yang halus dan pada
ujung batang terdapat percabangan tempat munculnya bunga yang biasanya terdiri
dari 3-9 cabang degan panjang yang tidak sama. Bunga berbentuk bulir
bagian umbi dan daun. Bahan nabati pada rumput teki dapat digunakan sebagai
a. Flavonoid
yang merupakan pigmen tumbuhan. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk
b. Alkaloid
10
golongan ini adalah alkaloid nakonitum dan alkaloid steroid. Alkaloid ini
2016).
c. Seskuiterpenoid
unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar
Senyawa ini mempunyai bioaktivitas yang cukup besar diantaranya adalah sebagai
d. Tanin
Tanin adalah polifenol yang larut dalam air yang sering ditemukan di
tanaman herba dan berkayu yang lebih tinggi. Senyawa ini bisa dikelompokkan
Tanin mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Kadar
tanin yang tinggi mungkin mempunyai arti pertahanan bagi tumbuhan, membantu
e. Saponin
busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering
11
4. Manfaat dan potensi rumput teki
teki, ternyata masyarakat telah sering menggunakan rumput teki untuk pengobatan
penyakit, menurut Riemens, Weide dan Runia (2008) penggunaan rumput teki
Manfaat rumput teki bagi kesehatan adalah dapat mengobati kencing batu.
Umbi dari rumput teki ini apabila direbus dan diolah dengan tepat dapat
Daun dari rumput teki ternyata juga sangat bermanfaat untuk memperbaiki
siklus menstruasi atau haid pada wanita. Banyak dari wanita saat ini yang
mengalami masalah pada siklus haidnya, karena berbagai macam hal, seperti
stress, pola makan yang tidak sehat dan banyak hal lainnya yang dapat
Manfaat penting lainnya dari umbi rumput teki adalah untuk masalah
pencernaan. Salah satu masalah pencernaan yang paling sering dialami adalah
kesulitan buang air besar, dan buang air besar terasa keras dan tidak lancar, serta
sering mengalami sakit perut. Umbi rumput teki dapat menjadi salah satu obat
12
Manfaat penting lainnya dari rumput teki dan juga umbi rumput teki
adalah dapat mempercepat proses pembekuan darah dan juga dapat membantu
Bagi seorang ibu yang sedang menyusui, rumput teki dan juga umbi
rumput teki memiliki manfaat yang sangat baik untuk membantu merangsang
produksi ASI.
Manfaat lainnya yang sangat penting dari daun rumput teki ini adalah
seperti eksim, panu, kutu air, ruam dan berbagai macam penyakit kulit lainnya
dapat sembuh dengan memanfaatkan rumput teki. Daun rumput teki di rajang dan
dikompreskan ke bagian kulit yang mengalami penyakit kulit hingga terasa dingin
g. Mengobati keputihan
Manfaat rumput teki untuk kesuburan juga sangat penting bagi para
wanita dan dengan adanya rumput teki, maka kondisi keputihan ini dapat teratasi
terhadap beberapa manfaat dari rumput teki (Cyperus rotundus Linn), beberapa
13
1) Aktivitas anti-inflamasi
inflamasi aktivitas melawan edema karagenan yang diinduksi pada tikus putih.
Dalam studi lain ekstrak petroleum eter dari rimpang menunjukkan aktivitas
petroleum eter. Terpenoid diketahui dapat menjadi anti inflamasi yang sangat
ampuh, sebagai antipiretik dan analgesik yang signifikan, efeknya mirip dengan
asam asetil salisilat. Cyperus rotundus Linn juga dilaporkan sebagai pelindung
Ekstrak alkohol dari bagian umbi Cyperus rotundus Linn diperiksa untuk
aktivitas penyembuhan luka dalam bentuk salep dalam tiga jenis dari model luka
pada tikus: eksisi, sayatan dan model luka yang mematikan, salep ekstrak rumput
teki menunjukkan cukup banyak perbedaan respon pada semua model luka diatas
sebanding dengan obat salep nitrofurazon standar dalam hal waktu penutupan luka
3) Aktivitas antimikroba
etanol rumput teki saat diuji diakui aktif melawan semua strain bakteri, sementara
14
Dalam studi lain ekstrak aseton dan etanol menunjukkan aktivitas yang signifikan
sebagai antibakteri spektrum luas dalam metode difusi cakram. Uji aktivitas
antimikroba dilakukan terhadap bakteri patogen manusia (gram negatif dan gram
B. Staphylococcus aureus
Dalam bahasa Yunani, Staphyle berarti anggur dan coccus berarti bola atau bulat.
warna kuning emas yang dihasilkan membuat salah satu spesies dari bakteri ini
diberikan nama aureus, yang berarti emas seperti matahari (Radji, 2009)
Kingdom : Protozoa
Divisio : Schyzomycetes
Class : Schyzomycetes
Ordo : Eubacterialos
Family : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
15
Gambar 2 Staphylococcus aureus (Jawetz, Medical Microbiology, 2013)
biasanya tersusun dalam kelompok ireguler seperti anggur. Organisme ini mudah
tumbuh pada banyak jenis medium dan aktif secara metabolis, memfermentasi
karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasi dari putih sampai dengan
kuning tua. Staphylococcus bersifat nonmotil dan tidak membentuk spora. Dalam
temperatur 20-35ºC. Koloni pada media padat berbentuk bulat dan mengkilat
(Jawetz, 2013)
ini akan menghasilkan hasil positif saat uji koagulase, hal ini merupakan salah
satu ciri khas yang dimiliki untuk dapat dibedakan dengan bakteri spesies lain
16
Staphylococcus aureus sepanjang hidup, dengan kisaran keparahan dari keracunan
makan atau infeksi kulit minor hingga infeksi berat yang mengancam jiwa. Selain
itu bakteri ini juga menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen (Jawetz, Melnick dan Adelberg, 2012).
faktor virulensi yang menyebabkan penyakit berat pada normal host, faktor
differensiasi yang menyebabkan penyakit yang berbeda pada sisi atau tempat
berbeda, faktor persisten bakteri pada lingkungan dan manusia yang membawa
gejala karier, dan faktor resistensi terhadap berbagai antibiotik yang sebelumnya
masuk bakteri patogen ke dalam tubuh yang paling sering adalah daerah
pencernaan, genital dan saluran kemih. Daerah abnormal membran mukosa dan
kulit (misalnya, luka terbuka, luka bakar, dan luka lainnya) juga sering menjadi
tempat masuknya bakteri. Kulit dan membran mukosa yang normal memberikan
Adelberg, 2012).
antara 20-50%. Koagulase yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat mengkatalisis
perubahan fibrinogen menjadi fibrin dan dapat membantu organisme ini untuk
17
membentuk barisan perlindungan. Pelekatan bakteri ini terhadap hostnya dibantu
protein matriks yang dihasilkan (misalnya fibronektin dan kolagen) serta memiliki
reseptor terhadap sel penjamu. Invasi akibat bakteri Staphylococcus aureus terjadi
karena bakteri menghasilkan enzim litik ekstraselular (misalnya lipase) yang dapat
tubuh, dan menyebabkan efek toksik yang berbahaya bagi host. Faktor-faktor ini
dikenal sebagai faktor penentu virulensi (Costa et al., 2013). Untuk sebagian besar
sehingga sulit untuk menentukan secara tepat peran dari setiap faktor (Akiyama et
al., 2011).
18
4. Mekanisme infeksi
b. Invasi
1) α-toksin
α-toksin adalah toksin yang paling dikenal sebagai toksin yang dapat
berikatan dengan membran sel yang rentan. Sub-unit ini kemudian akan
membran sel yang mengakibatkan membran sel menjadi bocor. Sel-sel yang
rentan memiliki reseptor spesifik untuk protein ini, sehingga toksin akan melekat
pada sel. Ini mnyebabkan terbentuknya pori-pori kecil yang dapat dilewati oleh
toksin. Setelah terikat dengan toksin iini, serangkaian reaksi sekunder yang dapat
2) β-toksin
19
β-toksin adalah suatu spingomielinase yang merusak membran yang kaya
kemampuan toksin ini melisiskan eritrosit domba. Sebagian besar penelitian yang
dari manusia.
3) δ-toksin
4) Stafilokinase
mengaktifkan plasmin yang akan melarutkan bekuan fibrin. Enzim ini dapat
1) Simpal polisakarida
aureus biasanya disebut dengan mikrokapsul karena hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron. Kapsul ini diduga dapat menghalangi proses fagositosis saat
20
2) Protein A
molekul IgG. Didalam serum, bakteri akan bergabung dengan molekul IgG
3) Leukosidin
Staphylococcus aureus. Oleh sebab itu, leukosidin dapat dikatakan sebagai salah
toksin yang bertanggung jawab atas gejala-gejala yang ditimbulkan selama infeksi
berlangsung. Beberapa toksin telah dilepaskan pada saat invasi, yang akan
C. Antimikroba
berasal dari bahan alam. Bahan alam yang banyak digunakan sebagai antimikroba
21
1. Pengukuran aktivitas antimikroba
dengan salah satu di antara dua metode utama yaitu dilusi dan difusi. Parameter
Estuningsih, 2010).
a. Metode dilusi
Metode dilusi adalah suatu uji aktivitas antibakteri dimana sejumlah zat
Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah
ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area
dibedakan menjadi dua yaitu cara Kirby Bauer dan cara sumuran.
22
1) Cara Kirby Bauer
Uji difusi cara Kirby Bauer adalah standar yang telah digunakan selama
Kesehatan Dunia di Indonesia pada tahun 1961 sebagai salah satu uji untuk
(Jackie, 2011)
dilapisi ke agar Mueller Hinton Agar. Setelah itu, cakram kertas berisi berbagai
kemudian akan berdifusi keluar dari cakram menuju ke permukaan media agar
(Luc, 2015). Berdasarkan diameter zona inhibiton dan kriteria interpretasi CLSI,
hasilnya kemudian ditetapkan ke tiga kategori, lemah, sedang, kuat (Jiang, 2011).
antibiotik, dalam hal biaya metode ini lebih murah, dalam proses metode ini
2) Cara sumuran
Metode ini serupa dengan metode difusi disk, dengan membuat sumuran
pada media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur
23
2. Faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba
beberapa faktor, menurut Jawetz, Melnick dan Adelberg (2012) faktor yang
beberapa bahan alam yang tidak berfungsi secara maksimal jika pada pH basa dan
b. Besar inokulum
hambat zat antimikroba yang tampak pada organisme itu. Populasi bakteri yang
besar akan lebih lama dan lebih jarang mengalami inhibisi dibandingkan dengan
populasi bakteri dengan jumlah yang kecil. Selain itu tingkat resistensi suatu
yang besar.
c. Lama inkubasi
24
mikroorganisme yang paling tidak sensitif oleh agen antimikroba akan
Organisme yang aktif dan cepat bertumbuh akan lebih sensitif terhadap
fase istirahat. Organisme yang tidak aktif secara metabolik dan berhasil bertahan
hidup dengan paparan agen antimikroba dicurigai merupakan turunan yang telah
bahan alam.
25